skema pembayaran bpa dan mpa - E

advertisement
Transaksi Perdagangan Internasional ………………………………………..………… Istichanah, SE, MM
TRANSAKSI PERDAGANGAN INTERNASIONAL DENGAN
MENGGUNAKAN SKEMA PEMBAYARAN BPA DAN MPA
Istichanah 1), Estiningsih 2)
Abstract
Money as a exchange tool has been recognized thousand of years. Julius Caesar
introduces standard of gold money and silver around 46 BC. In the other side, in
the world of Islam, gold money and silver that recognized with Dinar and Dirham
are also used since a beginning Islam good to activity muamalah or religious
service like religious obligatory and diyat till the termination of Kekhalifahan
Usmaniah Turki in 1924. Gold has been desisted its function as [the] money in
1914, even though gold is fixed accepted as medium of payment in international
trade. Gold haves value sells, that not owned bank note. Differ from fiat money,
difficult gold experienced of inflation and will never devaluation pass by a decree
by certain government, because gold will follow market price that go into effect.
In other word gold is asset that really self-supporting that its value not depend on
political decision any government. BPA and MPA is forms scheme payment in
international trade by using gold various kinds of gold coins without eliminate
local currency. Scheme BPA and also this MPA is expected can decrease expense
and lessen risk volatilities consequence of exchange rate fluctuation.
Key words : Gold Dinar, International Payment Transaction, BPA, MPA
A. PENDAHULUAN
Sebelum diperkenalkan uang sebagai alat tukar, perdagangan dalam masyarakat
dunia menggunakan sistem barter. Sebagaimana diketahui, barter dilakukan dengan cara
menukarkan barang atau komoditas diantara pihak-pihak yang bertransaksi, namun
transaksi dapat dilakukan jika si A, misalnya, memang membutuhkan barang yang
ditawarkan si B, demikian pula dengan si B. Singkat kata, dalam ekonomi barter ini,
transaksi hanya dapat terjadi bila kedua pihak mempunyai dua kebutuhan sekaligus, atau
menurut Upsey dan Courant (1996) harus terjadi double coincidence of wants.
Uang dalam berbagai bentuknya sebagai alat tukar perdagangan telah dikenal
ribuan tahun yang lalu seperti dalam sejarah Mesir kuno sekitar 4000SM – 2000SM.
Dalam bentuknya yang lebih standar uang emas dan perak diperkenalkan oleh Julius
Caesar dari Romawi sekitar tahun 46 SM. Julius Caesar ini pula yang memperkenalkan
standar konversi dari uang emas ke uang perak dan sebaliknya dengan perbandingan 12:1
untuk perak terhadap emas. Standar Julius Caesar ini berlaku di belahan dunia selama
sekitar 1250 tahun yaitu sampai tahun 1204.
Di belahan dunia lainnya di dunia Islam, uang emas dan perak yang dikenal
dengan Dinar dan Dirham juga digunakan sejak awal Islam baik untuk kegiatan
muamalah maupun ibadah seperti zakat dan diyat sampai berakhirnya Kekhalifahan
Usmaniah Turki tahun 1924.
_____________________
1) 2)
Penulis adalah Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Jakarta
Skema Pembayaran BPA dan MPA
101
Transaksi Perdagangan Internasional ………………………………………..………… Istichanah, SE, MM
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti hadist Rasulullah,
“Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk
Madinah” (HR. Abu Daud).
Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan
dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara
uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72
butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya. Atas dasar hubungan berat
antara Dinar dan Dirham, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 X 4.25
gram atau sama dengan 2.975 gram.
Dalam kajian di sini, dinar atau gold dinar tidak dimaksudkan persis dengan koin
dinar berikut spesifikasinya, melainkan lebih sebagai satuan atau unit ukur internasional,
yang bisa dipakai untuk penyelesaian pembayaran (settlement) di antara bank-bank atau
institusi keuangan lainnya yang mungkin didefinisikan satu gold dinar setara dengan satu
ons emas atau nilai lain yang ekual.
Selama tujuh abad dari abad ke 13 sampai awal abad 20, Dinar dan Dirham
adalah mata uang yang paling luas digunakan. Penggunaan Dinar dan Dirham meliputi
seluruh wilayah kekuasaan Usmaniyah yang meliputi tiga benua yaitu Eropa bagian
selatan dan timur, Afrika bagian utara dan sebagian Asia.
Selain emas dan perak, baik di negeri Islam maupun non Islam juga dikenal uang
logam yang dibuat dari tembaga atau perunggu. Dalam fiqih Islam, uang emas dan perak
dikenal sebagai alat tukar yang hakiki (thaman haqiqi atau thaman khalqi) sedangkan
uang dari tembaga atau perunggu dikenal sebagai fulus dan menjadi alat tukar
berdasarkan kesepakatan atau thaman istilahi. Dari sisi sifatnya yang tidak memiliki nilai
intrinsik sebesar nilai tukarnya, fulus ini lebih dekat kepada sifat uang kertas yang kita
kenal sampai sekarang.
B. LANDASAN TEORI
Emas telah dihentikan fungsinya sebagai uang pada tahun 1914, walaupun
demikian emas tetap diterima sebagai alat pembayaran dalam perdagangan internasional.
Logam mulia memiliki nilai jual, yang tidak dimiliki uang kertas. Berbeda dengan
fiat money, emas sulit mengalami inflasi karena pemerintah tak mungkin mencetak koin
emas atau uang kertas yang sepenuhnya didukung emas secara tidak terbatas (unlimited),
karena pencetakan itu sangat tergantung pada tersedianya logam emas itu sendiri yang
sifatnya langka (scarce) dan terbatas (limited). Begitupun emas tidak bisa didevaluasi
melalui sebuah dekrit oleh pemerintahan tertentu, karena emas akan mengikuti harga
pasar yang berlaku. Dengan kata lain emas adalah aset yang benar-benar mandiri yang
nilainya tidak tergantung pada keputusan politis pemerintahan manapun.
Sebagai komoditi, emas menunjukkan kinerjanya yang andal, khususnya dari
aspek stabilitas sepanjang sejarah. Dari tahun 1792 sampai tahun 1972, harga emas hanya
berubah signifikan empat kali. Pada tahun 1792 harga emas mencapai 19.75 dolar AS.
Kemudian berturut-turut harga emas naik pada tahun 1834, 1934 dan 1972 menjadi
masing-masing 20.67, 35 dan 38 dolar AS. (http://www.sharlynx.com). Setelah sistem
Bretton Woods kolaps, harga emas kemudian berfluktuasi hingga sekarang.
Stabilitas emas, apakah sebagai alat tukar (uang) ataupun sebagai komoditi
diyakini sebagai faktor kuat yang bisa menjaga perekonomian berada dalam jalurnya.
Skema Pembayaran BPA dan MPA
102
Transaksi Perdagangan Internasional ………………………………………..………… Istichanah, SE, MM
Peranan emas dalam ekonomi pun menjelma menjadi semacam alat pembayaran
universal (universal money). Disebut uang universal karena emas bisa digunakan di mana
pun, diterima sebagai alat pembayaran, dan media penyimpan kekayaan dalam waktu
yang sangat panjang. Jika akhirnya emas dihentikan sebagai alat pembayaran oleh
Amerika Serikat yang kemudian diikuti oleh hampir semua negara, tetap saja komoditi
satu ini dipakai dalam penyelesaian sengketa settlement imbalance antar bank sentral
dunia.
Namun demikian, banyak juga yang meragukan keandalan emas, khususnya bila
itu hendak digunakan sebagai media alat tukar (exchange currency). Alasan mendasar
dari kelemahan ini adalah kenyataan bahwa emas pun tidak luput menjadi obyek
manipulasi. Menurut mantan Perdana Menteri Malaysia Mahatir Muhammad
kemungkinan manipulasi terhadap harga emas sangat terbuka. Namun demikian Mahatir
menampik kemungkinan emas akan mudah dimanipulasikan seperti halnya komoditi
yang lain. Menurut Mahatir “tidak seorang pun mau menjual emas di bawah harga
pasar”.
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa gold dinar menunjukkan bukti
keandalannya untuk mendukung dan menjadi sarana alat tukar perdagangan internasional
karena stabilitas, nilai intrinsiknya, rendahnya risiko dan karakter yang menonjol yang
sulit untuk dimanipulasi.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahatir Mohammad adalah tokoh yang
menjadi arsitek utama mengkampanyekan proposal untuk menerapkan gold dinar dalam
perdagangan internasional. Ide implementasi gold dinar ini mengajukan beberapa asumsi
dasar sebagai berikut:
Pertama, gold dinar ini tidak menggantikan mata uang lokal. Gold dinar ini semata-mata
hanya akan dipakai dalam perdagangan baik bilateral maupun multilateral.
Kedua, gold dinar akan dimaknai sebagai refleksi emas yang tidak muncul dalam bentuk
fisik.
Ketiga, tidak perlu mentransfer secara langsung emas dari satu negara gold dinar trade
block (GDTB) ke negara anggota yang lain ketika transaksi perdagangan dilakukan.
Keempat, penyelesaian perdagangan akan difasilitasi dengan menggunakan sistem
Bilateral Payment Agreement (BPA) atau Multilateral Payment Agreement (MPA).
Kelima, berdasarkan sistem BPA, bank sentral dari anggota GDTB akan menyediakan
kredit dalam bentuk gold dinar.
Keenam, perlu didirikan semacam bank kustodian di salah satu anggota dengan maksud
agar bisa memudahkan memonitor dan memastikan masing-masing anggota memenuhi
jumlah minimal yang disyaratkan dari simpanan emasnya.
Menurut Yackcop, seperti yang dikutip M. Luthfi Hamidi (Gold Dinar, 2007)
memperkenalkan sistem Bilateral Payment Agreement (BPA) yang selanjutnya bisa
diperluas menjadi Multilateral Payment Agreement (MPA) bila anggota perdagangan
internasional yang dieksekusi dengan gold dinar tiga atau lebih.
Prinsipnya, baik skema BPA maupun MPA menunjukkan bagaimana
perdagangan internasional itu bisa difasilitasi dengan gold dinar. Sebagai contoh (gambar
1) Malaysia dan Indonesia sepakat untuk menyelesaikan perdagangan internasionalnya
difasilitasi dengan menggunakan emas sebagai alat pembayarannya. Disepakati, misalnya
Skema Pembayaran BPA dan MPA
103
Transaksi Perdagangan Internasional ………………………………………..………… Istichanah, SE, MM
pembayaran perdagangan ini akan diselesaikan setiap periode kuartalan. Kedua negara
sepakat bahwa perdagangan akan dilakukan dengan denominasi emas yang didefinisikan
satu gold dinar setara dengan satu ons emas. Bank Negara Sebagai bank sentral Malaysia
berdasarkan kurs ringgit terhadap gold dinar yang berlaku pada saat hari tanggal ekspor
dilakukan.
Gambar. 1
Skema Gold Dinar dalam Perdagangan Internasional
Ekspor
Bank Komersial
Pengusaha
Malaysia
Bank Sentral
Malaysia
Bank Sentral
Indonesia
Pengusaha
Indonesia
Bank Kustodian akan atasi net
pembayaran emas diantara anggota
Impor
Sumber: Diadaptasi dari Gold Dinar (Luthfi Hamidi)
Dengan cara yang sama, importir Malaysia harus membayar kepada Bank Negara
senilai barang atau jasa yang mereka impor. Bank Indonesia juga akan memerlakukan
prosedur ini kepada eksportir maupun importir Indonesia. Pada akhir kuartal, siklus
perdagangan antar dua negara ini akan dievaluasi. Misalkan dalam evaluasi tersebut
diketahui bahwa jumlah ekspor dari Malaysia ke Indonesia nilainya sama dengan 5,5 juta
gold dinar, sementara jumlah total ekspor dari Indonesia ke Malaysia mencapai 7 juta
gold dinar. Berdasarkan evaluasi ekspor impor tersebut diketahui, Malaysia menanggung
defisit perdagangan dengan Indonesia sebesar 1.5 juta gold dinar, sementara Indonesia
meraih surplus perdagangan sebesar 1,5 juta gold dinar (tabel 1).
Skema Pembayaran BPA dan MPA
104
Transaksi Perdagangan Internasional ………………………………………..………… Istichanah, SE, MM
Tabel 1.
Pembayaran dengan Gold Dinar Menggunakan Skema BPA
Gold Dinar (juta)
Ekspor ke
Malaysia
Indonesia
Total Ekspor
Net Payment
Malaysia
5,5
5,5
-1,5
Indonesia
7
7
1,5
Total Impor
7
5,5
12,5
Sumber: Diadaptasi dari Gold Dinar (Luthfi Hamidi)
Sebelumnya diasumsikan kedua bank sentral telah memiliki rekening kustodian
untuk emas, misalkan di Bank of England. Maka pembayaran sebenarnya bisa ditransfer
dengan sangat sederhana dari rekening bank Negara ke rekening bank Indonesia di Bank
of England. Yang menarik dari transaksi tersebut, bahwa perdagangan yang melibatkan
total volume perdagangan 12,5 juta gold dinar hanya memerlukan 1,5 juta gold dinar
untuk mengeksekusinya. Jika transaksi tersebut dilakukan secara konvensional maka
jumlah pembayaran akan dilakukan sesuai dengan jumlah impor yang berarti 7 juta gold
dinar untuk Malaysia dan 2,5 juta gold dinar untuk Indonesia.
Skema BPA akan bisa semakin efisien bila dalam prakteknya anggotanya
bertambah. Bila dalam kasus di atas, masuk satu anggota baru, maka skema yang
digunakan berubah menjadi MPA. Dalam hal ini, perdagangan antara Indonesia dengan
Malaysia diasumsikan sama jumlahnya (tabel 1). Kemudian masuk satu anggota baru
misalkan Iran, Iran mengekspor barang dan jasa ke Malaysia dan Indonesia masingmasing sejumlah 4 juta gold dinar dan 3 juta gold dinar, sementara mengimpor 6 juta
gold dinar dan 5 juta gold dinar. Dalam skema ini, total volume perdagangan menjadi
30,5 juta gold dinar dan hanya melibatkan pembayaran bersih sebesar 4 juta gold dinar
(tabel 2).
Tabel 2
Pembayaran dengan Gold Dinar Menggunakan Skema MPA
Gold Dinar (juta)
Ekspor ke
Malaysia
Indonesia
Iran
Total Ekspor Net Payment
Malaysia
5,5
6
11,5
0,5
Indonesia
7
5
12
3,5
Iran
4
3
7
-4
Total Impor
11
8,5
11
30,5
Sumber: Diadaptasi dari Gold Dinar (Luthfi Hamidi)
Bank Sentral Iran harus mentransfer masing-masing sebesar 0,5 juta gold dinar
dan 3,5 juta gold dinar ke rekening kustodian dari Bank Negara dan Bank Indonesia. Dari
skema tersebut dapat dilihat adanya efisiensi yang signifikan yang besarnya akan
bertambah sejalan dengan bertambahnya anggota atau ditambahnya periode evaluasi,
misalnya dari periode kuartalan menjadi tahunan. Dengan cara ini, aliran gold dinar ke
rekening kustodian akan bisa diminimalkan.
Skema Pembayaran BPA dan MPA
105
Transaksi Perdagangan Internasional ………………………………………..………… Istichanah, SE, MM
KEMUNGKINAN DAMPAK IMPLEMENTASI GOLD DINAR DALAM
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Apakah gold dinar dapat meningkatkan volume dalam perdagangan internasional?
Menurut Prof. Dr. Mahatir Mohammad gold dinar sebagai alat pembayaran perdagangan
internasional diasumsikan akan mengerek laju volume perdagangan di kalangan Negaranegara Organisasi Konperensi Islam (OKI).
Ada tiga kemungkinan perdagangan berikut prakteknya yang berlaku intra
perdagangan OKI:
1. Eksportir/importir akan menggunakan mata uang lokal mereka. Kemungkinan ini
terbuka bagi mereka yang menikmati stabilitas mata uang lokal yang ditandai oleh
rendahnya volatilitas mata uang masing-masing. Kemungkinan besar kondisi ini
hanya cocok untuk sebagaian kecil Negara OKI, seperti mereka yang menikmati
surplus perdagangan karena diuntungkan sebagai pengekspor minyak. Dari
sebagian kecil ini mereka menikmati perdagangan ekstra (extra trade) dibanding
Negara-negara anggota OKI lainnya.
2. Mata uang yang dianggap kuat seperti dolar AS akan menggantikan posisi mata
uang lokal dalam pembayaran perdagangan internasional itu. Meskipun pada
umumnya, mata uang kuat memiliki tingkat kurs yang stabil, namun tidak berarti
bebas sama sekali dari kemungkinan risiko. Untuk menghilangkan risiko yang
bisa membahayakan bisnis secara permanen, tidak ada pilihan bagi
importir/eksportir selain melakukan upaya hedging. Jika ini benar-benar terjadi
maka importir/eksportir harus menyediakan uang ekstra untuk membayar hedging
fee. Dalam kapasitas ini, perdagangan yang berlangsung bisa dianggap sebagai
perdagangan normal (normal trade) dalam arti, walaupun importir/eksportir harus
membayar biaya tambahan sebagai kompensasi hedging, namun
importir/eksportir tetap bisa memerkirakan berapa total biaya yang harus
dikeluarkan dan berapa keuntungan yang bakal diraih.
3. Importir/eksportir tidak mempunyai kemampuan untuk melakukan tindakan
hedging karena memang di banyak negara fasilitas ini tidak tersedia. Karenanya,
mereka tidak punya pilihan lain menggunakan dolar atau mata uang kuat lain
tanpa fasilitas hedging. Hal ini bisa menggiring pada situasi buruk karena
terbukanya uncertainty . Dalam kondisi ini perdagangan yang terjadi pun akan
menurun (less trade)
Ketika gold dinar ditetapkan sebagai mata uang bersama dalam pembayaran
perdagangan internasional, diperkirakan banyak keuntungan yang bisa dinikmati para
penggunanya, antara lain menghapus risiko ketidakpastian yang disebabkan oleh gerakan
volatilitas mata uang yang relatif tinggi. Sehingga para pedagang tidak perlu melakukan
hedging karena sudah otomatis dilakukan oleh emas sendiri karena nilai intrinsiknya.
Lebih jauh biaya transaksi dapat lebih ditekan karena penggunaan gold dinar bisa
dimodifikasi dengan menggunakan gold dinar digital (pembayaran digital) (gambar 2)
Skema Pembayaran BPA dan MPA
106
Transaksi Perdagangan Internasional ………………………………………..………… Istichanah, SE, MM
Gambar. 2
Mekanisme Gold Dinar Dalam Meningkatkan Perdagangan
Gold Dinar
Volatilitas
rendah/stabil
Pembayaran
secara digital
Risiko Kecil
Sektor riil
sama
dengan
sektor
moneter
Meminimalkan
bea transaksi
Tak perlu
hedging
Apresiasi/De
presiasi
terkontrol
Mengurangi
uncertainty
Keuntungan
skema MPA
Keuntungan
Lain
Optimum
currency area
Political
bargain
Efisiensi
Memenangkan
negosiasi
internasional
Insentif
perdagang
an
Mengurangi biaya
Meningkatkan perdagangan
Sumber: Diadaptasi dari Gold Dinar (Luthfi Hamidi)
Selain dari keuntungan ekonomi, suksesnya perdagangan internasional yang
difasilitasi gold dinar diharapkan akan mengantarkan sukses dari sisi politis, khususnya
untuk melakukan renegosiasi terhadap praktek-praktek perdagangan yang tidak adil
(unfair trade) yang selama ini dilakukan oleh negara-negara industri tanpa negara
berkembang bisa melakukan adbokasi karena posisi tawar yang lemah.
Skema Pembayaran BPA dan MPA
107
Transaksi Perdagangan Internasional ………………………………………..………… Istichanah, SE, MM
D. KESIMPULAN
Gold dinar dalam perdagangan internasional tidak dimaksudkan seperti dinar
klasik, melainkan sebagai refleksi emas yang tidak muncul dalam bentuk fisik. Satu gold
dinar setara dengan satu ons emas, atau nilai lain yang ekual. Gold dinar tidak
dimaksudkan untuk menggantikan mata uang lokal. Dengan demikian transaksi gold
dinar dalam pembayaran internasional dengan mempergunakan skema BPA atau MPA
akan mengurangi dampak volatilitas yang disebabkan fluktuasi nilai tukar sehingga akan
mengurangi biaya dalam transaksi tersebut.
E. DAFTAR PUSTAKA
Hamidi M. Lufhfi, Gold Dinar Sistem Moneter Global yang Stabil dan Berkeadilan,
Senayan Abadi Publishing, Jakarta, 2007
Izhar Hylmun, Uang dalam Prespektif Islam, Jurnal Ekonomi Syari’ah, Nomor 2, 2002
Izahar Hylmun, Relative Stability of Gold Standard: A Theoritical Studies, 2005
Karim A. Adiwarman, Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer, Gema Insani Press,
Jakarta, 2001
Meera, Ahmad Kameel Mydin, Hedging Foreign Risk with Forward, Futures,
Options and the Gold Dinar : Comparison Note, Selangor Pelanduk Publication,
2004
www.geraidinar.com
Skema Pembayaran BPA dan MPA
108
Download