PERCAYA DIRI 1. Menumbuhkan Percaya Diri Anak 2. Meningkatkan Percaya Diri 3. Memotivasi Diri Melalui Rasa Percaya diri 4. Membangun Rasa Percaya Diri 5. Kiat Sukses Membangun Kepercayaan Diri 6. Tips Kalau Anda Mau Percaya Diri 7. Pentingnya Rasa Percaya Diri 8. Memupuk Rasa Percaya Diri 9. Bersikap Percaya Diri 10. Keputusan Intuitif Penuh Percaya Diri 11. Percaya Diri Vs Penyerahan Diri 12. Masalah Percaya Diri 13. Mau NARSIS ato PERCAYA DIRI ? 14. Krisis Percaya Diri 15. 7 Langkah Membangun Percaya Diri 16. Krisis Percaya Diri Malaysia 17. Lima Langkah untuk Lebih Percaya Diri 18. Percaya Diri dan Percaya Dewa 19. Percaya Diri Bahan Bakar Menuju Sukses 20. Memulihkan Rasa Percaya Diri 21. Memupuk Rasa Percaya Diri 22. Membangun Rasa Percaya Diri Anak 23. Membantu Anak Mengatasi Rasa Takut 24. Lima Langkah Untuk Lebih Percaya Diri 25. Psoriasis dan Percaya Diri 26. Bagaimana Menjadi Percaya Diri 27. Meningkatkan Percaya Diri Anak diri 28. Percaya Diri atau Sombong 29. Membangun Rasa Percaya Diri Secara Insta nt 30. Percaya Diri Dengan Badan Kurus 31. Mengikis Krisi Percaya Diri 32. Agar Percaya Diri Anak Senantiasa Terjaga 33. Usir Bau Kaki Demi Percaya Diri 34. Perbedaan Rasa Percaya diri Mahasiswa 35. Kisah unik perlu cara unik 36. Percaya Diri Saat Wawancara 37. Percaya Diri Di Dalam Tuhan 38. Gagal Target, Masih Percaya Diri 39. 6 Tips Tampil Percaya Diri 40. Penyebab tidak percaya diri 41. Mengapa Minder dengan Kondisi Keluarga 42. Minder dan Self Esteem 43. Bagaimana cara mengatasi rasa malu ? 44. Mengatasi Rasa Minder 45. Cara mengubur Rasa Minder 1. Menumbuhkan Percaya Diri Pada Anak Sifat percaya diri tidak hanya harus dimiliki oleh orang dewasa, tetapi anak-anak juga memerlukannya dalam perkembangannya menjadi dewasa. Sifat percaya diri sulit dikatakan secara nyata. Tetapi kemungkinan besar orang yang percaya diri akan bisa menerima dirinya sendiri, siap menerima tantangan dalam arti mau mencoba sesuatu yang baru walaupun ia sadar bahwa kemungkinan salah pasti ada. Orang yang percaya diri tidak takut menyatakan pendapatnya di depan orang banyak. Rasa percaya diri membantu kita untuk menghadapi situasi di dalam pergaulan dan untuk menangani berbagai tugas dengan lebih mudah. Untuk anak-anak, rasa percaya diri membuat mereka mampu mengatasi tekanan dan penolakan dari teman-teman sebayanya. Anak yang percaya diri mempunyai perangkat yang lebih lengkap untuk menghadapi situasi sulit dan berani minta bantuan jika mereka memerlukannya. Mereka jarang diusik. Justru mereka sering mempunyai daya tarik yang membuat orang lain ingin bersahabat dengannya. Mereka tidak takut untuk berprestasi baik di sekolah atau untuk menujukkan bahwa mereka memang kreatif. Percaya diri bukan merupakan bawaan dari lahir, juga tidak jatuh dari langit. Anak-anak mudah sekali merasa rendah diri, merasa tidak mampu, tidak penting, karena ada banyak hal yang harus dipelajari, dan orang yang lebih tua tampak begitu pandai. Anak-anak memerlukan dorongan dan dukungan secara terus-menerus. Jika orang tua atau guru dapat berperan dengan baik, anakanak akan memiliki rasa percaya diri. Jika Anda ingin membangun rasa percaya diri dalam diri anak Anda, tak ada istilah terlambat untuk memulai. Anda justru akan memberikan hadiah terbaik untuk anak Anda dan diri Anda sendiri. Membangun Rasa Percaya Diri Walaupun sering memprotes jika merasa dibatasi, anak-anak akan menerima jika mempunyai aturan pasti dalam bertindak. Jika orangtua terus mengubah rutinitas anak Anda atau tidak konsisten dalam hal disiplin, anak akan bingung dan bimbang. Misalnya, hari ini aturannya begini, tapi besok lain lagi. Lusa, anak akan bertanya-tanya, "Sekarang saya harus bagaimana. Yang seperti kemarin atau seperti kemarin dulu?" Tunjukkan bahwa Anda percaya anak Anda punya kemampuan, dengan memberinya tugastugas yang bisa dilakukannya dan menimbulkan rasa ikut memiliki. Sebagai contoh, anakanak biasanya senang menjawab telepon. Ajari dia cara menjawab telepon yang sopan dan benar. Lalu, beri dia kesempatan untuk melakukannya. Coba juga meminta bantuan anak untuk mengambilkan barang-barang yang akan dibeli di rak pasar swalayan, tentunya barang yang tak mudah pecah, misalnya susu, sabun mandi, dan sebagainya. Tahan diri untuk cepatcepat turun tangan membantu anak melakukan sesuatu. Membantu boleh-boleh saja, tapi tidak berarti mengambil alih atau langsung ikut campur tangan tanpa dimintanya. Doronglah dia untuk tidak terlalu gampang mengatakan, "Saya tidak bisa," "Saya tak pernah akan bisa," atau "Saya memang bodoh." Satu hal yang penting orangtua harus menjaga jangan sampai mencap anak "pemalas", "dasar pemalu", "anak bodoh", dan sebagainya. Memang sebagian anak mungkin tak akan terlalu menghiraukan kata-kata seperti itu. Tapi sebagian lain akan membangun identitas dirinya dari komentar-komentar yang negatif ini, meskipun Anda mengucapkannya secara spontan dan sungguh tidak bermaksud merendahkan dirinya. Tanamkan sikap bahwa berbuat salah bukanlah dosa yang tak terampuni, bahwa nilai seseorang tidak selalu bisa dihitung berdasarkan kesempurnaan hasil kerjanya. Yang penting bukan betul atau salah, tapi bagaimana cara dia melakukannya. Jadikan ini sebagai pedoman untuk diri Anda juga. Hormati dan hargai anak Anda. Jangan mempermalukan dia di depan teman-teman sebayanya, atau di depan orang dewasa lainnya, atau di depan umum. Jika anak Anda berbuat salah, panggil dia ke tempat sepi, atau bicarakan hal itu di rumah. Jika Anda berbicara, gunakan nada suara seperti yang Anda harapkan akan digunakannya saat ia berbicara. Dengarkan anak Anda dan dorong dia untuk berpikir mandiri. Belajar mempertahankan diri sendiri memerlukan kekuatan besar. Tempat terbaik untuk berlatih menjadi orang yang percaya diri adalah di rumah. Hargai ide-ide yang dinyatakannya. Katakan berulang-ulang kepada anak Anda bahwa Anda percaya dia bisa. Dan bersikaplah positif di depan orangorang lain tentang apa yang bisa dilakukan anak Anda. Dengan cara begitu, anak akan yakin bahwa Anda benar-benar mempercayai kemampuannya. Ciptakan peluang untuk pengalaman-pengalaman dan tantangan baru. Perluas minat dan keterampilan anak Anda. Bersedialah menerima usaha yang telah dilakukannya, entah apa pun hasilnya. Jangan hanya melihat hasil akhirnya saja. Daripada mengatakan kepada anak apa yang tak boleh dilakukan, lebih baik katakan apa yang boleh dilakukannya. Misalnya, daripada mengatakan "Kamu tak boleh masuk ke rumah orang tanpa permisi," lebih baik katakan, "Kamu boleh masuk ke rumah orang kalau sudah permisi dan dipersilakan masuk." Sebelum mengomentari perilaku anak yang negatif, pikirlah dulu dua tiga kali, sambil mengingat untuk selalu menekankan hal-hal yang positif. Sumber : http://www.e-smartschool.com/ 2. Meningkatkan Percaya Diri Dari data penelitian, ditemukan banyak faktor yang menjadikan kendala seseorang enggan untuk menjadi penyeru kebaikan. Antara lain, kurang percaya diri, kemudian disusul tidak adanya skill. Kalau kita runut, keduanya mempunyai korelasi yang sangat erat. Sebenarnya akar masalah orang yang tidak percaya diri terletak pada skill (keterampilan). Dan, skill utama bagi seorang penyeru kebaikan terletak pada kemampuan penguasaan materi, pemahaman terhadap nilai-nilai yang disampaikan, serta penguasaan skill penyampaian. Untuk menumbuhkan ketiga hal tersebut perlu sebuah usaha pembiasaan. Dan untuk menjadikan hal itu sebagai sebuah kebiasaan dalam diri seseorang secara permanen, maka perlu ditanamkan beberapa faktor: Pertama, paham. Tanpa pemahaman yang utuh, orang tidak akan dapat bekerja dengan ikhlas, lemah produktiftas, dan tidak akan tahan lama. Kedua, memiliki skill. Orang yang tidak memilki skill biasanya akan bekerja dengan cemas dan minder. Ketiga, kemauan. Dengan kemauan, kita dapat beramal secara konsisten dalam rentang waktu yang lebih lama. Ada beberapa kiat praktis untuk meningkatkan rasa percaya diri. Utamanya meliputi aspek kemauan, pemahaman serta keterampilan. Untuk memenuhi aspek kemauan, Anda perlu melakukan berbagai usaha. Antara lain: 1. Bekerjalah dengan Ikhlas. Yakinkan bahwa seluruh amalan baik akan mendapatkan pahala walau tidak enak untuk dikerjakan. 2. Kerjakan setiap aktifitas dengan penuh tanggung jawab, memiliki landasan nilai (vaIue) dan prinsip-prinsip yang kuat. 3. Milikilah kebiasaan menerima. Ini akan meningkatkan rasa memiliki. 4. Tingkatkan rasa tanggung jawab pribadi. Dengan itu, rasa tanggung jawab untuk menyelesaikan problem umat akan tumbuh. 5. Miliki kebiasaan mempertahankan hak. Dengan cara mendorong sikap percaya diri untuk membela hak-hak kita yang hilang. 6. Milikilah kebiasaan hidup dengan tujuan. Tanpa tujuan yang kuat tak akan ada target dan kurang termotivasi untuk melakukan aktifitas yang baik sekalipun. 7. Memiliki integritas diri. Kekuatan utama bagi penyeru kebaikan terletak pada kekuatan integritas, yaitu kesatuan antara ucapan, statement tertulis dan tindakan kita. Sedangkan untuk aspek pemahaman dan keterampilan, barangkali beberapa langkah berikut bisa Anda usahakan: 1. Milikilah catatan/referensi materi dan agenda yang rapi. 2. Siapkan materi yang akan disampaikan. Naik panggung tanpa persiapan, maka turun panggung penuh dengan kehinaan. 3. Bacalah buku-buku referensi, ini sangat membantu meningkatkan pemahaman. 4. Milikilah hafalan yang baik. Orang berbicara mengandalkan apa yang diingat. 5. Ambillah selalu kesempatan untuk tampil dimuka umum kapan saja. Sebagai latihan melancarkan kemampuan bicara dan kontrol diri. 6. Ikutilah beberapa pelatihan, semisal pelatihan Training for Trainer, atau sejenis pelatihan untuk pelatih dan fasilitator yang membekali skill mengajar. Dengan kecakapan dalam bidang pemahaman dan keterampilan, ditambah kemauan yang keras, insya Allah usaha perbaikan, mengajak manusia ke jalan yang diridhai Allah akan punya hasil dan rentang usia yang panjang. Sumber : http://beranda.blogsome.com 3. Memotivasi Diri Melalui Rasa Percaya diri Aset paling berharga bagi banyak orang adalah juga aset yang paling belakangan dihargai. Aset itu, bila ditangani dengan semestinya, akan mampu memberikan hasil secara dramatis. Aset yang tidak dapat dikenakan harga setinggi apapun. Itulah otak manusia, pikiran dan proses berfikir. Otak merupakan kawasan penyimpanan yang kapasitasnya luar biasa, menjadi pentinglah untuk berhati-hati di dalam mengisinya. Sebagian orang mempunyai otak yang penuh dengan pemikiran dan pengalaman negatif. Mereka akan secara terus-menerus menanamkan masukan saya tidak mampu dengan setumpuk alasan mengapa mereka tidak mampu. Sehingga ketika dihadapkan pada sebuah kesempatan atau tantangan baru, otak mereka, ketika ditanya, mengirimkan jawaban: Tidak, kamu tidak mampu, atau tanggapan lain semacam itu. Lima langkah yang diperlukan untuk membangun kepercayaan diri dan yang pada gilirannya membangun rasa percaya diri bagi motivasi diri dari dalam. HINDARI MENCARI-CARI ALASAN Begitu banyak orang mengurungkan niat mereka dengan mengajukan alasan yang tidak masuk akal dan samasekali salah. Seperti: - Saya tidak bisa - Saya tidak mampu sebab... - Pendidikan saya belum memadai - Saya sudah terlalu tua - Saya masih terlalu muda, dll Siapapun dapat mencari alasan bagi hampir segalanya, maka dalam membangun kepercayaan diri, jangan sekali-kali membuat alasan. Hal itu mungkin sangat menyenangkan dan menentramkan hati, tetapi alasan-alasan hanya akan menghamabat seseoarang dari pencapaian sasaran. Ingatlah bahwa otak Anda adalah kawasan penyimpanan -- apa yang Anda masukkan pada gilirannya akan keluar lagi, jadi gantilah penyisipan hal-hal negatif dengan hal-hal positif. GUNAKAN DAYA IMAJINASI Otak dengan kapasitasnya yang tidak terbatas dapat membantu Anda dengan tanpa batasan mencapai ambisi hidup jika Anda memberinya kesempatan. Biarkan dia menggambarkan diri Anda sebagai pribadi yang Anda inginkan. Dengan jelas menggambarkan apapun wujud yang Anda inginkan. Semakin Anda memikirkan itu semua semakin besar kepastian akan suatu hasil yang positif. Jika Anda terus menerus membiarkan pikiran Anda dipenuhi dengan bermacam-macam pemikiran mengenai penyakit dan kesehatan yang buruk, Anda hampir pasti akan mengalami penyakit yang Anda pikirkan. JIka Anda terus menerus memikirkan hasil negatif tentang pergaulan atau karier bisnis, pemikiran itu pada gilirannya akan mengakar dalam diri Anda. Maka dalam proses membangun kepercayaan diri dengan menmggunakan proses kesan daya imajinasi otak, pentinglah untuk menjadi yakin bahwa apa yang sedang Anda pikirkan dan lihat dengan jelas adalah hal yang positif. Hal yang positif itu harus memungkinkan kesan positif pada diri Anda dan peningkatannya, serta pemikiran positif itu harus mengarah ke sasaran Anda, cita-cita dan kebahagiaan dalam hidup. JANGAN TAKUT GAGAL Kegagalan telah mengahalangi begitu banyak orang sehingga mereka mundur sebelum mencoba, berbuat atau meraih keberhasilan sebab mereka tidak mampu menerima terminologi dimana ada kemungkinan untuk gagal. Sebagian orang benar-benar tidak pernah mencoba sesuatupun sebab rasa takut gagal ini telah menguasai otak mereka selama bertahun-tahun. Setiap hari mereka memikirkan kegagalan ini sehingga mereka tidak pernah sungguh-sungguh melakukan sesuatu dan pada akhirnya mereka tidak percaya diri dan penuh keraguan. PENAMPILAN MEMBENTUK KEPERCAYAAN DIRI Penampilan luar memang bukan segalanya. Kadang-kadang perlu untuk membelanjakan uang demi penampilan luar yang menarik, karena dengan penampilan luar yang menarik memberi kesempatan yang ada dalam diri Anda untuk merasa baik. Tetapi haruslah tetap bersikap realistis. Sebagian orang bersikap berlebihan dalam penampilan mereka dan pada akhirnya semua itu hanya demi kepuasan ego mereka. SUSUNLAH CATATAN MENGENAI SUKSES YANG DIPEROLEH Setiap orang pernah mencapai sukses dalam hidupnya. Cara mengumpulkan catatan sukses masa lalu sangat sederhana. Pikirkan balik sukses Anda yang paling awal yang mungkin terjadi pada masa sekolah ketika memenangkan lomba balap kelereng atau balap karung. Mungkin juga berawal dari ucapan selamat ketika memenangkan lomba mengambar atau melukis. Ini bisa dulakukan secara lisan pada suatu audio kaset atau buku catatan. Anda bisa melihat kembali catatan dan memperbaharui aset paling berharga Anda dengan kenangan akan sukses tersebut. Motivasi hanya dapat mengabadikan diri berdasarkan harapan. Untuk memotivasi diri, seseorang harus memiliki harapan tentang sebuah masa depan. Oleh karena itu dalam memotivasi diri seseorang bertanggung jawab untuk menciptakan sendiri harapannya. Disarikan dari buku Sukses Memotivasi karangan Richard Denny Sumber: http://pembelajaran.blogspot.com/ Membangun Rasa Percaya Diri Percaya diri adalah bagian dari alam bawah sadar dan tidak terpengaruh oleh argumentasi yang rasional. Ia hanya terpengaruh oleh hal-hal yang bersifat emosional dan perasaan. Maka untuk membangun percaya diri diperlukan alat yang sama, yaitu emosi, perasaan, dan imajinasi. Emosi, perasaan dan imajinasi yang positif akan meningkatkan rasa percaya diri. Sebaliknya emosi, perasaan dan imajinasi yang negatif akan menurunkan rasa percaya diri. Bagaimana caranya supaya diri kita selalu dikelilingi oleh energi positif yang maksimum? Simak kiat-kiat berikut ini : 1. Menghilangkan pengaruh negatif. Sejak lahir dan sepanjang hidup kita mengalami rangsangan positif dan negatif dari lingkungan silih berganti. Orang yang sepanjang hidupnya menerima rangsangan negatif relatif akan memiliki kadar percaya diri yang rendah. Rangsangan negatif dapat berasal dari lingkungan keluarga, masyarakat sekitar, kantor atau lingkungan pekerjaan, sekolah dan sebagainya. Apabila kita terperangkap dalam suatu kondisi hubungan antar manusia yang sangat buruk, segera cari solusi. Cara pertama adalah dengan berdamai atau berkompromi dengan lingkungan. Terima kondisi dengan ikhlas. Tapi kalau tidak membawa hasil positif, lebih baik keluar saja dari lingkungan tersebut apapun resikonya. 2. Pengakuan dan Penghargaan Pengakuan dan penghargaan orang lain terhadap keberadaan, perbuatan atau prestasi kita, akan sangat meningkatkan rasa percaya diri. Masalahnya tidak banyak orang lain yang melakukan hal itu. Hanya orang-orang positif yang mau melakukan hal itu. Solusinya adalah bergabunglah dengan kelompok orang-orang yang positif. Cara lain, kita bisa memulai dengan melakukan pengakuan dan penghargaan pada diri kita sendiri. Sekecil apapun perbuatan positif yang kita lakukan, akui dalam diri kita, atau beri hadiah kecilkecilan. 3. Pujian Sama seperti halnya pengakuan, pujian dapat meningkatkan rasa percaya diri kita. Siapa yang tidak senang kalau ada yang memuji penampilan, kepintaran atau keahlian kita. Pujian pun jarang diberikan pada lingkungan orang yang mayoritas berpikiran negatif. 4. Memanjakan diri Memanjakan diri itu penting dan perlu. Karena dengan begitu, kita akan merasa sebagai manusia yang berharga dan bisa menghargai orang lain. 5. Beranggapan baik terhadap diri sendiri Ini cara yang paling mudah untuk meningkatkan percaya diri kita, karena dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. 6. Dapatkan input positif melalui panca indra Input positif dapat diperoleh lewat kisah-kisah heroik, kisah sukses, kisah yang motivatif dan emosional dari tokoh atau pebisnis yang sukses. Kisah-kisah tersebut dapat memotivasi kita untuk berpikir dan bertindak positif. Kita bisa mendapatkan input tersebut dari buku, kaset, dan tv. 7. Biasakan bersikap positif Mulailah bersikap positif dari diri sendiri dengan melakukannya pada kehidupan sehari-hari. Pastikan memori kita hanya menyimpan peristiwa positif. Pandang orang lain secara imbang dengan diri kita. Selalu berbuat jujur. Dan tunjukan bahwa kita memang punya rasa percaya diri. - Dirangkum dari harian Indo Pos. Kiat Sukses Membangun Kepercayaan Diri Banyak ahli menilai, percaya diri merupakan faktor penting yang menimbulkan perbedaan besar antara sukses dan gagal. Karenanya, tidak sedikit pula yang memberikan pandangannya mengenai teknik-teknik membangkitkan rasa percaya diri. Dalam dimensi yang sangat luas, sukses adalah milik semua orang. Tetapi, tidak semua orang tahu bagaimana cara mendapatkan atau meraih kesuksesan. Kebanyakan orang menilai bahwa kesuksesan adalah milik orang-orang yang ber-IQ tinggi, lulusan sekolah terbaik dan memilih spesialisasi yang paling terkenal. Penilaian ini memang tidak sepenuhnya salah, tetapi kita juga harus melihat fenomena yang lebih luas, bahwa tidak sedikit orang-orang sukses yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Dengan kata lain, IQ tinggi, lulusan sekolah terbaik dan spesialisasi yang terkenal hanyalah bagian dari penunjang kesuksesan. Di luar kemampuan itu, ada faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam memprediksi kesuksesan seseorang; itulah yang kita sebut, antusiasme, hasrat, ketekunan, kerja keras, serta kebulatan tekad seumur hidup yang dimilikinya. Sebagian pakar menilai bahwa untuk mencapai sukses, kematangan pribadi seseorang sangat dibutuhkan. Sebab kematangan pribadi akan mengantarkan seseorang pada sikap optimis dan kesadaran bahwa apa yang dicita-citakannya akan mudah diraih. Di sisi lain, meraih kesuksesan jelas bukanlah perkara gampang. Ketika kita berusaha untuk meraih apa yang kita inginkan, tentu banyak tantangan yang harus dihadapi. Ada kalanya seseorang begitu tegar, tetapi tidak sedikit juga yang patah semangat bahkan menyerah karena merasa tidak sanggup menghadapi tantangan yang ada di depannya. Pada saat semacam inilah, rasa percaya diri sangat penting ditumbuhkan. Banyak ahli menilai bahwa percaya diri merupakan faktor penting yang menimbulkan perbedaan besar antara sukses dan gagal. Karenanya, tidak sedikit pula yang memberikan pandangannya mengenai teknik-teknik membangkitkan rasa percaya diri. Berikut ini adalah beberapa kiat guna membangun percaya diri. Pertama, berani menerima tanggung jawab. Gerald Kushel, Ed.D., direktur The Institute of Effective Thinking, pernah mengadakan penelitian terhadap sejumlah manajer. Dari penelitian tersebut, Kushel menyimpulkan bahwa ia menemukan sifat terpenting yang dimiliki oleh hampir semua manajer yang memiliki kinerja tinggi. Dan sifat tersebut adalah rasa tanggung jawab yang mendorong mereka untuk tampil "sempurna" tanpa peduli pada hambatan apapun yang menghadangnya. Sebaliknya, manajer yang berkinerja buruk dan gagal mencapai kapasitas maksimumnya cenderung melimpahkan kesalahannya pada siapa saja. Kedua, kembangkan nilai positif. Jalan menuju kepercayaan diri akan semakin cepat manakala kita mengembangkan nilai-nilai positif pada diri sendiri. Menurut psikolog Robert Anthony, PhD., salah satu cara untuk mengembangkan nilai-nilai positif adalah dengan menghilangkan ungkapan-ungkapan yang mematikan dan menggantinya dengan ungkapan-ungkapan kreatif. Dia menganjurkan membuat peralihan bahasa yang sederhana tapi efektif dari pernyataan negatif ke pernyataan positif. Misalnya, mengganti kata, "Saya tidak bisa," menjadi, "Saya bisa!" Ketiga, bacalah potensi diri. Segeralah lacak, gali, dan eksplorasi potensi sukses yang ada pada diri kita. Misalnya dengan bertanya kepada orang-orang terdekat. Termasuk juga mengikuti psikotes dan mendatangi para ahli seperti psikiater, dokter bahkan kiai untuk melacak potensi kita. Karena bisa jadi sangat banyak potensi yang kita miliki tanpa kita sadari, sehingga tidak berhasil kita gali. Keempat, berani mengambil risiko. Keberanian dalam mengambil risiko ini penting, sebab daripada menyerah pada rasa takut alangkah lebih baik belajar mengambil risiko yang masuk akal. Cobalah menerima tantangan, kendati terasa menakutkan atau menciutkan hati. Cari dukungan sebanyak mungkin. Dengan melakukan hal ini, kita akan mendapat banyak peluang yang tak ternilai harganya. Namun jangan lupa, ketika mencoba sesuatu kita harus siap dengan hasil yang sesuai atau tidak sesuai dengan keinginan. Kalau hasilnya tak sesuai dengan keinginan, bisa jadi itulah yang terbaik menurut Allah Azza wa Jalla. Kalau kita sudah mencoba, maka niatnya saja sudah menjadi amal. Orang yang gagal adalah orang yang tak pernah berani mencoba. Bukankah menaiki anak tangga kelima puluh harus diawali dengan tangga pertama? Kelima, tolaklah saran negatif. Bisa jadi, tidak semua orang di sekitar kita memberikan dorongan, dukungan, dan bersikap positif pada kita. Sebagian dari orang yang ada di sekitar kita mungkin berpikiran negatif. Hal inilah yang tak jarang malah melunturkan rasa percaya diri kita dengan mempertanyakan kemampuan, pengalaman, dan aspirasi-aspirasi kita. Dengan demikian, mungkin ada baiknya jika kita sedikit mengambil jarak dengan sebijak mungkin bila ada pihak-pihak yang mencoba melunturkan kepercayaan diri kita. Keenam, ikuti saran positif. Rasa percaya diri merupakan sifat "menular". Artinya, jika kita dikelilingi oleh orang-orang yang memiliki cara pandang positif, bersemangat, optimis, dsb, maka kita memiliki kecenderungan untuk meniru sifat tersebut. Karena itu, carilah lingkungan yang bisa memotivasi kita untuk sukses. Kita harus mulai senang bergaul dengan orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk bangkit. Bergaul dengan orang-orang yang percaya diri akan berbeda dibandingkan bergaul dengan orang-orang yang gagal. Sebab bergaul dengan orang-orang yang percaya diri, Insya Allah semangatnya akan menular kepada diri kita. Ketujuh, jadikan keresahan sebagai kawan. Banyak peristiwa atau saat-saat dalam kehidupan yang dapat membuat kita mengalami rasa cemas atau gelisah. Akibatnya, kita mengalami krisis percaya diri. Saat itulah kita harus mulai mengingatkan diri sendiri bahwa rasa cemas dan gelisah merupakan kawan. Tingkatkan energi, tajamkan kecerdasan, tinggikan kewaspadaan, dan kembangkan pancaindera. Daripada menyia-nyiakan energi untuk kecemasan yang sia-sia, lebih baik menghadapi tantangan itu secara tegas dan efektif. Sesudah perhitungan kita matang, selanjutnya kepercayaan diri akan bertambah dengan memperkokoh ibadah dan doa, karena doa dan ibadah dapat mengundang pertolongan Allah. Semakin kokoh ibadah kita, shalat kita, makin kuat doa-doa kita, dan keyakinan kita dengan pertolongan Allah, maka itu bisa meningkatkan percaya diri. Kita harus benar-benar menyadari bahwa Allah menciptakan kita benar-benar dengan perhitungan dan pertimbangan Yang Mahacermat. Seperti di firmankan Allah SWT dalam Quran surat at-Tiin ayat 4, "La qad khalaqnal insaana fii ahsani taqwiim" (Sungguh Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya). Wallahu a`lam.n deny riana/mqp Sumber : http://www.republika.co.id/ Tips Kalau Anda Mau Percaya Jakarta, Diri Kompas Oleh: SAMUEL MULIA, Penulis Mode dan Gaya Hidup Kalau banyak dari kita membeli barang-barang mahal nan mewah, sebut saja tas mahal, mobil mahal, sepatu mahal, bahkan punya rumah mahal di daerah kelas atas, maka dari sejuta alasan yang akan diberikan, jika Anda menanyakan mengapa mereka membelinya, pasti saya yakin ada saja yang mengatakan bahwa semua itu akan menambah kepercayaan diri. Saya adalah salah satu korban pemikiran semacam itu. Tanpa mengurangi rasa hormat dan syukur --karena saya sebetulnya sangat menghormati dan bersyukur-- kepada Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta langit dan bumi dan makhluk di dalamnya, saya terlahir dengan fisik sederhana dan biasa-biasa saja. Kecil, kurus, dan... hidup, itu kata teman saya. Ganteng? Itu tak herlaku untuk saya. Waduh... dibandingkan dengan pria-pria lainnya, saya tidak masuk hitungan. Kalau dimisalkan sebuah lomba, mau masuk semifinal saja mungkin saya harus perlu katebelece. Bahkan, kalaupun ada 100 atau bahkan 500 pria terganteng, saya pun juga tak akan masuk ke dalamnya. Nomor 499 saja pun masih jauh rasanya. Karena saya jauh dari sosok seperti Marcellino Lefrand atau Ari Wibowo, bahkan Tora Sudiro, maka dalam perjalanan hidup ini saya pernah mempunyai periode tak percaya diri. Dulu saya tak pernah memikirkan ini bakal terjadi. Dan waktu itu terjadi dan saya menyadarinya, hati ini sempat tidak menerima. Kok pendeklah, kok jeleklah, kok ini, kok itu, dan seterusnya, dan seterusnya. Kalau fisik saya tak seberapa, keadaan finansial dan karier saya boleh dikatakan lumayan. Dengan keadaan itu, saya mulai mengenal enaknya bisa beli barang-barang mahal, mulai dari tas, kemudian sepatu, kemudian baju. Jadwal perjalanan saya melintasi benua juga menambah kepercayaan diri saya. Bayangkan saja, pria yang tadinya biasa-biasa saja, fisik yang sama sekali tidak menarik, tiba-tiba bisa terbang ke sana kemari, beli jas Armani, dan sepatu Seperti John Lobb. narkoba Semua itu membuat saya kemudian merasa barang-barang mahal ini adalah sarana agar saya bisa terus merasakan hadirnya percaya diri. Harus diakui keadaan itu sangat nikmat dilakoni. Saat itu saya herterima kasih di dunia ini ada barang bermerek. Barang yang ternyata membantu saya menepis, paling tidak, kesedihan saya sebagai manusia yang fisiknya dilahirkan biasa-biasa saja, bahkan tak ada geregetnya, untuk dapat sejenak merasa senang bisa membuat orang menoleh kepada saya yang tidak saya dapatkan dari keadaan lahir. Akhirnya saya sering melarikan diri bersembunyi, dan memeluk barang-barang mahal itu sebagai senjata untuk memesona orang lain, untuk menerima hormat orang lain dan untuk dapat diakui. Semua itu seperti narkoba. Saya seperti tak lagi bisa memercayai kemampuan saya sebagai manusia, tetapi malah menggantungkannya pada harang-barang itu. Saya tidak malah mencoba memesona orang dengan kepribadian saya, tetapi justru dengan menyodorkan barang-barang itu ke hadapan mereka. Saya menjadi senang dibicarakan orang karena barang-barang itu ketimbang saya yang punya otak sedikit encer. Dengan waktu yang bergulir dan kematangan jiwa, kini saya berpikir bagaimana mungkin saya bisa percaya diri dengan bantuan benda-benda mati itu? Bagaimana mungkin saya mencari kepercayaan diri di balik logo-logo barang mahal itu? Bagaimana mungkin kepercayaan diri saya cuma seharga barang mahal itu? Itu bukan kepercayaan diri yang saya dapatkan, itu cuma ego yang terpuaskan yang membuat saya malah cenderung menjadi sombong. Dan saat saya merasa punya kepercayaan diri dengan benda mati mahal itu, saat itu justru saya sedang benar-benar dalam keadaan tidak percaya diri. Itu sebuah rasa percaya diri yang semu. Saya tak akan berhenti membeli barang-barang mahal karena sejujurnya saya tak mampu berhenti terpukau. Tetapi, kini saya tahu, saya membeli hanya untuk kesenangan ego semata, bukan membeli karena saya mencari tempat perlindungan. Sepengetahuan saya juga, butik bernama Prada, Dior, dan nama-nama lainnya hanya menjual tas, baju, dan sepatu. Di etalase mereka pun tak pernah tertulis: Di sini menjual kepercayaan Tips Kalau diri Anda buatan Mau Perancis. Percaya Diri 1. Sadarilah sejak awal bahwa kata percaya diri itu berarti Anda yang percaya kepada diri Anda. Percaya diri tak berarti percaya pada sebuah benda, sebuah logo, atau sebuah merek, tetapi Anda titik. Jadi, kalau percaya diri yang mau ditingkatkan, yang harus naik kelas itu Anda, yang ditingkatkan itu Anda, bukan benda-benda mati, mahal nan mewah itu. Itu namanya bukan percaya diri, tetapi percaya benda mati. 2. Mau menambah percaya diri tak bisa hanya bermodalkan keadaan lahiriah semata. Apalagi kalau lahiriahnya seperti saya. Kepala Anda juga mesti diisi dengan berbagai macam pengetahuan dan informasi. Kalaupun Anda bisa nyerocos dalam tujuh bahasa— di luar bahasa daerah—tetapi apa yang Anda bicarakan hanya berkisar berlian dan membedah isi majalah People, sebaiknya Anda tak usah bangga dahulu. 3. Bergaul. Bersosialisasilah seluas-luasnya, bukan sebanyak-banyaknya. Luas itu artinya Anda bergaul di berbagai macam kalangan, tanpa punya prasangka dan batasan apa pun. Semua kalangan memiliki keunikannya sendiri. Anda akan menjadi manusia yang lebih terbuka dengan mencoba menyelami aneka rupa kalangan ini. Tak perlu banyak-banyak yang Anda kenal, nanti malah jadi arisan. 4. Jangan biasakan bersembunyi di balik orang lain untuk menjadi percaya diri. Kalau Anda memang hanya kenal adiknya Titi DJ, bilang saja, ”Oh gue kenal tuh sama Samuel.” Tak perlu mengatakan, ”Oh gue kenal sama adiknya Titi DJ.” Yang Anda kenal Samuel, adiknya Titi DJ. Anda tak kenal Titi DJ, bukan? Jadi jangan membuat orang berasumsi Anda kenal dengan Titi DJ seolah-olah pergaulan Anda begitu hebatnya. Atau suatu hari teman Anda mengajak pergi dan kebetulan dia mengenal Dian Sastro dan mengajaknya pergi bersama. Ketika ditanya apa yang Anda lakukan kemarin, Anda bilang saja pergi ke Ancol. Tak perlu mengatakan, ”Kemarin gue sama Dian Sastro ke Ancol.” Yang kenal Dian dan mengajaknya pergi itu teman Anda dan bukan Anda. Oke? 5. Biasakan menjadi pribadi yang sederhana, rendah hati, dan tak perlu petantang- petenteng. Percaya diri itu bukan artinya Anda membeberkan kehebatan pribadi Anda. Ingat akan pepatah yang mengatakan, padi yang makin berisi itu makin merunduk.* Pentingnya Rasa Percaya Diri Ada satu kisah yang menceritakan tentang seorang gadis buta. Suatu hari ia bertemu seorang pesulap yang kemudian mengajaknya bermain sulap. Ajaib sekali bahwa sang gadis bisa menebak seluruh kartu yang diberikan sang pesulap. Kok bisa? Ternyata rahasianya ada pada kecerdikan sang pesulap. Dengan menggunakan beberapa tipuan, ia berhasil mengeluarkan potensi sang gadis untuk bermain sulap bersamanya. Tanpa ragu sang pesulap mengajak sang gadis bermain di hadapan keluarganya, di hadapan orang banyak. Kepercayaan diri sang pesulap yang begitu tinggi menular pada sang gadis buta. Sejak saat itu sang gadis merasa telah menjadi seorang bintang di rumahnya. Ini terjadi hanya karena ada orang yang memberinya kesempatan untuk bersinar sejenak dan merasa istimewa di depan keluarganya. Ia yang selama ini merasa menjadi beban dalam keluarganya kini merasa sejajar dengan mereka karena peristiwa itu. Cerita tersebut menggambarkan bagaimana pentingnya rasa percaya diri (PD). Tapi, sebenarnya kita perlu tahu dulu kenapa ada orang, ada teman kita yang sepertinya sangat tidak percaya kepada dirinya sendiri? Coba analisis juga, kira-kira hal apa sih yang membuat kita jadi enggak minder? Apa sih yang menghambat diri untuk maju dan mengeluarkan seluruh potensi diri kita? Kenapa harus ada rasa ragu tiap kali ada keinginan untuk melakukan sesuatu? Pengaruh lingkungan Ternyata sikap tidak percaya diri ini muncul akibat kebiasaan-kebiasaan kita mengembangkan sikap dan pendapat negatif tentang diri kita. Mungkin juga sikap tidak percaya diri ini muncul sebagai akibat dari pengaruh lingkungan kita. Pengaruh yang seperti apa? Antara lain sikap lingkungan yang membuat kita takut untuk mencoba. Takut untuk berbuat salah. Semua harus seperti yang sudah ditentukan. Karena ada rasa takut dimarahi ini, kita jadi malas untuk melakukan hal-hal yang berbeda dari orang kebanyakan. Mau tunjuk tangan waktu guru melemparkan pertanyaan di dalam kelas... takut! Kadang malah mau jalan di hadapan orang banyak saja, malu setengah mati! Apalagi mau mengajak orang kenalan, mau say no to others, mau ikutan kursus, bergaul... takut! Wah... kalau serba takut, serba ragu, serba malas begini, apa jadinya kita nanti? Sebelum terlalu jauh, tentu kita tahu berapa kali Thomas Alva Edison melakukan kesalahan sebelum akhirnya berhasil menemukan formula hebat untuk membuat lampu pijar. Dia kan tidak langsung berhasil ketika pertama kali mencoba, ya enggak? So, what’s the point? Mungkin perlu ratusan kali gagal sebelum mencapai satu keberhasilan. Kesalahan bukan akhir hidup kita. Kesalahan sebenarnya hanya merupakan langkah menuju keberhasilan. Setiap kesalahan membawa kita semakin dekat dengan keberhasilan. Kalau kita meyakini hal ini, pastinya percaya diri kita juga enggak gampang terpengaruh oleh pandangan atau sikap negatif dari lingkungan kita. Sebenarnya ada banyak cara untuk bisa meningkatkan kepercayaan diri kita. Apa saja? Yang paling penting adalah banyak berhubungan sama orang-orang yang kita nilai punya percaya diri yang oke banget. Percaya diri ini bisa menular, lho! Kok bisa begitu? Ya, ternyata banyak-banyak bergaul dengan orang-orang yang pede bisa kita jadikan contoh buat kehidupan kita sehari-hari. Coba saja, kalau seharihari kita gaul sama mereka yang percaya dirinya tinggi, kita jadi tahu bagaimana ia bicara, bagaimana ia mengambil keputusan, dan perilaku-perilaku lain yang membuat ia tampak begitu meyakinkan. Kalau kita enggak gaul sama mereka, bagaimana kita tahu aturannya? Bagaimana kita bisa dapat contoh untuk bersikap? Jadi kerasa banget kan kalau sebenarnya kita perlu banget bergaul dengan orang-orang yang PD kalau kita merasa perlu meningkatkan rasa percaya diri kita. Sayangnya, banyak banget di antara kita yang enggak bisa bangkit, atau merasa sudah cukup puas dengan dirinya saat ini. Padahal, rasanya dia punya potensi yang jauh lebih besar andai saja ia berani berubah. Alasannya enggak beda jauh sama yang sebelumnya: ada faktor lingkungan yang berperan cukup besar di sana. Coba deh kita perhatikan, biasanya sikap ini muncul karena ia berada dalam satu lingkungan yang sepertinya enggak merasa PD. Meski begitu, cara yang paling utama untuk bisa meningkatkan kepercayaan diri kita adalah kemauan untuk mengubah diri kita yang muncul tanpa ada paksaan. Fight to our live! Hanya kita yang bisa mengubah diri kita. Kalau kita mau meningkatkan percaya diri, coba bangkit dan keluarkan semua potensi diri kita. Yang penting, mau! Berikutnya cari lingkungan yang kondusif. Sama persis seperti cerita di atas bahwa yang kemudian bisa membantu kita meningkatkan rasa percaya diri adalah bantuan orang lain. Coba bayangkan, seandainya sang gadis enggak ketemu tukang sulap, mungkin dia akan selamanya merasa bahwa dirinya adalah beban buat keluarganya. Padahal, keluarganya kan enggak merasa begitu. Karena ada bantuan orang lain, ia jadi tahu bahwa ia juga punya kemampuan berharga buat keluarganya. Jadi, kalau kita memang ingin mendapatkan sesuatu, kenapa harus ditunda? Mulai aja dari sekarang. RULLYA ARDHYANING TYAS PKBI Pusat (Sumber: Disadur dari ’Chicken Soup for The Soul’ by Michael Jeffreys) Sumberi : http://www.kompas.com Memupuk Rasa Percaya Diri Oleh Jacinta F. Rini Team e-psikologi Jakarta, 16 Oktober 2002 Pernahkah anda mengalami krisis kepercayaan diri atau dalam bahasa sehari-hari "tidak pede" dalam menghadapi suatu situasi atau persoalan? Saya yakin hampir setiap orang pernah mengalami krisis kepercayaan diri dalam rentang kehidupannya, sejak masih anak-anak hingga dewasa bahkan sampai usia lanjut. Ruang konseling di website inipun banyak diwarnai dengan pertanyaan seputar kasus-kasus yang berhubungan dengan krisis kepercayaan diri tersebut. Sudah tentu, hilangnya rasa percaya diri menjadi sesuatu yang amat mengganggu, terlebih ketika dihadapkan pada tantangan atau pun situasi baru. Individu sering berkata pada diri sendiri, “dulu saya tidak penakut seperti ini....kenapa sekarang jadi begini ?” ada juga yang berkata: "kok saya tidak seperti dia,...yang selalu percaya diri...rasanya selalu saja ada yang kurang dari diri saya...saya malu menjadi diri saya!” Menyikapi kondisi seperti tersebut diatas maka akan muncul pertanyaan dalam benak kita: mengapa rasa percaya diri begitu penting dalam kehidupan individu. Lalu apakah kurangnya rasa percaya diri dapat diperbaiki sehingga tidak menghambat perkembangan individu dalam menjalankan tugas sehari-hari maupun dalam hubungan interpersonal. Jika memang rasa kurnag percaya diri dapat diperbaiki, langkah-langkah apakah yang harus dilakukan? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang akan saya jawab dalam artikel ini. Kepercayaan Diri Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya. Hal ini bukan berarti bahwa individu tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri, alias “sakti”. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut dimana ia merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa dia bisa – karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri. Karakteristik Karakteristik atau ciri-ciri Individu yang percaya diri Beberapa ciri atau karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya diri yang proporsional, diantaranya adalah : Percaya akan kompetensi/kemampuan diri, hingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, atau pun rasa hormat orang lain Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi diterima oleh orang lain atau kelompok Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain – berani menjadi diri sendiri Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil) Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung/mengharapkan bantuan orang lain) Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, ornag lain dan situasi di luar dirinya Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi. Karakteristik atau ciri-ciri Individu yang kurang percaya diri Beberapa ciri atau karakteristik individu yang kurang percaya diri, diantaranya adalah: Berusaha menunjukkan sikap konformis, semata-mata demi mendapatkan pengakuan dan penerimaan kelompok Menyimpan rasa takut/kekhawatiran terhadap penolakan Sulit menerima realita diri (terlebih menerima kekurangan dir) dan memandang rendah kemampuan diri sendiri – namun di lain pihak memasang harapan yang tidak realistik terhadap diri sendiri Pesimis, mudah menilai segala sesuatu dari sisi negatif Takut gagal, sehingga menghindari segala resiko dan tidak berani memasang target untuk berhasil Cenderung menolak pujian yang ditujukan secara tulus (karena undervalue diri sendiri) Selalu menempatkan/memposisikan diri sebagai yang terakhir, karena menilai dirinya tidak mampu Mempunyai external locus of control (mudah menyerah pada nasib, sangattergantung pada keadaan dan pengakuan/penerimaan serta bantuan orang lain) Perkembangan Rasa Percaya Diri Pola Asuh Para ahli berkeyakinan bahwa kepercayaan diri bukanlah diperoleh secara instant, melainkan melalui proses yang berlangsung sejak usia dini, dalam kehidupan bersama orangtua. Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri seseorang, namun faktor pola asuh dan interaksi di usia dini, merupakan faktor yang amat mendasar bagi pembentukan rasa percaya diri.Sikap orangtua, akan diterima oleh anak sesuai dengan persepsinya pada saat itu. orangtua yang menunjukkan kasih, perhatian, penerimaan, cinta dan kasih sayang serta kelekatan emosional yang tulus dengan anak, akan membangkitkan rasa percara diri pada anak tersebut. Anak akan merasa bahwa dirinya berharga dan bernilai di mata orangtuanya. Dan, meskipun ia melakukan kesalahan, dari sikap orangtua anak melihat bahwa dirinya tetaplah dihargai dan dikasihi. Anak dicintai dan dihargai bukan tergantung pada prestasi atau perbuatan baiknya, namun karena eksisitensinya. Di kemudian hari anak tersebut akan tumbuh menjadi individu yang mampu menilai positif dirinya dan mempunyai harapan yang realistik terhadap diri – seperti orangtuanya meletakkan harapan realistik terhadap dirinya. Lain halnya dengan orangtua yang kurang memberikan perhatian pada anak, atau suka mengkritik, sering memarahi anak namun kalau anak berbuat baik tidak pernah dipuji, tidak pernah puas dengan hasil yang dicapai oleh anak, atau pun seolah menunjukkan ketidakpercayaan mereka pada kemampuan dan kemandirian anak dengan sikap overprotective yang makin meningkatkan ketergantungan. Tindakan overprotective orangtua, menghambat perkembangan kepercayaan diri pada anak karena anak tidak belajar mengatasi problem dan tantangannya sendiri – segala sesuatu disediakan dan dibantu orangtua. Anak akan merasa, bahwa dirinya buruk, lemah, tidak dicintai, tidak dibutuhkan, selalu gagal, tidak pernah menyenangkan dan membahagiakan orangtua. Anak akan merasa rendah diri di mata saudara kandungnya yang lain atau di hadapan teman-temannya. Menurut para psikolog, orangtua dan masyarakat seringkali meletakkan standar dan harapan yang kurang realistik terhadap seorang anak atau pun individu. Sikap suka membanding-bandingkan anak, mempergunjingkan kelemahan anak, atau pun membicarakan kelebihan anak lain di depan anak sendiri, tanpa sadar menjatuhkan harga diri anak-anak tersebut. Selain itu, tanpa sadar masyarakat sering menciptakan trend yang dijadikan standar patokan sebuah prestasi atau pun penerimaan sosial. Contoh kasus yang riil pernah terjadi di tanah air, ketika seorang anak bunuh diri gara-gara dirinya tidak diterima masuk di jurusan A1 (IPA), meski dia sudah bersekolah di tempat yang elit; rupanya sang orangtua mengharap anaknya diterima di A1 atau paling tidak A2, agar kelak bisa menjadi dokter. Atau, orangtua yang memaksakan anaknya ikut les ini dan itu, hanya karena anakanak lainnya pun demikian. Situasi ini pada akhirnya mendorong anak tumbuh menjadi individu yang tidak bisa menerima kenyataan dirinya, karena di masa lalu (bahkan hingga kini), setiap orang mengharapkan dirinya menjadi seseorang yang bukan dirinya sendiri. Dengan kata lain, memenuhi harapan sosial. Akhirnya, anak tumbuh menjadi individu yang punya pola pikir : bahwa untuk bisa diterima, dihargai, dicintai, dan diakui, harus menyenangkan orang lain dan mengikuti keinginan mereka. Pada saat individu tersebut ditantang untuk menjadi diri sendiri – mereka tidak punya keberanian untuk melakukannya. Rasa percaya dirinya begitu lemah, sementara ketakutannya terlalu besar. Pola Pikir Negatif Dalam hidup bermasyarakat, setiap individu mengalami berbagai masalah, kejadian, bertemu orangorang baru, dsb. Reaksi individu terhadap seseorang atau pun sebuah peristiwa, amat dipengaruhi oleh cara berpikirnya. Individu dengan rasa percaya diri yang lemah, cenderung mempersepsi segala sesuatu dari sisi negatif. Ia tidak menyadari bahwa dari dalam dirinya lah semua negativisme itu berasal. Pola pikir individu yang kurang percaya diri, bercirikan antara lain: Menekankan keharusan-keharusan pada diri sendiri (“saya harus bisa begini...saya harus bisa begitu”). Ketika gagal, individu tersebut merasa seluruh hidup dan masa depannya hancur. Cara berpikir totalitas dan dualisme : “kalau saya sampai gagal, berarti saya memang jelek” Pesimistik yang futuristik : satu saja kegagalan kecil, individu tersebut sudah merasa tidak akan berhasil meraih cita-citanya di masa depan. Misalnya, mendapat nilai C pada salah satu mata kuliah, langsung berpikir dirinya tidak akan lulus sarjana. Tidak kritis dan selektif terhadap self-criticism : suka mengkritik diri sendiri dan percaya bahwa dirinya memang pantas dikritik. Labeling : mudah menyalahkan diri sendiri dan memberikan sebutan-sebutan negatif, seperti “saya memang bodoh”...”saya ditakdirkan untuk jadi orang susah”, dsb.... Sulit menerima pujian atau pun hal-hal positif dari orang lain : ketika orang memuji secara tulus, individu langsung merasa tidak enak dan menolak mentah-mentah pujiannya. Ketika diberi kesempatan dan kepercayaan untuk menerima tugas atau peran yang penting, individu tersebut langsung menolak dengan alasan tidak pantas dan tidak layak untuk menerimanya. Suka mengecilkan arti keberhasilan diri sendiri : senang mengingat dan bahkan membesarbesarkan kesalahan yang dibuat, namun mengecilkan keberhasilan yang pernah diraih. Satu kesalahan kecil, membuat individu langsung merasa menjadi orang tidak berguna. Memupuk Rasa Percaya Diri Untuk menumbuhkan rasa percaya diri yang proporsional maka individu harus memulainya dari dalam diri sendiri. Hal ini sangat penting mengingat bahwa hanya individu yang bersangkutan yang dapat mengatasi rasa kurang percaya diri yang sedang dialaminya. Beberapa saran berikut mungkin layak menjadi pertimbangkan jika anda sedang mengalami krisis kepercayaan diri. 1. Evaluasi diri secara obyektif Belajar menilai diri secara obyektif dan jujur. Susunlah daftar “kekayaan” pribadi, seperti prestasi yang pernah diraih, sifat-sifat positif, potensi diri baik yang sudah diaktualisasikan maupun yang belum, keahlian yang dimiliki, serta kesempatan atau pun sarana yang mendukung kemajuan diri. Sadari semua asset-asset berharga Anda dan temukan asset yang belum dikembangkan. Pelajari kendala yang selama ini menghalangi perkembangan diri Anda, seperti : pola berpikir yang keliru, niat dan motivasi yang lemah, kurangnya disiplin diri, kurangnya ketekunan dan kesabaran, tergantung pada bantuan orang lain, atau pun sebab-sebab eksternal lain. Hasil analisa dan pemetaan terhadap SWOT (Strengths, Weaknesses, Obstacles and Threats) diri, kemudian digunakan untuk membuat dan menerapkan strategi pengembangan diri yang lebih realistik. 2. Beri penghargaan yang jujur terhadap diri Sadari dan hargailah sekecil apapun keberhasilan dan potensi yang anda miliki. Ingatlah bahwa semua itu didapat melalui proses belajar, berevolusi dan transformasi diri sejak dahulu hingga kini. Mengabaikan/meremehkan satu saja prestasi yang pernah diraih, berarti mengabaikan atau menghilangkan satu jejak yang membantu Anda menemukan jalan yang tepat menuju masa depan. Ketidakmampuan menghargai diri sendiri, mendorong munculnya keinginan yang tidak realistik dan berlebihan; contoh: ingin cepat kaya, ingin cantik, populer, mendapat jabatan penting dengan segala cara. Jika ditelaah lebih lanjut semua itu sebenarnya bersumber dari rasa rendah diri yang kronis, penolakan terhadap diri sendiri, ketidakmampuan menghargai diri sendiri – hingga berusaha matimatian menutupi keaslian diri. 3. Positive thinking Cobalah memerangi setiap asumsi, prasangka atau persepsi negatif yang muncul dalam benak Anda. Anda bisa katakan pada diri sendiri, bahwa nobody’s perfect dan it’s okay if I made a mistake. Jangan biarkan pikiran negatif berlarut-larut karena tanpa sadar pikiran itu akan terus berakar, bercabang dan berdaun. Semakin besar dan menyebar, makin sulit dikendalikan dan dipotong. Jangan biarkan pikiran negatif menguasai pikiran dan perasaan Anda. Hati-hatilah agar masa depan Anda tidak rusak karena keputusan keliru yang dihasilkan oleh pikiran keliru. Jika pikiran itu muncul, cobalah menuliskannya untuk kemudian di re-view kembali secara logis dan rasional. Pada umumnya, orang lebih bisa melihat bahwa pikiran itu ternyata tidak benar. 4. Gunakan self-affirmation Untuk memerangi negative thinking, gunakan self-affirmation yaitu berupa kata-kata yang membangkitkan rasa percaya diri. Contohnya: Saya pasti bisa !! Saya adalah penentu dari hidup saya sendiri. Tidak ada orang yang boleh menentukan hidup saya ! Saya bisa belajar dari kesalahan ini. Kesalahan ini sungguh menjadi pelajaran yang sangat berharga karena membantu saya memahami tantangan Sayalah yang memegang kendali hidup ini Saya bangga pada diri sendiri 5. Berani mengambil resiko Berdasarkan pemahaman diri yang obyektif, Anda bisa memprediksi resiko setiap tantangan yang dihadapi. Dengan demikian, Anda tidak perlu menghindari setiap resiko, melainkan lebih menggunakan strategi-strategi untuk menghindari, mencegah atau pun mengatasi resikonya. Contohnya, Anda tidak perlu menyenangkan orang lain untuk menghindari resiko ditolak. Jika Anda ingin mengembangkan diri sendiri (bukan diri seperti yang diharapkan orang lain), pasti ada resiko dan tantangannya. Namun, lebih buruk berdiam diri dan tidak berbuat apa-apa daripada maju bertumbuh dengan mengambil resiko. Ingat: No Risk, No Gain. 6. Belajar mensyukuri dan menikmati rahmat Tuhan Ada pepatah mengatakan yang mengatakan orang yang paling menderita hidupnya adalah orang yang tidak bisa bersyukur pada Tuhan atas apa yang telah diterimanya dalam hidup. Artinya, individu tersebut tidak pernah berusaha melihat segala sesuatu dari kaca mata positif. Bahkan kehidupan yang dijalaninya selama ini pun tidak dilihat sebagai pemberian dari Tuhan. Akibatnya, ia tidak bisa bersyukur atas semua berkat, kekayaan, kelimpahan, prestasi, pekerjaan, kemampuan, keahlian, uang, keberhasilan, kegagalan, kesulitan serta berbagai pengalaman hidupnya. Ia adalah ibarat orang yang selalu melihat matahari tenggelam, tidak pernah melihat matahari terbit. Hidupnya dipenuhi dengan keluhan, rasa marah, iri hati dan dengki, kecemburuan, kekecewaan, kekesalan, kepahitan dan keputusasaan. Dengan “beban” seperti itu, bagaimana individu itu bisa menikmati hidup dan melihat hal-hal baik yang terjadi dalam hidupnya? Tidak heran jika dirinya dihinggapi rasa kurang percaya diri yang kronis, karena selalu membandingkan dirinya dengan orang-orang yang membuat “cemburu” hatinya. Oleh sebab itu, belajarlah bersyukur atas apapun yang Anda alami dan percayalah bahwa Tuhan pasti menginginkan yang terbaik untuk hidup Anda. 7. Menetapkan tujuan yang realistik Anda perlu mengevaluasi tujuan-tujuan yang Anda tetapkan selama ini, dalam arti apakah tujuan tersebut sudah realistik atau tidak. Dengan menerapkan tujuan yang lebih realistik, maka akan memudahkan anda dalam mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian anda akan menjadi lebih percaya diri dalam mengambil langkah, tindakan dan keputusan dalam mencapai masa depan, sambil mencegah terjadinya resiko yang tidak diinginkan. Mungkin masih ada beberapa cara lain yang efektif untuk menumbuhkan rasa percaya diri. Jika anda dapat melakukan beberapa hal serpti yang disarankan di atas, niscaya anada akan terbebas dari krisis kepercayaan diri. Namun demikian satu hal perlu diingat baik-baik adalah jangan sampai anda mengalami over confidence atau rasa percaya diri yang berlebih-lebihan/overdosis. Rasa percaya diri yang overdosis bukanlah menggambar kondisi kejiwaan yang sehat karena hal tersebut merupakan rasa percaya diri yang bersifat semu. Rasa percaya diri yang berlebihan pada umumnya tidak bersumber dari potensi diri yang ada, namun lebih didasari oleh tekanan-tekanan yang mungkin datang dari orangtua dan masyarakat (sosial), hingga tanpa sadar melandasi motivasi individu untuk “harus” menjadi orang sukses. Selain itu, persepsi yang keliru pun dapat menimbulkan asumsi yang keliru tentang diri sendiri hingga rasa percaya diri yang begitu besar tidak dilandasi oleh kemampuan yang nyata. Hal ini pun bisa didapat dari lingkungan di mana individu di besarkan, dari teman-teman (peer group) atau dari dirinya sendiri (konsep diri yang tidak sehat). Contohnya, seorang anak yang sejak lahir ditanamkan oleh orangtua, bahwa dirinya adalah spesial, istimewa, pandai, pasti akan menjadi orang sukses, dsb – namun dalam perjalanan waktu anak itu sendiri tidak pernah punya track record of success yang riil dan original (atas dasar usahanya sendiri). Akibatnya, anak tersebut tumbuh menjadi seorang manipulator dan dan otoriter – memperalat, menguasai dan mengendalikan orang lain untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Rasa percaya diri pada individu seperti itu tidaklah didasarkan oleh real competence, tapi lebih pada faktor-faktor pendukung eksternal, seperti kekayaan, jabatan, koneksi, relasi, back up power keluarga, nama besar orangtua, dsb. Jadi, jika semua atribut itu ditanggalkan, maka sang individu tersebut bukan siapa-siapa. (jp) sumber : www.e-psikologi.com Bersikap Percaya Diri Sumber: Media Raharja, 16 Januari 2005 Ada ekspresi khas dalam wawancara pekerjaan dari kebanyakan lulusan Universitas, bila ditanyakan, "Bagaimana kamu melihat hidupmu tiga tahun mendatang?". Pengalaman saya jarang menemukan sarjana baru yang secara spontan menggambarkannya dengan baik apa yang ada dalam pikirannya. Kebanyakan malah memberikan reaksi dengan body-language yang standard: mata melirik ke atas (seolah-olah mencari cicak di langit-langit), kemudian memandangi lagi si pewawancara sambil tersenyum lebar, sembari kemudian berkata bingung, "Bagaimana ya?". Ada banyak orang yang hidup bagaikan kepompong. Tidak tahu apa yang harus diperbuat dengan masa depan hidupnya. Mereka tidak mempunyai konsep diri yang jelas, sehingga ia merasa sendirian, gelap dan menakutkan. Padahal semua kepompong mempunyai potensi (potential within) untuk menjadi seekor kupu-kupu yang cantik. Kepompong terlalu cepat menghukum dirinya sendiri, ia tidak tahu bahwa dia harus mengalami transformasi untuk menjadi kupu-kupu yang cantik. Kita semua bukanlah kepompong. Kita semua tahu, suatu saat kita akan menjadi "kupu-kupu" yang cantik. Bukankah kita semua sudah dilengkapi dengan potensi diri masing-masing? Yang kita perlukan sekarang adalah secara aktif masuk dalam proses "transformasi diri" yang sebenarnya sangat terbuka dengan berbagai macam kemungkinan. Jangan cepat menganggap Anda sendirian, gelap dan takut dengan apa yang Anda hadapi sekarang ini. Itu semua adalah bagian dari proses transformasi yang sedang Anda jalani. Percayalah. (tt/dbs) Keputusan Intuitif Penuh Percaya Diri Bayangkanlah seseorang menghadiahi Anda, sebuah komputer yang sederhana tapi amat powerful. Super komputer itu punya kemampuan untuk menjawab setiap pertanyaan yang Anda ajukan, dan sekaligus mampu memberi solusi untuk setiap permasalahan yang Anda hadapi.Apa yang perlu Anda lakukan, hanyalah memprogram dengan benar setiap pertanyaan dan masalah Anda ke komputer itu. Kemudian, di saat yang tepat, komputer itu akan memberikan jawaban dan solusi yang akurat buat Anda. Enak ya?Wow…woww… stop! Berhentilah membayangkan. Karena faktanya, Anda sudah punya komputer semacam itu. Di-install tepat di antara kedua telinga Anda. Ya, komputer Anda lebih canggih dari komputer manapun buatan manusia. Apa yang membedakan antara orang yang berbahagia dan tidak berbahagia dengan segala hasil yang diperolehnya, adalah tingkat utilisasi alias pemanfaatan dari komputer yang ada di kepalanya. Seberapa jauhkah komputernya digunakan? Seberapa akurat, efektif, dan efisienkah mereka menggunakan komputernya? Kemampuan menggunakan komputer yang di-install Tuhanlah, yang bisa membuat kita lebih maju, lebih baik, dan lebih berhasil. Berita bagusnya, ternyata tidak terlalu sulit untuk menerapkan user manual dari komputer super canggih kita, seperti yang berikut ini. Jika kita berhasil, maka segala hasil akan menjadi lebih berhasil. INSINYUR GENIUS DAN SENIMAN NYENTRIK Untuk memulai re-programming komputer Anda, pahamilah terlebih dahulu bahwa komputer alias otak Anda memiliki dua wilayah. Biasanya, wilayah ini dikenal dengan bagian kiri dan bagian kanan otak. Pada intinya, diri Anda akan merasakan hal-hal yang baik dan positif, jika kedua wilayah ini mau bekerja sama dan saling mengimbangi. Menurut penelitian, kedua wilayah ini punya fungsi yang spesifik. Otak bagian kiri Anda, cenderung bertanggung jawab untuk berbagai fungsi yang sifatnya linear, berurutan, teratur, dan terorganisir. Hobinya mengurutkan, menghitung, menganalisis, mengelompokkan, dan sebagainya. Ia berurusan dengan segala sesuatu yang verbal, matematis, dan ilmiah. Itulah insinyur dari diri Anda. Titelnya, dijamin PhD pada setiap Anda. Perilakunya sangat berhati-hati. Penampilannya chic dan elegan. Cara kerjanya, adalah memproses berbagai fakta selangkah demi selangkah. Di sisi kanan otak Anda, ada seorang seniman. Kelakuannya berbeda banget dari insinyur Anda yang nge-kost di sebelah kiri. Ia punya karakter yang lebih holistik, dan tindaktanduknya cenderung spontan. Namanya juga seniman. Caranya memandang segala sesuatu, adalah dengan melihat gambaran besarnya. Bukan detil seperti si insinyur. Apa yang dilihatnya, adalah segala sesuatu yang ada di belakang layar fakta, yaitu ide dan situasi. Sebagai seniman, ia sangat kreatif, suka musik, dan punya kemampuan artistik. Dialah yang sering mengajak Anda untuk menari, bernyanyi, atau tertawa. Dia juga, yang punya cara intuitif dalam berpikir, merasakan, menyelesaikan masalah, dan mengambil keputusan. Mari kita buktikan sesuatu. Lakukanlah ini sebelum Anda meneruskan membaca. Mari kita buktikan betapa powerfulnya pemahaman yang amat sederhana tentang kiri-kanan ini. Pikirkanlah sebuah subyek, yang bisa membuat Anda stress saat ini. Soal keuangan, soal situasi kerja, soal target, soal sekolah anak Anda, soal kebiasaan buruk, soal jodoh mungkin. Apa saja yang bisa membuat Anda stress sekarang juga. Sudah? Sekarang rasakan stressnya. Dan ketahuilah, bahwa yang stress adalah otak kiri Anda. Kini sedang terjadi ketidakseimbangan di otak Anda. Dan itu, bisa membuat komputer Anda hang. Mari kita lakukan balancing. Sekarang Anda aktifkan otak kanan Anda, dengan mencari apapun yang menyenangkan, meringankan, atau bisa menunjukkan betapa di sela segala persoalan Anda, masih ada cukup banyak hal-hal positif dan baik yang bisa Anda rasakan. Lihatlah betapa beruntungnya Anda. Lihatlah orang lain yang kurang beruntung. See the good things! Yang dulu, yang sekarang, dan yang mungkin akan datang. Temukanlah berbagai hikmah. Tidak ada? Masya Allah, pasti ada! Sudah? Bagus. Apa yang Anda rasakan detik ini adalah kondisi otak Anda yang sudah kembali balanced. Kemungkinan hang sudah mengecil. Bahkan, Anda mungkin sedang tersenyum sekarang. Sangat powerful bukan? Mulai sekarang, biasakanlah ini. Saat Anda stress atau manyun, katakanlah pada diri Anda: “Ola…la…. otak kiri Saya sedang ngadat. Sisi kiri otak Saya sedang pusing tujuh keliling.” Lalu, lakukanlah balancing dengan mengaktifkan sisi kanan otak Anda. “Tapi… otak kanan saya melihat, merasakan, mendengarkan banyak hal yang positif dan menyenangkan, misalnya…” Selamat, Anda telah berhasil menguasai Bab I user manual otak Anda. Sekarang kita lanjutkan. KEPUTUSAN INTUITIF Jika Anda sudah menghitung secara matematis, melakukan analisis, menerapkan berbagai teknik yang ilmiah, apakah itu sudah menjadi jaminan dari kesuksesan Anda? Berapa banyak yang meleset? Berapa banyak yang buyar dan tak sesuai rencana? Berapa banyak yang malah ngalor ngidul nggak karuan? Apa yang bisa Anda lakukan untuk memperbaikinya? Bagaimana mengembalikannya ke jalur? Bagaimana supaya tetap di rel? Itu, bisa dilakukan dengan fleksibilitas, keluwesan, manuver, kreatifitas, modifikasi, adaptasi, dan turn around. Ketahuilah, yang ahli tentang hal itu adalah otak kanan Anda. Sang seniman. Ketahuilah, itu adalah intuisi. Jadi, apa yang juga super penting bagi Anda, adalah kemampuan untuk mengambil keputusan yang intuitif. Keputusan yang bisa melihat segalanya dalam bentuk big picture. Generalis. Itulah sebabnya, ada pangkat tertinggi yang dinamai dengan “jenderal”. Keputusan intuitif, adalah keputusan yang lebih dari sekedar reportase detil dan fakta. Ia mengintegrasikan seluruh kemampuan, skill, dan knowledge Anda. Keputusan intuitif, selalu lebih superior seperti kewibawaan seorang jenderal perang. Apapun yang Anda punya, di tangannya akan diramu secara simultan menjadi sebuah menu yang bisa diandalkan. Bagaimana melatih keputusan Anda agar intuitif? Kita masuk ke Bab II. Ada empat kualitas mental yang perlu Anda latih, agar Anda bisa meningkatkan kemampuan intuitive decision making Anda. Pertama , percayalah penuh dan yakinlah pada intuisi Anda. Percayalah seperti anak-anak mempercayai sesuatu. Poloslah, kekanak-kanakanlah. Go with the flow. Istirahatkan sebentar otak kanan Anda. Sang insinyur itulah yang paling sering berkata pada diri Anda: “Ah, masak sih?” “Apa iya?” “Kayaknya nggak gitu deh.” “Idihh, nggak ilmiah tuh.” Kedua, berpikirlah positif. Caranya, bersikaplah kalem, rileks, dan senang hati dengan apapun hasil yang telah dicapai saat ini. Bersikaplah easygoing. Supaya apa? Supaya sang seniman di kepala Anda nggak stres. Anda bayangkan saja, jika seorang seniman dipaksapaksa, diatur begini-begitu. Seniman gondrong disuruh potong rambut misalnya. Seniman mana sih yang mau? Kecuali ia sendiri yang memutuskan. Ketiga, PD-lah dalam berharap. Makin positif Anda, makin PD Anda, akan makin tajam dan cepatlah intuisi dan solusi Anda meluap keluar. PD-lah bahwa segala sesuatu akan berjalan dengan baik. Gabunglah ini dengan mempekerjakan sang insinyur. Kombinasikan dengan riset, analisis, dan fakta. Di satu sisi, Anda mengumpulkan, mengoleksi, dan mengorganisir berbagai data atau fakta yang positif dan baik dalam segala sesuatu, dan di sisi lain, Anda membangun sikap optimis dan positif. Maka, keseluruhan otak Anda akan bekerja dengan jenius. Keempat, dengarlah. Dengarlah intuisi Anda. Kesalahan terbesar yang membatalkan kesuksesan, adalah seringnya Anda mengabaikan intuisi yang sudah serak berteriak. Ujungujungnya: “Duh… coba kemarin aku ambil kesempatan itu ya?” “Sayang banget waktu itu aku nggak langsung sikat.” “Padahal, itu udah lewat di kepala gua…” MEMANFAATKAN KEPUTUSAN INTUITIF Di mana model keputusan ini bisa digunakan? Pertama, di area hubungan pribadi Anda dengan seseorang. Suami Anda, istri Anda, anak Anda, ayah dan ibu Anda, dan sebagainya. Intuisi Anda hampir selalu akurat tentang apa yang perlu Anda katakan atau lakukan kepada mereka. Anda pasti akan membuktikannya. Kedua, di dalam bisnis dan profesi Anda. Buktikanlah ini dalam memimpin, menjual, atau berpresentasi. Ketiga, di area pilihan. Saat Anda harus memilih, gunakan intuisi Anda. Gunakanlah intuisi Anda saat menjual, interview, bertahan atau meninggalkan pekerjaan, membuka bisnis baru, dan sebagainya. Keempat, di area masalah apapun yang kini sedang Anda hadapi. Beginilah cara mengimplementasikannya. Anda definisikan dengan jelas masalah Anda. Sebisa mungkin tertulis. 1. Apa sih yang ingin Anda capai, apa yang ingin Anda hindari, apa yang ingin Anda pertahankan? 2. Apakah itu hanya satu masalah saja, atau kumpulan dari masalah-masalah? Apa lagi masalah lainnya? Apa masalah itu real, atau hanya gejala dari masalah lain yang tersembunyi? 3. Risetlah, eksplorasilah. Adakah orang lain yang pernah punya masalah yang sama? Apa yang dilakukan orang itu? Bagaimana ia berhasil menyelesaikannya? Anda, tidak perlu reinvent the wheel. Bukan zamannya lagi, sebab sekarang semua sudah ada. Terapkanlah ATM (Amati, Tiru, Modifikasi). Sesuaikanlah, adaptasilah. Bertanyalah, berdiskusilah. Dan jangan lupa, tulislah. Menulis adalah bagian penting dari proses intuitif. Ulangi beberapa kali langkah nomor tiga di atas. Lakukan pengulangan ini dengan berbagai cara. Intuisi Anda akan mulai terbangun. Jika Anda merasa mentok, ulangi saja langkah satu sampai tiga sekalian. Intuisi Anda akan mulai terbangun. Masih mentok juga? Beristirahatlah, dan lakukan satu kali lagi menjelang tidur. Setelah itu, katakan begini kepada alam bawah sadar Anda: “Sekarang, giliran kamu yang kerja!” Tidurlah dan temukanlah sesuatu besok pagi. Belum juga? Ya sudah, lakukan saja sampai berhari-hari. INTUITIVE DECISION YANG TEPAT Ada cirinya. 1. Datangnya secepat kilat, detil, dan lengkap. Anda pasti tahu ini: A-ha! Wow! Yes! Cling! (ada lampunya di atas kepala…) 2. Sederhana. Anda bahkan tidak pernah membayangkan sebelumnya. Nggak pernah kepikiran. Anda terkaget-kaget, karena selama ini ia justru bersembunyi di bawah hidung Anda sendiri. Jadi…. itu toh?! 3. Semua yang dipersyaratkan, ada dalam kapabilitas dan sumber daya Anda. Anda bisa melakukannya sekarang, dengan apa yang Anda punya, dari tempat Anda duduk saat ini. 4. Penuh joy dan energi. Membuat Anda tak sabar ingin meng-implementasi. Anda, bisa kagum pada diri Anda sendiri. Gilee cing…! KESIMPULAN Keputusan intuitiflah yang akan membuat Anda berhasil. Btw, dua bab sudah terlalu panjang, dan sudah lebih dari cukup untuk Anda. Sekarang, Anda langsung jawab saja pertanyaan berikut. Keputusan apa yang mau Anda buat hari ini? Source : E.D.A.N (Energy,Dignity,Anticipation,Nothing To Lose) Percaya Diri Vs Penyerahan Diri Oleh: Sunanto Seorang teman lama saya yang dulunya pemalu dan minder, tiba-tiba berubah menjadi seorang pribadi yang sangat percaya diri dan berani bicara di depan orang banyak. Rupanya pelatihan kepemimpinan yang diikutinya telah mengubahnya dari seseorang yang memiliki kepribadian minder menjadi pribadi yang berani memimpin dan berbicara di depan orang banyak. Dia memang berubah menjadi seorang yang percaya diri tetapi saya menemukan dia juga telah berubah menjadi seorang yang angkuh. Perubahan seperti ini bukanlah perubahan karakter yang dihasilkan oleh pekerjaan Roh Kudus. Perubahan sejati yang dihasilkan oleh karya Roh pasti akan membuat karakter kita semakin serupa Kristus. Cara manusia dan cara Tuhan dalam mentransformasi hidup seseorang sangatlah berbeda. Cara manusia mengubah kepribadian seseorang adalah dengan berusaha membangkitkan kepercayaan dirinya tetapi cara Tuhan justru dengan membuat kepercayaan kepada diri itu mati sehingga kita belajar bergantung kepadaNya. Dunia berkata “Kamu pasti bisa, berpikir positiflah” tetapi Tuhan berkata “Kamu tidak bisa mengandalkan kekuatanmu, menyerahlah dan bergantunglah kepadaKu.“ Bukti nyata dari karya Roh Kudus yang sejati dalam diri seseorang adalah perubahan karakter yang semakin rendah hati dan mengandalkan Tuhan. Kebanyakan orang Kristen saat ini hanya ingin hidup enak, diberkati dalam hal materi dan kesehatan, sambil menunggu ajal untuk masuk ke surga. Saya percaya saat ini merupakan waktunya bagi gereja Tuhan untuk berubah menjadi gereja yang memuridkan umat-Nya agar mereka berubah menjadi serupa karakter Kristus. Saya percaya saat ini Roh Kudus sedang bekerja untuk membawa kita kembali kepada kebenaran yang sejati. Gerejalah harapan satu-satunya agar bangsa ini bisa dipulihkan dari segala keterpurukan nya. Doa saya semoga sebuah kebangunan rohani yang sejati akan datang melawat kita semua sehingga kita berubah menjadi orang-orang Kristen yang sepenuhnya menyerah dan bergantung kepada Tuhan ! Sumber : artikel.sabda.org Masalah Percaya Diri Assalamu'alaikum Saya punya masalah, selama ini saya selalu merasa tidak percaya diri, takut salah dalam berperilaku ataupun bergaul dengan orang lain, Ibadah saya kurang baik, artinya kewajiban sholat masih sssering d tinggalkan, Saya selalu menjag sikap, kata-kata, maupun perasaan orang lain dalam pergaulan saya, tapi kenapa saya merasa selalu d cerca di belakag saya, bagaimana menyikapinya orang -orang yang seperti itu Mohon penjelasan. Terima kasih. Wassalamu'alaikum. Wr. Wb Harry [email protected] at eramuslim.com Jawaban Wa’alaikum salam wr wb. Rasa tidak percaya diri merupakan penghambat seseorang untuk dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Dan sebaliknya, bila kita mempunyai sikap percaya diri yang tinggi maka kita bisa mengelola pergaulan kita untuk hidup yang lebih baik. Perasaan takut salah dalam bersikap dan bergaul dengan orang lain adalah salah satu penyebab kurangnya rasa percaya diri Anda. Anda telah memposisikan diri Anda pada tempat yang keliru. Karena Anda telah memasukkan pikiran negatif (kegagalan, reaksi negatif orang lain) ke dalam otak Anda. Hambatan inilah yang harus Anda rubah untuk selalu berpikir positif bahwa apapun yang Anda yakini dan perbuat itu baik pastilah akan diterima dengan baik oleh orang lain. Berbuatlah, jangan terlalu banyak pertimbangan bila Anda yakin itu baik. Kurung ketakutan Anda, jangan biarkan ketakutan menghambat Anda untuk beraksi. Bergaullah dengan menjadi pribadi Anda sesungguhnya yang lebih mengutamakan aksi dibandingkan memikirkan ketakutan akan kegagalan, Karena sesungguhnya ketakutan akan kegagalan sesungguhnya lebih besar dari kegagalan yang sebenarnya. Kurangnya ibadah dapat mempengaruhi rasa percaya diri. Karena nilai spiritual adalah dorongan terbesar untuk sebuah perubahan yang lebih baik. Karena Allahlah tempat kita bergantung kepadanya yang hanya Dialah yang dapat mengubah hati (kepribadian) manusia. Oleh karenanya Jangan longgarkan hubungan spiritual dengan Yang Maha Kuasa, tetapi justru harus diperkokoh terus mnerus dengan menjaga interaksi kita padaNya melalui ibadah-ibadah baik yang sudah wajib maupun yang sunnah harus selalu kita tingkatkan. Insya Allah, hasil dari kedekatan ini akan memancar melalui hati, pikiran dan lisan kita menjadi kebaikan-kebaikan untuk sesama yang pastilah akan mendapatkan tanggapan positif dari sekitar kita. Hinaan, cacian ataupun gunjingan tentang kita harus kita sikapi dengan positif. Jadikan itu sebagai cambuk untuk meningkatkan kualitas diri kita. Jadikan itu sebagai ’nasehat’ untuk kebaikan dan jadikan itu sebagai rambu untuk kita kembali kepada trek yang seharusnya. Sebab bila kita terpaku untuk menyanggah dan mengurusi setiap cercaan yang diarahkan ke kita, maka waktu kita hanya akan habis untuk membantahnya. Tapi kita harus fight untuk melawannya dengan menunjukan peningkatan kualitas diri kita sebenarnya. Semoga bermanfaat. Mau NARSIS ato PERCAYA DIRI ? Tidak masuk syurga orang yang dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi dari rasa kesombongan (HR. Muslim) Ada tiga perkara yang membinasakan yaitu hawa nafsu yang dituruti, kekikiran yang dipatuhi, dan seorang yang membanggakan dirinya sendiri. (HR. Athabrani dan Anas) Sahabatku, Narsisme adalah perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan. Ya, bisa jadi, narsisme adalah salah satu bentuk kesombongan manusia. Narsis sendiri merupakan istilah yang datangnya dari seorang pangeran di suatu negara yang memang sangat mencintai dirinya sendiri. Di negara manakah itu? Spencer A Rathus dan Jeffrey S. Nevid menyebutkan dalam bukunya, Abnormal Psychology (2000) bahwa orang yang Narcissistic memandang dirinya dengan cara yang berlebihan. Mereka senang sekali menyombongkan dirinya dan berharap orang lain memberikan pujian. Hmm.. mungkin juga berharap untuk dikagumi orang lain. Biasanya mereka senang menunjukkan kelebihannya dan takut kalau-kalau kekurangannya diketahui orang lain.. hmm.. termasuk kitakah?? Tapi, kalo yang seperti ini, biasanya terjadi para kaum adam deh. Mereka biasanya secara psikologis ingin menunjukan kelebihannya di depan lawan jenisnya, atau ingin dianggap keren dan akhirnya, ingin dikagumi deh.. Bener ga, wahai kaum adam? “lari ah, sebelum ditimpukin.. :mrgreen: “ Hal tersebut dapat berupa kekaguman yang berlebihan terhadap wajah sendiri atau dapat pula terhadap bagian tubuh tertentu seperti menyukai bentuk mata, bentuk bibir, betis dsb. Nah,kalo yang ini biasa terjadi sama perempuan yang memang terobsesi untuk menjadi orang yang cantik. Akibatnya, kalo mereka lagi jalan, mereka ga tenang karena takut ada yang ngeliriknya. Tau ga, sebenarnya mereka ga Pe De karena ga yakin akan diri mereka sendiri. Makanya, perempuan tipe kayak gini, biasanya pengen banget dapet perhatian dari orang lain. Nah, kalo perempuan yang PeDe, mereka akan berjalan dengan santai, biasabiasa saja. Tentu saja, perempuan jenis ini lebih matang dibanding yang tadi karena mereka sudah bersahabat dengan dirinya sendiri dan merasa nyaman dengan dirinya dimana pun. Barang siapa membanggakan dirinya sendiri dan berjalan dengan angkuh maka dia akan menghadap Allah dan Allah murka kepadanya. (HR. Ahmad) Selagi orang berjalan dan merasa bangga dengan tutup kepala dan kedua baju rangkapnya, maka tiba-tiba dia dibenamkan ke dalam tanah lalu dia bergelimang di dalam tanah sampai hari kiamat. (HR. Muslim) Tanda tanda narsis antara lain : merasa dirinya sangat penting dan ingin dikenal oleh orang lain merasa diri unik dan istimewa, suka dipuji dan jika perlu memuji diri sendiri :mrgreen: , lalu kecanduan difoto atau di shooting. Mungkin juga poto-poto yang pernah ditampilkannya ke publik adalah hasil seleksi dari ribuan poto yang berhasil dia koleksi. Waduh, nyindir diri sendiri neh.. :mrgreen: Ciri selanjutnya adalah suka berlama lama di depan cermin. Seseorang yang narsistik sering tanpa sadar juga memiliki keinginan untuk “memamerkannya” ke-orang lain, tidak peduli apakah yang ingin didemonstrasikannya adalah bagian tubuh “pribadi”. Naudzubillah.. Kebutuhan untuk diperhatikan dapat pula menjadikan seseorang rentan terhadap kekurangan fisik. Ada yang merasa sangat tidak nyaman gara gara jerawat “bandel”, ada merasa perlu dandan total, walaupun cuma mau ke pasar. Hehe.. segitunya ya.. Ada cerita juga nih, katanya yang biasa seperti ini adalah kaum wanita yang sangat sensitif sama yang namanya Ms Kaca ato Mr Cermin. Walah.. Coba deh perhatiin para wanita jika mereka sedang berjalan di area yang ada cermin atau kacanya! Ya 99 % dapat dipastikan, mereka akan melihat dirinya di kaca itu. Oto matis! Hehe, pengalaman pribadi juga sih :mrgreen: Apakah narsis sama dengan “percaya diri” ? Beda ! Seseorang yang narsis memposisikan dirinya sebagai objek, sementara seseorang yang percaya diri memposisikan dirinya sebagai subjek. Seorang yang percaya diri tidak terlalu risau dengan ataupun tanpa pujian orang lain karena kelebihan fisik yang dimiliki, dirasakan sebagai anugerah Tuhan yang selalu disyukuri. Seseorang yang percaya diri lebih fokus kepada “kompetensi diri” ketimbang penampilan fisik. Nah itu dia! Mau narsis ato Percaya Diri yang Rendah Hati? Sumber : noviaaa.wordpress.com Haree Genee, krisis PD?? Nggak banged!! 16-06-2007 07:13:38 WIB Oleh : Dani Ardiansyah Pernah dengar PD, bukan perang dunia loh, tapi Percaya Diri. Sepertinya, masalah krisis kepercayaan diri (krisis PD) menjadi salah satu masalah klasik yang selalu dialami oleh sebagian remaja kita. Padahal, sebetulnya, masalah itu kalo dibiarin berlama-lama bisa menjadi bumerang buat diri kita sendiri loh. Bisa jadi, potensi yang ada dalam diri kita justru terhambat karena hanya sebuah permasalahan yang sebenarnya nggak perlu jadi masalah. Nah, kita akan coba ulas sejauh mana pengaruh kepercayaan diri mempengaruhi keberhasilan seseorang, dan bagaimana cara mengatasi krisis PD yang berlebihan. Memiliki rasa percaya diri (PD) itu penting lho. Kalau punya PD tinggi, kita bisa mengembangkan potensi yang ada dalam diri kita secara optimal. Nggak perlu lagi deh kita merasa minder atau malu-malu ketika harus tampil di pasar, ups… di depan umum maksudnya. Pada kesempatan apapun. Dengan PD, kita juga bisa jadi tambah pinter, karena kita juga jadi berani angkat tangan untuk bertanya. Dan bisa jadi juga kita dikenal oleh banyak orang karena nggak minder dalam pergaulan. Nah, kira-kira apa ya, yang bisa menyebabkan kita suka minder atau kurang PD? Ternyata banyak juga alasannya. Ini dia sebab-sebabnya supaya kita bisa terhindar dari kekurangan rasa percaya diri : 1. Kita suka mikir yang enggak-enggak tentang diri kita sendiri. Aduh jangan mandang sebelah mata sama diri sendiri dong!. Kalau ngerasa malu dengan fisik kita, yakinkan di hati kalau semua itu adalah anugrah Tuhan yang pasti ada manfaatnya. Contoh : kalo punya jempol tangan yang pendek, agak gemuk dan ga enak diliat, pasti tetep ada manfaatnya, buat smsan misalnya. Kan nyambung tali silaturrahim itu penting, tul nggak?? 2. Takut salah bisa membuat kita nggak maju. Kalo kita selalu ngerasa takut salah dalam melakukan sesuatu, ya nggak akan pernah bisa berhasil. Makanya jangan pernah takut salah. Kalo takut salah, mendingan ke laut aja. Karena, kesalahan adalah langkah awal menuju keberhasilan. Tokoh-tokoh besar dunia yang penemuannya sekarang bermanfaat buat kita juga, dulunya selalu melakukan kesalahan, tapi mereka terus mencoba untuk memperbaiki kesalahannya. So, jangan pernah takut salah!! 3. Kalo kita bergaul sama pengecut, otomatis kita juga akan jadi pengecut, karena pergaulan kita mempengaruhi kepribadian kita, karena kita berada di lingkungan yang mayoritas tidak punya rasa PD tinggi. Percaya deh, sedikit banyak, kita sangat dipengaruhi oleh lingkungan di mana kita berada. Kan kata Rasullullah juga, “Dirimu adalah sebagaimana temanmu” 4. Kita sering terpengaruh dengan pendapat orang lain, dan malangnya tidak semua pendapat itu benar. Pendapat atau masukan dari luar boleh saja kita tampung. Tugas kita adalah mengolahnya, sekaligus untuk evaluasi diri. Seandainya pendapat itu justru membuat kita menjadi mundur atau ragu-ragu, nah boleh deh ditolak. Intinya, hilangkan jauh-jauh rasa minder dalam diri kita, nggak usah liat kekurangan yang ada, perbaiki kesalahan yang kita buat, dan perkaya diri kita dengan ilmu. Otomatis, sekurang-kurangnya kita dalam banyak halpun pasti akan tertutupi oleh kelebihan yang kita punya meskipun sedikit, yang penting PD dulu. Tapi ingat..!!! Jangan berlebihan, karena sesuatu yang berlebihan itu nggak bagus. Jangan over PD! Positive thinking bout our self is must be!! Selamat PD…!! sumber : www.edumuslim.org 7 Langkah Membangun Percaya Diri Yang Tak Tergoyahkan KapanLagi.com - Tak dapat dipungkiri kita semua pasti pernah mengalami rasa tak percaya diri sesekali waktu. Adakalanya agak sulit untuk membangkitkan kembali rasa percaya diri itu sewaktu kita sedang membutuhkan. Sebenarnya ada latihan sederhana yang dapat dipraktekkan untuk mendapatkan rasa percaya diri Anda agar kembali ke jalurnya secepat mungkin saat dibutuhkan. Berikut kami sampaikan tujuh langkah membangun rasa percaya diri yang tak tergoyahkan. 1. Perhatikan Postur Tubuh - Mungkin kedengarannya ini tak memiliki hubungan dengan rasa percaya diri yang kita bicarakan ini, tetapi sebenarnya bagaimana sikap duduk atau berdiri Anda, mengirimkan pesan tertentu pada orang-orang yang ada di sekekliling Anda. Jika pesan tersebut memancarkan rasa percaya diri, Anda akan mendapatkan tanggapan positif dari orang lain dan tentu saja ini akan memperbesar rasa percaya diri Anda sendiri. Jadi mulai perhatikan sikap duduk dan berdiri untuk menunjukan Anda memiliki rasa percaya diri. 2. Bergaulah Dengan Orang-Orang Yang Memiliki Rasa Percaya Diri Dan Berpikiran Positif - Lingkungan membawa pengaruh besar pada seseorang. Jika Anda terus menerus berbaur dengan orang yang memiliki rasa rendah diri, pengeluh dan pesimis, seberapa besarpun percaya diri yang Anda miliki, perlahan tapi pasti akan pudar dan terseret mengikuti lingkungan Anda. Sebaliknya, jika Anda dikelilingi orang-orang yang penuh kebahagiaan dan percaya diri, makan akan tercipta pula atmosfir positif yang membawa keuntungan bagi diri Anda. 3. Ingat Kembali Saat Anda Merasa Percaya Diri - Percaya diri adalah sebuah perasaan, dan jika Anda pernah merasakannya sekali, tak mustahil untuk merasakannya lagi. Mengingat kembali pada saat dimana Anda merasa percaya diri dan terkontrol akan membuat Anda mengalami lagi perasaan itu dan membantu meletakan kerangka rasa percaya diri itu dalam pikiran. 4. Latihan - Kapanpun Anda ingin merasakan rasa percaya diri, kuncinya adalah latihan sesering mungkin. Bahkan Anda dapat membawanya dalam tidur. Dengan kemampuan yang terlatih, Anda tak akan kesulitan menampilkan rasa percaya diri kapanpun itu dibutuhkan. 5. Kenali Diri Sendiri - Pikirkan segala hal tentang apa yang Anda sukai berkenaan dengan diri sendiri dan segala yang Anda tahu dapat Anda lakukan dengan baik. Jika Anda kesulitan melakukan ini, ingat tentang pujian yang Anda peroleh dari orang-orang - Apa yang mereka katakan - Anda melakukannya dengan baik? Sebuah gagasan bagus untuk menuliskan semua ini, hingga Anda bisa melihatnya lagi untuk mengibarkan rasa percaya diri kapanpun Anda membutuhkan inspirasi. 6. Jangan Terlalu Keras Pada Diri Sendiri - Jangan terlalu mengkritik diri sendiri, jadilah sahabat terbaik bagi diri Anda. Namun, saat seorang teman sedang melalui masa sulit, Anda tak akan mau terlibat dalam masalahnya hingga menguras emosi Anda sendiri kan? Tentu saja Anda tak mau. Pebicaraan yang positif dapat berubah jadi senjata terbaik untuk menaikan rasa percaya diri, jadi pastikan Anda menanam kebiasaan ini, jangan biarkan permasalahan orang lain membuat Anda jadi terpuruk. 7. Jangan Takut Mengambil Resiko - Jika Anda seorang pengambil resiko, Anda pasti akan temukan kalau tindakan ini mampu membuahkan rasa percaya diri. Tak ada yang lebih bermanfaat dalam menumbuhkan rasa percaya diri layaknya mendorong diri sendiri keluar dari zona nyaman. Selain itu, tindakan ini juga berfungsi bagus untuk mengurangi rasa takut Anda akan ha-hal yang tak Anda ketahui, plus bisa dari pembangkit rasa percaya diri yang luar biasa. Lebih dari segalanya, selalu ingatlah bahwa Anda memiliki bakat dan kemampuan. Pastikan Anda selalu melakukan yang terbaik untuk semua itu dan inilah yang akan jadi batu loncatan terbaik untuk membangun rasa percaya diri yang tak tergoyahkan. (erl) Lima Langkah untuk Lebih Percaya Diri Tak dipungkiri, pasti kita semua ingin jadi lebih percaya diri dan merasa nyaman tentang diri sendiri, sehingga dapat menjalankan kehidupan terbaik kita. Namun sayangnya, menumbuhkan rasa percaya diri tidaklah semudah mengucapkannya. Berikut kami berikan beberapa panduan untuk meningkatkan rasa percaya diri dan menumbuhkan harga diri: 1. Lakukan Sesuatu Yang Membutuhkan Keputusan Dan Tindakan Anda mungkin telah lama berkeinginan menyambung hubungan dengan teman semasa kuliah, atau mungkin telah lama ingin membersihkan rumah dan menyotir barang-barang yang tak berguna ke gudang. Apapun itu, Anda akan merasa lebih percaya diri dengan merancang tujuan (walau hanya tujuan kecil) dan bertindak untuk mencapainya. 2. Nikmati Hal Yang Anda Kerjakan Dengan Bagus Apa Anda memiliki hobby atau olah raga yang sangat Anda nikmati? Seperti berenang atau yoga, melukis atau menulis, hal yang menyita perhatian dan membuat Anda lupa waktu saat mengerjakannya. Lalu, ini membuat Anda merasa kompeten dan mampu melakukannya dengan baik. Melakukan hobby juga dapat jadi cara luar biasa untuk meningkatkan rasa percaya diri Anda. Jika Anda tak memiliki hobby khusus atau hiburan yang dapat Anda nikmati, coba lakukan sesuatu yang selalu ingin Anda coba. Bayangkan Anda melakukan itu, dan lalu lakukan! Tak perlu hal yang besar, bisa juga hal sederhana seperti bergabung dengan club jalan sehat misalnya. Anda akan menemukan diri Anda lebih terpusat dan bahagia dengan melakukan sesuatu yang membuat Anda terlibat setidaknya selama seminggu sekali. 3. Ganti Fokus Terbukti selama ini orang-orang yang memiliki rasa rendah diri biasanya adalah orangorang yang terlalu banyak berfokus pada diri sendiri. Anda dapat lebih meningkatkan rasa percaya diri dengan mengerjakan sesuatu yang membuat Anda terfokus pada orang lain atau satu hal. Seperti saat Anda bertemu orang-orang baru, Anda akan menemukan rasa gugup Anda menghilang begitu lebih berfokus pada orang yang Anda temui, bukan diri sendiri. Pada akhirnya, Anda akan lebih mudah berinteraksi dengan orang lain dan merasa lebih cerah. 4. Bersikap Rileks Belajar tentang bagaimana bersikap rileks merupakan sebuah peningkatan hidup yang luar biasa. Orang-orang yang bersikap rileks lebih sedikit mengalami masalah dengan kenangan buruk mereka dan mengikuti alur kehidupan. Melakukan meditasi juga cara populer untuk menumbuhkan perasaan rileks, Anda bisa memilih ikut yoga atau tai chi. Apapun metode yang Anda gunakan, lakukan relaksasi dengan serius. Keuntunngan dari hal ini amat luar biasa untuk sekedar diabaikan begitu saja. Jika selama ini Anda tak pernah memikirkan relaksasi sebagai hal penting, maka pikirkanlah sekarang juga. 5. Buat Daftar Hal Yang Anda Kuasai Buat daftar dalam skala kecil. Anda dapat membuat apapun yang berhasil Anda kuasai dalam sebuah daftar, seperti misalnya: lulus ujian mengemudi dan mendapat SIM, mencetak angka tertinggi saat main basket, mengatur tabungan dan masi banyak lagi. Mengetahui banyak hal yang Anda kuasai akan membuat Anda menyadari akan apa yang telah Anda capai. Lima hal yang kami sampaikan di atas merupakan prinsip dasar yang dapat Anda gunakan untuk meningkatkan rasa percaya diri, namun Anda juga perlu menambah hal-hal ini secara permanen dalam kehidupan Anda. Selalu tanamkan dalam pikiran, karena tak semua orang terlahir dengan bakat percaya diri, kebanyakan dari kita harus bekerja untuk membangunya. Jadi, bangun rasa percaya diri dan harga diri ini dari pikiran Anda sendiri dan lakukan setiap hari untuk membuat Anda merasa nyaman. (confidence.com/erl) sumber: kapanlagi.com Percaya Diri dan Percaya Dewa Oleh: Albert Hendra Wijaya Belajar Tao memang sangat unik, begitu kompleks dan kaya sehingga tidak habis-habisnya digali. Bagi kaum Siu Tao ( ) yang selalu ingin maju dan berhasil, maka tentunya mempunyai dan mempersiapkan sebuah pondasi yang kokoh yang tentunya merupakan persyaratan yang tidak dapat ditawar. Idealnya selain modal dasar kodrat alami kita sebagai manusia yaitu fisik yang sempurna (tidak cacat) dan jiwa yang sehat (tidak ada gangguan kejiwaan), masih ada modal dasar lainnya, yang juga sangat penting sekiranya untuk dimiliki oleh setiap insan Tao. Kedua modal dasar itu adalah: kepercayaan diri dan kemantapan hati pada Dewa (selanjutnya akan ditulis: Percaya diri dan percaya Dewa). Permasalahannya adalah sering kali memupuk percaya diri yang sangat tinggi dan mempertebal percaya Dewa, tetapi yang terjadi bisa macam-macam, dan jika keduanya sudah tidak terkontrol maka tindakan menjadi mengada-ada. Misalnya: karena saking percaya diri bahwa dirinya super kuat dan percaya bahwa Dewa selalu melindunginya, maka orang berpikir bahwa lompat ke jurang akan aman-aman saja. Nah, jadi apakah sebetulnya yang dimaksud dengan percaya tersebut? Entah itu percaya diri maupun percaya Dewa tentunya harus berdasar kerangka berpikir yang tepat terlebih dahulu. Percaya Diri Percaya diri adalah kekuatan keyakinan mental seseorang atas kemampuan dan kondisi dirinya. Umumnya percaya diri mempunyai pengaruh terhadap kondisi dan perkembangan kepribadian seseorang secara keseluruhan. Dalam kenyataan kehidupan sehari-hari, biasanya tingkat percaya diri seseorang ini mempunyai peranan yang besar dalam menentukan tingkat keberhasilan seseorang menjalani kehidupannya secara keseluruhan. Orang dengan percaya diri yang tinggi, umumnya cenderung lebih berani mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan memanfaatkan kemampuannya yang ada secara optimal daripada orang yang percaya dirinya rendah. Tentunya percaya diri seseorang itu tidak terbentuk begitu saja, faktor umum yang mempengaruhi tingkat percaya diri seseorang antara lain adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Kondisi fisik Latar belakang keluarga Lingkungan dan pergaulan Tingkat pendidikan dan prestasi Materi Kedudukan Pengalaman dan wawasan Semakin banyak dan baik kualitas faktor-faktor tersebut dimiliki, maka secara langsung maupun tidak langsung akan membentuk rasa percaya diri yang semakin tebal pada diri seseorang. Walaupun demikian faktor-faktor itu tetap tidak dapat menempati posisi yang teratas (utama), karena menurut saya, hal yang lebih ber-esensi tinggi untuk menempati posisi diatas segalanya dalam membentuk percaya diri yang menjadi baik dan positif hanyalah "Kebenaran" (yang hakiki; yang hanya bisa disadari / Wu melalui rangkaian proses). Percaya Dewa Sebagai seorang umat beragama yang berke-Tuhanan Yang Maha Esa, sudah tentu kita memiliki kepercayaan dan keyakinan pada Nya (dalam lingkup agama Tao adalah pada Dewa-Dewi). Dalam Siu Tao ( ), kepercayaan kita kepada Dewa haruslah dari dasar kesadaran berpikir yang tinggi (Wu), untuk menghindari timbulnya suatu keyakinan atau kepercayaan yang asalasalan dan menjerumuskan kita kedalam ketahyulan. Setelah itu dengan adanya landasan ini, maka seiring dengan proses kesadaran yang tercapai kita terus memupuk kekuatan dan semangat kemantapan hati pada rel kebenaran yang satu, untuk lebih mendekatkan diri kita pada Nya (Dewa-Dewi), sehingga kemudian bisa menimbulkan nilainilai moralitas yang kuat dalam diri kita. Hal ini disebabkan karena semua nilai-nilai moralitas (kebajikan) yang ada itu, berdasar dan bersumber hanya pada satu maha sumber yaitu "Kebenaran Hakiki" yang berada pada Tao yang tertinggi. Antara Percaya diri dan percaya Dewa Tinggi rendahnya percaya diri ini bersifat sangat relatif sehingga dikatakan tidak dapat diukur secara tepat sekali. Tetapi secara umum tingkat kepercayaan diri seseorang dapat dikategorikan dalam dua tingkatan kondisi penilaian umum, yang biasanya adalah perbandingan antara pandangan realita umum dengan pandangan subjective seseorang terhadap tingkat kemampuan untuk mencapai harapannya, yaitu: Optimis Kondisi percaya diri yang relatif tinggi, bersandar pada keyakinan bahwa keadaan lingkungan dan kemampuan diri yang masih dalam ambang batas kendali dan pengaruh untuk mencapai harapannya. Orang yang optimis adalah orang yang mempunyai pandangan kedepan yang positif sehingga biasanya mampu untuk mempertahankan asumsinya bahwa selalu ada jalan keluar (pemecahan) positif pada setiap permasalahan yang ada. Optimisme yang dimiliki seseorang inilah yang selalu menjadi pemicu semangat hidup yang aktif, dinamis serta keberanian dan kemandirian baik untuk maju maupun bertahan. Pesimis Adalah keadaan yang sebaliknya dari optimis, yaitu dimana kondisi percaya diri relatif rendah yang biasanya karena akumulasi tekanan lingkungan dan kondisi persaingan yang keras, yang selalu menghalangi seseorang untuk mencapai harapan yang ada, sehingga mengikis bahkan mengubur kepercayaan dan semangat diri yang ada. Orang yang pesimis biasanya pasif, tidak bersemangat, ragu-ragu, dan cenderung tergantung pada orang lain. Sesuai dengan semangat bebas-optimis, optimisme adalah sesuatu yang baik dan sehat. Tetapi optimisme terhadap semua hal tanpa batas dapat menyeret kita kedalam optimisme ngawur, dan menimbulkan banyak masalah dalam prakteknya, yang dapat dikategorikan sebagai berikut: 1. Dari sudut kepentingan / motivasi: optimisme untuk kepentingan yang egois, terselubung. Misalnya: kita optimis bahwa kita memiliki kemampuan untuk diangkat sebagai direktur. Oleh karena itu, maka kita giat menyingkirkan lawan-lawan kita dengan cara yang picik. 2. Dari sudut arah / manfaat: optimisme untuk sesuatu yang mubazir. Misalnya: kita optimis bahwa suatu saat nanti tangan kita bisa mengeluarkan asap. Disini, kadang kala kita menyebutnya sebagai sikap yang mengada-ada. 3. Dari sudut scope of concern: optimisme terhadap sesuatu yang diluar kendali / pengetahuan / jangkauan kita. Misalnya: kita mengharapkan semua orang setuju dengan pendapat kita. Optimisme jenis ini sering kita sebut sebagai mimpi di siang bolong. Kesimpulan Sebagai seorang Tao Yu ( ), dalam menjalani hidup sehari-hari maupun dalam aspek Siu Tao ( ) nya, kita selalu dibimbing dan diarahkan oleh Dewa menuju kebenaran. Percaya diri, motivasi, pemahaman realita dan cara bersikap yang benar adalah hasil kesadaran yang timbul intuitive. Intuitive ini diperoleh dari kemampuan dan pola berpikir, akumulasi pengalaman serta kepekaan terhadap lingkungan. Percaya diri dan percaya Dewa adalah dua masalah berbeda yang penting. Hanya dengan memiliki keduanyapun ternyata dapat menjadi konyol, apalagi tidak disertai pemahaman yang benar. Antara percaya diri dan percaya Dewa memang merupakan sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan, Keduanya adalah hal yang abstract dan terbentuk melalui proses maka sangat sulit bagi kita untuk mengendalikannya secara langsung. Salah satu pendekatan yang dapat kita lakukan adalah dari sikap kita sehari-hari. Sikap Sportif Melanjuti apa yang saya uraikan diatas, maka jelaslah bahwa kita harus memiliki percaya diri yang tebal sekaligus percaya pada Dewa. Keduanya merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan serta harus memiliki landasan dan arah yang benar. Tanpa landasan dan arah maka keduanya akan bisa mengarah pada yang keliru. Dalam pemikiran, kadang-kadang kita mempermasalahkan mana yang lebih penting. Sebenarnya keduanya itu tidak mungkin bisa kita ukur. Apakah ukurannya? Terlebih lagi, keduanya memang tidak perlu diukur. Dan mengenai mana yang lebih penting, jelaslah bahwa keduanya merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan sehingga dua-duanya penting. Dalam kehidupan sehari-hari, pemecahan masalah tergantung pada konteksnya. Dengan kerangka berpikir yang saya berikan diatas maka jelaslah bahwa untuk masalah-masalah yang menyangkut pribadi dan dalam ruang kepedulian (scope of concern) kita, maka pengenalan diri pribadi kita akan lebih menentukan pengambilan keputusan kita. Hal itu terjadi secara spontan dan bukan karena kita kurang percaya pada Dewa. Sebaliknya, untuk masalah-masalah yang menyangkut sesuatu diluar jangkauan kita (misalnya: masa depan), kepercayaan diri kita harus dibangun melalui suatu kemantapan hati yang kita peroleh dari percaya kepada Dewa. Nah, untuk dapat merintis ke arah tersebut maka dalam proses pembentukan dan pengembangan percaya diri dan percaya Dewa, baik dalam hubungannya dengan kehidupan sehari-hari, maupun dalam ber-Siu Tao, ada satu sikap mental dunia olah raga yang sekiranya baik dan cocok menjadi bagian sikap mental dan kepribadian seorang Tao Yu, yaitu sportifitas (sifat-sifat sportif). Sportifitas ini mengekspresikan suatu kekuatan dan semangat keuletan untuk maju yang positif. Jujur dan adil, kerendahan hati, keterbukaan, lapang dada, kebersamaan / persahabatan, dll. Kepercayaan diri yang menyatu dengan percaya Dewa (ketulusan dan kemantapan hati pada yang satu), diimbangi sikap mental dan kepribadian yang sportif akan menimbulkan kharisma positif dari dalam diri kita. Sikap sportif ini saya rasa dapat berguna jika kita memang ingin memiliki percaya diri dan percaya Dewa yang benar dan solid. sumber : indonesia.siutao.com Percaya Diri Bahan Bakar Menuju Sukses Orang tua mana yang tak bangga melihat buah hatinya memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Sebab, percaya diri alias pede merupakan salah satu modal kuat dalam meraih masa depan. Sayangnya, keinginan agar buah hati memiliki rasa percaya diri tinggi, sering tak dibarengi sikap orang tua. Malah orang tua secara tak sadar sering merusak harga diri anak yang ujung-ujungnya membuat anak minder alias tak percaya diri. “GIMANA sih kamu, masa memakai baju saja tak rapi. Sini mama betulkan.” Mungkin kalimat ini sering kita dengar dalam percakapan sehari-hari antara ibu dan anak. Tapi tahukah dampak dari kalimat “biasa” tersebut? Psikolog perkembangan Alva Handayani, S.Psi. mengungkapkan, kalimat itu bisa mematahkan keyakinan anak bahwa dirinya mampu memakai pakaian dengan benar. “Hatihati dengan kalimat negatif seperti itu. Kamu bandel, kamu nakal, atau kamu bodoh adalah kalimat-kalimat negatif yang bisa menanamkan kepercayaan pada anak bahwa ia memang seperti itu,” ujar Alva. Seorang anak yang dibawa bertamu oleh orang tuanya misalnya, bisa merasa memang dirinya pemalu akibat kalimat yang keluar dari orang tua,”Maaf ya, anak saya ini pemalu.” Sayangnya, anak-anak ternyata lebih sering menerima kalimat-kalimat negatif dibandingkan kalimat positif. Tidak saja di bumi pertiwi ini, juga di berbagai belahan negara lainnya. Mengutip penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat, Alva menyebutkan, setiap hari anak mendapat perkataan negatif sebanyak 750 kata. Sebaliknya mereka hanya memperoleh kata positif sebanyak 65 kata per hari! “Bandingkan betapa porsi kata negatifnya lebih banyak dari kata positif. Menurut penelitian tersebut, kata negatif yang diperoleh anak datang tidak saja dari orang tuanya, tetapi dari lingkungan lainnya seperti nenek, teman, saudara, bahkan gurunya,” ucap Alva, prihatin. Padahal, untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada anak, salah satu pupuk mujarab adalah dengan memberi mereka kata-kata positif, salah satunya berupa pujian jika anak melakukan sesuatu yang baik. Akan tetapi, pujian tersebut juga tidak boleh berlebihan. Jika porsi pujian diberikan di luar kewajaran, malah akan menjadi bumerang bagi anak, yaitu menjadikan anak overconfidence alias terlalu pede. Ketika anak sudah terlalu pede, ia akan sulit menerima feedback atau saran dari orang lain. Ia akan selalu merasa benar dan menyalahkan orang lain. Dengan sifat demikian, dalam hubungan sosial tentu saja ia akan dijauhi oleh lingkungannya. ** MENUMBUHKAN rasa percaya diri pada anak ibarat memperlakukan tunas tumbuhan. Tunas tersebut bisa saja tumbuh hanya dengan bantuan alam, namun alangkah lebih suburnya jika kita ikut menyirami dan memupuk tunas yang tersebut. Menurut Alva, banyak hal yang bisa dilakukan orang tua dalam membantu anak memperoleh rasa percaya diri. “Misalnya, saat anak bertanya orang tua bisa menunjukkan rasa antusiasmenya untuk menjawab pertanyaan tersebut. Lebih jauh bahkan mendorong anak untuk terus bertanya lagi, misalnya dengan ‘Oke, kamu mau tanya apa lagi?” Kebiasaan ini membuat anak kelak berani bertanya di kelas. Jika anak tidak dilatih berani bertanya di rumah, di sekolah ia bisa kebingungan dan takut terhadap komentar teman atau gurunya jika ia bertanya sesuatu,” tutur Alva. Rasa percaya diri juga ditumbuhkan melalui hal-hal yang kelihatan sepele namun sangat bermanfaat, misalnya melibatkan anak dalam mengambil keputusan di rumah. “Contohnya anak diminta untuk mengusulkan akan ke mana pada liburan kali ini. Kalaupun kelak usulan itu ternyata tidak masuk akal atau tidak bisa dipenuhi, anak tetap diberi penghargaan atas usulannya. Dan orang tua menjelaskan dan memberikan alasan yang masuk akal mengapa mereka tak bisa menerima usulan tersebut,” katanya. Untuk membuat anak percaya diri, orang tua harus melakukan pola asuh yang menstimulus atau merangsanag rasa percaya diri anak. Orang tua juga bisa membantu anak mendapatkan rasa percaya diri dengan mencari sumber percaya diri tersebut, yaitu potensi diri. Potensi diri pada masing-masing anak bisa berbeda-beda. Ada yang bisa digali dari hasil akademisnya atau prestasi di sekolahnya. Namun, bukan berarti anak yang tidak berprestasi di sekolah tak memiliki sumber percaya diri tersebut. Potensi diri anak bisa digali dari jalur lainnya, misalnya kemampuan menyanyi, menari, atau juga sifat baik hati, ringan tangan, dan sebagainya. Hal yang hampir sama dikemukakan International Director John Robert Power untuk Indonesia, Indayati Oetomo. Menurutnya, seorang anak yang pede tidak selalu berarti pandai, namun ia berani tampil dan mampu bersosialisasi dengan baik. “Anak itu juga biasanya atraktif,” katanya di sela-sela acara pencarian anak-anak pede “Bintang Pede Brseragam Putih Surf”, Minggu (27/8). Berkaitan dengan pemumpukan rasa percaya diri ini, Alva merasa tidak sreg dengan sistem peringkat di kelas. Peringkat kelas yang dibuat merujuk emampuan akademik bisa membuat anak yang tidak masuk jajaran besar merasa rendah diri dan menganggap dirinya bodoh. Kejadian lucu namun juga mengaharukan terjadi pada salah seorang klien kecil Alva. Anak lugu yang baru kelas 1 SD tersebut bingung ketika tak mendengar namanya disebutkan dalam perolehan 10 besar murid di kelasnya. Ia berkata pada orang tuanya, “Ibu guru kayaknya ngggak kenal aku ya?” Ketika sekelompok orang setuju dengan sistem peringkat nilai akademik dengan alasan untuk mengetahaui kemampuan akademik anaknya, menurut Alva bisa disiasati dengan cara menanyakan langsung kepada guru yang bersangkutan. Guru boleh mengurutkan anak berdasarkan jumlah nilainya, namun tidak diumumkan langsung pada anak-anak. Orang tua yang berkepentingan bisa menanyakannya diam-diam. ** MENANAMKAN sikap percaya diri hendaknya dilakukan sedini mungkin, terutama pada anak umur 5 hingga 12 tahun, saat didikan orang tua tertanam baik di otak anak. Karena sifatnya bukan instan, sebaiknya rasa pede dipupuk sejak kecil. Jika sejak kecil anak sudah memiliki rasa pede yang kuat, lebih mudah untuk mengembangkan diri dan potensi yang ada pada dirinya,” ujar Indayati. Menurut Indayati, rasa pede adalah bahan bakar utama keberhasilan seseorang dalam hidup ini. “Begitu bahan bakar itu didapat, tercapainya keberhasilan dalam segala kegiatan hanya masalah waktu, tergantung usaha yang dilakukan seseorang,” katanya. Saat orang tua ingin anaknya pede, sebaiknya ia tidak overprotective, namun tut wuri handayani. “Lepaskan anak untuk berkiprah dan orang tua mendorong dari belakang. Jangan terlalu banyak larangan, sehingga anak nanti ketakutan sendiri. Jangan menargetkan sesuatu untuk anak. Obsesi orang tua justru akan menekan anak. Berikan anak kenyamanan, bukan tekanan,” kata Indayati. Intervensi yang terlalu banyak dari orang tua, kata Indayati, akan mematikan kreativitas anak. Makanya, ia menyarankan, orang tua melatih anak sedini mungkin untuk ikut berkompetisi, berani tampil, sehingga ia kelak menjadi pede. (Ella/”PR”/Uci)*** Sumber : pikiran-rakyat.com Memulihkan Rasa Percaya Diri Mula-mula mari kita pikirkan hal paling buruk apakah yang bisa terjadi dalam hidup kita sebagai seorang manusia? Apakah hal yang paling buruk itu adalah ketika kita kehilangan kekasih kita? Ataukah hal yang paling buruk itu adalah ketika kita kehilangan pekerjaan kita? Ataukah ketika kita mengalami musibah? Bagi saya, sebenarnya hal yang paling buruk yang bisa terjadi dalam kehidupan seorang manusia bukannya yang datang dari luar dan kemudian masuk ke dalam diri manusia. Perkara yang paling bisa menghancurkan manusia bukan sesuatu yang datang dari luar dan kemudian menyergap hidupnya. Entah itu kehilangan pekerjaan, kehilangan kekasih, atau kehilangan pendapatan. Bukan itu, tetapi hal yang paling buruk yang bisa terjadi di dalam kehidupan seseorang adalah ketika orang tersebut kehilangan kepercayaan diri terhadap dirinya sendiri. Istilah lainnya, meminjam bahasa gaul remaja, tidak lagi pede. Orang yang putus asa berarti ia tidak lagi bisa memercayai dirinya sendiri. Hal ini merupakan hal yang paling berbahaya karena keputusasaan datang dari dalam hati seseorang. Sesuatu yang datangnya dari luar, sejalan dengan waktu dapat disingkirkan, tetapi apa yang terjadi di dalam hidup manusia, hanya orang yang bersangkutan itulah yang bisa menyelesaikannya. Berapa banyak orang yang putus asa, yang kehilangan kepedean terhadap dirinya sendiri, dan kemudian merasakan letih lesu, lunglai sehingga merasa tak ada lagi yang dapat dilakukan selain mengakhiri hidupnya. Menurut saya, inilah masalah yang paling besar ketika kita tidak bisa lagi melihat bahwa di dalam hidup kita ada sesuatu yang masih bernilai. Kita akan membahas tentang pergumulan Gideon ketika ia berhadapan dengan Tuhan. Gideon dan bangsanya adalah orang-orang yang sudah putus asa. Mereka sudah kalah. Mereka sadar karena dosa mereka sendiri, mereka dihukum oleh Tuhan. Mereka juga sadar orang Median lebih besar dan lebih kuat. Orang Israel berada pada posisi yang terpojok. Namun, sebenarnya yang lebih berbahaya dari sekadar ancaman orang Median adalah kenyataan bahwa mereka kehilangan kepercayaan diri mereka sebagai sebuah bangsa. Ketika malaikat Tuhan datang, Gideon sedang mengirik gandum di tempat pemerasan anggur. Mengirik gandum adalah pekerjaan yang dahulunya biasa dilakukan di udara terbuka. Orang Israel melakukannya di tempat pemerasan anggur yang tersembunyi. Hal ini berarti mereka memang ketakutan setengah mati. Mereka memang tidak punya pilihan yang lain. Mereka memang tidak bisa ke mana-mana lagi selain harus menerima kenyataan bahwa mereka harus menghadapi bangsa yang lebih kuat. Akan tetapi, mereka juga harus mengakui bahwa di dalam diri mereka sudah tidak ada lagi kekuatan, sudah tidak ada keberanian, dan sudah tidak ada lagi semangat untuk melawan. Orang yang jatuh pada keputusasaan yang paling dalam, ia pasti akan kehilangan semangat hidupnya. Akan tetapi, orang yang masih bisa menemukan satu atau dua keindahan di dalam hidupnya, ia akan menjadi orang yang bisa bertahan di dalam tekanan hidup yang seberat apa pun. Semangat bertahan itulah yang tidak dipunyai Gideon. Gideon hanya melihat hidup yang begitu berat, dirinya yang ternyata bukan apa-apa. Ia penuh dengan ketakutan, kecemasan, keputusasaan sampai saat Tuhan menjumpai dan menyapanya. Tuhan berkata, "Tuhan menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani." Gideon tidak menjawab sapaan Tuhan itu dan yang keluar malahan keluhan, "Ah Tuanku, jika Tuhan menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami?" Lihat, Gideon tidak mempunyai semangat. Ia tidak memiliki tekad untuk hidup, yang keluar adalah keluhan, keluhan, dan keluhan. Ketika orang sudah kehilangan harapan, sudah tidak lagi dapat memercayai dirinya sendiri dan sudah kehilangan kekuatannya, maka satusatunya hal yang sering ia lakukan adalah mengeluh. Jika kita sudah mulai banyak mengeluh, bisa jadi itu indikasi bahwa kita sudah mulai letih lesu dan berbeban sehingga kita tidak bisa melakukan apa-apa selain mengeluh, mengeluh, dan mengeluh. Gideon dijumpai Tuhan dalam keputusaasaan yang hebat. Ia tidak bisa mengatakan apaapa selain keluhan, "Kalau memang Tuhan menyertai kami, mengapa keadaannya bisa begini? Saya ini bisa apa? Saya ini paling kecil di antara seluruh kaum keluargaku. Saya ini tidak bisa apa-apa." Namun, ada sesuatu yang unik di dalam ucapan Tuhan. Memang Gideon lemah, letih, dan dalam ketakutan, serta kehilangan kepercayaan bahkan kepada dirinya sendiri, tetapi Tuhan yang Mahatahu itu berkata, "Tuhan menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani." Perkataan Tuhan itu bisa memiliki dua arti. Jika dalam suasana perang ada orang yang melarikan diri karena ketakutan dan kemudian ia disapa sebagai pahlawan yang gagah berani, maka itu bisa dianggap sebagai suatu sindiran. Akan tetapi, saya rasa Tuhan tidak sedang menyindir Gideon. Tuhan di dalam kemahakuasaan-Nya dan di dalam kemahatahuan-Nya adalah Tuhan yang melihat bahwa di tengah keputusasaan Gideon terhadap hidupnya dan di tengah kegagalan Gideon, bahkan untuk memercayai dirinya sendiri, Tuhan masih memercayai dia. Tuhan melihat jauh ke depan bahwa kelak Gideon yang sekarang penuh dengan keputusasaan dan penuh dengan ketakutan serta kecemasan ini akan menjadi pahlawan yang gagah berani. Ketika Tuhan menyentuh dan menjamah hidup seseorang yang sedang dalam keputusasaan yang paling dalam, maka satu hal yang Ia kerjakan adalah memeriksa hidup orang itu. Tuhan akan mencari hal yang paling indah dan yang paling baik, yang masih bisa Ia temukan di dalam hidup orang itu. Selanjutnya, Tuhan akan bekerja lewat hal yang terindah itu sehingga orang ini menjadi orang yang cakap dan tangguh. Ketika kita kehilangan rasa percaya diri dan menyesali nasib dan kesalahan, kemudian kita mulai menjadi putus asa dan depresi, maka pada saat seperti inilah kita harus membiarkan Tuhan mengubah hidup kita. Kita harus membiarkan Ia menjamah hidup kita. Ia akan menunjukkan bagian-bagian dari hidup kita yang bisa dipakai-Nya untuk membangkitkan kita. Tuhan memahami bahwa ketika manusia putus asa dan kehilangan kepercayaan diri, maka ia tidak memiliki apa-apa lagi untuk dipercayainya. Tidak ada jalan lain, selain Tuhan menjamah orang itu dan membukakan matanya untuk melihat bahwa mungkin masih ada satu atau dua hal baik dan indah di mata Tuhan. Melalui satu dan dua hal itu, Tuhan akan membentuknya menjadi umat yang tangguh. Kadang kala dalam kondisi yang putus asa, depresi, ketakutan, kecemasan, dan kehilangan kepercayan diri, kita justru sering kali lari dari Tuhan. Kita khawatir jika kita datang kepada Tuhan, Ia tidak menerima kita. Kita berpikir sudah cukuplah caci maki orang kepada kita dan sudah cukuplah kesalahan ditimpakan kepada kita. Kita menyalahkan diri sendiri. Kita pikir, kalau kita datang kepada Tuhan, Ia akan melakukan hal yang sama seperti orang lain. Ia akan menunjukkan dosa-dosa dan kesalahan kita? Kita bertanya-tanya, tidakkah Ia akan menghakimi kita? Itulah yang membuat kita akhirnya tenggelam dalam keputusaasaan yang paling dalam karena kita merasa kita akan gagal. Kita merasa Tuhan juga melihat dan menjatuhkan penghukuman yang sama. Padahal tidak. Tuhan tidak pernah melakukan itu. Bagian Alkitab yang lain mengatakan bahwa hati yang hancur dan penuh penyesalan itu adalah hati yang justru akan dijamah Tuhan dan justru merupakan hati yang akan dipulihkan oleh Tuhan. Namun, entah dari mana datangnya ide dan keyakinan bahwa ketika kita gagal, kalah, atau salah, maka itu berarti juga Tuhan tidak mau menerima kita. Tidak! Tuhan adalah Ia yang melihat hal yang paling indah di tengah kehancuran yang sedalam apa pun. Tuhan punya mata yang sangat tajam sehingga ia bisa menemukan satu atau dua titik keindahan di dalam kehancuran hidup kita. Seorang rekan yang berasal dari sebuah latar belakang yang buruk dan terbuang dari keluarga menuturkan kepada saya bahwa Tuhan itu baginya sama seperti seorang pemulung. Dahulu ketika ia gagal, keluarga membuangnya. Dulu hidupnya hancur, ia dibuang oleh orang lain, dan dianggap tidak berharga dan harus dijauhi. Ia bahkan tidak bisa memercayai dirinya sendiri. Akan tetapi, Tuhan seperti seorang pemulung yang di tengah kehancuran hidupnya masih bisa melihat hal-hal yang indah di dalam hidupnya. Di tengah penolakan orang lain, Tuhan masih menerimanya. Di tengah rusaknya hidupnya yang dikarenakan ulahnya sendiri, Tuhan masih bisa menemukan hal-hal baik yang masih bisa diperbaiki. Tuhan mengambilnya dan memulihkannya. Namun, alih-alih berkata seperti rekan saya tersebut, mengapakah kita cenderung memandang Tuhan sebagai seseorang yang berdiri dengan penghakiman dan siap untuk menjatuhkan hukuman? Mengapa kita tidak memandang Tuhan sebagai seseorang yang menanti diri kita dan yang masih tetap percaya kepada kita? Gideon adalah orang yang kehilangan kepercayaan kepada dirinya sendiri. Tuhan menjamahnya dan Tuhan memperlihatkan bahwa di dalam kuasa dan pekerjaan-Nya, Gideon bisa menjadi pahlawan yang gagah berani. Namun, perhatikan reaksi Gideon. Ia tidak bisa berterima kasih dan tidak bersyukur kepada Tuhan, tetapi terus-menerus bersembunyi di balik kelemahannya. Terus-menerus ia menyalahkan keadaannya. Dengan kata lain, ia tidak mau Tuhan membangkitkan kepercayaan dirinya. Tuhan mengubahkan ia, tetapi Gideon bersembunyi di balik situasinya yang tidak menyenangkan. Ia memilih bersembunyi di balik kondisinya yang memang paling kecil di antara kaumnya. Gideon memilih untuk tetap hidup di dalam kelemahan dan keterbatasannya. Padahal, Tuhan sudah menunjukkan bahwa ada sisi yang indah di dalam hidup seorang Gideon. Betapa sering di dalam hidup ini kita berlindung di balik kelemahan dan keterbatasan kita. Ketika Tuhan hendak membentuk hidup kita, kita berlindung di balik kelemahan dan keterbatasan kita. Ketika Tuhan ingin menjamah hidup kita, atau hidup orang lain dengan menegur untuk sesuatu maksud yang baik, kita sering berkata, "Ya, memang sudah seperti ini." Ketika orang bertanya mengapa kita menjalami kehidupan tanpa makna, maka dengan begitu saja kita bebas menyalahkan lingkungan kita dan berkata, "Mau apa lagi?" Jadi, lingkungan asal tempat kita hidup menjadi tempat berlindung yang paling aman dari jamahan Tuhan atas hidup kita. Dulu semasa kuliah, saya tinggal di kamar asrama bersama dengan dua orang teman selama enam bulan sehingga kami mengenali karakter masing-masing. Salah satu teman sekamar saya adalah seseorang sulit memercayai diri sendiri. Setiap menjelang menghadapi ujian, ia selalu berteriak-teriak dan memukul-mukul kepalanya dan mengatakan bahwa dirinya adalah orang bodoh dan pasti tidak dapat mengerjakan ujian. Namun, setiap hasil ujian diumumkan, teman ini selalu mendapat nilai yang paling tinggi di antara kami. Hal ini membuat kami kesal dan kami mendorong dia untuk memiliki rasa percaya diri. Kami katakan bahwa ia sebenarnya memiliki kemampuan, tetapi ia selalu menolak dan berdalih bahwa ia memang sudah dari kecil begitu dan lingkunganlah yang membentuk dirinya seperti itu. Ia tidak mau merubah perilakunya dan sebaliknya ia berlindung di balik perkataan "memang saya dari dulu sudah begini." Betapa mudahnya kita berlindung pada kelemahan dan ketidakberdayaan kita. Kita memberikan kesan seolah pintu tertutup bagi Allah untuk memproses diri kita. Kita memberikan terlalu banyak alasan yang inti sebenarnya adalah kita tidak mau Tuhan mengerjakan sesuatu yang indah di dalam hidup kita. Sama seperti Gideon yang berkata, "Lihat, kalau Engkau menyertai kami, tidak mungkin bangsa kami berada dalam kondisi seperti ini. Kalau Tuhan memang menyertai kami, tidak mungkin Tuhan melakukannya melalui diri saya. Saya ini kecil." Orang yang kehilangan kepercayaan terhadap diri sendiri akan berhenti di satu titik saja meskipun Tuhan sudah bekerja di dalam hidupnya dan menunjukkan bahwa Ia ingin memproses hidupnya. Ketika Tuhan ingin membangkitkan kita dari keputusasaan melalui proses yang terjadi di dalam hidup kita, kita sering memilih mundur saja. Kita memilih untuk dikuasai ketakutan dan keputusasaan kita. Kita memilih untuk mengeluh mengenai betapa besarnya beban yang ada. Padahal, di dalam kemahatahuan dan kejelian-Nya, Tuhan melihat bahwa sebenarnya ada titik-titik tertentu yang indah di dalam hidup kita yang bisa Ia kerjakan sehingga melahirkan sesuatu yang luar biasa. Proses dari Tuhan akan melahirkan orang yang tangguh dan yang berkemenangan dan yang akan penuh dengan kekuatan. Akan tetapi, syaratnya adalah kita harus membiarkan tangan Tuhan itu masuk di dalam hidup kita dan kalau tangan Tuhan itu masuk ke dalam hidup kita, maka pertama-tama Ia akan membenahi diri kita. Kadang kala kita memohon agar Tuhan untuk menyelesaikan masalah kita sesuai dengan jalan yang kita pandang benar. Akan tetapi, kalau kita amati, bukanlah demikian cara Tuhan menyelesaikan masalah Gideon. Tuhan menyelesaikan masalah Gideon bukan dengan membuat habis musuh-musuh Gideon, tetapi Tuhan menolong Gideon dengan cara memulihkan kepercayaan diri Gideon terlebih dahulu. Ia memulihkan dulu perasaan Gideon yang merasa bahwa ia ditinggalkan Tuhan. Tuhan memberikan jaminan terlebih dahulu kepada Gideon bahwa Ia besertanya. Cara Tuhan membebaskan kita dari pergumulan dan kehidupan yang menekan adalah dengan bekerja melalui diri kita sendiri yang berada dalam kondisi putus asa. Kita diperbaiki dulu baru kemudian kita bersama-sama dengan Tuhan akan maju menghadapi beban dan pergumulan yang ada. Jadi, jangan pernah lagi berdoa dan memohon kepada Tuhan untuk membereskan semuanya. Namun, berdoalah supaya Tuhan menjamah hidup kita atau menguatkan diri kita serta memberi kita kepercayaan dan penyertaan-Nya sehingga kita muncul sebagai orang yang tangguh dan berkemenangan. Cara kerja Tuhan berbeda dengan apa yang kita harapkan. Ia tidak menyingkirkan semua masalah, lalu berkata, "Mari Gideon kita maju." Kalau memang semuanya, maka untuk apa maju lagi? Akan tetapi, Ia membereskan Gideon dan hatinya terlebih dahulu dan memulihkan dan kepercayaan dirinya. Setelah Gideon dipulihkan kepercayaan dirinya, maka ia bersama dengan Tuhan muncul sebagai orang yang berkemenangan. Jadi, ketika seseorang putus asa dan letih lesu, Tuhan tidak akan bekerja dengan cara mengubah sesuatu yang di luar dulu, tetapi pertama-tama Tuhan akan berurusan dulu dengan orang tersebut. Kemudian, Tuhan bersama-sama dengan orang ini akan menghadapi seluruh tantangan pergumulan dan kesulitan. Dengan demikian, seperti yang dialami Gideon, sesuatu yang berbeda akan terjadi di dalam hidup orang itu. Mengapa? Karena ia mulai percaya bahwa dirinya tidak dibuang Tuhan. Bahkan, ia mulai merasakan ada Tuhan di dalam hidupnya. Musuhnya tetap sama, bebannya tetap sama besar, kesulitannya tetap masih ada, tetapi yang berbeda adalah diri orang itu sendiri. Seperti Gideon, ia sudah dipulihkan kepercayaan dirinya. Ia sekarang sudah bersama dengan Tuhan sehingga apa pun yang terjadi di luar adalah hal yang akan diselesaikannya bersama dengan Tuhan. Tidak semua dari kita mau mengakui bahwa diri kita putus asa. Tidak semua dari kita mau mengakui bahwa diri kita berada di dalam pergumulan besar. Namun, apa yang sedang kita alami akan tersirat secara tidak langsung melalui apa yang kita ucapkan, misalnya keluhankeluhan dan ketidakpuasan-ketidakpuasan kita. Hal ini tampak juga ketika kita kehilangan kepercayaan terhadap orang lain atau kepada diri sendiri. Dalam keadaan seperti ini, pertama-tama biarkan Tuhan berurusan dengan kita. Berdoalah meminta, bukan supaya Tuhan membereskan semuanya, tetapi supaya Tuhan berurusan dengan kita. Waktu kita bertanya-tanya, "Apa masih bisa, sedangkan orang tidak memercayai saya? Bahkan, saya tidak memercayai diri saya sendiri." Saya yakin Tuhan bisa. Tuhan ternyata masih percaya kepada kita. Karena itu, jika kita tidak bisa lagi memercayai apa pun: hidup kita gagal, kita dianggap orang yang tidak berguna, kita dianggap orang yang hanya menambahi beban masalah; maka di dalam kondisi seperti itu, mari kita percaya kepada Tuhan. Ia tidak pernah meninggalkan kita. Tuhan akan menemukan hal-hal indah di dalam hidup kita yang akan menjadi pintu masuk bagi tanganNya untuk terus bekerja. Karena itu, saya mohon dengan sangat, janganlah kita melakukan upaya bunuh diri kala kita kehilangan kepercayaan kita. Tolong hargai hidup ini karena hidup adalah anugerah Tuhan. Ingatlah bahwa Ia masih bisa melihat hal-hal yang indah, yang mungkin tidak bisa dilihat oleh siapa pun. Percayalah kepada Tuhan karena Ia pun memercayai Anda. Sumber : wepe.berteologi.net Memupuk Rasa Percaya Diri yahoo group forum lingkar_pena Oleh Jacinta F. Rini dari Team e-psikologi Pernahkah anda mengalami krisis kepercayaan diri atau dalam bahasa sehari-hari "tidak pede" dalam menghadapi suatu situasi atau persoalan? Saya yakin hampir setiap orang pernah mengalami krisis kepercayaan diri dalam rentang kehidupannya, sejak masih anak-anak hingga dewasa bahkan sampai usia lanjut. Ruang konseling di website inipun banyak diwarnai dengan pertanyaan seputar kasus-kasus yang berhubungan dengan krisis kepercayaan diri tersebut. Sudah tentu, hilangnya rasa percaya diri menjadi sesuatu yang amat mengganggu, terlebih ketika dihadapkan pada tantangan atau pun situasi baru. Individu sering berkata pada diri sendiri, �dulu saya tidak penakut seperti ini....kenapa sekarang jadi begini ?� ada juga yang berkata: "kok saya tidak seperti dia,...yang selalu percaya diri...rasanya selalu saja ada yang kurang dari diri saya...saya malu menjadi diri saya!� Menyikapi kondisi seperti tersebut diatas maka akan muncul pertanyaan dalam benak kita: mengapa rasa percaya diri begitu penting dalam kehidupan individu. Lalu apakah kurangnya rasa percaya diri dapat diperbaiki sehingga tidak menghambat perkembangan individu dalam menjalankan tugas sehari-hari maupun dalam hubungan interpersonal. Jika memang rasa kurang percaya diri dapat diperbaiki, langkah-langkah apakah yang harus dilakukan? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang akan saya jawab dalam artikel ini. Kepercayaan Diri Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya. Hal ini bukan berarti bahwa individu tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri, alias �sakti�. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut dimana ia merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa dia bisa � karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri. Karakteristik Karakteristik atau ciri-ciri Individu yang percaya diri Beberapa ciri atau karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya diri yang proporsional, diantaranya adalah : Percaya akan kompetensi/kemampuan diri, hingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, atau pun rasa hormat orang lain, Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi diterima oleh orang lain atau kelompok Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain � berani menjadi diri sendiri Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil) Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung/mengharapkan bantuan orang lain) Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, ornag lain dan situasi di luar dirinya Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi. Karakteristik atau ciri-ciri Individu yang kurang percaya diri Beberapa ciri atau karakteristik individu yang kurang percaya diri, diantaranya adalah: Berusaha menunjukkan sikap konformis, semata-mata demi mendapatkan pengakuan dan penerimaan kelompok Menyimpan rasa takut/kekhawatiran terhadap penolakan Sulit menerima realita diri (terlebih menerima kekurangan dir) dan memandang rendah kemampuan diri sendiri � namun di lain pihak memasang harapan yang tidak realistik terhadap diri sendiri Pesimis, mudah menilai segala sesuatu dari sisi negatif Takut gagal, sehingga menghindari segala resiko dan tidak berani memasang target untuk berhasil Cenderung menolak pujian yang ditujukan secara tulus (karena undervalue diri sendiri) Selalu menempatkan/memposisikan diri sebagai yang terakhir, karena menilai dirinya tidak mampu Mempunyai external locus of control (mudah menyerah pada nasib, sangattergantung pada keadaan dan pengakuan/penerimaan serta bantuan orang lain) Perkembangan Rasa Percaya Diri Pola Asuh Para ahli berkeyakinan bahwa kepercayaan diri bukanlah diperoleh secara instant, melainkan melalui proses yang berlangsung sejak usia dini, dalam kehidupan bersama orangtua. Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri seseorang, namun faktor pola asuh dan interaksi di usia dini, merupakan faktor yang amat mendasar bagi pembentukan rasa percaya diri.Sikap orangtua, akan diterima oleh anak sesuai dengan persepsinya pada saat itu. orangtua yang menunjukkan kasih, perhatian, penerimaan, cinta dan kasih sayang serta kelekatan emosional yang tulus dengan anak, akan membangkitkan rasa percara diri pada anak tersebut. Anak akan merasa bahwa dirinya berharga dan bernilai di mata orangtuanya. Dan, meskipun ia melakukan kesalahan, dari sikap orangtua anak melihat bahwa dirinya tetaplah dihargai dan dikasihi. Anak dicintai dan dihargai bukan tergantung pada prestasi atau perbuatan baiknya, namun karena eksisitensinya. Di kemudian hari anak tersebut akan tumbuh menjadi individu yang mampu menilai positif dirinya dan mempunyai harapan yang realistik terhadap diri � seperti orangtuanya meletakkan harapan realistik terhadap dirinya. Lain halnya dengan orangtua yang kurang memberikan perhatian pada anak, atau suka mengkritik, sering memarahi anak namun kalau anak berbuat baik tidak pernah dipuji, tidak pernah puas dengan hasil yang dicapai oleh anak, atau pun seolah menunjukkan ketidakpercayaan mereka pada kemampuan dan kemandirian anak dengan sikap overprotective yang makin meningkatkan ketergantungan. Tindakan overprotective orangtua, menghambat perkembangan kepercayaan diri pada anak karena anak tidak belajar mengatasi problem dan tantangannya sendiri � segala sesuatu disediakan dan dibantu orangtua. Anak akan merasa, bahwa dirinya buruk, lemah, tidak dicintai, tidak dibutuhkan, selalu gagal, tidak pernah menyenangkan dan membahagiakan orangtua. Anak akan merasa rendah diri di mata saudara kandungnya yang lain atau di hadapan teman-temannya. Menurut para psikolog, orangtua dan masyarakat seringkali meletakkan standar dan harapan yang kurang realistik terhadap seorang anak atau pun individu. Sikap suka membanding-bandingkan anak, mempergunjingkan kelemahan anak, atau pun membicarakan kelebihan anak lain di depan anak sendiri, tanpa sadar menjatuhkan harga diri anak-anak tersebut. Selain itu, tanpa sadar masyarakat sering menciptakan trend yang dijadikan standar patokan sebuah prestasi atau pun penerimaan sosial. Contoh kasus yang riil pernah terjadi di tanah air, ketika seorang anak bunuh diri gara-gara dirinya tidak diterima masuk di jurusan A1 (IPA), meski dia sudah bersekolah di tempat yang elit; rupanya sang orangtua mengharap anaknya diterima di A1 atau paling tidak A2, agar kelak bisa menjadi dokter. Atau, orangtua yang memaksakan anaknya ikut les ini dan itu, hanya karena anak-anak lainnya pun demikian. Situasi ini pada akhirnya mendorong anak tumbuh menjadi individu yang tidak bisa menerima kenyataan dirinya, karena di masa lalu (bahkan hingga kini), setiap orang mengharapkan dirinya menjadi seseorang yang bukan dirinya sendiri. Dengan kata lain, memenuhi harapan sosial. Akhirnya, anak tumbuh menjadi individu yang punya pola pikir : bahwa untuk bisa diterima, dihargai, dicintai, dan diakui, harus menyenangkan orang lain dan mengikuti keinginan mereka. Pada saat individu tersebut ditantang untuk menjadi diri sendiri � mereka tidak punya keberanian untuk melakukannya. Rasa percaya dirinya begitu lemah, sementara ketakutannya terlalu besar. Pola Pikir Negatif Dalam hidup bermasyarakat, setiap individu mengalami berbagai masalah, kejadian, bertemu orang-orang baru, dsb. Reaksi individu terhadap seseorang atau pun sebuah peristiwa, amat dipengaruhi oleh cara berpikirnya. Individu dengan rasa percaya diri yang lemah, cenderung mempersepsi segala sesuatu dari sisi negatif. Ia tidak menyadari bahwa dari dalam dirinya lah semua negativisme itu berasal. Pola pikir individu yang kurang percaya diri, bercirikan antara lain: Menekankan keharusan-keharusan pada diri sendiri (�saya harus bisa begini...saya harus bisa begitu�). Ketika gagal, individu tersebut merasa seluruh hidup dan masa depannya hancur. Cara berpikir totalitas dan dualisme : �kalau saya sampai gagal, berarti saya memang jelek� Pesimistik yang futuristik : satu saja kegagalan kecil, individu tersebut sudah merasa tidak akan berhasil meraih cita-citanya di masa depan. Misalnya, mendapat nilai C pada salah satu mata kuliah, langsung berpikir dirinya tidak akan lulus sarjana. Tidak kritis dan selektif terhadap self-criticism : suka mengkritik diri sendiri dan percaya bahwa dirinya memang pantas dikritik. Labeling : mudah menyalahkan diri sendiri dan memberikan sebutan-sebutan negatif, seperti �saya memang bodoh�...�saya ditakdirkan untuk jadi orang susah�, dsb.... Sulit menerima pujian atau pun hal-hal positif dari orang lain : ketika orang memuji secara tulus, individu langsung merasa tidak enak dan menolak mentah-mentah pujiannya. Ketika diberi kesempatan dan kepercayaan untuk menerima tugas atau peran yang penting, individu tersebut langsung menolak dengan alasan tidak pantas dan tidak layak untuk menerimanya. Suka mengecilkan arti keberhasilan diri sendiri : senang mengingat dan bahkan membesar-besarkan kesalahan yang dibuat, namun mengecilkan keberhasilan yang pernah diraih. Satu kesalahan kecil, membuat individu langsung merasa menjadi orang tidak berguna. Memupuk Rasa Percaya Diri Untuk menumbuhkan rasa percaya diri yang proporsional maka individu harus memulainya dari dalam diri sendiri. Hal ini sangat penting mengingat bahwa hanya individu yang bersangkutan yang dapat mengatasi rasa kurang percaya diri yang sedang dialaminya. Beberapa saran berikut mungkin layak menjadi pertimbangkan jika anda sedang mengalami krisis kepercayaan diri. 1. Evaluasi diri secara obyektif Belajar menilai diri secara obyektif dan jujur. Susunlah daftar �kekayaan� pribadi, seperti prestasi yang pernah diraih, sifat-sifat positif, potensi diri baik yang sudah diaktualisasikan maupun yang belum, keahlian yang dimiliki, serta kesempatan atau pun sarana yang mendukung kemajuan diri. Sadari semua asset-asset berharga Anda dan temukan asset yang belum dikembangkan. Pelajari kendala yang selama ini menghalangi perkembangan diri Anda, seperti : pola berpikir yang keliru, niat dan motivasi yang lemah, kurangnya disiplin diri, kurangnya ketekunan dan kesabaran, tergantung pada bantuan orang lain, atau pun sebab-sebab eksternal lain. Hasil analisa dan pemetaan terhadap SWOT (Strengths, Weaknesses, Obstacles and Threats) diri, kemudian digunakan untuk membuat dan menerapkan strategi pengembangan diri yang lebih realistik. 2. Beri penghargaan yang jujur terhadap diri Sadari dan hargailah sekecil apapun keberhasilan dan potensi yang anda miliki. Ingatlah bahwa semua itu didapat melalui proses belajar, berevolusi dan transformasi diri sejak dahulu hingga kini. Mengabaikan/meremehkan satu saja prestasi yang pernah diraih, berarti mengabaikan atau menghilangkan satu jejak yang membantu Anda menemukan jalan yang tepat menuju masa depan. Ketidakmampuan menghargai diri sendiri, mendorong munculnya keinginan yang tidak realistik dan berlebihan; contoh: ingin cepat kaya, ingin cantik, populer, mendapat jabatan penting dengan segala cara. Jika ditelaah lebih lanjut semua itu sebenarnya bersumber dari rasa rendah diri yang kronis, penolakan terhadap diri sendiri, ketidakmampuan menghargai diri sendiri � hingga berusaha mati-matian menutupi keaslian diri. 3. Positive thinking Cobalah memerangi setiap asumsi, prasangka atau persepsi negatif yang muncul dalam benak Anda. Anda bisa katakan pada diri sendiri, bahwa nobody�s perfect dan it�s okay if I made a mistake. Jangan biarkan pikiran negatif berlarut-larut karena tanpa sadar pikiran itu akan terus berakar, bercabang dan berdaun. Semakin besar dan menyebar, makin sulit dikendalikan dan dipotong. Jangan biarkan pikiran negatif menguasai pikiran dan perasaan Anda. Hati-hatilah agar masa depan Anda tidak rusak karena keputusan keliru yang dihasilkan oleh pikiran keliru. Jika pikiran itu muncul, cobalah menuliskannya untuk kemudian di re-view kembali secara logis dan rasional. Pada umumnya, orang lebih bisa melihat bahwa pikiran itu ternyata tidak benar. 4. Gunakan self-affirmation Untuk memerangi negative thinking, gunakan self-affirmation yaitu berupa kata-kata yang membangkitkan rasa percaya diri. Contohnya: Saya pasti bisa !! Saya adalah penentu dari hidup saya sendiri. Tidak ada orang yang boleh menentukan hidup saya ! Saya bisa belajar dari kesalahan ini. Kesalahan ini sungguh menjadi pelajaran yang sangat berharga karena membantu saya memahami tantangan Sayalah yang memegang kendali hidup ini Saya bangga pada diri sendiri 5. Berani mengambil resiko Berdasarkan pemahaman diri yang obyektif, Anda bisa memprediksi resiko setiap tantangan yang dihadapi. Dengan demikian, Anda tidak perlu menghindari setiap resiko, melainkan lebih menggunakan strategi-strategi untuk menghindari, mencegah atau pun mengatasi resikonya. Contohnya, Anda tidak perlu menyenangkan orang lain untuk menghindari resiko ditolak. Jika Anda ingin mengembangkan diri sendiri (bukan diri seperti yang diharapkan orang lain), pasti ada resiko dan tantangannya. Namun, lebih buruk berdiam diri dan tidak berbuat apa-apa daripada maju bertumbuh dengan mengambil resiko. Ingat: No Risk, No Gain. 6. Belajar mensyukuri dan menikmati rahmat Tuhan Ada pepatah mengatakan yang mengatakan orang yang paling menderita hidupnya adalah orang yang tidak bisa bersyukur pada Tuhan atas apa yang telah diterimanya dalam hidup. Artinya, individu tersebut tidak pernah berusaha melihat segala sesuatu dari kaca mata positif. Bahkan kehidupan yang dijalaninya selama ini pun tidak dilihat sebagai pemberian dari Tuhan. Akibatnya, ia tidak bisa bersyukur atas semua berkat, kekayaan, kelimpahan, prestasi, pekerjaan, kemampuan, keahlian, uang, keberhasilan, kegagalan, kesulitan serta berbagai pengalaman hidupnya. Ia adalah ibarat orang yang selalu melihat matahari tenggelam, tidak pernah melihat matahari terbit. Hidupnya dipenuhi dengan keluhan, rasa marah, iri hati dan dengki, kecemburuan, kekecewaan, kekesalan, kepahitan dan keputusasaan. Dengan �beban� seperti itu, bagaimana individu itu bisa menikmati hidup dan melihat hal-hal baik yang terjadi dalam hidupnya? Tidak heran jika dirinya dihinggapi rasa kurang percaya diri yang kronis, karena selalu membandingkan dirinya dengan orang-orang yang membuat �cemburu� hatinya. Oleh sebab itu, belajarlah bersyukur atas apapun yang Anda alami dan percayalah bahwa Tuhan pasti menginginkan yang terbaik untuk hidup Anda. 7. Menetapkan tujuan yang realistik Anda perlu mengevaluasi tujuan-tujuan yang Anda tetapkan selama ini, dalam arti apakah tujuan tersebut sudah realistik atau tidak. Dengan menerapkan tujuan yang lebih realistik, maka akan memudahkan anda dalam mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian anda akan menjadi lebih percaya diri dalam mengambil langkah, tindakan dan keputusan dalam mencapai masa depan, sambil mencegah terjadinya resiko yang tidak diinginkan. Mungkin masih ada beberapa cara lain yang efektif untuk menumbuhkan rasa percaya diri. Jika anda dapat melakukan beberapa hal serpti yang disarankan di atas, niscaya anada akan terbebas dari krisis kepercayaan diri. Namun demikian satu hal perlu diingat baik-baik adalah jangan sampai anda mengalami over confidence atau rasa percaya diri yang berlebih-lebihan/overdosis. Rasa percaya diri yang overdosis bukanlah menggambar kondisi kejiwaan yang sehat karena hal tersebut merupakan rasa percaya diri yang bersifat semu. Rasa percaya diri yang berlebihan pada umumnya tidak bersumber dari potensi diri yang ada, namun lebih didasari oleh tekanan-tekanan yang mungkin datang dari orangtua dan masyarakat (sosial), hingga tanpa sadar melandasi motivasi individu untuk �harus� menjadi orang sukses. Selain itu, persepsi yang keliru pun dapat menimbulkan asumsi yang keliru tentang diri sendiri hingga rasa percaya diri yang begitu besar tidak dilandasi oleh kemampuan yang nyata. Hal ini pun bisa didapat dari lingkungan di mana individu di besarkan, dari teman-teman (peer group) atau dari dirinya sendiri (konsep diri yang tidak sehat). Contohnya, seorang anak yang sejak lahir ditanamkan oleh orangtua, bahwa dirinya adalah spesial, istimewa, pandai, pasti akan menjadi orang sukses, dsb � namun dalam perjalanan waktu anak itu sendiri tidak pernah punya track record of success yang riil dan original (atas dasar usahanya sendiri). Akibatnya, anak tersebut tumbuh menjadi seorang manipulator dan dan otoriter � memperalat, menguasai dan mengendalikan orang lain untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Rasa percaya diri pada individu seperti itu tidaklah didasarkan oleh real competence, tapi lebih pada faktor-faktor pendukung eksternal, seperti kekayaan, jabatan, koneksi, relasi, back up power keluarga, nama besar orangtua, dsb. Jadi, jika semua atribut itu ditanggalkan, maka sang individu tersebut bukan siapa-siapa. (jp) Sumber : www.napasbidadari.blogspot.com Membangun Rasa Percaya Diri Anak oleh : Dr. Martin Leman Salah satu kunci utama kesuksesan seseorang adalah ada tidaknya rasa percaya diri. Berkembangnya rasa percaya diri atau citra diri yang positif dalam diri anak sangatlah penting untuk kebahagiaan dan kesuksean mereka. Rasa percaya diri adalah bagaimana kita merasakan tentang diri kita sendiri, dan perilaku kita akan merefleksikannya tanpa kita sadari. Sebagai contoh, anak yang penuh percaya diri akan memiliki sifat-sifat antara lain : Bersifat lebih independen, tidak terlalu tergantung orang lain Mampu memikul tanggung jawab yang diberikan. Bisa menghargai diri dan usahanya sendiri Tidak mudah mengalami rasa frustasi Mampu menerima tantangan atau tugas baru. Memiliki emosi yang lebih hidup, tetapi tetap stabil Mudah berkomunikasi dan membantu orang lain. Pada sisi lain, anak yang memiliki percaya diri yang rendah / kurang, akan memiliki sifat dan perilaku antara lain : Tidak mau mencoba suatu hal yang baru. Merasa tidak dicintai dan tidak diinginkan Punya kecenderunganmelempar kesalahan pada orang lain Memiliki emosi yang kaku dan disembunyikan Mudah mengalami rasa frustrasi dan tertekan Meremehkan bakat dan kemampuannya sendiri Mudah terpengaruh orang lain. Orang tua , adalah pemegang peran utama yang menentukan perkembangan rasa percaya diri anak. Sebenarnya hal ini sama sekali tidak sulit, bahkan banyak orang tua melakukannya tanpa mereka sadari sendiri. Orang tua kadang kurang menyadari betapa segala perkataan dan perbuatannya dapat memberi dampak yang besar bagi anak dalam perkembangannya. Berikut ini beberapa saran yang ada baiknya diingat dan dicoba : Saat kita merasa senang atau bangga terhadap anak kita, katakanlah padanya. Orang tua kadang jauh lebih mudah untuk memarahi atau mengomel atas tingkah laku anak yang kurang baik. Sebaliknya bila anak melakukan sesuatu yang baik atau menyenangkan orang tuanya, sering kita tidak memberinya respons apa-apa. Seorang anak tidaklah tahu saat orang tuanya bangga atau senang pada dirinya, dan ia butuh untuk mendengar dari orang tuanya bahwa ia dikehendaki dan disayangi. Anak memiliki ingatan yang kuat terhadap perkataan orang tuanya, dan ingatan itu seakan-akan ada terus dalam kepala si anak. Demikian juga terhadap perkataan yang menyatakan kegembiraan dan kebanggan orang tuanya akan kehadirannya, akan tetap ia ingat dan menguatkan percaya dirinya. Berilah pujian pada anak. Gunakan pujian yang bersifat deskriptif, agar anak tahu tindakan apa yang membuahkan pujian itu. Perhatikanlah tingkah laku, perbuatan si anak, dan aktivitas anak. Saat ia selesai mengerjakan tugasnya, kita dapat ucapkan padanya, “ Ibu senang sekali karena kamu membereskan kamarmu dengan rapi…” Atau misalnya anak menunjukkan hasil gambarnya / hasil karyanya yang bagus , kita dapat ucapkan , “ Wah… gambarmu bagus … Nampaknya kamu cukup berbakat…” Jangan sungkan-sungkan untuk memuji anak, bahkan jika di depan anggota keluarga lain dan kerabat. Pujilah tingkah lakunya yang positif, misalnya , “ wah… kamu memang anak yang ramah…” Kita juga dapat memberi pujian untuk hal yang tidak ia lakukan, misalnya ,” Ibu senang, kamu menurut untuk tidak bermain hujan-hujanan…” Ajari anak untuk membuat pernyataan yang positif tentang dirinya sendiri. Berbicara pada diri sendiri adalah hal yang cukup penting. Bahkan para psikolog menemukan bahwa banyak kasus depresi dan kecemasan berasal dari kebiasaan untuk mengatakan hal negatif pada diri sendiri. Apa yang kita pikirkan, menentukan bagaimana perasaan kita, dan bagaimana perasaan kita menentukan perilaku kita. Oleh karena itu, adalah hal yang penting untuk mengajari anak untuk bersikap positif dalam berbicara dengan diri sendiri. Sebuah contoh berbicara pada diri sendiri yang positif misalnya, “ Tak apa-apa kita kalah dalam bermain bola kali ini,.. toh kita sudah berusaha semaksimal mungkin…. Dan tidak mungkin selalu menang dalam permainan…” Hindari kritik yang bersifat mempermalukan si anak.Kadangkala orang tua memang harus mengkritik sikap atau perilaku anak agar ia memiliki karakter yang lebih baik. Kritik yang ditujukan pada diri anak sebagai personal dapat membuat anak merasa dipermalukan atau diserang. Oleh karena itu, lebih baik menggunakan kata “saya / ibu/ bapak” daripada kata “kamu” saat memberi kritik atau teguran pada anak. Sebagai contoh, akan lebih baik mengatakan , “ Ibu akan senang sekali kalau kamu mau membereskan kamarmu tiap pagi…” daripada mengatakan ,”Kamu ini kok jadi anak malas sekali…Tidak bisakan kamu membereskan kamarmu ?” Ajari anak untuk membuat keputusan yang bijaksana. Tanpa disadari, setiap saat anak membuat suatu keputusan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan orang tua untuk meningkatkan kemampuan anak dalam mengambil keputusan yang baik : Bantu anak untuk mengenali suatu permasalahan. Tuntun anak untuk memahami suatu permasalahan dan bagaimana melihatnya. Diskusikan dengan anak, apa saja yang mungkin menjadi solusinya. Diskusikan baik buruknya, konsekuensi, kelebihan dan kekurangan masing-masing solusi. Biarkan anak mengambil pilihannya, bila ia telah benar-benar memahami permasalahan dan kemungkinan solusi berikut konsekuensinya. Setelah keputusan diambil dan dijalankan, diskusikan hasilnya dengan si anak. Bantu ia mengevaluasi solusi pilihannya itu, dan tuntun ia untuk memperbaikinya di lain kesempatan. Tips tambahan untuk membantu perkembangan citra diri yang positif dalam diri anak : Ajari anak bahwa tidaklah mungkin setiap keinginan seseorang selalu terpenuhi. Doronglah ia untuk bisa mengatasi kekecewaan atau kemarahannya secara rasional dan proporsional , atas tidak terpenuhinya keinginannya . Biasakan anak untuk mengutarakan kemauannya secara jelas, sehingga orang lain bisa mengerti apa yang dikehendaki. Akan tetapi tetap harus ditekankan bahwa tidak ada jaminan keinginannya itu bisa selalu terpenuhi. Ajari anak agar ia sadar bahwa mereka sendiri yang membuat dan bertanggung jawab atas segala perasaan yang dialaminya. Tekankan padanya untuk tidak menyalahkan orang lain atas perasaan yang ia alami. Doronglah anak untuk mengembangkan hobi dan minatnya, yang bisa memberinya kesenangan dan bisa mereka peroleh sendiri, tanpa tergantung orang lain. Ajari anak untuk mengenali dirinya sendiri, baik kelebihan maupun kekurangannya. Tuntun ia untuk menerima keadaan dirinya, kemudian untuk memperbaiki kekurangan dirinya. Ajari anak untuk memperlakukan orang lain dengan cara sebagaimana ia ingin diperlakukan oleh mereka. Bantu anak untuk selalu memikirkan alternatif dan kemungkinan lain ketimbang hanya tergantung pada satu pilihan saja. Seorang anak yang hanya memiliki satu teman, jika ia kehilangan temannya itu ia akan kesepian dan merasa sendirian. Tetapi bila ia memiliki banyak teman, ia akan masih memiliki teman yang lain. Tertawalah bersama anak, dan doronglah ia untuk mampu mentertawakan diri sendiri. Orang yang memandang dirinya dengan terlalu serius, akan menjadi kurang bisa menikmati hidup. Rasa humor dan kemampuan untuk menciptakan keceriaan, adalah hal penting yang bisa membuat hidup lebih menyenangkan. Lagipula, bukankah setiap orang pernah berbuat sesuatu yang konyol….. Akhir kata, nikmati hidup bersama anak kita. Habiskanlah waktu sebanyak mungkin dengan mereka. Lakukanlah kegiatan bersama sebagai sebuah keluarga, tetapi tetap sediakan waktu khusus bagi masing-masing anak. Bagaimanapun keadaannya, anak belajar tentang segalanya dari contoh yang orang tuanya berikan. Dengan menghabiskan waktu bersama dengan anak, memungkinkan orang tua berkomunikasi akrab dengan anak. Anak dapat berbagi perasaan dan pikirannya dengan bebas, dan sebaliknya orang tua bisa memberi bantuan dan bimbingan baginya…… 23/08/00 Majalah 'Anakku' ed.4, thn 2000 Membantu Anak Mengatasi Rasa Takut oleh : Dr. Martin Leman Setiap anak kecil pasti memiliki rasa takut, dalam kadar yang berbeda-beda. Ketakutan ini ada yang wajar dan ada juga yang tidak wajar. Adalah tugas kita, sebagai orang tua untuk membantunya mengatasi rasa takut ini. Walaupun kesannya sepele, namun sebenarnya mampu tidaknya orang tua membantu anak untuk mengatasi ketakutan dan membangun keberanian ini memiliki dampak yang besar di kemudian hari. Anak yang kurang berhasil mengatasi ketakutan-ketakutan masa kecilnya, biasanya cenderung menjadi penakut dan kurang percaya diri dikemudian hari. Sebaliknya anak yang dapat mengatasi ketakutan masa kecilnya biasanya tumbuh menjadi berani dan punya percaya diri. Rasa takut sendiri sebenarnya adalah hal yang normal, dan hal yang dapat dipahami. Justru rasa takut inilah yang membuat anak dan kita sendiri menjadi terhindar dari berbagai bahaya. Secara tidak sadar bahkan kita sebagai orang tua sering kali mengajarkan anak untuk takut. Sering kita berkata “ Awas nanti jatuh !” atau juga, “Awas, hati-hati kalau menyeberang jalan, nanti tertabrak mobil yang lewat!” Dengan berkata seperti itu pada anak,sebenarnya kita mengajari anak untuk menggunakan rasa takutnya agar berhati-hati dalam melakukan sesuatu. Dalam batas orang tua tidak menakut-nakutinya secara berlebihan, tidak jadi masalah, bahkan bisa membuat anak untuk lebih berhati-hati dalam segala hal. Namun ada kalanya orang tua sudah kehabisan akal untuk mengatur anaknya, dan akhirnya menakut-nakutinya secara berlebihan supaya anaknya menurut. Misalnya mengacam kalau tidak mau makan nanti akan dimakan raksasa, atau semacamnya. Walaupun tidak selalu, kalau hal seperti ini berlebihan, bisa jadi malah anak jadi penakut. Jadi kita harus ingat, bahwa yang kita tanamkan di sini adalah supaya anak berhati-hati kalau melakukan sesuatu, bukan menggali ketakutan terhadap imajinasinya tentang monster, raksasa, binatang buas, dan sebagainya yang mengancam dirinya. Dalam penelitian yang pernah dilakukan di Amerika, berbagai ketakutan yang ada dalam diri orang dewasa, ternyata memang berkaitan dengan masa kecilnya, atau sudah ada sejak masa kecilnya tak pernah mau hilang. Ketakutan ini antara terhadap gelap, takut sendirian, takut terhadap penolakan, takut terhdap kegagalan, takut terhadap dokter, takut pada binatang, takut berbuat salah, dan lain sebagainya Takut akan kegelapan Biasanya ketakutan akan kegelapan timbul ketika orang tua mengharuskan anak tidur dalam kamarnya yang benar-benar gelap, atau bila anak terbangun di tengah malam, dalam keadaan kamarnya yang gelap gulita. Pada beberapa anak, bahkan dapat menjadi berdebar-debar ketakutan dengan hebatnya di saat berada dalam kegelapan. Orang tua harus menyadari bahwa ruangan yang gelap gulita bagi anak kecil akan tampak berbeda sekali dibandingkan bila masih diterangi oleh lampu penerangan. Dan orang tua harus memahami ketakutan mereka ini, bahkan walaupun ketakutan itu terkesan tidak masuk akal, dan orang tua juga harus berusaha meyakinkan anak bahwa tak ada apa-apa yang perlu ditakutkan. Berikut ini beberapa tips yang dapat digunakan : Gunakanlah lampu penerangan yangkecil, yangbanyak dijual di toko-toko. Lampu ini sekedar menjadikan kamar tidak gelap sama sekali, tetapi masih nyaman untuk tidur. Akan tetapi saat memasang lampu inipun, perhatikan juga jangan sampai malah menimbulkan bayangan yang menakutkan bagi anak. Saat anak hendak tidur, temanilah ia sebentar, setelah lampu dimatikan. Ajaklah anak berbincang-bincang sebentar, buat anak merasa nyaman dan terbiasa dengan keadaan yang gelap tersebut. Setelah anak merasa nyaman dan tidak takut lagi, ia sudhadapat ditinggal. Buka sedikit pintu kamarnya, dan yakinkan ia bahwa kita tak akan jauh-jauh darinya dan akan selalu ada bila diperlukan. Jika ia terbangun di tengah malam, jangan biasakan ia untuk tidur di kamar orang tuanya, apalagi bila anak sudah agak besar. Bila tidak,hal ini akan semakin menjadi kebiasaan, dan menjadi semakin sulit untuk menghilangkannya. Sebaiknya buatlah ia merasa aman dan nyaman untuk kembali ke kamarnya, dan katakan padanya bahwa orang tuanya bangga bila anakknya sudah cukup dewasa untuk bisa tidur sendiri di kamarnya. Takut pada binatang Ketakutan pada binatang hampir dialami oleh setiap anak kecil, namun biasanya akan hilang dengan sendirinya seiring dengan pertambahan usianya. Berikut ini beberapa tips yang membantu anak untuk tidak takut terhadap binatang : · Jangan pindahkan ketakutan kita sendiri pada anak. Jadi jangan takut-takuti anak secara berlebihan atau malah membuatnya tambah takut terhadap binatang. Identifikasi apa yang membuat anak menjadi takut, dan apa alasannya. Ada baiknya bila membiasakan anak yang sudah agak besar untuk memiliki binatang peliharaan. Dengan demikian anak menjadi biasa merawat dan bermain dengan binatang. Namun harus diingat untuk memilih hewan peliharaan yang tidak lebih besar darinya, dan tidak berbahaya baginya. Jangan biarkan anak untuk bermain dengan binatang dengan cara yang menyakiti atau menyiksa binatang tersebut. Hal ini dapat menyebabkan binatang piaraan yang tadinya jinakpun menjadi marah dan menyerang si anak. Jangan paksa anak untuk memelihara binatang tertentu, tapi biarkanlah ia sendiri yang menentukan dan ia akan memeliharanya dengan senang hati, bukan menjadi beban. Bila memang ia tak mau memelihara binatang, biarlah tidak usah memaksanya. Ketakutan seorang anak kadang kala bagi orang dewasa sangat tidak masuk akal, dan terkesan mengada-ada. Akan tetapi kita harus berusaha mengerti apa yang dirasa dan ada dalam bayangan si anak. Dengarkanlah cerita si anak, biarkan dia mengutarakan semuanya sampai selesai, dan jangan dikomentari dahulu. Cobalah mencari secara spesifik apa sebenarnya yang membuatnya takut. Berikanlah empati baginya sehingga ia merasa didukung. Dari situ kita akan lebih mudah untuk membantunya mengatasi ketakutannya…. Satu hal yang sering terlupa, bahwa saat kita kecilpun kadang kita mengalami suatu ketakutan yang mungkin agak berbeda bentuknya tapi sebenarnya serupa dengan anak kita… Jadi jangan salahkan anak, tapi dukung dan bantulah ia. 22/08/00 Majalah 'Anakku' ed.4, thn 2000z Lima Langkah Untuk Lebih Percaya Diri Tak dipungkiri, pasti kita semua ingin jadi lebih percaya diri dan merasa nyaman tentang diri sendiri, sehingga dapat menjalankan kehidupan terbaik kita. Namun sayangnya, menumbuhkan rasa percaya diri tidaklah semudah mengucapkannya. Berikut kami berikan beberapa panduan untuk meningkatkan rasa percaya diri dan menumbuhkan harga diri: 1. Lakukan Sesuatu Yang Membutuhkan Keputusan Dan Tindakan Anda mungkin telah lama berkeinginan menyambung hubungan dengan teman semasa kuliah, atau mungkin telah lama ingin membersihkan rumah dan menyotir barang-barang yang tak berguna ke gudang. Apapun itu, Anda akan merasa lebih percaya diri dengan merancang tujuan (walau hanya tujuan kecil) dan bertindak untuk mencapainya. 2. Nikmati Hal Yang Anda Kerjakan Dengan Bagus Apa Anda memiliki hobby atau olah raga yang sangat Anda nikmati? Seperti berenang atau yoga, melukis atau menulis, hal yang menyita perhatian dan membuat Anda lupa waktu saat mengerjakannya. Lalu, ini membuat Anda merasa kompeten dan mampu melakukannya dengan baik. Melakukan hobby juga dapat jadi cara luar biasa untuk meningkatkan rasa percaya diri Anda. Jika Anda tak memiliki hobby khusus atau hiburan yang dapat Anda nikmati, coba lakukan sesuatu yang selalu ingin Anda coba. Bayangkan Anda melakukan itu, dan lalu lakukan! Tak perlu hal yang besar, bisa juga hal sederhana seperti bergabung dengan club jalan sehat misalnya. Anda akan menemukan diri Anda lebih terpusat dan bahagia dengan melakukan sesuatu yang membuat Anda terlibat setidaknya selama seminggu sekali. 3. Ganti Fokus Terbukti selama ini orang-orang yang memiliki rasa rendah diri biasanya adalah orangorang yang terlalu banyak berfokus pada diri sendiri. Anda dapat lebih meningkatkan rasa percaya diri dengan mengerjakan sesuatu yang membuat Anda terfokus pada orang lain atau satu hal. Seperti saat Anda bertemu orang-orang baru, Anda akan menemukan rasa gugup Anda menghilang begitu lebih berfokus pada orang yang Anda temui, bukan diri sendiri. Pada akhirnya, Anda akan lebih mudah berinteraksi dengan orang lain dan merasa lebih cerah. 4. Bersikap Rileks Belajar tentang bagaimana bersikap rileks merupakan sebuah peningkatan hidup yang luar biasa. Orang-orang yang bersikap rileks lebih sedikit mengalami masalah dengan kenangan buruk mereka dan mengikuti alur kehidupan. Melakukan meditasi juga cara populer untuk menumbuhkan perasaan rileks, Anda bisa memilih ikut yoga atau tai chi. Apapun metode yang Anda gunakan, lakukan relaksasi dengan serius. Keuntunngan dari hal ini amat luar biasa untuk sekedar diabaikan begitu saja. Jika selama ini Anda tak pernah memikirkan relaksasi sebagai hal penting, maka pikirkanlah sekarang juga. 5. Buat Daftar Hal Yang Anda Kuasai Buat daftar dalam skala kecil. Anda dapat membuat apapun yang berhasil Anda kuasai dalam sebuah daftar, seperti misalnya: lulus ujian mengemudi dan mendapat SIM, mencetak angka tertinggi saat main basket, mengatur tabungan dan masi banyak lagi. Mengetahui banyak hal yang Anda kuasai akan membuat Anda menyadari akan apa yang telah Anda capai. Lima hal yang kami sampaikan di atas merupakan prinsip dasar yang dapat Anda gunakan untuk meningkatkan rasa percaya diri, namun Anda juga perlu menambah hal-hal ini secara permanen dalam kehidupan Anda. Selalu tanamkan dalam pikiran, karena tak semua orang terlahir dengan bakat percaya diri, kebanyakan dari kita harus bekerja untuk membangunya. Jadi, bangun rasa percaya diri dan harga diri ini dari pikiran Anda sendiri dan lakukan setiap hari untuk membuat Anda merasa nyaman. (Sumber : Anonymous) Psoriasis dan Percaya Diri http://www.psoriasisindonesia.org/ Kulit merupakan bagian terluas dari tubuh dan merupakan bagian yang penting bagi setiap individu. Penampilan fisik, khususnya kulitlah yang pertama kali terlihat dan tampak dari luar (baik bagi individu itu sendiri maupun bagi orang lain), sehingga kondisinya lebih segera mempengaruhi pandangan orang lain (dan juga diri sendiri) dan responsnya pun biasanya lebih mendalam dibandingkan dengan penyakit pada bagian tubuh yang lain. Psoriasis merupakan penyakit kulit yang kronis dan bersifat kambuhan. Bila seseorang individu mengalami psoriasis, maka akan terjadi perubahan-perubahan pada penampilan kulitnya, apalagi apabila sudah dialami dalam waktu yang cukup lama, biasanya perubahanperubahan tesebut akan lebih dirasakan. Dalam menghadapi perubahan tersebut, setiap individu akan berespons dan mempunyai persepsi yang berbeda-beda tergantung pada kepribadian dan ketahanan diri terhadap stress, konsep diri dan citra diri, serta penghayatan terhadap mengalami penyakit tersebut; misalnya ada yang merasa marah karena merasa tidak beruntung, sehingga cenderung menyaalahkan hal-hal atau orang lain di sekitarnya atau menyesali nasibnya mengalami psoriasis; adapula yang merasa bersalah pada diri sendiri, merasa mendapat kutukan Tuhan sehingga merasa sedih dan merasa masa depannya suram. Di lain pihak banyak pula individu yang dapat menerima kenyataan bahwa psoriasis yang dialami sebetulnya tidak berbahaya yang walaupun mengubah penampilan, namun tetap harus dihadapi agar tetap hidup dengan lebih nyaman. Lalu bagaimana agar bagi sebagian dari kita yang kebetulan mengalami psoriasis, dapat menerima kondisinya dan dapat beradaptasi dengan baik, sehingga tetap dapat beraktivitas dan berfungsi dalam kehidupan sehari-harinya dengan tetap nyaman ? Pada makalah ini akan dibahas mengenai konsep diri, citra diri serta penerimaan diri terhadap psoriasis agar seseorang dapat tetap percaya diri dalam menjalani kehidupannya sehari-hari. CITRA TUBUH DAN CITRA DIRI Citra tubuh adalah persepsi seseorang mengenai tubuhnya, baik bentuk fisik maupun yang dibayangkannya. Misalnya seseorang merasa bahwa tubuhnya itu lengkap atau tidak, atau seseorang merasa bahwa tubuhnya itu tinggi atau pendek, gemuk atau kurus. Perasaan atau persepsi panca indera tersebut dapat merupakan yang sebenarnya atau khayalannya saja, misalnya seseorang merasa gemuk, padahal menurut pandangan orang lain ia tidak gemuk. Citra tubuh akan mempengaruhi konsep diri seseorang. Konsep diri ini akan mempengaruhi penilaian terhadap diri sendiri. Bila seseorang menilai diri sendiri positif, maka seseorang akan memasuki dunia dengan harga diri yang positif dan penuh percaya diri. Harga diri positif, terciri oleh perasaan bahwa seseorang itu mempunyai kemampuan, dicintai orang lain, menghargai etika dan bertanggung jawab terhadap kehidupannya. Bila terjadi distorsi atau perubahan dalam citra tubuh seseorang, maka konsep dirinyapun dapat berubah. DAMPAK PSIKOLOGIK DALAM PSORIASIS Pada saat seseorang diberitahu bahwa ia mengalami psoriasis atau sebaliknya, individu tersebut belum mengetahui nama penyakit yang dialaminya tetapi sudah merasakan atau mengalaminya, apalagi sudah mengalami untuk beberapa lama atau bahkan sudah menahun, biasanya akan terjadi suatu proses psikologik dalam diri individu tersebut. Reaksi emosional yang terjadi biasanya melalui 6 tahapan, yaitu : 1. Penolakan (denial) Yaitu menyangkal atau tidak percaya atau belum menerima bahwa ia mengalami penyakit tersebut 2. Marah Marah kepada orang lain atau bahkan kepada Tuhan mengapa ia yang harus mengalami penyakit tersebut 3. Depresi Merasa sedih, merasa bersalah, merasa bahwa ia memang patut mengalami kondisi sakitnya sekarang. Sering juga individu mengkait-kaitkan penyakit yang dialami dengan perbuatannya di masa lalu 4. Kecemasan Merasa cemas dan tegang setelah mengetahui, menjadi berpikir dan mengantisipasi ke masa yang akan datang, bagaimana menghadapi hidup selanjutnya dengan kondisi yang sekarang dialami tersebut 5. Tawar menawar Mulai dapat menerima, tetapi di saat yang sama juga masih sulit membayangkan harus mengalami kondisi yang berubah tersebut 6. Menerima Sudah dapat menerima keadaan yang berubat tersebut, sehingga dapat menjalani hidup dengan lebih nyaman Berat atau ringannya gejala psikiatrik pada tahapan ini serta lama berlangsungnya setiap tahapan berbeda pada setiap individu, tergantung pada kepribadian (termasuk kemampuan mengerahkan mekanisme mengatasi perubahan karena mengalami psoriasis), daya tahan terhadap stress yang terjadi, serta persepsi tentang perubahan citra tubuh yang terjadi setelah mengalami psoriasis. Perubahan-perubahan psikologik yang terjadi bersamaan dengan tahapan tersebut di atas setelah seseorang mengalami perubahan-perubahan kulit karena psoriasis, dapat bersumber dari : 1. Diri sendiri a. Perubahan focus pikiran dan perasaan; setelah mengalami perubahan pada kulitnya, secara sadar dan nirsadar individu menjadi lebih berpikir tentang hal itu karena ia senantiasa melihat kulitnya yang berubah, yang kemudian diikuti dnegan perilaku memandangi diri di depan cermin secara berulang-ulang. Respons psikologik yang terjadi saat itu tergantung pada tahap mana ia sudah melalui tahapan psikologik yang telah disebutkan diatas, bila masih dalam tahap penolakan, mungkin ia akan tidak percaya ketika memandangi dirinya di cermin dan selanjutnya akan menyangkalnya, bila sudah masuk ke tahap depresi, individu akan merasa kehilanagan dirinya yang dulu, sehingga ia dapat menjadi sedih, merasa bersalah bahkan putus asa. b. Perubahan citra tubuh : setelah menyadari terdapatnya perubahan pada kulitnya yang menyebabkannya menjadi lebih “berpikir” tentang hal itu dan diikuti perilaku bercermin untuk memastikan perubahan tersebut pada tubuhnya, individu akan mengalami perubahan citra tubuh, ia akan merasa tubuhnya berubah, tidak sebagaimana dulu lagi. Respons inipun akan bervariasi pada setiap orang. Ada yang merasa bahwa ia tidak sempurna lagi, namun banyak pula yang walau melihat perubahan tersebut, namun dapat menerima kondisi tersebut. c. Perubahan citra diri : Citra diri akan mempengaruhi konsep diri seseorang, yang akan mempengaruhi pula penilaian terhadap diri sendiri. Bila penilaian diri itu positif, maka ia akan memiliki harga diri yang positif pula. Bila terjadi distorsi atau perubahan citra tubuh ke arah negatif, akan menyebabkan terbentuknya citra diri yang negatif. Hal ini terjadi lebih karena persepsi dan fantasinya sendiri. d. Perubahan rasa percaya diri; dengan citra diri yang berubah, individu akan mengalami perubahan harga diri, yang menyebabkan pula perubahan pada rasa percaya dirinya. Ia menjadi tidak percaya lagi pada kemampuan dan potensi dirinya, yang sebetulnya tidak berubah bila orang lain menilainya. 2. Stigmatisasi dari lingkungan Stigma yang terbutuk karena ketidakmengertian masyarakat tentang psoriasis, ditambah adanya anggapan yang salah bahwa psoriasis itu menular, menyebabkan timbulnya pelbagai perubahan emosional pada individu, antara lain : a. mengantisipasi penolakan (individu merasa bahwa karena psoriasisnya, orang lain akan menolaknya) b. Merasa ada defek di dalam diri c. Merasa malu dan bersalah d. Hilangnya penilaian positif dan kepercayaan terhadap orang lain Menurut penelitian, pada individu yang mengalami psoriasis dan mempunyai pekerjaan dan atau mereka yang mengalami psoriasisnya setelah dewasa akan lebih tahan terhadap stigmatisasi MENGALAMI PSORIASI DENGA TETAP PERCAYA DIRI Hingga kini penyebab yang pasti dari psoriasis belum diketahui, yang telah diketahui adalah adanya factor-faktor predisposisi yang dapat mencetuskan kekambuhan oleh karena itu oengobatan yang dapat menyembuhkan pun belum ada. Fakta ini yang harus diketahui oleh seseorang yang mengalami psoriasis dan juga keluarganya Belum adanya pengobatan yang pasti bukanlah hal yang menghambat kita untuk mengatasi psoriasis. Karena factor-faktor yang mencetuskan sudah diketahui, maka kita dapat berangkat dari factor tersebut. Diantara beberapa factor yang merupakan factor predisposisi, stress merupakan salah satu yang penting (disamping factor genetic dan factor biologik lainnya). Stres atau perasaan tertekan (dalam hal ini karena mengalami psoriasis) dapat mengakibatkan perubahan-perubahan psikologik seperti telah disebutkan sebelumnya. Stress terjadi karena dipicu oleh pengalaman-pengalaman emosional yang membuat individu menjadi tidak nyaman dan harus mengerahkan mekanisme pertahanan psikologiknya secara optimal. Di lain pihak, tidak semua individu yang mengalami psoriasis memerlukan bantuan atau dukungan pihak lain, karena sudah memiliki cara mengatasi ketidaknyamanan psikologik tersebut secara optimal. Walaupun cara tersebut dipengaruhi oleh tipe kepribadian (misalnya ada individu yang lebih sadar akan diri, ada yang lebih peka terhadap komentar dan penolakan), namun terdapat beberapa hal yang dapat diperhatikan dan dilakukan, antara lain : Membekali diri dengan pengetahuan sebanyak mungkin tentang psoriasis dan selalu berusaha mendapatkan informasi terbaru, dengan demikian kita dapat menjaga diri dengan lebih baik dan dapat berdiskusi dengan teman dengan lebih baik pula Melatih menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang psoriasis (baik itu berasal dari kelompok studi atau internet,dll) sehingga kita menjadi lebih nyaman berbicara tentang hal itu. Memfokuskan pada hal-hal yang positif dalam hidup, keluarga, teman-teman, kegemaran, aktivitas yang menyenangkan, mengembangkan bakat yang ada, dll. Cari aktivitas dan kelompok baru bila perlu. Psoriasis memang sesuatu yang tidak mengenakan, tetapi itu hanya merupakan salah satu bagian dari hidup kita. Usahakan tidak membuat psoriasi menjadi pusat perhatian sehingga hidup kit terkonsentrasi disitu. Melakukan hal-hal yang menambah harga diri dan percaya diri, misalnya menentukan target pribadi dalam apapun (pekerjaan, hidup, dll) memelihara persahabatan dan system pendukung yang lain, merumuskan kembali bahwa psoriasis yang dialami sebagai suatu kondisi medik, bukan sesuatu yang membuat malu. SIMPULAN : Psoriasis, penyakit kulit yang menahun dan bersifat kambuhan, belum diketahui penyebab yang pasti dan yang dapat diantisipasi adalah factor-faktor predisposisi. Salah satu factor yang penting adalah penerimaan diri terhadap penyakit tersebut, sehingga tidak terjadi perubahan citra tubuh, citra diri, harga diri dan percaya diri ke arah yang tidak mendukung. Proses penerimaan diri mengalami psoriasis melalui beberapa tahap, yang lama dan derajatnya bervariasi antara satu individu dengan yang lain. Selain itu, karena beberapa saran diatas dapat dipertimbangkan. Bagaimana Menjadi Percaya Diri ? Kepercayaan-diri adalah efek dari bagaimana kita merasa (M1), meyakini (M2), dan mengetahui (M3). Orang yang punya kepercayaan diri rendah atau kehilangan kepercayaan diri memiliki perasaan negatif terhadap dirinya, memiliki keyakinan lemah terhadap kemampuan dirinya dan punya pengetahuan yang kurang akurat terhadap kapasitas yang dimilikinya. Sebaliknya, orang yang kepercayaan diri bagus, mereka memiliki perasaan positif terhadap dirinya, punya keyakinan yang kuat atas dirinya dan punya pengetahuan akurat terhadap kemampuan yang dimiliki. Orang yang punya kepercayaan diri bagus bukanlah orang yang hanya merasa mampu (tetapi sebetulnya tidak mampu) melainkan adalah orang yang mengetahui bahwa dirinya mampu berdasarkan pengalaman dan perhitungannya. Buat kita yang punya masalah seputar rendahnya kepercayaan-diri atau merasa telah kehilangan kepercayaan diri, mungkin langkah-langkah dibawah ini bisa dijadikan proses latihan: 1. Menciptakan definisi diri positif. Steve Chandler mengatakan, “Cara terbaik untuk mengubah sistem keyakinanmu adalah mengubah definisi dirimu.” Bagaimana menciptkan definisi diri positif. Di antara cara yang bisa kita lakukan adalah: * Membuat kesimpulan yang positif tentang diri sendiri / membuat opini yang positif tentang diri sendiri. Positif di sini artinya yang bisa mendorong atau yang bisa membangun, bukan yang merusak atau yang menghancurkan. * Belajar melihat bagian-bagian positif / kelebihan / kekuatan yang kita miliki * Membuka dialog dengan diri sendiri tentang hal-hal positif yang bisa kita lakukan, dari mulai yang paling kecil dan dari mulai yang bisa kita lakukan hari ini. Selain itu, yang perlu dilakukan adalah menghentikan opini diri negatif yang muncul, seperti misalnya saya tidak punya kelebihan apa-apa, hidup saya tidak berharga, saya hanya beban masyarakat, dan seterusnya. Setelah kita menghentikan, tugas kita adalah menggantinya dengan yang positif, konstruktif dan motivatif. Ini hanya syarat awal dan tidak cukup untuk membangun kepercayaan diri. 2. Memperjuangkan keinginan yang positif Merumuskan program / agenda perbaikan diri. Ini bisa berbentuk misalnya memiliki target baru yang hendak kita wujudkan atau merumuskan langkah-langkah positif yang hendak kita lakukan. Entah itu besar atau kecil, intinya harus ada perubahan atau peningkatan ke arah yang lebih positif. Semakin banyak hal-hal positif (target, tujuan atau keinginan) yang sanggup kita wujudkan, semakin kuatlah pede kita. Pada akhirnya kita hanya akan menjadi lebih baik dengan cara melakukan sesuatu yang baik buat kita. 3. Mengatasi masalah secara positif Memberikan bukti kepada diri sendiri bahwa kita ternyata berhasil mengatasi masalah yang menimpa kita. Semakin banyak masalah yang sanggup kita selesaikan, semakin kuatlah pede kita. Lama kelamaan kita menjadi orang yang tidak mudah minder ketika menghadapi masalah. Karena itu ada yang mengingatkan, begitu kita sudah terbiasa menggunakan jurus pasrah atau kalah, ini nanti akan menjadi kebiasaan yang membuat kita seringkali bermasalah. 4. Memiliki dasar keputusan yang positif. Kalau dibaca dari praktek hidup secara keseluruhan, memang tidak ada orang yang selalu yakin atas kemampuannya dalam menghadapi masalah atau dalam mewujudkan keinginan. Orang yang sekelas Mahatma Gandhi saja sempat goyah ketika tiba-tiba realitas berubah secara tak terduga-duga. Tapi, Gandhi punya cara yang bisa kita tiru: “Ketika saya putus asa maka saya selalu ingat bahwa sepanjang sejarah, jalan yang ditempuh dengan kebenaran dan cinta selalu menang. Ada beberapa tirani dan pembunuhan yang sepintas sepertinya menang tetapi akhirnya kalah. Pikirkan ucapan saya ini, SELALU”. Artinya, kepercayaan Gandhi tumbuh lagi setelah mengingat bahwa langkahnya sudah dilandasi oleh prinsip-prinsip yang benar. 5. Memiliki model / teladan yang positif Yang penting lagi adalah menemukan orang lain yang bisa kita contoh dari sisi kepercayaan dirinya. Ini memang menuntut kita untuk sering-sering membuka mata melihat orang lain yang lebih bagus dari kita lalu menjadikannya sebagai pelajaran. Saking pentingnya peranan orang lain ini, ada yang mengatakan bahwa kita bisa memperbaiki diri dari dua hal: a) pengalaman pribadi (life experiencing) dan b) duplicating (mencontoh dan mempelajari orang lain). Selamat mencoba dan buktikan! Sumber: www.e-psikologi.com Meningkatkan Percaya Diri Anak dengan Belajar Angka Oleh: Taufan Surana Salah satu jenis kecerdasan di dalam Multiple Intelligence yang berhubungan erat dengan kesiapan anak masuk sekolah adalah Kecerdasan Logis/Numeris. Kecerdasan ini mengacu pada kemampuan otak yang sedang berkembang untuk bermain-main dengan urutan angka, dan dapat berkembang pesat dengan banyaknya latihan. (catatan: faktor-faktor lain yang perlu diperhatikan untuk melihat kesiapan anak masuk sekolah bisa dibuka di ebook ''3 Tahun Pertama yg Menentukan'') Banyak hal yang bisa dilakukan untuk menstimulasi kecerdasan logis/numeris ini, salah satunya adalah dengan bermain tentang berhitung dan angka sejak usia sedini mungkin dalam berbagai bentuk permainan yang menyenangkan setiap harinya. Kemampuan anak dalam berhitung juga akan memberikan multiplier effect terhadap perkembangan kecerdasan lainnya seperti Kecerdasan diri/Intrapersonal, yaitu mampu MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI ANAK. Anak yang sudah bisa berhitung pada saat masuk sekolah terbukti mempunyai tingkat percaya diri yang tinggi, dan ini memudahkan anak beradaptasi dengan lingkungan barunya. Banyak sekali jenis permainan angka atau berhitung di dalam permainan sehari-hari. Misalnya, naik tangga sambil menghitung jumlah tangganya merupakan permainan yang sangat disukai anak sejak dia mulai belajar berjalan. Permainan ini sekaligus bisa mendorong anak untuk berlatih berjalan. Di setiap kesempatan yang memungkinkan, jadikanlah berhitung sebagai bentuk permainan. Ketika anak sudah cukup mengerti tentang angka, dan juga sudah mengerti konsep waktu seperti pagi, siang dan malam, biasanya anak akan mulai tertarik dengan konsep jam. Ini kesempatan yang sangat baik untuk mengajarkan cara membaca jam. Kemampuan membaca jam (yang bukan jam digital) akan mampu meningkatkan percaya diri anak. Selain itu, bagi kita orangtua juga akan mempermudah melatih disiplin anak dalam membagi kegiatan sehari-hari. Misalnya, jika sebelumnya kita tidak mudah menghentikan kegiatan bermain anak pada waktunya mandi sore, karena anak sudah mampu membaca jam, akan jauh lebih mudah mengajarkan batasan waktu kapan anak harus menghentikan atau memulai sebuah kegiatan. Tetapi memang cukup sulit mengajar anak membaca jam ( yang bukan digital). Untuk anak yang sudah mengenal angka, BalitaCerdas.com telah mendesain jam yang sangat efektif untuk mempermudah anak belajar membaca jam. Percaya Diri atau Sombong Dalam kehidupan sehari-hari, kita banyak menemukan orang yang sangat percaya diri serta orang-orang sombong. Orang yang percaya diri biasanya mudah bergaul dengan orang lain. Sedangkan orang sombong biasanya malas didekati oleh siapapun. Pasalnya banyak orang yang bingung sebenarnya posisinya ada dimana. Sombongkah atau percaya dirikah Anda? Berikut perbedaan antara orang sombong dan orang percaya diri: 1. Orang sombong menganggap dirinya lebih tinggi dari orang lain. Sedangkan orang percaya diri percaya bahwa dirinya memiliki keunikan dan talenta sebagaimana yang dianugerahkan berbeda kepada setiap orang. 2. Orang sombong seolah selalu tahu apa yang paling baik untuk orang lain. Sedangkan orang yang percaya diri selalu terbuka tentang pendapatnya terhadap orang lain. 3. Orang sombong biasanya tajam terhadap orang yang ia lihat sebagai saingan. Orang percaya diri sudah lahir dengan kemampuan untuk bersaing. 4. Orang sombong sulit dan bahkan tidak pernah mengakui kesalahan mereka. Orang percaya diri tidak takut untuk mengaku bahwa ia melakukan kesalahan. 5. Orang sombong biasanya suka jika orang lain melakukan kesalahan Sedang mereka yang percaya diri suka membantu orang menghadapi kesalahan yang mereka buat. 6. Orang sombong biasanya sangat peduli dengan pendapat orang lain terhadap dirinya. Sedangkan orang percaya diri tidak terlalu peduli dengan pendapat orang lain terhadap dirinya. 7. Orang sombong biasanya suka membanggakan dirinya, sedangkan mereka yang percaya diri cenderung diam. Lalu bagaimana cara menjadi percaya diri tanpa berubah menjadi sombong? Peduli akan penampilan Perbaiki penampilan Anda tanpa maksud bahwa orang lain akan kemudian memuji Anda karena itu. Lakukan itu karena Anda tahu bahwa Anda harus mengeluarkan sisi terbaik dari diri Anda. Berikan senyuman tulus Berusahalah untuk senyum kepada semua orang sebagai ungkapan hati Anda yang paling dalam, bukan senyum karena orang bisa terpesona terhadap senyuman Anda. Senyuman tulus adalah lambang percaya diri dan kode kepada orang lain bahwa Anda adalah orang baik yang bisa menjadi teman yang baik pula. Perhatikan orang lain Mulai sekarang, berikan waktu Anda untuk menanyakan kepada teman atau orang sekitar Anda apa kabar mereka dan libatkan diri pada mereka, serta lakukan itu dengan tulus pula. Tunjukkan bahwa Anda melihat mereka sebagai orang-orang yang Anda hargai, siapapun dan apapun posisi mereka. Jangan ketinggalan jaman Untuk jadi orang yang percaya diri, Anda perlu terus menginformasikan kepada diri Anda tentang apa yang terjadi di sekitar Anda. Caranya, ikuti berita di koran dan televisi. Ini membantu Anda percaya diri jika terlibat percakapan dengan siapa saja. Asal jangan jadi sok tahu! Luaskan pergaulan Jangan puas berada di lingkungan kecil milik Anda sekarang. Sebisa mungkin luaskan pergaulan. Jangan pilih-pilih teman dari segala kalangan. Melihat dunia dari segala perspektif bisa membantu Anda untuk menjadi percaya diri tanpa menjadi sombong. Karena Anda tahu bahwa di atas langit masih ada langit dan Andapun tahu bahwa di dunia ini masih banyak orang yang hidup dalam kesulitan. Mensyukuri keberadaan Anda Ini adalah kunci penting untuk menjadi orang yang percaya diri. Banyak orang yang tidak percaya diri karena melihat kelemahan dirinya. Dan banyak orang yang menjadi sombong karena merasa apa yang mereka punya lebih dari orang lain. Padahal inti bersyukur ialah menyadari bahwa semua itu berasal dari Tuhan semata. Tuhanpun bisa mengambilnya kapan saja Ia mau. Karena itu tidak ada yang perlu disombongkan tapi tidak ada pula yang tidak disyukuri.Dengan keunikan Anda, Anda bisa menjadi diri sendiri dan bisa berusaha memberi yang terbaik. Ubah pola pikir Anda Dengan semua pengetahuan itu, mulai ubah cara pAndang Anda terhadap dunia. Jika pola pikir Anda sudah terbentuk, itu akan tercermin kepada gerak-gerik Anda, kata-kata Anda, dan perilaku Anda. Sumber : halamansatu.com Membangun Rasa Percaya Diri Secara Instant Pasti kita semua pernah mendengar saran yang meminta kita untuk bersikap dan bertindak dengan penuh percaya diri. Memang, rasa percaya diri diyakini memiliki banyak pengaruh dalam berbagai aspek dalam kehidupan kita. Membangun rasa percaya diri memang tidak semudah mengucapkannya, bahkan orang yang paling percaya diripun masih juga merasakan grogi sekali waktu. Tapi sebenarnya kita semua dapat tampil dengan penuh percaya diri dengan cara yang lebih alami, bahkan membentuknya secara instant. Berikut hal-hal yang perlu dilakukan untuk membangun rasa percaya diri Anda dalam waktu 15 menit. Pertama-tama, untuk menemukan rasa percaya diri, kita harus mengenal secara gamblang apa sebenarnya yang dimaksud dengan gagasan PERCAYA DIRI itu sendiri. Berikut dijabarkan apa sebenarnya PERCAYA DIRI itu: 1. Bersikap Tenang - Dalam setiap situasi di kehidupan ini, Anda perlu menjalankan tingkatan emosi secara layak. Memasukan terlalu banyak emosi dalam pengalaman, justru dapat membuat emosi itu sendiri mendidih. Anda dapat disebut percaya diri jika mampu bersikap tenang dalam menghadapi berbagai situasi yang berbeda. 2. Tidak Meledak-Ledak - Bagian kedua dari bentuk rasa percaya diri adalah mampu bersikap rileks saat menghadapi ketidakpastiaan. Dapat menghadapi masalah dengan kepala dingin, yang berarti mampu tetap tenang saat menghadapi situasi yang Anda sendiri merasa tak pasti. Jika Anda dapat mentoleransi ketidakpastian itu, juga pasti cukup percaya diri dalam menghadapi apapun. 3. Tak Khawatir Dengan Apa Yang Dipikirkan Orang Lain - Apa Anda pernah membayangkan menghadiri sebuah pertemuan, dan begitu Anda berada di sana ternyata jauh berbeda dengan bayangan? Itu menunjukan betapa sebenarnya imajinasi kita sangat tak dapat dipercaya! Berhentilah mereka-reka suatu keadaan dengan imajinasi Anda. Membayangkan apa yang dipikirkan orang lain tentang diri Anda, hanya membuat Anda dipenuhi rasa khawatir. 4. Bersikap Rinci - Sebenarnya dibagian mana Anda menginginkan rasa percaya diri itu tumbuh? Sejatinya, rasa percaya diri itu sama sekali tak memiliki arti hingga Anda mengikatnya dalam sesuatu yang lebih rinci. Sudah dapat dipastikan Anda telah memiliki rasa percaya diri, jika Anda dapat memahami kata-kata ini, atau dapat membuat gambaran titik terang dan gelap di dalamnya. Jadi, tak dibutuhkan untuk menambal rasa percaya diri di manapun dalam pribadi Anda. Untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan dalam kehidupan ini, Anda mesti membangun bayangan nyata tentang apa yang benar-benar dapat dicapai. Pilah-pilahlah situasi yang Anda ingikan secara rinci dan lalu tuliskan. Dengan cara itu, berarti Anda mulai mengarahkan pikiran dalam jalur rasa percaya diri. 5. Pahami Istilah 'Apa yang Kamu Harap Itulah Yang Kamu Dapat' - Otak merupakan bagian dari tubuh kita yang membutuhkan tujuan jelas untuk diproses. Jika tugas-tugas telah disusun secara gamblang di otak Anda, maka ia akan melaksanakan apapun yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan tugas-tugas itu. Seperti jika Anda mencoba mengingat-ingat nama seseorang, beberapa saat Anda mengingatnya makan nama itu akan muncul di kepala Anda. Otak 'mencoba mengingat' pengalaman yang dirancang dalam tugas-tugas atau cetak biru yang tersimpan dalam bawah sadar, seperti menata nama-nama yang Anda kenal - dimana Anda tak pernah memikirkannya secara sadar. Anda dapat memanfaatkan mekanisme alami ini untuk mulai membangun rasa percaya diri. Tapi, pastikan Anda telah merancang tugas-tugas yang benar di bawah sadar Anda, karena proses selanjutnya akan jadi sesuatu yang vital. 6. Jangan Penuhi Pikiran Dengan Hal Negatif - Saat Anda mengucap 'Aku tak mau mengacaukan', sebenarnya malah merancang tugas 'mengacaukan' dalam otak Anda. Rancang cetak biru untuk hal yang benar-benar Anda inginkan! Otak kita tidak bekerja untuk melakukan hal-hal yang tidak ingin dilakukan. Dan alam telah memberi Anda peralatan yang luar biasa ini, untuk merancang cetak biru tugas-tugas secara benar. 7. Gunakan Perancang-Tujuan Alami - Sekarang pahami betapa vital-nya merancang tugas-tugas yang benar dalam otak kita. Anda perlu mengetahui bagaimana melakukan ini dengan nyata. Hipnotis yang bagus akan 'memprogram' cetak biru dalam otak Anda melalui imajinasi. Jika Anda membayangkan perasaan percaya diri dengan kuat, dan bersikap santai sementara melakukan tahap hipnotis sederhana, maka bawah sadar Anda akan cukup kuat mendorong melakukan apapun. Dan secara mudah, cetak biru untuk bersikap santai telah masuk dalam bawah sadar Anda. Ada tiga strategi sederhana untuk menumbuhkan rasa percaya diri secara instant: 1. Pikirkan secara rinci tentang waktu/tempat/situasi dimana Anda ingin merasa percaya diri. Ingat 'percaya diri' tidak memiliki arti apa-apa hingga Anda melekatkannya dalam sesuatu yang spesifik. 2. Mulai fokuskan dengan kata-kata yang tepat dalam pikiran Anda, tentang gambaran bagaimana Anda ingin bersikap di waktu dan tempat yang Anda inginkan. Mungkin kata-kata semacam, 'Tenang, rileks atau fokus' dapat berguna bagi Anda. Ingat, otak kita bekerja dalam penjelasan positif. 3. Tutup mata selama yang Anda inginkan, dan resapi bagaimana pengaruh kata-kata itu pada diri Anda. Lalu, bayangkan situasi itu dan latih dalam pikiran Anda aliran rasa percaya diri dan pikiran rileks. Cara ini berguna untuk membuat cetak biru atau 'tugas' bagi pikiran bawah sadar Anda. Anda dapat mengulangi latihan ini sesering mungkin agar membuatnya lebih efektif, dan gunakan pada beberapa area dalam kehidupan Anda yang membutuhkan rasa percaya diri lebih. Jadi, jika Anda merasa dikaruniai lebih sedikit rasa percaya diri dari pada orang lain, Anda dapat memulai merancang keseimbangan dengan menggunakan alat alami yang paling luar biasa dalam diri Anda sendiri, yaitu pikiran. sumber : bergaul.com Percaya Diri Dengan Badan Kurus PERTANYAAN: Bali, usia saya 18 th jenis kelamin perempuan tinggi badan sekiter 155 dan berat badan 40 kg. Saya mau berkonsultasi bagaimana caranya biar merasa pd karena badan saya yang kurus dan semuanya rata!! Kalau mau jalan rasanya kurang pd apalagi dengan rambutnya aku yang panjang dan panjang nya hampir sampai kelutut masalahnya juga rambut saya kering jadi rasanya kurang pd. tolong kasih solusinya nya!! Kalo soal dp potong juga kasian. Thank JAWABAN: Melihat dari tinggi dan berat tubuh anda, seharusnya tubuh anda cukup proporsional. Namun apabila anda merasa tubuh anda terlalu kurus dan terlalu rata, maka solusinya dapat dilakukan dengan trik berpakaian. Ada beberapa pakaian yang paling baik apabila dikenakan oleh mereka yang bertubuh agak rata. Untuk atasan, turtle neck blouse, sabrina neckline blouse, small v neck blouse, dan deep v neck blouse adalah beberapa jenis atasan dengan bentuk kerah tertentu yang sangat baik dikenakan oleh mereka yang bertubuh tipis. Semua jenis tersebut membantu mengoreksi penampilan keseluruhan anda dengan memberikan tambahan volume. Sedangkan untuk bawahan, anda bisa mencoba mini skirt, shorts, cropped pants, safari pants, pencil skirt, full skirt, dan semi a line skirt. Semuanya akan memberikan siluet yang lebih berisi bagi penampilan keseluruhan anda. Tips lainnya adalah, bermain dengan layering. Layering maksudnya adalah susunan berlapis – lapis. Jadi anda bisa mengenakan tanktop 2 susun dengan warna berbeda, kemudian dipadukan dengan mini jacket jeans, legging dan rok bersusun sebagai bawahan. Anda juga bisa mengenakan shir berlengan panjang yang dipadukan dengan jacket dan celana selutut serta sendal pantai. Tentang rambut, untuk rambut yg kering, bisa diperhatikan apakah di bagian bawahnya pecah – pecah? Apabila ya, maka harus dipotong bagian bawahnya agar lebih sehat. Selain itu lakukan perawatan khusus sebulan sekali, seperti hair spa atau creambath. Bisa dilakukan sendiri ataupun dilakukan di salon. Ini untuk menjaga kondisi rambut agar tetap sehat dan berkilau. Terutama untuk rambut sepanjang milik anda yang tidak mungkin untuk dikeramas setiap hari. Kemudian anda juga bisa mencoba untuk mengoleskan lidah buaya sebagai hair mask yg dililit dengan handuk lembab selama beberapa jam sebagai perawatan tambahan. Perawatan ini berguna untuk mengembalikan vitalitas rambut dan memulihkan kesehatan rambut anda. Lidah buaya juga berfungsi untuk menebalkan rambut. Mengenai tatanannya, rambut sepanjang milik anda tentunya harus digelung ataupun ditata sedemikian rupa agar tampil lebih cantik dan tidak menghambat ruang gerak anda. Anda bisa mencoba menghubungi penata rambut di salon – salon sekitar anda untuk mendapatkan saran yang lebih akurat mengenai tatanan rambut tersebut. Semoga berhasil! - Simplight.NET Sumber : http://www.astaga.com/ MENGIKIS KRISIS PERCAYA DIRI Banyak orang merasa dirinya telah berhasil atau dianggap berhasil oleh teman-temannya. Tidak peduli seberapa besar penghasilan yang Anda peroleh, seberapa cepat mencapai posisi yang diidam-idamkan, seberapa sering orang memberikan pujian dan ucapan selamat, seberapa besar keberhasilan karier, pada saat-saat tertentu Anda bisa tetap mengalami krisis percaya diri. Bahkan orang dengan rasa percaya diri yang tinggi sekalipun, dapat mengalami krisis percaya diri. Kadang-kadang, suatu kejadian menimpa seseorang dan membuat rasa percaya dirinya hilang. Krisis percaya diri dapat disebabkan oleh banyak sebab. Sebut saja masalah peralihan kehidupan normal seperti mendapatkan pekerjaan baru, pindah ke kota baru, memulai bisnis baru, atau memulai hubungan percintaan yang baru. Perasaan kehilangan juga dapat menghilangkan percaya diri, entah karena kena PHK, lepasnya klien besar dan potensial, putus hubungan dengan pacar, atau pudarnya cita-cita. Semua ini bisa membuat kita goyah sehingga insiden kecil pun dapat menghilangkan rasa percaya diri Anda. Sama halnya ketika guntingan rambut yang jelek membuat Anda tidak mau kembali ke salon tersebut. Di sisi lain, makanan juga dapat berdampak pada rasa percaya diri, lho. Bila rasa percaya diri sedang hilang, bisa jadi karena makanan sehari- hari Anda tidak termasuk makanan yang dapat membuat cukup percaya diri, seperti vitamin C. Anda memerlukan vitamin di dalam makanan. Tubuh Anda hanya dapat menyimpannya dalam jumlah yang kecil, dalam jangka waktu yang singkat, dan Anda akan membutuhkannya lagi bila jangka waktu tersebut telah habis. Anda bertanggung jawab untuk menyusun makanan yang dapat mendukung percaya diri dan memastikan memiliki porsi yang cukup. TEKNIK TEPAT Bila Anda kebetulan sedang mengalami krisis percaya diri, jangan putus asa dan melarikan diri dari kenyataan lewat hal-hal yang tidak tepat. Misalnya, meminum alkohol sebanyak mungkin sebagai tempat pelarian, mengurung diri di rumah, enggan bertemu orang, makan es krim banyak-banyak, merokok tanpa henti, dan sebagainya. Sebaliknya, mulailah menerapkan teknik-teknik baru yang dapat meningkatkan rasa percaya diri Anda. Paling tidak, dengan mulai menerapkan dua pernyataan dari pernyataanpernyataan yang akan disebutkan berikut ini, kemudian yang ketiga, dan keempat. Anda akan mencapai rasa percaya diri yang lebih. Anda juga akan belajar mencintai, menghormati, dan menghargai diri Anda lebih dan lebih lagi. Yuk, kita simak satu persatu. * Catatan Harian Mengisi buku harian merupakan cara yang sangat baik untuk suatu proses dan mengungkapkan perasaan-perasaan Anda. Dengan menulis setiap hari, mau tak mau akan membuat Anda menyisihkan waktu untuk melakukan refleksi diri setiap hari. Refleksi harian dapat membantu menguatkan apa yang Anda ketahui, apa yang Anda pelajari, dan apa yang masih perlu Anda perhatikan. * Tunjukkan rasa terima kasih Praktikkan rasa terima kasih Anda. Berterima kasih atas bantuan, baik moril maupun materil, yang diberikan oleh orang pada Anda dan jangan pernah lupa untuk bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Segalanya atas semua kemudahan yang telah diberikan-NYA pada Anda. Tuliskan setiap hari lima hal yang membuat Anda merasa harus berterima kasih dan bersyukur. Hal ini akan membantu perasaan Anda serta memperkuat karakter yang akan terwujud dalam rasa percaya diri. * Gunakan penegasan Tuliskan daftar pernyataan yang memperlihatkan apa yang Anda inginkan dan bagaimana mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, "Saya ingin lebih percaya diri setiap hari" atau "Saya ingin mudah mendapatkan pelanggan", " Saya ahli atas apa yang saya kerjakan". Tuliskan pernyataan-pernyataan tadi dan ucapkan di depan cermin. Cara lain, Anda dapat merekam suara dan mendengarnya berulang kali. Baca/dengarkan kembali pernyataan-pernyataan itu paling tidak satu kali sehari. * Evaluasi hubungan Evaluasi hubungan percintaan di dalam kehidupan Anda. Apakah pasangan mendukung atau menghancurkan Anda? Suatu hubungan dapat berubah dengan berjalannya waktu. Ada yang menjadi lebih baik, ada yang menjadi lebih buruk. Bila hubungan Anda lebih banyak menderitanya daripada bahagianya, mungkin sudah waktunya bagi untuk mempertimbangkan hubungan Anda, apakah masih baik untuk dilanjutkan atau tidak. Agar Percaya Diri Anak Senantiasa Terjaga Penerimaan Diri Orang tua menerima anak apa adanya. Bukan menghargai anak ketika anak melakukan sesuatu yang diharapkan orang tuanya. Anak selalu berharga dengan segala keterbatasannya. Ketika orang tua menerima anak dengan tulus, misalnya pada anak yang menderita autis, Insya Allah terapi padanya pun akan lebih cepat berhasil. Anak akan merasa PD bahwa ia pun memiliki kelebihan. Memperlakukan Anak Secara Lugas Dengan bersikap lugas, anak akan terlatih untuk mandiri. Hingga mucullah percaya diri padanya. Tidak Memberi Labeling Tak ada yang positif pada labeling. Labeling hanya akan membuat anak terpuruk. Tidak Memaki Daripada memaki, lebih baik memberi nasehat. Termasuk menunjukkan kepada anak bagaimana yang semestinya. Tidak Membandingkan Tak ada orang yang senang dibandingkan begitupun anak. Tiap pribadi itu unik, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Beri Kesempatan Untuk Bersosialisasi Dengan bersosialisasi, anak dapat mengembangkan potensinya. Ketika sadar akan kemampuan diri, rasa percaya diri pun akan melesat cepat. Beri Hadiah Dan Sangsi Sesuai Porsi Memberi punish dan reward sesuai porsi dapat menghindari rasa dianaktirikan. Hendaknya segala konsekuensi yang dipikul didasari oleh nilai-nilai agama. Biasakan Berjamaah Berjamaah bukan sekedar menyatukan dan ritual saja. Lewat berjamaah, hubungan hati antara masing-masing anggota keluarga akan semakin tercipta. Tunjukkan kepedulian dan cinta kasih saat menatap atau mendengar keluh kesah anak. Berikan Tanggungjawab Tanggungjawab akan menghasilkan penilaian obyektif. Penilain obyektif dinilai atas prestasi anak, bukan penilaian subyektif. Hindari kalimat semisal, “Wah pintar, kamu memang hebat.” Lebih baik pilih kalimat obyektif, “Alahamdulillah, ternyata kamu bisa ya.” Setelah beberapa kali anak menunjukkan prestasi, kalimat pertama bisa digunakan. Ciptakan Humor Lewat, humor, ketegangan yang terjadi antara anak dan orang tua dapat diminimalisir. Arahkan Keterampilan Anak Orang tua ditakdirkan untuk mengarahkan anak, bukan sebagai penentu. Mendorong anak terlibat ekskul atau kursus bukan karena agar waktu luang anak terisi. Kegiatan-kegitan tersebut baik agar anak dapat mengeluarkan kemampuannya. sumber : www.cybermq.com Usir Bau Kaki Demi Percaya Diri Suci Kurniasih - detikHot Jakarta, Kaki bau? Iiih jorok! Apalagi buat para perempuan. Ini tentu jadi masalah besar. Sepatu bau, bisa membuat kaki ikut jadi bau. Ada trik-trik yang bisa Anda coba untuk menghidari kaki bau. Jika Anda ingin membeli sepatu, belilah sepatu berkualitas yang bagus. Cari sepatu yang bagian dalamnya terbuat dari bahan alami, karena akan membuat kaki bisa bernapas lega dan lebih cepat menyerap keringat. Bahan sintesis akan membuat kaki mengeluarkan bau yang tidak enak karena kurangnya udara masuk. Jangan pernah merasa untung membeli sepatu murah dengan kualitas rendah. Sepatu Anda akan cepat rusak. Lebih baik membeli sepatu yang sedikit lebih mahal, namun berkualitas bagus. Selain memperhatikan pemilihan sepatu, Anda juga harus memastikan kaki selalu dalam keadaan bersih. Saat mandi, bersihkan kaki Anda dengan sikat kaki atau sikat kecil lainnya. Ini berguna untuk mengangkat sel kulit mati yang merupakan salah satu penyebab bau di kaki. Sebagai alternatif lain, Anda dapat merendam kaki dengan air dingin. Setelah itu rendam dengan air hangat. Pori-pori kulit di kaki menjadi bersih dan akan membuat bau di kaki berkurang. Cara lain mengatasi bau kaki adalah dengan menggati kaos kaki setiap hari. Pilih kaos kaki yang berbahan katun atau wol, hindari menggunakan bahan sintesis. Anda juga disarankan tidak menggunakan sepatu yang sama dalam kurun waktu yang lama. Usahakan memakai sepatu bergantian, agar sepatu mendapatkan udara dan tidak lembab. Jangan pernah membiarkan sepatu dalam keadaan yang basah. Segera keringkan apabila sepatu itu basah. Bila dibiarkan lebih dari sehari, akan menimbulkan bau yang tidak enak. Kaki Anda pun jadi ikut bau.Jika Anda sudah mengikuti trik-trik di atas, bau kaki bisa hilang. Rasa percaya diri pun kembali Anda dapatkan. (dit/dit) PERBEDAAN RASA PERCAYA DIRI ANTARA MAHASISWA YANG AKTIF DENGAN MAHASISWA YANG TIDAK AKTIF DALAM ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI UMM Rasa percaya diri adalah satu diantara aspek-aspek kepribadian yang penting dalam kehidupan manusia. Alfred Adler mencurahkan dirinya pada penyelidikan rasa rendah diri. Ia mengatakan bahwa kebutuhan yang paling penting adalah kebutuhan akan rasa percaya diri dan rasa superioritas (Lauster, 1999: 10). Menurut Koentjaraningrat , salah satu kelemahan generasi muda Indonesia adalah kurangnya rasa percaya diri. Pernyataan ini didukung oleh penelitian Afiatin dkk, terhadap siswa SMTA di Kodia Yogyakarta menunjukkan bahwa permasalahan yang banyak dirasakan dan dialami oleh remaja pada dasarnya disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri (Martaniah, 1998: 66). Martin (1974: 2) melakukan penelitian tentang rasa percaya diri pada 144 pelajar Indian pada BIA Boerding School yang berada di Oklahoma. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pelajar yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi akan lebih cepat untuk menyelesaikan studinya dibandingkan dengan pelajar yang memiliki rasa percaya diri lebih rendah. Kloosterman (1988: 348) meneliti pada pelajar School in South-Central Indiana dengan jumlah 266 wanita dan 233 pria. Ia meneliti tentang rasa percaya diri pada pelajar. Ternyata rasa percaya diri sangat penting bagi pelajar untuk berhasil dalam belajar matematika. Dengan adanya rasa percaya diri, maka akan lebih termotivasi dan lebih menyukai untuk belajar matematika, sehingga pelajar yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi lebih berhasil dalam belajar matematika. Penelitian yang dilakukan oleh Panduranti (2001: 59) tentang hubungan antara rasa percaya diri dan perilaku konsumtif pada mahasiswi. Subjek penelitian yang terdiri dari beberapa mahasiswi Universitas Muhammadiyah malang ini menunjukkan bahwa percaya diri mempunyai hubungan negatif dengan perilaku konsumtif. Maksudnya apabila rasa percaya diri individu tinggi maka perilaku konsumtifnya rendah, begitu pula sebaliknya. Individu yang memiliki rasa percaya diri rendah maka perilaku konsumtifnya tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Gandamana (2000: 50) tentang hubungan rasa percaya diri dengan penyesuaian sosial pada remaja di panti asuhan menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara rasa percaya diri dengan penyesuaian sosial pada remaja. Penelitian terhadap remaja di panti asuhan anak yatim Mabarrot Sunan Giri Malang ini menunjukkan bahwa semakin positif atau tinggi rasa percaya diri akan diikuti semakin positif atau tinggi penyesuaian sosial yang dialami individu. Sehubungan dengan penelitian di atas, Marfiyanti (2001: 58) meneliti tentang hubungan rasa percaya diri dengan efektifitas komunikasi pada pasangan muda. Berdasarkan dari hasil penelitiannya ia menyimpulkan bahwa semakin tinggi rasa percaya diri maka semakin tinggi pula efektifitas komunikasi individu. Penelitian dengan subjek sebanyak 40 orang dengan pendidikan SMU hingga S1 ini diketahui ternyata faktor percaya pada kemampuan pribadi merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap rasa percaya diri dibanding faktor lainnya. Hal ini disebabkan karena seseorang yang percaya pada kemampuan yang dimilikinya atau dengan kata lain memilki keyakinan yang positif akan lebih percaya diri, sehingga akan mempunyai keberanian untuk berkomunikasi dan lebih bersikap terbuka dengan pasangannya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zimat (2002: 2) dari sekolah kedokteran Universitas Indiana Polis, bahwa remaja putri yang kurang memiliki rasa percaya diri lebih cenderung melakukan seks bebas daripada remaja putri yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Hal ini karena mereka membutuhkan pengakuan dari lawan jenisnya dan memiliki ikatan atau seseorang yang dapat dijadikan teman terdekat untuk menumbuhkan rasa percaya diri mereka. Rasa percaya diri merupakan faktor yang dapat menyembuhkan stres seseorang dari hasil penelitian yang dilakukan pada pelajar SLTP/ SMUN Ragunan menunjukkan bahwa salah satu sumber stres yang dialami oleh atlet pelajar adalah kurangnya rasa percaya diri dan adanya pikiran negatif (Nasution, 2001: 3). Sudirman Siahaan (dalam Ghozali, 2001: 2) menyampaikan hasil penelitian tentang pendidikan dan latihan jarak jauh penyuluhan pertanian dan dampaknya terhadap peningkatan kualitas hidup petani di Kabupaten Ogan Komering Hilir SUMSEL, pesertanya adalah petugas penyuluhan pertanian kelompok lulusan sekolah pertanian pembangunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek merasa lebih percaya diri dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari karena subjek mendapatkan wawasan yang luas dan pola pikir yang lebih maju setelah mereka mengikuti diklat. Selain itu, sebuah penelitian baru menemukan bahwa para remaja putri yang memutuskan untuk berhenti merokok ternyata memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi. Errin Perkle dari National Senter on Addction Substacion Abuse di Kolombia University New York menyampaikan hasil temuannya di pertemuan tahunan American Psychological Society bahwa, hasil survei yang dilakukan bersama Linda Ricther terhadap 6.500 remaja putri yang berusia antara 13-15 tahun menunjukkan remaja putri lebih merasa percaya diri setelah berhenti merokok dibandingkan sebelum berhenti merokok ( Ruslaini, 2002 : 1). Lowe (2002: 1) mengatakan bahwa penelitian yang dilakukan pada wanita yang akan melahirkan untuk pertama kalinya cenderung memiliki rasa percaya diri yang rendah. Wanita dengan rasa percaya diri yang tinggi akan lebih mudah dalam proses persalinan. Sedangkan wanita dengan percaya diri yang rendah akan selalu merasa takut dan khawatir sehingga mempersulit proses persalinan bagi mereka. Mas’ unah (2001: 50) meneliti tentang perbedaan percaya diri remaja yang mempunyai orang tua cerai dan orang tua tidak cerai di kecamatan Mayar kabupaten Gresik. Penelitian yang dilakukan pada 60 remaja yang terdiri dari 30 remaja yang mempunyai orang tua cerai di desa Peganden dan 30 remaja dari orang tua tidak cerai di desa Sidomukti menunjukkan bahwa ada perbedaan tentang rasa percaya diri remaja yang mempunyai orang tua cerai dengan remaja yang mempunyai orang tua tidak cerai. Remaja yang memiliki orang tua tidak cerai percaya dirinya lebih tinggi dibandingkan dengan remaja yang memiliki orang tua cerai. Lebedour (2000: 155) meneliti di 25 universitas yang ada di 5 negara, United State, Nederland, Israel, Palestine, dan Taiwan. Dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rasa percaya diri dipengaruhi oleh jenis kelamin dan kebudayaan. Perbedaan jenis kelamin membawa perbedaan pada rasa percaya diri. Selain itu penelitian menunjukkan bahwa kebudayaan Barat lebih memiliki rasa percaya diri daripada kebudayaan Asean. Jhonson (1999: 55) meneliti pada 363 pelajar di 3 sekolah dasar umum dengan 174 wanita dan 189 pria. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan jenis kelamin mengakibatkan perbedaan rasa percaya diri pada pelajar. Penelitian yang dilakukan bekerjasama dengan rumah sakit Universitas ULM ternyata anakanak yang mempunyai kelebihan berat badan memiliki rasa percaya diri yang rendah (siaran, 2002: 2). Syukur (2000: 52) meneliti tentang perbedaan sikap mahasiswa terhadap kepemimpinan wanita dalam poltik ditinjau dari jenis kelamin, aktivis/non aktivis dan agama. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan sikap kepemimpinan wanita dalam politik antara subjek yang berstatus aktivis lebih positif dibanding subjek yang berstatus non aktivis. Yanti (2001: 67) meneliti tentang perbedaan motif berprestasi antara mahasiswa yang aktif dan mahasiswa yang tidak aktif dalam organisasi intra kampus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang aktif dalam organisasi memiliki motif berprestasi yang lebih baik dibandingkan mahasiswa yang tidak aktif dalam organisasi kemahasiswaan. Mahasiswa yang aktif dalam organisai memiliki usaha yang lebih keras dan lebih segera dalam melaksanakan tugas-tugas yang diterima, ada usaha-usaha untuk mengungguli hasil kerja sebelumnya dan pekerjaan orang lain, memerlukan umpan balik dari hasil kerja, lebih terbuka terhadap kritik, ada usaha untuk memperbaiki diri, lebih memilih seorang yang ahli daripada teman baik, dan kemampuan untuk mengatasi masalah. Rahman (1996: 56) meneliti tentang hubungan antara prestasi belajar pendidikan politik dengan partisipasi politik mahasiswa IKIP Malang dalam organisasi kemahasiswaan ekstra universitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar pendidikan kewiraan aktivis atau pengurus organisasi kemahasiswaan ekstra universitas adalah sangat baik. Yunaiha (2001: 47) meneliti tentang perbedaan perilaku assertif antara mahasiswa aktifis dan non–aktifis dalam organisasi kemahasiswaan di fakultas psikologi. Penelitian yang dilakukan pada mahasiswa fakultas psikologi semester IV – VIII UMM diketahui bahwa terdapat perbedaan perilaku assertif yang sangat signifikan antara mahasiswa yang aktif di organisasi (aktifis) dan mahasiswa yang tidak aktif di organisasi (non aktif). Mahasiswa yang aktif diorganisasi memilki perilaku assertif yang lebih tinggi disbanding dengan mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi. Khamim (2000: 41) mengadakan penelitian tentang perbedaan kepekaan sosial antara mahasiswa yang aktif dan yang tidak aktif dalam organisasi kemahasiswaan. Penelitian yang dilakukan pada mahasiswa UMM yang aktif dan yang tidak aktif dalam organisasi kemahasiswaan menunjukkan ada perbedaan kepekaan sosial yang sangat signifikan antara mahasiswa yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan dengan mahasiswa yang tidak aktif dalam organisasi kemahasiswaan intra kampus. Diketahui bahwa mahasiswa yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan intra kampus memiliki kepekaan sosial yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak aktif. Dari beberapa hasil penelitian yang telah dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa rasa percaya diri mempunyai hubungan dengan prestasi, motivasi belajar, perilaku konsumtif, perilaku sex, kegiatan merokok, mempermudah proses persalinan, stress pada individu, komunikasi individu dan penyesuaian sosial. Rasa percaya diri ini dipengaruhi oleh jenis kelamin, kebudayaan, wawasan dan pola pikir yang luas, perceraian orang tua serta penampilan fisik seseorang. Sedangkan mahasiswa yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan memilki kepekaan sosial yang tinggi, lebih berperilaku assertif, memiliki motif belajar yang bagus, berprestasi, memiliki sikap yang positif pada kepemimpinan wanita dalam politik. Berdasarkan kesimpulan ini peneliti tertarik untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara mahasiswa yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan dengan rasa percaya diri. Deskripsi Alternatif : Rasa percaya diri adalah satu diantara aspek-aspek kepribadian yang penting dalam kehidupan manusia. Alfred Adler mencurahkan dirinya pada penyelidikan rasa rendah diri. Ia mengatakan bahwa kebutuhan yang paling penting adalah kebutuhan akan rasa percaya diri dan rasa superioritas (Lauster, 1999: 10). Menurut Koentjaraningrat , salah satu kelemahan generasi muda Indonesia adalah kurangnya rasa percaya diri. Pernyataan ini didukung oleh penelitian Afiatin dkk, terhadap siswa SMTA di Kodia Yogyakarta menunjukkan bahwa permasalahan yang banyak dirasakan dan dialami oleh remaja pada dasarnya disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri (Martaniah, 1998: 66). Martin (1974: 2) melakukan penelitian tentang rasa percaya diri pada 144 pelajar Indian pada BIA Boerding School yang berada di Oklahoma. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pelajar yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi akan lebih cepat untuk menyelesaikan studinya dibandingkan dengan pelajar yang memiliki rasa percaya diri lebih rendah. Kloosterman (1988: 348) meneliti pada pelajar School in South-Central Indiana dengan jumlah 266 wanita dan 233 pria. Ia meneliti tentang rasa percaya diri pada pelajar. Ternyata rasa percaya diri sangat penting bagi pelajar untuk berhasil dalam belajar matematika. Dengan adanya rasa percaya diri, maka akan lebih termotivasi dan lebih menyukai untuk belajar matematika, sehingga pelajar yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi lebih berhasil dalam belajar matematika. Penelitian yang dilakukan oleh Panduranti (2001: 59) tentang hubungan antara rasa percaya diri dan perilaku konsumtif pada mahasiswi. Subjek penelitian yang terdiri dari beberapa mahasiswi Universitas Muhammadiyah malang ini menunjukkan bahwa percaya diri mempunyai hubungan negatif dengan perilaku konsumtif. Maksudnya apabila rasa percaya diri individu tinggi maka perilaku konsumtifnya rendah, begitu pula sebaliknya. Individu yang memiliki rasa percaya diri rendah maka perilaku konsumtifnya tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Gandamana (2000: 50) tentang hubungan rasa percaya diri dengan penyesuaian sosial pada remaja di panti asuhan menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara rasa percaya diri dengan penyesuaian sosial pada remaja. Penelitian terhadap remaja di panti asuhan anak yatim Mabarrot Sunan Giri Malang ini menunjukkan bahwa semakin positif atau tinggi rasa percaya diri akan diikuti semakin positif atau tinggi penyesuaian sosial yang dialami individu. Sehubungan dengan penelitian di atas, Marfiyanti (2001: 58) meneliti tentang hubungan rasa percaya diri dengan efektifitas komunikasi pada pasangan muda. Berdasarkan dari hasil penelitiannya ia menyimpulkan bahwa semakin tinggi rasa percaya diri maka semakin tinggi pula efektifitas komunikasi individu. Penelitian dengan subjek sebanyak 40 orang dengan pendidikan SMU hingga S1 ini diketahui ternyata faktor percaya pada kemampuan pribadi merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap rasa percaya diri dibanding faktor lainnya. Hal ini disebabkan karena seseorang yang percaya pada kemampuan yang dimilikinya atau dengan kata lain memilki keyakinan yang positif akan lebih percaya diri, sehingga akan mempunyai keberanian untuk berkomunikasi dan lebih bersikap terbuka dengan pasangannya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zimat (2002: 2) dari sekolah kedokteran Universitas Indiana Polis, bahwa remaja putri yang kurang memiliki rasa percaya diri lebih cenderung melakukan seks bebas daripada remaja putri yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Hal ini karena mereka membutuhkan pengakuan dari lawan jenisnya dan memiliki ikatan atau seseorang yang dapat dijadikan teman terdekat untuk menumbuhkan rasa percaya diri mereka. Rasa percaya diri merupakan faktor yang dapat menyembuhkan stres seseorang dari hasil penelitian yang dilakukan pada pelajar SLTP/ SMUN Ragunan menunjukkan bahwa salah satu sumber stres yang dialami oleh atlet pelajar adalah kurangnya rasa percaya diri dan adanya pikiran negatif (Nasution, 2001: 3). Sudirman Siahaan (dalam Ghozali, 2001: 2) menyampaikan hasil penelitian tentang pendidikan dan latihan jarak jauh penyuluhan pertanian dan dampaknya terhadap peningkatan kualitas hidup petani di Kabupaten Ogan Komering Hilir SUMSEL, pesertanya adalah petugas penyuluhan pertanian kelompok lulusan sekolah pertanian pembangunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek merasa lebih percaya diri dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari karena subjek mendapatkan wawasan yang luas dan pola pikir yang lebih maju setelah mereka mengikuti diklat. Selain itu, sebuah penelitian baru menemukan bahwa para remaja putri yang memutuskan untuk berhenti merokok ternyata memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi. Errin Perkle dari National Senter on Addction Substacion Abuse di Kolombia University New York menyampaikan hasil temuannya di pertemuan tahunan American Psychological Society bahwa, hasil survei yang dilakukan bersama Linda Ricther terhadap 6.500 remaja putri yang berusia antara 13-15 tahun menunjukkan remaja putri lebih merasa percaya diri setelah berhenti merokok dibandingkan sebelum berhenti merokok ( Ruslaini, 2002 : 1). Lowe (2002: 1) mengatakan bahwa penelitian yang dilakukan pada wanita yang akan melahirkan untuk pertama kalinya cenderung memiliki rasa percaya diri yang rendah. Wanita dengan rasa percaya diri yang tinggi akan lebih mudah dalam proses persalinan. Sedangkan wanita dengan percaya diri yang rendah akan selalu merasa takut dan khawatir sehingga mempersulit proses persalinan bagi mereka. Mas’ unah (2001: 50) meneliti tentang perbedaan percaya diri remaja yang mempunyai orang tua cerai dan orang tua tidak cerai di kecamatan Mayar kabupaten Gresik. Penelitian yang dilakukan pada 60 remaja yang terdiri dari 30 remaja yang mempunyai orang tua cerai di desa Peganden dan 30 remaja dari orang tua tidak cerai di desa Sidomukti menunjukkan bahwa ada perbedaan tentang rasa percaya diri remaja yang mempunyai orang tua cerai dengan remaja yang mempunyai orang tua tidak cerai. Remaja yang memiliki orang tua tidak cerai percaya dirinya lebih tinggi dibandingkan dengan remaja yang memiliki orang tua cerai. Lebedour (2000: 155) meneliti di 25 universitas yang ada di 5 negara, United State, Nederland, Israel, Palestine, dan Taiwan. Dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rasa percaya diri dipengaruhi oleh jenis kelamin dan kebudayaan. Perbedaan jenis kelamin membawa perbedaan pada rasa percaya diri. Selain itu penelitian menunjukkan bahwa kebudayaan Barat lebih memiliki rasa percaya diri daripada kebudayaan Asean. Jhonson (1999: 55) meneliti pada 363 pelajar di 3 sekolah dasar umum dengan 174 wanita dan 189 pria. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan jenis kelamin mengakibatkan perbedaan rasa percaya diri pada pelajar. Penelitian yang dilakukan bekerjasama dengan rumah sakit Universitas ULM ternyata anakanak yang mempunyai kelebihan berat badan memiliki rasa percaya diri yang rendah (siaran, 2002: 2). Syukur (2000: 52) meneliti tentang perbedaan sikap mahasiswa terhadap kepemimpinan wanita dalam poltik ditinjau dari jenis kelamin, aktivis/non aktivis dan agama. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan sikap kepemimpinan wanita dalam politik antara subjek yang berstatus aktivis lebih positif dibanding subjek yang berstatus non aktivis. Yanti (2001: 67) meneliti tentang perbedaan motif berprestasi antara mahasiswa yang aktif dan mahasiswa yang tidak aktif dalam organisasi intra kampus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang aktif dalam organisasi memiliki motif berprestasi yang lebih baik dibandingkan mahasiswa yang tidak aktif dalam organisasi kemahasiswaan. Mahasiswa yang aktif dalam organisai memiliki usaha yang lebih keras dan lebih segera dalam melaksanakan tugas-tugas yang diterima, ada usaha-usaha untuk mengungguli hasil kerja sebelumnya dan pekerjaan orang lain, memerlukan umpan balik dari hasil kerja, lebih terbuka terhadap kritik, ada usaha untuk memperbaiki diri, lebih memilih seorang yang ahli daripada teman baik, dan kemampuan untuk mengatasi masalah. Rahman (1996: 56) meneliti tentang hubungan antara prestasi belajar pendidikan politik dengan partisipasi politik mahasiswa IKIP Malang dalam organisasi kemahasiswaan ekstra universitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar pendidikan kewiraan aktivis atau pengurus organisasi kemahasiswaan ekstra universitas adalah sangat baik. Yunaiha (2001: 47) meneliti tentang perbedaan perilaku assertif antara mahasiswa aktifis dan non–aktifis dalam organisasi kemahasiswaan di fakultas psikologi. Penelitian yang dilakukan pada mahasiswa fakultas psikologi semester IV – VIII UMM diketahui bahwa terdapat perbedaan perilaku assertif yang sangat signifikan antara mahasiswa yang aktif di organisasi (aktifis) dan mahasiswa yang tidak aktif di organisasi (non aktif). Mahasiswa yang aktif diorganisasi memilki perilaku assertif yang lebih tinggi disbanding dengan mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi. Khamim (2000: 41) mengadakan penelitian tentang perbedaan kepekaan sosial antara mahasiswa yang aktif dan yang tidak aktif dalam organisasi kemahasiswaan. Penelitian yang dilakukan pada mahasiswa UMM yang aktif dan yang tidak aktif dalam organisasi kemahasiswaan menunjukkan ada perbedaan kepekaan sosial yang sangat signifikan antara mahasiswa yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan dengan mahasiswa yang tidak aktif dalam organisasi kemahasiswaan intra kampus. Diketahui bahwa mahasiswa yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan intra kampus memiliki kepekaan sosial yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak aktif. Dari beberapa hasil penelitian yang telah dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa rasa percaya diri mempunyai hubungan dengan prestasi, motivasi belajar, perilaku konsumtif, perilaku sex, kegiatan merokok, mempermudah proses persalinan, stress pada individu, komunikasi individu dan penyesuaian sosial. Rasa percaya diri ini dipengaruhi oleh jenis kelamin, kebudayaan, wawasan dan pola pikir yang luas, perceraian orang tua serta penampilan fisik seseorang. Sedangkan mahasiswa yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan memilki kepekaan sosial yang tinggi, lebih berperilaku assertif, memiliki motif belajar yang bagus, berprestasi, memiliki sikap yang positif pada kepemimpinan wanita dalam politik. Berdasarkan kesimpulan ini peneliti tertarik untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara mahasiswa yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan dengan rasa percaya diri. Sumber : http://digilib.itb.ac.id Kisah unik perlu cara unik Dear All, Keadaan situasi dunia sdh berubah sekali ,terutama di bidang perekonomian dan professi.Spt kita semua ketahui bhw sejak memasuki tahun 1980 banyak sekali kaum adam memiliki kemampuan yg boleh dibilang tidak kalah dgn lawan kaumnya. Kepintaran dan kemampuan kaum hawa tidaklah dpt diremehkan begitu saja sebab banyak sekali yg berhasil dan menjadi kaya raya melebihi lawan jenisnya.Dan ini sdh barang tentu mengusik integritas dan harga diri kaum adam atas persaingan yg keras ini.Mungkin tidak sedikit yg merasa kecewa bhw sekarang2 ini mereka sdh dibawah kekuasan dan diperintah oleh kaum Hawa dgn kemampuannya yg cukup luar biasa yaitu posisi dan duit. Persaingan demi persaingan dan segala gesekan2 yg setidak2nya mengganjal hati kaum yg dikalahkan/disaingin begitu saja atas kredibiltas kaum hawa yg tidak dpt begitu saja diabaikan oleh siapapun juga.Maka itulah saya mengajak utk mendiskusikan di open forum ini. Banyak,sdh barang tentu,merasa minder thd kemampuan kaum hawa yg memiliki kemampuan yg lebih hampir di segala bidang,lalu bagaimana kita kaum adam,mengatasi dilema ini dan juga bagaimana kaum Hawa yg berhasil dgn gemilang dlm mencari "teman hidupnya." ? Ada perbedaan yg sangat menyolok mata dimana tanpa disengaja saya mengumpulkan beberapa artikel yg sangat menarik sekali dan mudah2an saja inipun bisa dijadikan bahan utk diskusi dgn tujuan mencari solusi yg lebih baik lagi demi kebaikan kedua belah pihak. Di Amrik sini,saya tidak sangka,soal predikat/professi/ penghasilan/jabatan/pendidikan dll utk sebagian besar kaum Hawa tidaklah begitu dipermasalahkan tp tentu saja berbeda jauh dgn mereka yg tinggal di Antah Berantah yg masih kuat dgn tradisi nenek moyang masing2 dimana sebagai kaum adam sepatutnya lebih tinggi penghasilan/predikat./jabatan/pendidikan. Tp bagaimana jika hal ini tidaklah spt apa yg diharapkan2.? Di Amrik sini,pernah membaca suatu artikel cerita nyata,ada beberapa kaum hawa yg berpendidikan tinggi a l : dokter,arsitek,insinyur,komputer sciences -semuanya kaum hawa dgn background mereka yg berhasil dgn penghasilan yg sdh tentu mudah utk diterka,bukan ? Mereka-kaum hawa- sdh barang tentu sulit utk mencari pasangan hidup yg diidam2kan,paling tidak berprofesi sama dgn penghasilanpun yg tidak beda juga,sebab banyak pria yg merasa minder begitu mereka tahu bahwa wanita yg mereka idam2kan itu lebih tinggi hampir di segala bidang.Tentu kita semua tahu langkah apa yg akan diambil oleh pria2 itu,mundur teratur. Namun ada juga pria yg maju terus dan dgn berbagai cara mencoba utk dekat dgn wanita idamannya.Ada yg berhasil tp lebih banyak yg gagal.Keberhasilan itu disebabkan si wanita itu memberikan kesempatan pd dirinya utk mengenal si pria tsb lebih jauh. Wanita ini memang cukup baik dgn memberikan kesempatan si pria itu utk berkencan. Dia pernah berkata " Bang,apakah anda tidak merasa minder bergaul dgnku apalagi kamu kelihatannya menyukai diriku yg serba berlebihan di bandingkan dgnmu. ?" Menurut para kaum Adam,apa kira2 jawaban dari kalian dlm hal ini dimana wanita yg kalian sukai menyatakan pernyataan seperti ini.? Apa kira2 pandangan dan perasaan setiap lelaki yg menyukai seorg wanita yg lebih pinter, terutama cari duitnya lebih banyak.Dan apa kira2 pandangan para hawa jika laki2 yg menyukai kalian kurang pinter,terutama cari duitnya,dan tindakan apa yg akan diambil oleh kalian.? Tentu cerita yg saya ceritakan ini benar2 terjadi di Amrik dan banyak diantara mereka yg hidup berbahagia,dan apa pandangan kalianutk kaum hawa-jika ada laki2 yg mencintai kalian itu pernah menikah dan memiliki seorg anak.? Nah diantara cerita nyata itu terjadi di antara beberapa kaum wanita Amrik dan mereka tidak merasa keberatan sama sekali,sebab cinta si pria itu diterima dgn tangan terbuka dgn menikahi si pria itu. Tentu hal semacam ini pernah terjadi di antara kalian dan juga tidak sedikit tantangan2/ larangan2 dari pihak ortu yg sdh pasti kaga setuju dan dng berat hati malahan ada ortu yg berkata " kalau kamu masih jalan sama si A lagi maka hubungan anak dan ortu putus,ya putus ",saking sengitnya ortu berkata begitu. Nah sekarang,bagaimana menurut para ortu jika kisah di atas itu terjadi dng anak2 kalian.? Harapan kita semua,dlm hal ini,bisa berpikir lebih dewasa lagi dgn mengutarakan jalan keluarnya. Jadi ada tiga kasus. 1.Si wanita menerima atau tidak si pria itu. 2.Si pria itu dlm mengatasi/menguber si wanita itu. 3.Ortu senang/setuju atau tidak. Berhubung masalah/kasus ini sangat penting dan membutuhkan partisipasi dari teman2 semuanya,maka kita harapkan diskusi ini bisa menghasilkan solusinya.Dan saya yakin / percaya bahwa solusinya bakalan banyak membantu teman2 yg sedang dilanda masalah ini. Juga keputusan ini sangat menentukan karir hidup di masa depan dlm hal berkeluarga maka kita perlu sekali mencari alternative2 yg positif.Soal keluarga adalah kasus yg paling menentukan di dlm kehidupan ini, dan mengambil langkah 2 kebijaksaan demi masa depan keluarga itu sendiri.Kasus ini bisa terjadi kpd siapapun juga. Mungkin ada teman2 yg ingin memperluas kasus ini dgn memberikan./mengajukan bahan2 yg lebih ampuh lagi. selamat berdiskusi. Benny Joe Percaya Diri Saat Wawancara Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Pak Adhi, bagaimana mengatasi ketidakpercayaan diri saat menjalani tes wawancara? Yang saya alami, karena saya grogi sehingga menjawab pertanyaan dari penanyanya tidak sesuai dengan pertanyaanya. Apalagi saya memiliki kekurangan, bahasa Inggris saya pasif. Bagaimana sikap saya untuk menangani kekurangan saya ini di mata HRD? Terima kasih, Wassalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh, Eka Pratiwi [email protected] at eramuslim.com Jawaban Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh, Mbak Eka yang sedang grogi, semoga dirahmati oleh Allah, Penyebab utama mbak Eka menjadi grogi saat wawancara adalah karena mbak Eka sudah terlebih dahulu merasa, atau mengetahui bahwa mbak Eka kurang lancar dalam berkomunikasi bahasa Inggris. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membaca suatu lowongan pekerjaan, antara lain adalah bahwa kita harus mengikuti apa yang menjadi persyaratan pada lowongan tersebut. Contohnya: • Bila Iklan lowongan yang dipasang sebuah perusahaan yang mensyaratkan kemampuan berbahasa Inggris, tentunya mereka memang membutuhkan seorang kandidat yang mempunyai kemampuan tersebut, maka kita sebagai pelamar, mau tidak mau harus dapat memenuhi kebutuhan perusahaan yang dituliskan di persyaratan. Sangat tidak mungkin kalau kita berharap HRD untuk tidak melakukan wawancara dalam bahasa Inggris, padahal bahasa tersebut menjadi bahasa pengantar di perusahaan ini. Jadi bila kita belum dapat memenuhi persyaratan tersebut, sebaiknya kita tidak perlu merepotkan pihak HRD dengan mencoba-cobanya • Kalau memang kita tetap ingin bekerja di perusahaan tersebut, mungkin bukan saat ini waktunya, karena kita harus segera berupaya untuk bisa berkomunikasi dalam bahasa Inggris, kita harus belajar bahasa Inggris duhulu, karena mungkin memang bahasa Inggris tersebut adalah bahasa pengantar di perusahaan tersebut, atau akan sering berinteraksi dengan orang asing, atau masih banyak kemungkinan lainnya. Setelah kita dapat memenuhi persyaratan yang diminta, baru kita bisa melamar ke perusahaan tersebut. Memang semua pilihan itu memiliki konsekuensi yang tetap harus dijalani. Baik, mungkin itu yang bisa saya bantu. Kalau memang masih ada pertanyaan lain, boleh menghubungi saya lagi, di sini, atau di [email protected]. Selamat berlatih, selamat mencoba, semoga sukses dan keberkahan senantiasa mengikuti mbak Eka. Wallahu a’lam bishowab, Wassalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh, Adhi Arisman, Motivator Dunia Kerja Indonesia Percaya Diri Di Dalam Tuhan Kepercayaan diri adalah hal yang sangat indah, yang menguatkan kita untuk menghadapi hidup dengan keberanian, keterbukaan dan kejujuran. Orang Kristen dengan kepercayaan diri yakin bahwa mereka dicintai, berharga, dan aman dalam rencana Tuhan bagi hidup mereka. Saat kita merasa aman, kita akan lebih mudah melangkah keluar dan mencoba hal-hal baru, walaupun mungkin kita membuat beberapa kesalahan di sepanjang perjalanan. Kepercayaan diri memampukan kita untuk bergerak maju sambil mengharapkan kesuksesan dibanding sambil mengkhawatirkan kegagalan. Hal ini sangat esensial dalam memenuhi rencana Tuhan bagi hidup kita. Saya yakin bahwa salah satu dari hal-hal utama yang menghalangi kita sehingga kita tidak bisa berjalan dengan kepercayaan diri seperti yang Tuhan inginkan bagi kita adalah karena keraguan terhadap diri sendiri. Ketidakmampuan kita untuk percaya pada diri sendiri mengikat kita dan menutup kemungkinan kita untuk menjadi sukses. Meragukan diri sendiri dan percaya diri tidak berjalan bersamaan, mereka saling melawan satu sama lain. Karena itu, kita harus mengidentifikasi akar dari keraguan terhadap diri sendiri ini dan mengerti bagaimana mengembangkan kepercayaan diri kita di dalam Kristus. Keraguan Terhadap Diri Sendiri Berakar Dari Ketakutan Keraguan terhadap diri sendiri adalah jenis ketakutan yang menyiksa, yang menyebabkan kita takut untuk membuat kesalahan atau membuat keputusan yang salah. Bagi kebanyakan orang, hal ini berakar dari fakta bahwa mereka mempunyai perasaan yang salah tentang siapa diri mereka sebenarnya. Perasaan yang berakar dalam ini seringkali menahan kita untuk menerima diri kita sendiri dan mempunyai kepercayaan diri yang kita butuhkan untuk membuat berbagai keputusan. Hasilnya? Kita hanya hidup dalam kebingungan dan kebimbangan karena kita begitu takut untuk berbuat salah. Orang yang ragu terhadap dirinya sendiri sama dengan orang yang bimbang dan mendua hati. Alkitab menyatakan dalam Yakobus 1:5-8, bahwa Tuhan tidak dapat menjawab doa dari seseorang yang mendua hati karena dia tidak stabil dalam segala jalannya. Keraguan terhadap diri sendiri dapat menyebabkan kita kembali ke belakang dan bersembunyi, daripada bergerak maju ke arah yang Tuhan tunjukkan bagi kita. Kembali ke belakang merupakan tindakan dan respon terhadap rasa takut. Tuhan akan memberikan respon ketika kita bertindak dalam iman, bukan dalam ketakutan. Sementara musuh menggunakan rasa takut untuk mencobai dan menghalangi kemajuan kita serta mencuri tujuan dan fokus kita, Tuhan bekerja melalui iman untuk memenuhi panggilanNya atas hidup kita. 2 Timotius 1:7 Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Langkah pertama untuk berjalan dalam kepercayaan diri adalah memperbaharui pikiran kita dengan tidak mengijinkan ketakutan memimpin hidup kita. Ketika kita menetapkan langkah untuk berjalan dalam Roh-Nya (kekuatan, kasih, dan ketertiban), maka kita akan mulai hidup dalam kepercayaan diri yang tak tergoncangkan, yang hanya bisa kita temukan di dalam Dia. Kepercayaan Diri Berakar Dari Iman Saya ingin menegaskan sekali lagi bahwa kepercayaan diri kita harus berada di dalam Kristus sendiri, bukan dalam diri kita, bukan dalam diri orang lain, dan bukan di dalam dunia atau sistemnya. Kepercayaan diri kita harus berakar dalam keyakinan akan cinta-Nya yang tanpa syarat kepada kita. Tanpa kepercayaan diri yang datang dari pengetahuan kita akan seberapa besar cinta-Nya pada kita, kita tidak akan pernah dapat menikmati hidup kita ataupun hubungan kita dengan-Nya. Keraguan adalah rasa takut untuk membuat kesalahan dan mempunyai pikiran-pikiran negatif tentang hal-hal yang terjadi pada kita. Sementara kepercayaan diri adalah mempunyai iman di dalam cinta-Nya untuk kita. Iman mengharapkan terjadinya hal-hal baik serta memampukan kita untuk menghadapi kesalahan-kesalahan yang kita perbuat dan untuk merasa aman, hidup tanpa kekuatiran atau ketakutan. Keyakinan bahwa kita dapat mencapai sukses dengan perkenanan-Nya, membantu kita menghadapi dan menangani setiap tantangan yang kita jumpai dalam hidup kita. Seiring dengan meningkatnya pengertian kita akan kasih dan perkenanan Tuhan, level kepercayaan diri kita juga akan meningkat. Sebagai hasilnya, kita akan menjadi lebih nyaman dengan siapa diri kita yang sebenarnya dan mampu menjalani kehidupan dengan keyakinan bahwa kita dapat menangani apapun yang ada di depan kita. 1 Yohanes 4:18 Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih. Saat Anda dan saya memilih untuk tetap memandang-Nya, cinta-Nya pada kita akan menghilangkan rasa takut dan ragu terhadap diri sendiri, memampukan kita untuk menunggu dengan harapan, dengan keyakinan bahwa Dia mempunyai rencana akan hal-hal yang baik untuk kehidupan kita. Menjadi Percaya Diri Di Dalam Kristus Kita hanya bisa percaya diri selama kita percaya dan mengandalkan kekuatan Kristus yang hidup dalam kita. Filipi 4:13 Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. Kepercayaan diri adalah keyakinan bahwa kita dapat melakukan segala sesuatu yang Tuhan minta untuk kita lakukan karena kasih karunia-Nya. Melalui kekuatan-Nya kita dapat mengalahkan keraguan terhadap diri sendiri dan pikiran yang negatif. Bertahun-tahun yang lalu saya mempunyai masalah yang serius dengan kekurangan rasa percaya diri karena saya tumbuh dalam keluarga yang hancur. Ayah saya adalah seorang pecandu alkohol dengan temperamen yang tinggi. Dia telah menyakiti saya secara mental, fisik, emosional dan seksual. Saat saya berusia 18 tahun, saya telah mengalami banyak kesakitan dan kekecewaan. Tidak ada satupun yang saya harapkan terjadi di dalam kehidupan saya. Sehingga saya bertumbuh dengan mengharapkan terjadinya hal-hal buruk. Saya berpikir bahwa jika saya mengharapkan hal-hal yang buruk, maka saya tidak akan merasa kecewa jika hal-hal itu terjadi. Saya mengira dengan meninggalkan rumah masalah saya akan selesai, jadi saya pergi dari rumah ketika saya berumur 18 tahun. Apa yang tidak saya sadari adalah sebenarnya saya membawa masalah itu dalam diri saya. Pikiran, keinginan dan emosi saya telah rusak dan terluka. Saya adalah seorang yang patah hati dan penuh keraguan terhadap diri sendiri dengan karakter yang sangat negatif. Meski saya percaya kepada Tuhan dan memohon pertolongan-Nya, saya tidak tahu apa-apa tentang iman. Saya tidak mengerti bagaimana berdoa dengan iman seperti yang tertulis dalam Alkitab. Saya harus belajar banyak untuk mempercayai Tuhan dan mendapatkan kepercayaan diri di dalam Kristus. Saya sangat bersyukur Tuhan telah mengubah saya dalam tahun-tahun selanjutnya, memulihkan saya, dan memberikan kehidupan yang layak kepada saya. Dia telah membebaskan saya dari ketakutan, sikap negatif dan keraguan terhadap diri sendiri. Dia telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menolong orang lain yang juga bergumul dengan masalah yang sama. Saya telah belajar bahwa saya bisa berkata TIDAK kepada ketakutan dan keraguan terhadap diri sendiri, begitu juga dengan Anda. Pilihan ada di tangan Anda. Ketika ketakutan mengetuk pintu Anda, Anda bisa menjawabnya dengan iman, dan ketika keraguan terhadap diri sendiri mengetuk pintu, Anda bisa menjawabnya dengan kepercayaan diri! Kekuatan Dari Keputusan Tuhan menciptakan setiap kita dengan kehendak bebas. Sebagai orang percaya, kita dapat mengalahkan semua hal negatif yang iblis rencanakan bagi kita dengan melatih kekuatan kita untuk sepakat dengan Tuhan dan janji-janji-Nya. Seberapa besarpun keraguan yang kita rasakan, kita dapat memutuskan untuk tetap maju dalam iman, percaya diri dalam Tuhan dan firman-Nya. Dalam Yosua 24:15 kita melihat Yosua memilih untuk melayani Tuhan. Dia tidak mendasarkan keputusannya atas apa yang dilakukan orang lain atau bagaimana perasaannya, dia mendasarkan kepercayaan dirinya kepada janji-janji Tuhan. Jika kita percaya bahwa Tuhan di dalam kita, memimpin dan membimbing kita karena kita meminta-Nya, maka kita seharusnya mempunyai kepercayaan diri bahwa Dialah yang mengarahkan hidup kita. Anda dan saya harus memilih untuk percaya dalam janji-Nya, bukan pendapat orang lain atau bahkan pikiran dan perasaan kita sendiri. Dengan kata lain, kita tidak perlu merasa percaya diri karena kita bisa menjadi percaya diri. Kita hanya perlu mempelajari firman-Nya sehingga kita bisa sepakat dengan apa yang dikatakan-Nya dan melihat diri kita sendiri sebagaimana Dia melihat kita. Mungkin Anda mempunyai hal-hal negatif yang tersimpan dalam pikiran Anda seperti saya dulu, tapi Tuhan bisa mengubah semuanya itu. Dalam Yohanes 16:24 kita diperintahkan untuk meminta kepada Tuhan hal-hal yang Dia telah janjikan pada kita. Jika Anda dan saya merasa tidak layak, kita tidak mungkin memintanya dengan iman atau dengan percaya diri bahwa kita akan menerima apa yang kita minta. Mengapa? Karena keraguan terhadap diri sendiri akan selalu menghalangi kita untuk menerima yang terbaik dari Tuhan. Namun dengan memilih untuk sepakat dengan firman-Nya dan mempunyai kepercayaan diri di dalam Kristus, kita dapat menerima anugrah Tuhan yang terbaik dalam hidup kita. Jika Anda mau menikmati yang terbaik itu, mulailah membuat keputusan untuk melawan ketakutan dan mempercayai Dia. Mazmur 56:4 Kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku? Ketika Anda secara konsisten memilih untuk mengandalkan Tuhan, mempercayai apa yang firman-Nya katakan tentang Anda lebih daripada kata-kata orang lain atau perasaan Anda, Anda akan menghabiskan semakin sedikit waktu untuk meragukan diri sendiri. Melihat Apa Yang Tuhan Lihat Tuhan berkata bahwa Anda dan saya berharga, diciptakan dalam rahim ibu kita dengan tangan-Nya sendiri. Kita memiliki tujuan di dunia ini. Tuhan berkata bahwa Dia memanggil kita dengan nama kita dan kita adalah kepunyaan-Nya. Ambil waktu sejenak dan lihatlah ke dalam hati Anda, apa yang Anda lihat di sana? Apakah Anda dipenuhi dengan keraguan ataukah kepercayaan diri yang datang dari pengenalan yang dalam akan Tuhan dan kasihNya yang tak bersyarat bagi Anda? Jika jawaban Anda tidak sejalan dengan firman-Nya, saya mau mendorong Anda untuk mulai memperbarui pikiran Anda tentang bagaimana Tuhan memandang Anda. Jangan biarkan perasaan memimpin kehidupan Anda lagi. Ambil langkah iman dan mulailah mempercayai Tuhan hari ini. Pilihlah untuk sepakat dengan-Nya dan percaya bahwa Anda sangat berharga. Dia mempunyai rancangan masa depan yang hebat untuk Anda, dan itu dimulai sekarang! Sumber: Sumber: joycemeyer 6 Tips Tampil Percaya Diri BERDIRI TEGAK, Langkah pertama yang bisa kamu lakukan adalah merubah penampilan, berdirilah yang tegak, busungkan dada dan coba tampillah sempurna. Pokoknya jangan sampai kelihatan lecek dech, soalnya penampilan seseorang akan menentukan penilaian orang lain, buatlah kesan pertama begitu menggoda selanjutnya terserah anda. BERSIKAP ASERTIF, Mulai sekarang cobalah merubah sikap, jadilah orang yang tahu kapan harus berkata tidak dan kapan berkata ya. Coba sekali-kali untuk tidak terlalu membayangkan orang lain akan berkomentar apa tentang diri kamu. Dan jangan takut bikin perubahan. OBYEKTIF MENILAI DIRI SENDIRI. No body's perfect, nggak ada orang lain di dunia ini yang sempurna, dan nggak ada juga orang di dunia ini yang benar nggak berguna. Karenanya jujurlah menilai diri sendiri, jangan selalu menganggap dirimu tidak mampu dan orang lain selalu lebih unggul. Semuanya sama meski punya keahlian yang berbeda, jadi buat apa minder....??? Nggak ada untungnya. BUANG RASA TAKUT. Biasanya orang yang gak pede selalu kesulitan untuk mengungkapkan siapa dirinya pada orang lain. Cara mudah untuk berani menghadapi oarang lain adalah menatap mata lawan bicara kita, tapi jangan memandanginya. Menatap lain dengan memandang, kalau memandang biasanya kamu memperhatikan lawan bicaramu, bagaimana cara bicaranya, bagaimana mimik wajahnya. Boleh saja seperti itu asal jangan kelewatan, apalagi kalo sampi ngiler nggak karuan. SEDIKIT BASA BASI. Cobalah untuk bersikap basa basi, tapi jangan sampai basi beneran karena akan membosankan. Tidak semuanya basa-basi itu jelek kok, untuk meningkatkan rasa percaya diri kemu boleh juga mencobanya. BICARALAH YANG LUGAS. salah satu ciri orang yang kurang pede adalah tidak bicara secara lugas, selalu muter. Dan biasanya terlalu banyak berkata, eeeeeeeeeeeeeeeeeeeee, anu dan yang sejenisnya, misalnya. " saya akan eeeee, anu, saya kan anu......". Sumber : dudung.net Tanda Merah di Wajah, penyebab tidak percaya diri Sumber : http://ummigroup.co.id Dokter Dewi yang cantik, pada wajah saya sebelah kanan ada tanda merah cukup banyak. Tanda merah itu ada sejak saya lahir. Saya sangat minder dengan kondisi ini. Yang ingin saya tanyakan: 1. Apakah penyebab tanda merah itu? 2. Bisakah tanda merah itu dihilangkan, misalnya dengan krim pemutih wajah? 3. Perawatan apa yang mesti saya lakukan untuk menghilangkan tanda merah tersebut? Nuryani, Jakarta. Jawaban: Nuryani yang manis, 1. Tanda merah yang ada sejak lahir kemungkinan besar adalah pembuluh darah kecil pada kulit yang melebar dan berkelompok, dalam istilah medis disebut hemangioma. Kalangan awam menyebutnya tanda lahir. Sebenarnya hemangioma hanya salah satu bentuk tanda lahir yang banyak macamnya, ada juga yang kehitaman atau kebiruan karena berasal dari pigmen warna kulit. Penyebabnya sampai sekarang masih belum diketahui. Kelainan ini umumnya tidak menurun pada anak dan sama sekali tidak menular. 2. Hemangioma tidak dapat dihilangkan dengan krim yang dioleskan. Krim pemutih bekerja menghambat pembentukan pigmen warna kulit (melanin) yang kecoklatan atau kehitaman, dan tidak mempengaruhi pembuluh darah. Hemangioma saat ini bisa dihilangkan dengan sinar LASER yang langsung merusak pembuluh darah berlebihan, tanpa merusak jaringan kulit disekitarnya. Jadi sangat aman bila dilakukan oleh dokter ahli yang berpengalaman. Tapi sayangnya karena alat berteknologi tinggi khusus ini masih dibuat di luar negeri, Indonesia hanya pemakai, maka harganya masih sangat mahal. LASER untuk pengobatan hemangioma hanya ada di beberapa rumah di sakit kota-kota besar di Indonesia atau klinik swasta terbatas. Di rumah sakit pemerintah belum tersedia, karena anggaran digunakan untuk alat lain yang lebih darurat. Biaya pengobatan dengan LASER sekitar 1,3 -1,5 juta rupiah per luas kartu (sekitar 20 cm2), dan harus diulang sekitar 6-10 kali dengan jarak 4-6 minggu. 3. Kalau memang memungkinkan dari segi biaya, Nuryani tentu bisa mengobatinya. Namun jika tidak, rawat/bersihkan kulit wajah seperti biasa. Jika perlu, bagian yang kemerahan bisa disamarkan dengan mengoles krim concealer (penyamar noda) yang bisa dibeli di toko kosmetik. Setelah itu bubuhkan lotion tabir surya (minimal SPF 15) ke seluruh wajah untuk melindungi dari sinar matahari. Segera ke dokter bila hemangioma mudah berdarah, berubah warna, gatal, atau terasa sakit. Jangan kecil hati kalau hemangioma Nuryani belum bisa dihilangkan. Mungkin belum rezeki dan anggap saja itu adalah bagian dari diri Nuryani yang unik, pemberian Allah. Herpes pada Kelamin Ibu Dewi, saya ibu rumah tangga berusia 26 tahun dengan satu putra. Baru-baru ini saya terserang herpes pada kelamin. Yang ingin saya tanyakan : 1. Apa yang menyebabkan penyakit ini? 2. Apakah penyakit ini menular? Bagaimana cara penularannya? 3. Berbahayakah bagi wanita hamil? 4. Bagaimana cara mengatasinya? Ummi Elin, Balikpapan. Ummi yang dirahmati Allah, 1. Penyakit herpes gejalanya berupa gelembung-gelembung kecil berisi air, berkelompok, terasa nyeri dan pegal. Penyakit ini disebabkan oleh virus. Ada 2 macam herpes yang diketahui manusia yaitu : a. Herpes zoster. Penyebabnya adalah virus varisela zoster, yaitu virus penyebab cacar air. Herpes ini lokasinya pada badan dan hanya mengenai bagian tertentu dan sebelah saja. Bisa juga timbul di daerah kelamin. Penyebabnya karena penderitanya pernah cacar air sebelumnya. b. Herpes simpleks. Penyakit ini tanpa pengobatan biasanya sering kambuh-kambuhan, terutama kalau daya tahan tubuh lemah antara lain karena stres emosi, kelelahan, kurang tidur, kurang makanan bergizi. Penyebabnya adalah virus herpes simpleks tipe 1 atau tipe 2. Tipe 1, virusnya menyerang bagian atas badan, dada , wajah, mata, kepala, tapi dapat juga menyerang kelamin. Ditularkan melalui udara dan sentuhan, bukan dari hubungan seks. Tipe 2, virusnya umumnya menyerang daerah kelamin, dan ditularkan melalui hubungan intim, ini yang disebut herpes kelamin. Herpes kelamin gejalanya lebih sering terlihat seperti lubang sariawan, bengkak, sangat nyeri sehingga sulit berjalan dan buang air kecil. Bisa juga mengenai mulut, atau anus, karena hubungan intim pada daerah ini. Herpes kelamin ini salah satu gejalanya adalah keputihan. Tapi bukan keputihan yang menyebabkan herpes. Kalau ingin tahu lebih lanjut, Ummi dapat meminta dokter untuk melakukan pemeriksaan darah, sehingga dapat diketahui jenis virus herpes mana yang menyerang Ummi. 2. Ya, semua jenis herpes adalah penyakit menular. Untuk penularan herpes kelamin terutama melalui hubungan seks, tapi bisa juga melalui sentuhan atau air di WC yang mengandung virus ini muncrat mengenai kelamin. Oleh sebab itu, kalau memakai WC umum, jangan lupa siram dulu dengan air sampai bersih, baru kita gunakan. 3. Wanita hamil yang menderita herpes kelamin, kalau tidak diobati, maka bisa membahayakan janin yang dikandungnya. Kalau terkena herpes pada awal masa kehamilan (sebelum 4 bulan), ada kemungkinan menyebabkan cacat pada bayi atau keguguran. Kalau munculnya penyakit menjelang kelahiran dan tidak diobati, maka bayi bisa tertular penyakit herpes ini. 4. Cara terbaik menyembuhkan penyakit herpes dan jika penyakit herpes ini kambuh, segera berobat ke dokter, dan segera minum obat anti virus yang diberikan dokter, sebelum 36 jam sejak munculnya gelembung pertama di kelamin (atau terasa perih di kelamin ). Kalau sudah lebih dari 36 jam baru minum obat antivirus, maka virus sudah tidak lagi berada di dalam darah. Virus sudah masuk dan sembunyi ke dalam sel kulit dan tidak bisa dijangkau oleh obat. Konsultasikan saja dengan dokter yang merawat Ummi. Biasanya kalau untuk penderita yang sering kambuh herpesnya, dokter memberi 'bekal' obat antivirus untuk segera diminum begitu kambuh, sebelum kontrol ke dokter. Obat antivirus yang diberikan dan dosisnya tergantung keadaan pasien, bisa jenis asiklovir atau valasiklovir. Sebaiknya ketika herpes kambuh jangan melakukan hubungan suami istri sampai herpes sembuh. Untuk mencegah kambuh, hindari stres fisik maupun emosi, jangan kelelahan, jaga kebersihan daerah intim, jaga kesehatan badan keseluruhan dengan makan makanan bergizi, olahraga teratur dan cukup istirahat. Saya pernah merawat seorang pasien herpes perempuan yang melakukan semua usaha dengan maksimal, berdoa dan berserah diri pada Allah. Alhamdulillah, herpesnya tidak kambuh lagi! Syafakillah, Ummi. Mengapa Minder dengan Kondisi Keluarga? Assalamualaikum wr. wb. Yang terhormat ibu Anita, Saya seorang muslimah berusia 25 tahun. Saat ini saya sedang menyelesaikan S2 di sebuah negara di Eropa dengan bekal beasiswa. Saat ini saya merasa sudah saatnya untuk menikah dan saya berniat mencari seorang suami. Masalah saya adalah, tiap kali saya bertemu dengan seorang pria baik-baik, saya selalu dihinggapi perasaan tidak percaya diri. Saya kadang merasa tidak cukup cantik (walaupun teman-teman banyak yang berkata sebaliknya), tidak cukup pintar (dan saya sedang S2?), tidak cukup populer (walaupun teman saya tidak punya terlalu banyak teman, teman-teman saya kebanyakan teman yang setia dan sangat menyayangi saya), dan terlebih lagi saya merasa bukan berasal dari keluarga yang berkecukupan secara materi. Hal ini terus terang membuat saya bingung. Saya memang berasal dari keluara yang sederhana. Ayah saya hanya pedagang buah di pasar dan ibu saya penjahit. Kami tinggal dirumah yang sederhana yang tidak pernah direnovasi selama 20 tahun. Walaupun demikian, mereka mendidik anak-anaknya dengan pendidikan agama yang baik. Dalam bidang ilmu umum, anak-anaknya pun tidak mengecewakan (kami berhasil masuk ke PTN). Namun mengapa saya masih malu jika ditanya apa pekerjaan ayah saya. Kebanyakan teman mengira saya datang dari keluarga menengah. Dan saya membayangkan bagaimana jika calon suami saya datang ke rumah, bagaimana jika dia tahu calon mertuanya bukan pejabat dan semua kekhawatiran yang saya sadar sangat konyol. Sebelumnya, sewaktu saya masih S1 ada seorang pria yang sangat saya suka ingin menikahi saya. Namun saat itu keluarga saya dalam kondisi yang tidak memungkinkan sehingga saya meminta ditunda. Namun ternyata kemudian ia memutuskan untuk menikahi muslimah lain yang lebih cantik, berasal dari keluarga berada dan sudah S2. Apakah itu ada kaitannya dengan perasaan minder saya, bahwa saya berpikir laki-laki itu, bahkan seorang aktifis dakwah bisa meninggalkan seorang perempuan untuk perempuan lain yang lebih cantik, dari keluarga berada dan sebagainya? Pengalaman ini terulang lagi beberapa waktu belakangan ketika ada seorang pria lainnya yang memberikan indikasi tertarik pada saya namun kemudian akhirnya menikah dengan wanita lain yang lebih muda, cantik dan berasal dari keluarga yang sangat berada. Terus-terang perasaan semacam ini mengganggu ketika saya ingin memenuhi setengah agama saya. Saya tidak pernah berani maju, ataupun jika berani, saya dihantui oleh perasaan minder saya sendiri. Bagaimana menurut ibu cara untuk mengatasi perasaan tidak pede ini? Apa akar permasalahannya? Wassalamu'alaikum, H Jawaban Assalammu'alaikum wr. wb. Saudari H yang sholehah, Mengalami kekecewaan beberapa kali memang dapat membuat orang jadi tidak percaya diri. Apalagi jika kejadian yang ada seolah menguatkan kekhawatiran anda pada hal yang memang menjadi kelemahan (menurut anda). Nampaknya apa yang telah anda alami telah membuat perasaan minder yang mungkin sudah lama dirasakan semakin kuat. Perasaan tidak percaya diri memang dapat muncul dari perasaan tidak sama dengan yang lain. Lingkungan yang anda tinggali saat ini misalnya berasal dari orang-orang yang umumnya lebih baik secara perekonomian dan lingkungan yang ada pun menonjolkan hal itu, maka akan ikut mempengaruhi cara pandang anda terhadap diri sendiri. Namun sebenarnya rasa tidak percaya diri atau minder juga berasal dari seberapa besar penerimaan kita terhadap diri dan kehidupan kita. Semakin besar rasa nyaman terhadap kehidupan yang kita miliki maka semakin besar juga perasaan percaya diri kita terhadapnya. Dan diri serta keluarga yang kita miliki adalah bagian dari kehidupan kita yang seharusnya diterima. Ukhti yang sholeha, cara untuk melepaskan diri dari rasa tidak percaya diri adalah dengan merubah cara pandang anda terhadap apa yang anda miliki saat ini serta keikhlasan anda untuk menerima apa yang sudah Allah berikan kepada anda saat ini. Karenanya pertama lihatlah diri anda sebagai seorang yang unggul, misalnya dengan segala keterbatasan ekonomi yang keluarga anda miliki namun anda berhasil mendapatkan pendidikan yang tinggi di luar negri. Tidakkah itu menunjukkan keunggulan potensi diri anda di antara orang-orang yang memiliki latar belakang keluarga yang sama? Yang kedua, ketika anda hendak menikah dengan seseorang maka carilah orang yang bisa menerima diri anda apa adanya dan bukan melihat anda hanya sebagai sosok yang hebat dengan kelebihannya. Karenanya ketika ada orang yang membatalkan pernikahannya dengan anda hanya karena kondisi keluarga maka dia memang bukan orang yang tepat untuk anda. Oleh karena itu jangan pernah menutupi kelemahan anda. Bersikaplah jujur pada diri sendiri dan anda akan merasa nyaman ketika pasangan anda menerima anda sebagai sosok diri anda yang utuh. Perasaan percaya diri andapun akan meningkat jika menikah dengan laki-laki yang menghargai anda sebagai diri anda sendiri. Ketika anda bisa menerima diri anda dan menghargainya maka orang lain akan melakukan hal yang sama dengan diri anda. Jadi mulailah dari diri sendiri untuk menghargai apa yang sudah anda miliki. Wallahu'alambishawab. Wassalammu'alaikum wr. wb. Rr. Anita W. Sumber : eramuslim.com Minder dan Self Esteem Oleh: fatihsyuhud.com Minder, semua orang tahu maknanya, adalah sikap yg manusiawi. Semua orang memiliki sikap dan perasaan ini dg level yg berbeda. Minder adalah manusiawi, akan tetapi menjadi tidak manusiawi lagi ketika kita tidak berusaha untuk menghilangkan sikap dan perasaan minder ini tahap demi tahap. Sikap dan rasa minder timbul pada hal dan bidang tertentu yg kita merasa tidak mampu atau merasa lemah dari ukuran standar umum atau ideal. Seorang pemuda yg pendek akan merasa minder untuk mengajukan “proposal” pada gadis idamannya yg ternyata lebih tinggi. Lelaki yg berwajah jelek merasa minder pada wanita yg berwajah sangat cantik yg ditaksirnya, dst. Itu minder yg bersifat fisik. Sedang yg bersifat non-fisik lebih berkaitan dg sikap mental dan pola pikir kita dalam menilai diri sendiri, dalam menilai kemampuan diri. Pada sosok pribadi yg memiliki sifat minder non-fisik yg ekstrim, biasanya dia akan merasa tidak memiliki kemampuan sama sekali, merasa orang lain jauh lebih mampu darinya, dll. Sehingga tipe semacam ini tidak akan bisa bersikap independen dan memiliki ketergantungan yang besar pada orang lain di sekitarnya. Ketergantungan pada orang lain itu akan semakin mengecil bersamaan dg semakin kecilnya keminderan kita pada kemampuan kita sendiri. Minder adalah tipikal orang yg bermental lemah. Mental yg lemah akan merasa selalu tidak aman. Selalu gelisah dan kuatir. Karena kerja otak sudah dipenuhi dg rasa kuatir, takut dan gelisah tanpa sebab atau disebabkan oleh hal-hal kecil, maka kerja otakpun menjadi lemah dan tidak dapat berfungsi untuk memikirkan hal-hal besar yg bermanfaat buat diri sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, minder harus sebisa mungkin dihindari dan dicari jalan keluarnya dalam rangka mengubah pribadi kita menuju kepribadian yg self-esteem (baca: self estiim). Suatu tipe kepribadian yg dimiliki orang-orang besar, tokoh-tokoh besar dunia, para pemikir internasional. Self Esteem Dapatkah seorang yg berkepribadian minder (low selfesteem) yg parah dapat menjadi profil yg penuh self esteem? Tentu bisa. Dg bekal kemauan kuat untuk berubah, banyak bergaul dg berbagai kalangan, banyak membaca profil tokoh-tokoh besar, dan membaca berbagai buku-buku yg memberi solusi mengatasi keminderan, dll. Salah satu tip menuju pribadi yg self esteem adalah sbb: 1. Hadapi rasa takut, jangan dihindari, toh ia tidak akan berakibat seburuk yg anda kira. Melawan rasa takut akan menambah percaya diri anda. 2. Lupakan kegagalan masa lalu - belajarlah dari kesalahan itu tetapi janganlah mengira sesuatu itu salah sebelum ia akan terjadi lagi. Hindari membuat kesalahan yg sama tetapi jgn membatasi diri anda dg mengira bahwa anda gagal sebelumnya sehingga tidak akan bisa berhasil kali ini. Coba lagi, maka anda akan menjadi lebih bijak dan lebih kuat. Jangan terperangkap pada masa lalu. 3. Ketahui apa yg anda mau dan usahakan mendapatkannya. Anda berhak mendapatkan mimpi anda menjadi kenyataan. 4. Hargai diri sendiri bila anda telah berhasil dalam berbuat sesuatu. Bila tidak mengapa orang lain mesti menghargai anda? Bukankah akan lebih mudah apabila anda membantu dan menghargai diri sendiri? 5. Berbicaralah pada orang lain - Kita sering membuat asumsi tentang situasi atau seseorang yg tidak benar. Sikap dan pola pikir negatif kita dapat berdampak negatif pula pada diri sendiri. Karena itu bila anda merasa ragu maka bertanyalah dan jangan berasumsi bahwa anda tau mengapa dan bagaimananya. 6. Bila anda gagal maka pola pikir terpenting adalah jangan merasa kalah. Terima kegagalan itu, pelajari, dan cobalah hal dan cara lain. Anda tidak akan dikalahkan oleh satu kegagalan bukan? Apa yg dibutuhkan adalah pendekatan yg berbeda dalam mencapainya Bagaimana cara mengatasi rasa malu? Jawaban Terbaik - Dipilih oleh Suara Terbanyak kalau kamu malu karena perbuatan salah yang udah kamu lakukan, wajar n bagus kalau kamu ngerasa malu, artinya sinyal nurani kamu masih aktif untuk ngebedain mana yang baik dan mana yang benar kalau kamu malu karena perbuatan yang belum atau akan kamu lakuin (misalnya ngedeketin cewek) artinya kamu kurang percaya diri. waduh.. kalo itu sih balik ke diri kamu sendiri.. kalau kamu masih gak percaya bahwa diri kamu itu berharga, ya.. terus aja malu! ingat, kita adalah salah satu dari makhluk paling mulia di muka bumi ini! hargai diri kita jauh di atas rata-rata, karena memang begitulah harga kita.. tetep semangat ya.. kalau belum bisa juga, tanya aja ke keluarga Cendana. mereka kan terkenal memliki segalanya kecuali rasa malu.. kamu bisa belajar sama mereka tu, gimana caranya supaya gak punya rasa malu kayak mereka hehe.. Mengatasi Rasa Minder Awal mula yang mendasari tulisan ini dimulai dari sebuah pertanyaan mahasiswa baru yang kebetulan bertemu pada suatu momen. Dia menceritakan kalau dia sering merasa minder, bila bertemu orang baru dan di lingkungan baru. Ceritanya ditutup dengan pertanyaan bagamana cara mengatasi rasa minder ? Pertanyaan yang simpel tapi tidak mudah untuk dijawab. Sebagai mahasiswa yang lebih senior tentunya saya jawab donk pertanyaan tersebut (biar kelihatan seniornya he2), hal itu karena saya ingin membantu permasalahan dia. Waktu itu saya jawab dengan menggunakan pendekatan yang diajarkan oleh salah satu guru imajiner saya yaitu Steven R. Covey dengan mengatakan bahwa rasa minder bila ketemu orang baru itu muncul karena persepsi kita yang salah, karena urutannya, dari persepsi akan menghasilkan cara pandang kita dan dengan cara pandang kita akan mempengaruhi perilaku kita. Jadi dari hasil analisis saya sementara mahasiswa baru tersebut mempunyai kesalahan dalam melakukan persepsi yaitu melakukan penilaian atas pergambaran sebuah objek dengan melakukan asosiasi yang salah terhadap objek tersebut. Jelas dengan kelirunya kita terhadap suatu persepsi, maka akan mempengaruhi cara pandang kita, dan lebih lanjut lagi akan mempengaruhi prilaku kita. Rasa minder yang tervisualisasikan dari prilakunya individu merupakan repsensentasi dari persepsi dan cara pandang yang salah terhadap objeknya.Saya berharap jawaban tersebut bisa cukup memberikan gambaran untuk bisa mengatasi masalah tersebut. Walaupun secara pribadi juga saya tidak puas dengan jawaban saya pribadi. Hal ini yang membuat saya terus berpikir untuk bisa menemukan akar permasalahannya sehingga bisa menemukan solusinya. Proses pemikiran tersebut sampai menemukan sebuah penjelasan yang lain dengan di atas, rasa inferior atau rendah diri muncul pada pribadi yang tidak mempunyai konsep diri yang bagus. Menurut Adi W Gunawan, konsep diri terdiri dari beberapa komponen yaitu diri ideal, cermin diri, dan harga diri. Diri ideal akan menunjukan siapa sebenarnya sosok ideal yang ada dalam kehidupan kita. Sosok ideal bisa di visualisasikan sebagai sosok yang paling dikagumi. Sebagai contoh kita bisa mengadopsi tokoh ideal pahlawan, tokoh terkemuka, artis, pengusaha atau bahkan sosok yang imajiner. Cermin diri merupakan gambaran penilaian kita terhadap diri kita sendiri. Ini terkait dengan bagaimana kita mampu mengenal diri sendiri. Pengenalan diri sangat penting untuk mengukur sejauh mana posisi kita berada untuk mencapai posisi yang diinginkan (diri ideal). Harga diri merupakan gambaran tentang sejauh mana kondisi kita yang sekarang (cermin diri), lalu dibandingkan dengan suatu kondisi yang ingin kita capai suatu saat nanti (diri ideal). Perbandingan diantara keduanya itulah nilai harga diri kita. Semakin sedikit perbedaan antara diri ideal dengan cermin diri, maka harga diri seseorang akan semakin baik, begitu pula sebaliknya. Ketiga komponen inilah yang penting dalam konsep diri, kalau ketiga komponen ini baik maka konsep dirinya juga baik. Untuk menuju ke sana tentunya dibutuhkan sebuah proses yang tidak sebentar. Hal itu juga harus ditambah dengan penanaman nilai-nilai atau prinsipprinsip yang benar dan harus kita pegang. Sehingga dengan dengan adanya sebuah nilainilai yang dianut maka akan membuat anda menjadi sosok dan pribadi yang kuat. Akhirnya kalaupun ada virus mental (rasa minder) yang akan menyerang, maka anda sudah siap dengan anti virusnya yaitu konsep diri yang kuat dan penanaman nilai-nilai yang mengakar dalam diri. SALAM SUKSES!!! Sumber : vizal-jr.blogspot.com MENGUBUR RASA MINDER DI TENGAH PERSAINGAN GLOBAL Bagi sebagian orang tidaklah mudah melawan rasa minder, tapi bagi sebagian yang lain minder adalah sebuah penyakit yang Maha besar dan mampu menjadikan manusia budak di hadapan budak yaitu budak bagi manusia. Buku yang ditulis oleh kiyai yang lagi naik daun di tengah masyarakat kita,yang biasa di panggil dengan nama akrab 'Aa'Gim. Tulisan dalam buku Aa'sangat menarik dan sederhana. Pada dasarnya kita tahu bahwa minder itu sangat berbahaya bagi diri kita. Banyak peluang yang tidak bisa kita peroleh,lantaran kita punya penyakit yang satu ini 'MINDER'. Tidak hanya itu,minder dapat membuat kita kalah bersaing dengan orang-orang di sekitar kita. Sebab rasa PD kita sebagai manusia telah terpupus dengan adanya minder,padahal sejak awal kita telah menjadi pemenang. Bayangkan,anda dan saya adalah pemenang.! Ketika ribuan bahkan jutaan sperma yang berebutan dapat masuk membuahi telur pada rahim ibu,maka hanya satu yang menang menebus semuanya dan mengalahkan yang lain,yaitu kita. Kita sudah menang mengalahkan sperma yang hanya bisa bertahan hidup di tengah jalan. Saya pribadi telah mengubur rasa minder sejak saya banyak membaca dan merenungi berbagai macam romantika kehidupan yang saya lewati. Banyak hal yang membangkitkan saya agar saya bisa tampil PD di mana pun saya berada. Diantaranya dengan membaca kehidupan kita lebih dalam, biarkan pikiran anda mengubur rasa minder demi menghadapi persaingan global yang lebih dinamis dengan cara membaca buku Aa'Gim atau dengan cara menjelajahi kisah masa kecil kita yang tidak pernah kenal minder.Meskipun ditertawakan dan terjatuh berulang kali....kita terus berdiri dengan sangat PD ditengah tepukan tangan orang-orang yang kita cintai. Segera kubur rasa minder anda dengan membaca buku ini atau membaca buku lainnya. Anda juga dapat mengubur rasa minder dengan sering terlibat dalam suatu organisasi. Karena dengan berorganisasi,secara tidak langsung kita sedang belajar untuk mengorganisasikan diri kita untuk tampil lebih PD dan mandiri. Setelah anda bisa membunuh rasa minder dengan membaca buku da'i muda ini,Buku ini ditulis dnegan bahasa yang mudah dicermati dan sederhana.Bahasanya menyentuh siapa pun yang membaca. Karena gaya bahasanya tidak bertele-tele.Tulisannya membuat kita seolah sedang membaca sebuah karya pertuangan yang kita gemari. Silakan anda nikmati rasa PD yang kelak akan mengantarkan anda menjadi manusia yang punya arti di hadapan Tuhan maupun manusia lainnya. Sumber : pintuner.com http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8619820637000227396 http://www.youtube.com/watch?feature=player_detailpage&v=8mTvRlLryp4