DIAGNOSTIC AND STATISTICAL MANUAL OF MENTAL DISORDERS (DSM) Muhammad Fakhrurrozi DSM dan Model Perilaku Abnormal • DSM pertama kali dikenalkan pada tahun 1952 oleh APA (American Psychiatric Association) • DSM terakhir DSM-IV TR (Text Revision), 2000 • Pola perilaku abnormal digolongkan sebagai Gangguan Mental • Gangguan Mental mencakup: distres emosional dan hendaya/impairment yang sign pada fungsi psi’s di tempat kerja, keluarga atau masyarakat. • DSM tidak menganut suatu teori abnormal tertentu. • Akibatnya tidak bisa digunakan sebagai rujukan teoritik untuk menjelaskan penyebab suatu gangguan. • Juga bisa digunakan oleh praktisi dari berbagai pendekatan. • Di DSM I dan II, masih ada istilah neurosis (mengacu pada teori psikodinamika), sejak DSM III (1980), dihilangkan kmd diganti Gangguan Kecemasan dan Gangguan Mood. • Gangguan digolongkan berdasarkan ciri-ciri klinis dan pola perilaku tertentu, bukan atas mekanisme teoritis yang mendasarinya Ciri-ciri DSM: • Menggunakan kriteria diagnostik yang spesifik - Klinisi mendiagnosis dengan cara mencocokkan perilaku klien dengan kriteria yang menggambarkan pola perilaku abnormal ttt. - Kriteria diagnostik dideskripsikan melalui ciri-ciri esensial (kriteria yang harus ada supaya diagnosis dapat ditegakkan) dan ciri-ciri asosiatif (kriteria yang sering diasosiakan dengan gangguan tapi tidak esensial dalam penegakkan diagnostik) • Pola perilaku abnormal yang mempunyai ciri-ciri klinis yang sama dikelompokkan menjadi satu - Tidak berdasarkan spekulasi teoritis tentang penyebabnya - Pola perilaku yang ditandai dengan kecemasan digolongkan sebagai gangguan kecemasan, dsb • Sistem multiaksial – Bertujuan untuk menyediakan jangkauan informasi yang luas tentang individu, tidak hanya satu diagnosis saja. – Aksis-aksisnya yaitu: 1. Aksis I • • Gangguan Klinis : pola perilaku abnormal yang menyebabkan hendaya fungsi dan perasaan tertekan pada individu. Misal: skizofrennia, gangguan kecemasan, gangguan mood, dsb Kondisi lainnya yang mungkin merupakan fokus perhatian klinis: permasalahan lain yang mjd fokus penanganan atau diagnostik tapi bukan merupakan gangg mental, spt: problem akademik, pekerjaan/sosial dan faktor psi’s yang mempengaruhi kondisi medis (misal kesembuhan pasca operasi karena depresi) 2. Aksis II • Gangguan Kepribadian: melibatkan kekakuan yang berlebihan, terus menerus dan maladaptif dalam hal berhubungan dengan orang lain dan penyesuaian thd permintaan eksternal. Misal: skizoid, paranoid, skizotipal, antisosial, dsb. • Retardasi Mental: melibatkan suatu perlambatan atau hendaya di dalam perkembangan kemampuan intelektual dan adaptif 3. Aksis III • Kondisi-kondisi Medis Umum: penyakit-penyakit akut dan kronis dan kondisi-kondisi medis yang penting untuk pemahaman atau penanganan gangguan psi’s atau yang berperan langsung sebagai penyebab gangg. psi’s. 4. Aksis IV • Problem Psikososial dan Lingkungan: permasalahan dalam lingkungan sosial atau fisik yang mempengaruhi diagnosis, penanganan dan terjadinya gangg.psi’s • Kategori Problem: Permasalahan dengan kelompok pendukung utama: kematian atau kehilangan anggota keluarga, problem kesehatan anggota keluarga, gangg perkawinan dlm bentuk perpisahan, perceraian atau kerenggangan, KDRT, sibling rivalry, dsb Problem yang berkaitan dengan lingkungan sosial: kematian atau kehilangan teman, hidup sendiri, masalah akulturasi di lingk baru, diskrimanasi, transisi dalam siklus perkembangan misal: pensiun Lanjutan Kategori Problem Problem pendidikan: buta huruf, kesulitan akademik, problem dengan guru atau teman sekolah serta dengan lingkungan sekolah Problem pekerjaan: beban kerja yang berlebihan, problem dengan bos dan rekan kerja, perubahan pekerjaan, tidak puas dengan pekerjaan, PHK, pengangguran Problem perumahan: tunawisma, rumah tidak layak huni, lingkungan tidak aman, masalah dengan tetangga,penggusuran Problem ekonomi: kesulitan keuangan, kemiskinan ekstrem, dukungan kesejahteraan yang tidak memadai Permasalahan dengan akses terhadap pelayanan kesehatan: jasa pelayanan kesehatan yang tidak memadai, tidak dilayani semestinya di RS/puskesmas, kesulitan transportasi ke RS/puskesmas, tidak ada asuransi kesehatan Lanjutan Kategori Problem Problem yang berkaitan dengan interaksi sistem legal/kejahatan: penangkapan atau hukuman penjara, menjadi tersangka dalam pengadilan, menjadi korban kejahatan, dimasukkan panti rehabilitasi. Problem psikososial dan lingkungan lainnya: bencana alam atau bencana buatan manusia (bom, kebakaran, kompor meledak, dsb), peperangan, pertikaian dua kelompok, masalah dengan petugas pelayanan kesejahteraan, misalnya konselor, psi’g, peksos, dokter, tidak tersedia lembaga pelayanan sosial di lingkungannya. 5. Aksis V • • Global Assessment of Functioning (GAF) Mengacu pada asesmen menyeluruh klinisi tentang fungsi psi’s, sosial dan pekerjaan klien. Menggunakan skala 1-100. Semakin tinggi nilainya, semakin baik fungsi klien. Kode Tingkat Keparahan Simtom Contoh 91-100 Berfungsi superior dalam berbagai aktivitas dalam kehidupan sehari-hari Tidak ada gejala, menangani problem dengan baik 81-90 Gejala minimal atau tdk adanya simtom, tdk lbh drpd problem harian yang biasa Sedikit cemas saat ujian, beda pendapat dalam diskusi 71-80 Reaksi yg dpt diramalkan & bersifat smntr thd peristiwa yg mrpk stres atau hendaya ringan dlm berfungsi Kesulitan bkomunikasi stlh argumentasi dng keluarga, u/ smnt terpuruk dlm tgs akademik 61-70 Bbrp gejala ringan atau sedikit kesulitan(hendaya ringan)dlm fungsi sos, pekerjaan atau sklh, ttp scr umum masih baik Rasa murung,insomnia rungan, kadang bolos sekolah 51-60 Gejala sedang,atau kesulitan sedang dlm fungsi sos,pekerjaan atau sekolah Kadang2 ada serangan panik, memp sedikit teman,konflik 41-50 Gejala serius atau hendaya serius dlm fungsi sos,pekerjaan atau sekolah Pikiran bunuh diri,sering mengutil,tdk punya teman, ganti2 pekerjaan 31-40 Bbrp hendaya dlm uji realitas atau komunikasi atau hendaya berat di bbrp bidang Bicara tdk logis,depresi shg tdk mampu kerja,melalaikan keluarga dan mhindari teman Kode Tingkat Keparahan Simtom Contoh 21-30 Pengaruh kuat pd perilaku delusi atau halusinasi,atau hendaya berat dlm komunikasi atau daya nilai,atau ketidak mampuan u/bfungsi hampir di semua bidang Perilaku yg sgt tdk layak,bicaranya kadang inkoheren,di tempat tidur sepanjang hari,tdk ada pekerjaan,rumah atau teman 11-20 Bahaya mencederai diri sendiri atau orang lain,atau kadang2 gagal mengurus diri,atau hendaya berat dalam komunikasi Tindakan ingin bunuh diri,seringkali melakukan tindak kekerasan 1-10 Bahaya yg terus menerus u/ mencederai diri sendiri atau orang lain,atau ketidakmampuan yg terus menerus u/ mengurus diri secara minimal,atau tindakan bunuh diri yang serius Sangat inkoheren atau membisu, usaha bunuh diri yang serius, kekerasan yang berulang • Contoh Diagnosis dengan Sistem Multiaksial Aksis I Aksis II Aksis III Aksis IV Aksis V Gangg.Kecemasan Menyeluruh Gangg.Kepribadian Dependen Hipertensi Problem dengan kelompok pendukung utam (perceraian), problem pekerjaan (pengangguran) GAF = 62 Sindrom Terkait Budaya (Culture-Bound Syndrome) • DSM mengakui bahwa beberapa pola perilaku abnormal muncul hanya pada satu budaya atau pada beberapa budaya saja • Fakta: ada bentuk perilaku abnormal yang muncul hanya pada bbrp budaya tapi tidak pada budaya yang lain. Menunjukkan bahwa budaya dan lingkungan sosial mempunyai pengaruh penting pada pengembangan perilaku abnormal • Contoh: amok, ataque de nervios(serangan saraf),sindrom dhat,jatuh pingsan,ghost sickness,koro,zar,taijin-kyofusho,hikikomori Sindrom Deskripsi Amok Tjd pada laki2 di bagian Tenggara Asia,pulau2 Pasifik,PuertoRiko,Navajo di Barat.Di Malaysia=amoq.Org normal tiba2 gelap mata,memukul orang lain/objek bahkan membunuh.Selama episode,subjek merasa btindak otomatis.Sering disertai dengan persepsi dikejar-kejar.Stlh kejadian,kembali normal -> disosiatif Ataque de nervios Di Amerika Latin dan Mediterania Latin.Berteriak tak terkendali,menangis tsedu2,gemetaran,merasa hangat/panas yg naik dari dada ke kepala&perilaku fisik/verbal agresif.Didahului peristiwa stres tentang keluarga&disertai perasaan hilang kendali.Stlh serangan,akan kembali normal.Bisa juga mengalami anemsia setelahnya -> distres emosional Sindrom dhat Pada laki2 India.Kecemasan/ketakutan intens atas habisnya air mani melalui mimpi basah,ejakulasi keluar bersama urin. Di India ada kepercayaan bahwa hilangnya air mani menghabiskan energi alami vital laki2 -> kecemasan Jatuh pingsan Di AS selatan dan Karibia. Tiba2 jatuh lemas dan pingsan mendadak. Serangan bisa tjd tanpa gejala awal spt pusing/perasaan mengambang dikepala.Walau mata tbuka, subjek bisa tidak melihat. Subjek bisa mendengar orang lain dan memahami apa yang tjd tapi merasa tidak berdaya utk bergerak. Ghost sickness Di Indian Amerika. Melibatkan fokus dengan kematian dan roh orang mati. Simtom: mimpi buruk,merasa lemah,hilang selera,ketakutan,kecemasan dan firasat buruk. Mungkin muncul halusinasi, hilang kesadaran dan keadaan kebingungan. Koro Di Cina dan Asia Selatan dan Timur. Kecemasan akut disertai ketakutan bahwa alat kelamin seseorang (penis pada laki2 dan vulva serta putting pada wanita) menyusut dan melesak ke dalam badan dan akibatnya mungkin kematian. Zar Di Afrika Utara dan Timur Tengah. Kerasukan roh. Ditandai oleh periode teriakan,membenturkan kepala ke dinding,tertawa,menyanyi atau menangis.Orang-orang ini mungkin tampak bersikap masa bodoh atau menarik diri menolak makan atau tidak melakukan tanggung jawab yang biasa -> disosiatif Lanjutan Contoh Sindrom Terkait Budaya Sindrom Deskripsi Taijin-kyofu-sho Di Jepang. Sindrom psikiatrik yang melibatkan ketakutan berlebihan karena menyinggung atau membuat malu orang lain. Takut bahwa ia akan menggumamkan pikirannya dengan suara keras, kalau2 ia secara tidak sengaja menyinggung orang lain. Hikikomori Di Jepang. Biasanya dialami anak muda. Sindrom penarikan sosial secara ekstrem. Rata-rata berusia 13-15 tahun, pada suatu hari masuk ke kamar mereka dan tidak mau keluar lagi hingga bertahun-tahun yang pada banyak kasus bertahan hingga lebih dari 10 tahun.Masuk kamar dan tidak keluar lagi. Meninggalkan dan menutup diri dari dunia luar. Kebanyakan menghabiskan waktu dengan bermain game atau musik, atau menghabiskan waktu di depan komputer dan entah apa lagi yang mereka kerjakan di dalam kamarnya. Adakah sindrom terkait budaya di Indonesia?