Uploaded by User4294

PEMIMPIN

advertisement
A. PEMIMPIN, PIMPINAN DAN KEPEMMPINAN
a. PEMIMPIN,
pemimpin/pe·mim·pin/ (n) 1. orang yang memimpin: ia ditunjuk menjadi ~ organisasi
itu; 2. petunjuk; buku petunjuk (pedoman): buku ~ montir mobil;~ produksi produser;
b. PIMPINAN,
pimpinan/pim·pin·an/ (n) hasil memimpin; bimbingan; tuntunan: berkat ~ nya,
perusahaan itu mendapat kemajuan yang sangat pesat;
c. KEPEMIMPINAN,
kepemimpinan/ke·pe·mim·pin·an/ (n) perihal pemimpin; cara memimpin: mahasiswa
tetap mendukung cara ~ nasional Presiden
B. KEPEMIMPINAN
i. Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai
tujuan organisasi (George R. Terry,1972)
ii. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan
praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam
hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan
pengajaran/instruksi.
Konsepsi baru tentang kepemimpinan melahirkan peranan baru yang harus dimainkan oleh
seorang pemimpin. Titik berat beralihkan dari pemimpin sebagai orang yang membuat rencana,
berfikir dan mengambil tanggung jawab untuk kelompok serta memberikan arah kepada orangorang lain. Kepada anggapan, bahwa pemimpin itu pada tingkatan pertama adalah pelatih dan
koordinator bagi kelompoknya. Fungsi yang utama adalah membantu kelompok untuk belajar
memutuskan dan bekerja secara lebih efisien dalam peranannya sebagai pelatih seorang pemimpin
dapat memberikan bantuan-bantuan yang khas. Yaitu :
1. Pemimpin membantu akan terciptanya suatu iklim sosial yang baik.
2. Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur-prosedur kerja.
3. Pemimpim membantu kelompok untuk mengorganisasi diri.
4. Pemimpin bertanggung jawab dalam mengambil keputusan sama dengan kelompok.
5. Pemimpin memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman.
C. TEORI DASAR KEPEMIMPINAN
1. Great Man Theory
Sifat-sifat kepemimpinan merupakan bawaan, artinya teori ini beranggapan bahwa
pemimpin-pemimpin besar itu sudah ditakdirkan sejak lahir.
2. Trait Theory
Manusia dilahirkan dengan karakteristik tertentu yang membuat mereka mampu menjadi
pemimpin yang ulung. Karakteristik khusus tersebut antara lain intelejensi, sikap
bertanggung jawab, kreatifitas dan berbagai karakter berkualitas lainnya yang membuat
seseorang mampu menjadi pemimpin yang baik.
3. Contingency Theory (Situational)
Tak ada cara tunggal untuk memimpin dan bahwa setiap gaya kepemimpinan seharusnya
didasarkan atas situasi tertentu, yang menandakan bahwa ada orang-orang tertentu yang
dapat menunjukkan kualitas kepemimpinan yang maksimal di tempat tertentu; tetapi justru
menunjukkan kualitas kepemimpinan yang minimal saat mereka keluar dari dari elemen
mereka.
4. Style and Behavior Theory
Hasil dari Trait Theory dan Style and Behaviour Theory menawarkan perspektif baru yang
berfokus pada kebiasaan seorang pemimpin dibandingkan dengan karakteristik mental,
fisik atau sosial seseorang. Behaviour Theory dibagi menjadi 2, yaitu:
i. Tugas seorang pemimpin.
ii. Unsur manusia.
D. ASPEK KEPEMIMPINAN
1. Aspek internal adalah pandangan seorang pemimpin ke arah masalah masalah ketatalembagaan yang meliputi: keadaan, gerak tuntutan, dan tujuan organisasi yang
dipimpinnya. Dalam aspek ini harus diperhatikan bahwa:
i. Pandangan pemimpin terhadap organisasi harus menyeluruh.
ii. Pengambilan keputusan harus dilakukan dengan cepat, tepat, dan tegas.
iii. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab kepada bawahan dilaksanakan
dengan baik
iv. Hubungann dengan bawahan harus terbina baik sehingga mudah mendapatkan
dukungan dan menggerakan mereka.
2. Aspek eksternal atau aspek politik adalah pandangan seorang pemimpin yang diarahkan
ke luar organisasi untuk melihat perkembangan situasi masyarakat.
3. Aspek tingkah laku
-
Fungsi Kepemimpinan
Aspek yang dipertahankan kelompok dan berkaitan dengan tugas yang harus
dilaksanakan oleh pemimpin agar kelompok dapat berfungsi secara efektif.
-
Gaya Kepemimpinan
Berbagai pola tingkah laku yang disukai oleh pemimpin dalam proses mengarahkan
dan mempengaruhi pekerja.
E. SYARAT PEMIMPIM
1. Kekuatan atau energi.
Seorang pemimpin harus memiliki kekuatan lahiriah dan rokhaniah sehingga mampu
bekerja keras dan banyak berfikir untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.
2. Penguasaan emosional.
Seorang pemimpin harus dapat menguasai perasaannya dan tidak mudah marah dan putus
asa.
3. Pengetahuan mengenai hubungan kemanusiaan.
Seorang pemimpin harus dapat membangun hubungan yang manusiawi dengan
bawahannya dan orang-orang lain, sehingga mudah mendapatkan bantuan dalam setiap
kesulitan yang dihadapinya.
4. Motivasi dan dorongan pribadi,
Mampu menimbulkan semangat, gairah, dan ketekunan dalam bekerja.
5. Kecakapan berkomunikasi
Kemampuan menyampaikan ide, pendapat serta keinginan dengan baik kepada orang lain,
serta dapat dengan mudah mengambil intisari pembicaraan.
6. Kecakapan mengajar.
Pemimpin yang baik adalah guru yang mampu mengajar dan memberikan teladan dan
petunjuk-petunjuk, menerangkan yang belum dengan gambaran jelas serta memperbaiki
yang salah.
F. TIPE DAN TOKOH PEMIMPINAN
Tipe Kepemimpinan:
1. Otokratik / Otoriter
Kepemimpinan otokratik adalah bentuk ekstrim dari kepemimpinan transaksional di mana
pemimpin memiliki kekuatan penuh (totalitarian) terhadap staf/bawahan. Staff dan anggota
tim memiliki kesempatan kecil untuk menyalurkan pendapat, meskipun hal ini adalah hal yang
menarik bagi anggota tim atau organisasi. Keuntungan dari sistem ini adalah paling efisien.
Keputusan dapat dibuat secara cepat serta usaha untuk menerapkan keputusan tersebut dapat
dilakukan sesegera mungkin. Kerugian dari sistem ini, kebanyakan bawahan membenci sistem
ini. Kepemimpinan otokratik paling baik diterapkan di dalam kondisi krisis, di mana
keputusan harus dibuat secara cepat dan tanpa ada perdebatan.
Contoh pemimpin diktaktor Adolf Hitler, Muammar Khadafi, Saddam Husein, Husni
Mubarak dan lain-lain
2. Birokrat
Kepemimpinan birokratis mengikuti aturan secara ketat dan meyakinkan bawahannya
bahwa mereka juga mengikuti aturan yang serupa. Sistem ini merupakan sistem yang cocok
untuk pekerjaan yang memasukkan risiko kerja yang berbahaya (seperti bekerja dengan
mesin, dengan zat beracun, dan pada ketinggian) atau di mana menyertakan sejumlah uang
yang banyak. Kepemimpinan birokratis juga sangat berguna pada organisasi di mana
karyawan bekerja di dalam rutinitas (Shaefer, 2005). Kelemahan dari sistem ini adalah sangat
tidak efektif di dalam tim dan organisasi yang mengandalkan fleksibilitas, kreatifitas, dan
inovasi (Santrock, 2007)
3. Karismatik
Teori kepemimpinan karismatik menggambarkan apa yang diharapkan baik dari pemimpin
maupun pengikut. Kepemimpinan karismatik adalah gaya kepemimpinan yang dapat
dijabarkan tetapi dapat dirasakan kurang nyata dibandingkan pola kepemimpinan lainnya
(Bell, 2013). Sering disebut sebagai pola kepemimpinan transformasional, pemimpin
karismatik menginspirasi hasrat di dalam tim tersebut dan bersemangat di dalam memotivasi
karyawan untuk terus bergerak ke depan (progresif). Jaminan rangsangan dan komitmen dari
dalam tim merupakan aset berharga di dalam produktivitas serta mencapai tujuan. Kelemahan
dari sistem ini adalah perlunya kepercayaan diri tinggi dari pemimpin dibandingkan karyawan
/ bawahan. Sistem ini bisa menjurus bahaya ke dalam proyek dan atau seluruh organisasi
apabila sang pemimpin meninggalkan. Sebagai tambahan, pemimpin karismatik mungkin
percaya bahwa dia tidak dapat bertindak salah, meskipun orang lain mengingatkannya
mengenai jalur di mana ia melangkah serta perasaan tidak terkalahkan dapat menghancurkan
seluruh tim dan atau organisasi.
Contoh pemimpin kharismatik adalah Nelson Mandela, John F Kennedy, Martin Luther
King, Soekarno dan lain-lain
4. Demokratis / Partisipatif
Pemimpin demoratis membuat keputusan akhir tetapi juga menyertakan anggota tim di
dalam membuat keputusan akhir. Sistem ini memberdayakan kreativitas dan anggota tim
sering disertakan di dalam proyek dan pengambilan keputusan. Ada banyak keuntungan
kepemimpinan demokratis. Anggota tim cenderung memiliki kepuasan bekerja yang tinggi
dan cenderung produktif karena mereka merasa ikut serta. Sistem ini juga membantu
mengembangkan bakat karyawan. Anggota tim akan merasa seperti bagian dari sistem yang
lebih besar dan berarti dan akan lebih termotivasi untuk mencapai lebih dari kepuasan
finansial. Kelemahan dari sistem ini adalah akan mudah goyah pada situasi di mana kecepatan
dan atau efisiensi merupakan hal penting. Selama krisis, sebagai contoh, suatu tim dapat
membuang-buang waktu untuk mengumpulkan masukan. Bahaya potensial lainnya adalah
anggota tim yang tidak memiliki pengetahuan atau pengalaman akan memberikan masukan
yang berharga.
Contoh pemimpin demokratis adalah John F Kennedy, Mahatma Gandhi dan lain-lain
5. Laissez-Faire
Pola kepemimpinan laissez-faire mungkin merupakan pola kepemimpinan yang terbaik
atau malah terburuk dari seluruh pola kepemimpinan yang ada (Goodnight, 2011). Laissezfaire, bahasa Perancis untuk biarkan saja, apabila diterapkan kepada sistem kepemimpinan
menggambarkan pemimpin yang membolehkan orang-orang bekerja dengan cara mereka
sendiri. Pemimpin pola Laissez-faire menanggalkan tanggung jawab dan menghindari
membuat keputusan, mungkin memberi seluruh anggota tim kemerdekaan penuh untuk
melakukan pekerjaan mereka dan menyusun target masing-masing.
Pemimpin Laissez-faire biasanya membolehkan bawahannya memiliki kuasa untuk
mengambil keputusan atas pekerjaannya (Chaudhry & Javed, 2012). Pemimpin menyediakan
tim dengan sumber daya dan bimbingan, jika diperlukan, akan tetapi tidak terlalu sering. Gaya
kepemimpinan ini dapat berjalan efektif apabila pemimpin selalu memonitor performa dan
memberikan tanggapan (feedback) kepada anggota tim secara reguler. Keuntungan utama dari
kepemimpinan laissez-faire adalah mempersilahkan anggota tim suatu otonomi yang dapat
membimbing kepada kepuasan pekerjaan yang tinggi dan meningkatkan produktivitas. Pola
ini dapat merusak apabila anggota tim tidak mampu mengatur waktunya dengan baik atau
tidak memiliki pengetahuan, bakat, atau motivasi untuk melakukan pekerjaannya secara
efektif. Jenis kepemimpinan ini dapat berjalan apabila manager tidak memiliki kendali yang
layak terhadap bawahannya (Ololube, 2013).
6. Transaksional
Gaya kepemimpinan ini dimulai dari ide bahwa anggota tim setuju untuk mematuhi
pemimpinnya apabila mereka menerima tugas. Transaksi tersebut biasanya menyertakan
organisasi akan menugaskan kepada anggota tim berdasarkan usaha dan kepatutannya.
Pemimpin memiliki hak untuk menghukum anggota tim apabila pekerjaan mereka tidak
memenuhi standar yang layak. Hubungan pekerjaan minimalis yang dihasilkan di antara
atasan dan bawahan berdasarkan transaksi ini (usaha untuk membayar).
G. FUNGSI DAN PERAN PEMIMPIN
H. TUGAS.
Download