Mencermati kondisi pasar pada perdagangan hari ini, Kamis (21/8), terlihat IHSG cenderung mengalami penurunan seiring dengan pelemahan sejumlah bursa saham utama Asia dan terdepresiasinya laju Rupiah. Kami melihat dengan melemahnya sejumlah laju bursa saham utama Asia tersebut dari awal perdagangan telah membuat pelaku pasar cenderung melakukan aksi profit taking dan mengamankan posisi. Selain itu, dengan posisi IHSG secara teknikal yang masih berada di sekitar area overbought turut memicu aksi profit taking tersebut. Sementara dari laju Rupiah yang terdepresiasi lebih dikarenakan menguatnya US$ seiring peningkatan beberapa data-data ekonominya dalam beberapa hari terakhir sehingga memberikan sentimen positif pada US$ serta juga memicu spekulasi akan percepatan kenaikan Fed rate. Terkait dengan jelang pembacaan hasil sidang MK, kami menilainya sebagai sentimen tambahan yang dapat mempengaruhi pergerakan pasar. Meski kami berharap pengaruhnya tidak akan signifikan terhadap pasar modal namun, dengan masih terkontaminasinya kondisi pasar modal terhadap masalah politik membuat pergerakan pasar modal tentunya akan terpengaruh. Pelaku pasar juga turut wait & see terhadap hasil sidang tersebut. Kami mencoba membuat 2 skenario pergerakan pasar uang, pasar saham, dan pasar obligasi. Skenario I jika diasumsikan pelaku pasar tidak akan terpengaruh dengan apapun hasil sidang MK maka pelaku pasar akan lebih mencermati kondisi pasar saham global. Dengan demikian, IHSG akan berada pada posisi support 5160-5182 dan resisten 5200-5215. Rupiah 10715-10695. Pasar obligasi bergerak dalam rentang plus minus 5-10 bps. Skenario II, jika pelaku pasar merespon hasil dari sidang tersebut dimana akan membuat pelaku pasar menahan diri dari keagresivitasnya dalam bertransaksi maka IHSG akan berada lebih rendah dalam rentang support 5125-5138 dan resisten 5185-5196 dengan kecenderungan melemah. Laju Rupiah di kisaran 10725-10690 dan pasar obligasi berada di rentang -10 hingga -15 bps. Skenario II kami menilai dapat terjadi apapun hasil dari sidang MK. Asumsinya jika sidang gugatan MK diterima maka MK dapat menghasilkan keputusan Pilpres diulang atau menganulir keputusan KPU sebelumnya yang memenangkan pasangan Jokowi-Jk (JKJK) atau menetapkan pasangan Prabowo-Hatta (PSHR) sebagai Presiden dan Wakil Presiden yang sah maka imbasnya kondisi pasar akan cenderung melemah karena pelaku pasar akan bersikap wait & see karena menunggu langkah selanjutnya dari pasangan PSHR untuk menentukan pihak-pihak yang akan duduk dalam kabinetnya dan realisasi atas program-program kerja ekonominya dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan akan jalannya pemerintahan di bawah kabinet PSHR nantinya. Sebaliknya, jika sidang gugatan tersebut ditolak MK maka kondisi pasar pun juga kurang lebih akan cenderung mengalami pelemahan bahkan mungkin akan lebih dalam karena kekhawatiran akan terjadi kerusuhan dari pihak-pihak demonstran. Jadi, dalam hal ini, apapun hasil dari sidang MK yang berjalan dalam waktu panjang tersebut sudah pasti akan membuat kondisi pasar terpengaruh dan cenderung melemah karena munculnya ketidakpastian baru. Pelaku pasar pun yang telah mendapatkan gain sebelumnya akan cenderung untuk profit taking dan bukan tidak mungkin mereka akan melakukan bersih-bersih barang. Namun demikian, kami berharap sentimen ini dapat berlangsung sesaat sehingga ketika terjadi pelemahan dapat dimanfaatkan untuk buy on weakness, terutama pada saham-saham big caps yang sudah pasti banyk terkena aksi jual. Untuk sementara ini, kami melihat pada saham-saham second liner dengan strategi trading jangka pendek. Semoga apapun hasil sidang MK dapat diterima oleh semua pihak dengan besar hati dan legowo sehingga tidak membuat pelaku pasar khawatir akan keamanan di berbagai wilayah. Dan kita harapkan pelaku pasar lebih memperhatikan pada saham-saham maupun efek lainnya yang ada dalam portofolio maupun yang akan dipilih ke dalam portofolio dibandingkan memperhatikan sidang MK yang akan menyita waktu trading. Salam Investasi Reza Priyambada Sekretaris Jenderal Forum Komunikasi CSA Head of Research PT Trust Securities