Uploaded by novrianiw

1 dan 17

advertisement
1. Makna klinis lemas dan mengantuk pada Tn.B ?
Penurunan pengangkutan oksigen mengakibatkan penurunan sel
metabolisme sehingga energi juga ikut menurun, akibatnya terjadi lemas.
Diabetes, Glukosa adalah bahan bakar dari energi yang dilepaskan dalm
sel-sel karena adanya oksigen. Orang dengan diabetes type 2 memiliki
tingkat glukosa darah yang tingggi, karena tubuh tidak dapat
menggunakan glukosa ini untuk menyediakan energi. Oleh karena itu,
pasien dengan diabetes type 2 mengeluh merasa lemas dan mengantuk.
Sumber: Price, Sylvia A. And Lorraine M.Wilson. 2012. Patofisiologi
Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6. Jakarta : EGC.
17. Apa patofisiologi dari penyakit Tn.B?
Patofisiologi
Faktor yang memulai timbulnya HHNK adalah diuresis glukosuria.
Glukosuria mengakibatkan kegagalan pada kemampuan ginjal dalam
mengkonsentrasikan urin, yang akan semakin memperberat derajat lehilangan
air. Pada keadaan normal, ginjal berfungsi mengeliminasi glukosa di atas
ambang batas tertentu. Namun demikian, penurunan volume intravaskular atau
penyakit ginjal yang telah ada sebelumnya akan menurunkan laju filtrasi
glomerular, menyebabkan konsentrasi glukosa meningkat. Hilangnya air lebih
banyak dibanding natrium menyebabkan keadaan hiperosmolar. Insulin yang
ada tidak cukup untuk menurunkan konsentrasi glukosa darah, terutama jika
terdapat resistensi insulin.
Tidak seperti pasien dengan KAD, pasien HHNK tidak mengalami
ketoasidosis, namun tidak diketahui dengan jelas alasannya. Faktor yang
diduga ikut berpengaruh adalah keterbatasan ketogenesis akrena kaadaan
hiperosmolar, konsentrasi asam lemak bebas yang rendah untuk ketogenesis,
ketersediaan insulin yang cukup untuk mencegah hiperglikemia, dan resistensi
hati terhadap glukagon.
Tidak tercukupinya kebutuhan insulin menyebabkan timbulnya hiperglikemia.
Penurunan pemakaian glukosa oleh jaringan perifer termasuk oleh sel otot dan
sel lemak, ketidakmampuan menyimpan glukosa sebagai glikogen pada otot
dan hati, dan stimulasi glukagon pada sel hati untuk glukoneogenesis
mengakibatkan semakin naikknya konsentrasi glukosa darah. Pada keadaan
dimana insulin tidaj\k mencukupi, maka besarnya kenaikan konsentrasi
glukosa darah juga tergantung dari status hidrasi dan masukan karbohidrat
oral.
Hiperglikemia
mengakibatkan
timbulnya
diuresis
osmotik,
dan
mengakibatkan menurunnya cairan tubuh total. Dalam ruang vaskular, dimana
glukoneogenesis dan masukan makanan terus menambah glukosa, kehilangan
cairan akan semakin mengakibatkan hiperglikemia dan hilangnya volume
sirkulasi. Hiperglikemia dan peningkatan konsentrasi protein plasma yang
mengikuti hilangnya cairan intravaskular menyebabkan keadaan hiperosmolar.
Keadaan hiperosmolar ini memicu sekresi hormone anti diuretik. Keadaan
hiperosmolar ini juga akan memicu timbulnya rasa haus.
Adanya keadaan hiperglikemia dan hiperosmolar ini jika kehilangan cairan
tidak dikompensasi dengan cairan oral maka akan timbul dehidrasi dan
kemudian hipovolemia. Hipovolemia akan mengakibatkan hipotensi dan
nantinya akan menyebabkan gangguan pada perfusi jaringan. Keadaan koma
merupakan suatu stadium akhir dari proses hiperglikemik ini, dimana telah
timbul gangguan elektrolit berat dalam kaitannya dengan hipotensi.
Sumber: W.Sudoyo,Aru.2014. Ilmu Penyakit Dalam FKUI edisi 6 jilid 2.
Jakarta : InternaPublishing.
Download