KOMARIYAH EPI 2 / VI TUGAS UAS MSI KESENIAN TRADISONAL JAWA SEBAGAI MEDIA DALAM DAKWAH ISLAM OLEH WALI SONGO Kedatangan agama Islam ke negeri ini telah melewati beberapa negara di dunia sudah barang tentu memiliki adat, kebiasaan dan kebudayaan sendiri yang sedikit banyak telah memengaruhi perkembangan agama Islam yang masuk ke Indonesia. Kebudayaan sendiri bukan merupakan unsur yang tunggal, akan tetapi merupakan suatu keseluruhan yang kompleks yang terdiri dari beragam unsur yang berbeda-beda, seperti pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, bahasa, moral, adat istiadat dan segala kecakapan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.1 .Hal tersebut kemudian mengalami penyesuaian-penyesuaian, termasuk penyebaran Islam melalui seni tradisional wayang kulit. Dalam konteks masuknya Islam di Jawa, wayang dijadikan sebagai salah satu media untuk menyebarkan ajaran-ajaran Islam. Di antara kesembilan wali (wali songo) yang memanfaatkan wayang sebagai media penyebaran ajaran Islam adalah Sunan Kalijaga, Sunan Giri dan Sunan Bonang. Dalam hal ini penulis akan memfokuskan pada dakwah yang dilakukan oleh Sunan Kali Jaga. Kenapa dipilih wayang sebagai media penyebaran Islam di Jawa? Karena pada zaman tersebut masih banyak orang yang beragama Hindu maka ceritanya sengaja diambil dari cerita Hindu dengan tujuan lebih familiar, selain itu juga karena Wayang merupakan warisan kekayaan budaya sejak zaman nenek moyang bangsa Indonesia serta kesenian wayang juga dapat dijadikan tontonan sekaligus tuntunan. Melalui pencitraan karakter yang melekat pada tokoh-tokoh pewayangan, masyarakat Jawa dapat memahami makna dan tujuan kehidupan. Dengan demikian, wayang dapat dikatakan sebagai identitas manusia Jawa. 1 Drs. Atang Abd. Hakim dan Jaih Mubarak. Metodologi Study Islam.1999. Hal :28 Wali Songo dalam mengemban tugas luhur dalam rangka meng-Islam-kan tanah Jawa, mengetahui bahwa wayang bisa menjadi sarana syiar Islam yang sangat efektif. Oleh Wali Songo, wayang diubah menjadi media dakwah Islam. Akidah Islam disiarkan melalui mitologi Hindu. Hal-hal yang berkaitan dengan Dewa (Hyang, Sang Hyang) yang menjadi sesembahan masyarakat waktu itu dikait-kaitkan dengan cerita Nabi. Mitologi Hindu berpegang pada Dewa sebagai sesembahannya. Karena itu, Wali Songo memadukan cerita silsilah wayang dengan Nabi-nabi. Rukun Islam juga menjadi pilihan syiar dan dakwah Islam.2 Sunan Kalijaga didalam menyebarkan Ajaran-ajaran Agama Islam benar-benar memahami dan mengetahui keadaan rakyat yang masih kental dipengaruhi kepercayaan Agama Hindu-Budha dan gemar menampilakan budaya-budaya Jawa yang berbau kepercayaan itu. Maka bertindaklah beliau sesuai dengan keadaan yang demikian itu, sehingga taktik dan Strategi perjuangan beliau disesuaikan pula dengan keadaan Ruang dan Waktu. Metode dakwah Sunan Kali Jaga3 Cara-cara atau jalan yang ditepuh oleh Sunan Kalijaga khususnya dalam menyampaikan Ajaran Islam kepada rakyat ditanah Jawa Antara lain ialah : Ajaran Agama Islam itu diperkenalkan kepada rakyat dengan cara menyampaikan sedikiti demi sedikit agar mereka tidak kaget atau tidak menolak. Dihindarkan cara- cara yang dapat menyinggung perasaan atau jiwa mereka yang sudah lama menganut kepercayaan-kepercayaan agama Hindu, Budha dan lainnya. Apabila memungkinkan ajaran-ajaran Agama Islam itu dikawinkan dengan kepercayaan Agama Hindu dan Budha, sehingga rakyat tidak merasa bahwa dirinya telah merubah kepercayaan lamanya atau dengan Ajaran agama Islam. 2 www. Wikipedia. Sunan Kalijaga. Com Dr.Purwadi, M.Hum. dkk. 2007, Dakwah Wali Sanga ( Penyebaran Islam Barbasis kultural ditanah Jawa), Yogyakarta 3 Adat-istiadat atau kebudayaan yang selama ini mereka hidupkan sesuai dengan ajaran Agama Hindu, Budha atau kepercayaan nenek moyang yang ditingalkan kepada mereka, lalu oleh para Wali Sanga khususnya Sunan Kalijaga Adat-istiadat atau kebudayaan itu secara pelan-pelan diganti dengan bentuk upacara-upacara Tradisional yang berbau ajaran Islam. Jadi para Wali( Sunan kalijaga) tidak begitu saja memberantas adat Istiadat mereka dengan cara kasar yang dapat menimbulkan sikap Antipati terhadap ajaran Agama Islam. Uraian diatas terkait dengan pembahasan Islam dan Multikulturalisme yang ada di Indonesia dengan beragam kebudayaan, bahwa Islam ditengah multikultur Indonesia mampu beradaptasi dan berbaur dengan baik, bahkan kebudayaan lokal yang ada di Indonesia dimanfaatkan oleh para wali songo sebagai media syiar Islam. Islam tidak serta merta menghilangkan budaya lokal masyarakat Jawa pada saat itu, tradisi dan budaya lokal masyarakat Jawa pada saat itu yang sangat lekat dipengaruhi budaya Hindu dan Budha sedikit demi sedikit diarahkan kepada budaya Islam, karena Islam sendiri adalah agama yang toleran dan dalam Islam sendiri bukan kebudayaan yang tunggal, tetapi terdapat beragam kebudayaan dalam Islam (multikultur). Hal ini terbukti, Islam di Jazirah Arab kala dulu melalui Nabi Muhammad mampu bersosialisasi, menyesuaiakan diri dan menghargai budaya asli bangsa Arab sehingga mampu menjadi peradaban multikultir yang amat besar dan mengagumkan, karena dalam konteks ini toleransi dan sikap saling menghargai tetap dijaga dan dibudidayakan. Begitu juga di Indonesia, Islam pertama kali masuk melalui budaya ( akulturasi budaya ), melalui proses interaksi ini, umat Islam memperkaya dan diperkaya tradisi (budaya) agama lain yakni dalam hal ini agama Hindu dan Budha, begitu juga umat agama lain mungkin akan memperkaya dan diperkaya tradisi keagamaan Islam. Dari multikultur tersebut jusrtu menambah suatu pengetahuan dan budaya baru yang mungkin tadinya belum ada dalam Islam kemudian ada dan bermanfaat bagi syiar Islam sendiri, maka hal itu sah-sah saja selama budaya tersebut tidak bertentangan dengan syariat Islam. Islam adalah agama yang toleran, yang menghendaki kehidupan yang harmonis, cinta damai, saling menghormati dan menghargai, karena multikulturalisme Islam Indonesia adalah multikultur yang anti kebencian dan anti kekerasan. Karena pada dasarnya setiap agama menghendaki dan mengajarkan umatnya segala sesuatu yang baik, baik terhadap Tuhan_nya maupun dengan hubungan sesama manusia.. Dalam menghadapi segala bentuk perbedaan yang ada, sikap saling menghormati dan pengendalian emosi sangat dibutuhkan demi penciptaan suasana damai dan meghindari konflik. DAFTAR PUSTAKA Dr.Purwadi, M.Hum. dkk. 2007, Dakwah Wali Sanga ( Penyebaran Islam Barbasis kultural ditanah Jawa), Yogyakarta : Panji Pustaka. Hakim, Atang Abd. Dan Mubarak Jaih.1999. Metodologi Study Islam. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya. www. Wikipedia. Sunan Kalijaga. Com