ANALISIS MUSIM KEMARAU 2011 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2011/2012 PROVINSI DKI JAKARTA Sumber : BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG 1. TINJAUAN UMUM 1.1. Pemutakhiran Zona Musim di Wilayah Provinsi DKI Jakarta Luas suatu wilayah Zona Musim (ZOM) tidak selalu sama dengan luas suatu wilayah administrasi pemerintahan. Dengan demikian, suatu wilayah ZOM bias terdiri dari beberapa kabupaten, dan sebaliknya satu wilayah Kabupaten bias terdiri daari beberapa ZOM. Sesuai dengan ketentuan WMO mengenai standar normal 30 tahun, maka berakhirnya tahun 2010 merubah nilai rata-rata curah hujan bulanan sebelumnya. Yaitu periode tahun 1981-2010. Data normal curah hujan inilah yang digunakan dalam pemutakhiran Zona Musim yang baru. Metode analisis data yang diterapkan dalam pemutakhiran ZOM ini adalah metode analisis cluster, yaitu mengelompokkan suatu objek/data yang memiliki kesamaan sifat tanpa menghilangkan struktur alami dari objek/data sehingga kelompok-kelompok yang dihasilkan memiliki makna, seperti pola atau klasifikasi. Berdasarkan hasil analisis data periode 30 tahun (1981-2010), maka Provinsi DKI Jakarta terdiri atas 10 ZOM. 1 Gambar 1. Pembagian Wilayah ZOM Propinsi Banten dan DKI Jakarta Tabel 1. Cakupan Wilayah ZOM Propinsi DKI Jakarta ZOM Wilayah 60 Jakarta Utara, Jakarta Timur bagian utara, Jakarta Barat bagian utara 61 Jakarta Timur bagian selatan, Jakarta Selatan bagian selatan, Kota Tanggerang Selatan, Kabupaten Tanggerang bagian selatan, Kabupaten Serang bagian tenggara, Kabupaten Lebak Bagian Timur Laut. 1.2. Curah Hujan Hujan merupakan gejala atau fenomena cuaca yang dipandang sebagai variabel tak bebas karena berbentuk dari proses berbagai unsur. Curah hujan (mm) merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curahhujan 1 (satu) milimeter, artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi milimiter atau tertampung air sebanyak satu liter. Jumlah curah hujan dalam satu dasarian (rentang waktu selama 10 hari) lebih dari 50 milimeter dan diikuti oleh beberapa dasarian berikutnya ditetapkan sebagai permulaan musim hujan. Sedangkan perbandingan antara jumlah curah hujan selama rentang waktu tang ditetapkan (satu periode musim hujan atau satu periode musim 2 kemarau) dengan jumlah curah hujan normalnya (rata-rata selama 30 tahun periode 19812010) disebut sebagai sifat hujan. Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu: a. Sifat Hujan Atas Normal (AN) : Jika nilai curah hujan lebih dari 115% terhadap rata-ratanya. b. Sifat Hujan Normal (N) : Jika nilai curah hujan antara 85% - 115% terhadap rata-ratanya. c. Sifat Hujan Bawah Normal (BN) : Jika nilai curah hujan kurang dari 85% terhadap rata-ratanya. Gambar 2. Grafik normal hujan di Wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta 3 2. PEMBAHASAN 2.1 Analisis Musim Kemarau 2011 Hasil analisis musim kemarau 2011 di wlayah Banten dan DKI Jakarta menunjukkan bahwa secara umum awal musim kemarau 2011 di wilayah ini terjadi pada dasarian 1 Peb sampai dengan dasarian III Juli. Jika dibandingkan dengan normal awal musim kemarau, maka musim kemarau 2011 di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta pada umumnya maju antara 4-8 dasarian (2 - 3 bulan). Gambar 3. Distribusi Awal Musim Kemarau 2011 4 Gambar 4. Distribusi Perbandingan Musim Kemarau 2011 Tabel 2. Analisis Musim Kemarau 2011 ZOM POS HUJAN NORMAL FAKTA PERBANDINGAN SELISIH 59 Jatiwaringin/Mauk Cengkareng Tj. Priok Halim 8 10 9 15 8 6 6 16 Sama Maju Maju Mundur 0 -4 -3 1 60 61 2.2. Kondisi Suhu Udara pada saat Musim Hujan 2010/2011 Suhu udara rata-rata selama musim hujan 2010/2011 tertinggi terjadi pada bulan Maret di Statsiun Meteorologi Kemayoran yaitu 30.8oC dan terendah di terjadi pada bulan Pebruari sebesar 25.4oC. Sedangkan suhu maksimum absolut mencapai 35.2oC terjadi pada bulan Nopember dan suhu minimum absolut terjadi pada bulan Oktober sbesar 22.8oC. 5 2.2.1. Suhu Udara Statsiun Meteorologi Kemayoran Gambar 5. Grafik Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum pada Stasiun Meteorologi Kemayoran Periode Oktober 2010 – Maret 2011 Suhu udara rata-rata selama musim kemarau periode 2010 tertinggi terjadi pada bulan Mei di Stasiun Meteorologi Kemayoran yaitu 30.8oC dan terendah di terjadi pada bulan Juni dan September sebesar 25.7oC. Sedangkan suhu maksimum absolut mencapai 35.4oC terjadi pada bulan Mei dan suhu minimum absolut terjadi pada bulan Agustus sebesar 23.4oC. 2.2.2. Suhu Udara Stasiun Meteorologi Cengkareng Pada musim hujan 2010/2011, suhu udara rata-rata tertinggi di Stasiun Meteorologi Cengkareng terjadi pada bulan Nopember yaitu 29.6oC dan terendah pada bulan Nopember yaitu 24.9oC. Sedangkan suhu udara maksimum absolut sebesar 34.6oC terjadi pada Oktober, dan suhu udara minimum absolut sebesar 20.8oC terjadi pada bulan Januari. 6 Gambar 6. Grafik Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum Pada Stasiun Meteorologi Cengkareng Periode Oktober 2010 – Maret 2011. 2.2.3. Suhu Udara Stasiun Maritim Tanjung Priok Suhu udara rata-rata pada musim hujan periode 2010/2011 di Stasiun Maritim Tanjung Priok tertinggi pada bulan Nopember sebesar 30.0oC terendah pada bulan Januari dan Pebruari sebesar 25.0oC. Sedangkan suhu udara maksimum absolut terjadi pada bulan Maret sebesar 34.8oC dan suhu minimum absolut terjadi pada bulan Oktober sebesar 22.2oC. 7 Gambar 7. Grafik Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum pada Stasiun Maritim Tanjung Priok Periode Oktober 2010 – Maret 2011. 2.3. Iklim Mikro Stasiun Klimatologi Pondok Betung pada Saat Musim Hujan 2010/2011 2.3.1 Suhu Udara Penyajian kondisi iklim mikro Stasiun Klimatologi Pondok Betung pada musim hujan 2010/2011 dimaksudkan untuk memberikan gambaran kondisi musim hujan. Gambar 8. Grafik Suhu Udara Pada Stasiun Klimatologi Pondok Betung Periode Oktober 2010-Maret 2011 8 Suhu udara rata-rata pada musim hujan 2010/2011 mecapai nilai tertinggi pada bulan Nopember 2010 sebesar 29.3oC dan nilai terendah pada bulan Pebruari 2011 sebesar 24.6oC. Sedangkan suhu maksimum absolut tercatat sebesar 35.6 oC terjadi pada bulan Maret 2011 dan suhu minimum absolut tercatat sebesar 21.0oC terjadi pada bulan Pebruari 2011. 2.3.2 Curah Hujan Gambar 9. Grafik Curah Hujan pada Stasiun Klimatologi Pondok Betung Periode Oktober 2010-Maret 2011 Akumulasi curah hujan yang terjadi pada musim hujan periode 2010/2011 tercatat sebesar 1304 mm. Curah hujan terbesar sebesar 104 mm terjadi pada bulan Oktober 2010 dan terendah sebesar 0 mm terjadi di setiap bulannya selama periode Oktober 2010 Maret 2011. 2.3.3 Kelembaban Udara Kelembaban udara rata-rata selama musim hujan 2010/2011 sebesar 83%. Kelembaban maksimum terukur pada bulan Oktober 2010 sebesar 96%. Sedangkan nilai minimum terukur pada bulan Oktober 2010 sebesar 56%. 9 Gambar 10. Grafik Kelembaban Udara Pada Stasiun Klimatologi Prondok Betung Periode Oktober 2010 – Maret 2011. 2.3.4. Lama Penyinaran Matahari Nilai maksimum lama penyinaran matahari pada musim hujan 2010/2011 sebesar 100%, terjadi pada bulan Oktober 2010 dan Pebruari 2011. Sedangkan nilai minimum sebesar 0%, terjadi pada setiap bulan periode tersebut, yaitu Oktober 2010 Maret 2011. Gambar 11. Grafik Lama Penyinaran Matahari Pada Stasiun Klimatologi Pondok Batung Periode Oktober 2010 – Maret 2011 10 2.3.5 Windrose Gambar 12. Windrose pada Stasiun Klimatologi Pondok Batung Periode Oktober 2010 – Maret 2011 2.4. Prakiraan Musim Hujan 2011/2012 Hal-hal yang disampaikan dalam dinamika atmosfer adalah, meliputi analisis serta prakiraan terhadap perkembangan El Nino/La Nina, Dipole Mode dan Suhu Permukaan Laut di Indonesia. 2.4.1 Kondisi Dinamika Atmosfer 1. Perkembangan El Nino/La Nina Pantauan terhadap Indeks Nino 3.4 sebagai indikasi aktivitas El Nino/La Nina pada bulan Juli 2011, menunjukkan bernilai -0,3oC atau berada pada kondisi normalnya (0.5oC). Hal ini tidak significan berpengaruh terhadap penambahan ataupun pengurangan uap air dari Samudera pasifik ke wilayah Indonesia. 2. Analisis kondisi Indian Ocean Dipole Mode (IOD) Nilai indeks Dipole Mode pada bulan Juli 2011 berharga +0.2 (berada pada kondisi normalnya: 0.4oC). Kondisi ini tidak cukup significan mempengaruhi penambahan ataupun pengurangan uap air dari Samudera Hindia ke wilayah Indonesia bagian barat. 11 3. Kondisi Suhu Permukaan Laut (SST) Perairan di Indonesia Suhu permukaan laut wilayah Indonesia sampai awal September 2011, secara umum bernilai +0.01oC berada pada kondisi normalnya, berkisar antara -0.4oC s/d +0,4oC. Kondisi demikian tidak cukup signifikan meningkatkan ataupun meggurangi curah hujan di Indonesia. Gambar 13. Kondisi Anomali Suhu Muka Laut tanggal 03 September 2011 Sumber: NCDC NOAA 2.4.2. Prediksi Dinamika Atmosfer 1. Prediksi La Nina/El Nino Aktivitas La Nina/El Nino yang diindikasikan berdasarkan nilai Indeks Nino 34, hasil prediksi dari beberapa institusi seperti NCEP (USA), Jamstec (Japan), POAMA (Australia), serta BMKG menunjukkan, bahwa prediksi untuk bulan September dan Oktober 2011 berada pada kondisi Normal dan La Nina Lemah. 12 Gambar 14. Prediksi El Nino oleh 4 Institusi Internasional dan BMKG Sumber : www.bmkg.go.id 2. Prediksi La Nina/El Nino Prediksi Indeks Dipole Mode beberapa bulan ke depan pada kondisi normal positif menuju positif kuat, namun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan ataupun pengurangan curah hujan di Indonesia bagian barat. Gambar 15. Prediksi DMI oleh 1 Institusi Internasional dan BMKG Sumber : www.bmkg.go.id 13 3. Prediksi Suhu Muka Laut sampai bulan Pebruari 2012 Prediksi suhu permukaan laut Indonesia pada bulan September dan Oktober 2011, umumnya berada pada kondisi normal (anomali bernilai -0.25 s/d + 0.25oC), kecuali di perairan selatan Banten-Jawa Barat relatif lebih dingin, anomali suhu <-0.5oC. Gambar 16. Prediksi Suhu Muka Laut sampai bulan Pebruari 2012 Sumber : NCEP USA 2.4.3 Prakiraan Awal Musim Hujan 2011/2012 Berdasarkan dari kondisi analisis dinamika atmosfer secara global dan regional di atas, maka musim hujan periode 2011/2012 untuk wilayah Banten dan DKI Jakarta diprediksikan sebagai berikut: 1) Awal musim hujan di Propinsi Banten dan DKI Jakarta akan maju dibandingkan normalnya, diprakirakan akan jatuh pada sekitar periode September – Desember 2011. 14 2) Sifat hujan musim hujan untuk wilayah Banten dan DKI Jakarta diprakirakan akan berada kisaran Atas Normal (AN) dan Normal (N). Cakupan wilayah berdasarkan jatuhnya awal musim hujan 2011/2012 adalah sebagai berikut: Awal musim kemarau Sep I – Sep III : Zona Musim 57 dan 62 Awal musim kemarau Okt I – Okt III : Zona Musim 55, 56, 61 dan 63 Awal musim kemarau Nop I – Nop III : Zona Musm 60 Awa musim kemarau Des I - Des II : Zona Musim 58 dan 59 Gambar 17. Peta Prakiraan Awal Musim Hujan 2011/2012 Propinsi Banten dan DKI Jakarta Tabel 3. Prakiraan awal musim hujan 2011/2012 Wilayah Banten dan DKI Jakarta PRAKIRAAN ZOM NORMAL 55 Okt II Okt I MAJU +1 NORMAL 56 Okt III Okt I MAJU +2 NORMAL 57 Okt II Sep II MAJU +3 NORMAL 58 Des II Des III MUNDUR -1 NORMAL 59 Des II Des III MUNDUR -1 NORMAL 60 Nop III Nop II MAJU +1 NORMAL 61 Okt III Okt III SAMA 0 NORMAL 62 Okt I Ags I MAJU +2 ATAS NORMAL 63 Okt II Okt I MAJU +1 NORMAL AMH 15 DEV SIFAT 2.4.4 Prakiraan Perbandingan Awal Musim Hujan 2011/2012 Jika dibandingkan dengan normal awal musim hujan, maka awal musim hujan 2011/2012 di wilayah Banten dan DKI Jakarta umumnya Maju dari normalnya. Tetapi ada sebagian wilayah yang diprakirakan akan masuk awal musim hujannya Sama dan Mundur dari normalnya. Cakupan wilayah berdasarkan perbandingan terhadap normal awal musim hujan dengan prakiraan awal musim hujan 2011/2012 adalah sebagai berikut: Maju dari normalnya : Zona Musim 55, 56, 57, 60, 62 dan 63 Sama dengan normalnya : Zona Musim 61 Mundur dari normalnya : Zona Musim 58 dan 59 Peta dapat dilihat pada Gambar 21. 2.4.5 Prakiraan Sifat Hujan Musim Hujan 2011/2012 Sifat hujan musim hujan 2011/2012 Wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta pada umumnya normal. Secara keseluruhan semua wilayah ZOM memiliki sifat hujannya Atas Normal sampai dengan normal. Peta dapat dilihat pada Gambar 18. Gambar 18. Peta Prakiraan Perbandingan Awal Musim Hujan 2011/2012 Propinsi Banten dan DKI Jakarta 16 Gambar 19. Peta Prakiraan Sifat Musim Hujan 2011/2012 Propinsi Banten dan DKI Jakarta 2.4.6 Prakiraan Curah Hujan di Luar Zona Musim (Non ZOM) Wilayah Banten dan DKI Jakarta Wilayah Non ZOM adalah yang umumnya memiliki ciri terjadi 2 kali puncak hujan dalam setahun (pola Ekuatorial) atau mengalami curah hujan tinggi/rendah sepanjang tahun, atau daerah yang mengalami kejadian musim hujan dan musim kemarau kebalikan dengan daerah Zona Musim (ZOM) pada umumnya. Berdasarkan analisis curah hujan periode 1981-2010, maka wilayah Banten dan DKI Jakarta yang termasuk dalam wilayah Non ZOM adalah Kabupaten Lebak Bagian Timur, yaitu Non Zom 26. Curah hujan kumulatif selama periode Oktober 2011 – Maret 2012 : Di daerah Non ZOM 26 umumnya berkisar > 750 milimeter Sifat hujan pada daerah Non ZOM wilayah Banten diprakirakan adalah atas normal. Sifat hujan yang dimaksud adalah jumlah hujan kumulatif periode Oktober 2011 – Maret 2012 dibandingkan dengan normalnya pada masing-masing daerah dalam periode yang sama. 17 3. PENUTUP 3.1 Kesimpulan Awal Musim Kemarau 2011 di wilayah Propinsi Banaten dan DKI Jakarta maju sekitar 4 8 dasarian dari normalnya, terjadinya pada Peb I – Jul III. Awal Musim Hujan 2011/2012 di sebagian besar wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta diprakirakan akan terjadi sekitar bulan Sep Des 2011. Secara umum, jika dibandingkan terhadap normalnya, maka Awal Musim Hujan 2011/2012 diprakirakan maju dari normalnya. Sifat hujan selama Musim Hujan 2011/2012 di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta diprakirakan Atas Normal (AN) sampai dengan normal (N). 3.2 Saran Ketersedian data dari masing-masing pos hujan sangat diperlukan untuk ketepatan dan keakuratan prakiraan Kerjasama antara instansi-instansi terkait (PEMDA, PEMKOT, PEMPROV) serta masyarakat sangat dibutuhkan untuk menyebarluaskan informasi-informasi cuaca dan iklim. Kritik dan saran dari pembaca kami harapkan untuk peningkatan kualitas informasi iklim ini. 18