Membantu mengatasi Kesulitan Memahami Konsep Pengurangan Bilangan Cacah Siswa Kelas III SD Yonathan Saba’ Pasinggi Abstract: One way to check the sharpness of reasoming that can help students clarify to solve the problems of everyday life isthat if students understand the reduction in the number count. Based on the obsevation of the 4th grade students SDN. III No. 24 Parepare, was found in verbal learning and procedural, without using props and other media, such as Base 10 blocks and abacus seeds. Besed on early tests provided there is difficulty in understanding the concept of reducing the numbers count not understand tha besic facts subtraction, place value of numbers when written in long form, and technique transfert (borrowing). The results of research efforts in helping overcome the difficully understanding the concept of reducing the number of chopped fhrough sereval steps, namely the students taught to write example of reducation, then they are invited to make an example and solve these examples in I times the long decker move, almost the same as the previous step, but this time the students were asked to solve problems that have made reductions in short- decker, and the last one students taught to use a short decker reduction approach with I-time nove to understand the reduction of the numbers count by 2 times a shift. There fore it is suggested that teachers should use visuals in learning activities. To understand the concept of reducing the number count, students must first undertand the basic fact of the reduction, the value of the place, and transfer techniques. Kata-kata Kunsi: Mengatasi Kesulitan, Pengurangan Bilangan Cacah, Konsep Khusus di SD fungsi matematika diutamakan agar siswa mengenal, memahami, serta menggunakan bilangan dalam kaitannya dengan praktek kehidupan sehari-hari {Depdikbud 2004:6). Telah disadari bahwa hampir semua bidang studimenggunakan matematika sebagai alat bantu baik dalam menganalisis data maupun dalam memecahkan masalah. Mulai dari bidang studi IPA, IPS, hingga Bahasa banyak memerlukan Matematika. Oleh sebab itu, konsep-konsep dasar matematika perlu ditanamkan sejak dari sekolah dasar. Penelitian ini terpusat pada pengurangan bilangan cacah karena banyak masalah sehari-hari mengenai matematika yang dihadapi anak usia sekolah dasar yang tidak dapat dipecahkan jika tidak menguasai penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah. Penguasaan operasi penjumlahan hanya dapat dicapai apabila siswa memahami operasi berikut sifatsifatnya, dapat menghitung dengan lancar, dan dapat menerapkan algoritma pada soal-soal terapan ( Sumantri, 1988: 85). Dalam observasi, penulis menemukan pembelajaran yang sifatnya verbal dan prosedural, tanpa menggunakan alat peraga dan media lainnya. Selain itu, penulis juga menemui beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam topik pengurangan memindah (meminjam), dan pengurangan bilangan tiga angka dari empat angka dengan memindah. Penelitian ini berfokus pada hal-hal yang berkaitan dengan membantu dalam mengatasi kesulitan siswa dalam memahami konsep pengurangan bilangan cacah sehingga tujuan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kesulitan memahami konsep pada pengurangan bilangan cacah yang dilakukan oleh siswa, dan membantu siswa agar mereka dapat memahami konsep pengurangan bilangan cacah dapat terpenuhi dengan baik. Secara spesifik masalah yang menjadi menjadi fokus dalam penelitian ini adalah “ksulitan apa saja yang dialami siswa dalam memahami konsep pengurangan bilangan cacah pada siswa kelas III?. Apakah penyebab kesulitan siswa pada operasi pengurangan bilangan cacah? ; dan bagaimana mengatasi kesulitan siswa tentang operasi pengurangan bilangan cacah?”. Belajar konsep: Belajar adalah suatu proses pembentukan makna yang dikontruksi sendiri oleh siswa melalui proses assimilasi dan akomodasi, yang bersumber dari pengetahuan awal dengan pengetahuan yang sedang dipelajari. Sedangkan konsep adalah ide/gagasan yang menggambarkan sifat/ciriyang umumdari sekelompok objek atau peristiwa.Pada umumnya konsep dapat dipelajari dengan 2 cara yaitu obsevasi (penggolongan objek-objekmenjadi satu jenis) dan melalui definisi(menggunakan kalimat untuk mendefinisikan suatu objek). Mengajar Konsep: menghindari kesulitan siswa dalam memahami konsep, guru perlu menentukan langkah-langkah yang tepat mengingat konsep dalam matematika berhubungan satu dengan yang lain. Ini berati guru harus berusaha menguasai konep dalam matematika. Konsep Pengurangan: Untuk menjelaskan konsep pengurangan kepada siswa SD dapat digunakan model sebagai berikut: partisi, membandingkan, komplemen, menghitung mundur, invers penjumlahan dan alat peraga yang digunakan adalah; himpunan objek (misalnya: kelereng, pensil, buku tulis, kubus satuan, dan garis bilangan). Fakta dasar pengurangan: Fakta dasar pengurangan bilangan cacah adalah kombinasi pengurangan yang melibatkan bilangan 0 sampai dengan 18 sebagai bilangan yang dikurangi (terkurang), bilangan 0 sampai 9 sebagai bilangan pengurang. Contoh fakta dasar pengurangan bilangan cacah adalah 18 – 9, 8 – 8, dan 16 – 7. Sedangkan 18 – 2 dan 15 – 4 adalah bukan fakta dasar pengurangan bilangan cacah karena selisihnya lebih besar dari 9. Nilai tempat : Nilai tempat dari suatu lambang bilangan adalah nilai dari lambang berikut berkaitan dengan letaknya. Misalnya ; nilai “ 2” pada 12 berbeda dengan nila 2 pada 21. Pada bilangan pertama lambang ”2” menyatakan 2 satuan dan pada bilangan kedua lambang “2” menyatakan 2 puluhan. Alat peraga yang dapat digunakan untuk menjelaskan konsep bilangan dan lambangnya pada basis 10 nilai tempatnya, pada siswa sekolah dasar terdiri dari dua jenis yaitu alat peraga proporsional dan alat peraga non proporsional ( Kennedy dan Tipps, 1994: 252). Tehnik Memindah : Depdikbud (1975: 44-46) mengatakan untuk memahami tehnik pengurangan dengan cara khusus yang biasa disebut “meminjam” atau “mengganti nama”. Siswa dapat menuliskan kalimat pengurangan dalam bentuk bersusun serta dapat mengurangkannya. METODE Penelitian ini mengkaji variabel tunggal yaitu membantu mengatasi kesulitan memahami konsep pengurangan bilangan cacah siswa SD kelas III dengan sasaran penelitian atau responden adalah 4 0rang siswa kelas III SDN No. 24 Kota Parepare. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian yaitu penelitian tindakan. Data variabel penelitian mengenai upaya membantu dalam mengatasi kesulitan mamahami konsep pengurangan bilangan cacah pada siswa kelas III dikulpulkan melalui tes, wawancara, pengamatan partisipatif. Tehnik analisis data digunakan dalam penelitian ini adalah analisis logis yaitu analisis berdasarkan penalaran logika. Untuk menjamin keabsahan data dilakukan trianggulasi, konsultasidengan pembimbing, dan diskusi dengan teman sejawat dan guru mata pelajaran matematika. Tahap-tahap penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tahap perencanaan dan pelaksanaan tindakan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian dibagi menjadi 3 siklus yaitu 1. Siklus I dibagi lagi menjadi 2 tindakan yaitu: a. Tindakan IA: Tujuan pembelajaran pada tindakan IA ini adalah siswa diharapkan dapat memahami pengurangan bilangan cacah tanpa memindah. Dalam hal ini siswa dituntut untuk memahami melalui peragaan benda kongkret. Hal ini dirasakan perlu karena sebelum siswa mengurangkan, mereka harus memahami pakta dasar pengurangan. Namun berdasarkan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti, tujuan yang ingin dicapai pada tindakan IA belum sepenuhnya berhasil sehingga untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, perlu dilakukan tindakan berikutnya (tindakan IB). b. Tindakan IB: tujuan pembelajaran pada tindakan IB ini siswa diharapkan dapat memahmi nilai tempat. Dalam hal ini siswa dituntut untuk dapat memahami “letak” dan nilai tempatnya suatu bilangan. Setalah kegiatan pembelajaran, peneliti menyimpulkan bahwa tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran IB sudah tercapai yaitu siswa dapat memahami pengurangan bilangan cacah tanpa tehnik memindah. 2. Sama dengan siklus I, dalam siklus II ini juga dibagi dengan 2 tindakan yaitu: a. Tindakan IIA: Tujuam pembelajaran tindakan IIAadalah agar siswa dapat menentukan hasil pengurangan bilangan cacah dengan satu kali memindah. Dalam hal ini siswa dituntut untuk menuliskan contoh pengurangan disertai dengan peragaan melalui alat peraga blok basis 10 dan dilanjutkan dengan peragaan menggunakan abakus biji. Setelah siswa dapat memahami pengurangan bilangan cacah bersusun panjang dengan satu kali memindah sehingga pada akhirnya dapat dikatakan bahwa tujuan pembelajaran tindakan IIA ini telah tercapai maka pembelajaran selanjutnya akan dilanjutkan pada tindakan IIB. b. Tindakan IIB: Tujuan pembelajaran tindakan IIB adalah siswa diharapkan dapat menentukan hasil pengurangan bilangan cacah bersusun pendek. Dalam hal ini siswa dituntut untuk memahami pengurangan bilangan cacah bersusun pendek dengan satu kali memindah. Dengan pendekatan alat peraga siswa diarahkan untuk menentukan pengurangan bilangan cacah antara 1.001 – 5000. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tindakan IIA dan IIB pada pada siklus II ini, peneliti berkesimpulan bahwa siswa sudah memahami konsep pengurangan bilangan cacah dengan satu kali memindah. Oleh sebab itu, tindakan-tindakan pada siklus II dinyatakan selesai. 3. Siklus III: Tujuan pembelajarandalam tindakan III adalah siswa diharapkan dapat menyelesaikan soal-soal pengurangan bilangan cacah dengan dua kali menindah . Dalam hal ini siswa dituntut untuk memahami konsep pengurangan dengan dua kali memindah. Berdasarkan tes akhir yang dilakukan peneliti, terlihat bahwa sudah ada kemajuan dalam memahami konsep pengurangan bilangan cacah. Dalam hal ini siswa telah memahami pakta dasar pengurangan dan nilai tempat. Sama dalam hasil penelitian, pembahasan penelitian juga dibagai menjadi 3 siklus, yaitu: 1. Siklus I terbagi menjadi 2 tindakan yaitu: a. Tindakan IA: Penyebab kurangnya pengetahuan siswa tentang konsep pengurangan disebabkan : (1) strategi penyampaian materi pelajaran yang digunakan guru adalah secara verbal dan prosedural dan (2) Kurangnya penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar, sebaiknya dalam pembelajaran disertakan dengan menggunakan alat peraga benda kongkret untuk pemahaman konsep. b. Tindakan IB. Pada pembelajaran ini siswa sudah mulai beradaptasi dengan tradisi belajar kontruktivis. Siswa belajar bebas dalam menyelesaikan tugasnya. Degeng (1998:27) menyatakan bahwa orang yang belajar harus bebas. Implikasinya dalam pembelajaran bisa dalam bentuk pemberian kebebasan kepada siswa (1) menyelesaikan tugasnya dalam waktu yang cukup memadai (2) memanipyulasi model-model bangun yang berupa benda semi kongkret, (3) mengemukakan idenya dengan caranya sendiri. Berdasarkan hasil temuan peneliti, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada tindakan IB yang berupaya membantu mengatasi kesulitan memahami konsep nilai tempat sudah terpenuhi. 2. Siklus II yang juga terbagi dua tindakan yaitu: a. Tindakan IIA: Pada kegiatan ini peneliti berusaha membantu siswa agar mereka memahami pengurangan bilangan cacah dengan satu kali memindah. (meminjam) antara 1001 sampai dengan 5000. Langkah-langkah yang pernah ditempuh peneliti pada tindakan sebelumya (tindakan IA) ditetapkan juga dalam pembelajaran pada tindakan ini. Pada akhir pembelajaran, siswa dapat memahami pengurangan bilangan cacah dengan satu kali memindah dalam bentuk panjang sehingga kegiatan pembelajaran berikut dilakukan pada tindakan IIB. b. Tindakan IIB. Pada tindakan ini pembelajaran difokuskan pada pengurangan bilangan cacah bersusun pendek dengan satu kali memindah. Awal dari pembelajaran ini, siswa diingatkan tentang pengurangan bilangan cacah bersusun panjang dengan satu kali memindah kemudian dilanjutkan dengan pengurangan bersusun pendek dengan satu kali memindah. 3. Siklus III: Kigiatan ini difokuskan pada upaya membantu siswa mengatasi kesulitan pemahaman konsep pada pengurangan bilangan cacah dengan dua kali memindah. Mengawali kegiatan pembelajaran guru mengingatkan kembali pengurangan bilangan cacah satu kali memindah dengan bersusun pendek kemudian mengaitkannya dengan cara pengurangan bilangan cacah bersusun pendek dengan dua kali memindah. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pada hasil dan pembahasan penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut. a. Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam memaham konsep bilangan cacah antara lain. Kesulitan dalam memahami pakta dasar kesulitan dalam menentukan nilai tempat dari masing-masing angka dalam suatu bilangan cacah, siswa cenderung langsung menyelesaikan pengurangan tanpa memandang bilangan pengurangan terkurang, dan apabila terdapat bilangan nol berturut turut dalam pengurangan bilangan cacah, siswa menganggap bilangan yang lebih besar dikurangi dengan nol. b. Penyebab dari kesulitan-kesulitan di atas adalah sebagai berikut: siswa kurang menguasai konsep-konsep pengurangan bilangan cacah, belum memahami konsep nilai tempat dan bentuk pangjang suatu bilangan cacah, dan siswa kurang menguasai fakta dasar pengurangan, nilai tempat, atau bentuk panjang dari suatu bilangan cacah. c. Untuk membantu mengatasi kesulitan siswa pada pengurangan bilangan cacah diperlukan tindakan seperti , pengurangan alat peraga berupa basis 10 dan abakus biji, penguasaan siswa terhadap pengurangan bilangan cacah sampai dengan 1000, dan tanya jawab. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan bahwa dalam kegiatan pembelajaran pengurangan bilangan cacah, guru hendaknya mempergunakan alat peraga blok basis 10 atau abakus biji. Untuk memahami konsep pengurangan bilangan cacah, terlebih dahulu siswa memahami fakta dasar pengurangan, nilai masing-masing angka pada bilangan yang telah ditentukan, serta istilah tehnik memindah yang masih perlu disosialisasikan pada setiap kesempatan yangada. DAF TAR RUJUKAN Degeng , I Nyoman, S. 1998. Mencari Paradigma Baru: Pemecahan Masalah: Dari Keteraturan Menuju Ke Sembrautan Pidato Pengukuhan Guru Besar IKIP Malang, Malang 30 Nopember Depdikbud 2004. Kurikulum Pendidikan Dasar, Jakarta: Depdikbud Jakarta Depdikbud 1975 Pedoman Khusus Matematika 3a. Jakarta Kennedy, Leonard M, Tipps, Steve 1994 Guilding Children’s Learning of Mathematics Californier : Words Worth Publising Company Sumantri, Bambang IR. 1988 Metode Pembelajaran Matematika Untuk Sekolah Dasar Erlangga Jakarta