BAB II KONSEP DASAR PENGUKURAN BAB II KONSEP DASAR PENGUKURAN II.1 Tegangan dan Regangan II.1.1 Tegangan Gaya luar yang diberikan pada suatu benda harus diimbangi oleh gaya penentang yang terjadi di dalam bahan. Bahan yang mengalami gaya internal tadi dikatakan dalam keadaan tegang. Bila gaya dikenakan pada suatu benda, maka bentuk benda akan berubah karena molekul-molekulnya bergeser dari posisi awalnya. Pergeseran ini diakibatkan timbulnya gaya-gaya antar molekul, yang bergabung untuk menentang gaya yang ditimbulkan oleh benda tadi. Gaya-gaya didalam benda mengadakan reaksi yang sama dan berlawanan, sehingga keadaan setimbang tercapai. Bahkan sekarang dalam keadaan tegang dan teregang. Tegangan dibedakan menjadi dua jenis. Bila gaya tegak lurus pada bidang yang diamati, maka didapat tegangan normal, sesuai dengan arah gaya, dapat bersifat tarik (tensile) atau kompresif (compressive). Bila gaya sejajar dengan bidang yang diamati, didapat tegangan tangensial atau geser. Gambar II.1 Jenis-jenis Tegangan 5 BAB II KONSEP DASAR PENGUKURAN Untuk tegangan yang bersifat tarik dan kompresif berlaku persamaan ((Titherington dan Rimmer,1984): F = σA atau σ= F A II.1 Dengan σ adalah tegangan normal tarik atau kompresif pada bidang dengan luas area A. II.1.2 Regangan Perubahan bentuk relatif benda yang terjadi pada keadaan tegang disebut regangan. Bahan dapat membesar atau mengecil menghasilkan regangan normal , atau lapisan-lapisan bahan dapat bergeser yang satu terhadap yang lain dan menghasilkan regangan geser. Gambar II.2 Jenis-Jenis Regangan Untuk batang dalam keadaan tarik atau kompresif akibat paling jelas terlihat adalah perubahan panjang batang yaitu regangan normal. Regangan untuk regangan normal didefinisikan sebagai perbandingan perubahan ukuran benda 6 BAB II KONSEP DASAR PENGUKURAN terhadap ukuran semula. Bila definisi ini diterapkan pada perubahan ujung batang, maka (Titherington dan Rimmer,1984): ε longitudinal = ΔL L II.2 Hubungan ini biasa dianggap sebagai regangan yang dihasilkan dari tarikan atau kompresif namun bukan regangan satu-satunya yang bekerja dalam bahan. Pengaruh tegangan tarik pada suatu batang adalah untuk menambah panjangnya dan juga untuk mengurangi lebar dan tebalnya. Demikian juga untuk kompresif yang menghasilkan pemendekan batang disertai penambahan ukuran-ukuran transversal. Dengan perkataan lain, pada kedua regangan diatas ada regangan transversal dan longitudinal. II. ε transversal = Δd d0 II.3 II.1.3 Hukum Hooke Bila tegangan ada di bawah harga ’batas kesebandingan’ (Titherington dan Rimmer,1984) maka tegangan sebanding dengan regangan yang diakibatkannya. Hal inilah yang dikenal sebagai Hukum Hooke. Gambar II.3 Kurva Hubungan Tegangan dan Regangan 7 BAB II KONSEP DASAR PENGUKURAN Jadi untuk tegangan tarik atau kompresif, perbandingan antara tegangan dan regangan setiap bahan merupakan konstanta yang dikenal dengan modulus elastisitas. Dapat disimpulkan bahwa modulus elastisitas merupakan perbandingan tegangan dengan regangan (Titherington dan Rimmer,1984). E= σ ε II.4 atau E= dF / A dL / L II.5 Perubahan panjang batang dL, sebagai fungsi dari panjang semula L, luas penampang mula-mula A dan gaya yang bekerja pada benda F. dL = dF ⋅ L EA II.6 Jadi dari persamaan (II.1), (II.2) dan (II.4) gaya yang bekerja pada batang dapat dituliskan sebagai berikut: dF = εEA II.7 dengan F adalah gaya yang bekerja pada batang, ε adalah regangan, E adalah modulus elastisitas, dan A adalah luas penampang. 8 BAB II KONSEP DASAR PENGUKURAN II.2 Percepatan Hubungan percepatan dan kecepatan. Dirumuskan sebagai berikut a= dv d 2 x = dt dt 2 II.8 ⎛ dv ⎞ v = ∫ ⎜ ⎟dt ⎝ dt ⎠ Atau n v = ∫ a ⋅dt , v 0 = 0 0 II.9 dengan a adalah percepatan, v adalah (fungsi) kecepatan, x adalah (fungsi) posisi, t adalah waktu, d notasi Leibniz. II.3 Metode Dinamik Analisa Pemancangan Paku Bumi Dalam pengukuran untuk tiang pancang atau paku bumi ada yang dinamakan metode statik dan metode dinamik. Dalam metode dinamik, objek pengukuran diberi suatu stimulus seperti pukulan palu pada paku bumi. Pada pukulan palu ini terdapat besaran-besaran fisis yang diukur. Penganalisaan pemancangan paku bumi berawal dari sebuah persamaan (Goble,1975): v(t ) = c F (t ) EA II.10 Dengan v(t ) adalah kecepatan partikel, c adalah kecepatan rambat gelombang di paku bumi, E adalah modulus elastisitas dari tiang paku bumi, A merupakan luas penampang paku bumi yang terkena gaya dan F (t ) adalah gaya yang bekerja pada paku bumi saat dipukul. 9