44 BAB III PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM

advertisement
BAB III
PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK
KARAKTER SISWA SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO
A. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Wonopringgo
1. Identitas Sekolah
Nama Sekolah
: SMP NEGERI 1 PEKALONGAN
Alamat Sekolah
: Jalan Raya Wonopringgo Kab.
Pekalongan
1
Nomor Telepon
: (0285) 785187
Nama Kepala Sekolah
: Kartikaningsih, S.Pd, M.Pd
Kategori Sekolah
: SSN
Tahun Didirikan/Th Beroperasi
: 1978/1979
Kepemilikan Tanah/Bangunan
: Milik Pemerintah
Luas Tanah / Status
: 13.470 m2
Luas Bangunan
: 2.132 m2
No. Rekening Rutin Sekolah
: 3-109-07026-1
Pemegang Rekening
: SMP N 1 WONOPRINGGO
Nama Bank
: BANK JATENG
Cabang
: KAJEN1
Arsip TU SMP N 1 Wonopringgo, dikutip pada tanggal 28 Maret 2016.
44
45
2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
a. Visi
Generasi Santun, Berprestasi Unggul, Berkarakter, dan
Berbudaya Lingkungan
Indikator Visi:
1. Menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masingmasing.
2. Rendah hati, menghormati dan bersikap sopan santun kepada
sesama.
3. Berprestasi tinggi dalam bidang akademik dan non akademik.
4. Berpikir
cerdas,
bersikap
bijak,
peduli
lingkungan,
dan
menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan karakter bangsa, serta
berwawasan lingkungan.
5. Mampu bersaing untuk memasuki jenjang pendidikan lebih tinggi
sesuai dengan bakat dan minat.
b. Misi
1. Mempersiapkan generasi yang rajin dan khusuk beribadah kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mempersiapkan generasi yang berbudi pekerti luhur, memiliki
pribadi yang sopan dan menjunjung nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa.
3. Mempersiapkan generasi yang memiliki sikap kritis, kreatif,
mandiri, peduli dan berbudaya lingkungan.
46
4. Meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
dengan mengoptimalkan potensi akademik yang dimiliki oleh
setiap siswa.
5. Meningkatkan pelayanan pembelajaran peserta didik yang aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan.
6. Menggali, memupuk, mengembangkan bakat, minat prestasi
siswa dalam bidang seni, olah raga, ketrampilan melalui
penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler yang efektif.
7. Meningkatkan profesionalitas tenaga pendidik dan kependidikan.
8. Meningkatkan kwalitas dan kwantitas kelengkapan sarana dan
prasarana pembelajaran.
9. Meningkatkan jalinan kerjasama yang harmonis dengan pihakpihak terkait untuk penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas.
10. Mewujudkan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan.
c. Tujuan Sekolah
1. Peserta didik mampu melakukan ibadah secara rutin dan khusuk
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Peserta didik memiliki sikap sopan santun, kepedulian sosial yang
tinggi, dan menjunjung nilai-nilai karakter di lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat.
3. Peserta didik memiliki sikap kritis, kreatif, mandiri, dan peduli
terhadap lingkungan hidupnya.
47
4. Meningkatkan prestasi akademis dan rata-rata nilai ujian nasional
minimal 7,5.
5. Meningkatkan prestasi non kakademis dengan mampu menjuarai
berbagai lomba.
6. Menyelenggarakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif,
menyenangkan dalam suasana yang kondusif dan nyaman.
7. Menerapkan
teknologi
informasi
dan
komunikasi
untuk
mendukung pembelajaran.
8. Mengelola sumber dana secara efektif, efisien, transparan, dan
akuntabel.
9. Meningkatkan kerja sama antar komponen sekolah.
10. Menggalang kerjasama dengan instansi lain dan masyarakat.
11. Meningkatkan partisipasi warga sekolah menuju sekolah peduli
dan berbudaya lingkungan.
12. Mewujudkan pelaksanaan dan pengembangan 8 standar nasional
pendidikan.2
2
Arsip TU SMP N 1 Wonopringgo, dikutip pada tanggal 28 Maret 2016.
48
3. Struktur Organisasi Sekolah
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
KOMITE SEKOLAH
dr. Amrozi, M. Kes
KEPALA SEKOLAH
Kartikasari, S.Pd., M.Pd.
UPT DINDIKBUD
KEC. WONOPRINGGO
WAKASEK KURIKULUM
Azkiyah, S.Pd.
WAKASEK KESISWAAN
Hermadi, S.Pd.
WAKASEK SARPRAS DAN
HUMAS
Daliman, S.Pd.
KEPALA
PERPUSTAKAAN
Rokhmat, S.Pd.
TENAGA
PERPUSTAKAAN
Iskak
Tri Wibowo, S.E
Imam Awaludin,
A.Md.
Eko Hasanudin
KONSELOR
1. Sumardi, S.Pd.
2. Endang S., S.Pd.
3. Subandi, A.R.
KEPALA TAS
Hj.Tri Suharjati, S.IP
KEPALA LABORATORIUM
Akhmad Arifin, S.Pd.
LABORAN
IPA
: Muh. Ifanto
Bahasa
: Eko H, S. Kom.
PELAKSANA URUSAN
Iskak
Tri Wibowo, S.E
Imam Awaludin, A.Md.
Eko Hasanudin
LAYANAN
KHUSUS
Slamet Santosa
Heri Setiyadi
Multi Media : Muh. Ifanto
Amat Abidin
Tamprin
Boga
Muh. Ifanto
Komputer/IT : Beni Iswanti, S.Pd
: Lina Susanti, S.Pd.
WALI KELAS
VII.1 : Dra. Rustiati
VII.2 : Drs. Suwandi
VII.3 : Endra Swari A.SPd.
VII.4 : Muktiatun, S.Pd.
VII.5 : Rizkiyah, S.Pd.
VII.6 : Lina Susanti, S.Pd.
VII.7 : Tabikin, S.Pd.
VII.8 : Dra. Dasuti
WALI KELAS
VIII.1 : Ika Widyarini. F,
VIII.2 : Eti Casmiatun,
VIII.3 : Sigit Triatmono .
VIII.4 : Sri Anisah, S.Pd.
VIII.5 : Nur Lailiyah, S.Pd.
VIII.6 : Murtadho, S.Ag.,
VIII.7 : Sri Widiyantini,
VIII.8 : Sri Munasih, S.Pd.
GURU MATA PELAJARAN
PESERTA DIDIK
WALI KELAS
IX.1 : Nurhayati K, S.Pd.
IX.2 : Yusep Sudigdo,
IX.3 : Drs. Heru Wardani
IX.4 : Sri Haryani, S.Pd.
IX.5 : Indariyah, S.Pd.
IX.6 : sugiman, S.Pd.
IX.7 : Nishfulaila, S.Pd.
IX.8 : Paiman, S.Pd.
49
4. Data Pendidik dan Peserta didik
1. Data Pendidik
Tabel 1
Data Guru SMP Negeri 1 Wonopringgo Kabupaten Pekalongan
NO.
NAMA
JABATAN
MENGAJAR
1.
Kartikaningsih, S.Pd.M.Pd
KEP.SEK
PKN
2.
Nishru Laila, S.Pd
Guru Mapel
IPA
3.
Solichin, S.Pd
Guru Mapel
IPS
4.
Budi Purwanto, S.Pd
Guru Mapel
Matematika
5.
Rokhmat, S.Pd
Guru Mapel
B.Indonesia
6.
Akhmad Arifin, S.Pd
Guru Mapel
IPA
7.
Yusep Sudigdo, S.Pd
Guru Mapel
IPS
8.
Daliman, S.Pd
Wakasiswa
Matematika
9.
Sumardi, S.Pd
Guru Mapel
B.Jawa
10.
Azkiyah, S.Pd
Wakakulum
IPS
11.
Sri Haryani, S.Pd
Guru Mapel
B. Inggris
12.
Dr. Heru Wardani
Guru Mapel
B. Jawa
13.
Siti Bardah, S.Pd
Guru Mapel
IPS
14.
Sugiman, S.Pd
Guru Mapel
PKN
15.
Paiman, S.Pd
Guru Mapel
Tata Boga, Prakarya
16.
Hermadi, S.Pd
Guru Mapel
TIK
17.
Sri Widiyantini, S.Pd
Guru Mapel
B. Indonesia
18.
Endra Swari Ardana, S.Pd
Guru Mapel
B. Indonesia
19.
Puji
Guru Mapel
Matematika
20.
Nur Lailiyah, S.Pd
Guru Mapel
B. Inggris
21.
Sri Munasih, S.Pd
Guru Mapel
Seni Budaya
22.
Risqiyah, S.Pd
Guru Mapel
B. Indonesia
23.
Dra. Rustiati
Guru Mapel
PAI
50
24.
Nur Khayati K, S.Pd Mat
Guru Mapel
Matematika
25.
Dwi Haryanto, S.Pd
Guru Mapel
Penjas
26.
Murtadho,S.Ag. M.Si
Guru Mapel
PAI
27.
Ika Widyarini F, S.Pd.
Guru Mapel
IPS
28.
Tri Indastuti, S.Pd
Guru Mapel
B. Indonesia
29.
Tabikin, S.Pd
Guru Mapel
IPA
30.
Sri Anisyah, S.Pd
Guru Mapel
IPA
31.
Muktiatun, S.Pd
Guru Mapel
B. Inggris
32.
Dra. Dasuti, S.Pd
Guru Mapel
PKN
33.
Indariyah, S.Pd
Guru Mapel
B. Inggris
34.
Eti Casmiatun, S.Pd
Guru Mapel
B. Indonesia
35.
Sigit Triyatmono, S.Pd
Guru Mapel
Matematika
36.
Beny Iswanto, S.Pd
Guru Mapel
B. Indonesia
37.
Roziqoh, S.Pd
Guru Mapel
B. Indonesia
38.
Lina Susanti, S.Pd
Guru Mapel
Prakarya
39.
Endang S, S.Pd
Guru Mapel
BK
40.
Nur Khusnul Kh, S.Pd
Guru Mapel
Penjas
41.
Subandi AR
Guru Mapel
BK
42.
Jadil Haris, S.Ag
Guru Mapel
PAI
43.
Rakhmat Teguh, S.Ag
Guru Mapel
PKN
44.
Sri Susiawati
Guru Mapel
PKN
45.
Firman, S.Pd. Jas
Guru Mapel
Penjas
46.
Supriyadi S.Ag
Guru Mapel
PAI
2. Data Peserta didik
Di bawah ini merupakan jumlah siswa dan siswi SMP Negeri 1
Wonopringgo dari angkata 2011 hingga angkatan 2015.3
3
Arsip TU SMP N 1 Wonopringgo, dikutip pada tanggal 28 Maret 2016.
51
Tabel 2
Data Peserta Didik SMP Negeri 1 Wonopringgo Kabupaten
Pekalongan
No.
Kelas
2011-2012
2012-2013
2013-2014
2014-2015
2015-2016
1.
Kelas VII
283
286
289
2089
289
2.
Kelas VIII
277
284
286
286
282
3.
Kelas IX
259
270
275
275
277
Jumlah
819
840
850
850
848
5. Keadaan Sarana dan Prasarana Sekolah
Sarana dan prasarana pendukung proses belajar mengajar di SMP
N 1 Wonopringgo tergolong cukup baik dan memadai, apalagi ditunjang
dengan adanya LCD & sound sistem yang menunjang kegiatan proses
belajar mengajar di SMP N 1 Wonopringgo yang masih tetap
menggunakan Kurikulum 2013. Mengenai kelengakapan buku paket dari
Dinas pendidikan yang sesuai dengan kurikulum 2013 juga sudah cukup
memenuhi. Di SMP Wonopringgo menyediakan gedung pembelajaran
milik negara bangunan tersebut antara lain:
Tabel 3
Data Sarana dan Prasarana SMP Negeri 1 Wonopringgo
Kabupaten Pekalongan
NO
JENIS RUANGAN
JUMLAH
KETERANGAN
1.
Ruang Kepala Sekolah
1 Ruang
Baik
2.
Ruang Guru
1 Ruang
Baik
3.
Ruang TU
2 Ruang
Baik
52
4.
Ruang Kelas
24 Ruang
Baik
5.
Ruang Laboratorium
2 Ruang
Baik
6.
Ruang Keterampilan
1 Ruang
Baik
7.
Ruang Perpustakaan
1 Ruang
Baik
8.
Ruang BK
2 Ruang
Baik
9.
Ruang UKS
1 Ruang
Baik
10.
Musholla
1 Ruang
Baik
11.
Gudang
1 Ruang
Baik
12.
KM/WC Siswa
4 Ruang
Baik
13.
Kantin
4 Ruang
Baik
14.
KM/WC Ruang Guru, Ruang
2 Ruang
Baik
TU, Ruang Kepala Sekolah
15.
Tempat Parkir Guru
1 Ruang
Baik
16.
Tempat Parkir Siswa
1 Ruang
Baik
17.
Ruang Multimedia
1 Ruang
Baik
18.
Koperasi Siswa
1 Ruang
Baik
19.
Ruang OSIS
1 Ruang
Baik
Dan untuk melengkapi kegiatan ekstra kulikuler, khususnya
olahraga sekolah menyediakan 2 buah yaitu lapangan depan dan belakang
lapangan depan biasa digunakan untuk upacara bendera dan olahraga bola
voli dan lapangan belakang untuk basket dan tenis, serta ada juga taman
yang biasa digunakan untuk kegiatan pencak silat. 4
4
Arsip TU SMP N 1 Wonopringgo, dikutip pada tanggal 28 Maret 2016.
53
B. Karakter Siswa SMP Negeri 1 Wonopringgo Kecamatan Wonopringgo
Kabupaten Pekalongan
Karakter siswa di SMP Negeri 1 Wonopringgo pada dasarnya merupakan
sikap, perilaku maupun tindakan dalam kehidupan sehari-harinya yang
ditunjukkan dalam kehidupan para siswa sehari-hari, baik berada di dalam
lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Karakter siswa yang
ingin dibentuk dari kegiatan pembelajaran PAI sesuai dengan visi, misi dan
tujuan sekolah yaitu menjunjung nilai-nilai karakter diantaranya:
1. Disiplin
Sikap disiplin merupakan karakter yang tertanam dan dimiliki oleh
para siswa di SMP Negeri 1 Wonopringgo dengan ditunjukkan pada
indikator-indikator berupa: berpakain rapi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di sekolah, hadir dengan tepat waktu dan mengikuti kegiatan
belajar sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dengan tidak
meninggalkan tugas saat sedang ada kegiatan belajar atau membolos.
2. Sopan
Sopan merupakan karakter yang tertanam dan dimiliki oleh para
siswa di SMP Negeri 1 Wonopringgo dengan ditunjukkan pada indikatorindikator berupa: berbicara dengan sopan dan menghormati guru,
karyawan dan masyarakat sekolah.
3. Santun
Sikap atau perilaku sebagai karakter yang tertanam dan dimiliki
oleh siswa di SMP Negeri 1 Wonopringgo dengan ditunjukkan pada
54
indikator-indikator berupa: menerima nasehat dari guru, menghindari
permusuhan dengan teman dan menjaga perasaan orang lain.
4. Tanggung Jawab
Sikap atau perilaku sebagai karakter yang tertanam dan dimiliki
oleh siswa di SMP Negeri 1 Wonopringgo dengan ditunjukkan pada
indikator-indikator
berupa:
melaksanakan
tugas
sesuai
dengan
kemampuan, menaati tata tertib sekolah, memelihara fasilitas sekolah
yang ada.
5. Rajin
Sikap atau perilaku rajin sebagai karakter yang tertanam dan
dimiliki oleh para siswa di SMP Negeri 1 Wonopringgo ditunjukkan
dengan kesungguhan para siswa melaksankan tugas kewajibanya untuk
belajar. Sikap rajin ini ditunjukkan dengan indikator berupa: kehadiran
dalam kegiatan belajar mengajar, melaksanakan tugas yang diberikan
dari bapak atau ibu gurunya dan mau melaksanakan tugas yang
dikerjakan di rumahnya.5
Hal tersebut juga dikatakan oleh ibu Rustiati selaku salah satu guru PAI
di SMP Negeri 1 Wonopringgo, memaparkan sebagai berikut:
Karakter siswa di SMP Negeri 1 Wonopringgo umumnya banyak sesuai
dengan karakter yang diharapkan seperti sikap disiplin dalam mentaati
peraturan seperti berangkat sekolah tepat pada waktunya, sopan dalam
berperilaku seperti tidak gaduh dan menghormati guru ketika diajar,
santun dalam bertutur kata seperti berbahasa dengan baik ketika
berbicara dengan guru, teman dan karyawan sekolah, tanggung jawab
seperti mengerjakan tugas yang guru berikan, rajin dalam berpakaian
5
Dokumen Indikator Penilaian Akhlak dan Kepribadian yang dipergunakan SMP 1
Wonopringgo, dikuti pada tanggal 28 Maret 2016.
55
dengan memasukkan pakaian dan memakai ikat pinggang, dan karakter
yang lainnya, sesuai indikator sebagai rambu-rambu dan format penilaian
akhlak dan kepribadian yang dipergunakan SMP Negeri 1 Wonopringgo.
Ya.. walaupun masih ada beberapa siswa yang belum bisa mencerminkan
karakter tersebut, akan tetapi hal ini selalu dilakukan pembinaanpembinaan dan pengawasan agar bisa diarahkan sesuai dengan karakter
siswa yang diharapkan oleh sekolah.6
Dan Hal tersebut juga diakui oleh Kepala Sekolah SMP Negeri 1
Wonopringgo Ibu Kartikaningsih, beliau mengatakan:
Saya memperhatikan karakter siswa-siswi saya sesuai yang diinginkan
sekolah yaitu seperti visi, misi dan tujuan sekolah, seperti disiplin, sopan,
santun, tanggung jawab, rajin dan karakter-karakter yang baik lainnya.
Dan menurut saya karakter siswa di SMP ini secara umum baik dan lebih
tertib baik yang dalam kegiatan pembelajaran mau pun diluar
pembelajran. Memang masih ada beberapa siswa, terutama dari anakanak laki-laki yang memang perlu dilakukan penangan khusus.7
Pembinaan karakter dapat dibentuk melalui pengaruh lingkungan
khususnya
pendidikan.
Sasaran
yang
ditempuh
atau
dituju
dalam
pembentukan karakter ini adalah kepribadian yang memiliki akhlak yang
mulia dan tingkat kemulian akhlak erat kaitannya dengan tingkat keimanan.
Dalam pembentukan karakter siswa sangat diperlukan beberapa upaya. Upaya
membentuk karakter siswa di SMP Negeri 1 Wonopringgo diantaranya
dengan pembiasan-pembiasaan, seperti membiasakan berdo’a pada pagi hari,
membiasakan salam ketika bertemu bapak atau ibu guru, seperti yang
disampaikan:
Upaya yang dilakukan sekolah dalam membentuk karakter siswa yaitu
melalui pembiasaan seperti kegiatan bersalaman dan mengucapkan salam
ketika berangkat dan ketika pulang sekolah. Melalui penerapan nilai
moral dan agama seperti kegiatan berdo’a bersama dan tadarus Qur’an
6
Rustiati, Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 1 Wonopringgo, Wawancara
Pribadi, Pekalongan 28 Maret 2016.
7
Kartikaningsih, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Wonopringgo, Wawancara Pribadi,
Pekalongan 29 Maret 2016.
56
tiap pagi sebelum pelaksanaan, sholat dhuha dan sholat dhuhur
berjamaa’ah. Melalui keteladana guru dan melalui pembinaan guru mapel
dalam pembelajaran.8
Setelah saya mengamati ternyata juga seperti itu, pada waktu saya dan
guru PAI hendak menuju ke ruang kelas untuk observasi siswa, ketika saya
bertemu dengan salah satu anak, anak tersebut langsung memberikan salam
berupa ucapan Assalamu’alaikum kepada saya dan memberikan senyum. Itu
juga adanya kebiasaan yang selalu diterapkan di sekolah. Ketika siswa
berpapasan dengan guru, siswa langsung mencium tangan guru dan
mengucapkan salam. Misalnya mengucapkan salam Assalamu’alaikum
dengan dijawab wa’alaikum salam ketika bertemu dengan guru atau teman
yang muslim. Dan mengucapkan selamat pagi ketika bertemu dengan guru
atau teman yang non muslim. Ketika jauh bertemu dengan teman atau guru
mereka menyapanya dan senyum. Antar siswa baik untuk laki-laki dan
perempuan. Ketika yang putra bertemu dengan yang putri hanya memberikan
senyum dan sapaan. Karena menurut mereka berjabat tangan dengan laki-laki
bukan muhrim. Walaupun masih ada yang berjabat tangan. Dan pada waktu
jam pulang sekolah banyak siswa yang melaksanakan sholat dhuhur
berjamaah. Dari hal tersebut, bahwa adanya suatu kebiasaan atau budaya
yang sudah dilaksanakan di sekolah dengan membentuk suatu karakter anak
didik agar bisa saling menghormati guru, antar teman, orang tua dan orang
8
Rustiati, Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 1 Wonopringgo, Wawancara
Pribadi, Pekalongan 28 Maret 2016.
57
lain serta mejalankan kewajibannya untuk beribadah. Agar nantinya bisa
diintegrasikan pada kehidupan sehari-hari.9
Selain upaya diperlukan juga kegiatan yang mendukung pembentukan
karakter siswa agar karakter siswa terbentuk , seperti yang disampaikan Ibu
kepala sekolah:
Jelas ada mbak kegiatan yang mendukung dalam pembentukan karakter
diantaranya melalui kegiatan pengembangan diri, yaitu kegiatan yang
bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,
bakat dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.
Kegiatannya seperti layanan konseling, kegiatan pembiasaan berpikir
ilmiah dan bahasa Inggris, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan kerja rohani
Islam dan pembinaan melalui implementasi pendidikan karakter di
sekolah.10
Kegiatan pengembangan diri , merupakan kegiatan pendukung dalam
membentuk karakter siswa di SMP Negeri 1 Wonopringgo. Kegiatan
pengembangan diri berada di bawah bimbingan konselor, guru, atau tenaga
kependidikan yang dilakukan dalam bentuk kegiatan terprogram dan tidak
terprogram. Kegiatan terprogram meliputi kegiatan pelayanan konseling yang
berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karier peserta didik. Kegiatan pembiasaan yang dilakukan di
pagi hari secara terjadwal adalah konseling kelompok di dalam kelas,
pembiasaan berpikir ilmiah, dan berbahasa Inggris. Kegiatan ekstrakurikuler
meliputi kepramukaan, OSIS, kepemimpinan, kelompok seni budaya,
kolompok
9
tim
olahraga,
dan
kelompok
ilmiah
remaja.
Kegiatan
Data Observasi SMP Negeri 1 Wonopringgo pada tanggal 28 Maret 2016.
Kartikaningsih, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Wonopringgo, Wawancara Pribadi,
Pekalongan 29 Maret 2016.
10
58
pengembangan diri yang dilakukan melalui program kerja rohani Islam
berupa peringatan hari besar Islam, pesantren, memberikan santunan kepada
anak yatim dan santunan musibah. kegiatan pengembangan diri yang
dilakukan melalui implementasi pendidikan karakter dilakukan melalui
integrasi nilai-nilai karakter dalam mata pelajaran dan kegiatan-kegiatan
pembiasaan yang meliputi kegiatan rutin terjadwal, kegiatan terprogram, dan
kegiatan terproyek. Salah satu kegiatan terjadwal tersebut adalah penggunaan
bahasa Jawa sebagai bahasa komunikasi di sekolah pada hari Kamis.
Sedangkan kegiatan pengembangan diri yang tidak terprogram adalah
program kerja rohani Islam dan pembinaan melalui implementasi pendidikan
karakter
di
sekolah
Implementasi
pendidikan
karakter
di
sekolah
dilaksanakan melalui keteladaan, kegiatan pembiasaan, dan integrasi pada
mata pelajaran.11
Untuk pembentukan karakter siswa, sekolah juga perlu strategi khusus
untuk membentuk karakter siswa SMP Negeri 1 Wonopringgo, seperti yang
dikatakan oleh kepala sekolah:
Strateginya yaitu dalam manajemen sekolah diperlukan perencanaan,
pelaksnaan, dan Evaluasi. Dalam tata tertib sekolah sebelum diterapkan
perlu direncanakan kemudian dilaksanakan dan dalam pelaksanaan pasti
ada kendala yang harus dievaluasi yang kemudian ditindak lanjuti.
Sehingga kesalahan-kesalahan yang ada dapat teratasi. Contohnya
melalui pemantauan secara rutin, melakukan tindakan razia atau
operasi.12
11
Data Observasi SMP Negeri 1 Wonopringgo pada tanggal 28 Maret 2016
Kartikaningsih, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Wonopringgo, Wawancara Pribadi,
Pekalongan 29 Maret 2016.
12
59
Dalam membentuk karakter siswa terdapat beberapa faktor-faktor yang
menjadi pendukung dan penghambat pembentuk karakter siswa seperti yang
sudah dijelaskan:
Dalam membentuk karakter siswa jelas ada faktor-faktor yang
mendukung maupun yang menghambat, faktor pendukungnya
diantaranya seperti: adanya hubungan yang aktif antara orang tua, anak
dan guru, keaktifan siswa dalam pembelajaran. Sedangkan faktor
penghambatnya yaitu: kurangnya kesadaran dari peserta didik, dan
kurangnya partisipasi orang tua.13
Sejauh ini yang saya amati faktor-faktor yang mendukung dan
menghambat dalam proses pembentukan karakter ataupun fasilitas-fasilitas
yang ada di Sekolah, maupun garu-guru atau pihak-pihak sekolah yang sangat
mendukung dalam membentuk karakter siswa. Semua pihak sekolah itulah
yang menjadi pendukung dalam setiap kegiatan. Adapun faktor-faktor yang
menjadi penghambat dalam membentuk karakter siswa yaitu masih ada
beberapa siswa yang tidak mentaati tata tertib sekolah dan mempengaruhi
teman-temannya. Kemudian pada saat shalat berjamaah fasilitas musholah
yang masih kurang, karena tempat wudhu yang hanya beberapa saja dan
mukena yang terbatas menjadikan terhambatnya shalat untuk berjamaah
sehingga harus mengantri terlebih dulu. Semua kendala tersebut tidak
menjadi sebuah kendala besar bagi guru dan warga sekolah dalam
membentuk karakter siswa. Adapun terkadang
ada siswa yang tidak
mengerjakan tugas, saat diberi tugas di sekolah maupun pekerjaan rumah.
Tindakan guru PAI yaitu dengan mencari tahu alasan kenapa siswa tersebut
13
Rustiati, Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 1 Wonopringgo, Wawancara
Pribadi, Pekalongan 28 Maret 2016.
60
tidak mengerjakan tugas. Guru PAI meminta informasi dari teman ataupun
orang tua siswa tersebut.14
Pernyataan tersebut merupakan data karakter siswa di SMP Negeri 1
Wonopringgo Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan yang harus
menjadi perhatian semua pihak, terutama oleh para guru. Hal ini
dimaksudkan agar kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara optimal
sehingga akan membawa pada tujuan, yaitu membentuk kepribadian siswa
yang berkarakter.
B. Peran Guru Pendidikan Agama Islam sdalam Membentuk Karakter
Siswa SMP Negeri 1 Wonopringgo
1. Peran Guru PAI sebagai Teladan
Seorang guru harus menjadi model keteladanan bagi peserta
didiknya, terlebih bagi guru PAI ia harus memiliki perkataan dan
perbuatan yang baik dan mulia yang dapat menjadi panutan peserta didik.
Di SMP Negeri 1 Wonopringgo yang merupakan sekolah berbasis
karakter, guru PAI memberikan banyak contoh-contoh kebaikan yang
dapat menjadi teladan dalam membentuk karakter siswanya.
Berdasarkan wawancara dengan guru PAI, terdapat beberapa
bentuk keteladanan guru PAI dalam membentuk karakter siswa di SMP
Negeri 1 Wonopringgo yang dapat dipaparkan sebagai berikut:
14
Data Observasi SMP Negeri 1 Wonopringgo pada tanggal 1 April 2016.
61
a. Perkataan atau ucapan yang baik.
Dalam hal ini guru PAI dalam berbicara selalu menggunakan
tutur kata yang bagus, baik saat berbicara dengan siswa ataupun
dengan sesama guru atau kepala sekolah. Guru juga tidak
mengeluarkan kata-kata yang kotor dalam menghadapi siswa.
Seperti yang disampaikan oleh Ibu Rustiati:
Saya membiasakan berbicara dengan bahasa yang baik/sopan
kepada anak, dengan kebiasaan tersebut secara tidak langsung
anak akan menirunya. Seperti ketika saya memanggil siswasiswi dengan panggilan yang bagus yaitu mas atau mbak, tidak
memanggil dengan panggilan yang kasar seperti kowe. Karena
walaupun itu anak ya.. kita harus menghargainya. Apalagi
mencemooh siswa dengan kata-kata yang kasar di depan temantemannya, itu tidak penah. Hal itu saya lakukan untuk menjaga
perasaan siswa dan ditakuti siswa meniru. 15
Guru
saat
berbicara
dan
saat
menyampaikan
materi
pembelajaran lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia. Hanya
sesekali memakai bahasa jawa, dan itupun dengan bahasa yang halus
dan sopan, seperi ampun podo ribu. Begitu juga para siswa saat
berbicara dengan guru menggunakan bahasa yang baik dan sopoan.
Namun, masih ada beberapa siswa yang berbicara dengan bahasa
yang kasar dengan sesama temannya dan saling mengejek.16
b. Gaya berpakaian yang sesuai dengan dengan ajaran Islam
Walaupun sekolah negeri akan tetapi di SMP Negeri 1
Wonopringgo diterapkan aturan bagi guru dan siswa perempuan
untuk berpakaian muslimah (memakai jilbab). Sedangakan untuk
15
Rustiati, Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 1 Wonopringgo, Wawancara
Pribadi, Pekalongan 28 Maret 2016.
16
Data Observasi SMP Negeri 1 Wonopringgo pada tanggal 28 Maret 2016.
62
siswa laki-laki memakai celana. Sebagimana dijelaskan Ibu Rustiati
“untuk pakaian terus terang saya selalu memberi contoh bagaimana
berpakaian yang sesuai dengan ajaran Islam, agar siswa perempuan
tidak memakai pakaian yang ketat, dan siswa laki-laki tidak
memakai celana ketat model pensil”.17
Seluruh guru perempuan memakai pakaian tertutup dan
berjilbab, bahkan guru PAI selalu memakai rok panjang yang
longgar dan jilbab yang menutupi dada. Sementara siswa perempuan
hampir
semuanya
memakai
pakaian
tertutup
dengan
tidak
menonjolkan aurat. Walaupun masih ada satu dua anak yang
berjilbab tetapi masih terlihat rambutnya, yang sering disebut dengan
jilbab poni. Sedangkan siswa laki-laki masih ada beberapa yang
berpakaian tidak rapi dengan baju yang dikeluarkan dan memakai
celana yang ketat.18
c. Kedisiplinan
Dalam hal ini guru PAI selalu membiasakan kedisiplinan dalam
pekerjaan, seperti datang tepat pada waktunya saat berangkat
ataupun masuk kelas. Dalam hal ini Ibu Rustiati mengatakan:
Guru itu merupakan contoh, murid tidak mau disiplin kalau
gurunya tidak disiplin. Disiplin itu muncul dari kebiasaan hidup
dan cinta pada pekerjaan. Saya sendiri malu jika merasa datang
terlambat, jika sudah masuk jam PAI ya.. saya langsung masuk
ke kelas, begitu pula jika selesai ya.. tepat waktu. 19
17
Rustiati, Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 1 Wonopringgo, Wawancara
Pribadi, Pekalongan 28 Maret 2016.
18
Data Observasi SMP Negeri 1 Wonopringgo pada tanggal 28 Maret 2016.
19
Rustiati, Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 1 Wonopringgo, Wawancara
Pribadi, Pekalongan 28 Maret 2016.
63
Guru PAI selalu berangkat pagi meskipun tidak mengajar jam
pertama. Begitu pula saat akan masuk mengajar, ia tepat waktu.
Namun, masih ada beberapa siswa yang terkadang berangkat
terlambat. Dan juga masih ada peserta didik yang bersantai-santai
diluar kelas setelah jam istirahat berakhir.20
d. Kejujuran
Guru memperlakukan siswa dengan jujur dan adil serta objektif.
Tidak menutup-nutupi serta membohongi peserta didik. Hal ini
seperti yang dijelaskan oleh Ibu Rustiati “saya dalam menilai siswa
apa adanya tidak saya lebihkan atau kurangi, anak juga diajarkan
sedemikian rupa agar berbuat jujur dalm segala hal. Baik jujur dalam
perkatan atau perbuatan.” 21
Guru PAI selalu membiasakan kejujuran dalam segala hal,
termasuk dalam pekerjaan mengajar. Seperti hal pada saat tidak bisa
masuk ke kelas karena ada undnagan rapat, ia akan mengatakan
kepada siswanya dan memberi tugas. Dan memang benar guru PAI
izin untuk menhadiri undangan rapat tersebut kepada kepala sekolah.
Peserta didik juga membiasakan kejujuran saat mengerjakan tugas
atau ulangan. Walupun masih ada beberapa yang terkadang
menyontek.22
20
Data Observasi SMP Negeri 1 Wonopringgo pada tanggal 1 April 2016.
Rustiati, Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 1 Wonopringgo, Wawancara
Pribadi, Pekalongan 28 Maret 2016.
22
Data Observasi SMP Negeri 1 Wonopringgo pada tanggal 1 April 2016.
21
64
e. Mencium tangan guru
Setiap pagi saat peserta didik berangkat sekolah, peserta didik
dibiasakan untuk mengucap salam dan bersalam dengan mencium
tangan guru. Begitu pula saat pulang sekolah. Hal tersebut bertujuan
untuk meningkatkat rasa hormat peserta didik kepada guru. Seperti
yang disampaikan
Anak-anak disini sangat hormat kepada bapak ibu guru, hal
tersebut dibuktikan saat berangkat mereka turun dari sepada
saat masuk gerbang sekolah dengan memberikan salam dan
bersalam kepada guru, begitu pula saat pulang sekolah,
mengakhiri pelajaran dengan berdo’a dan bersalaman dengan
bapak/ibu guru yang ada di kelas.23
Pada saat istirahat terkadang siswa bertemu bapak/ibu guru di
kantin atau perjalanan menuju kantin, mereka menyapa dan
bersalaman. Hal tersebut menunjukkan adanya kesadaran dari diri
siswa adanya rasa hormat kepada bapak/ibu gurunya.24
Menurut kepala sekolah SMP Negeri 1 Wonopringgo, guru PAI
sudah dapat menjadi model keteladanan bagi siswa. Guru PAI senantiasa
melakukan akhlak yang mulia dalam pergaulan di sekolah. Dalam
membentuk karakter memang tidak akan berhasil jika hanya disampaikan
dengan teori dan pengetahuan semata. Tetapi perlu keteladanan dari
pribadi guru, agar anak mudah menyerap dan mencontoh, sehingga bisa
terbentuk karakter yang baik pada diri siswa. Hal tersebut dijelaskan oleh
kepala sekolah SMP Negeri 1 Wonopringgo:
23
Rustiati, Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 1 Wonopringgo, Wawancara
Pribadi, Pekalongan 28 Maret 2016.
24
Data Observasi SMP Negeri 1 Wonopringgo pada tanggal 1 April 2016.
65
Seperti yang saya ketahui guru PAI disini ya.. sudah baik.. beliau
dapat menjadi contoh keteladanan bagi siswa, dan juga memiliki
kemampuan untuk membentuk karakter yang baik. Seperti dalam
berperilaku, saya kira sudah sesuai sebagai seorang guru, lebihlebih guru PAI yang menjadi teladan. Sebagai pribadi beliau
memiliki karakter yang baik, juga mampu menjadikan anak
berkarakter baik. Jadi beliau punya peran sebagai dan
menjadikan.25
Poin-poin diatas menggambarkan bentuk keteladanan dari guru
PAI. Dengan peran guru PAI yang mampu menjadi model keteladanan,
siswa menemukan figur yang bisa digugu dan ditiru. Karena perilaku
siswa di SMP Neger 1 Wonopringgo menjadi lebih baik.
2. Peran Guru PAI sebagai Evaluator
Dalam pembelajaran guru PAI SMP Negeri 1 Wonopringgo
melakukan
perencanaan
evaluasi
PAI
yang
tertuliskan
dalam
perencanaannya tentang pembentukan karakter peserta didik. Di dalam
perencanaan pelaksanaan pembelajaran yang dibuat guru PAI, tampak
nilai-nilai karakter yang diharapkan dapat dimiliki oleh peserta didik
setelah mengikuti pembelajaran. Dalam hal ini guru PAI tidak hanya
menekankan pemahaman materi PAI saja, tetapi juga menanamkan
pembentukan karakter pada diri siswa. Seperti yang dijelaskan oleh guru
PAI :
Dalam RPP itu memang tertulis aspek yang berkaitan dengan
karakter yang diharapkan dan disesuaikan pada materi PAI
tersebut. Misalnya tentang Iman kepada Rasul, ada nilai karakter
yang diharapkan yaitu seperti jujur, bertanggung jawab, dan lain
sebagainya.26
25
Kartikaningsih, Guru PKN dan Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Wonopringgo,
Wawancara Pribadi, Pekalongan 29 Maret 2016.
26
Rustiati, Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 1 Wonopringgo, Wawancara
Pribadi, Pekalongan 28 Maret 2016.
66
Dalam sekali pertemuan ada beberapa nilai karakter yang
ditentukan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Yang nantinya guru
dapat menanamkan nilai karakter-karakter tersebut pada siswa pada saat
proses pembelajaran.27
Penilaian pembelajaran PAI di SMP Negeri 1 Wonopringgo
menerapakan tiga aspek penilaian, diantaranya penilaian sikap,
ketrampilan, dan pengetahuan. Seperti yang disampaikan oleh guru PAI
SMP Negeri 1 Wonopringgo:
Bentuk evaluasi yang saya lakukan sesuai perencanaan evaluasi
yang tertulis penilaian sikap yang dilakukan ketika proses KBM
berlangsung maupun diluar KBM, penilaian ketrampilan diambil
dari keaktifan siswa dalam pembelajaran, dan penilaian
pengetahuan diambil dari tugas-tugas yang dikerjakan secara
tertulis, lisan dan praktek. contohnya PR, tugas harian disekolah,
hafalan dan juga praktek sholat, wudhu. Tetapi untuk penilaian
karater diambil dari penilaian sikap yang dilakukan dengan
pemangatan secara langsung pada saat KBM atau di luar KBM. 28
Penilaian terhadap karakter anak siswa sangat penting jika
dibandingkan dengan penilaian jawaban siswa ketika diberikan tes. Siswa
yang berprestasi belum tentu memiliki karakter yang baik. Penilaian
pengamataan atau penerapan karakter ini pada hakikatnya diarahkan
untuk membentuk karakter siswa agar kelak menjadi manusia susila yang
cakap.
Menurut kepala sekolah SMP Negeri 1 Wonopringgo, kompetensi
dan kemampuan mengajar guru PAI sudah sangat bagus. Guru PAI disini
27
Data Observasi SMP Negeri 1 Wonopringgo pada tanggal 1 April 2016.
Rustiati, Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 1 Wonopringgo, Wawancara
Pribadi, Pekalongan 28 Maret 2016.
28
67
sudah merupakan pakar dibidangnya. Dalam menyampaikan materi
kepada peserta didik sudah sesuai. Begitu juga dalam penilaian tidak
hanya nilai tertulis saja yang diutamakan, tetapi ada nilai pengamatan
atau penerapan yang sesuai untuk diterapkan dalam rangka membentuk
karakter siwa. Seperti penjelasan dari Ibu Kartikaningsih:
Dari pemantau dan yang saya ketahui, guru PAI disini sudah baik.
Beliau mempunyai kemampuan untuk mengajak siswa berkarakter
baik seperti yang diharapkan. Dari segi kompetensi sudah
memenuhi. Artinya, beliau sangat mengiasai materi-materi PAI.
Tidak hanya itu, beliau juga memiliki kepribadian dan sikap yang
baik, sesuai dengan guru PAI. 29
Peran guru PAI SMP Negeri 1 Wonopringgo sebagai evaluator
dalam membentuk karakter siswa yaitu berupa penilaian sikap yang
dilakukan dengan saat didalam kelas atau di luar kelas saat berinteraksi
dengan warga sekolah.
29
Kartikaningsih, Guru PKN dan Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Wonopringgo,
Wawancara Pribadi, Pekalongan 29 Maret 2016.
Download