13. Kegawatan dalam Paliatif Care

advertisement
KEGAWATAN DALAM PALIATIF CARE
 IDENTIFIKASI KEGAWATAN DALAM PALIATIF
CARE DAN KASUS-KASUS YANG PERLU DIRUJUK
DAN
MANAJEMEN YANG EFEKTIF UNTUK MENGATASI
KEGAWATAN
•Perawatan paliatif : penyakit yang tidak mungkin lagi
disembuhkan, baik penyakit kanker maupun non kanker.
•Tujuan paliatif : meringankan beban penderitaan sehingga
meningkatkan kualitas hidup pasien.
•Penyakit kasus paliatif : mempengaruhi aspek fisik dan
psikososial
•Pada aspek fisik dapat terjadi kegawatan yang perlu
penanganan / rujukan ke pusat layanan kesehatan.
IDENTIFIKASI TANDA KEGAWATAN PADA PALIATIF
DAN YANG PERLU DIRUJUK BESERTA MANAGEMEN
MENGATASI KEGAWATAN
1.
EFUSI PERIKARDIAL DAN TEMPONADE JANTUNG
terjadi pengumpulan cairan dan infiltrasi
sel-sel ganas metastatik ke jaringan
perikardium.
gejala : sesak nafas, ortopnea, nyeri dada
dan perubahan status kejiwaan.
pemeriksaan fisik : takikardi, takipnea,
hipotensi, pulsus paradoksus, suara
jantung yang menghilang dan gesekan
perikardial.
foto thoraks : pembesaran kontur
jantung, disertai efusi pleura
Ekhokardiografi : dapat dilihat kolaps atrium kanan dan ventrikel
pada saat diastolik.
Manajemen :



Perikardiosentesis : meringankan temponade
Penatalaksanaan definitif : operasi
Pada kondisi hemodinamik yang stabil : kemoterapi dan
radioterapi pada jenis kanker yang responsif.
2. Sindroma vena kava superior
Biasanya disebabkan oleh kanker paru terutama small cell lung
carsinoma ( SLCC ). Berat ringannya ditentukan oleh
besarnya obstruksi vena kava dan keberhasilan sistem
kolateral vena kompensatorik yang terjadi.
Diagnosis : sakit kepala, mual, muntah, gangguan penglihatan
dan sinkop.
suara serak, sesak nafas, disfagia atau sakit punggung
Thoraks :adanya masa trakeal atau di mediastinum
Pemeriksaan biopsi : untuk histopatologi.
Manajemen : radioterapi
3. Hiperkalsemia
sebagai akibat metabolik dari keganasan yang tidak terkontrol,
dapat terjadi secara mendadak dan memburuk dengan sangat
cepat.
diagnosis : anoreksia, mual, muntah, poliuria dan perubahan
kesadaran.
Manajemen :
• Pemantauan balans cairan dan status kardiopulmoner untuk
mencegah kelebihan cairan dan gagal jantung. Terapi furosemid
dan hidrasi dengan cairan saline dapat menurunkan
hiperkalsemia.
4. Sindroma lisis tumor
Sekelompok gangguan metabolik yang dapat menjadi penyulit
pada pengobatan kanker. Lisis tumor yang terjadi akan
melepaskan dalam jumlah besar beberapa bahan-bahan tertentu
seperti asam urat, fosfat dan kalium kedalam sirkulasi.
Manajemen
• Hidrasi intra vena
• Bila kadar > 7 mg/dl : alkalinisasi dengan Na bicarbonat
•Hemodialisa untuk indikasi kasus yang berat.
5. Hiperurisemia
kelainan akibat pengobatan leukimia, gangguan
mieloproliferatif, limfoma atau mieloma.
diagnosis : uremia, hematuri, dan rasa nyeri
menandakan
adanya batu ginjal.
asam urat > 10 : oliguri atau anuri dengan
atau
tanpa adanya kristal asam urat, kadar
nitrogen dan
kreatinin serum meningkat.
Manajemen
• Hidrasi dan alkalinisasi
• Hemodialisa jika diperlukan
6. Hiponatremia
Disebabkan oleh seleksi atopik atau tidak normal dari hormon
antidiuretik ( ADH ).
diagnosis :
 anoreksia, mual, muntah dan rasa lemah.
 Na < 130 mEq/L atau kurang, kadar < 115 mEq/L bianya
sudah disertai dengan gangguan kesadaran atau kejang.
Manajemen :
• Batasi intake cairan 500 m/hri
• Terapi radiasi dan pemberian kortikosteroid dapat mengurangi
sindroma berat hormon diuretik karena metastase ke otak.
 Hiponatremia berat bila disertai komplikasi gangguan
neurologik dapat merupakan indikasi pemberian infus salin
hipertonik.
 Bila kelebihan cairan dapat diberikan furosemid.
7. Hipoglikemia
merupakan efek langsung dari penyakit keganasan dan
tidak jarang dilaporkan.
hipoglikema yang diakibatkan oleh tumor biasanya
dicetuskan oleh puasa atau olahraga, dimana hipoglikemi
berkepanjangan dapat menyebabkan kerusakan otak secara
permanen. Manajemen : mengatasi kekurangan darah
adalah tindkan yang pertama kali dilakukan.
8. Asites
Biasanya disebabkan oleh karsinoma peritoneal yang seringkali
menyertai kanker ovarium, payudara, dan gastrointestinal.
Diagnosis : pada pemeriksaan fisik menunjukkan abdomen yang
membuncit, shifting dullness dan penemuan-penemuan lain
yang lazim didapatkan pada asites.
Manajemen :
 Mengatasi tumor primernya
 Paresentesis, dapat memberikan keringanan simptomatik yang
dramatik, tetapi pengumpulan kembali cairan asites juga akan
sangat cepat. Paresentesis yang berulang akan menyebabkan
kehilangan protein yang sangat mengganggu dan disetai oleh
angka kompliasi yang tinggi.
9. Efusi pleura
Merupakan proses eksudatif yang biasanya dihubungkan dengan
adanya implantasi sel kanker pada pleura viseral atau parietal.
Doagnosis :
 Gejala-gejala sesak nafas, batuk kering, dan rasa tidak enak
di dada merupakan gejala awal. Pada perkusi akan didapatkan
suara redup.
 Torakosintesis diperlukan untuk mengkonfirmasi adanya
keganasan dan cairan efusi dalam jumlah cukup untuk
pemeriksaan sitologi dan kimiawi.
Manajemen :
 Torakosintesis : memberikan keringanan pada penderita,
torakosintesis berulang tidak dianjurkan karena resiko terjadi
infeksi, kehilangan protein dan komplikasi lainnya.
10. Obstruksi jalan nafas
Dapat disebabkan oleh tumor yang berkembang dari tempattempat laring hingga karina.
Diagnosis :
 Pemeriksaan fisik : riwayat gangguan pernafasan yang berat.
 Pada radiografi thoraks : ditemukan massa mediastinum atas
massa melebar dan deviasi atau kompresi dari kolom trakea.
 Diagnosa histopatologi dapat dibuat dari sitologi cairan ludah,
aspirasi jarum, biopsi, dari kelenjar yang dicurigai atau
bronkoskopi yang disertai penyikatan, pengecatan/ pewarnaan
serta biopsi.
Manajemen :
 Terapi oksigen
 Kortikosteroid : mengurangi edema jalan nafas.
 Radioterapi daerah yang menglami obstruksi.
11. Peningkatan tekanan intrakranial
Merupakan komplikasi metastasis dari tumor pada sistem
saraf utama. Penyebabnya adalah tumor-tumor yang berlokasi
di parenkim otak.
Diagnosis :
 Gejala peningkatan TIK : sakit kepala, muntah, pandangan
mata kabur, diplopia, kelambanan pada fungsi mental, dan
berkurangnya kecepatan. Sakit kepala yang hebat terjadi pada
pagi hari diikuti dengan batuk dan muntah.
 Tanda-tanda naiknya tekanan pada otak termasuk papiledema
dan rigiditas leher.
 Diagnosis MRI atau CT pada otak perlu dilakukan.
Pembuktian secara sitologi akan adanya metasasis
keganasan dilakukan dengan fungsi lumbal.
Manajemen :
 Terapi kortikosteroid : mengurangi edema peritumor
 Pada herniasi yag cepat berkembang akan memerlukan
intubasi dan mekanisme hiperventilasi untuk meningkatkan
tekanan CO2 pada arteri paru.
 Terapi radiasi : pada penderita dengan metastasis otak.
12. Kompresi pada simpul saraf
Disebabkan oleh tumor yang menimbulkan kerusakan yang
berat, termasuk paraplegi, inkontinensia dan kuadriplegi.
Diagnosis :
 Mengalami sakit pada bagian punggung atau kepala yang
bersifat sentral.
Pemeriksaan MRI : deteksi dan lokalisasi kompresi tulang
belakang.
Manajemen :
 Terapi kortikosteroid : mengurangi edema
 Terapi radiasi digunakan pada penderita tumor yang sensitif
terhadap radiasi.
13. Nyeri hebat
Download