Konsep Mead tentang

advertisement
KOMUNIKASI SEBAGAI
PROSES SIMBOLIK
1.
2.
3.
Pengertian simbolik interaksinonisme
Pemikiaran George Herbert Mead
Pemikiran Herbert Blumer
PENGERTIAN SIMBOLIK
INTERAKSIONISM
Simbolik interaksionisme adalah cara kita
menginterpretasikan dan memberi makna
pada lingkungan disekitar kita melalui cara
kita berinteraksi dengan orang lain.
Teori interaksi simbolik menekankan
dua hal:


Pertama, manusia dalam masyarakat tidak
pernah lepas dari interaksi sosial.
Kedua ialah bahwa interaksi dalam
masyarakat mewujud dalam simbol-simbol
tertentu yang sifatnya cenderung dinamis.
Premis teori interaksi simbolik:
1.
2.
3.
Manusia bertindak terhadap sesuatu
berdasarkan makna yang ada pada
“sesuatu” itu bagi mereka,
Makna tersebut berasal atau muncul dari
“interaksi sosial seseorang dengan orang
lain”, dan
Makna tersebut disempurnakan melalui
proses penafsiran pada saat “proses
interaksi sosial” berlangsung.
Asumsi pokok teori interaksi simbolik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Individu dilahirkan tanpa punya konsep diri.
Konsep diri terbentuk ketika seseorang bereaksi terhadap orang
lain dan melalui persepsi atas perilaku tersebut.
Konsep diri, setelah mengalami perubahan, menjadi motif dasar
dari tingkah laku.
Manusia adalah makhluk yang unik karena kemampuannya
menggunakan dan mengembangkan simbol untuk keperluan
hidupnya. Binatang terbatas
Manusia beraksi terhadap segala sesuatu tergantung bagaimana
ia mendefinisikan sesuatu tersebut. Misalnya, bila kita sudah
memandang si A sebagai pembohong, maka kita tidak akan
percaya apa yang si A katakan walaupun benar.
Makna merupakan kesepakatan bersama di lingkungan sosial
sebagai hasil interaksi. Sebagai contoh, sesuatu produk media
dianggap karena masyarakat menilainya demikian.
ISTILAH POKOK
DALAM TEORI SIMBOLIK INTERAKSIONISME
1.
2.
Identities [identitas], yakni pamaknaan diri
dalam suatu pengambilan peran.
Language [bahasa], yakni suatu sistem
simbol yang digunakan bersama diantara
anggota kelompok sosial. Bahasa
digunakan sebagai alat komunikasi dan
representasi.
ISTILAH POKOK
DALAM TEORI SIMBOLIK INTERAKSIONISME
3.
4.
5.
Looking glass self [cara melihat diri], yakni
gambaran mental sebagai hasil dari mengambil
peran orang lain.
Meaning [makna], yakni tujuan dan atribut bagi
sesuatu. Meaning ditentukan oleh bagaimana kita
merespon dan menggunakannya.
Mind [pikiran], yakni proses mental yang terdiri
dari self, interaksi, dan refleksi, berdasarkan
simbol sosial yang didapat.
ISTILAH POKOK
DALAM TEORI SIMBOLIK INTERAKSIONISME
6.
7.
8.
Role-taking [bermain peran], yakni kemampuan
untuk melihat diri seseorang sebagai objek,
sehingga diperoleh gambaran bagaimana orang
lain melihat dia.
Self-concept [konsep diri], yakni gambaran yang
kita punya tentang siapa dan bagaimana diri kita
yang dibentuk sejak kecil melalui interaksi dengan
orang lain. Misalnya jika seorang anak dicap
sebagi orang yang bodoh oleh gurunya maka
begitulah konsep dirinya berkembang.
Self-fulfilling prophecy [harapan untuk
pemenuhan diri], yakni tendensi bagi ekpektasi
untuk memunculkan respon bagi orang lain yang
diantisipasi oleh kita. Masing-masing dari kita
memberi pengaruh bagi orang lain dalam hal
bagaimana mereka melihat diri mereka.
PEMIKIRAN GEORGE HERBERT
MEAD
Ide pokok pemikiran Mead terletak pada tiga
konsepsi, yakni:
1.
Mind
2.
self dan
3.
society.
Konsep Mead tentang “Mind”


Mead mendefinisikan mind sebagai
fenomena sosial yang tumbuh dan
berkembang dalam proses sosial sebagai
hasil dari interaksi.
Konsepsi mind lebih merupakan proses
daripada sebuah produk. Hal ini berarti
bahwa kesadaran bukanlah hasil tangkapan
dari luar, melainkan secara aktif selalu
berubah dan berkembang.
Dalam kaitan ini, Mead mengelaborasi relasi bahasa dan mind.
Menurutnya mind membantu bahasa meningkatkan kapasitas:

Menentukan objek dalam lingkungan sosial, melalui
pembentukan simbol yang signifikan.

Menggunakan simbol sebagai stimulus untuk menghasilkan
respon dari orang lain.

Membaca dan menginterpretasikan gesture orang lain dan
menggunakan stimulus ini sebagai respon.

Menyediakan imajinasi alternatif dari stimulu dan respon dari
lingkungan.
Konsep Mead tentang “Self”
Self [diri] memiliki dua unsur yakni:
 “I” yang dapat diterjemahkan sebagai “aku”
merupakan bagian yang unik, impulsif, spontan,
tidak terorganisasi, tidak bertujuan, dan tidak dapat
diramal dari seseorang.
 “Me” yang diterjemahkan dengan “daku” adalah
generalized others, yang merupakan fungsi
bimbingan dan panduan. Me merupakan prilaku
yang secara sosial diterima dan diadaptasi.
Baik “I” maupun “me” keduanya diperlukan untuk
melakukan hubungan sosial.
 “I” merupakan rumusan subjektif tentang diri ketika
berhadapan dengan orang lain
 Sedangkan “me” merupakan serapan dari orang
lain, yang melalui proses interanalisasi kemudian
diadopsi untuk membentuk “I” selanjutnya.
Dalam setiap interaksi akan terjadi perubahan “I”
dan “me” secara dinamis.

Dalam konteks komunikasi, perubahan tersebut
menimbulkan optimisme, yakni
bagaimanapun komunikasi akan
menimbulkan perubahan. Soal besar kecilnya
perubahan dan seperti apa perubahan yang
diinginkan itu tergantung pada strategi dan
efektivitas komunikasi yang dilakukan.
Konsep Mead tentang “Society”


Soceity menurut Mead adalah kumpulan self
yang melakukan interaksi dalam lingkungan
yang lebih luas yang berupa hubungan
personal, kelompok intim, dan komunitas.
Institusi society karenanya terdiri dari respon
yang sama.
Society dipelihara oleh kemampuan individu
untuk melakukan role-taking dan generalized
others.
Konsepsi Blumer SIT



Meaning, merupakan dasar bagi kita untuk bertindak terhadap
segala sesuatu.
Language, makna yang tumbuh dalam interaksi sosial
menggunakan bahasa. Penamaan simbolik merupakan dasar
bagi kelompok sosial. Perluasan pengetahuan pada
hakikatnya merupakan perluasan penamaan.
Thought, atau disebut juga “minding” merupakan interpretasi
individu atas simbol yang dimodifikasi melalui proses berpikir
seseorang. Mindng merupakan refleksi sejenak untuk berpikir
ulang. Thought merupakan percakapan mental yang
membutuhkan role-taking dengan mengambil sudut pandang
orang lain.
PEMIKIRAN GEORGE HERBERT BLUMER
Blumer memulai pemikirannya tentang teori ini dengan
tiga dasar pemikiran sebagai berikut:

Manusia berprilaku terhadap hal-hal berdasarkan
makna yang dimiliki hal-hal tersebut baginya.

Makna hal-hal tersebut berasal dari atau muncul
dari interaksi sosial yang pernah dilakukan dengan
orang lain.

Makna-makna itu dikelola dalam dan diubah
melalui proses penafsiran yang dipergunakan oleh
oarng yang berikatan dengan hal-hal yang
dijumpai.
Menurut Blumer konsepsi diri berkembang
melalui interaksi simbolik melalui apa yang
disebut looking-glass-self, yakni gambaran
mental tentang self yang dihasilkan dari
mengambil peran bagi orang lain. Tanpa
bahasa kita tidak dapat mengembangkan
konsep diri.


Blumer mengatakan bahwa dalam proses sosial
yang berlaku bukanlah “you become whatever you
tell yourself your are” tetapi “you become whatever
those around you tell you your are”.
Yang berlaku bukan “Anda menjadi apapun apa
yang Anda katakan tentang diri Anda”, tapi “Anda
menjadi apapun yang orang lain di sekitar Anda
katakan mengenai siapa Anda”.
Sebagai contoh, kita tidak bisa mengatakan
bahwa kita adalah orang baik, sementara
orang disekitar kita mengatakan bahwa kita
adalah orang jahat. Dalam teori ini seseorang
dikatakan baik atau dikatakan jahat
tergantung dari orang di sekitar kita.
Kritik Teori Interaksionisme Simbolik
1.
2.
3.
4.
Meniadakan peran genetika.
Kurang mengakui kapasitas individu.
Terlalu menjeneralisir manusia.
Terlalu membedakan manusia-binatang
Download