Perjanjian Internasional di Bidang Penanaman Modal Pengertian

advertisement
Invest in remarkable indonesia Invest in
indonesia Invest in remarkable indonesia
Invest in remarkable indonesia Invest in
Invest in remarkable indonesia Invest in
indonesia Invest in remarkable indonesia
Invest in remarkable indonesia Invest in
indonesia
remarkable indonesia
able indonesia Invest
Overview dan Update
invest in
Invest in remarkable indonesia Invest in
© 2013 by Indonesian Investment Coordinating Board. All rights reserved
Perkembangan Kerjasama Bilateral
Di bidang Penanaman Modal
Invest in remarkable indonesia Invest in
indonesia Invest in remarkable indonesia
Invest in remarkable indonesia Invest in
Invest in remarkable indonesia Invest in
indonesia Invest in remarkable indonesia
Invest in remarkable indonesia Invest in
indonesia
remarkable indonesia
able indonesia Invest
Marta Dhini, SE, MH
Kepala Subdirektorat Kerjasama Bilateral Wilayah Asia, Pasifik & Afrika
Overview dan Update
invest in
Invest in remarkable indonesia Invest in
© 2013 by Indonesian Investment Coordinating Board. All rights reserved
Flow-Process Pembentukan Kerjasama Internasional*
(G-to-G dan G-to P)
UU Penanaman
Modal & UU
Sektoral
Penjajakan
Perundingan
Perumusan
Naskah
UU tentang
Hubungan
Internasional
*) Menurut UU No. 24 Tahun 2000 Tentang Perjanjian Internasional
Penerimaan
Naskah Final
Penandatanganan
Nomenklatur / Bentuk Perjanjian Internasional
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Arrangement (Bilateral)
MOU (Bilateral)
Agreement (Bilateral, Multilateral)
Protocol (Bilateral, Multilateral)
Treaty (Multilateral)
Convention (Multilateral)
Agreed Minutes/Record of Discussion
Exchange of Notes
Etc.
Perjanjian Internasional di Bidang Penanaman Modal
Pengertian
Tujuan
 Perjanjian Bilateral Investasi, sering disebut sebagai: “Bilateral Investment
Treaty (BIT)”, “Investment Guarantee Agreement (IGA)”, atau “Agreement
on Investment Promotion and Reciprocal Protection” yang diterjemahkan
sebagai Perjanjian Peningkatan dan Perlindungan Penanaman Modal
(P4M).
 Perjanjian Multilateral Investasi Treaty (MIT) pada prinsipnya serupa
dengan BITs, tetapi dengan elemen-cakupan-regulasi –ketentuan yang
lebih kompleks dan binding
 Tujuan diadakan BIT - MIT antara negara yang utama adalah untuk
memberikan jaminan dan perlindungan kepada investor dan investasinya
dari negara satu di negara lainnya (host country). Perlakuan ini antara lain
bahwa mereka akan diperlakukan oleh host country secara layak dan
jaminan pemberian ganti rugi apabila terjadi pengambilalihan atau
nasionalisasi oleh host country atau kerusakan akibat terjadinya kerusuhan
politik dan sosial.
 Investor diberikan jaminan untuk mencari pemecahan masalah-masalah
secara adil apabila terjadi sengketa dengan host country.
Pedoman Hukum P4M
 UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL NO. 25 TAHUN 2007
 UNDANG-UNDANG NO 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN
TERBATAS
 UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL
 UNDANG-UNDANG PERBANKAN INDONESIA NO 23 TAHUN 1999 --NO 6 TAHUN 2009
 UNDANG-UNDANG SEKTORAL TERKAIT
Kerjasama Bilateral dan Multilateral
 PROMOSI INVESTASI :



Cakupan Perjanjian
Bilateral Di Bidang
Penanaman Modal
yang menjadi pola
dasar bagi Perjanjian
Multilateral di Bidang
Penanaman Modal
Penyelenggaraan misi investasi bersama
Penyelenggaraan seminar peluang investasi
Pertukaran informasi yang terkait dengan promosi investasi
 PERLINDUNGAN INVESTASI :







Investment Treatment
Nationalisation/Expropriation
Compensation for Losses
Subrogation
Transfer
Dispute Settlement
LIBERALISASI INVESTASI :




Reservation and Exception
Non Conforming Measures
Standstill Approach (Annex I)
Flexible Approach (Annex II)
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
7

Struktur Perjanjian
Bilateral P4M
PERJANJIAN PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN PENANAMAN MODAL (P4M)*
 Definisi
 Peningkatan dan Perlindungan Penanaman Modal
 Perlakuan Terhadap Penanaman Modal
 Pengambil-alihan (Expropriasi-Nasionalisasi)
 Ganti Kerugian
 Pembayaran
 Subrogasi
 Sengketa Penanaman Modal
 Penerapan Persetujuan
 Penerapan Ketentuan Lain
 Konsultasi dan Perubahan
 Mulai Berlaku, Jangka Waktu dan Pengakhiran
Catatan:
*) Terdapat perjanjian P4M model lain yang menambahkan aspek liberalisasi
kebijakan-kebijakan host country dalam agreement, yaitu Foreign Investment
Promotion and Protection Agreement (FIPA) (model ini pertama kalinya
diterapkan dengan negara-negara Amerika Utara) dan yang telah ditandatangani
dan Ratifikasi adalah Economic Partnership Agreement (EPA) dengan Jepang.
Elemen dari LIBERALISASI INVESTASI :
 Reservation and Exception
 Non Conforming Measures
 Standstill Approach (Annex I)
 Flexible Approach (Annex II)
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
8
Definition of Investment (1) : Standar baku *)
*) referensi dari general definition dalam banyak P4 yg sudah ditandatangani
Definition of Investment (2)
Perkembangan P4M yang telah ditandatangani
 Indonesia telah memiliki P4M dengan 67 Negara
 Diantara 67 negara tersebut, 5 negara sedang dalam tahap renegosiasi,
dengan penjelasan sebagai berikut:
 Sebanyak 3 P4M (Slovakia, Swiss, dan Kanada) mengalami kesulitan
untuk “maju”
 Sebanyak 2 P4M (Ceko dan Perancis) untuk sementara dihentikan proses
perundingannya menunggu diberlakukannya “Lisbon Treaty” Uni Eropa
yang akan menentukan apakah P4M bilateral negara-negara EU cukup 1
(satu) saja, tidak berlaku secara individual bilateral seperti sebelumnya.
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
11
Perkembangan Terakhir (lanjutan)
1. Isu-isu Yang Mengganjal Dalam Perundingan Bilateral :

Definisi Investasi:


Transfer, Temporary Safeguard Measures (TSM), Subrogasi
Perpajakan  pengecualian klausul perpajakan dalam
berbagai perjanjian internasional; kaitan pajak dengan
National Treatment (NT), Most Favoured Nation (MFN),
Expropriasi (Nationalisasi)

Penyelesaian Sengketa (Dispute Sttlement)
directly-owned vs indirectly-owned
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
12
Perkembangan Terakhir P4M dan FTA (lanjutan)
2. Isu-isu Yang Mengganjal Dalam Perundingan Bilateral :
Definisi: Investment dan Investor
 Direct Investment vs Portfolio Investment
 Owned/controlled directly or indirectly
Contoh definisi investor:
•
“owned directly” by an investor if more than
50 percent of the equity interest in it is
beneficially owned by the investor.
•
“controlled” by an investor if the investor has
the power to name a majority of its directors
or otherwise to legally direct its actions.
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
13
Perkembangan Terakhir (lanjutan)
3. Isu-isu Yang Mengganjal Dalam Perundingan Bilateral (Lanjutan) :
Reservation List (Skema /Bentuk Komitmen Liberalisasi):
 Reservation List yang terdapat pada FIPA RI-Kanada adalah suatu komitmen
liberalisasi yang dituangkan dalam bentuk daftar kebijakan atau peraturan domestik
host country yang masih belum bisa memenuhi (Non-Conforming Measures)
ketentuan-ketentuan National Treatment; Most Favoured Nation; Senior
Management, Boards of Director and Entry of Personnel; dan Performance
Requirements (meliputi persyaratan kewajiban exports, kandungan lokal, dan
transfer teknologi).
 Indonesia masih memerlukan waktu untuk menyelesaikan Reservation List dimaksud
mengingat hal ini tergantung pada kesiapan instansi/kementerian teknis sektoral
terkait, termasuk pemahaman konsep tentang aspek liberalisasi yang diusulkan.
 Beberapa CEPA juga meminta liberalisasi investasi dapat dicakup, sejauh ini, BKPM
lebih menginginkan elemen fasilitasi dan promosi, karena untuk liberalisasi
dirasakan belum siap, mengingat rezim investasi Indonesia menganut pendekatan
negatif list dan bersifat MFN, tidak membedakan negara asal investor.
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
14
KESIMPULAN
 P4M merupakan perjanjian untuk perlindungan kepada investasi/investor
yang tidak dipergunakan (sleeping document) sebagai pedoman sampai
timbul kasus sengketa para pihak (Pemerintah vs Investor; Investor vs
Investor).
 Perjanjian Bilateral P4M juga merupakan salah satu upaya diplomasi RI
dengan negara mitra, untuk mempererat saling pengertian &
kepercayaan menghadapi forum kerjasama yang lebih luas (multilateral,
regional).
 Perjanjian Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) yang
berfokus pada perjanjian perdagangan yang diperluas, membawa
kompleksitas dan kerumitan atas cross-sectoral issues, sehingga adopsi
atas rules multilateral lebih dipaksakan dan terbuka juga kemungkinan
kerugian pada sisi liberalisasi investasi
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
15
International Representatives Office
THANK YOU
CONTACT US
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL (BKPM)
Jl. Jend. Gatot Subroto No. 44, Jakarta 12190
P.O. Box 3186, Indonesia
P : +62 21 5292 1334
F : +62 21 5264 211
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
E : [email protected]
Invest in...
© 2011 by Indonesian Investment Coordinating Board. All rights reserved
16
Download