BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN GEOFISIKA YOGYAKARTA DISAMPAIKAN PADA RAKOR PENYUSUNAN RENCANA TATA TANAM TAHUN 2012 – 2013 UNTUK D.I KECIL KEC SAMIGALUH KULON PROGO OUT LINE 1. PEMAHAMAN BERBAGAI ISTILAH INFORMASI MUSIM / IKLIM 2. FAKTOR PENGENDALI CUACA DAN IKLIM DI INDONESIA 3. MONITORING DAN PREDIKSI DINAMIKA ATMOSFER DAN SUHU MUKA LAUT TERKINI 4. PRAKIRAAN AWAL MUSIM KEMARAU 2012 PROPINSI D.I YOGYAKARTA (1) Berbagai Istilah Informasi Musim a) Curah hujan (mm) : merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) millimeter, artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu millimeter atau tertampung air sebanyak satu liter. b) Curah hujan kumulatif merupakan jumlah hujan yang terkumpul dalam rentang waktu tertentu, misalnya dasarian, bulanan, musiman, tahunan. Dalam satu musim, rentang waktunya adalah selama panjang musim tertentu. c) Zona Musim (ZOM) : adalah daerah yang pola hujan rata-ratanya memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim kemarau dan musim hujan. Daerah-daerah yang pola hujan rata-ratanya tidak memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim kemarau dan musim hujan, disebut Non Zona Musim (Non ZOM). Luas suatu wilayah ZOM tidak selalu sama dengan luas suatu wilayah administrasi pemerintahan. Dengan demikian, satu wilayah ZOM bisa terdiri dari beberapa kabupaten, dan sebaliknya satu wilayah kabupaten bisa terdiri dari beberapa ZOM. d) Awal Musim Kemarau : ditetapkan berdasar jumlah curah hujan dalam satu dasarian (10 hari) kurang dari 50 milimeter dan diikuti oleh beberapa dasarian berikutnya. Permulaan musim kemarau, bisa terjadi lebih awal (maju), sama, atau lebih lambat (mundur) dari normalnya (rata-rata 1981-2010). e) Awal Musim Hujan : ditetapkan berdasar jumlah curah hujan dalam satu dasarian (10 hari) sama atau lebih dari 50 milimeter dan diikuti oleh beberapa dasarian berikutnya. Permulaan musim hujan, bisa terjadi lebih awal (maju), sama, atau lebih lambat (mundur) dari normalnya (rata-rata 1981-2010). f) Dasarian : adalah rentang waktu selama 10 (sepuluh) hari. Dalam satu bulan dibagi menjadi 3 (tiga) dasarian, yaitu : a. Dasarian I : tanggal 1 sampai dengan 10. b. Dasarian II : tanggal 11 sampai dengan 20. c. Dasarian III : tanggal 21 sampai dengan akhir bulan. Bagaimana Penentuan Awal Musim ?? Curah Hujan Rata-Rata Dasarian (10 Harian) Stasiun Pasir Sarongge_Cianjur Periode 1981-2000 200 Awal Musim Kemarau (Jun I) Akhir Musim Hujan (Mei III) HUJAN (MM) 150 Akhir Musim Kemarau (Sep II) Awal Musim Hujan (Sep III) 100 Periode Musim Kemarau (Jun I – Sep II) Periode Musim Hujan (Sep III – Mei III) 50 0 I II III I II III I II III I II III I JAN PEB MAR APR II III I MEI II III I II III I II III I II III I II III I JUN JUN BULAN / DASARIAN AGT SEP OKT II III I NOP II III DES g) Sifat Hujan : merupakan perbandingan antara jumlah curah hujan selama rentang waktu tertentu (bulanan, musiman, tahunan) dengan jumlah curah hujan normalnya (rata-rata selama 30 tahun periode 1981-2010). Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) katagori, yaitu : a. Atas Normal (AN) b. Normal (N) c. Bawah Normal (BN) : jika nilai curah hujan lebih dari 115% terhadap rata-ratanya. : jika nilai curah hujan antara 85%--115% terhadap rata-ratanya. : jika nilai curah hujan kurang dari 85% terhadap rata-ratanya. h) Standar Normal : Rata-rata curah hujan selama 30 tahun, menggunakan periode waktu yang sudah ditentukan, dimulai tahun berakhiran 1 diakhiri tahun berakhiran 0 (1901-1930, 1931-1960, 1961-1990, 1991-2020, dst) i) Normal : Rata-rata curah hujan selama 30 tahun, menggunakan periode waktu yang tidak ditentukan (1971-2000, 1976-2005, 1981-2010, dll) j) Rata-Rata : Rata-rata curah hujan selama minimal periode 10 tahun (1971-1980, 19761985, 2000-2010, dll) Penentuan AN, BN, N Atas Normal (> 115 mm) +15% -15% Normal 85 – 115 mm Bawah Normal (< 85 mm) 100 mm Rata-Rata Tahun-i Jangka Panjang Tahun-j Tahun-k FAKTOR PENGENDALI CUACA DAN IKLIM DI INDONESIA BMKG GERAK SEMU HARIAN MATAHARI 22 Juni 23 September 21 Maret 22 Desember Pengaruh MONSUN BMKG Musim Kemarau/ Monsun Timur Musim Hujan/ Monsun Barat BMKG Dipole Mode D SST Afrika Timur & Barat Sumatera Barat Sumatra 90o-110oBT 10oLS-0o Afrika Timur 50o-70oBT 10oLS-10oLU MJO Madden Julian Oscillation (MJO) mengindikasikan osilasi aktivitas pertumbuhan awan-awan sepanjang jalur dimulai dari atas perairan Afrika Timur hingga perairan Pasisfik bagian barat (utara Papua) MONITORING DAN PREDIKSI DINAMIKA ATMOSFER DAN SUHU MUKA LAUT TERKINI PREDIKSI ENSO OLEH 3 INSTITUSI INTERNASIONAL DAN BMKG (UPDATE 09 APRIL 2012) BMK G El Nino Kuat 2.5 Aliran massa uap air dari Indonesia Samudera Pasifik 2 El Nino Moderate 1.5 1 2. Jamstec (Japan) Apr-Mei12 La Nina Lemah Jun-Sep12 Kondisi Normal El Nino Lemah 0.5 NORMAL 0 Indeks Nino Prediksi ENSO: 1. NCEP/NOAA (USA) Apr-Jun12 Kondisi Normal Jul-Sep12 El Nino Lemah 3 -0.5 La Nina Lemah -1 La Nina Moderate -1.5 -2 Aliran massa uap air dari Samudera Pasifik Indonesia La Nina Kuat -2.5 -3 Sep Jul BoM May Mar Jan 2012 Nov Jamstec Sep Jul May Mar Jan 2011 Nov NCEP /NOA A Sep Jul Mei Mar Institusi Jan 2010 Nov Sep July May Mar Jan 2009 Current 3. BoM/POAMA (Australia) Apr-Sep12 Kondisi Normal B M KG Apr-12 May-12 Jun-12 Jul-12 Aug-12 Sep-12 NCEP/NOAA -0.4 0 0.3 0.5 0.55 0.5 Jamstec -0.8 -0.6 -0.35 -0.1 -0.15 -0.2 0 0.17 0.18 0.3 0.37 0.43 -0.46 -0.45 -0.45 -0.49 -0.49 -0.36 BoM BMKG 4. BMKG (Indonesia) Apr-Sep12 Kondisi Normal Kondisi Anomali Suhu Muka Laut dan Dipole Mode terkini WTIO = Western Tropical Indian Ocean SETIO= Southeastern Tropical Indian Ocean DMI = Dipole Mode Index Anomali SML Indonesia : +0.27oC Nino3,4 0.39oC : - Dipole Mode : - Kondisi Suhu Muka Laut Terkini WTIO = Western Tropical Indian Ocean SETIO= Southeastern Tropical Indian Ocean DMI = Dipole Mode Index SST Indonesia : 29.320 C Nino3,4 : 27.150 C PREDIKSI SPASIAL ANOMALI SST INDONESIA oleh NCEP (USA) (UPDATE 09 APRIL 2012) Apr 2012 Mei 2012 Jun 2012 Jul 2012 Agt 2012 Sep 2012 Prediksi anomali suhu permukaan laut (SPL) di Pasifik tengah pada April 2012 menunjukkan kondisi dingin (La Nina), selanjutnya cenderung menghangat hingga September 2012. Anomali SPL di sekitar perairan Indonesia pada April 2012 relatif normal kecuali di perairan sebelah barat Sumatera, barat daya Jawa dan sekitar Sulawesi yang lebih dingin, selanjutnya umumnya cenderung normal hingga September 2012. BMK G PREDIKSI INDEKS DIPOLE MODE (UPDATE 09 APRIL 2012) Kesimpulan: 1.2 1 0.8 0.6 DM (+) Kuat Prediksi Indeks Dipole Mode hingga Juli 2012 berada pada kondisi normal yang tidak signifikan dalam menambah/mengurangi curah hujan di Indonesia bagian barat. Selanjutnya cenderung terus menguat hingga September 2012. Aliran massa uap air dari Indonesia ke Afrika Timur 0.4 Indeks IOD 0.2 0 NORMAL -0.2 -0.4 -0.6 -0.8 -1 DM (-) Kuat Aliran massa uap air dari Afrika Timur ke Indonesia -1.2 Sep-12 AugJul-12 Jun-12 MayApr-12 Mar-12 Feb-12 Jan-12 Dec-11 Nov-11 Oct-11 Sep-11 AugJul-11 Jun-11 MayApr-11 Mar-11 Feb-11 Jan-11 Dec-10 Nov-10 Oct-10 Sep-10 AgsJul-10 Jun-10 MayApr-10 Mar-10 Feb-10 Jan-10 Dec-09 Nov-09 Oct-09 Sep-09 AugJul-09 Jun-09 P ast A nalysis BoM B M KG Prediksi Indeks IOD Institusi Apr-12 May-12 Jun-12 Jul-12 Aug-12 Sep-12 BoM 0.03 0.20 0.23 0.42 0.49 0.53 BMKG -0.19 -0.03 0.04 0.19 0.34 0.46 KESIMPULAN • Fenomena ENSO diprediksi masih berada pada kondisi normal pada beberapa bulan ke depan. • Indeks Dipole Mode diprediksi akan berada pada kondisi normal pada beberapa bulan ke depan. • SST perairan Indonesia diprediksi akan cenderung normal hingga dingin pada beberapa bulan ke depan. PRAKIRAAN AWAL MUSIM KEMARAU 2012 PROPINSI D.I YOGYAARTA BMKG BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN GEOFISIKA YOGYAKARTA