Uploaded by Agustinus Catur Kriss

uts model pemb sos

advertisement
1.
A. Kosasih, Djahiri .(1990). Teori Keterampilan Belajar Mengajar Menuju Guru
Inkuiri Yang Rekatif. Bandung: Lab. PMP IKIP.
Masih banyak guru yang belum memiliki kemampuan dan keterampilan yang memadai
dalam memilih, serta menggunakan berbagai metode pembelajaran yang mampu
mengembangkan iklim pembelajaran yang kondusif bagi siswa untuk belajar, dan banyak
diantara guru yang tidak memiliki kurikulum tertulis yang merupakan pedoman dasar
dalam pemilihan metode pembelajaran.
Setiap proses belajar dan mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain
tujuan, bahan, alat, dan metode, serta evaluasi. Unsur metode dan alat merupakan unsur
yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau teknik untuk
mengantarkan bahan pelajaran agar sampai kepada tujuan. Dalam pencapaian tujuan
tersebut, metode pembelajaran sangat penting sebab dengan adanya metode pembelajaran,
bahan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa.
Pemilihan model dan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan kurikulum dan
potensi siswa merupakan kemampuan dan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh
guru. (Djahiri, 1992:67)
Penggunaan metode dalam pembelajaran sangat diutamakan guna menimbulkan gairah
belajar, motivasi belajar, merangsang siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran.
2. Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna,
sehingga seringkali kita merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut
adalah:
(1) pendekatan
pembelajaran,
(2) strategi
pembelajaran,
(3) metode
pembelajaran, (4) teknik pembelajaran, (5) taktik pembelajaran, dan (6) model
pembelajaran.
(1) Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
(2) Strategi pembelajaran.
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru
dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya,
dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam
strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada
dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam
suatu pelaksanaan pembelajaran.
(3) Metode pembelajaran
Metode pembelajaran di sini dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
(4) Teknik Pembelajaran
Selanjutnya metode
pembelajaran
dijabarkan
ke
dalam teknik dan taktik
pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang
dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
(5) Taktik pembelajaran
Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode
atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual.
(6) Model Pembelajaran
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah
terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut
dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan
suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Penerapan
Implementasi mengenai pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode
pembelajaran,
teknik/taktik
pembelajaran,
sehingga
terbentuk
menjadi
model
pembelajaran yaitu pertama tentu guru menentukan pendekatan apa yang digunakan dalam
pembelajarannya, kemudian menentukan bagaimana strategi pembelajaran yang dapat
digunakan, sehingga dapat menentuka metode pembelajaran yang nantinya akan
digunakan dalam proses pembelajaran, dan dapat menentukan bagaimana teknik dan taktik
dalam pembelajaran tersebut, sehingga pembelajaran menjadi nyaman dan berjalan sesuai
dengan yang diharapkan.
Contoh implementasinya dalam pembelajaran, misal dalam mata pelajaran Sosiologi,
pertama guru menentukan pendekatan pembelajaran yang dipakai, misalnya Pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach).
Dalam penentuan pendekatan pembelajaran, selain pendekatan pembelajaran yang
terpapar diatas, masih banyak pendekatan pembelajaran, jadi guru harus mampun memilih
pendekatan mana yang akan dipakai. Setalah guru menentukan pendekatan yang dipakai,
barulah kemudian menentukan strategi yang bagaimana dipakai, dalam pelajaran Sosiologi
guru ingin menggunakan strategi group-individual learning artinya guru melakukan proses
pembelajaran secara berkelompok, manfaatnya selain bisa menilai dari kelompok, tentu
dapat menilai siswa secara individu juga. Setelah menentukan strategi yang digunakan
barulah guru dapat menentukan metode pembelajaran yang digunakan, dalam
pembelajaran Sosiologi sesuai kondisi tersebut guru bisa memilih metode pembelajaran
yang berhubungan dengan bagaimana penyampaian materi dan proses pembelajaran
Sosiologi, yaitu dengan metode kombinasi metode ceramah, diskusi, demonstrasi, Tanya
jawab dll. Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik pembelajaran
dimana untuk mengimplementasikan metode pembelajaran yang digunakan, sesuai dengan
metode pembelajaran Sosiologi tersebut. Misalnya metode ceramah digunakan waktu
pertama memulai kelas atau pembelajaran, kemudian memberikan suatu permasalahan
kepada siswa sehingga siswa dapat mendiskusikan masalah tersebut yaitu metode diskusi,
selanjutnya permasalahan tersebut dipresentasikan yaitu metode demonstrasi, sehingga
timbul adanya Tanya jawab, metode Tanya jawab. Kemudian setelah menentukan teknik
guru juga dapat menentukan bagaimana gaya atau taktik pembelajaran yang digunakan,
tentu gaya pembelajaran setiap guru itu berbeda-beda. Setelah kesemuanya terbentuklah
suatu model pembelajaran sosiologi.
3. Sudjana, D. 2001. Metode & Metode Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah
Production
Dalam pembelajaran sosiologi di SMA, banyak metode yang dapat dilakukan. Salah
satunya adalah metode brainstorming. “Curah pendapat adalah metode pembelajaran yang
dilakukan dalam kelompok yang peserta didiknya memiliki latar belakang dan
pengetahuan
yang
berbeda-beda”
(Sudjana,
2001:86).
Metode
pembelajaran Brainstorming (curah pendapat) adalah suatu model dalam pembelajaran
untuk menghasilkan banyak gagasan dari seluruh siswa dalam kelompok diskusi yang
mencoba mengatasi segala hambatan dan kritik. Kegiatan ini mendorong munculnya
banyak gagasan, termasuk gagasan yang sembarangan, kurang masuk akal, liar dan berani
dengan harapan bahwa gagasan tersebut dapat menghasilkan gagasan yang kreatif. Dalam
mengumpulkan gagasan dan ide, dapat dilakukan observasi lapangan maupun pengamatan
melalui media yang disajikan oleh guru. Hal ini memungkinkan bahwa dengan metode ini,
pembelajaran sosiologi dapat dilakukan didalam kelas maupun didalam kelas.
Brainstorming sering digunakan dalam diskusi kelompok untuk memecahkan masalah
bersama. Brainstormingjuga
dapat
digunakan
secara
individual.
Sentral
dari Brainstorming adalah konsep menunda keputusan. Dalam Brainstorming siswa
dituntut untuk bisa menggunakan kemampuan berpikir kreatifnya.
4.
https://alisadikinwear.wordpress.com/2012/07/20/metode-pembelajaran/
Metode belajar-mengajar adalah bagian utuh (terpadu, integral)dari proses pendidikan
pengajaran. Metode ialah cara guru menjelaskan suatu pokok bahsan (thema, pokok
masalah)
sebagai
bagian
kurikulum
(isi,
materi
pengajaran),
dalam
upaya
mencapai sasaran dan tujuan pengajaran (tujuan institusional, tujuan pembelajaran
umum dan khusus).
Proses pembelajaran, atau PBM sebagai kerjasama guru-siswa, secara psiko pedagogis
mengutamakan oto-aktivitas siswa sebagai bekal pendewasaan diri mengembangkan
kemampuan dan penguasaan bidang pengetahuan (bidang studi, mata pelajaran). Artinya,
dalam PBM peran guru lebih bersifat tut-wuri handayani, berjalan bersama
(bekerjasama, komunikasi, dialog dan hubungan akrab) guru-siswa,
pembelajaran
di
dalam
dan
di
luar
ialah
suasana
kelas.PBM dan kerjasama guru-
siswa mencapai sasaran dan tujuan belajar, ialah melalui cara atu metode, yang pada
hakekatnya ialah jalan mencapai sasaran dan tujuan pendidikan-pengajaran. Jadi, alasan
atau nalar guru memilih/menetapkan suatu metode dalam PBM (proses intruksional) ialah:
1) metode ini seeuai dengan pokok bahasan, dalam makna lebih menjadi mencapai
sasaran dan tujuan instruksional.
2) metode ini menjadi kegiatan siswa dalam belajar (KBS, kemandirian) dan
meningkatkan motivasi atau semangat belajar.
3) metode ini memperjelas dasar, kerangka, isi dan tujuan dari pokok bahasan, sehingga
pemahaman siswa makin jelas.
4) metode ini dipilih guru dengan asas di atas berdasarkan pertimbangan praktis, rasional
dikuatkan oleh kiat dan pengalaman guru mengajar
5) metode yang berdaya guna, belum tentu tunggal, jadi suatu metode dapat digunakan
secara kombinasi (sintesis terpadu) dan dilengkapi dengan media tertentu, bahkan
multi-media. Dasar pertimbangan ialah sasaran dan tujuan pendidikan pengajaran.
5. Wena, M. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : Bumi Aksara.
Menurut Wena (1994:144) Pembelajaran berbasis proyek (project based learning) merupakan
model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di
kelas dengan melibatkan kerja proyek.
Melalui pembelajaran berbasis proyek, proses inquiry dimulai dengan memunculkan
pertanyaan penuntun dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang
mengintegrasikan berbagai materi dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara
langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam
sebuah disiplin yang sedang dikajinya.
Pembelajaran berbasis proyek merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia
nyata, hal ini akan berharga bagi usaha peserta didik. Mengingat bahwa masing-masing peserta
didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka pembelajaran berbasis proyek memberikan
kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali materi dengan menggunakan berbagai cara
yang bermakna bagi dirinya serta melakukan eksperimen secara kolaboratif.
Dalam membimbing siswa dalam pembelajaran berbasis proyek ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dan dijadikan pijakan tindakan. Adapun pedoman pembimbingan tersebut antara
lain:
1.
Keautentikan
Keautentikan dapat dilakukan dengan beberapa strategi, yaitu dengan mendorong dan
membimbing siswa untuk memahami kebermaknaan dari tugas yang dikerjakan,
meranncang
tugas
siswa
sesuai
dengan
kemampuannya
sehingga
ia
mampu
menyelesaikannya tepat waktu, dan mendorong serta membimbing siswa agar mampu
menghasilkan sesuatu dari tugas yang dikerjakannya.
2.
Ketaatan terhadap nilai-nilai akademik
Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa strategi yaitu dengan mendorong dan
mengarahkan siswa agar mampu menerapkan berbagai pengetahuan dalam menyelesaikan
tugas yang dikerjakan, merancang dan mengembangkan tugas-tugas yang dapat memberi
tantangan pada siswa untuk menggunakan berbagai metode dalam pemecahan masalah
serta mendorong dan membimbing siswa untuk mampu berpikir tingkat tinggi dalam
memecahkan masalah.
3.
Belajar pada dunia nyata
Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa strategi berikut, yaitu mendorong dan
membimbing siswa untuk mampu bekerja pada konteks permasalahan yang nyata yang ada
di masyarakat, mendorong dan mengarahkan agar siswa mampu bekerja dalam situasi
organisasi yang menggunakan teknologi tinggi, dan mendorong serta mengarahkan siswa
agar mampu mengelola kemampuan keterampilan pribadinya.
4.
Aktif meneliti
Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong dan mengarahkan siswa agar dapat
menyelesaikan tugasnya sesuai dengan jadwal yang telah dibuatnya, mendorong dan
mengarahkan siswa untuk melakukan penelitian dengan berbagai macam metode, serta
mendorong dan mengarahkan siswa agar mampu berkomunikasi dengan orang lain, baik
melalui presentasi ataupun media lain.
5.
Hubungan dengan ahli
Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong dan mengarahkan siswa untuk mampu belajar
dari orang lain yang memiliki pengetahuan yang relevan, mendorong dan mengarahkan
siswa berdiskusi dengan orang lain dalam memecahkan masalah, serta mendorong dan
mengarahkan siswa untuk mengajak pihak luar untuk terlibat dalam menilai unjuk kerjanya.
6.
Penilaian
Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa strategi yaitu mendorong dan mengarahkan siswa
agar mampu melakukan evaluasi diri terhadap kinerjanya dalam mengerjakan tugasnya,
mendorong dan mengarahkan siswa untuk mengajak pihak luar untuk terlibat
mengembangkan standar kerja yang terkait dengan tugasnya serta mendorong dan
mengarahkan siswa untuk menilai kerjanya.
Berikut adalah sintaks pembelajaran sosiologi menggunakan metode Project Based
Learning.
A. Pendahuluan
Prapembelajaran
1. Guru mengkondisikan kelas dalam suasana kondusif untuk berlangsungnya pembelajaran.
2. Guru memberikan motivasi tentang pentingnya memahami Sosiologi sebagai ilmu
pengetahuan dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari di masyarakat.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, termasuk aspek-aspek yang
dinilai selama proses pembelajaran.
4. Guru melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan secara klasikal yang bersifat
menuntun dan menggali mengenai “berita yang berkaitan dengan kehidupan sosial yang lagi
trend menjadi pembicaraan di media massa cetak dan elektronik”.
5. Selanjutnya, guru mengaitkan gejala sosial yang terjadi di masyarakat tersebut sebagai akibat
terjadinya interaksi sosial. Bahwa di masyarakatlah manusia berinteraksi antara satu dengan
yang lainnya, yang kemudian menimbulkan fenomena sosial.
B. Kegiatan inti
Fase 1: Penentuan Pertanyaan Esensial
 Guru mengemukakan pertanyaan esensial yang bersifat eksplorasi pengetahuan yang telah
dimiliki siswa berdasarkan pengalaman belajarnya yang bermuara pada penugasan peserta
didik dalam melakukan suatu aktivitas.
 Apa sajakah permasalahan sosial yang melatarbelakangi timbul dan berkembangnya sosiologi
di Eropa?
 Bagaimana pandangan Auguste Comte tentang ilmu yang mempelajari masyarakat yang
tertuang dalam buku Positive Philosophy (1838)?
 Mengapa Sosiologi yang tumbuh di Eropa lebih mengarah pada penyelesaian masalah sosial
(social problem solving), sedangkan di Amerika lebih mengarah pada pengembangan
teorisasi dan metodologi?
 Mengapa Sosiologi di Indonesia baru berkembang setelah Indonesia merdeka?
Fase 2: Mendesain Perencanaan Proyek
 Peserta didik ditugasi untuk melakukan kajian makna penting sosiologi, sejarah kelahiran
sosiologi, dan ruang lingkup sosiologi dari sumber bacaan, hasil penelitian, artikel, studi
pustaka, atau sumber-sumber belajar lainnya yang relevan.
 Guru mengelompokkan siswa sesuai tingkat kognitif siswa yang heterogen (individual
different) yang terdiri atas 5 atau 7 orang.
 Guru memfasilitasi setiap kelompok untuk menentukan ketua dan sekretaris secara
demokratis dan mendeskripsikan tugas kelompoknya masing-masing.
 Guru dan peserta didik membicarakan aturan main untuk disepakati bersama dalam proses
penyelesaian proyek, seperti pemilihan aktivitas, jangka waktu pelaksana-an, sanksi yang
dijatuhkan atas pelanggaran aturan main, dan isi laporan kajian.
Fase 3: Menyusun Jadwal
 Guru menuliskan beberapa poin tugas yang akan diberikan kepada masing-masing
kelompok, berisi: (1) informasi yang secara eksplisit dinyatakan dalam tugas, (2) menuliskan
konsep-konsep/prinsip-prinsip yang terkait dengan tugas, (3) mengaitkan konsep-konsep
yang dinyatakan secara eksplisit dalam tugas dengan konsep/prinsip yang dimiliki oleh
peserta didik berdasarkan pengalaman belajarnya, (5) menarik kesimpulan.
 Guru memfasilitasi peserta didik untuk membuat jadwal aktivitas yang mengacu pada waktu
maksimal yang disepakati.
 Guru meminta setiap kelompok untuk menuliskan alasan setiap pilihan yang telah dipilih.
Fase 4: Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek
 Guru melakukan monitoring terhadap aktivitas peserta didik selama melakukan tugas proyek,
dan memberi arahan terhadap kelompok yang kurang tepat dalam menyelesaikan tugas
proyek.
Fase 5: Menguji Hasil
 Selama melakukan monitoring, guru telah melakukan penilaian dengan mengacu pada rubrik
penilaian yang bertujuan untuk mengukur ketercapaian standar, berperan dalam
mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat
pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, dan membantu pengajar dalam menyusun
strategi pembelajaran berikutnya.
Fase 6: Mengevaluasi Pengalaman
 Guru bersama-sama siswa mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar. Peserta
didik secara berkelompok melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah
dikerjakan. Hal-hal yang direfleksi adalah kesulitan-kesulitan yang dialami dan cara
mengatasinya dan perasaan yang dirasakan pada menemukan solusi dari masalah yang
dihadapi. Selanjutnya, kelompok lain diminta menanggapi.
C. Penutup
Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyimpulkan hasil kajiannya serta memberi penguatan
materi.
Download