Uploaded by Novia Susanti Scc

TUGAS ETIK ISU ALOKASI BU IMA

advertisement
ETIKA KEPERAWATAN
“ISU-ISU ETIK KEPERAWATAN (ALOKASI SUMBER DAYA)”
Oleh :
1. NOVIA SUSANTI
(1110018006)
2. TIARA FATMA PRATIWI (1110018008)
PROGRAM STUDI MAGISTER TERAPAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2018
PAPARAN MASALAH
Tn Z dibawa oleh temannya masuk UGD puskesmas. Hasil wawancaa
diperoleh data Tn. Z mengalami sesak berat, keluhan ini sering dirasakan pasien,
1 minggu yang lalu pasien masuk rumah sakit dengan keluhan yang sama. Tn Z
ternyata mempunyai riwayat asma. Setelah mau diberikan tindakan pemberian
oksigen untuk mengurangi sesak nya, ternayata oksigennya tinggal sedikit dan itu
tidak memenuhi kebutuhan oksigen pasien. Sedangkan tabung oksigen hanya
mempunyai 2 unit, yang satunya sudah habis. Jadi bagaiamana perawat
menyampaikan kepada pasien bahwa oksigen habis, sedangkan saat ini pasien
sangat membutuhkan oksigen banyak untuk mengurangi sesak nya.
Ini adalah masalah dilema etik yang sering kita temui di puskesmas, dikarenakan
keterbatasan fasilitas yang kurang lengkap.
Berbicara tentang etika keperawatan, tentu kita harus mengetahui pengertian
kata etika sebelum melangkah pada kata keperawatan. Seacara etimologis, kata
etika berasal dari Bahasa Yunani, ethos yang berarti adat istiadat atau kebiasaan,
model perilaku atau standar yang diharapkan dan kriteria tertentu untuk suatu
tindakan. (Nindy, 2013)
Etika adalah acuan dasar bagi perawat dalam menjalankan profesinya, baik
yang berkaitan dengan pemakaian teknologi keperawatan maupun pengetahuan
keperawatan. Factor teknologi yang meningkat, ilmu pengetahuan yang
berkembang memerlukan prinsip dan etika keperawatan yaitu pertimbangan yang
menyangkut nilai, hak-hak asasi dan tanggung jawab profesi. Seorang perawat
tentu saja harus mampu memelihara dan menghargai, mengamalkan dan
mengembangkan nilai tersebut melalui prinsip etika keperawatan. (Nindy, 2013)
Berdasarkan Idea Nursing Journal menurut Teuku (2010) yang berjudul
Etika, Hukum dan Moral Keperawatan bahwa isu-isu etik dalam keperawatan
yang salah satunya adalah Alokasi Sumber Daya yang terbatas menerangkan
bahwa ruang perawatan merupakan suatu unit dari Rumah Sakit maupun
Puskesmas rawat inap mempunyai peralatan dari staf keperawatan yang terbatas.
Situasi ini cenderung untuk menimbulkan dilema etik bila permintaan lebih besar
dari sumber daya yang mana dalam satu waktu banyak pasien yang harus
mendapatkan perawatan, namun jumlah perawat atau peralatan terbatas sebagai
contoh Tabung O2 memiliki satu buah sedangkan pasien yang membutuhkan
sebanyak 2 pasien, kepada siapa 02 tersebut diberikan?
Isu yang terkait dengan alokasi sumber daya, di RS maupun di Puskesmas,
terjadi pada tingkat personal (keputusan asuhan keperawatan pasien secara
individu) dan juga pada tingkat vertical (pengaturan perawat). Ketika tempat tidur
tersedia atau ada keterbatasan perawat untuk merawat pasien tambahan, keputusan
alokasi harus dibuat. Dilema yang dihadapi perawatan adalah bagaimana
mendistribusikan asuhan keperawatan sedemikian rupa sehingga menguntungkan
bagi pasien. Perawat harus menemukan cara yang paling adil untuk
mengalokasikan waktu untuk memberikan asuhan keperawatan, dimana sering
melibatkan penilaian apakah semua pasien mendapatkan perlakuan yang sama. Isu
ini menimbulkan dilema bagi perawat maupun tempat tidur yang tersedia. Selain
itu ada kasus di sebuah puskesmas tidak tersedia nya alat seperti EKG, Nebulizer,
terbatas nya obat-obatan sehingga membuat pasien merasa belum terpenuhi
kebutuhan nya. Masalah-masalah ini lah yang membuat terjadi nya isu dalam etik
keperawatan.
PEMBAHASAN
Berdasarkan Idea Nursing Journal menurut Teuku (2010) yang berjudul
Etika, Hukum dan Moral Keperawatan bahwa isu-isu etik dalam keperawatan
yang salah satunya adalah Alokasi Sumber Daya yang terbatas menerangkan
bahwa ruang perawatan merupakan suatu unit dari Rumah Sakit maupun
Puskesmas rawat inap mempunyai peralatan dari staf keperawatan yang terbatas.
Situasi ini cenderung untuk menimbulkan dilemma etik bila permintaan lebih
besar dari sumber daya yang mana dalam satu waktu banyak pasien yang harus
mendapatkan perawatan, namun jumlah perawat atau peralatan terbatas sebagai
contoh Tabung O2 memiliki satu buah sedangkan pasien yang membutuhkan
sebanyak 2 pasien, kepada siapa 02 tersebut diberikan?
Isu yang terkait dengan alokasi sumber daya, di RS maupun di Puskesmas,
terjadi pada tingkat personal (keputusan asuhan keperawatan pasien secara
individu) dan juga pada tingkat vertical (pengaturan perawat). Ketika tempat tidur
tersedia atau ada keterbatasan perawat untuk merawat pasien tambahan, keputusan
alokasi harus dibuat. Dilemma yang dihadapi perawatan adalah bagaimana
mendistribusikan asuhan keperawatan sedemikian rupa sehingga menguntungkan
bagi pasien. Perawat hatus menemukan cara yang paling adil untuk
mengalokasikan waktu untuk memberikan asuhan keperawatan, dimana sering
melibatkan penilaian apakah semua pasien mendapatkan perlakuan yang sama. Isu
ini menimbulkan dilema bagi perawat maupun tempat tidur yang tersedia. Selain
itu ada kasus di sebuah puskesmas tidak tersedia nya alat seperti EKG, Nebulizer,
terbatas nya obat-obatan sehingga membuat pasien merasa belum terpenuhi
kebutuhan nya. Masalah-masalah ini lah yang membuat terjadi nya isu dalam etik
keperawatan.
Dalam kasus isu etik alokasi sumber daya diatas bahwa kasus diatas
melanggar nilai nilai fundamental dalam praktik keperawatan professional seperti
Aesthetics (Keindahan) dimana perawat dalam kasus terbut tidak memberikan
kepuasan terhadap pasien dalam pelayanan kesehatannya, selain itu juga
melanggar nilai Justice (Keadilan) dimana peran perawat belum bisa memberi
pelayanan yang setara dengan pasien-pasien yang dirawat seperti pasien umum
yang lebih dipentingkan dalam pelayanan kesehatan seperti pemberian O2.
Moral perawat dalam pelayanan kesehatan juga penting dalam hal
pemberian asuhan keperawatan agar pasien bisa merasa puas karena moral adalah
suatu kegiatan/perilaku yang mengarahkan manusia untuk memilih tindakan baik
dan buruk, dapat dikatakan etik merupakan kesadaran yang sistematis terhadap
prilaku yang dapat dipertanggung jawabkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
etika merupakan pengetahuan moral dan susila, falsafah hidup/prinsip, kekuatan
moral, sistem nilai, kesepakatan, serta himpunan hal-hal yang diwajibkan,
larangan untuk suatu kelompok/masyarakat dan bukan merupakan hukum atau
undang-undang. Dan hal ini menegaskan bahwa moral merupakan bagian dari
etik, dan etika merupakan ilmu tentang moral sedangkan moral satu kesatuan nilai
yang dipakai manusia sebagai dasar perilakunya.
Kasus dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit untuk diputuskan,
dimana tidak ada alternative yang memuaskan atau suatu kondisi dimana
alternative yang memuaskan dan tidak memuaskan sebanding. Dalam dilemma
etik tidak ada yang benar atau salah. Dan untuk membuat keputusan etis, seorang
perawat harus bergantung pada pemikiran yang rasional buka emosional.
(Damayanti, 2013).
Kemampuan membuat keputusan masalah etis perlu memperhatikan beberapa
nilai dan kepercayaan pribadi, kode etik keperawatan, konsep moral perawatan
dan prinsip-prinsip etis. Pembuatan keputusan atau pemecahan dilemma etik
menurut Kozier adalah
a) Mengembangkan data dasar. Untuk melakukan ini perawat memerlukan
pengumpulan informasi sebanyak mungkin dan informasi tersebut meliputi
orang yang terlibat, tindakan yang diusulkan, maksud dari tindakan dan
konsekuensi dari tindakan yang diusulkan.
b) Mengidentifikasi konfilik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut
c) Membuat tindakan alternative tentang rangkaian tindakan yang direncanakan
dan mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut.
d) Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut dan siapa pengambil
keputusan yang tepat
e) Mendefinisikan kewajiban perawat
f) Membuat keputusan. (Damayanti, 2013)
Perawat selain berperan sebagai pemberi pelayanan asuhan keperawatan
kepada klien untuk memperoleh penyembuhan dari suatu penyakit, memenuhi
kebutuhan kesehatan klien secara holistik, melalui kemampuan teknikal,
dukungan emosional, psikologis, spiritual, dan sosial dengan memperhatikan nilai
serta moral dalam keperawatan. Pemberi asuhan keperawatan juga memberi
bantuan bagi klien dan keluarga untuk menetapkan tujuan keperawatan. Aktivitas
ini merupakan bentuk tanggung jawab perawat.
Penelitian diatas didukung dengan teori menurut Nindy (2013) dimana
terdapat pengembangan dan transmisi dalam nilai-nilai keperawatan yaitu
1. Nilai-nilai dapat diperoleh dari contoh atau model yaitu setiap perawat bisa
belajar dan memahami tentang nilai dari baik atau buruk melalui observasi
perilaku.
2. Nilai-nilai dapat diperoleh dari keluarga, ajaran, agama, lembaga pendidikan
dan rumah sakit
3. Nilai-nilai dapat diperoleh dari cara berperilaku (melalui kegiatan
keperawatan) dengan hati nurani dan tidak sesuka hati
4. Nilai-nilai dapt diperoleh dari cara berinteraksi langsung dengan masyarakat
sekitar
5. Nilai-nilai dapat diperoleh dari cara memberikan penghargaan dan sanksi
6. Nilai-nilai dapat diperoleh dengan selalu bertanggung jawab untuk memilih
atau menentukan sikap.
Menurut Damayanti (2013), ketidakpuasaan yang timbul dalam pendekatan
berdasarkan prinsip dalam etika mengarahkan banyak perawat untuk memandang
“care” atau asuhan sebagai fondasi dan kewajiban. Hubungan perawat dengan
pasien merupakan pusat pendekatan berdasarkan asuhan, dimana memberikan
perhatian khusus secara langsung kepada pasien, sebagaimana dilakukan
sepanjang kehidupannya sebagai perawat. Perspektif asuhan memberikan arah
dengan cara bagaimana perawat dapat membagi waktu untuk dapat duduk
bersama dengan pasien merupakan suatu kewajaran yang dapat membahagiakan
bila diterapkan berdasarkan etika.
Karakteristik perspektif dari asuhan menurut Taylor meliputi:
a. Berpusat pada hubungan interpersonal dalam asuhan
b. Meningkatkan penghormatan dan penghargaan terhadap martabat klien atau
pasien sebagai manusia
c. Mau mendengarkan dan mengolah saran-saran dari orang lain sebagai dasar
yang mengarah pada tanggung jawab professional
d. Mengingat kembali arti tanggung ajwab moral yang meliputi kebajikan
seperti kebaikan, kepedulian, empati, perasaan kasih sayang dan menerima
kenyataan
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Etika dalam dunia keperawatan merupakan aplikasi atau penerapan teori
tentang filosofi moral ke dalam situasi nyata dalam praktik keperawatan dan
berfokus pada prinsip-prinsip dan konsep yang membimbing seorang perawat
berfikir dan bertindak dalam setiap menjalankan fungsinya sebagai perawat yang
dilandasi oleh nilai-nilai yang dianutnya dan diakui dunia keperawatan.
Nilai-nilai dalam dunia praktik keperawatan adalah suatu keyakinan seorang
perawat tentang penghargaan terhadap suatu standar atau pegangan yang
mengarah pada sikap/perilaku perawat dalam pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada pasien. Dalam dunia keperawatan, pengertian moral sebenarnya hampir
sama dengan pengertian etika, biasanya merujuk pada standar personal tentang
benar atau salah dalam praktik keperawatan. Pemahaman ini sangat penting bagi
setiap perawat untuk bisa mengenal antara etika dalam agama, hokum, tradisi dan
adat istiadat termasuk juga praktik professional seperti pelayanan kesehatan
terhadap pasien.
B. Saran
Dalam etika keperawatan, persoalan isu, etika dan moral tentu menjadi hal
yang sangat krusial. Perawat harus mengerti dan memahami tentang etika-moral
setiap menjalankan fungsinya sebagai perawat secara professional serta cara
pengambilan keputusan yang tepat. Persoalan etika dan moral sangat penting
sebagai landasan dalam pengambilan keputusan atau pemberian asuhan
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, Denidya. 2013. Buku Pintar Perawat Profesional Teori dan Praktik
Asuhan Keperawatan. Yogyakarta: Mantra Books
Nindy. 2013. Prinsip Etika Keperawatan. Yogyakarta: D-Medika
Teuku. 2013. IDEA Nursing Journal. Universitas Syiah Kuala: FK
Download