Uploaded by fitriakusuma57

guru inspiratif

advertisement
NEWSLETTER
GURUKU PERMATAKU
Walaupun usia keduanya
Tidak ada seorang pun yang
sudah tidak muda lagi, namun
menjadi
seperti
sekarang
tanpa
masih sangat lincah untuk
kehadiran sosok yang diberi nama
SBB Kebayunan merupakan
melakukan gerakan lompat ceria
“guru”. Polisi, dokter, bahkan presiden,
sekolah dengan program Semai
khas dunia anak-anak. Tetesan
semua lahir atas didikan seorang guru.
Benih Bangsa untuk
keringat yang jatuh pun tak
Sungguh besar jasa para guru, tak akan
meningkatkan kualitas anak
dihiraukan, senyum lebar tetap
terganti.
Banyak
cerita
tentang
didik melalui pendidikan
merekah di bibir. Mereka lah
kehidupan guru yang membuat hati
berbasis karakter yang
yang membentuk pribadi-pribadi
tergugah, termasuk penghasilan yang
diselenggarakan oleh IHF
kecil menjadi pribadi-pribadi
tidak seberapa yang didapatkan dari
(Indonesia Heritage
tangguh di masa datang. Mereka
mendidik anak-anak bangsa. Sehingga
Foundation) dan diprakarsai
lah yang mengajarkan nilai-nilai
muncullah pepatah yang berbunyi
oleh Ibu Ratna Megawangi dan
karakter di dunia sekolah untuk
“guru tanpa tanda jasa”. Pepatah ini
Bapak Sofyan Djalil. SBB ini
pertama kali. Mereka yang
benar adanya dan terpatri pada kedua
lahir di tahun 2013. SBB
memperkenalkan
huruf
dan
sosok ceria yang selalu tersenyum
Kebayunan terdiri dari 2 ruang
angka
secara
sederhana
namun
sumringah menyambut kedatangan
kelas, yang satu diperuntukkan
membekas
dalam
ingatan.
anak-anak berusia lima sampai enam
bagi TK A dan yang lain
Mereka
yang
mengajarkan
doatahun di daerah Kebayunan. Ya,
diperuntukkan bagi TK B.
doa yang kadang tidak sempat
mereka adalah guru di SBB Kebayunan
diperkenalkan orang tua karena
yang bernama bu Mae dan bu Tantri.
kesibukannya, dan mereka pula
Mereka merupakan sosok ibu rumah
yang tak pernah pusing dengan
tangga biasa yang mengabdikan diri
Kampung Kebayunan RT.
celoteh
khas
anak-anak.
bagi
negeri
ini
dengan
niat
tulus
untuk
03 RW. 019 Kelurahan
Semangat yang terus berkobar di
menciptakan generasi yang tidak hanya
Tapos, Kecamatan Tapos,
dalam
sanubari,
demi
Depok, Jawa Barat
cerdas, namun juga berkarakter.
mencerdaskan
kehidupan
Mereka begitu mencintai perannya
pemuda
pemudi
bangsa.
Terima
sebagai guru. Mengajar dan mendidik
[email protected]
kasih Bu Mae dan Bu Tantri.
anak-anak yang biasa mereka sapa
[email protected]
Terima kasih untuk seluruh ibu
m
“teman-teman”.
dan bapak guru di dunia ini.
Belajar
sambil
bermain,
Terima kasih atas didikan yang
menyanyi, menari, berdoa, hingga
(021) 456 78 99
telah dicurahkan bagi kami anakmengenal huruf dan angka semuanya
0812 3456 7890
anak didikmu, jasa-jasamu tidak
dilakukan dengan penuh keceriaan oleh
akan kami lupa.
kedua guru yang energik ini. Guru yang
selalu tampak riang di hadapan temanteman.
Pagi itu, tampak keceriaan yang terus terpancar pada kedua guru SBB Kebayunan, Bu Mae dan Bu Tantri. Senyum
selalu tersungging pada bibir keduanya dari pagi hingga petang, seperti tak ada beban dalam diri. Namun ternyata
pergolakan batin sempat dialami oleh Bu Tantri. Mulanya, Bu Tantri merupakan wanita karir yang bekerja di salah satu
perusahaan di pusat Jakarta dengan penghasilan yang memadai. Tetapi beliau melepaskan pekerjaan itu demi fokus
kepada ketiga buah hatinya. Ketika putri bungsunya hendak memasuki jenjang TK, Bu Tantri memberanikan diri untuk
bergabung di SBB Kebayunan tempat putrinya akan menimba ilmu. Menjadi seorang guru SBB merupakan dunia baru
yang jauh berbeda dengan profesi Bu Tantri sebelumnya. Bu tantri pun harus banyak beradaptasi dan belajar dengan
pekerjaan barunya kala itu. Namun, lama-kelamaan Bu Tantri mengaku beruntung bisa bekerja di SBB Kebayunan.
Banyak ilmu yang didapat dari profesi barunya menjadi seorang guru, bahwa ternyata kebahagiaan tidak hanya datang
dari gaji yang besar atau pekerjaan yang keren. Bahkan dari kesederhanaan menjadi guru SBB pun adalah suatu
kebahagiaan yang lebih bermakna dibandingkan dengan pekerjaan sebelumnya yang mengharuskannya bekerja di kantor
seharian penuh bahkan hingga larut malam jika ada pekerjaan yang harus diselesaikan saat itu juga. Tidak hanya lelah
yang didapat, rasa bosan turut menghinggapi diri ketika harus berkutik dengan pekerjaan yang sama setiap harinya.
TENTANG SBB
KEBAYUNAN
Bu Tantri merasa bersyukur meskipun pendapatan yang dihasilkan seorang guru SBB tidak seberapa, tetapi hari-hari
yang dilewati tidak semelelahkan dan semembosankan profesi terdahulu. Walaupun tidak dapat dipungkiri lelah pernah
dirasakan ketika menghadapi anak-anak yang aktifnya luar biasa, tetapi setiap melihat tingkah lucu dan polos temanteman rasa lelah itu hilang. Apalagi ketika mendapati bahwa teman-teman telah bertumbuh menjadi pribadi yang lebih
baik dan berkarakter dibanding sebelumnya maka semakin memperbesar rasa cinta Bu Tantri pada profesi yang mulia
ini.
Download