BAB III PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO A. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Wonopringgo 1. Identitas Sekolah Nama Sekolah : SMP NEGERI 1 PEKALONGAN Alamat Sekolah : Jalan Raya Wonopringgo Kab. Pekalongan 1 Nomor Telepon : (0285) 785187 Nama Kepala Sekolah : Kartikaningsih, S.Pd, M.Pd Kategori Sekolah : SSN Tahun Didirikan/Th Beroperasi : 1978/1979 Kepemilikan Tanah/Bangunan : Milik Pemerintah Luas Tanah / Status : 13.470 m2 Luas Bangunan : 2.132 m2 No. Rekening Rutin Sekolah : 3-109-07026-1 Pemegang Rekening : SMP N 1 WONOPRINGGO Nama Bank : BANK JATENG Cabang : KAJEN1 Arsip TU SMP N 1 Wonopringgo, dikutip pada tanggal 28 Maret 2016. 44 45 2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah a. Visi Generasi Santun, Berprestasi Unggul, Berkarakter, dan Berbudaya Lingkungan Indikator Visi: 1. Menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masingmasing. 2. Rendah hati, menghormati dan bersikap sopan santun kepada sesama. 3. Berprestasi tinggi dalam bidang akademik dan non akademik. 4. Berpikir cerdas, bersikap bijak, peduli lingkungan, dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan karakter bangsa, serta berwawasan lingkungan. 5. Mampu bersaing untuk memasuki jenjang pendidikan lebih tinggi sesuai dengan bakat dan minat. b. Misi 1. Mempersiapkan generasi yang rajin dan khusuk beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Mempersiapkan generasi yang berbudi pekerti luhur, memiliki pribadi yang sopan dan menjunjung nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. 3. Mempersiapkan generasi yang memiliki sikap kritis, kreatif, mandiri, peduli dan berbudaya lingkungan. 46 4. Meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan mengoptimalkan potensi akademik yang dimiliki oleh setiap siswa. 5. Meningkatkan pelayanan pembelajaran peserta didik yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. 6. Menggali, memupuk, mengembangkan bakat, minat prestasi siswa dalam bidang seni, olah raga, ketrampilan melalui penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler yang efektif. 7. Meningkatkan profesionalitas tenaga pendidik dan kependidikan. 8. Meningkatkan kwalitas dan kwantitas kelengkapan sarana dan prasarana pembelajaran. 9. Meningkatkan jalinan kerjasama yang harmonis dengan pihakpihak terkait untuk penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas. 10. Mewujudkan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan. c. Tujuan Sekolah 1. Peserta didik mampu melakukan ibadah secara rutin dan khusuk kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Peserta didik memiliki sikap sopan santun, kepedulian sosial yang tinggi, dan menjunjung nilai-nilai karakter di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. 3. Peserta didik memiliki sikap kritis, kreatif, mandiri, dan peduli terhadap lingkungan hidupnya. 47 4. Meningkatkan prestasi akademis dan rata-rata nilai ujian nasional minimal 7,5. 5. Meningkatkan prestasi non kakademis dengan mampu menjuarai berbagai lomba. 6. Menyelenggarakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, menyenangkan dalam suasana yang kondusif dan nyaman. 7. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung pembelajaran. 8. Mengelola sumber dana secara efektif, efisien, transparan, dan akuntabel. 9. Meningkatkan kerja sama antar komponen sekolah. 10. Menggalang kerjasama dengan instansi lain dan masyarakat. 11. Meningkatkan partisipasi warga sekolah menuju sekolah peduli dan berbudaya lingkungan. 12. Mewujudkan pelaksanaan dan pengembangan 8 standar nasional pendidikan.2 2 Arsip TU SMP N 1 Wonopringgo, dikutip pada tanggal 28 Maret 2016. 48 3. Struktur Organisasi Sekolah STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015 KOMITE SEKOLAH dr. Amrozi, M. Kes KEPALA SEKOLAH Kartikasari, S.Pd., M.Pd. UPT DINDIKBUD KEC. WONOPRINGGO WAKASEK KURIKULUM Azkiyah, S.Pd. WAKASEK KESISWAAN Hermadi, S.Pd. WAKASEK SARPRAS DAN HUMAS Daliman, S.Pd. KEPALA PERPUSTAKAAN Rokhmat, S.Pd. TENAGA PERPUSTAKAAN Iskak Tri Wibowo, S.E Imam Awaludin, A.Md. Eko Hasanudin KONSELOR 1. Sumardi, S.Pd. 2. Endang S., S.Pd. 3. Subandi, A.R. KEPALA TAS Hj.Tri Suharjati, S.IP KEPALA LABORATORIUM Akhmad Arifin, S.Pd. LABORAN IPA : Muh. Ifanto Bahasa : Eko H, S. Kom. PELAKSANA URUSAN Iskak Tri Wibowo, S.E Imam Awaludin, A.Md. Eko Hasanudin LAYANAN KHUSUS Slamet Santosa Heri Setiyadi Multi Media : Muh. Ifanto Amat Abidin Tamprin Boga Muh. Ifanto Komputer/IT : Beni Iswanti, S.Pd : Lina Susanti, S.Pd. WALI KELAS VII.1 : Dra. Rustiati VII.2 : Drs. Suwandi VII.3 : Endra Swari A.SPd. VII.4 : Muktiatun, S.Pd. VII.5 : Rizkiyah, S.Pd. VII.6 : Lina Susanti, S.Pd. VII.7 : Tabikin, S.Pd. VII.8 : Dra. Dasuti WALI KELAS VIII.1 : Ika Widyarini. F, VIII.2 : Eti Casmiatun, VIII.3 : Sigit Triatmono . VIII.4 : Sri Anisah, S.Pd. VIII.5 : Nur Lailiyah, S.Pd. VIII.6 : Murtadho, S.Ag., VIII.7 : Sri Widiyantini, VIII.8 : Sri Munasih, S.Pd. GURU MATA PELAJARAN PESERTA DIDIK WALI KELAS IX.1 : Nurhayati K, S.Pd. IX.2 : Yusep Sudigdo, IX.3 : Drs. Heru Wardani IX.4 : Sri Haryani, S.Pd. IX.5 : Indariyah, S.Pd. IX.6 : sugiman, S.Pd. IX.7 : Nishfulaila, S.Pd. IX.8 : Paiman, S.Pd. 49 4. Data Pendidik dan Peserta didik 1. Data Pendidik Tabel 1 Data Guru SMP Negeri 1 Wonopringgo Kabupaten Pekalongan NO. NAMA JABATAN MENGAJAR 1. Kartikaningsih, S.Pd.M.Pd KEP.SEK PKN 2. Nishru Laila, S.Pd Guru Mapel IPA 3. Solichin, S.Pd Guru Mapel IPS 4. Budi Purwanto, S.Pd Guru Mapel Matematika 5. Rokhmat, S.Pd Guru Mapel B.Indonesia 6. Akhmad Arifin, S.Pd Guru Mapel IPA 7. Yusep Sudigdo, S.Pd Guru Mapel IPS 8. Daliman, S.Pd Wakasiswa Matematika 9. Sumardi, S.Pd Guru Mapel B.Jawa 10. Azkiyah, S.Pd Wakakulum IPS 11. Sri Haryani, S.Pd Guru Mapel B. Inggris 12. Dr. Heru Wardani Guru Mapel B. Jawa 13. Siti Bardah, S.Pd Guru Mapel IPS 14. Sugiman, S.Pd Guru Mapel PKN 15. Paiman, S.Pd Guru Mapel Tata Boga, Prakarya 16. Hermadi, S.Pd Guru Mapel TIK 17. Sri Widiyantini, S.Pd Guru Mapel B. Indonesia 18. Endra Swari Ardana, S.Pd Guru Mapel B. Indonesia 19. Puji Guru Mapel Matematika 20. Nur Lailiyah, S.Pd Guru Mapel B. Inggris 21. Sri Munasih, S.Pd Guru Mapel Seni Budaya 22. Risqiyah, S.Pd Guru Mapel B. Indonesia 23. Dra. Rustiati Guru Mapel PAI 50 24. Nur Khayati K, S.Pd Mat Guru Mapel Matematika 25. Dwi Haryanto, S.Pd Guru Mapel Penjas 26. Murtadho,S.Ag. M.Si Guru Mapel PAI 27. Ika Widyarini F, S.Pd. Guru Mapel IPS 28. Tri Indastuti, S.Pd Guru Mapel B. Indonesia 29. Tabikin, S.Pd Guru Mapel IPA 30. Sri Anisyah, S.Pd Guru Mapel IPA 31. Muktiatun, S.Pd Guru Mapel B. Inggris 32. Dra. Dasuti, S.Pd Guru Mapel PKN 33. Indariyah, S.Pd Guru Mapel B. Inggris 34. Eti Casmiatun, S.Pd Guru Mapel B. Indonesia 35. Sigit Triyatmono, S.Pd Guru Mapel Matematika 36. Beny Iswanto, S.Pd Guru Mapel B. Indonesia 37. Roziqoh, S.Pd Guru Mapel B. Indonesia 38. Lina Susanti, S.Pd Guru Mapel Prakarya 39. Endang S, S.Pd Guru Mapel BK 40. Nur Khusnul Kh, S.Pd Guru Mapel Penjas 41. Subandi AR Guru Mapel BK 42. Jadil Haris, S.Ag Guru Mapel PAI 43. Rakhmat Teguh, S.Ag Guru Mapel PKN 44. Sri Susiawati Guru Mapel PKN 45. Firman, S.Pd. Jas Guru Mapel Penjas 46. Supriyadi S.Ag Guru Mapel PAI 2. Data Peserta didik Di bawah ini merupakan jumlah siswa dan siswi SMP Negeri 1 Wonopringgo dari angkata 2011 hingga angkatan 2015.3 3 Arsip TU SMP N 1 Wonopringgo, dikutip pada tanggal 28 Maret 2016. 51 Tabel 2 Data Peserta Didik SMP Negeri 1 Wonopringgo Kabupaten Pekalongan No. Kelas 2011-2012 2012-2013 2013-2014 2014-2015 2015-2016 1. Kelas VII 283 286 289 2089 289 2. Kelas VIII 277 284 286 286 282 3. Kelas IX 259 270 275 275 277 Jumlah 819 840 850 850 848 5. Keadaan Sarana dan Prasarana Sekolah Sarana dan prasarana pendukung proses belajar mengajar di SMP N 1 Wonopringgo tergolong cukup baik dan memadai, apalagi ditunjang dengan adanya LCD & sound sistem yang menunjang kegiatan proses belajar mengajar di SMP N 1 Wonopringgo yang masih tetap menggunakan Kurikulum 2013. Mengenai kelengakapan buku paket dari Dinas pendidikan yang sesuai dengan kurikulum 2013 juga sudah cukup memenuhi. Di SMP Wonopringgo menyediakan gedung pembelajaran milik negara bangunan tersebut antara lain: Tabel 3 Data Sarana dan Prasarana SMP Negeri 1 Wonopringgo Kabupaten Pekalongan NO JENIS RUANGAN JUMLAH KETERANGAN 1. Ruang Kepala Sekolah 1 Ruang Baik 2. Ruang Guru 1 Ruang Baik 3. Ruang TU 2 Ruang Baik 52 4. Ruang Kelas 24 Ruang Baik 5. Ruang Laboratorium 2 Ruang Baik 6. Ruang Keterampilan 1 Ruang Baik 7. Ruang Perpustakaan 1 Ruang Baik 8. Ruang BK 2 Ruang Baik 9. Ruang UKS 1 Ruang Baik 10. Musholla 1 Ruang Baik 11. Gudang 1 Ruang Baik 12. KM/WC Siswa 4 Ruang Baik 13. Kantin 4 Ruang Baik 14. KM/WC Ruang Guru, Ruang 2 Ruang Baik TU, Ruang Kepala Sekolah 15. Tempat Parkir Guru 1 Ruang Baik 16. Tempat Parkir Siswa 1 Ruang Baik 17. Ruang Multimedia 1 Ruang Baik 18. Koperasi Siswa 1 Ruang Baik 19. Ruang OSIS 1 Ruang Baik Dan untuk melengkapi kegiatan ekstra kulikuler, khususnya olahraga sekolah menyediakan 2 buah yaitu lapangan depan dan belakang lapangan depan biasa digunakan untuk upacara bendera dan olahraga bola voli dan lapangan belakang untuk basket dan tenis, serta ada juga taman yang biasa digunakan untuk kegiatan pencak silat. 4 4 Arsip TU SMP N 1 Wonopringgo, dikutip pada tanggal 28 Maret 2016. 53 B. Karakter Siswa SMP Negeri 1 Wonopringgo Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan Karakter siswa di SMP Negeri 1 Wonopringgo pada dasarnya merupakan sikap, perilaku maupun tindakan dalam kehidupan sehari-harinya yang ditunjukkan dalam kehidupan para siswa sehari-hari, baik berada di dalam lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Karakter siswa yang ingin dibentuk dari kegiatan pembelajaran PAI sesuai dengan visi, misi dan tujuan sekolah yaitu menjunjung nilai-nilai karakter diantaranya: 1. Disiplin Sikap disiplin merupakan karakter yang tertanam dan dimiliki oleh para siswa di SMP Negeri 1 Wonopringgo dengan ditunjukkan pada indikator-indikator berupa: berpakain rapi sesuai dengan ketentuan yang berlaku di sekolah, hadir dengan tepat waktu dan mengikuti kegiatan belajar sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dengan tidak meninggalkan tugas saat sedang ada kegiatan belajar atau membolos. 2. Sopan Sopan merupakan karakter yang tertanam dan dimiliki oleh para siswa di SMP Negeri 1 Wonopringgo dengan ditunjukkan pada indikatorindikator berupa: berbicara dengan sopan dan menghormati guru, karyawan dan masyarakat sekolah. 3. Santun Sikap atau perilaku sebagai karakter yang tertanam dan dimiliki oleh siswa di SMP Negeri 1 Wonopringgo dengan ditunjukkan pada 54 indikator-indikator berupa: menerima nasehat dari guru, menghindari permusuhan dengan teman dan menjaga perasaan orang lain. 4. Tanggung Jawab Sikap atau perilaku sebagai karakter yang tertanam dan dimiliki oleh siswa di SMP Negeri 1 Wonopringgo dengan ditunjukkan pada indikator-indikator berupa: melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan, menaati tata tertib sekolah, memelihara fasilitas sekolah yang ada. 5. Rajin Sikap atau perilaku rajin sebagai karakter yang tertanam dan dimiliki oleh para siswa di SMP Negeri 1 Wonopringgo ditunjukkan dengan kesungguhan para siswa melaksankan tugas kewajibanya untuk belajar. Sikap rajin ini ditunjukkan dengan indikator berupa: kehadiran dalam kegiatan belajar mengajar, melaksanakan tugas yang diberikan dari bapak atau ibu gurunya dan mau melaksanakan tugas yang dikerjakan di rumahnya.5 Hal tersebut juga dikatakan oleh ibu Rustiati selaku salah satu guru PAI di SMP Negeri 1 Wonopringgo, memaparkan sebagai berikut: Karakter siswa di SMP Negeri 1 Wonopringgo umumnya banyak sesuai dengan karakter yang diharapkan seperti sikap disiplin dalam mentaati peraturan seperti berangkat sekolah tepat pada waktunya, sopan dalam berperilaku seperti tidak gaduh dan menghormati guru ketika diajar, santun dalam bertutur kata seperti berbahasa dengan baik ketika berbicara dengan guru, teman dan karyawan sekolah, tanggung jawab seperti mengerjakan tugas yang guru berikan, rajin dalam berpakaian 5 Dokumen Indikator Penilaian Akhlak dan Kepribadian yang dipergunakan SMP 1 Wonopringgo, dikuti pada tanggal 28 Maret 2016. 55 dengan memasukkan pakaian dan memakai ikat pinggang, dan karakter yang lainnya, sesuai indikator sebagai rambu-rambu dan format penilaian akhlak dan kepribadian yang dipergunakan SMP Negeri 1 Wonopringgo. Ya.. walaupun masih ada beberapa siswa yang belum bisa mencerminkan karakter tersebut, akan tetapi hal ini selalu dilakukan pembinaanpembinaan dan pengawasan agar bisa diarahkan sesuai dengan karakter siswa yang diharapkan oleh sekolah.6 Dan Hal tersebut juga diakui oleh Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Wonopringgo Ibu Kartikaningsih, beliau mengatakan: Saya memperhatikan karakter siswa-siswi saya sesuai yang diinginkan sekolah yaitu seperti visi, misi dan tujuan sekolah, seperti disiplin, sopan, santun, tanggung jawab, rajin dan karakter-karakter yang baik lainnya. Dan menurut saya karakter siswa di SMP ini secara umum baik dan lebih tertib baik yang dalam kegiatan pembelajaran mau pun diluar pembelajran. Memang masih ada beberapa siswa, terutama dari anakanak laki-laki yang memang perlu dilakukan penangan khusus.7 Pembinaan karakter dapat dibentuk melalui pengaruh lingkungan khususnya pendidikan. Sasaran yang ditempuh atau dituju dalam pembentukan karakter ini adalah kepribadian yang memiliki akhlak yang mulia dan tingkat kemulian akhlak erat kaitannya dengan tingkat keimanan. Dalam pembentukan karakter siswa sangat diperlukan beberapa upaya. Upaya membentuk karakter siswa di SMP Negeri 1 Wonopringgo diantaranya dengan pembiasan-pembiasaan, seperti membiasakan berdo’a pada pagi hari, membiasakan salam ketika bertemu bapak atau ibu guru, seperti yang disampaikan: Upaya yang dilakukan sekolah dalam membentuk karakter siswa yaitu melalui pembiasaan seperti kegiatan bersalaman dan mengucapkan salam ketika berangkat dan ketika pulang sekolah. Melalui penerapan nilai moral dan agama seperti kegiatan berdo’a bersama dan tadarus Qur’an 6 Rustiati, Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 1 Wonopringgo, Wawancara Pribadi, Pekalongan 28 Maret 2016. 7 Kartikaningsih, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Wonopringgo, Wawancara Pribadi, Pekalongan 29 Maret 2016. 56 tiap pagi sebelum pelaksanaan, sholat dhuha dan sholat dhuhur berjamaa’ah. Melalui keteladana guru dan melalui pembinaan guru mapel dalam pembelajaran.8 Setelah saya mengamati ternyata juga seperti itu, pada waktu saya dan guru PAI hendak menuju ke ruang kelas untuk observasi siswa, ketika saya bertemu dengan salah satu anak, anak tersebut langsung memberikan salam berupa ucapan Assalamu’alaikum kepada saya dan memberikan senyum. Itu juga adanya kebiasaan yang selalu diterapkan di sekolah. Ketika siswa berpapasan dengan guru, siswa langsung mencium tangan guru dan mengucapkan salam. Misalnya mengucapkan salam Assalamu’alaikum dengan dijawab wa’alaikum salam ketika bertemu dengan guru atau teman yang muslim. Dan mengucapkan selamat pagi ketika bertemu dengan guru atau teman yang non muslim. Ketika jauh bertemu dengan teman atau guru mereka menyapanya dan senyum. Antar siswa baik untuk laki-laki dan perempuan. Ketika yang putra bertemu dengan yang putri hanya memberikan senyum dan sapaan. Karena menurut mereka berjabat tangan dengan laki-laki bukan muhrim. Walaupun masih ada yang berjabat tangan. Dan pada waktu jam pulang sekolah banyak siswa yang melaksanakan sholat dhuhur berjamaah. Dari hal tersebut, bahwa adanya suatu kebiasaan atau budaya yang sudah dilaksanakan di sekolah dengan membentuk suatu karakter anak didik agar bisa saling menghormati guru, antar teman, orang tua dan orang 8 Rustiati, Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 1 Wonopringgo, Wawancara Pribadi, Pekalongan 28 Maret 2016. 57 lain serta mejalankan kewajibannya untuk beribadah. Agar nantinya bisa diintegrasikan pada kehidupan sehari-hari.9 Selain upaya diperlukan juga kegiatan yang mendukung pembentukan karakter siswa agar karakter siswa terbentuk , seperti yang disampaikan Ibu kepala sekolah: Jelas ada mbak kegiatan yang mendukung dalam pembentukan karakter diantaranya melalui kegiatan pengembangan diri, yaitu kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatannya seperti layanan konseling, kegiatan pembiasaan berpikir ilmiah dan bahasa Inggris, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan kerja rohani Islam dan pembinaan melalui implementasi pendidikan karakter di sekolah.10 Kegiatan pengembangan diri , merupakan kegiatan pendukung dalam membentuk karakter siswa di SMP Negeri 1 Wonopringgo. Kegiatan pengembangan diri berada di bawah bimbingan konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dilakukan dalam bentuk kegiatan terprogram dan tidak terprogram. Kegiatan terprogram meliputi kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik. Kegiatan pembiasaan yang dilakukan di pagi hari secara terjadwal adalah konseling kelompok di dalam kelas, pembiasaan berpikir ilmiah, dan berbahasa Inggris. Kegiatan ekstrakurikuler meliputi kepramukaan, OSIS, kepemimpinan, kelompok seni budaya, kolompok 9 tim olahraga, dan kelompok ilmiah remaja. Kegiatan Data Observasi SMP Negeri 1 Wonopringgo pada tanggal 28 Maret 2016. Kartikaningsih, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Wonopringgo, Wawancara Pribadi, Pekalongan 29 Maret 2016. 10 58 pengembangan diri yang dilakukan melalui program kerja rohani Islam berupa peringatan hari besar Islam, pesantren, memberikan santunan kepada anak yatim dan santunan musibah. kegiatan pengembangan diri yang dilakukan melalui implementasi pendidikan karakter dilakukan melalui integrasi nilai-nilai karakter dalam mata pelajaran dan kegiatan-kegiatan pembiasaan yang meliputi kegiatan rutin terjadwal, kegiatan terprogram, dan kegiatan terproyek. Salah satu kegiatan terjadwal tersebut adalah penggunaan bahasa Jawa sebagai bahasa komunikasi di sekolah pada hari Kamis. Sedangkan kegiatan pengembangan diri yang tidak terprogram adalah program kerja rohani Islam dan pembinaan melalui implementasi pendidikan karakter di sekolah Implementasi pendidikan karakter di sekolah dilaksanakan melalui keteladaan, kegiatan pembiasaan, dan integrasi pada mata pelajaran.11 Untuk pembentukan karakter siswa, sekolah juga perlu strategi khusus untuk membentuk karakter siswa SMP Negeri 1 Wonopringgo, seperti yang dikatakan oleh kepala sekolah: Strateginya yaitu dalam manajemen sekolah diperlukan perencanaan, pelaksnaan, dan Evaluasi. Dalam tata tertib sekolah sebelum diterapkan perlu direncanakan kemudian dilaksanakan dan dalam pelaksanaan pasti ada kendala yang harus dievaluasi yang kemudian ditindak lanjuti. Sehingga kesalahan-kesalahan yang ada dapat teratasi. Contohnya melalui pemantauan secara rutin, melakukan tindakan razia atau operasi.12 11 Data Observasi SMP Negeri 1 Wonopringgo pada tanggal 28 Maret 2016 Kartikaningsih, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Wonopringgo, Wawancara Pribadi, Pekalongan 29 Maret 2016. 12 59 Dalam membentuk karakter siswa terdapat beberapa faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat pembentuk karakter siswa seperti yang sudah dijelaskan: Dalam membentuk karakter siswa jelas ada faktor-faktor yang mendukung maupun yang menghambat, faktor pendukungnya diantaranya seperti: adanya hubungan yang aktif antara orang tua, anak dan guru, keaktifan siswa dalam pembelajaran. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu: kurangnya kesadaran dari peserta didik, dan kurangnya partisipasi orang tua.13 Sejauh ini yang saya amati faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam proses pembentukan karakter ataupun fasilitas-fasilitas yang ada di Sekolah, maupun garu-guru atau pihak-pihak sekolah yang sangat mendukung dalam membentuk karakter siswa. Semua pihak sekolah itulah yang menjadi pendukung dalam setiap kegiatan. Adapun faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam membentuk karakter siswa yaitu masih ada beberapa siswa yang tidak mentaati tata tertib sekolah dan mempengaruhi teman-temannya. Kemudian pada saat shalat berjamaah fasilitas musholah yang masih kurang, karena tempat wudhu yang hanya beberapa saja dan mukena yang terbatas menjadikan terhambatnya shalat untuk berjamaah sehingga harus mengantri terlebih dulu. Semua kendala tersebut tidak menjadi sebuah kendala besar bagi guru dan warga sekolah dalam membentuk karakter siswa. Adapun terkadang ada siswa yang tidak mengerjakan tugas, saat diberi tugas di sekolah maupun pekerjaan rumah. Tindakan guru PAI yaitu dengan mencari tahu alasan kenapa siswa tersebut 13 Rustiati, Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 1 Wonopringgo, Wawancara Pribadi, Pekalongan 28 Maret 2016. 60 tidak mengerjakan tugas. Guru PAI meminta informasi dari teman ataupun orang tua siswa tersebut.14 Pernyataan tersebut merupakan data karakter siswa di SMP Negeri 1 Wonopringgo Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan yang harus menjadi perhatian semua pihak, terutama oleh para guru. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara optimal sehingga akan membawa pada tujuan, yaitu membentuk kepribadian siswa yang berkarakter. B. Peran Guru Pendidikan Agama Islam sdalam Membentuk Karakter Siswa SMP Negeri 1 Wonopringgo 1. Peran Guru PAI sebagai Teladan Seorang guru harus menjadi model keteladanan bagi peserta didiknya, terlebih bagi guru PAI ia harus memiliki perkataan dan perbuatan yang baik dan mulia yang dapat menjadi panutan peserta didik. Di SMP Negeri 1 Wonopringgo yang merupakan sekolah berbasis karakter, guru PAI memberikan banyak contoh-contoh kebaikan yang dapat menjadi teladan dalam membentuk karakter siswanya. Berdasarkan wawancara dengan guru PAI, terdapat beberapa bentuk keteladanan guru PAI dalam membentuk karakter siswa di SMP Negeri 1 Wonopringgo yang dapat dipaparkan sebagai berikut: 14 Data Observasi SMP Negeri 1 Wonopringgo pada tanggal 1 April 2016. 61 a. Perkataan atau ucapan yang baik. Dalam hal ini guru PAI dalam berbicara selalu menggunakan tutur kata yang bagus, baik saat berbicara dengan siswa ataupun dengan sesama guru atau kepala sekolah. Guru juga tidak mengeluarkan kata-kata yang kotor dalam menghadapi siswa. Seperti yang disampaikan oleh Ibu Rustiati: Saya membiasakan berbicara dengan bahasa yang baik/sopan kepada anak, dengan kebiasaan tersebut secara tidak langsung anak akan menirunya. Seperti ketika saya memanggil siswasiswi dengan panggilan yang bagus yaitu mas atau mbak, tidak memanggil dengan panggilan yang kasar seperti kowe. Karena walaupun itu anak ya.. kita harus menghargainya. Apalagi mencemooh siswa dengan kata-kata yang kasar di depan temantemannya, itu tidak penah. Hal itu saya lakukan untuk menjaga perasaan siswa dan ditakuti siswa meniru. 15 Guru saat berbicara dan saat menyampaikan materi pembelajaran lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia. Hanya sesekali memakai bahasa jawa, dan itupun dengan bahasa yang halus dan sopan, seperi ampun podo ribu. Begitu juga para siswa saat berbicara dengan guru menggunakan bahasa yang baik dan sopoan. Namun, masih ada beberapa siswa yang berbicara dengan bahasa yang kasar dengan sesama temannya dan saling mengejek.16 b. Gaya berpakaian yang sesuai dengan dengan ajaran Islam Walaupun sekolah negeri akan tetapi di SMP Negeri 1 Wonopringgo diterapkan aturan bagi guru dan siswa perempuan untuk berpakaian muslimah (memakai jilbab). Sedangakan untuk 15 Rustiati, Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 1 Wonopringgo, Wawancara Pribadi, Pekalongan 28 Maret 2016. 16 Data Observasi SMP Negeri 1 Wonopringgo pada tanggal 28 Maret 2016. 62 siswa laki-laki memakai celana. Sebagimana dijelaskan Ibu Rustiati “untuk pakaian terus terang saya selalu memberi contoh bagaimana berpakaian yang sesuai dengan ajaran Islam, agar siswa perempuan tidak memakai pakaian yang ketat, dan siswa laki-laki tidak memakai celana ketat model pensil”.17 Seluruh guru perempuan memakai pakaian tertutup dan berjilbab, bahkan guru PAI selalu memakai rok panjang yang longgar dan jilbab yang menutupi dada. Sementara siswa perempuan hampir semuanya memakai pakaian tertutup dengan tidak menonjolkan aurat. Walaupun masih ada satu dua anak yang berjilbab tetapi masih terlihat rambutnya, yang sering disebut dengan jilbab poni. Sedangkan siswa laki-laki masih ada beberapa yang berpakaian tidak rapi dengan baju yang dikeluarkan dan memakai celana yang ketat.18 c. Kedisiplinan Dalam hal ini guru PAI selalu membiasakan kedisiplinan dalam pekerjaan, seperti datang tepat pada waktunya saat berangkat ataupun masuk kelas. Dalam hal ini Ibu Rustiati mengatakan: Guru itu merupakan contoh, murid tidak mau disiplin kalau gurunya tidak disiplin. Disiplin itu muncul dari kebiasaan hidup dan cinta pada pekerjaan. Saya sendiri malu jika merasa datang terlambat, jika sudah masuk jam PAI ya.. saya langsung masuk ke kelas, begitu pula jika selesai ya.. tepat waktu. 19 17 Rustiati, Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 1 Wonopringgo, Wawancara Pribadi, Pekalongan 28 Maret 2016. 18 Data Observasi SMP Negeri 1 Wonopringgo pada tanggal 28 Maret 2016. 19 Rustiati, Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 1 Wonopringgo, Wawancara Pribadi, Pekalongan 28 Maret 2016. 63 Guru PAI selalu berangkat pagi meskipun tidak mengajar jam pertama. Begitu pula saat akan masuk mengajar, ia tepat waktu. Namun, masih ada beberapa siswa yang terkadang berangkat terlambat. Dan juga masih ada peserta didik yang bersantai-santai diluar kelas setelah jam istirahat berakhir.20 d. Kejujuran Guru memperlakukan siswa dengan jujur dan adil serta objektif. Tidak menutup-nutupi serta membohongi peserta didik. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Ibu Rustiati “saya dalam menilai siswa apa adanya tidak saya lebihkan atau kurangi, anak juga diajarkan sedemikian rupa agar berbuat jujur dalm segala hal. Baik jujur dalam perkatan atau perbuatan.” 21 Guru PAI selalu membiasakan kejujuran dalam segala hal, termasuk dalam pekerjaan mengajar. Seperti hal pada saat tidak bisa masuk ke kelas karena ada undnagan rapat, ia akan mengatakan kepada siswanya dan memberi tugas. Dan memang benar guru PAI izin untuk menhadiri undangan rapat tersebut kepada kepala sekolah. Peserta didik juga membiasakan kejujuran saat mengerjakan tugas atau ulangan. Walupun masih ada beberapa yang terkadang menyontek.22 20 Data Observasi SMP Negeri 1 Wonopringgo pada tanggal 1 April 2016. Rustiati, Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 1 Wonopringgo, Wawancara Pribadi, Pekalongan 28 Maret 2016. 22 Data Observasi SMP Negeri 1 Wonopringgo pada tanggal 1 April 2016. 21 64 e. Mencium tangan guru Setiap pagi saat peserta didik berangkat sekolah, peserta didik dibiasakan untuk mengucap salam dan bersalam dengan mencium tangan guru. Begitu pula saat pulang sekolah. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkat rasa hormat peserta didik kepada guru. Seperti yang disampaikan Anak-anak disini sangat hormat kepada bapak ibu guru, hal tersebut dibuktikan saat berangkat mereka turun dari sepada saat masuk gerbang sekolah dengan memberikan salam dan bersalam kepada guru, begitu pula saat pulang sekolah, mengakhiri pelajaran dengan berdo’a dan bersalaman dengan bapak/ibu guru yang ada di kelas.23 Pada saat istirahat terkadang siswa bertemu bapak/ibu guru di kantin atau perjalanan menuju kantin, mereka menyapa dan bersalaman. Hal tersebut menunjukkan adanya kesadaran dari diri siswa adanya rasa hormat kepada bapak/ibu gurunya.24 Menurut kepala sekolah SMP Negeri 1 Wonopringgo, guru PAI sudah dapat menjadi model keteladanan bagi siswa. Guru PAI senantiasa melakukan akhlak yang mulia dalam pergaulan di sekolah. Dalam membentuk karakter memang tidak akan berhasil jika hanya disampaikan dengan teori dan pengetahuan semata. Tetapi perlu keteladanan dari pribadi guru, agar anak mudah menyerap dan mencontoh, sehingga bisa terbentuk karakter yang baik pada diri siswa. Hal tersebut dijelaskan oleh kepala sekolah SMP Negeri 1 Wonopringgo: 23 Rustiati, Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 1 Wonopringgo, Wawancara Pribadi, Pekalongan 28 Maret 2016. 24 Data Observasi SMP Negeri 1 Wonopringgo pada tanggal 1 April 2016. 65 Seperti yang saya ketahui guru PAI disini ya.. sudah baik.. beliau dapat menjadi contoh keteladanan bagi siswa, dan juga memiliki kemampuan untuk membentuk karakter yang baik. Seperti dalam berperilaku, saya kira sudah sesuai sebagai seorang guru, lebihlebih guru PAI yang menjadi teladan. Sebagai pribadi beliau memiliki karakter yang baik, juga mampu menjadikan anak berkarakter baik. Jadi beliau punya peran sebagai dan menjadikan.25 Poin-poin diatas menggambarkan bentuk keteladanan dari guru PAI. Dengan peran guru PAI yang mampu menjadi model keteladanan, siswa menemukan figur yang bisa digugu dan ditiru. Karena perilaku siswa di SMP Neger 1 Wonopringgo menjadi lebih baik. 2. Peran Guru PAI sebagai Evaluator Dalam pembelajaran guru PAI SMP Negeri 1 Wonopringgo melakukan perencanaan evaluasi PAI yang tertuliskan dalam perencanaannya tentang pembentukan karakter peserta didik. Di dalam perencanaan pelaksanaan pembelajaran yang dibuat guru PAI, tampak nilai-nilai karakter yang diharapkan dapat dimiliki oleh peserta didik setelah mengikuti pembelajaran. Dalam hal ini guru PAI tidak hanya menekankan pemahaman materi PAI saja, tetapi juga menanamkan pembentukan karakter pada diri siswa. Seperti yang dijelaskan oleh guru PAI : Dalam RPP itu memang tertulis aspek yang berkaitan dengan karakter yang diharapkan dan disesuaikan pada materi PAI tersebut. Misalnya tentang Iman kepada Rasul, ada nilai karakter yang diharapkan yaitu seperti jujur, bertanggung jawab, dan lain sebagainya.26 25 Kartikaningsih, Guru PKN dan Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Wonopringgo, Wawancara Pribadi, Pekalongan 29 Maret 2016. 26 Rustiati, Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 1 Wonopringgo, Wawancara Pribadi, Pekalongan 28 Maret 2016. 66 Dalam sekali pertemuan ada beberapa nilai karakter yang ditentukan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Yang nantinya guru dapat menanamkan nilai karakter-karakter tersebut pada siswa pada saat proses pembelajaran.27 Penilaian pembelajaran PAI di SMP Negeri 1 Wonopringgo menerapakan tiga aspek penilaian, diantaranya penilaian sikap, ketrampilan, dan pengetahuan. Seperti yang disampaikan oleh guru PAI SMP Negeri 1 Wonopringgo: Bentuk evaluasi yang saya lakukan sesuai perencanaan evaluasi yang tertulis penilaian sikap yang dilakukan ketika proses KBM berlangsung maupun diluar KBM, penilaian ketrampilan diambil dari keaktifan siswa dalam pembelajaran, dan penilaian pengetahuan diambil dari tugas-tugas yang dikerjakan secara tertulis, lisan dan praktek. contohnya PR, tugas harian disekolah, hafalan dan juga praktek sholat, wudhu. Tetapi untuk penilaian karater diambil dari penilaian sikap yang dilakukan dengan pemangatan secara langsung pada saat KBM atau di luar KBM. 28 Penilaian terhadap karakter anak siswa sangat penting jika dibandingkan dengan penilaian jawaban siswa ketika diberikan tes. Siswa yang berprestasi belum tentu memiliki karakter yang baik. Penilaian pengamataan atau penerapan karakter ini pada hakikatnya diarahkan untuk membentuk karakter siswa agar kelak menjadi manusia susila yang cakap. Menurut kepala sekolah SMP Negeri 1 Wonopringgo, kompetensi dan kemampuan mengajar guru PAI sudah sangat bagus. Guru PAI disini 27 Data Observasi SMP Negeri 1 Wonopringgo pada tanggal 1 April 2016. Rustiati, Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 1 Wonopringgo, Wawancara Pribadi, Pekalongan 28 Maret 2016. 28 67 sudah merupakan pakar dibidangnya. Dalam menyampaikan materi kepada peserta didik sudah sesuai. Begitu juga dalam penilaian tidak hanya nilai tertulis saja yang diutamakan, tetapi ada nilai pengamatan atau penerapan yang sesuai untuk diterapkan dalam rangka membentuk karakter siwa. Seperti penjelasan dari Ibu Kartikaningsih: Dari pemantau dan yang saya ketahui, guru PAI disini sudah baik. Beliau mempunyai kemampuan untuk mengajak siswa berkarakter baik seperti yang diharapkan. Dari segi kompetensi sudah memenuhi. Artinya, beliau sangat mengiasai materi-materi PAI. Tidak hanya itu, beliau juga memiliki kepribadian dan sikap yang baik, sesuai dengan guru PAI. 29 Peran guru PAI SMP Negeri 1 Wonopringgo sebagai evaluator dalam membentuk karakter siswa yaitu berupa penilaian sikap yang dilakukan dengan saat didalam kelas atau di luar kelas saat berinteraksi dengan warga sekolah. 29 Kartikaningsih, Guru PKN dan Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Wonopringgo, Wawancara Pribadi, Pekalongan 29 Maret 2016.