STROKE Patomekanisme Gejala Faktor Resiko Tata Cara Diagnosis Penganan farmako Tipe Stroke HEMORAGIIK ISKEMIK (NON HEMORAGIK) Peningkatan Tek. Intrakranial SUBARACHNOID (SAH) INTRACEREBRAL (ICH) Ruptur aneurisma (paling sering a. communicans Ruptur arteri di anterior), MAV Parenkm/Ventrikel (Ganglia Basalis, Thalamus, PONS, Cerebellum) - Nyeri kepala hebat - TIK Î (mual muntah, nyeri - Hilang kesadaran kepala, papiledem, - Meningismus (kaku kuduk) kesadaran menurun) - Mual muntah - Fotofobia - Sering disertai aura sebelumnya (nyeri kepala, defek pengelihtan, ganggaun grak bola mata, nyeri) - ANEURISMA - HTN - HTN - CT scan tanpa kontras - CT - LP (eritrosit dan xantokrom Î ) - DSA (Digital-Substraction Cerebral Angiography) - CT angiografi (tidak invasive) vasospasm: Ca Channel Bloker (NIMODIPIN 60 - TIK: Mannitol 0,5 – 1 g/kg mg) - HTN: Nicardipin - Darah terlalu encer: Anti koagulan - HEPARIN (Protamin sulfat) NO peningkatan tek intrakreanial THROMBUS/EMBOLI Adanya thrombus/emboli - Coiling, Clipping Orang muda (30 – 50 thn) Operasi hanya untuk orang muda. Orang tua Hipertensive Ensefalopati: komplikasi dari HTN emergenci, penanganan: NICARDIPIN Defisit neurologis <24 jam dengan pemulihan sempurna - Sama seperti stroke iskemik tapi gejala dan tandanya selesai dalam hitungan menit PJK - - Penanganan non farmako Epidemiologi Hemiparese a. Cerebri anterior (KAKI) a. Cerebri media (Hemiparese hemihipestesi krn lewat a. lenticulostriata) a. Cerebri posterior TIA DSA (Digital-Substraction Cerebral Angiography) Akut < 3jam: IV Thrombolisis (R-TPA) Aterosklerosis: Anti Platelet (Aspirin 81 – 325 mg, Clopidogrel 75 mg, Aspirin+Dipridamole) -> kontra pasien ulkus peptikum Aritmia, AV tanpa ggn Valvular: Anti-koagulan Sama iskemik Mirip dengan stroke iskemik tapi antara anti-platelet atau anti-koagulan P. DEMYELINISASI MULTIPLE SCLEROSIS Patomekanisme Gejala Faktor Resiko Penganan farmako Epidemiologi TIPE P. DEMYELINISASI SSP DEVIC’S DISEASE/NEUROMYELITIS OPTICA Lesi multiple “descrete” akibat destruksi myelin PLAK di perivenous Ventrikel Lateral - SERANGAN BERULANG (RELAPS) - Paraparese (kelemahan motoric, kesemutan) - Gangguan Peneglihatan (buram, diplopia, buta) Autoimun Sel T Kortikosteroid (Metilprednison, Dexametason), Imunosupresan, Beta interteron Remaja, Dewasa Muda Radang di Medulla Spinalis dan n. Opticus (II) - TIDAK RELAPS (umumnya) - Diawali ISPA - Tiba-tiba buta (Neuritis Optik) - Para/Tetraparese - Gejala mirip myelitis Autoimun Sel B Samaji Multiple Sclerosis 3 Sistem Keseimbangan: Sistem Visual, Sistem Proprioseptif, Sistem Vestibular Vertigo: 1. V Vestibuler (rasa berputar2) 2. V NonVestibuler (rasa melayang) 3. V Presyncope (rasa mau pingsan) 4. V Dysequilibrium (ggn keseimbangan karena gangguan alat gerak) TIPE GGN VESTIBULER BPPV (BENIGN PAROXYSMAL POSITIONAL VERTIGO) MENIERE’S DISEASE (Hydrops Endolimfatik) GGN VESTIBULER Patomekanisme Ada benda asing yang berenang2 dalam canalis semisirkularis Gejala - VERTIGO MENDADAK (rasa pusing, nda mau buka mata) Nistagmus Mual Muntah Tata Cara Diagnosis - Dix-Hallpike Manuver (perhatikan adanya vertigo dan nistagmus) Side lying Manuver Penganan farmako Penanganan non farmako - Canalith Repositional (Manuver Eplay) Semonth Manuver Latihan Brand Daroff Cairan endolimph meningkat (telinga penuh) dalam canalis semisirkular dan bias sampe ke organon corti (pendengaran) Trias Meniere: 3 Derajat Meniere (semua vertigo) 1. Vertigo Episodik I : mual muntah, belum tinnitus 2. Tinitus (tuli) II : tinnitus 3. Telinga rasa penuh III : tuli total - Vasodilator (BETAHISTIN 40 mg) Pembedahan atau labirinektomi kalau terapi sdh tidak efektif, untuk menyelamatkan progresitfitas tuli NYERI KEPALA Gejala Penganan farmako Epidemiologi Nyeri Kepala MIGRAIN Migrain tanpa Aura (Common Migrain) 2/4: - Unilateral, menyebar jadi bilateral - Denyut - Intensitas sedang - berat - Diperberat aktivitas fisik 1/2 - Fotofobia, fonofobia - Mual Muntaaah Migrain dengan Aura (Classic Migrain) Diawali dengan deficit neurologis focal unilateral reversible 5 – 20 menit Min 4 menit atau 2 aura terjadi bersama2 Nyeri kepala dengan interval aura adalah < 60 menit - Minimal 5 serangan Durasi 4 – 72 jam (3 harian) Kebalikan Tension Type - Minimal 10 serangan Nyeri 30 menit – 7 hari Bilateral, menekan/mengikat TIDAK BERDENYUT Intensitas ringan – sedang Tidak diperberat aktivitas fisik, mual muntah, fotofonofobia Tegang otot - Golongan Triptan (kontra pada ibu hamil) - Asetaminofen Ibuprofen Cewek, paling sering - TENSION TYPE - - CLUSTER - - Ergotamin - Preventif = verapamil lk - Minimal 5 serangan Durasi 15 – 180 menit Episodik (bias berulang) Nyeri unilateral, orbital, supraorbital, temporal Mata merah, nangis, ingus, wajah keringat Klasifikasi Migren 1. Migren Tanpa Aura 2. Migren dengan Aura a. MDA Tipikal: NO kelemahan motorik b. MDA Hemiplegik Familial: Ada kelemahan motoric + riwayat keluarga c. MDA Hemiplegik Sporadik: Ada kelemahan motoric + tidak ada riwayat keluarga d. MDA Basiler (JARANG): Tidak ada kelemahan motoric, berasal dari batang otak 3. Migrain lain lain a. Migren kehamilan: trimester I => Parasetamol selama hamil, pertengahan trimester => NSAID, NO TRIPTAN b. Migren Menstrual: 6 hari sebelum haid, grgr kurang estrogen c. Migren Retinal: Childhood periodic syndrome: - Nyeri kepala 1 jam – 5 hari - Muntah 4x/1 jam - Tatalaksana: Flunarizin, Pizotifen Nyeri Facial NEURALGIA TRIGEMINAL - V.1 (supraorbital) Terbakar Etiologi Herpes - V.2 (maxillaris) Tertusuk Etiologi Sakit gigi - Durasi kurang 20 – 30 detik - Sakit saat mengunyah, menggigit, raba ringan - Intensitas sangat sakit Obat anti epilepsy (Carbamazepin) NEUROPATI Jenis Neuropati Horner Syndrom Patomekanisme Gejala Gullain-Barre Syndrom (GBS) Gangguan Saraf Simpatis Autoimun saraf Cervical (krn Tumor atau perifer, didahului diseksi a. car. Int) oleh infeksi CMV (cytomegalovirus), EBV (epstein bar virus), dll - Miosis (m. dilatator pupilae) - Ptosis (m. tarsalis superior) - Enoftalmus (m. muller) - Anhidrosis (tidk berkringat) ipsilateral (ganglion stellatum) Ada hub. dgn sifilis (Treponema pallidum) - - - AIDP (Acute Inflamatory Demyeleniting Polyneuropathy) AKUT SIMETRIS Ascending Landry Paralisis (progresif: keram lumpuh paraparese tetraparese lumpuh otot nafas) Kadang disertai paresis wajah bilateral Bell’s Palsy Lumpuh n. facialis perifer - - Kelainan di mulut pada saat: Bangun tidur, gosok gigi, kumur, minum, dan bicara Hilang rasa 2/3 anterior lidah Crocodile Tears Syndrom (gejala pasca awitan) PENTING: HARUS HANYA PARESIS N. VII SAJA, nda boleh ada paresis n. cr lainnya) Tata Cara Diagnosis Penganan farmako Kortikosteroid Klasifikasi Neuropati - Mononeuropathy (1 ji yg neuropati) - Polineuropati (dia neurpatinya simetris kiri kanan) - Mononeuritis Multiplex (banyak di tempat random neuropatinya) Kortikosteroid Carpal Tunnel Syndrom Entrapment n. medianus di bawah Retinaculum Flexorum (Lig. Transversum Carpi) - Keram Nyeri tumpul dan intermitten pada malam hari Nyeri berkurang dengan mengibas tangan Baal Kesemutan Peroneal Palsy Disfungsi/gangguan n. peroneal (di betis) - Keram, hipestesia pada betis Lemah kaki dan pergelangan kaki DROP FOOT (tidak bias dorsoflexi) Slapping Gait Tarsal Tunnel Syndrom Entrapment n. tibialis posterior (malleolus medialis Tarsal tunnel: - N/A/tendon tibialis posteror - FHL dan FDL - Nyeri tumpul pergelangan kaki - Kesemutan - Muncul pada malam harii Pada jari 1,2, 3, 4½ (yang dipersarafi n. medianus) - Tinnel test + - Phalen test + Kortikosteroid + NSAID Kortikosteroid Tinnel Test + NSAID + Steroid oral, Kortikosteroid injeksi KEL MED. SPINALIS Kelainan Medulla Spinalis Acute Medullary Syndrom Brown Sequard Syndrom Patomekanisme Cedera pada medulla spinalis Cedera ½ sisi MS ( tract corticospinal & spinotalamicus) Gejala - Ipsilateral - Paralisis spastik - Gangguan proprioseptif, raba halus, vibrasi Kontralateral: - Hilang sensoris nyeri dan suhu Quadriplegia: > T1 Complete Quadriplegia: >C6 Inkomplit Quadriplegia = C6 Respiratorik= C1-4 Paraplegia > T2 Central Cord System - Sering di C4-6 - Hilang sensasi dan gerakan pada ext atas Anterior Cord Syndrom - Hilang pergerakan dan sensasi nyeri dan suhu di bawah T4 lah - Tapi sensasi proprioseptif, getaran, dan taktil masih bagus - Tidak disertai ggn kesadaran Complete Spinal Transaction Hernia Nucleus Pulposus (HNP) Cedera seluruh lapang medulla Prolaps Diskus Intervertebral (L4 – spinalis segmen tertentu L5, L5 – S1) karena sering angkat beban berat Gejala berdasarkan tinggi IV Stadium HNP: segmen: - I (Buldging): annulus fibrosus - Servical: otot pernafasan mulai menonjol kenna (d atas T4) - II (Protrusi): NP sudah keluar - Thoracal: paraparesis dan tapi belum robek SSO - III (Extrusi): NP sudah bocor - Thoracal bawah, - IV (Sequestran): Sudah disertai Lumbosacral atas: retensi urin fraktur akvi - ISKIALGIA - Nyeri bertambah berat bila mengejan, batuk, bersin, mengangkat beban berat, menunduk Tata Cara Diagnosis Penganan farmako Metildprednison 30 mg bolus IV KEL MED. SPINALIS Patomekanisme Gejala Metilprednison 30 mg bolus IV Metilprednison 30 mg bolus IV Tes Laseque <70o Tes Valsava + Tes Bragard Analgetik, Obat Pelemas otot, OPIOID, Kortikosteroid Kelainan Medulla Spinalis Radicalur Syndrom Gangguan pada Radix - Radix Anterior (motoris): jarang Sindroma Cauda Equina Neurogenic Bladder Syringomelia Kompresi Cauda Equina (saraf lumbosacral di bawah conus medullaris L1 - L2) Simpatis: n. hipogastricus, cornu lateral T12, L1, L2 Canalis sentrlisnya terlalu lebar (seperti ada tabung di tengah MS) - Low Back Pain Nyeri Radikular ALS (Amyotropic Lateral Sclerosis) Neurodegeneratif (kematian motor neuron pada UMN dan LMN) Parasimpatis: n. pelvicus Cornu lateral S2, S3, S4 Somatik: n. Pudendus Cornu Anterior S2 – S4 - Inkontinensia Urin - Sering Urinasi KHAS: - Gangguan motoric - Awal : kelemahan/atrofi - Radix Posterior (sensoris): Nyeri & Mati rasa - Penganan farmako Kelemahan motoric (paraplegia) Ganggaun Miksi Gangguan Defekasi - Perasaan bladder tidak kosong Selalu mau urinasi walau sudah pipis Betanekol (membantu stimulasi kontraksi bladder yang menyimpan urin) - Gangguan sensorik Gangguan otonom otot, kedutan, rasa kram - Merasa canggung saat jalan, sering jatuh, sulit menulis, kancing baju. Dll - Bahaya: Dysfagi, dysarthria, spastisitas Riluzole (hambat pelepasan glutamate) NEUROMU SCULAR Myestenia Gravis Tipe Neuromuscular Disease Polimiositis Neurofibromatosis DISEASE Patomekanisme Lemah otot parah akibat autoimun terhadap reseptor Ach di neuromuscular junction. Dan ada hubungannya dengan kelenjar Thymus. Radang pada otot, miopati inflamasi yang idiopatik (autoimun) dan peninggian kadar enzim otot lurik Gejala - Kelemahan Otot berulang (diperburuk aktivitas, diperbaik dgn istirahat) dan kelelahan Gol. MG 1. Gol I M. Ocular: ptosis (biasax unilateral) dan diplopia, ringan simptomnya tp sering resisten thdp pengobatan 2. Gol II M. Bentuk Umum Ringan: Perlangsugnan lambat. Gejala otot mata > muka > anggota badan > bulbar (otot tenggorokan/leher). OTOT PERNAFASAN BLM TERKENA 3. Gol III M. Bentuk Umum Berat: Perlangsungan cepat. Gol II M. Bentuk Umum Ringan + Gangguan Otot Pernafasan 4. Gol IV Krisis Myestenia Kelemahan otot menyeluruh + Paralisis Otot Pernafasan - - - Tata Cara Diagnosis Penganan farmako Penanganan non farmako Tes Klinik Sederhana 1. Tes Wertenberg: Ptosis (+) 2. Tes Pita Suara: suara turun Tes Faramkologik (melihat efektivitas obat) 3. Tes Edrophonium (Tes Tensilon) 4. Tes Neostigmin Pemeriksaan Antibodi AchR EMG Foto Torax dan CT Scan (Thymoma/Hiperplasia Timus) A. Asetilkolin Esterase 1. Piridostigmin Bromida (mestinon) 2. Neostigmin Bromida (prostigmin) B. Imunosupresan (Post-timektomi/thymoma) 1. Kortikosteroid (Prednisolon) 2. Azatioprin (Imuran) 1. TIMEKTOMI 2. Plasma paresis - - - - Kelumpuhan dan kelemahan simetris JARANG TERKENA OTOT WAJAH/BULBAR “Susah Sisir rambut” krn otot proksimal Proximal > distal Nyeri otot (myalgia) dan sendi Fenomena Raynaud Kemerahan Kesulitan menelan Demam BB turun Gangguan neurokutaneus karena mutasi gen Neurofibromatosis tipe I -> kromosom 17 n.l.: Von Reckling Hausen/Nfm. Perifer Neurofibromatosis tipe II -> kromosom 22 n.l : Nfm. Acustic Bilateral/Nfm. Sentral Nfm. 1: - pada anak Café Au Lite - Axillary frackling – berck hitam d ketiak - Neurofibroma (kutil2) - Nodul lisch - Glioma optik Pem. Histologi Pem Lab (Creatin Kinase tinggi 5-50x tapi <100 dan Aldolase) EMG (+) Biopsi untuk menyingkirkan dd lain Tamapakan MRI Kortikostroid (Prednison) Lini pertama: 1 mg/kg/hari Imunosupresan: Kortikosteroid (tp bukan lini 1) Terapi goyang2 otot (range of motion) Bedah Kemoterapi Komplikasi PEDIAT RI 3. Imunoglobulin - 1. Krisis Myestenic (krn MS) Pupil midriasis, td naik, takikardi, air mata-mulut kering, sesak] - Penangannya achesterase+imunosupresan 2. Krisis Kolinergic (krn efek obat ach esterase) Pupil myosis, td turun, bradikardi, keringat, diare, pucat - stop achesterase, ICU, sulfastropin Miopati (akibat penggunaan kortikosteroid) Radiasi Tipe Neuromuscular Disease Kejang Demam Cerebral Palsy Patomekanisme Gejala Tata Cara Diagnosis Penganan farmako Penanganan non farmako Komplikasi Pemasangan bidai -