KERANGKA KONSEPTUAL DALAM KAJIAN KELUARGA ph_pratiwi FIS UNY TEORI KELUARGA MAKRO Teori Struktural Fungsional/Sistem MIKRO Teori Pertukaran Sosial Teori Konflik Sosial Teori Interaksi Simbolik Teori Gender Teori Perkembangan (Multilineal)-(Tingkatan Masyarakat) Teori Perkembangan (unilineal)-(Tingkatan Individu dan Keluarga) 1. TEORI STRUKTURAL-FUNGSIONAL/ SISTEM Pendekatan teori sosiologi struktural-fungsional biasa digunakan oleh Spencer dan Durkheim yang menyangkut struktur (aturan pola sosial), fungsinya dalam masyarakat, dan pada kehidupan sosial secara total Penganut pandangan teori struktural-fungsional melihat sistem sosial sebagai suatu sistem yang seimbang, harmonis dan berkelanjutan Konsep struktur sosial meliputi bagian-bagian dari sistem dengan cara kerja pada setiap bagian yang terorganisir William F. Ogburn dan Talcott Parsons adalah para sosiolog ternama yang mengemukakan pendekatan struktural-fungsional dalam kehidupan keluarga pada abad ke-20 TEORI STRUKTURAL-FUNGSIONAL Pendekatan struktural-fungsional dapat digunakan dalam menganalisis peran keluarga agar dapat berfungsi dengan baik untuk menjaga keutuhan keluarga dan masyarakat Keluarga adalah unit universal yang memiliki peraturan, seperti peraturan untuk anak-anak agar dapat belajar untuk mandiri. Tanpa aturan atau fungsi yang dijalankan oleh unit keluarga, maka unit keluarga tersebut tidak memiliki arti (meaning) yang dapat menghasilkan suatu kebahagiaan PERSYARATAN STRUKTURAL YANG HARUS DIPENUHI OLEH KELUARGA AGAR DAPAT BERFUNGSI Diferensiasi peran yaitu alokasi peran/ tugas dan aktivitas yang harus dilakukan dalam keluarga Alokasi solidaritas yang menyangkut distribusi relasi antar anggota keluarga Alokasi politik yang menyangkut distribusi kekuasaan dalam keluarga Alokasi ekonomi yang menyangkut distribusi barang dan jasa antar anggota keluarga untuk mencapai tujuan keluarga Alokasi integrasi dan ekspresi yaitu meliputi cara/ tehnik sosialisasi internalisasi maupun pelestarian nilai-nilai maupun perilaku pada setiap anggota keluarga dalam memenuhi tuntutan norma-norma yang berlaku TEORI SISTEM Teori sistem mempunyai pengertian dan konsep yang sama dengan Teori Struktural-Fungsional, namun teori sistem lebih menekankan pada beroperasinya hubungan antara satu set dengan set lainnya, sedangkan kalau teori struktural-fungsional lebih menekankan pada mekanisme struktur dan fungsi dalam mempertahankan keseimbangan struktur. Kedua teori tersebut terkadang dipandang sebagai teori yang sama, dan keduanya diterapkan pada analisis kehidupan keluarga. Pendekatan teori sistem sosial diperkenalkan oleh seorang ahli ekonomi Adam Smith yang menyangkut adanya konsep kesatuan dan saling ketergantungan antara individu dan masyarakat APLIKASI STRUKTURAL FUNGSIONAL DALAM KELUARGA 1. Berkaitan dengan pola kedudukan dan peran dari anggota keluarga tersebut, hubungan antara orangtua dan anak, ayah dan ibu, ibu dan anak perempuannya, dll. 2. Setiap masyarakat mempunyai peraturan-peraturan dan harapan-harapan yang menggambarkan orang harus berperilaku. 3. Tipe keluarga terdiri atas keluarga dengan suami istri utuh beserta anak-anak (intact families), keluarga tunggal dengan suami/istri dan anak-anaknya (single families), keluarga dengan anggota normal atau keluarga dengan anggota yang cacat, atau keluarga berdasarkan tahapannya, dan lain-lain. APLIKASI STRUKTURAL FUNGSIONAL DALAM KELUARGA 4. Aspek struktural menciptakan keseimbangan sebuah sistem sosial yang tertib (social order). Ketertiban keluarga akan tercipta kalau ada struktur atau strata dalam keluarga, dimana masing-masing mengetahui peran dan posisinya dan patuh pada nilai yang melandasi struktur tersebut. 5. Terdapat 2 (dua) bentuk keluarga yaitu: (1) Keluarga Inti (nuclear family), dan (2) Keluarga Luas (extended family). 6. Struktur dalam keluarga dapat dijadikan institusi keluarga sebagai sistem kesatuan dengan elemen- elemen utama yang saling terkait: Status sosial: Pencari nafkah, ibu rumahtangga, anak sekolah, dan lain-lain. Fungsi dan peran sosial: Perangkat tingkah laku yang diharapkan dapat memotivasi tingkah laku seseorang yang menduduki status sosial tertentu (peran instrumental/mencari nafkah; peran emosional ekspresif/pemberi cinta, kasih sayang) Norma sosial: Peraturan yang menggambarkan bagaimana sebaiknya seseorang bertingkah laku dalam situasi tertentu. ILUSTRASI 2. TEORI KONFLIK SOSIAL Merupakan kritik terhadap teori struktural-fungsional dan sistem sosial yang berstruktur, serta adanya perbedaan fungsi atau diferensiasi peran (division of labor) Menitikberatkan analisis pada asal-usul terjadinya suatu aturan atau tertib sosial. Teori ini tidak bertujuan untuk menganalisis asal usul terjadinya pelanggaran peraturan atau latar belakang seseorang berperilaku menyimpang. Perspektif konflik lebih menekankan sifat pluralistik dari masyarakat dan ketidakseimbangan distribusi kekuasaan yang terjadi di antara berbagai kelompoknya. Perspektif konflik dalam melihat masyarakat dapat dilacak pada tokoh-tokoh klasik seperti Karl Marx, Max Weber dan George Simmel BEBERAPA HAL PENTING DALAM MEMAHAMI TEORI KONFLIK SOSIAL Kompetisi (atas kelangkaan sumberdaya seperti makanan, kesenangan, dan sebagainya). Dasar interaksi manusia bukanlah konsensus seperti yang ditawarkan fungsionalisme, namun lebih kepada kompetisi Terdapat ketidaksamaan struktural dalam hal kekuasaan Individu dan kelompok yang ingin mendapatkan keuntungan maksimal Perubahan sosial terjadi sebagai hasil dari konflik antara keinginan (interest) yang saling berkompetisi dan bukan sekadar adaptasi. Perubahan sosial sering terjadi secara cepat dan revolusioner daripada evolusioner PANDANGAN TERHADAP KELUARGA Institusi keluarga dalam perspektif struktural-fungsional dianggap melanggengkan kekuasaan yang cenderung menjadi cikal bakal timbulnya ketidakadilan dalam masyarakat Ketidakadilan dalam masyarakat dapat bersumber dari ketidakadilan yang ada di tiap-tiap keluarga Teori struktural fungsional lebih dijadikan pegangan untuk keluarga konservatif Teori konflik sosial lebih dijadikan pegangan bagi keluarga kontemporer CONTOH-CONTOH KONFLIK DALAM KELUARGA Konflik peran suami dan istri di dalam keluarga Konflik komunikasi antara suami dan istri atau antara orangtua dan anak Konflik kelas dalam keluarga (kelas borjuis versus proletar; kelas gender; kelas sosial ekonomi) Konflik antara keluarga inti dan keluarga luasnya INTERAKSI SOSIAL ANAK – KELUARGA – MASYARAKAT ..\..\..\Video Pembelajaran\Dilarang Makan Kerupuk.mpg 4. TEORI PERKEMBANGAN KELUARGA (UNILINEAL) Perkembangan keluarga menjelaskan proses perubahan dalam keluarga dengan unsur “waktu’ sebagai sumberdaya yang sangat signifikan dalam perspektif perkembangan keluarga (Family Life Cycle). Teori Perkembangan Keluarga merupakan multilevel theory yang berhubungan dengan individualis dan institusi keluarga. Hal-hal yang sering dibahas pada teori ini adalah konsep perkembangan tugas (the Development of task) sepanjang siklus kehidupan keluarga (family life cycle). TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA Tahapan perkawinan (married couple) Tahapan mempunyai anak (childbearing) Tahapan anak berumur preschool (preschool age) Tahapan anak berumur Sekolah Dasar (school age) Tahapan anak berumur remaja (teenage) Tahapan anak lepas dari orangtua (launching center) Tahapan orangtua umur menengah (middle-aged parents) Tahapan orangtua umur manula (aging parents) Perkembangan keluarga (family development) merujuk pada proses perkembangan dan transformasi struktural yang progresif sepanjang sejarah keluarga Teori perkembangan keluarga (family development theory) berusaha untuk menjelaskan proses perubahan dalam keluarga Point dari perspektif perkembangan keluarga adalah perubahan tingkatan keluarga dari waktu ke waktu (family time) yang dipercepat secara internal oleh permintaan anggota keluarga (biologis, psikologis dan kebutuhan sosial) dan secara eksternal oleh masyarakat yang lebih luas (harapan masyarakat dan keterbatasan lingkungan) ASPEK PENTING UNTUK MEMAHAMI FENOMENA PERKEMBANGAN KELUARGA Memantapkan perkembangan keluarga sebagai organisasi dan fenomena interaksi Menekankan hubungan atau kelangsungan perilaku keluarga sepanjang sejarah keluarga Mencirikan dua sumber perkembangan perubahan, yaitu perubahan syarat fungsional dan timbulnya tekanan hidup 5. TEORI PERKEMBANGAN KELUARGA (MULTILINEAL) Melihat perubahan individu, keluarga, atau masyarakat dalam berbagai jalur atau rute sepanjang waktu. Para ahli teori perkembangan unilinear di Abad ke-20 kemudian meminjam model individuallistik diaplikasikan ke perkembangan masyarakat (society). Para ahli teori perkembangan sosial menulis bahwa karena individu-individu berkembang melalui tahapan-tahapan sepanjang masa, demikian pula dengan masyarakat juga berkembang dari masa pre-industrial, industrial dan pascaindustrial. PRINSIP-PRINSIP DASAR TEORI EVOLUSI SOSIAL Perubahan selalu ada dan gradual Perubahan terjadi secara bertahap Perubahan terjadi karena hal itu merupakan esensi alamiah dari masyarakat untuk berubah Perubahan adalah undirectional; perubahan tidak akan berbalik Tidak ada masyarakat yang bertahan pada satu tahap perkembangan 6. TEORI PERTUKARAN SOSIAL George Homans fokus pada hubungan interperson di antara orang-orang di keluarga dan masyarakat Teori ini didasari paham utilitarianisme; individu dalam menentukan pilihan secara rasional menimbang antara imbalan (rewards) yang akan diperoleh, dan biaya (cost) yang harus dikeluarkan Para sosiolog penganut teori ini berpendapat bahwa seseorang akan berinteraksi dengan pihak lain jika dianggapnya menghasilkan keuntungan (selisih antara imbalan yang diterima dengan biaya yang dikeluarkan) PRINSIP DALAM TEORI PERTUKARAN SOSIAL Jika respon pada suatu stimulus mampu mendatangkan keuntungan, maka respon tersebut akan cenderung diulang terhadap stimulus yang sama Makin sering seseorang memberikan ganjaran terhadap tingkah laku orang lain, maka makin sering juga tingkah laku tersebut akan diulang Makin bernilai suatu keuntungan yang diperoleh dari tingkah lakunya, maka makin sering juga pengulangan terhadap tingkah laku tersebut Makin sering orang menerima ganjaran atas tindakannya dari orang lain, maka makin berkurang juga nilai dari setiap tindakan yang dilakukan berikutnya Makin dirugikan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain, maka makin besar kemungkinan orang tersebut akan mengembangkan emosi KRITIK TERHADAP TEORI PERTUKARAN SOSIAL Teori ini mengakui adanya kemampuan manusia untuk mengatur perilakunya melalui proses berpikir yang rasional. Pada kenyataanya, manusia belum tentu selalu berfikir secara rasional sepanjang hidupnya Teori ini akan menghadapi masalah apabila berhadapan dengan situasi di mana tidak ada konsensus, imbalan dan biaya Otonomi, kekuatan dan kemandirian cenderung sebagai nilai laki-laki. Nilai-nilai perempuan yaitu sifat asuh (nurturance), dukungan (support), dan sifat penghubung (connectedness) tidak terlalu dipandang sebagi pertimbangan dalam melihat imbalan dan biaya Pembedaan antara pertukaran sosial dan pertukaran ekonomi harus sejajar dengan pembedaan antara pertukaran intrinsik dan ekstrinsik. Teori pertukaran sosial terlalu memfokuskan pada separative self, otonomi dan individualisme APLIKASI DALAM TINJAUAN KELUARGA Teori pertukaran sosial menjelaskan keberadaan dan ketahanan kelompok sosial, termasuk keluarga melalui bantuan self-interest dari individu anggotanya. Menurut Levi-Strauss, terdapat dua sistem pertukaran sosial, yaitu bersifat langsung dan tidak langsung: Pada sistem pertukaran langsung, kedua belah pihak terjalin hubungan timbal balik, cenderung menekankan pada keseimbangan, atau persamaan yang saling menguntungkan sehingga aspek emosional ikut terlibat di dalamnya Pada pertukaran tidak langsung, terjadi secara berantai. Masing-masing anggota masyarakat dituntut memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi, dan melakukan kewajibannya masing-masing, sehingga pada akhirnya dapat diperoleh keuntungan secara bersama-sama. APLIKASI DALAM TINJAUAN KELUARGA Imbalan dapat berupa materi maupun non materi (seperti perilaku, kesenangan dan kepuasan). Biaya dapat barupa materi maupun non materi (seperti status, hubungan, interaksi, perasaan yang tidak disukai). Fokus sentral teori adalah motivasi (hal yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan), yang berasal dari keinginan diri sendiri 7. TEORI INTERAKSI SIMBOLIK Teori ini terfokus pada hubungan antara simbol (pemberian makna) dan interaksi (aksi verbal, non verbal, dan komunikasi) Interaksi simbolik mengindikasikan suatu pendekatan yang mempelajari kehidupan grup dan perilaku individu sebagai makhluk hidup ASUMSI YANG MENDASARI TEORI INTERAKSI SIMBOLIK 1. Perilaku manusia harus dipahami melalui arti/makna dari aktor (pelaku). Mustahil seseorang dapat menjelaskan perilaku manusia tanpa mengetahui makna atau arti dari perilaku tersebut. Para penganut teori ini percaya bahwa untuk menjadi manusia pasti menggunakan simbol. Manusia hidup dalam dunia simbol dan apa yang kita lakukan memiliki bentuk fisik dan simbol 2. Aktor (pelaku) mendefinisikan arti atau makna dari konteks dan situasi ASUMSI YANG MENDASARI TEORI INTERAKSI SIMBOLIK 3. Individu memiliki mind (jiwa). Mind adalah kemampuan seseorang untuk merefleksikan proses dalam dirinya sehingga dapat membangun dirinya sendiri sebagai aktor (I) dan sebagai objek (me) 4. Masyarakat mendahului individu. Asumsi yang pertama bahwa manusia hidup dalam dunia simbol dan dengan pikirannya ia akan memanipulasi dan menginterpretasikan simbol tersebut. Dengan kata lain, ketika seorang manusia lahir, ia berada di tengah-tengah masyarakat yang sudah memiliki simbol. Menurut konsep Mead tentang mind, pikiran individu merupakan hasil dari masyarakat, bukan sebaliknya Aplikasi Teori Interaksi Simbolik dalam family studies Menekankan proposisi bahwa Menegaskan bahwa keluarga adalah social groups. Sosialisasi menitik beratkan pada individu mengembangkan konsep jati diri (self) dan bagaimana cara manusia menerima sesuatu, kemudian identitas mereka melalui interaksi sosial, serta menerapkan perilaku menurut pola dan cara berfikir serta perasaan memungkinkan mereka untuk secara independen menilai masyarakat. Sedangkan personalitas menitikberatkan pada dan memberikan value kepada keluarganya sikap, nilai, dan perilaku yang telah diorganisir TUGAS INDIVIDU Bagaimana aplikasi Teori Gender/ Feminis dalam kajian family studies?