Modul 1 Review PS Bidang Kegiatan Sosial dalam kerangka

advertisement
Modul 1
Review PS Bidang Kegiatan Sosial dalam kerangka
Penghidupan Berkelanjutan (Sustainable Livelihood)
1. Peserta mampu mempertajam data PS dan baseline data 100-0-100 yang
terkait dengan kegiatan Sosial
2. Peserta memahami cara memperoleh data yang akurat dalam mengklasifikasi
warga PS-2
3. Peserta mampu merekomendasikan pemenuhan kebutuhan dasar (IPM) bagi
warga PS-2 sesuai target IPM (pendidikan, kesehatan dan peningkatan daya
beli)
4. Peserta memahami keterkaitan kegiatan Tridaya dalam kerangka pendekatan
penghidupan berkelanjutan (sustainable livelihood)
Kegiatan 1
Kegiatan 2
Kegiatan 3
: Diskusi Kelompok Pengelompokan (Kategorisasi) Data Non Fisik pada
pendataan baseline data 100-0-100
: Diskusi Kelompok Memotret Kerangka Penghidupan yang Layak
: Diskusi Kelompok Menyusun Rancangan Strategi intervensi dan Target
3 JPL (135 ‘ )
Media Bantu :
1. Instrumen pendataan 100-0-100 pada poin A.6
2. Media Bantu Diskusi Kelompok ; Memahami Pentagon Aset
Kertas plano
Kuda-kuda untuk flip chart
Papan tulis dengan perlengkapannya
1
Spidol, selotip kertas dan jepitan besar
Diskusi Kelompok Pengelompokan (Kategorisasi) Data PS 2
1) Setelah membuka salam singkat, Pemandu menyampaikan bahwa kali ini akan
membahas modul Review Pemetaan swadaya (PS) pada aspek Kegiatan sosial.
Tujuan modul ini adalah :
a. Peserta mampu mempertajam data PS dan baseline data 100-0-100 yang
terkait dengan kegiatan Sosial
b. Peserta memahami cara memperoleh data yang akurat dalam mengklasifikasi
warga PS-2
c. Peserta mampu merekomendasikan pemenuhan kebutuhan dasar (IPM) bagi
warga PS-2 sesuai target IPM (pendidikan, kesehatan dan peningkatan daya
beli)
d. Peserta memahami keterkaitan kegiatan Tridaya antara kegiatan Sosial,
Kegiatan Ekonomi dan kegiatan Lingkungan dalam pola pendekatan
penghidupan berkelanjutan (sustainable livelihood)
2) Pemandu menyampaikan perkembangan terkini kebijakan nasional penanggulangan
kemiskinan tentang intervensi kepada sasaran warga miskin. Sejarah mencatat
bahwa peningkatan penghidupan berkelanjutan (sustainable livelihood) yang
diprakarsai Bappenas dan TNP2K pernah membagi kelompok sasaran ke dalam tiga
kelompok, yaitu kelompok hampir miskin, miskin dan sangat miskin.
Pembagian kelompok tersebut bermaksud untuk memudahkan penanganan (Lihat
Gambar dibawah).
2
PENDEKATAN PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN
(SUSTAINABLE
SUSTAINABLE LIVELIHOOD APPROACH)
APPROACH
Sustainable Livelihood Approach merupakan pendekatan penanggulangan
kemiskinan yang terintegrasi untuk pemenuhan kelima aset individu sehingga
mandiri dan berkesinambungan.
berkesinambungan Kelima aset tersebut: aset alam, aset fisik, aset
sosial, aset finansial, dan aset manusia).
GRADUATION
Bagi masyarakat hampir
miskin diarahkan untuk
pengembangan aset dan
channeling dengan lembaga
keuangan formal, peningkatan
ketrampilan, dan akumulasi aset
(saving).
31
3) Ingatkan bahwa :
a Pembagian ke dalam ketiga cluster tersebut mempengaruhi fasilitasi terhadap
warga
arga miskin yang tergolong PS-2. Untuk itu data PS-2
2 yang ada harus
disesuaikan, agar warga PS-2 mendapatkan perlakuan yang sesuai dengan
kebutuhannya.
endekatan Penghidupan Berkelanjutan masih diamanahkan untuk dijalankan
b Pendekatan
dalam Program Peningkatan Kualitas Permukiman (P2KP) saat ini
i dalam bentuk
Program Penghidupan berkelanjutan (P2B) sebagaimana disampaikan dalam
Rakornas P2KP 2015. Saat ini telah dijalankan di 56 lokasi Pilot.
3
c
Dalam P2KP terdapat proses pendataan untuk melihat kondisi akses air minum,
permukiman kumuh dan sanitasi (100-0-100). Pada pendataan tersebut
diharapkan diperoleh data fisik dan data non fisik.
4) Sampaikan bahwa pendekatan penghidupan berkelanjutan (sustainable livelihod)
berkaitan dengan pendataan 100-0-100. Sedangkan Kegiatan Sosial amat berkaitan
dengan data non fisik, yaitu Legalitas pendirian bangunan, Kepadatan penduduk,
Mata pencarian penduduk, Penggunaan Daya Listrik, Fasilitas Pelayanan Kesehatan
dan Fasilitas Pelayanan Pendidikan. Data non fisik tersebut terdapat dalam Form
A.6.1 s.d A.6.3 dalam pendataan 100-0-100. (Lihat lampiran)
Menurut Prosedur Operasi Baku (POB) Penyusunan Pendataan 100-0-100 sebagai
petunjuk pendataan 100-0-100 yang dimaksud dengan data 100-0-100 adalah data
yang terkait akses air minum (100 kiri), pengurangan luasan kawasan kumuh (0) dan
data yang terkait dengan akses sanitasi yang layak (100 kanan). Data tersebut
terdiri dari data fisik dan non fisik antara lain:
1. Data fisik yang terkait dengan 7 indikator kumuh yaitu:
a. Kondisi bangunan hunian:
i. Keteraturan Bangunan
ii. Kepadatan Bangunan
iii. Kondisi Fisik Bangunan
b. Jalan Lingkungan
c. Drainase Lingkungan
d. Pembuangan air Limbah
e. Penyediaan Air Bersih & Air Minum
f. Pengelolaan Persampahan
g. Pengamanan Bahaya Kebakaran
2. Data non fisik yang terkait dengan infrastruktur permukiman, antara lain:
a. Legalitas pendirian bangunan
b. Kepadatan penduduk
c. Mata pencarian penduduk
d. Penggunaan Daya Listrik
e. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
f. Fasilitas Pelayanan Pendidikan
Seluruh data tersebut akan dijadikan sebagai data 100-0-100 yang nantinya dapat
diukur secara periodik pencapaiannya sampai dengan tahun 2019 oleh pemerintah
Kabupaten/Kota.
5) Sampaikan kepada peserta bahwa kita akan melakukan simulasi identifikasi
kelompok masyarakat berdasarkan penguasaan aset dan aksesnya sebagaimana
dipotret oleh data-data non fisik dalam pendataan 100-0-100. Nantinya berdasarkan
data tersebut masyarakat dapat dikelompokkan ke dalam empat golongan, yaitu
golongan kaya/mampu, hampir miskin, miskin dan sangat miskin.
4
6) Keempat golongan tersebut dipotret dari perspektif penguasaan sumberdaya
alam, sumberdaya financial, sumberdaya manusia, sumberdaya
infrastruktur dan modal sosial. Untuk itu bagi peserta ke dalam 5 kelompok
untuk mendiskusikan masing-masing penguasaan aset (capital). Tiap kelompok
bertugas mengidentifikasi perbedaan penguasaan aset dan akses keempat golongan
penduduk tersebut. Jelaskan kepada para peserta bahwa pola ini disebut dengan
kerangka dasar pendekatan penghidupan berkelanjutan (sustainable livelihood).
7) Tiap kelompok mengintegrasikan data non fisik tiap kelompok PS2 dengan pola
penghidupan berkelanjutan. Caranya adalah dengan memasukkan aspek-aspek
dalam data non fisik pendataan 100-0-100 ke dalam Tabel 7. Bahas dalam diskusi
kelompok.
8) Selepas diskusi kelompok selama lebih kurang 15 s.d. 20 menit, mulailah mengajak
para peserta untuk membahas hasilnya dalam pleno kelas. Salah seorang wakil
kelompok mempresentasikan hasilnya, sedangkan para peserta lain memgkritisi dan
memberikan masukan. Lakukan hal yang sama kepada 4 kelompok lain, hingga
diperoleh kesamaan persepsi mengenai gambaran warga desa x berdasarkan empat
kategori penduduknya
5
1) Lembar Kerja 1 Kategorisasi PS-2
Desa X
Kaya
Hampir Miskin
Miskin
Sangat Miskin
Klasifikasi Capital
SDA (Natural Capital)
• Air minum
• Sumber air
Sumberdaya Finansial (Financial Capital)
• Mata Pencaharian rumah Tangga
SDM (Human Capital)
• Jumlah Kepala Rumah Tangga dalam satu rumah
• Jumlah Kepala Keluarga dalam satu rumah
• Jenis fasilitas kesehatan paling sering digunakan rumah
tangga
• Lokasi fasilitas kesehatan paling sering digunakan rumah
tangga
• Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Infrastruktur (Pysical Capital)
• Status penguasaan bangunan hunian
• Status Legalitas bangunan hunian
• Daya Listrik yang digunakan
• Jika ada anggota rumah tangga usia wajib belajar (9
tahun): Lokasi SD/SMP sederajat yang digunakan
Modal Sosial (Sosial Capital)
• Pertemuan rutin RT
• PKK
• Arisan
• Adanya pranata sosial yang mengontrol perilaku hidup
sehat seperti Jumantik, kader posyandu, kesehatan,
sanitarian, pengelola sampah
Kelompok Diskusi
1
II
III
IV
V
6
Diskusi Kelompok Memotret Kerangka Penghidupan yang Layak
1. Sampaikan kepada peserta bahwa kegiatan 1 di atas , kemudian pemandu menjelaskan
bahwa kegiatan yang dilakukan pada diskusi kelompok sebelumnya adalah langkah
pertama dari upaya untuk memotret keberlanjutan kehidupan (sustainability livelihood)
masyarakat desa x.
2. Jelaskan bahwa masa depan kehidupan masyarakat desa x dapat diukur dari
penguasaan aset dan akses mereka saat ini. Dalam proses pemetaan swadaya, selama
ini indicator-indikator tersebut dibedah melalui 16 kajian (meskipun sering hanya 8-10
kajian saja yang digunakan sesuai kebutuhan dan kompleksitas permasalahan di
desa/kelurahan setempat).
3. Jelaskan bahwa kali ini akan untuk mereview cepat hasil identifikasi pada aspek sosial
yang telah dilakukan pada diskusi sebelumnya terkait dengan:
a. Sumberdaya alam (natural capital),
b. sumberdaya fisik/infrastruktur (physical capital),
c. Sumberdaya manusia (human capital),
d. sumberdaya keuangan (financial capital),
e. modal social (social capital).
4. Kelima aset tersebut saling terhubung dan saling melengkapi dalam kehidupan manusia,
sehingga jika digambarkan akan terbentuk segilima penguasaan aset (asset pentagon).
Segilima tersebut yang akan dibahas dalam diskusi kelompok.
5. Mintalah masing-masing kelompok untuk menggambar Pentagon kosong.
Pastikan segilima tersebut sama sisi sebagaimana Gambar 1 dibawah ini. Tuliskan pada
masing-masing sudutnya; Sumberdaya alam, sumberdaya manusia, sumberdaya
keuangan(financial), sumberdaya fisik/infrastruktur dan modal sosial.
Gambar 1
Pentagon aset
7
6. Bubuhkan angka 0 sampai dengan 5 di masing-masing sudut untuk memperlihatkan garis
penghubung asset. Angka tersebut adalah skor untuk menilai derajat penguasaan asset
masing-masing kategori (kaya, hampir miskin/sedang, miskin dan sangat miskin). Angka
(baca ; skor) 0 di pusat segilima menunjukkan tidak menguasai aset apapun,
sedangkan angka 5 menunjukkan penguasaan aset tertinggi.
7. Masukkan keempat kategori kelompok PS-2 dari hasil diskusi kelompok sebelumnya
sebagai dasar untuk mengukur tiap kondisi warga PS 2; non miskin, hampir miskin,
miskin, dan sangat miskin. Sebagai acuan gunakan gambar 2 capital asset mapping yang
dilakukan di Kupang NTT. Alhasil terbentuklah Pentagon yang menggambarkan kondisi
kehidupan Desa x berdasarkan data non fisik pada diskusi sebelumnya.
8. Mintalah masing-masing kelompok menyampaikan hasilnya, kemudian simpulkan
bersama; kelompok siapakah diantara keempat kategori penduduk desa x tersebut yang;
a. memiliki nilai terrendah?
b. memiliki nilai tertinggi?
c. paling memiliki kerentanan? Pada aspek apakah tingkat kerentanan paling tinggi
diantara 5 aset ?
d. paling memiliki kekuasaan atas aset? Pada aspek apakah tingkat penguasaan
tertinggi?
9. Mencermati hasil yang telah diperoleh dalam pentagon, aset mana saja yang paling
dikuasai oleh si kaya? Aset mana saja yang paling dikuasai kelompok “sangat
miskin”? Siapakah yang dapat membantu? Mengapa? Kata kunci yang didapat akan
dibahas dalam diskusi berikutnya.
1. Ingatkan mengapa kita melakukan identifikasi menggunakan pentagon aset?
Jawabnya adalah kehidupan manusia tidak dapat dilihat dari satu aset saja.
Minimal 5 aset sebagaimana gambar di atas. Khusus untuk aset yang terkait
kegiatan sosial terdapat pada aset SDM, Modal Sosial, dan SDA. Namun demikian
ketiga aset tersebut tidak dapat dipisahkan dengan aset fisik(infrastruktur) dan
finansial (ekonomi). Sehingga kelima aset tersebut saling terkait. Oleh sebab itu
KSM tidak dapat dipisah-pisahkan identitasnya berdasarkan kegiatan yang
ditangani karena aset-aset tersebut menyatu dan saling beririsan.
2. Pemisahan jenis KSM seperti misalnya KSM Sosial, KSM Ekonomi maupun KSM
Infrastruktur seringkali mendistorsi penanganan menjadi parsial (tidak utuh).
Sebab hakekat KSM merupakan satu kelompok dengan banyak kegiatan. Jadi tidak
perlu banyak KSM untuk tiap Kegiatan jika kelompok sasarannya sama. Sehingga
KSM dapat menangani berbagai kegiatan (minimal 5 kegiatan) sesuai penguasaan
aset setiap anggotanya. Kondisi ini yang menjadi dasar dalam pendampingan KSM
yang telah dimulai di lokasi-lokasi pilot pendampingan KSM. Selengkapnya dapat
dibaca dalam Juknis Pendampingan KSM dan POB Kegiatan Sosial
8
Glossary istilah
Penghidupan/mata pencaharian (livelihood) terdiri dari aset, aktivitas dan akses (yang
dijembatani oleh institusi dan relasi sosial) yang secara bersama-sama menentukan kehidupan yang
diperoleh individu atau rumah tangga
Income; terdiri dari dua materi atau bukan materi (in cash atau in kind) yang berkontribusi pada
kesejahteraan individu atau rumah tangga yang diturunkan dari aktivitas penghidupan seperti
pendapatan pertanian (farm income), bukan pendapatan pertanian (non farm income) dan diluar
pendapatan pertanian (off farm income)
Aset; adalah stok modal yang dapat digunakan secara langsung maupun tidak langsunguntuk
menghasilkan sarana yang berguna bagi kehidupan rumah tangga atau untuk mempertahankankan
kesejahteraan pada tingkat yang berbeda. Aset bisa berupa stok yang diberikan untuk menghasilkan
output seperti hutan atau sesuatu yang diadakan sebagai investasi kapasitas produksi masa depan
yang dibiayai dari tabungan sepertimesin-mesin pertanian.
Sumberdaya Alam (Natural capital) yaitu antara lain tanah, air dan sumberdaya hayati
Modal fisik (Physical capital): barang-barang yang diproduksi melalui produksi ekonomi
digunakan untuk menunjang pencapaian output kehidupan di masa depan seperti infrastruktur
perkotaan seperti jalan, listrik dan pipa air
Sumberdaya Manusia (Human capital) antara lain tenaga kerja rumah tangga, yang memiliki
pendidikan, ketrampilan, kesehatan yang ditingkatkan oleh investasi pendidikan dan kesehatan
Modal keuangan (Financial capital) adalah ketersediaan uang di rumah yang dapat diakses
seperti tabungan yang dapat berupa kambing, emas, perhiasan, stok makanan
Modal Social (Social capital) dapat digambarkan sebagai kepemilikan kelompok, jaringan sosial,
kepercayaan, investasi, timbal balik. Modal sosial adalah proses yang kompleks dan memungkinkan
pengucilan sosial terhadap si miskin.
9
Menyusun Rancangan Strategi intervensi dan Target
Diskusi Kelompok Substansi Pemetaan Swadaya dan Rancangan intervensi
1) Mengacu pada Hasil Diskusi pada kegiatan sebelumnya yang memilah data PS2 ke
dalam PS2 sangat miskin, miskin dan hampir miskin, mintalah kepada para peserta
untuk mengkaji lebih jauh bagaimana intervensi yang harus dilakukan kepada ketiga
kelompok sasaran tersebut.
2) Bagilah peserta menjadi 3 Kelompok dan tugaskan kepada setiap kelompok untuk
mendiskusikan dan mengisikan hasilnya dalam Kolom Strategi dan target :
Klasifikasi
Capital
Kategori PS 2 Desa X
Kaya
SDA
(Natural
Capital)
Sumberdaya
Finansial
(Financial
Capital)
SDM
(Human
Capital)
Infrastruktur
(Pysical
Capital)
Modal Sosial
(Sosial
Capital)
Hampir
Miskin
Miskin
Sangat
Miskin
Kelompok
Diskusi
Strategi
dan target
1
II
III
IV
V
3) Dalam strategi dan target tersebut isikan sejumlah aspek yang terkait dengan upaya
mengatasi hambatan penguasaan aset bagi warga PS 2 Sangat miskin, Miskin
dan Hampir Miskin. Aspek-aspek tersebut antara lain :
intervensi seperti apa yang cocok?
Kegiatan apa saja yang harus dimitrakan dengan sektor lain? (pertimbangkan
pula potensi dan peluang kontribusi kelompok warga kaya)
Target IPM yang mana yang hendak dipenuhi bagi warga PS 2 tersebut?
Bagaimana mencegah terjadi salah sasaran (mistarget)?
10
4) Setelah selesai diskusi kelompok, mintalah kepada setiap kelompok
mempresentasikan hasilnya. Sepakati bersama bahwa rekomendasi hasil diskusi
tersebut benar-benar dipastikan tertuang dalam PJM Pronangkis
5) Bahas bersama secara mendalam. Dalam pembahasan cermati hal – hal yang sudah
bagus dan mana yang masih kurang baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
6) Diskusikan bersama bagaimana mengatasi dan memperbaiki hal – hal yang masih
kurang
Pembenahan Data PS-2 untuk ketepatan sasaran
Sebuah terobosan perlu dilakukan untuk membenahi kelembagaan penanggulangan
kemiskinan melalui PNPM Mandiri Perkotaan. Persoalan utamanya terletak pada
bagaimana penanganannya; bagaimana memenuhi kebutuhan dasar dan meningkatkan
income (how to fulfil basic need and how to increase income). Strategy yang harus
dilakukan adalah :
1. Pembenahan data PS 2 melalui a) up dating rutin dan b)klasifikasi ke dalam tiga
kategori PS menjadi tiga bagian, yaitu PS-2 sangat miskin, miskin dan
hampir miskin
2. Membangun koneksi antara data para penerima manfaat (beneficiaries) PS 2
dengan pola penanganannya sejak proses Pemetaan Swadaya dan pendataan
baseline data 100-0-100
3. Menjadikan data PS sebagai rujukan setiap program untuk memperbaiki
kondisi kemiskinan kelompok sasaran. Harapannya masing-masing jiwa
miskin dalam PS 2 memperoleh intervensi secara adil dari berbagai sector dan
berbagai program, baik dari Program PNPM maupun dari Program sector lain
4. Membangun kemitraan dengan dinas dan dunia usaha untuk melakukan upaya
(treatment) kepada seluruh warga PS 2 sesuai kebutuhan
11
7) Beri pencerahan, jelaskan kembali konsep, prinsip, mekanisme dan output Pemetaan
Swadaya. Jika sudah paham tidak perlu diperdalam lagi. Sampaikan bahwa
memperbaiki PS bertujuan untuk memperbaiki ketepatan sasaran program.
12
Download