revisi rencana strategis (renstra) dinas lingkungan hidup dan

advertisement
REVISI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2013-2018
DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
Mataram, Mei 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadlirat Allah SWT-Tuhan Yang Maha Esa, atas curahan rahmat dan karunianya yang
tak ternilai harganya berupa lingkungan hidup sumber daya hutan sebagai ekosistem penyangga
kehidupan dan merupakan bagian aset yang dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk
kesejahteraan masyarakat.
Nusa Tenggara Barat memiliki sumberdaya alam yang membentang mulai dari pantai sampai dengan
pegunungan yang kaya akan potensi. Potensi sumberdaya alam tersebut harus dikelola dengan
sebaik-baiknya secara rasional, arif dan berkeadilan serta bertanggung gugat untuk sebesar – besar
kemakmuran masyarakat Nusa Tenggara Barat.
Mengingat permasalahan lingkungan hidup dan kehutanan dimasa mendatang akan semakin
kompleks karena kebutuhan daerah akan pembangunan, maka perlu dirumuskan pengelolaan
lingkungan hidup dan kehutanan jangka menengah yang prioritasnya sesuai visi dan misi
pemerintahan daerah Nusa Tenggara Barat periode Tahun 2013-2018 dalam sebuah rencana strategis.
Akhirnya Rencana Strategis ini dapat disusun berkat bantuan pemikiran semua pihak yang telah
memberikan sumbangsihnya. Untuk itu disampaikan apresiasi penghargaan ucapan terima kasih,
semoga bermanfaat dan Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberkahi upaya kita. Amin.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Provinsi Nusa Tenggara Barat
Ir. Madani Mukarom, BSc.F, M.Si
Pembina Tingkat I
NIP. 19630405 198903 1 019
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.1. Latar Belakang
2
1.2. Landasan Hukum
2
1.3. Maksud dan Tujuan
3
1.4. Sistematika Tulisan
4
GAMBARAN PELAYANAN
7
2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi
7
2.2. Susunan Kepegawaian dan Aset yang Dikelola
10
2.3. Jenis Pelayanan dan Kelompok Sasaran
12
BAB II
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
3.1. Gambaran Umum
15
3.2. Hasil-hasil yang Dicapai Lima Tahun Sebelumnya
17
3.3. Analisa Isu Strategis Terkait dengan Tupoksi
18
3.4. Analisa Lingkungan Strategis
20
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB V
15
23
4.1. Visi dan Misi
23
4.2. Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan
24
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, DAN
29
PENDANAAN INDIKATIF
BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN
37
SASARAN RPJMD
BAB VII PENUTUP
39
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Komposisi Pegawai Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Prov. NTB
10
Tabel 2.2. Aset tidak bergerak Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Prov. NTB
11
Tabel 2.3. Aset bergerak Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Prov. NTB
11
Tabel 2.4. Jenis Pelayanan dan Kelompok Sasaran
12
Tabel 3.1. Capaian Indikator Kinerja Urusan Lingkungan Hidup Tahun 2009-2013
17
Tabel 3.2. Capaian Indikator Kinerja Urusan Kehutanan Tahun 2009-2013
18
Tabel 3.3. Analisa SWOT Isu Strategis
21
Tabel 5.1. Rencana Program, Kegiatan dan Keluaran sesuai dengan Tujuan dan
30
Sasaran
Tabel 5.2. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, dan Pendanaan Indikatif
34
Tabel 6.1. Indikator Kinerja Utama Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
37
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Stuktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi
9
NTB
iv
RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2013-2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berdasarkan Perda Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Barat, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan merupakan Dinas Daerah
tipe A menyelenggarakan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Urusan Pemerintahan
Bidang Kehutanan. Sebagai konsekuensi dari perubahan nomenklatur yang merupakan
penggabungan dari Badan Lingkungan Hidup dan Penelitian dengan Dinas Kehutanan, maka perlu
dilakukan revisi terhadap Rencana Startegis dari masing-masing OPD tersebut.
Dua Organisasi Perangkat Daerah ditautkan. OPD yang pertama menguasai sumberdaya alam pada
sehamparan lebih dari 50% dari luas Provinsi NTB, mulai dari pesisir hingga gunung. OPD kedua,
yang kebijakannya menjadi penanda perikehidupan seluruh masyarakat NTB, sekaligus pemungkin
terhadap keberlangsungan seluruh sektor pembangunan.
Harus diakui, tantangan utama yang harus dijawab oleh Dinas LHK ke depan adalah bagaimana setiap
ruang yang dimanfaatkan untuk pembangunan, ragam hayatinya tidak pernah berkurang baik populasi
dan nilainya. Dari sini sesungguhnya tantangan pertama adalah meyakinkan para pengambil
kebijakan untuk menjaga keseimbangan pemanfaatan ruang. Cara ini yang diyakini mampu
mendorong pembangunan berkelanjutan. Kedepan, Dinas LHK bermaksud untuk memastikan
kondisi lingkungan berada pada toleransi yang dibutuhkan untuk kehidupan manusia dan sumberdaya
berada pada rentang populasi yang aman, serta secara paralel meningkatkan kemampuan sumberdaya
alam untuk memberikan sumbangan bagi perekonomian NTB.
Rencana Strategis Tahun 2013-2018 ini tak hanya dibaca sebagai gugusan data belaka. Harus diyakini
bahwa Rencana Strategis ini berisi komitmen Dinas LHK untuk senantiasa tak hanya memenuhi
kinerja, tetapi justru berusaha untuk mendekatkan jarak antara capaian numerik dengan faktualnya.
Dinas LHK berupaya keras mendorong perbaikan sistem tata kelola seiring dengan perbaikan kondisi
tapak lingkungan dan hutan.
1.2. Landasan Hukum
Adapun yang menjadi Landasan hukum dalam penyusunan Rencana Strategis Tahun 2013-2018
adalah sebagai berikut :
RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2013-2018
2
1. Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
2. Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Negara/Daerah;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
8. Permendagri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
9. Permendagri Nomor 59 tahun 2007 tentang Perubahan Permendagri Nomor 13 tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, tatacara Penyusunan, pengendalian dan
evaluasi pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
11. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat;
12. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 2
Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Barat Tahun 2013-2018;
13. Peraturan Gubernur Nomor 50 Tahun 2016 tentang Kedudukan,Susunan Organisasi,Tugas
dan Fungsi Serta Tata Kerja Dina-Dinas Derah Provinsi Nusa Tenggara Barat;
14. Peraturan Gubernur Nomor 53 Tahun 2016 tentang Pembentukan,Kedudukan,Susunan
Organisasi,Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Pada Dinas-Dinas
Daerah dan Unit Pelaksana Teknis Badan Pada Badan-Badan Daerah Provinsi Nusa Tenggara
Barat.
1.3. Maksud dan Tujuan
Rencana Strategis Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Barat
dimaksudkan agar terwujud kesinambungan program dan kegiatan dalam kurun waktu 2013-2018.
Hal ini penting agar hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai sebelumnya dapat dipertimbangkan
sebagai acuan sasaran periode berikutnya untuk kemudian dapat dipertajam prioritas sasaran
kinerjanya sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang melekat pada Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Provinsi NTB.
RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2013-2018
3
Tujuan penyusunan Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB 2013-2018 ini
antara lain :
1. Merumuskan strategi, program dan kegiatan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Provinsi NTB dalam rangka pencapaian visi dan misi organisasi tahun 2013-2018.
2. Memberikan arah pembangunan sektor lingkungan hidup dan kehutanan di Provinsi NTB
tahun 2013-2018.
3. Sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Provinsi NTB.
4. Menjadi dasar penilaian kinerja Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB
dalam kurun waktu 2013-2018.
1.4. Sistematika Tulisan
Sistematika penulisan Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB Tahun 20132018 adalah sebagai berikut :
1. BAB I. PENDAHULUAN. Bab ini merupakan penjelasan secara garis besar dari Renstra
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB. Hal-hal yang termuat dalam bab ini
antara lain Latar belakang penyusunan Renstra, Aturan-aturan hukum yang menjadi landasan
penyusunan Renstra, Maksud dan tujuan penyusunan Renstra serta Sistematika penulisan
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB 2013-2018.
2. BAB
II.
GAMBARAN
PELAYANAN
DINAS
LINGKUNGAN
HIDUP
DAN
KEHUTANAN PROVINSI NTB. Bab ini menyajikan data dan informasi mengenai organisasi
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB yang meliputi kedudukan, tugas
pokok dan fungsi, struktur organisasi, sumberdaya aparatur serta sarana dan prasarana aset
yang dikelola dan jenis pelayanan serta kelompok sasarannya.
3. BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI. Bab ini
menyajikan tentang gambaran umum daerah terkait dengan pelayanan Dinas Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB. Selanjutnya dijelaskan hasil capaian dari lima tahun
sebelumnya. Dilanjutkan dengan analisis isu-isu strategis, disertai dengan analisis terhadap
lingkungan strategis baik terkait dengan kondisi internal maupun eksternal.
4. BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. Bab ini
mengemukakan pernyataan visi dan misi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi
NTB. Pada bagian ini juga dikemukakan rumusan tujuan dan sasaran serta strategi dan
RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2013-2018
4
kebijakan yang akan ditempuh oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB
dalam kurun waktu 5 tahun ke depan sampai dengan Tahun 2018.
5. BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, DAN
PENDANAAN INDIKATIF. Bab ini menyajikan rencana program dan kegiatan dengan
masing-masing indikatornya, serta alternatif pendanaannya secara indikatif.
6. BAB VI. INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN
SASARAN RPJMD. Bab ini menyampaikan indikator kinerja Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Provinsi NTB yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai
dalam kurun waktu lima tahun mendatang sebagai salah satu bentuk komitmen untuk
mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.
7. BAB VII. PENUTUP
RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2013-2018
5
RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2013-2018
6
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN
2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi
Berdasarkan Perda Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Barat, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan merupakan Dinas Daerah
tipe A menyelenggarakan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Urusan Pemerintahan
Bidang Kehutanan.
Berdasarkan Pergub Nomor 50 Tahun 2016 tentang Kedudukan,Susunan Organisasi,Tugas dan
Fungsi Serta Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Dinas Lingkungan Hidup
dan Kehutanan menyelenggarakan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Urusan
Pemerintahan Bidang Kehutanan yang menjadi kewenangan Daerah Provinsi dan Tugas Pembantuan
yang ditugaskan kepada Daerah Provinsi.
Tugas Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan yaitu melaksanakan koordinasi, pengawasan dan
pengendalian dalam penyelenggaraan kegiatan dibidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang
merupakan urusan Pemerintah Provinsi dan tugas pembantuan yang diberikan pemerintah kepada
Gubernur serta tugas dekonsentrasi serta tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh
Gubernur berdasarkan peraturan perundang-undangan. Sedangkan fungsinya adalah:
1. Perumusan kebijakan teknis bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Lingkungan Hidup dan
Kehutanan
3. Pengkoordinasian dan pembinaan pelaksanaan tugas bidang Lingkungan Hidup dan
Kehutanan
4. Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan tugas bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan
5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
Susunan Organisasi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, terdiri dari:
1. Kepala Dinas;
2. Sekretariat; terdiri atas:
a. Sub Bagian Program;
b. Sub Bagian Keuangan; dan
RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2013-2018
7
c. Sub Bagian Umum.
3. Bidang Analisis dan Pengendalian Lingkungan, terdiri atas:
a. Seksi Analisis Dampak Lingkungan;
b. Seksi Pengendalian Pencemaran; dan
c. Seksi Kerusakan Lingkungan.
4. Bidang Penataan dan Pengelolaan Lingkungan, terdiri atas:
a. Seksi Penataan Lingkungan;
b. Seksi Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup; dan
c. Seksi Pengelolaan Sampah dan Limbah B3.
5. Bidang Pengelolaan Hutan, terdiri atas:
a. Seksi Perencanaan dan Tata Hutan;
b. Seksi Usaha Kehutanan; dan
c. Seksi Pengolahan, Pemasaran dan Iuran.
6. Bidang Perlindungan Hutan, Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem, terdiri atas:
a. Seksi Pencegahan dan Pengamanan Hutan;
b. Seksi Penegakan Hukum; dan
c. Seksi Konservasi dan Pelestarian Sumberdaya Alam dan Ekosistem.
7. Bidang Rehabilitasi dan Pemberdayaan Masyarakat, terdiri atas:
a. Seksi Rehabilitasi Hutan dan Lahan;
b. Seksi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai; dan
c. Seksi Pemberdayaan dan Penyuluhan.
8. Kelompok Jabatan Fungsional; dan
9. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
a. Balai Laboratorium Lingkungan;
b. Balai Taman Hutan Raya Nuraksa;
c. Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan Rinjani Barat Pelangan Tastura;
d. Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan Rinjani Timur;
e. Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan Sejorong Mataiyang Brangrea;
f. Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan Pucak Ngengas Batulanteh;
g. Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan Orong Telu Brang Beh;
h. Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan Ropang;
i. Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan Ampang Plampang;
j. Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan Tambora;
k. Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan Ampang Riwo Suromandi;
RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2013-2018
8
l. Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan Toffo Pajo Madapangga Rompu Waworada;
m. Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan Maria Donggomasa.
Gambar 2.1. Stuktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB
RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2013-2018
9
2.2. Susunan Kepegawaian dan Aset yang Dikelola
Sumberdaya manusia merupakan salah satu unsur penting yang harus dimiliki oleh instansi, karena
kinerja para pegawai akan menentukan tingkat kinerja instansi tersebut. Data terakhir sampai dengan
tahun 2017, jumlah pegawai Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB adalah sejumlah
712 orang yang terdiri atas 76 orang pejabat struktural, 392 orang staf dan 244 orang pejabat
fungsional.
Tabel 2.1. Komposisi Pegawai Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Prov. NTB
ESELON
GOLONGAN/
RUANG
NON ESELON
JUMLAH
II
III
IV
FUNGSIONAL
STAF
Golongan IV/e
-
-
-
-
-
Golongan IV/d
-
-
-
-
-
Golongan IV/c
-
-
-
1
-
1
Golongan IV/b
1
4
-
10
5
20
Golongan IV/a
-
12
9
16
4
41
Golongan III/d
-
1
28
62
57
148
Golongan III/c
-
1
16
50
56
123
Golongan III/b
-
-
4
60
80
144
Golongan III/a
-
-
-
29
50
79
Golongan II/d
-
-
-
6
8
14
Golongan II/c
-
-
-
4
58
62
Golongan II/b
-
-
-
6
47
53
Golongan II/a
-
-
-
-
19
19
-
-
-
-
1
1
GOLONGAN IV
GOLONGAN III
GOLONGAN II
GOLONGAN I
Golongan I/d
RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2013-2018
10
ESELON
GOLONGAN/
RUANG
NON ESELON
JUMLAH
II
III
IV
FUNGSIONAL
STAF
Golongan I/c
-
-
-
-
3
3
Golongan I/b
-
-
-
-
3
3
Golongan I/a
-
-
-
-
1
1
1
18
57
244
392
712
TOTAL
Selain Sumberdaya manusia, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Prov. NTB juga memiliki
sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan kantor dengan lokasi dari ibukota provinsi sampai
dengan tingkat lapangan. Sarana prasarana tersebut berupa bangunan kantor di Jalan Majapahit
Nomor 54 Mataram dan Bangunan UPTD yang tersebar di tingkat Kabupaten/ Kota sampai dengan
bangunan Pos Jaga dan kantor-kantor Resort Pengelolaan Hutan (RPH) di tingkat Kecamatan seProvinsi Nusa Tenggara Barat.
Tabel 2.2. Aset tidak bergerak Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Prov. NTB
No
Jenis Aset
Luas/ Panjang
Nilai
1
Bangunan gedung tempat kerja
1.384
1.038.997.199
2
Bangunan gedung tempat tinggal
3
Bangunan air irigasi
115.680.000
4
Jalan dan jembatan
49.879.000
174
73.119.400
TOTAL
1.277.675.599
Dukungan sarana juga berupa kendaraan dinas roda dua, roda tiga dan roda empat dengan fungsi
operasional kantor sampai kendaraan dengan kualifikasi kendaraan lapangan. Kegiatan pada Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB juga didukung dengan tersedianya peralatan teknis
maupun peralatan dan perlengkapan perkantoran.
Tabel 2.3. Aset bergerak Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Prov. NTB
No
Jenis Aset
Jumlah
2
Nilai
1
Alat-alat bantu
2.250.000
2
Alat angkutan darat bermotor
136
2.303.633.000
3
Alat bengkel dan alat ukur
13
65.096.667
RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2013-2018
11
No
Jenis Aset
Jumlah
1
Nilai
4
Alat pertanian
5
Alat kantor dan rumah tangga
1.773
6
Alat studio dan alat komunilasi
146
343.230.720
7
Alat laboratorium
5
26.780.704
8
Barang-barang perpustakaan
1
10.500.000
TOTAL
3.000.000
1.328.464.994
4.082.956.085
2.3. Jenis Pelayanan dan Kelompok Sasaran
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Prov. NTB sesuai dengan tugas dan fungsinya memberikan
pelayanan terkait dengan urusan bidang lingkungan hidup dan kehutanan baik itu untuk kepada
pemerintah, masyarakat, maupun swasta.
Tabel 2.4. Jenis Pelayanan dan Kelompok Sasaran
No.
Unit Penyelenggara
Jenis Pelayanan
Layanan
1 Bidang Analisis dan
Rekomendasi Kelayakan atau Ketidaklayakan
Pengendalian Lingkungan
Kelompok
Sasaran
Swasta
Lingkungan terhadap Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan
2 Bidang Penataan dan
Pos Pengaduan dan Pelayanan Penyelesaian
Pengelolaan Lingkungan
3 Bidang Pengelolaan Hutan
Masyarakat
Sengketa lingkungan Hidup Daerah (P3SLHD)
Surat Keterangan Tanah kepada Masyarakat yang
Masyarakat
akan melakukan Sertifikat di Sekitar Kawasan
Hutan
Orientasi Lapangan bagi Calon Penggunaan atau
Pemerintah,
Pemanfaatan dalam Kawasan Hutan
Swasta
Pelayanan Data dan Peta Kawasan Hutan
Pemerintah,
Swasta,
Masyarakat
Pertimbangan Teknis Penerbitan Ijin Pungutan
Swasta,
Hasil Hutan Bukan Kayu
Masyarakat
RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2013-2018
12
No.
Unit Penyelenggara
Layanan
Jenis Pelayanan
4 Bidang Perlindungan Hutan, Penerbitan Surat Angkut Tumbuhan dan Satwa
SDA, dan Ekosistem
Kelompok
Sasaran
Masyarakat
yang Tidak Dilindungi (Di luar Appendix)
5 Bidang Rehabilitasi dan
Bantuan Bibit kepada Masyarakat
Masyarakat
Pemberdayaan Masyarakat
RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2013-2018
13
RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2013-2018
14
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
3.1. Gambaran Umum
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai instansi pemerintah yang mengurusi masalah
lingkungan hidup dan kehutanan melakukan tugas utamanya dalam pelayanan terhadap masyarakat
dengan memastikan kondisi lingkungan hidup yang layak serta kondisi kawasan hutan yang terjaga
dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
Memanfaatkan SDA dan Lingkungan Hidup secara produktif, efisien, optimal dengan tetap
memperhatikan prinsip-prinsip kelestarian dan berkelanjutan dapat memberikan manfaat sebesarbesarnya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat sekaligus keberlanjutan kehidupan yang baik.
Daerah harus maju namun tetap juga harus lestari. Sebagai provinsi kepulauan yang masuk dalam
kategori pulau-pulau kecil sekaligus daerah yang berada dalam ring of fire gunung berapi, perhatian
terhadap ketersediaan, keseimbangan dan kelestarian sumberdaya alam harus dilakukan. Rencana
Tata Ruang Wilayah yang telah ditetapkan harus menjadi pedoman dasar dalam mengalokasikan
kegiatan pembangunan. Rehabilitasi hutan dan lahan, pelestarian keanekaragaman hayati, rehabilitasi
dan konservasi daerah-daerah rawan bencana, upaya-upaya mitigasi dan adaptasi bencana alam
sekaligus menyiap siagakan masyarakat bila terjadi bencana adalah hal pokok dalam upaya
pemantapan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan.
Dalam kerangka pencapaian pembangunan yang berkelanjutan, pengelolaan sumber daya alam dan
pelestarian fungsi lingkungan hidup makin berkembang melalui penguatan kelembagaan dan
peningkatan kesadaran masyarakat yang ditandai dengan berkembangnya proses rehabilitasi dan
konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup yang disertai dengan menguatnya partisipasi aktif
masyarakat; terpeliharanya keanekaragaman hayati dan kekhasan sumber daya alam lainnya yang
dimanfaatkan untuk mewujudkan nilai tambah, daya saing, serta modal pembangunan daerah pada
masa yang akan datang.
Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri atas 2 (dua) pulau besar yaitu Pulau Lombok dan Pulau
Sumbawa dan 280 pulau-pulau kecil. Luas wilayah Provinsi NTB mencapai 49.312,19 Km2 terdiri
dari daratan seluas 20.153,15 Km2 (40,87%) dan perairan laut seluas 29.159,04 Km2 (59,13%)
dengan panjang garis pantai 2.333 km. Luas Pulau Sumbawa mencapai 15.414,5 km2 (76,49 %) dan
luas Pulau Lombok seluas 4.738,70 Km2 (23,51%). Dari luas wilayah NTB, 53,18% atau
RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2013-2018
15
1.071.722,83 Ha adalah kawasan hutan. Kawasan hutan tersebut terbagi berdasarkan fungsinya yaitu
Hutan Konservasi seluas 173.636,40 Ha, Hutan Lindung seluas 447.272,86 Ha, dan Hutan Produksi
seluas 450.813,57 Ha.
Nusa Tenggara Barat memiliki flora sebanyak 447 jenis pohon, 6 jenis rotan, 28 jenis liana, 55 jenis
anggrek, 59 jenis paku-pakuan dan 117 jenis jamur, yang didominasi jenis pohon Rimas (Duabanga
moluccana), Bajur (Pterospermum javanicum), Ketimis (Protium javanicum), Kesambi (Schleichera
oleosa), Pulai (Alstonia scholaris), Bungur (Lagerstroemia speciosa), Asam (Tamarindus indica),
Jambu hutan (Eugenia polyantha), Binong (Tetrameles nudiflora) dll. Sedangkan fauna sebanyak 206
jenis, 19 jenis mamalia, 20 jenis serangga, 8 jenis reptile, 5 jenis amfibi dan 154 jenis burung, yang
didominasi Babi hutan (Sus sp), Rusa (Cervus timorensis), Ayam hutan (Gallus varius), Biawak
(Varanus salvator), Landak (Hystrix branchyura), ular phyton (Phyton timorensis), Kera ekor panjang
(Macaca fascicularis) dll. Fauna identitas provinsi NTB adalah rusa timor yang dalam bahasa latin
(ilmiah) disebut sebagai Cervus timorensis.
Penutupan lahan/ vegetasi di Prov. NTB diperoleh dari hasil penafsiran citra satelit Landsat 7 ETM+
yang dilakukan oleh Kementerian LHK. Penafsiran untuk penutupan lahan/ vegetasi baik itu yang
berada di dalam kawasan hutan maupun pada areal penggunaan lain dibagi kedalam dua kelas utama
yaitu areal berhutan seluas 746.503,43 Ha, areal tidak berhutan seluas 314.119,10 Ha. Kelas areal
berhutan terdiri dari Hutan Lahan Kering Primer seluas 430.557,00 Ha; Hutan Lahan Kering
Sekunder seluas 295.468,94 Ha; Hutan Tanaman seluas 20.477,49 Ha.
Terdapat lahan kritis seluas 578.645,97 Ha pada tingkat Sangat Kritis (± 23.218,61 Ha), Kritis (±
154.358,31 Ha) dan Agak Kritis (± 401.069,05 Ha). Luas lahan kritis di dalam kawasan hutan seluas
± 141.375,54 Ha atau sekitar 13,19 % dari luas kawasan hutan di NTB. Data ini merupakan data Citra
Land Sat Tahun 2013 dan akan diperbarui pada Tahun 2017. Lahan kritis terluas berada di Kab. Bima
yaitu seluas 161.256,53 Ha, disusul oleh Sumbawa (148.655,09 Ha), Lombok Tengah (65.620 Ha),
Lombok Timur (47.423,33 Ha), Lombok Utara (44.364,02 Ha), Dompu (36.793,06 Ha), Sumbawa
Barat (34.061,61 Ha), Lombok Barat (32.865,45 Ha), Kota Bima (6.643,71 Ha) dan terakhir Kota
Mataram (963,17 Ha). Lahan kritis di dalam kawasan hutan seluas 141.375,54 Ha yang secara
berturut-turut berada di Bima (57.599,56 Ha), Sumbawa (37.848,71 Ha), Sumbawa Barat (12.393,64
Ha), Lombok Timur (9.460,20 Ha), Lombok Utara (8.219 Ha), Dompu (6.822 Ha), Lombok Barat
(6.740 Ha), Lombok Tengah (1.262,34 Ha), Kota Bima (1.028,82 Ha), dan di Kota Mataram tidak
ada lahan kritis di dalam kawasan hutan.
RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2013-2018
16
Potensi air di Pulau Lombok adalah 12.817,740 mcm dengan rincian berdasarkan sumber air yaitu:
Debit mata air 514,030 mcm; Aliran sungai 3.128,810 mcm; Embung 11,400 mcm; Air tanah dangkal
1.786,500 mcm; Air tanah dalam 7.125,000 mcm; dan Lain-lain (danau,waduk) 252,000 mcm.
Potensi air di Pulau Sumbawa adalah 32.278,040 mcm dengan rincian berdasarkan sumber air yaitu:
Debit mata air 235,420 mcm; Aliran sungai 9.499,670 mcm; Embung 26,950 mcm; Air tanah dangkal
8.070,000 mcm; Air tanah dalam 14.446,000 mcm; dan Lain-lain (danau,waduk) 0 mcm. Jumlah
Daerah Aliran Sungai di NTB yaitu 540 DAS yang terbagi menjadi 113 Das di Pulau Lombok dan
427 DAS di Pulau Sumbawa. Jumlah danau/ waduk/ situ/ embung mencapai 173 unit. Jumlah mata
air yang teridentifikasi yaitu 2.493 titik mata air.
3.2. Hasil-hasil yang Dicapai Lima Tahun Sebelumnya
Di bidang lingkungan hidup, target Indikator Kinerja Utama untuk RPJMD 2009-2013 yaitu
perlindungan mata air dan ruang terbuka hijau > 30% di Kab/Kota. Sumber mata air berhasil
diselamatkan pada akhir tahun 2013 sebanyak 336 titik meningkat dari tahun 2009 yang berjumlah
214 titik, demikian pula terhadap kabupaten/kota yang memiliki ruang terbuka hijau, sampai tahun
2013 seluruh kabupaten/kota se-NTB telah memiliki ruang terbuka hijau > 30%.
Tabel 3.1. Capaian Indikator Kinerja Urusan Lingkungan Hidup Tahun 2009-2013
Indikator Kinerja
Sumber Mata Air
Satuan
Sumber
Ruang Terbuka Hijau > 30% Kab/Kota
Capaian Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013
214
284
305
321
336
1
2
8
8
10
Di bidang kehutanan target Indikator Kinerja Utama untuk RPJMD 2009-2013 yaitu Menurunkan
lahan kritis ≤ 507.778,17 Ha; Mempertahankan kawasan hutan tetap seluas 1.069.997,78 Ha;
Operasionalisasi Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH); dan Membentuk MKKHD. Lahan kritis
berhasil diturunkan sampai dengan 281.123 Ha; Luas kawasan hutan mencapai 1.071.722,83 Ha;
Operasionalisasi KPH sebanyak 12 unit, termasuk KPH Kabupaten yang kewenangan
pengelolaannya berada pada Pemerintah Kabupaten; dan Pembentukan 4 unit MKKHD yaitu
MKKHD Tatar Sepang, MKKHD Tambora, MKKHD Parado dan ODTW Gunung Sasak.
RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2013-2018
17
Tabel 3.2. Capaian Indikator Kinerja Urusan Kehutanan Tahun 2009-2013
Indikator Kinerja Satuan
Menurunkan lahan Ha
Capaian Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013
492.18
444.409
396.179
338.289
281.123
kritis ≤ 507.778,17
Ha
Mempertahan kan
Ha
1.069.997,78 1.069.997,78 1.071.722,83 1.071.722,83 1.071.722,83
kawasan hutan tetap
seluas 1.069.997,78
Ha
Operasionalisasi
Unit
1
8
8
12
12
Unit
0
1
3
3
4
Kesatuan
Pengelolaan Hutan
(KPH)
Membentuk
MKKHD
3.3. Analisa Isu Strategis Terkait dengan Tupoksi
Pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan senantiasa dihadapkan pada permasalahanpermasalahan yang sangat dinamis. Dinamika tersebut terkait dengan adanya pengaruh dari tindakan
manusia serta adanya gangguan alam. Isu-isu strategis terkait dengan pembangunan lingkungan hidup
dan kehutanan di NTB yang perlu mendapat perhatian utama yaitu terjadinya degradasi sumberdaya
alam, belum optimalnya pemanfaatan SDA sebagai sumber pendapatan daerah dan masih tingginya
tingkat kemiskinan masyarakat sekitar kawasan hutan.
Terjadinya degradasi sumber daya alam dan lingkungan hidup. Faktor penekan turunnya kualitas
lingkungan antara lain sektor pariwisata, sektor peternakan dan sektor pertambangan. Pembangunan
pariwisata di NTB selama ini telah memberikan hasil yang terus meningkat. Hal tersebut terlihat
dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang datang. Ketersediaan sarana pendukung pariwisata
seperti hotel maupun rumah makan/restoran ini di satu sisi memberikan dampak positif terhadap
peningkatan pendapatan daerah. Namun disisi lain, hal tersebut dapat berpotensi memberikan dampak
negatif berupa pencemaran lingkungan, jika pengolahan limbah yang dihasilkan dari aktivitas di hotel
dan rumah makan/restoran tersebut tidak dikelola dengan baik. Kemudian sektor peternakan yaitu
dampak negatif dari sektor peternakan disebabkan oleh limbah ternak yang dapat menyebabkan
RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2013-2018
18
pencemaran lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Potensi beban pencemaran air secara
keseluruhan di Pulau Lombok dari kegiatan peternakan yaitu beban pencemaran BOD mencapai
157.935,97 kg/tahun, dan COD sebesar 391.127,12 kg/tahun dan potensi beban pencemaran air secara
keseluruhan di Pulau Sumbawa dari kegiatan peternakan yaitu beban pencemaran BOD mencapai
209.494,22 kg/tahun, dan COD sebesar 520.260,40 kg/tahun. Di sektor pertambangan, tekanan
terhadap lingkungan lebih disebabkan karena maraknya aksi penambangan liar atau lebih dikenal
dengan istilah PETI. Di Pulau Lombok, kegiatan penambangan emas liar sudah meluas di beberapa
desa yang ada di Kecamatan Sekotong. Kawasan terbuka akibat penambangan itu sudah mencapai
sekitar 1.000 ha, di mana ada yang masuk kawasan hutan lindung, hutan kemasyarakatan dan ada
juga di lahan milik warga. Di pulau Sumbawa penambangan liar marak terjadi di Kab. Sumbawa
Barat khususnya di wilayah hutan lindung di RTK 91 Pegunungan Lamusung dan Lamunga yang
mencapai luas 7.000 Ha. Aktivitas penambangan ilegal secara sporadis dan terpencar. Para
penambang liar itu melakukan penggalian cukup dalam di kawasan hutan lindung tersebut. Tekanan
lainnya terhadap lingkungan yaitu tingginya gangguan keamanan hutan baik terhadap kawasan dan
hasil hutannya yang berpotensi menyebabkan terjadinya kerusakan sumber daya hutan dan terjadinya
bencana alam berupa banjir dan tanah longsor. Keadaan ini antara lain disebabkan oleh terjadinya
berbagai tindak pidana kehutanan yang cukup beragam antara lain pengangkutan hasil hutan tanpa
disertai dokumen legalitas kayu, penebangan liar, penggembalaan dan lain sebagainya. Permintaan
atau kebutuhan kayu yang lebih besar dibandingkan dengan ketersediaannya menyebabkan
terbukanya pasar untuk kayu yang berasal dari sumber yang tidak sah. Akibat dari adanya gangguan
hutan tersebut telah menimbulkan kerusakan hutan yang berakibat adanya kerugian bagi negara
berupa hilangnya potensi penerimaan negara bukan pajak serta kerugian berupa hilangnya nilai fungsi
dari hutan itu sendiri. Gangguan keamanan hutan belum terpetakan dalam bentuk konsentrasi, lokasi
dan intensitas gangguan sehingga perencanaan dalam rangka pengendalian dan pengamanan hutan
belum dilaksanakan secara tepat sasaran. Hal inilah yang kemudian membuat pelaksanaan kegiatan
pengamanan hutan masih belum sepadan dengan intensitas gangguan yang berlangsung.
Jumlah PAD dari bidang lingkungan hidup dan kehutanan belum tergali secara optimal. Belum
optimalnya pemanfaatan potensi sumber daya hutan termasuk di dalamnya pemanfaatan jasa
lingkungan, pariwisata alam, PNBP kehutanan yang berasal dari HHBK. Secara keseluruhan,
kawasan hutan di Provinsi NTB memiliki berbagai potensi yang dapat dikembangkan dalam rangka
pembangunan di sektor kehutanan dan mendukung pembangunan di sektor lainnya. Namun demikian,
potensi tersebut belum tergali dan dieksplorasi secara nyata sehingga belum termanfaatkan secara
optimal. Pengelolaan kawasan hutan di NTB masih terfokus pada upaya-upaya pemanfaatan hasil
RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2013-2018
19
hutan kayu sebagai kegiatan utamanya baik secara legal maupun illegal. Selain itu, upaya
pemanfaatan HHBK masih dilakukan secara tradisional dengan melakukan pemungutan langsung
dari kawasan hutan tanpa disertai dengan perijinan. Perlu adanya upaya yang sungguh-sungguh dalam
mengoptimalkan berbagai potensi tersebut melalui monitoring dan evaluasi terhadap perijinan yang
sudah ada, mendorong masyarakat untuk mengurus perijinan HHBK, peningkatan akses masyarakat
dalam turut serta mengelola hutan termasuk pengembangan potensi jasa lingkungan sumber daya
hutan sebagai obyek dan daya tarik wisata. Namun demikian, eksploitasi sumberdaya kehutanan
tersebut juga harus mengindahkan kemampuan dan daya dukung dari sumberdaya tersebut agar tidak
menyebabkan terjadinya kerusakan dan merosotnya kualitas lingkungan hidup.
Kemiskinan sekitar kawasan hutan juga menjadi isu penting pembangunan bidang lingkungan hidup
dan kehutanan. Pemberdayaan masyarakat sekitar hutan pada wilayah pemanfaatan hutan
kemasyarakatan masih terkendala kurangnya keterampilan masyarakat dalam mengolah hasil panen
dari areal kelola masyarakat baik di dalam dan di sekitar kawasan hutan. Tingkat kemiskinan Provinsi
NTB berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2013 adalah sebesar 17, 25 %. Jumlah
penduduk ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode Maret – September 2012 yaitu
sebesar 828,330 orang atau 18,02 % dari jumlah penduduk. Dari sejumlah itu, penduduk miskin di
daerah pedesaan berjumlah sekitar 412.940 orang atau sekitar 15,41 %. Memperhatikan bahwa
banyak desa di masing-masing kabupaten yang letaknya berbatasan dengan kawasan hutan tentu akan
turut memberikan tekanan sosial dan ekonomi terhadap kawasan hutan. Luas lahan rata-rata petani di
NTB hanya mencapai 0,3 ha/KK dengan pola pengelolaan yang mengedepankan ekstensifikasi lahan
pertanian menjadikan kawasan hutan sebagai areal yang logis sebagai arah pengembangan. Kondisi
kemiskinan ini juga menjadikan setiap kegiatan pembangunan termasuk pembangunan kehutanan
harus diarahkan untuk pengentasan kemiskinan, menciptakan lapangan pekerjaan dan peningkatan
pendapatan namun di sisi lain keberadaan dan kondisi hutan harus dijaga dan dipelihara.
3.4. Analisa Lingkungan Strategis
Berdasarkan gambaran kondisi dan permasalahan yang dihadapi oleh pembangunan bidang
lingkungan hidup dan kehutanan di NTB saat ini, dapat disampaikan analisis strategis terhadap
kondisi lingkungan internal yang terdiri atas kekuatan dan kelemahan serta kondisi lingkungan
eksternal berupa peluang dan ancaman,
RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2013-2018
20
Tabel 3.3. Analisa SWOT Isu Strategis
ISU STARTEGIS
SWOT
DEGRADASI
LINGKUNGAN
PENGELOLAAN SDA
KEMISKINAN
Kekuatan
Pengelolaan ditingkat
Ketersediaan wilayah dan
Pembinaan masyarakat di
(Strength)
tapak/ hulu
potensi SDA
tingkat tapak
Kelembagaan di tingkat
Dukungan program
tapak
kegiatan
Kelemahan
Kuantitas penegak hukum Produksi SDA masih
(Weakness)
masih kurang
Kemampuan SDM untuk
bersifat ekstraktif dari alam pengembangan ekonomi
masih kurang
Peluang
Dukungan para pihak
Tingginya minat investor
(Opportunity)
Dukungan regulasi terkait
perhutanan sosial dan
kemitraan lingkungan
Dukungan regulasi
Dukungan sektor lain
Dukungan sektor lain
dalam pengembangan
dalam pengembangan
potensi SDA
masyarakat
Banyak pihak yang
Ancaman
Perubahan penggunaan
Pemasaran hasil masih di
(Threat)
lahan
dominasi praktek monopoli berkepentingan
Meningkatnya tekanan
Pemahaman masyarakat
manusia terhadap daya
tentang konsep perhutanan
dukung lingkungan
sosial masih kurang
RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2013-2018
21
RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2013-2018
22
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1. Visi dan Misi
Berdasarkan gambaran umum wilayah kerja serta capaian kinerja lima tahun sebelumnya serta isuisu strategis yang dihadapi dalam pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan di Provinsi NTB,
maka Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB perlu menetapkan visi yang ingin
diwujudkan dalam periode lima tahun ke depan. Pentingnya keberadaan lingkungan hidup dan
kehutanan untuk mendukung pembangunan daerah yang berkelanjutan menjadikan pengelolaannya
harus dilakukan bersama-sama secara efektif, efisien oleh seluruh pihak yang terkait. Dengan adanya
visi yang merupakan gambaran umum dari keadaan yang ingin dicapai sampai dengan tahun 2018,
akan menjadi arahan bersama bagi para pihak. Mengacu pada tugas pokok dan fungsi Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB, serta program sektor lingkungan hidup dan
kehutanan yang tertuang dalam RPJMD Provinsi NTB Tahun 2013-2018, Visi Dinas Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB Tahun 2013-2018 adalah : “Optimalisasi Pengelolaan
lingkungan hidup dan kehutanan secara kolaboratif dan partisipatif”.
Pengelolaan yang dimaksud yaitu perencanaan program kegiatan yang tepat sasaran, penguatan
kelembagaan di tingkat tapak sebagai pelaksana, pemanfaatan dan penggunaan sumberdaya alam
secara optimal, rehabilitasi dan reklamasi untuk memperbaiki kondisi lingkungan yang menurun serta
perlindungan dan konservasi SDA untuk menjaga kondisi lingkungan hidup dan kehutanan yang ada.
Kolaboratif artinya dilakukan secara transparan, partisipatif, terpadu, aspiratif, berkeadilan,
berkesinambungan dan berkelanjutan, dengan didukung oleh berbagai pihak baik itu pemerintah,
LSM, masyarakat, akademisi maupun pengusaha yang berintegritas moral yang baik, profesional,
kompeten dan mampu bekerjasama. Partisipatif artinya melibatkan masyarakat sebagai penerima
program tidak hanya pada tahapan pelaksanaan tapi dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan
sampai dengan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program kegiatan.
Untuk mewujudkan Visi pembangunan kehutanan tersebut dirumuskan ke dalam Misi sebagai
berikut :
1. Mendorong rehabilitasi hutan dan lahan produktif secara partisipatif dengan
menyediakan tanaman kehutanan yang produktif secara ekonomi dan pola tanam yang
memungkinkan kombinasi tanaman kehutanan dengan jenis yang cepat menghasilkan secara
ekonomi serta melibatkan masyarakat secara aktif dalam program kegiatan.
RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2013-2018
23
2. Meningkatkan pemanfaatan dan penggunaan Sumberdaya Alam secara kolaboratif
dengan melibatkan para pihak baik itu institusi pemerintah lainnya, masyarakat dan
pengusaha dalam menyediakan sarana dan prasarana pengolahan dan pengelolaan
sumberdaya alam yang bernilai ekonomi.
3. Memantapkan pola perlindungan dan konservasi Sumberdaya Alam dengan
mengintensifkan pengamanan pada kawasan hutan dengan melibatkan aparat keamanan
lainnya dan masyarakat sekitar kawasan hutan.
4. Memantapkan pengendalian pencemaran
dan kerusakan lingkungan
melalui
pemantauan berkesinambungan terhadap kualitas udara dan air serta melakukan melakukan
upaya penyadartahuan serta penindakan secara hukum jika diperlukan terhadap berbagai
pihak yang menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan.
5. Memantapkan pengelolaan Sumberdaya Alam berbasis daya dukung dan daya
tampung dengan menyediakan dokumen-dokumen lingkungan yang bisa menjadi landasan
dalam arah pengambilan kebijakan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan.
6. Mempercepat perwujudan aparatur yang profesional dan sarana prasarana yang
berkualitas melalui peningkatan kuantitas dan kualitas SDM pada unit pengelola di tingkat
tapak dengan di dukung oleh penyediaan sarana prasarana operasional yang memadai.
4.2. Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan
Untuk menjabarkan seluruh misi sebagaimana tersebut di atas menjadi satu tahapan proses yang
komprehensif dalam bentuk program prioritas dan kegiatan pokok dengan memperhitungkan hasil
analisis lingkungan internal dan eksternal, maka Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi
NTB menetapkan Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan sebagai berikut :
1. Misi: Mendorong rehabilitasi hutan dan lahan produktif secara partisipatif
Tujuan:
Memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga produktifitasnya
meningkat dalam rangka mendukung pengembangan ekonomi masyarakat sekitar kawasan hutan.
Sasaran:
1. Tertanganinya lahan kritis di dalam dan di luar kawasan hutan
2. Terpeliharanya sumberdaya air baik secara vegetatif maupun sipil teknis
Strategi:
1. Rehabilitasi dalam kawasan tanpa penggarap dengan intensif dengan menggunakan jenis
tanaman kehutanan yang memiliki nilai ekologis tinggi
RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2013-2018
24
2. Rehabilitasi dalam kawasan berpenggarap dengan pola agroforestry dengan mengutamakan
jenis tanaman kehutanan yang memiliki nilai ekonomi tinggi
3. Membuat bangunan konservasi tanah dan air pada daerah rawan bencana banjir dan
kekeringan
Kebijakan:
Diarahkan pada lahan kritis di dalam dan diluar kawasan serta daerah rawan bencana banjir dan
kekeringan
2. Misi: Meningkatkan pemanfaatan dan penggunaan Sumberdaya Alam secara kolaboratif
Tujuan:
Mengoptimalkan PAD melalui pemanfaatan sumber daya alam secara lestari berupa wisata alam,
hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu.
Sasaran:
1. Tersedianya data potensi dan produksi hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu
2. Tersedianya sarana dan prasarana pengembangan hasil hutan bukan kayu bagi kelompok
masyarakat
3. Tersedianya dokumen rencana pengembangan objek wisata alam bagi pihak yang
berkepentingan
4. Tersedianya sarana dan prasarana wisata alam minimum pada objek wisata alam unggulan
Strategi:
1. Inventarisasi dan pendataan HHBK dan HHK dilakukan pada masing-masing Resort KPH
sebagai unit pengelolaan terkecil
2.
Sarana dan prasarana pengembangan HHBK diberikan kepada kelompok yang sudah kuat
dan memiliki potensi HHBK besar sehingga memperkecil kemungkinannya untuk gagal
dalam berusaha
3. Menjadikan dokumen rencana pengembangan objek wisata alam sebagai dasar untuk
melibatkan pihak lain dalam pengembangan wisata alam
Kebijakan:
Dipersiapkan untuk menjadi percontohan bagi pengembangan HHBK dan wisata alam dimasa depan.
3. Misi: Memantapkan pola perlindungan dan konservasi Sumberdaya Alam
Tujuan:
Menjaga kualitas sumberdaya alam dengan meningkatkan peran serta para pihak baik itu pemerintah
maupun masyarakat.
RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2013-2018
25
Sasaran:
1. Tersedianya data dan informasi mengenai kerussakan kawasan serta daerah yang berpotensi
mengalami gangguan
2. Berkurangnya tingkat kerusakan dan gangguan kawasan serta permasalahan tenurial
3. Terlindunginya sistem penyangga kehidupan (air, tanah dan udara)
Strategi:
1. Perlindungan sumberdaya alam dilaksanakan melalui upaya pencegahan dan penyadartahuan
masyarakat maupun upaya penegakan hukum jika diperlukan
2. Perlindungan sumberdaya alam dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak terkait baik itu
aparat kemanan, pemerintah daerah Kab/ Kota maupun masyarakat sekitar kawasan hutan
Kebijakan:
Diarahkan pada daerah yang rawan gangguan maupun yang berpotensi mengalami gangguan pada
sumberdaya alam
4. Misi: Memantapkan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan
Tujuan:
Memantau kualitas udara dan air secara kontinu serta melakukan evaluasi terhadap kegiatan baik
masyarakat maupun perusahaan yang menimbulkan dampak bagi lingkungan hidup.
Sasaran:
1. Berkurangnya dampak negatif pembuangan sampah oleh masyarakat melalui upaya
pengolahan sampah secara mandiri
2. Terpantaunya kualitas udara dan air secara kontinu sebagai indikator kualitas lingkungan
hidup
3. Terpantaunya aktifitas perusahaan yang berdampak terhadap kondisi lingkungan hidup
Strategi:
1. Pengolahan sampah oleh kelompok masyarakat dilakukan pada kelompok masyarakat yang
sudah mulai melakukan aktivitas pengolahan sammpah sehingga bisa menjadi percontohan
2. Evaluasi terhadap aktivitas usaha dilakukan dengan melibatkan pihak terkait baik itu
pemerintah, aparat keamanan maupun LSM
3. Titik pengambilan sampel udara dan air memiliki lokasi yang permanen
Kebijakan:
Diarahkan pada lokasi maupun usaha yang memiliki dampak besar terhadap lingkungan hidup
RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2013-2018
26
5. Misi: Memantapkan pengelolaan Sumberdaya Alam berbasis daya dukung dan daya
tampung
Tujuan:
Menyiapkan dokumen-dokumen lingkungan hidup yang wajib disusun oleh daerah sebagai dasar
dalam pengambilan kebijakan pembangunan daerah untuk mendukung pembangunan yang
berkelanjutan
Sasaran:
Tersedianya dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Provinsi NTB dan Rencana
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Provinsi NTB untuk mengetahui daya
dukung dan daya tampung lingkungan terhadap pembangunan yang dilaksanakan
Strategi:
1. Meyakinkan para pihak terkait akan pentingnya ketersediaan dokumen Kajian Lingkungan
Hidup Strategis (KLHS) Provinsi NTB dan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (RPPLH) Provinsi NTB
Kebijakan:
Diarahkan pada penyiapan dokumen-dokumen lingkungan hidup daerah yang akan menjadi dasar
bagi pengambilan kebijakan pembangunan daerah kedepannya
6. Misi: Mempercepat perwujudan aparatur yang profesional dan sarana prasarana yang
berkualitas
Tujuan:
Menyediakan aparatur yang berkompeten secara teknis di bidang lingkungan hidup dan kehutanan
dengan didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai secara kuantitas dan kualitas
Sasaran:
1. Terlaksananya diklat teknis bagi aparatur sesuai dengan kebutuhan tenaga di lapangan
2. Tersedianya sarana dan prasarana operasional sesuai dengan kebutuhan di lapangan
Strategi:
1. Mengikutsertakan aparatur pada Unit Pelaksana Teknis Dinas dalam diklat teknis yang
dibutuhkan bagi operasional kegiatan di tingkat lapangan
2. Penyediaan sarana dan prasarana disesuaikan dengan kebutuhan riil di lapangan
Kebijakan:
Diarahkan pada penyiapan sarana prasarana dan SDM pada Unit Pelaksana Teknis Dinas agar bisa
beroperasional dengan baik
RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2013-2018
27
RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2013-2018
28
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
DAN PENDANAAN INDIKATIF
Untuk mendukung pencapaian visi misi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB
Tahun 2013-2018, maka perlu dijabarkan dalam beberapa program dan kegiatan yang secara
berkesinambungan merupakan tahapan pencapaian visi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Provinsi NTB Tahun 2013-2018. Perencanaan
program
dan
kegiatan
dilakukan
dengan
berpedoman pada program pembangunan daerah dalam RPJMD 2013-2018 sebagai berikut:
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
4. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
5. Program Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah
6. Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan
7. Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup
8. Program perlindungan dan konservasi sumber daya alam
9. Program peningkatan kualitas dan akses informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup
10. Program peningkatan pengendalian polusi
11. Program Pemanfaatan potensi sumberdaya hutan
12. Program Rehabilitasi Hutan Dan Lahan
13. Program Perlindungan dan konservasi sumberdaya hutan
14. Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan
Agar program tersebut lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran Dinas Lingkungan hidup dan
Kehutanan tahun 2013-2018, kemudian disusunlah rencana program, kegiatan beserta keluarannya
sebagaimana bisa dilihat pada tabel di bawah ini:
RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2013-2018
29
Tabel 5.1. Rencana Program, Kegiatan dan Keluaran sesuai dengan Tujuan dan Sasaran
Tujuan
Memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi
hutan dan lahan sehingga
produktifitasnya meningkat
dalam rangka mendukung
pengembangan ekonomi
masyarakat sekitar kawasan
hutan.
Sasaran
Program
Kegiatan
Keluaran
1. Misi: Mendorong rehabilitasi hutan dan lahan produktif secara partisipatif
1. Tertanganinya lahan
kritis di dalam dan di luar
kawasan hutan
Rehabilitasi Hutan
dan Lahan
2. Terpeliharanya sumberdaya air baik secara
vegetatif maupun sipil
teknis
1. Penyediaan Bibit Tanaman
Kehutanan
1. Jumlah bibit yang dibuat
1,650,000 batang bibit
tiap tahun
2. Pengembangan Perbenihan
Tanaman Hutan
2. Jumlah sumber benih yang
dikelola
2 sumber benih tiap tahun
3. Rehabilitasi Daerah Tangka- 3. Jumlah daerah tangkapan air
pan Air
yang dikelola
4. Rehabilitasi Hutan dan La4. Luas lahan kritis yang di rehahan Kritis
bilitasi
2. Misi: Meningkatkan pemanfaatan dan penggunaan Sumberdaya Alam secara kolaboratif
Mengoptimalkan PAD melalui pemanfaatan sumber
daya alam secara lestari
berupa wisata alam, hasil hutan kayu dan hasil hutan
bukan kayu.
1. Tersedianya data potensi dan produksi hasil
hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu
2. Tersedianya sarana dan
prasarana pengembangan
hasil hutan bukan kayu
bagi kelompok masyarakat
3. Tersedianya dokumen
rencana pengembangan
objek wisata alam bagi
pihak yang berkepentingan
Pemanfaatan potensi sumberdaya
hutan
Volume
2 lokasi tiap tahun
3,300 Ha tiap tahun
1. Pengembangan Hasil hutan
Baku Kayu Unggulan
1. Jumlah kelompok usaha HHBK
yang dibina
2 kelompok tiap tahun
2. Pengendalian Pengelolaan
dan Peredaran Hasil Hutan
2. Data potensi dan produksi
HHBK yang tersedia
1 dokumen data potensi dan produksi tiap
tahun
3. Pengembangan Jasa Lingkungan
3. Data potensi dan produksi kayu
yang tersedia
1 dokumen data potensi dan produksi tiap
tahun
RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2013-2018
30
Tujuan
Sasaran
Program
Kegiatan
Keluaran
4. Tersedianya sarana dan
4. Jumlah objek wisata alam yang
prasarana wisata alam
dikembangkan dan dokumen
minimum pada objek
rencana pengembangan objek
wisata alam unggulan
wisata alam yang tersedia
3. Misi: Memantapkan pola perlindungan dan konservasi Sumberdaya Alam
Volume
2 lokasi wisata alam
tiap tahun
Menjaga kualitas sumberdaya
alam dengan meningkatkan
peran serta para pihak baik
itu pemerintah maupun
masyarakat.
1. Informasi kawasan hutan yang
1. Tersedianya data dan
1. Perlindungan
1. Operasi Pengamanan Hutan
informasi mengenai
dan konservasi
berpotensi dan rawan gangguan
kerussakan kawasan serta sumberdaya hutan
dan yang mengalami permasalahan
daerah yang berpotensi
tenurial tersedia
mengalami gangguan
2. Berkurangnya tingkat
2. Program perlin- 2. Penyelesaian Permasalah
2. Jumlah kasus gangguan keakerusakan dan gangguan
dungan dan konTenurial dalam Kawasan Humanan hutan dan permasalahan
kawasan serta permasala- servasi sumber
tan
tenurial yang tertangani
han tenurial
daya alam
3. Terlindunginya sistem
3. Perlindungan Mata Air
3. Jumlah mata air yang dilindungi
penyangga kehidupan
dengan Vegetasi/Civil Teknis
bertambah
(air, tanah dan udara)
4. Misi: Memantapkan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan
1 dokumen data dan
peta tiap tahun
1. Berkurangnya dampak
negatif pembuangan sampah oleh masyarakat melalui upaya pengolahan
sampah secara mandiri
1. Pengembangan
kinerja pengelolaan persampahan
1. Peningkatan Peran Serta
Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan
1. Jumlah Sarana Pengolahan Sampah yang terbangun
2 unit tiap tahun
2. Terpantaunya kualitas
udara dan air secara kontinu sebagai indikator
kualitas lingkungan hidup
3. Terpantaunya aktifitas
perusahaan yang berdampak terhadap kondisi
lingkungan hidup
2. Pengendalian
pencemaran dan
perusakan lingkungan hidup
2. Pemantauan Kualitas Lingkungan
2. Data pemantauan kualitas air
dan udara tersedia
1 dokumen tiap tahun
3. Pengawasan Pelaksanaan
Kebijakan Bidang Lingkungan
Hidup
3. Data hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan Amdal dan
UKL-UPL yang dilaksanakan
tersedia
4. Data hasil pemantauan terhadap
limbah B3 yang dilakukan tersedia
5. Data hasil penilaian peringkat
kinerjan perusahan terhadap lingkungan hidup tersedia
1 dokumen tiap tahun
Memantau kualitas udara dan
air secara kontinu serta
melakukan evaluasi terhadap
kegiatan baik masyarakat
maupun perusahaan yang
menimbulkan dampak bagi
lingkungan hidup.
4. Pengelolaan B3 dan Limbah
B3
5. Peningkatan Peringkat
Kinerja Perusahaan
10 kasus tiap tahun
20 mata air baru terlindungi tiap tahun
1 dokumen tiap tahun
1 dokumen tiap tahun
RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2013-2018
31
Tujuan
Menyiapkan dokumen-dokumen lingkungan hidup yang
wajib disusun oleh daerah sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan pembangunan
daerah untuk mendukung
pembangunan yang berkelanjutan
Sasaran
Program
Kegiatan
Keluaran
5. Misi: Memantapkan pengelolaan Sumberdaya Alam berbasis daya dukung dan daya tampung
Tersedianya dokumen
Kajian Lingkungan
Hidup Strategis (KLHS)
Provinsi NTB dan
Rencana Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH)
Provinsi NTB untuk
mengetahui daya dukung
dan daya tampung lingkungan terhadap pembangunan yang dilaksanakan
Peningkatan kualitas dan akses informasi sumber
daya alam dan
lingkungan hidup
Penyusunan Status Lingkungan
Hidup Daerah
1. Dokumen SLHD Provinsi NTB
tersedia
2. Dokumen KLHS Provinsi NTB
tersedia
3. Dokumen RPPLH Provinsi NTB
tersedia
6. Misi: Mempercepat perwujudan aparatur yang profesional dan sarana prasarana yang berkualitas
Menyediakan aparatur yang
berkompeten secara teknis di
bidang lingkungan hidup dan
kehutanan dengan didukung
oleh sarana dan prasarana
yang memadai secara kuantitas dan kualitas
Volume
1 dokumen tiap tahun
1 dokumen
1 dokumen
1. Terlaksananya diklat
teknis bagi aparatur
sesuai dengan kebutuhan
tenaga di lapangan
1. Pelayanan Administrasi Perkantoran
1. Penyediaan peralatan dan
perlengkapan kantor
1. Jumlah peralatan kantor, perlengkapan teknis operasional dan
sarana laboratorium yang tersedia
1 paket tiap tahun
2. Tersedianya sarana dan
prasarana operasional
sesuai dengan kebutuhan
di lapangan
2. Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur
2. Pembangunan gedung kantor
2. Jumlah bangunan resort KPH
yang tersedia
2 unit tiap tahun
3. Peningkatan Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
3. Pengadaan kendaraan dinas/operasional
3. Jumlah kendaraan operasional di
tingkat tapak yang tersedia
1 paket tiap tahun
4. Peningkatan SDM aparatur
4. Jumlah SDM yang mengikuti
diklat
2 orang setiap tahun
RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2013-2018
32
Rencana program yang telah ditetapkan tersebut, selanjutnya dirumuskan indikator kinerja dan
targetnya, serta pendanaan indikatif untuk membiayai program selama 5 tahun. Penetapan indikator
kinerja bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan
misi selama 5 tahun. Hal ini ditunjukan dari akumulasi indikator capaian setiap tahunnya. Sedangkan
pendanaan indikatif diperoleh dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Penjabaran
rencana program, indikator kinerja, dan pendanaan indikatif Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Provinsi NTB selama tahun 2013-2018 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2013-2018
33
Tabel 5.2. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, dan Pendanaan Indikatif
Kondisi
No
Urusan/Program
Indikator
Prioritas
Kinerja
Awal
Satuan
RPJMD
(Tahun
2013)
2
Target 2014
Target
Kinerja
Rp. (000)
Target 2015
Target
Kinerja
Rp. (000)
Target 2016
Target
Kinerja
Rp. (000)
Target 2017
Target
Kinerja
Rp. (000)
Target 2018
Target
Kinerja
Rp. (000)
Kondisi Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
Target
Kinerja
Rp.(000)
URUSAN WAJIB
BUKAN PELAYANAN
DASAR
2.05
Lingkungan Hidup
2,913,223
1
Program Pelayanan
Kelancaran
Administrasi Perkantoran
Administrasi
7,610,469
15,414,528
27,824,460
59,060,233
112,822,913
%
100.00
100.00
1,118,313
100.00
1,955,719
100.00
3,270,413
100.00
8,934,412
100.00
9,597,125
100.00
24,875,982
%
100.00
100.00
991,300
100.00
3,970,774
100.00
8,505,362
100.00
13,131,220
100.00
32,901,509
100.00
59,500,165
%
100.00
100.00
148,100
100.00
416,461
100.00
537,259
100.00
776,403
100.00
1,038,173
100.00
2,916,396
%
100.00
100.00
287,664
100.00
769,435
100.00
653,229
100.00
1,961,525
100.00
2,087,309
100.00
5,759,162
Perkantoran
2
Program Peningkatan
Kelancaran Tugas
Sarana dan Prasarana
Aparatur
Aparatur
3
Program Peningkatan
Kompetensi
Kapasitas Sumber Daya
Aparatur
Aparatur
4
5
Program peningkatan
Kelancaran
pengembangan sistem
Pelaporan Capaian
pelaporan capaian kinerja
Kinerja dan
dan keuangan
Keuangan
Program Peningkatan
Dokumen Aset
Dok
1.00
1.00
28,800
1.00
33,625
8.00
289,386
16.00
670,900
17.00
716,117
33.00
1,738,829
Program pengembangan
Kebijakan yang
Dok
1.00
1.00
35,270
1.00
56,989
1.00
78,476
1.00
400,000
1.00
10,000,000
5.00
10,570,735
kinerja pengelolaan
dihasilkan
54.13
54.13
149,893
54.15
219,933
54.20
1,763,903
54.30
900,000
54.50
1,200,000
54.50
4,233,728
334.00
354.00
127,655
375.00
182,054
396.00
186,088
417.00
500,000
438.00
650,000
438.00
1,645,797
Kapasitas Pengelolaan
Keuangan Daerah
6
persampahan
7
Program pengendalian
Indeks Air
pencemaran dan
perusakan lingkungan
hidup
8
Program perlindungan
Mata Air
dan konservasi sumber
terlindungi
Titik
daya alam
RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2013-2018
34
Kondisi
No
Urusan/Program
Indikator
Prioritas
Kinerja
Awal
Satuan
RPJMD
(Tahun
2013)
9
Program peningkatan
Penanganan kasus
kualitas dan akses
lingkungan hidup
%
Target 2014
Target
Kinerja
Target 2015
Rp. (000)
Target
Kinerja
Target 2016
Rp. (000)
Target
Kinerja
Rp. (000)
Target 2017
Target
Kinerja
Rp. (000)
Target 2018
Target
Kinerja
Rp. (000)
Kondisi Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD
Target
Kinerja
Rp.(000)
100.00
100.00
26,229
100.00
5,480
100.00
56,545
100.00
100,000
100.00
220,000
100.00
408,253
86.20
86.22
0
86.23
0
86.25
73,867
86.26
450,000
86.28
650,000
86.28
1,173,867
informasi sumber daya
alam dan lingkungan
hidup
10
Program peningkatan
Indeks Udara
pengendalian polusi
3
URUSAN PILIHAN
3.04
Kehutanan
1
Program Pemanfaatan
Produksi hasil
potensi sumberdaya hutan
hutan bukan kayu
Program Rehabilitasi
Luas hutan dan
Hutan Dan Lahan
Lahan yang
2
1,690,293
Jenis
Ha
9,766,611
15,658,870
47,146,509
59,774,573
132,478,131
1.00
2.00
162,735
3.00
1,319,131
4.00
6,784,983
5.00
11,852,279
5.00
21,061,630
5.00
41,180,758
281,123.
1,961.00
973,385
3,196.00
6,048,834
2,491.00
4,946,363
2,400.00
22,754,276
3,300.00
24,968,994
11,387.0
58,910,252
00
0
direhabilitasi
3
Program Perlindungan
Areal Hutan yang
dan konservasi
terlindungi
Ha
250.00
270.00
285,705
830.00
1,971,956
2,310.00
3,427,524
6,850.00
12,039,953
7,416.00
13,243,949
32,552.9
30,191,962
0
sumberdaya hutan
4
Program Perencanaan dan
Rencana Program
Dok
2.00
2.00
268,468
2.00
426,690
2.00
500,000
2.00
500,000
2.00
500,000
10.00
2,195,158
Pengembangan Hutan
TOTAL
4,603,516
17,377,079
31,073,398
74,970,969
118,834,806
245,301,044
RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2013-2018
35
RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2013-2018
36
BAB VI
INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Indikator Kinerja Utama diharapkan menjadi alat ukur kuantitatif dan atau kualitatif
untuk
menggambarkan tingkat capaian kinerja dari sasaran, program dan kegiatan yang telah ditetapkan
dalam Renstra inas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB 2013-2018. inas Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB melalui Renstra tersebut wajib mendukung visi, misi, tujuan,
sasaran yang ada dalam RPJMD Provinsi NTB 2013-2018 dengan memperhatikan program prioritas
pembangunan daerah dan bidang urusannya dimana inas Lingkungan Hidup dan Kehutanan menjadi
penanggungjawab utamanya.
Adapun yang menjadi Indikator Kinerja Utama Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan yaitu:
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) yang memiliki nilai 67,77 di tahun 2013 menjadi bernilai
67,95 pada akhir tahun 2018; Mata air terlindungi yang berjumlah 334 titik pada tahun 2013 menjadi
berjumlah 438 titik pada akhir tahun 2018.
Tabel 6.1. Indikator Kinerja Utama Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
Aspek/Indikator
Satuan
Kinerja Daerah
Indeks Kualitas
Kondisi
2014
2015
2016
2017
2018
Kondisi
Kinerja
Kinerja
Awal 2013
Akhir 2018
Nilai
67,77
69,39
66,42
67,84
67,89
67,95
67,95
Titik
334
354
384
396
417
438
438
Lingkungan Hidup
(IKLH)
Mata Air
Terlindungi
Peningkatan nilai Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diperoleh melalui Program
pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup, Program peningkatan pengendalian
polusi dan Program Perlindungan dan konservasi sumberdaya hutan. Sedangkan peningkatan jumlah
mata air terlindungi diperoleh melalui Program perlindungan dan konservasi sumber daya alam dan
Program Rehabilitasi Hutan Dan Lahan.
RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2013-2018
37
RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2013-2018
38
BAB VII
PENUTUP
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara
Tahun 2013-2018 merupakan dokumen perencanaan yang akan dijadikan acuan dalam pelaksanaan
berbagai tugas pokok dan fungsi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara
Barat dalam kurun waktu Tahun 2014 sampai dengan 2018. Renstra ini akan menjadi kerangka kerja
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB dalam melaksanakan pembangunan bidang
lingkungan hidup dan kehutanan di Provinsi NTB. Renstra ini akan menjadi acuan dalam penyusunan
Rencana Kerja Bidang dan Unit Pelaksana Tugas Dinas yang merupakan rincian dari pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB.
Sebagai suatu bagian dari dokumen perencanaan yang dimiliki oleh pemerintah daerah Provinsi NTB,
Renstra ini memiliki kedudukan yang sangat penting dalam hal pengembangan perencanaan,
pengendalian dan evaluasi pembangunan kehutanan di Provinsi Nusa Tenggara Barat selama 5 (lima)
tahun ke depan. Rencana ini menggambarkan arah, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan
kegiatan penyelenggaraan pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan yang sesuai dengan tugas
dan fungsi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB dengan dukungan dari berbagai
pihak baik dari instansi pemerintah, masyarakat dan lembaga non pemerintah bahkan pelaku usaha.
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB ini akan diterbitkan melalui
Keputusan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB. Segala capaian kinerja
yang ada di dalamnya akan menjadi bagian dari pertanggungjawaban Dinas kepada Gubernur dan
Wakil Gubernur serta seluruh masyarakat Nusa Tenggara Barat. Dalam pelaksanaannya akan
dilakukan pengawasan, monitoring dan evaluasi terhadap pencapaiannya dan kemudian akan
disebarluaskan sebagai bagian dari penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabel dan transparan.
RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2013-2018
39
Download