STATISTIK A MULTIVARI AT Analisa komponen utama, analisa faktor, dan analisa cluster Tantri Satriya 165020501111016 Tantri Satriya 1650205011111016 ANALISA DISKRIMINAN A. TEORI Analisis diskriminan merupakan teknik multivariat yang termasuk pada dependence method, dengan ciri adanya variabel dependen dan independen. Ciri khusus analisis diskriminan adalah data variabel dependen (Y) berupa data kategori sedangkan data untuk variabel independen (X) berupa data numerik. Metode analisis diskriminan sendiri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu metode dengan dua kategori yang disebut dengan Two-group Discriminant Analysis dan metode dengan lebih dua kategori yang disebut dengan Multiple Discriminant Analysis. Analisa Diskriminan memiliki beberapa kegunaan diantaranya : Mengetahui perbedaan yang jelas antar grup pada variabel dependen, jika ada perbedaan, variabel independen manakah pada fungsi diskriminan yang membuat perbedaan tersebut, membuat fungsi atau model diskriminan, mengklasifikasikan obyek ke dalam suatu kelompok atau kategori didasarkan pada nilai variabel independen. Model diskriminan memiliki dua jenis. Dua fungsi diskriminan yaitu Fungsi Linier Fisher dan Fungsi Kuadratik. Fungsi diskriminan Linier Fisher digunakan apabila asumsi normal multivariat dan asumsi homogenitas matriks varian kovarian terpenuhi. Fungsi diskriminan Kuadratik digunakan apabila asumsi normal multivariat terpenuhi tetapi asumsi homogenitas matriks varian kovarian tidak terpenuhi. Fungsi linier diskriminan linier fisher dapat dituliskan sebagai berikut : π· = π1π1 + π2π2 + β― + ππππ dimana : D : Skor diskriminan b : Koefisien Diskriminan X : Variabel Independen Sementara Fungsi Diskriminan Kuadratik dapat dituliskan sebagai berikut : 2|STATISTIKA MULTIVARIAT Tantri Satriya 1650205011111016 Μ πΜ (π₯) = − π· πΎ 1 1 πΌπ |ππ| − (π₯ − πΜ πΎ )′ ππ−1 (π₯ − Μ Μ Μ ) π₯π + πΌπππ 2 2 dimana : Μ πΜ : skor diskriminan kelompok ke-k π· πΎ |ππ| : determinan matriks varian kovarian kelompok ke-k ππ−1 : invers matriks varian kovarian kelompok ke-k π₯ : vektor amatan π₯Μ π : vektor rataan kelompok ke-k π : prior probability Fungsi diskriminan yang terbentuk sebanyak g –1 fungsi diskriminan, dimana g adalah banyaknya kelompok atau kategori pada variabel dependen (Y). Misalnya pada variabel Y terdapat 3 kategori maka fungsi diskriminan yang terbentuk sebanyak 2 fungsi. Seperti hal nya analisa statistic yang lain, analisa diskriminan memiliki dua asumsi. Asumsi tersebut adalah asumsi normalitas dan homegenitas. Multivariate normality. Variabel independen yang digunakan dalam analisis diskriminan harus berdistribusi normal. Jika tidak normal akan menyebabkan ketidaktepatan fungsi (model) diskriminan. Asumsi selanjutnya adalah asumsi homogenitas matriks varian-kovarian. Asumsi ini menguji apakah data yang digunakan bersifat homogen atau heterogen. Fungsi dari asumsi normalitas adalah sebagai berikut π(π₯): 1 1 πΈππ [− (π₯ − π)′π −1 (π₯ − π)] 2 (2π)π/2 |π|1/2 Hipotesis yang digunakan adalah: H0 : variabel independen menyebar normal multivariat H1 : variabel independen tidak menyebar normal multivariate 3|STATISTIKA MULTIVARIAT Tantri Satriya 1650205011111016 Apabila nilai Sig. yang diperoleh > 0,05 maka menerima H0 sehingga dapat disimpulkan bahwa asumsi normal multivariat terpenuhi Asumsi selanjutnya adalah asumsi homogenitas matriks variankovarian. Fungsi dari asumsi ini adalah sebagai berikut : π΅ππ₯ ′ π π = −2 ln M Dengan π π π=1 π=1 1 1 πΌπ π = (∑(ππ − 1) πΌπ|ππ| − ∑(ππ − 1) πΌπ|ππππ | 2 2 ππππ : matriks kombinasi varian-kovarian setiap kelompok ππ : matriks varian-kovarian kelompok ke-k Hipotesis yang digunakan adalah: H0 : matriks varian kovarian bersifat homogen H1 : matriks varian kovarian tidak bersifat homogeny Apabila nilai signifikansi yang diperoleh lebih dari 0,05 maka terima H0 sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut mempunyai matriks varian kovarian yang homogen dan asumsi homogenitas matriks varian kovarian terpenuhi. Dalam menganalisis data dengan analisa diskriminan, ada beberapa tahapan, diantaranya sebagai berikut : a) Penentuan variabel independen yang menjadi pembeda terkuat dapat dilihat dari nilai Wilk’s Lambda atau nilai F. Variabel independen dikatakan variabel pembeda terkuat apabila memiliki nilai Wilk’s Lambda terkecil atau nilai F terbesar dan mempunyai nilai Sig. < 0,05 b) Ketepatan fungsi klasifikasi, yang dapat dihitung dengan nilai Hit Ratio. Nilai Hit Ratio lebih besar dari 50% dapat dikatakan bahwa fungsi klasifikasi yang terbentuk baik. Rumus Hit Ratio adalah sebagai berikut : 4|STATISTIKA MULTIVARIAT Tantri Satriya 1650205011111016 π»ππ‘ π ππ‘ππ = ππππ¦ππππ¦π πππ‘π π¦πππ π‘ππππ‘ ππππππ ππππππ ππππ ππππ¦ππππ¦π π πππππ × 100 B. APLIKASI ANALISA DISKRIMINAN 1. Siapkan data 2. Masukkan data pada SPSS 5|STATISTIKA MULTIVARIAT Tantri Satriya 1650205011111016 3. Beri Nama Variabel 4. Uji Normalitas Pilih Analyze – Non Parametric test – Legacy Dialogs – 1 sample K.S 6|STATISTIKA MULTIVARIAT Tantri Satriya 1650205011111016 5. Akan muncul kotak dialog One-Sample Kolmogorov... Masukkan variabel independen ke kotak Test Variable List centang Normal pada bagian Test Distribution kemudian klik Ok. Hasil pengujian normalitas akan muncul pada output. 6. Masuk ke tahap pertama analisa diskriminan dengan cara pilih Analyze – Classify – Discriminant 7|STATISTIKA MULTIVARIAT Tantri Satriya 1650205011111016 7. Muncul kotak dialog Discriminant Analysis, masukkan variabel Y pada Grouping Variable dan variabel X pada Independents kemudian pada Grouping Variable pilih define range isikan minimum 1 dan maximum 3 karena pada data yang digunakan kategori pada variabel Y paling kecil yaitu 1 dan paling besar 3 kemudian klik continue 8. Pilih Statistic akan muncul kotak dialog Discriminant Analysis Statistics centang pada bagian Univariate ANOVAs, Box’s M , Fisher’s dan Unstandardize kemudian klik continue 9. Pilih Classify akan muncul kotak dialog Discriminant Analysis Classification centang Summary table pada bagian Display kemudian klik continue 8|STATISTIKA MULTIVARIAT Tantri Satriya 1650205011111016 10. Pilih Save akan muncul kotak dialog Discriminant Analysis Save centang Predicted group membership kemudian klik continue kemudian klik Ok hasil analisis diskriminan akan muncul pada output 11. Save Data Pilih File – Save As Data Pilih folder tempat menyimpan – Ketikkan nama file – klik save 9|STATISTIKA MULTIVARIAT Tantri Satriya 1650205011111016 10 | S T A T I S T I K A M U L T I V A R I A T Tantri Satriya 1650205011111016 C. INTERPRETASI 1. Uji Normalitas Pada table tersebut nilai signifikansi > alfa, maka dapat dikatakan data tersebar normal. Oleh karena itu, analisis dapat dilanjutkan. 2. Uji Box M Uji Box’s M adalah pengujian untuk asumsi homogenitas matriks varian kovarian. Berdasarkan output di samping diperoleh nilai Sig. Sebesar 0,104. Nilai tersebut lebih dari nilai alfa. Maka dapat disimpulkan bahwa asumsi homogenitas matriks varian kovarian terpenuhi. 11 | S T A T I S T I K A M U L T I V A R I A T Tantri Satriya 1650205011111016 3. Karena pada data ini terdapat 2 kategori pada variabel Y maka terbentuk 1 fungsi. Oleh karena itu, dilakukan pemilihan model/fungsi terbaik, fungsi yang dipilih yaitu yang mempunyai eigenvalue > 1 dan Sig. dari fungsi tersebut < 0,05 4. Wilks Lambda Nilai signifikansi < alfa maka fungsi tersebut adalah fungsi yang baik 5. Canonical Discriminant Function Coefficiens Output di samping menunjukkan fungsi diskriminan yang terbentuk. Karena fungsi 1 yang terbaik maka fungsi diskriminan yang didapat adalah: D = 0.308X1 + 0.562X2 + 0.720X3 + 0.126X4 12 | S T A T I S T I K A M U L T I V A R I A T Tantri Satriya 1650205011111016 6. Test of Equality Group Means Output di samping menunjukkan variabel mana yang berpengaruh dan variabel mana yang menjadi pembeda terkuat. Variabel yang berpengaruh yaitu X1, X2 x3, karena mempunyai nilai Sig. < 0,05 dan variabel yang menjadi pembeda terkuat adalah variabel X1 dan X2 karena mempunyai nilai F terbesar. 7. Classification Results Output di samping menunjukkan jumlah obyek yang tepat untuk diklasifikasikan menggunakan analisis diskriminan. Obyek yang tepat diklasifikasikan dapat dilihat pada diagonal utama π»ππ‘ π ππ‘ππ = 13 | S T A T I S T I K A M U L T I V A R I A T 49 + 43 × 100 = 92 100 Tantri Satriya 1650205011111016 ANALISA MANOVA A. TEORI MANOVA atau Multivariate Analysis of Variance merupakan pengembangan dari ANOVA, yaitu sebagai metode statistik atau teknik statistik yang digunakan untuk menghitung pengujian signifikansi perbedaan rata-rata secara bersamaan antara kelompok untuk dua atau lebih variabel. Karakteristik dari MANOVA adalah variabel independen bisa satu atau lebih dari satu dan berupa data kategori sedangkan untuk variabel dependen harus lebih dari satu dan berupa data kontinu. Perbedaan antara ANOVA dan MANOVA didasari oleh banyaknya variable respon yang lebih dari satu. Jika pada ANOVA, pengujian hipotesis nol adalah kesamaan rata-rata dari variable predictor antar kelompok. Sedangkan, untuk MANOVA pengujian hipotesis nol adalah kesamaan rata-rata dari vektor variabel respon antar kelompok. Tujuan dari MANOVA yaitu untuk mengukur pengaruh variabel independen terhadap beberapa variabel dependen secara simultan atau sekaligus. INDIKATOR BANYAKNYA VARIABEL PREDIKTOR Banyaknya kel. Satu Variat Dua atau lebih Data var respon (Bivariat) variat (Multivariat) Dua Kelompok T tes T2 Hotelling Dua Atau lebih ANOVA MANOVA kelompok Ada dua model dalam Manova. Model-model tersebut ialah model satu arah dan model dua arah. Model satu arah adalah sebagai berikut : πππ = π + ππ + πππ Sedangkan model dua arah adalah sebagai berikut : ππππ = π + ππ + πΎπ + ππππ Hipotesa dalam Manova : π»0: π1 = π12 = π1π = π2 = π22 = π2π = ππ = ππ2 = πππ 14 | S T A T I S T I K A M U L T I V A R I A T Tantri Satriya 1650205011111016 π»1 = π1 ≠ π12 ≠ π1π = ππ ≠ πππ ≠ πππ Beberapa statistic uji yang dipakai dalam Manova adalah sebagai berikut : 1. Pillai’s Trace merupakan statistik uji yang digunakan apabila tidak terpenuhinya asumsi homogenitas pada varians-kovarians, memiliki ukuran sampel kecil dan jika hasil-hasil dari pengujian bertentangan satu sama lain yaitu jika ada beberapa variabel dengan rata-rata yang berbeda sedang yang lain tidak. Semakin tinggi nilai statistik Pillai’s Trace maka pengaruh terhadap model akan semakin besar. π ππππππ ′ π πππππ = ∑ π=1 πΎπ 1 + λi 2. Wilk’s Lambda Wilk’s Lambda merupakan 15tatistic uji yang digunakan apabila terdapat lebih dari dua kelompok variabel 15tatistic15 asumsi homogenitas matriks varian kovarian dipenuhi. Semakin rendah nlai 15tatistic Wilk’s Lambda, pengaruh terhadap model semakin besar. Nilai Wilk’s Lambda berkisar antara 0 – 1. π ππππ ′ π ππππππ = ∏ π=1 1 1 + λi 3. Hotelling’s Trace Hotelling’s Trace merupakan 15tatistic uji yang digunakan apabila hanya terdapat dua kelompok variabel respon. Semakin tinggi nilai 15tatistic Hotelling’s Trace pengaruh terhadap model semakin besar. π π»ππ‘ππππππ′ π π‘ππππ = ∑ λπ π=1 4. Roy’s Largest Root merupakan 15tatistic uji yang hanya digunakan apabila asumsi homogenitas matriks varian kovarian dipenuhi. Semkin tinggi nilai 15tatistic Roy’s Largest Root maka pengaruh terhadap model akan semakin besar. 15 | S T A T I S T I K A M U L T I V A R I A T Tantri Satriya 1650205011111016 π ππ¦ ′ π πΏπππππ π‘ = λπππ₯ 1 + πΎ πππ₯ π merupakan eigenvalue Dalam analisa Manova terdapat beberapa asumsi-asumsi ang harus dipenuhi. Asumsi-asumsi tersebut adalah sebagai berikut : a) Asumsi Homogenitas Ragam Pengujian asumsi homogenitas berfungsi untuk mengetahui varians data bersifat homogen atau heterogen. Uji ini bertujuan untuk melihat adanya hubungan antar variabel respon. Hubungan antar variabel respon ditandai dengan nilai matriks korelasi variabel respon tidak sama dengan matriks identitas. Uji homogen data dapat dilakukan melalui uji Bartlet dan Levene. Hipotesis untuk uji ini adalah H0 : R= 1 atau antar variabel memilik ragam sama H1 : R = 1 atau antar variabel memiliki ragam tidak sama Statistik uji yang digunakan adalah sebagai berikut : 2 ππ»ππ‘π’ππ = − {π − 1 − 2π + 5 } πΌπ|π | 6 Dimana p merupakan banyaknya variabel dan R matriks variabel Apabila diperoleh nilai Sig. > 0,05 maka variabel tersebut memiliki ragam sama sehingga asumsi homogenitas ragam terpenuhi. b) Asumsi Normal Multivariat Analisis data dengan menggunakan analisis multivariat harus memenuhi asumsi berdistribusi normal multivariat, sehingga perlu dilakukan pengujian distribusi normal multivariat. Variabel random (π₯1, π₯2, π₯3, ..., π₯π) berdistribrusi normal dengan parameter π dan Σ jika mempunyai Probability density sebagai berikut : 16 | S T A T I S T I K A M U L T I V A R I A T Tantri Satriya 1650205011111016 π(π₯) = 1 2 π (2π) ππ₯π−1/2[(π₯−π) ∑ −1(π₯−π)] |π|1/2 Pengujian hipotesis asumsi distribusi normal multivariat adalah sebagai berikut H0 : data pengamatan berdistribusi normal multivariate H1 : data pengamatan tidak berdistribusi normal multivariate Apabila diperoleh nilai Sig. > 0,05 maka data pengamatan berdistribusi normal multivariat sehingga asumsi normal multivariat terpenuhi. 17 | S T A T I S T I K A M U L T I V A R I A T Tantri Satriya 1650205011111016 B. APLIKASI ANALISA MANOVA 1. Siapkan Data 2. Masukkan data pada SPSS 18 | S T A T I S T I K A M U L T I V A R I A T Tantri Satriya 1650205011111016 3. Beri nama Variabel 4. Pada kolom Value klik pada “...” kemudian akan muncul kotak dialog. Pada kolom value ini digunakan untuk mendefinisikan kategori pada variabel X. 1 untuk Wire, 2 untuk Ball dan 3 untuk Mesin 19 | S T A T I S T I K A M U L T I V A R I A T Tantri Satriya 1650205011111016 5. Langkah awal yaitu menguji asumsi normalitas multivariat. Pilih Analyze – Descriptive Statistics – Explore 6. Muncul kotak dialog, masukkan variabel Y pada dependent list dan variabel X pada factor list. Pilih Plots kemudian centang normality plots with tests klik continue dan Ok 20 | S T A T I S T I K A M U L T I V A R I A T Tantri Satriya 1650205011111016 7. Selanjutnya dilakukan analisis MANOVA. Pilih Analyze – Generaliz Linear Model – Multivariate 8. Muncul kotak dialog, isikan variabel Y pada dependent variables dan variabel X pada fixed factor(s) 21 | S T A T I S T I K A M U L T I V A R I A T Tantri Satriya 1650205011111016 9. Pilih post hoc kemudian akan muncul kotak dialog masukkan variabel X (metode) pada post hoc tests for dan centang LSD pada bagian equal variance assumed.Setelah itu klik continue 10. Pilih option kemudian akan muncul kotak dialog masukkan overall pada display means for dan centang observed power, homogenity test, parameter estimates pada bagian Display.Setelah itu klik continue dan klik Ok hasil analisis MANOVA muncul di output 22 | S T A T I S T I K A M U L T I V A R I A T Tantri Satriya 1650205011111016 C. INTERPRETASI 1. Test Of Normality Berdasarkan output di samping diperoleh bahwa nilai Sig. Uji Shapiro Wilk > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa asumsi normalitas multivariat untuk semua variabel telah terpenuhi 2. Lavense Test Levene’s Test digunakan untuk menguji asumsi homogenitas ragam. Berdasarkan output diperoleh bahwa nilai Sig. ball > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa asumsi homogenitas ragam untuk ball telah terpenuhi 23 | S T A T I S T I K A M U L T I V A R I A T Tantri Satriya 1650205011111016 3. Multuvariate Test Output di atas untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh secara signifikan pada variabel dependen secara bersama. Berdasarkan output di atas nilai Sig. Pada statistik uji MANOVA menunjukkan nilai < 0,05 hal ini berarti bahwa variabel independen (mesin) berpengaruh terhadap variabel dependen (ball dan wire) secara bersama-sama 11. Tabel Test Of Between Subject Effects Tabel diatas untuk mengetahui apakah variabel independen (metode) berpengaruh secara signifikan terhadap masing-masing variabel dependen. Berdasarkan output diperoleh bahwa nilai Sig. Yang diperoleh pada masing-masing variabel dependen < 0,05 artinya adalah: a. Mesin berpengaruh terhadap wire b. Mesin berpengaruh pada ball 24 | S T A T I S T I K A M U L T I V A R I A T Tantri Satriya 1650205011111016 12. Parameter Estimates Tabel di atas untuk mengetahui variabel independen (Ball dan Wire) mana yang berpengaruh secara signifikan terhadap masing-masing variabel dependen (Mesin). Dikatakan berpengaruh apabila nilai Sig. Yang diperoleh < 0,05 maka hasil yang diperoleh adalah: a. Variabel Wire berpengaruh seara signifikan terhadap Mesin b. Variabel Balls berpengaruh signifikan terhadap Mesin 25 | S T A T I S T I K A M U L T I V A R I A T Tantri Satriya 1650205011111016 ANALISA KANONIK A. TEORI Analisis korelasi kanonik merupakan suatu teknik statistika multivariat yang menyelidiki keeratan hubungan antara dua gugus variabel. Gugus yang dimaksud adalah kelompok. Satu gugus variabel yang diidentifikasikan sebagai gugus variabel independen (variabel X). Gugus yang lain diidentifikasikan sebagai gugus variabel dependen (variabel Y). Melalui ketergantungan antar kedua gugus variabel tersebut dapat dijelaskan pengaruh dari satu gugus variabel terhadap gugus variabel yang lainnya. Dengan demikian, analisis korelasi kanonik adalah salah satu teknik analisis statistik yang digunakan untuk melihat hubungan antara satu kumppulan variabel independen dengan satu kumpulan variabel dependen. Ada himpunan variabel (misal variabel X1 , X2 , X3 ,…, Xp ) ingin dilihat keeratan hubungannya dengan himpunan variabel lain (Y1 , Y2 , Y3 , …, Yq ) secara serempak / serentak / simultan analisis yang digunakan adalah Analisis Korelasi Kanonik. Terdapat dua jenis data dalam analisis korelasi kanonik, yaitu: 1) Dua kelompok variabel yang diamati / diukur pada unit pengamatan sama dalam waktu tertentu (bersamaan); 2) Satu himpunan variabel pada unit observasi sama pada dua waktu. Ilustrasi untuk analisis korelasi kanonik misalnya ingin mengetahui tingkat keeratan hubungan antara penggunaan Facebook terhadap perilakunya. Maka gugus penggunaan facebook ini terdiri dari beberapa variabel yaitu lama mengakses, aktivitas penggunaan facebook, motivasi penggunaan facebook. Sedangkan gugus perilaku terdiri dari perkembangan sosial siswa, prestasi belajar, lama jam belajar. Seperti halnya pada analisa statistic yang lain, analisa korelasi aknonik memiliki beberapa asumsi yang harus dipenuhi : a) Asumsi Normal Multivariat variabel dependen dan variabel independen yang akan digunakan harus menyebar normal multivariat. Di mana fungsi kepekatan normal multivariat adalah sebagai berikut: 26 | S T A T I S T I K A M U L T I V A R I A T Tantri Satriya 1650205011111016 π(π₯) = 1 2 π (2π) |π|1/2 ππ₯π−1/2[(π₯−π) ∑ −1(π₯−π)] Hipotesis yang digunakan adalah: H0 : data menyebar normal multivariat H1 : data tidak menyebar normal multivariat Apabila nilai signifikansi yang diperoleh > 0,05 maka terima H0 dan dapat disimpulkan bahwa asumsi normal multivariat terpenuhi b) Asumsi Non Multikolinieritas, uji multikolinieritas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi (keterkaitan) yang tinggi antara variabel-variabel dalam suatu model. Pada analisis korelasi kanonik diharapkan tidak ada multikolinieritas antar anggota kelompok variabel, baik variabel independen maupun variabel dependen. Hipotesis yang digunakan yaitu: H0 : tidak terjadi multikolinieritas H1 : terjadi multikolinieritas Apabila nilai signifikansi yang diperoleh > 0,05 maka terima H0 dan dapat disimpulkan bahwa asumsi non multikolinieritas terpenuhi Pada analisa Korelasi Kanonik, Fungsi kanonik yang terbentuk yaitu minimum jumlah variabel dalam setiap kumpulan. Misalnya ingin mengetahui keeratan kumpulan variabel X (ada 5variabel) dengan kumpulan variabel Y (ada 2 variabel) maka fungsi kanonik yang terbentuk sebanyak 2 fungsi. Penentuan fungsi yang akan dipilih adalah berdasarkan tingkat signifikansinya. Ketika semua fungsi signifikan dapat melihat korelasi kanoniknya, tidak ada ukuran yang pasti mengenai seberapa besar hubungan yang harus terbentuk, faktor loading akan menjadi alternatif dalam menentukan ukuran yang bermakan, faktor loading lebih besar dari 0,5 27 | S T A T I S T I K A M U L T I V A R I A T Tantri Satriya 1650205011111016 Pada tahapan interpretasi kanonik akan didapatkan beberapa hasil : a) Bobot kanonik (canonicalweight) Bobot kanonik merupakan koefisien kanonik yang telah dibakukan, dapat diinterpretasikan sebagai besarnya kontribusi peubah asalterhadap peubah kanonik.Semakin besar nilai koefisien ini maka semakin besar kontribusi peubah yang bersangkutan terhadap peubah kanonik. b) Muatan kanonik (canonicalloadings) Muatan kanonik dapat dihitung dari korelasi antara peubah asal denganmasing-masing peubah kanoniknya.Semakin besar nilai muatan kanonik maka akan semakin penting peran peubah asaltersebut dalamkumpulan peubahnya.Peubah asal yang memiliki nilai muatan kanonik > 0,5 akan dikatakan memiliki peran besar dan tanda muatan kanonik menunjukkan arah hubungan c) Muatan silang kanonik (canonical cross-loadings) Muatan silang kanonik dapat dihitung dari korelasi antara peubah asal dengan peubah kanonik pada kumpulan lainnya. Semakin besar nilai muatan silang mencerminkan semakin dekat hubungan antara kedua kumpulan. Peubah asal yang memiliki nilai muatan silang kanonik besar ( > 0,5 ) akan dikatakan memiliki peranan besar dalam kumpulan peubahnya sedangkan tanda muatan silang kanonik menunjukkan arah hubungannya 28 | S T A T I S T I K A M U L T I V A R I A T Tantri Satriya 1650205011111016 B. APLIKASI ANALISA KORELASI KANONIK 1. Siapkan data Data dibawah untuk melihat hubungan antara X1 : delivery speed X2 : price level X3 : price flexibility X4 : manufacture image X5 : overall service X6 : salesforce image X7 : product quality, dan Y1 :tingkat penggunaan produk Y2 : kepuasan konsumen 2. Masukkan pada SPSS 29 | S T A T I S T I K A M U L T I V A R I A T Tantri Satriya 1650205011111016 3. Beri label 4. Uji Asumsi Normalitas data pilih Analyze – Nonparametric Test – Legacy Dialog - 1 sample K-S 30 | S T A T I S T I K A M U L T I V A R I A T Tantri Satriya 1650205011111016 5. Muncul kotak dialog, masukkan semua variabel yang akan digunakan ke test variable list kemudian centang Normal pada bagian test distribution kemudian klik Ok . Setelah itu hasil akan keluar pada output 6. Menguji asumsi non multikolinieritas Pilih Analyze – Correlation – Bivariate 31 | S T A T I S T I K A M U L T I V A R I A T Tantri Satriya 1650205011111016 7. Masukkan semua variabel ke dalam kotak variables. Centang Pearson, pilih Two-tailed , dan centang flag significant correlations. Kemudian klik Ok hasil akan keluar pada output 8. Analisis korelasi kanonik dilakukan pada Syntax SPSS, pilih File – New – Syntax 32 | S T A T I S T I K A M U L T I V A R I A T Tantri Satriya 1650205011111016 9. Tuliskan syntax di bawah ini pada bagian sebelah angka 1. syntax yang dituliskan yaitu: MANOVA Y1 Y2 WITH X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 /DISCRIM ALL ALPHA(1) /PRINT=SIG(EIGEN DIM) Y1 Y2 karena ada 2 variabel dependen yang digunakan dan X1 – X7 karena ada 7 variabel independen, kemudian klik tombol play berwarna hijau setelah itu hasil akan keluar pada output 33 | S T A T I S T I K A M U L T I V A R I A T Tantri Satriya 1650205011111016 C. INTERPRETASI 1. Uji Normalitas dengan Kolmogorv – Swirnov Berdasarkan output di atas variabel yang telah memenuhi asumsi normal multivariat adalah variable X1 dan X5, Y1 dan Y2. untuk variabel yang lain masih belum memenuhi asumsi normal multivariate. karena ini untuk pembelajaran maka proses analisistetap dilanjutkan 2. Asumsi Multikoliniearitas Berdasarkan output di samping • Pada variabel independen masih ada beberapa nilai Sig. < 0,05 sehingga asumsi non multikolinieritas tidak terpenuhi • Pada variabel dependen nilai Sig. < 0,05 maka disimpulkan asumsi non multikolinieritas tidak terpenuhi. Proses analisis korelasi kanonik tetap dilanjutkan untuk pembelajaran walaupun asumsi tidak terpenuhi 34 | S T A T I S T I K A M U L T I V A R I A T Tantri Satriya 1650205011111016 3. Eigenvalue Pemilihan fungsi kanonik yang akan digunakan berdasarkan besar keragaman yang diperoleh, output di atas menunjukkan besar keragaman pada fungsi 1 sebesar 95,33% sedangkan fungsi kedua relatif kecil besar keragamannya selain itueigenvalue yang diperoleh lebih dari 1 sehingga fungsi kanonik 1 yang terpilih. 4. Dimension Reduction Fungsi 1 dan fungsi 2 sama-sama memiliki nilai Sig. < 0,05 hal itu berarti kedua fungsi tersebut siginifikan. Untuk interpretasi selanjutnya digunakan fungsi 1 saja karena mempunyai besar keragaman yang lebih besar dan eigenvalue yang diperoleh lebih dari1. 5. Bobot Kanonik 35 | S T A T I S T I K A M U L T I V A R I A T Tantri Satriya 1650205011111016 Bersasarkan Fungsi pertama dari bobot kanonik kontribusi terbesar hingga terkecil adalah sebagai berikut : 1) Price flexibility(X3) 2) Overall service (X5) 3) Manufacture image (X4) 4) Delivery speed (X1) 5) Price level (X2) 6) Salesforce image (X6) 7) Product quality (X7) 8. Standarized Canonical Coefficient Berdasarkan output bobot kanonik di atas, melihat pada fungsi 1 urutan kontribusi dari terbesar sampai terkecil terhadap peubah tak bebas kanonik adalah 1) Tingkat penggunaan produk (Y1) 2) Kepuasan konsumen (Y2) 9. Correllation between Covariates Output di atas menunjukkan muatan kanonik peubah bebas. Melihat pada fungsi pertama muatan kanonik peubah bebas yang mempunyai korelasi paling kuat yaitu Overall Service (X5) dengan nilai korelasi sebesar 0,76527 Corellation between Dependent and caonincal variabel 36 | S T A T I S T I K A M U L T I V A R I A T Tantri Satriya 1650205011111016 Output di atas menunjukkan muatan kanonik peubah tak bebas. Melihat pada fungsi pertama muatan kanonik peubah tak bebas yang mempunyai korelasi paling kuat yaitu Y1 10. Raw Canonical for Covariates Function Output di atas menunjukkan muatan silang kanonik peubah bebas. Melihat pada fungsi pertama muatan silang kanonik peubah bebas yang mempunyai korelasi paling kuat yaitu Overall Service (X5) dengan nilai korelasi sebesar 0,59280 Output di atas menunjukkan muatan silang kanonik peubah tak bebas. Melihat pada fungsi pertama muatan silang kanonik peubah tak bebas yang mempunyai korelasi paling kuat adalah Y1 37 | S T A T I S T I K A M U L T I V A R I A T