Modul ke: Sosiologi Komunikasi Teori-teori sosiologi komunikasi Fakultas KOMUNIKASI Program Studi PUBLIC RELATION www.mercubuana.ac.id Frenia T.A.D.S.Nababan Bagian Isi • Struktur dan Proses Sosial • Teori Sosiologi Komunikasi STRUKTUR dan PROSES SOSIAL Struktur dan Proses Sosial Struktur Masyarakat : Kelompok Sosial, Pranata sosial, Stratifikasi Sosial, Mobilitas Sosial, Kebudayaann Proses dan Interaksi Sosial : Proses – Proses Intearksi Sosial : • Kontak Sosial • Komunikasi • Assosiatif • Disosiatif Kelompok Sosial Kelompok Sekunder Primer Formal Formal – Sekunder : Struktur jelas, aturan jelas, tujuan jelas (Organisasi, Negara) Formal – Primer : Keberadaannya sangat pokok, memiliki strukturr namun aturannya tidak tegas (Keluarga, kekerabatan) Informal Informal – Sekunder : Tidak mengikat, dientuk karena kebutuhan yang terbatas (Kelompok, band, gank) Informal – Primer : Akibat peleburan sifat – sifat kelompok formal primer yang tidak tertampung dalam kelompok formal primer (Solidaritas perantauan, solidaritas militer) Pranata Sosial Stratifikasi Sosial Mobilitas Sosial Kebudayaan Proses Sosial & Interaksi Sosial Proses Interaksi Sosial TEORI SOSIOLOGI KOMUNIKASI Paradigma Sosiologi Komunikasi Fungsional ( Auguste Comte, Talcott Parson dan Robert K. Merton) ”Social Dynamic”, kesadaran Kolektif” Konflik ( Karl M)arx dan Habermas interaksi Sosial Oleh Marx serta ”tindakan komunikatif” dan ”teori komunikasi”-habermas Sosiologi FUNGSIONAL STRUKTURAL • Pendekatan fungsionalisme tidak bersifat historis dan tidak mengikuti perkembangan suatu gejala social, seperti misalnya keluarga dalam tahap-tahapnya dikurun waktu melainkan statis. • Asumsi-asumsi dasarnya adalah bahwa seluruh struktur social atau setidaknya yang diprioritaskan, menyumbangkan terhadap suatu interaksi dan adaptasi system yang berlaku. Pada umumnya para fungsionalis telah mencoba menunjukkan bahwa suatu pola yang ada telah memenuhi “ kebutuhan system “ yang vital dan menjelaskan eksistensi pola tersebut. FUNGSIONAL STRUKTURAL • Teori ini menekankan kepada keteraturan (order) dan mengabaikan konflik serta perubahan dalam masyarakat. Konsep-konsep utamanya adalah: fungsi, disfungsi, fungsi laten, fungsi manifest, dan keseimbangan (equilibrium). • Menurut teori ini masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan. Perubahan yang terjadi pada satu bagian akan membawa perubahan pula terhadap bagian yang lain. FUNGSIONAL STRUKTURAL • Secara ekstrim penganut teori ini beranggapan bahwa semua peristiwa dan semua struktur adalah fungsional bagi suatu masyarakat. Maka jika terjadi konflik, penganut teori fungsionalisme struktural memusatkan perhatiannya kepada masalah bagaimana cara menyelesaikannya sehingga masyarakat tetap dalam keseimbangan • Singkatnya adalah masyarakat menurut kaca mata teori (fungsional) senantiasa berada dalam keadaan berubah secara berangsur-angsur dengan tetap memelihara keseimbangan. Setiap peristiwa dan setiap struktur fungsional bagi sistem sosial itu. Demikian pula semua institusi yang ada, diperlukan oleh sosial itu, bahkan kemiskinan serta kepincangan sosial sekalipun. Masyarakat dilihat dalam kondisi: dinamika dalam keseimbangan. Interaksionisme Simbolik Simbolik Istilah “ interaksionisme Simbolik” berasal dari Herbeart Blumer, yang telah mengembangkan teori dari George Herbert Mead. Veeger,Karel J (1993 : 95), Blumer, Herbeart dan George Herbert Mead menegaskan bahwa perilaku manusia tidak dapat diuraikan secara memadai dengan hanya memakai skema-skema determinitis seperti skema stimulusrespons dari behaviorisme atau skema variable independen –variabel dependen dari fungsionalisme. Interaksionisme Simbolik Interaksionisme Simbolik memahami perilaku sebagai rancangan yang artinya manusia sendiri membentuk perilakunya dengan memakai unsur-unsur yang disediakan oleh situasi. Gambaran masyarakat Interaksionisme Simbolik berlainan dari gambaran yang dibuat oleh Fungsionalisme. Dimana berhadapan dengan suatu gambaran yang statis dan beku , Interaksionisme Simbolik memperlihatkan gambaran yang pluralistik dan serba berubahubah. Interaksionisme Simbolik Bahasa atau komunikasi melalui simbol-simbol adalah merupakan isyarat yang mempunyai arti khusus yang muncul terhadap individu lain yang memiliki ide yang sama dengan isyarat-isyarat dan simbol-simbol akan terjadi pemikiran (mind). Interaksionisme Simbolik Tertib masyarakat didasarkan pada komunikasi dan ini terjadi dengan menggunakan simbolsimbol. Proses komunikasi itu mempunyai implikasi pada suatu proses pengambilan peran (role taking). Komunikasi dengan dirinya sendiri merupakan suatu bentuk pemikiran (mind), yang pada hakikatnya merupakan kemampuan khas manusia. Teori Konflik • Tokoh utama dalam teori ini, selain Karl Marx, adalah Ralp Dahrendorf,Georg Simmel,C.Wright Mills, dan L.A Coser. • Asumsi dasar teori konflik ini antara lain bahwa masyarakat senantiasa berada dalam proses perubahan yang ditandai oleh pertentangan yang terus-menerus di antara unsur-unsurnya. Teori Konflik • Setiap elemen dalam masyarakat memberikan sumbangan terhadap disintegrasi social. Keteraturan yang terdapat dalam suatu masyarakat itu hanyalah disebabkn karena adanya tekanan atau pemaksaan kekuasaan dari atas oleh golongan yang berkuasa. Teori konflik ternyata agak mengabaikan keteraturan dan stabilitas yang memang ada dalam masyarakat disamping konflik itu sendiri. Penalaran Teori Konflik 1. 2. 3. 4. Kedudukan orang-orang didalam kelompok atau masyarakat tidak sama, karena ada pihak yang berkuasa dan berwenang dan ada pihak yang tergantung. Perbedaan dalam kedudukan menimbulkan kepentingankepentingan yang berbeda pula. Mula-mula sebagian kepentingan-kepentingan yang berbeda-beda itu tidak disadari dan karenanya dapat disebut “kepentingan sembunyi “(latent interests) yang tidak akan meletuskan aksi. Konflik itu akan berhasil membawa perubahan dalam struktur relasi-relasi sosial, kalau kondisi-kondisi tertentu telah dipenuhi yaitu kondisi –kondisi yang menyangkut keorganisasian, kondisikondisi yang menyangkut konflik sendiri dan ada kondisi-kondisi yang menentukan bentuk dan besarnya perubahan struktural. Teori Konflik • Teori konflik sangat bertentangan dengan teori structural fungsional, penganut paham teori konflik terdapat perbedaan yang tajam dan tidak kalah serunya dengan perbedaan penganut struktural fungsional. Asumsi dasar teori konflik menurut karl marx menyatakan bahwa masyarakat senantiasa berada dalam proses perubahan yang ditandai oleh pertentangan yang terus menerus diantara unsur-unsurnya Syamsir (2006 hal Teori (berdasarkan metode dan logika) Covering Laws -> hub kausalitas (sebab-akibat) Rules-> manusia aktif memilih (teori kom antar pribadi) General System Theory System-> Cybernetics Symbolic Interactionism-> pengamatan pd interaksi simbolik (individu, kehidupan sosial) Structural Functionalism Teori berdasarkan metode dan logika Terima Kasih Frenia T.A.D.S Nababan [email protected] @thefr3y