MODUL PERKULIAHAN Account Management Teknik Pitching (Teori) Fakultas Program Studi Tatap Muka Fakultas Ilmu Komunikasi Periklanan dan Komunikasi Pemasaran 13 Kode MK Disusun Oleh MK 43028 Suhendra, S.E., M.Ikom Abstract Kompetensi Modul ini berisi penjelasan tentang ; Pitching Teknik-teknik Pitching Perencanaan dan Implementasi Pitching Contoh Materi Presentasi untuk Pitching . Mahasiswa dapat memahami mengenai teknik Pitching 1. Pitching sarana Client untuk memilih Agensi Periklanan yang tepat. American Marketing Association (AMA) mendefinisikan marketing (pemasaran) sebagai suatu fungsi organisasional dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan menyampaikan nilai pada konsumen, serta untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang memberi keuntungan bagi organisasi dan stakeholder-nya (Moriarty, 2009:36). Dalam melakukan pemasaran, perusahaan yang memproduksi suatu produk memiliki mitra untuk mendukung komunikasi pemasaran produk atau brand yang akan dipasarkannya. Untuk mencari mitra terbaik, maka perusahaan biasanya mengundang beberapa agensi periklanan untuk melakukan pitch, yaitu presentasi resmi yang menjelaskan kemampuan agensi dan ide-idenya untuk klien (Moriarty, 2009:61). Pitching tidak hanya ditujukan kepada agensi-agensi besar yang sudah berumur belasaan atau puluhan tahun, tapi memberikan kesempatan juga kepada agensi kecil yang berumur baru setahun atau dua tahun. Seperti yang dilakukan Virgin Airlines, yang pada tahun 2006 mengumumkan secara terbuka pitching kepada agensi-agensi periklanan untuk menangani promosi layanan penerbaangan baru di Amerika Serikat. Presentasi yang diterima berasal dari dua agensi kecil yang baru berumur dua tahun. Mereka tidak hanya memberikan ide-ide iklan, tapi “new advertising”, mencakup ide-ide tentang interior pesawat, seragam awak pesawat, dan konten system entertainmen pesawat (Moriarty, 2009:61). Lho? Mengapa presentasi agensi-agensi kecil yang diterima dalam pitching Virgin Airlines? Apakah agensi-agensi besar sudah tidak berminat melakukan pitching? Memang, menurut Majalah Fortune edisi 27 april 1987 yang dikutip Morissan (2010:169) kecenderuangan dewasa ini menunjukkan agensi periklanan enggan melakukan pitching, karena memerlukan cukup banyak waktu dan biaya untuk mempersiapkan materi presentasi tanpa ada kepastian apakah mereka akan mendapatkan kontrak dari perusahaan yang bersangkutan. Mereka beralasan bahwa perusahaan iklan seharusnya dipilih berdasarkan pengalaman dan juga layanan serta program yang telah mereka berikan kepada klien sebelumnya. Tapi bukan berarti semua agensi besar enggan melakukan pitching. Agensi periklanan DWI SAPTA, yang sudah berumur 25 tahun, masih selalu setia melakukan pitching. Bahkan tidak selalu mendapatkan kontrak atau menang. Tapi prinsip lose to win (mengalah untuk menang) menjadi prinsip DWI SAPTA advertising agency. Pengertian pertama Lose (kalah) karena lawan (agensi lain) memang lebih unggul, sedangkan win 2016 2 Account Management Suhendra, S.E., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id (menang) berarti secara sadar menjadi pihak yang lebih besar dikemudian hari (Witono, 2008:56). Pengalaman kalah pitching DWI SAPTA diceritakan Witono dalam buku “Advertising That Makes Money” (2008:58-68), beberapa kali mengikuti pitching habis-habisan (all out) dengan seluruh tim kreatif, ternyata tidak menang. Secara materi DWI SAPTA sudah mengeluarkan dana cukup besar untuk membeli data riset maupun persiapan pitching. Tapi DWI SAPTA tidak kecewa. DWI SAPTA tetap menerapkan “Do the best for everybody”. Meskipun kalah pitching, team DWI SAPTA diwajibkan tetap memberi senyum kepada klien. Pitching adalah pengorbanan dan peluang. DWI SAPTA selalu memberikan yang terbaik ketika diundang pitching. Tahun 2007 DWI SAPTA diundang pitching oleh PT. Kalbe untuk menangani brand Fatigon Hydro+ . DWI SAPTA saat itu diadu dengan agensi-agensi multinasional. Dengan memberikan yang terbaik, tiga tim kreatif DWi SAPTA diturunkan untuk menghadapi agensi-agensi besar multinasional tersebut. Hasilnya? DWI SAPTA kalah lagi. Tapi tetap tidak putus asa, karena pada pitching program komunikasi Kalbe lainnya yaitu pitching brand activation Fatigon Hydro+ DWI SAPTA menang. Billing brand activation Fatigon Hydro+ senilai lebih dari RP 1 milyar pun jatuh ke tangan DWI SAPTA. Pitching memang sebuah tantangan bagi agensi periklanan untuk mendapatkan proyek atau program komunikasi pemasaran. Pitching adalah proses seleksi yang kompetitif dari beberapa agensi periklanan yang dilakukan oleh klien. Sebuah pitching yang kompetitif dapat menjadi bagian dari proses untuk memastikan bahwa anggaran pemasaran yang dikeluarkan klien dapat menciptakan nilai maksimum untuk merek yang bersangkutan. Ketika pitching setiap agensi periklanan yang diundang diminta untuk melakukan presentasi, memberikan solusi kreatif dan/atau media komunikasi yang lebih efektif. Klien tidak akan mudah untuk memberikan dana komunikasi pemasarannya ke sembarang agensi periklanan. Sehingga klien akan melakukan proses pitching terlebih dahulu kepada beberapa agensi periklanan, agar dapat memastikan agensi periklanan yang dipilih benar-benar dapat men-deliver pesan komunikasi pemasaran sesuai client brief. 2. Teknik-Teknik Pitching Bagi agensi periklanan ada beberapa taktik untuk mendapatkan klien baru. Menurut George dan Belch (2007:95) untuk mendapatkan klien, antara lain adalah : 2016 3 Account Management Suhendra, S.E., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Referrals. Referral adalah klien baru yang didapatkan agensi periklanan dari rekomendasi pihak ketiga. Solicitations. Solicitations merupakan usaha agensi periklanan untuk mendapakatkan klien baru dengan mengajukan pitching proaktif kepada calon klien. Presentations. Presentations merupakan cara agensi mendapatkan klien dengan melakukan presentasi secara langsung untuk meyakinkan klien. Image and reputations Klien baru didapatkan karena penghargaan-penghargaan yang diperoleh agensi periklanan dari festival iklan ataupun dari lembaga lainnya. Citra dan reputasi (image and reputations) agensi periklanan tersebut membuat calon klien tertarik untuk mempercayakan program komunikasi pemasarannya kepada agensi tersebut. Taktik presentations seperti yang disebutkan oleh George dan Belch (2007:95) adalah cara agensi mendapatkan klien dengan mempresentasikan ide-ide kreatif program komunikasi pemasaran yang diajukan agensi periklanan kepada klien sebagai jawaban akan kebutuhan pemasaran klien. Agar pitching berhasil, ada beberapa teknik yang perlu diperhatikan. Emma Cullen (2015) membaginya menjadi tujuh, yaitu; a) Melakukan penelitian secara detail dan teliti terhadap klien dan produk yang akan dikampanyekannya (Do Thorough Pre-Pitch Research). Dengan benarbenar mengenal klien potensial Anda dan produknya. Maka ketika pitching akan menjadi lebih percaya diri dan klien akan melihat sebagai seorang ahli yang benar-benar peduli tentang kebutuhan mereka. b) Membuat kesan pertama yang baik (The Best First Impression). Kesan pertama dalam ketika pitching menjadi bagian yang sangat penting. Tepat waktu sesuai undangan pitching, professional, dan memperhatikan penampilan (performance), berbicara dengan dengan jelas, baik verbal maupun nonverbal. Hati-hati dengan bahasa nonverbal (bahasa tubuh), terkadang tanpa sadar beberapa perilaku yang ditunjukkan bisa berdampak besar pada kesan yang diberikan. Penelitian pakar sosio-linguistik mengenai komunikasi menunjukkan hanya 7% pesan yang disampaikan dengan kata-kata yang terucap bisa diartikan. 38% dari arti pesan 2016 4 Account Management Suhendra, S.E., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dikirimkan melalui karakteristik vocal, nada suara, jeda, penekanan, dan sebagainya, dan 55 % dari total pesan dikomunikasikan melalui sinyal-sinyal visual yang diklasifikasikan sebagai “bahasa tubuh” (Carnegie, 2015:6). Saat tersenyum kepada orang lain, Anda memberitahu mereka dengan halus Anda menyukai mereka. Mereka akan menangkap maksud anda dan akan lebih meyukai Anda. Coba biasakan diri tersenyum. Anda tidak akan rugi. (Dale Carnegie) c) Berkomunikasi Efektif (Communicating Effectively). Komunikasi yang efektif dapat tercapai apabila maksud dari pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat dipahami dengan baik oleh komunikan, dan komunikan memberikan umpan balik (feedback) sesuai dengaan yang diharapkan oleh komunikator (Hidajat, 2006:14). d) Terbuka dan transparan (Embrace Openness and Transparency). Datang dan mempresentasikan dengan terbuka dan transparan, bahwa tujuannya adalah untuk memberikan solusi terbaik bagi kegiatan komunikasi pemasaran sesuai bahkan melebihi ekspektasi yang diharapkan klien. Sebagai contoh ada agensi yang hanya mementingkan keuntungan yang besar, implementasi dan eksekusinya jauh berbeda dengan yang dipresentasikan. Contoh lainnya adalah bagaimana Dwi Sapta agency sangat tranpsaran terhadap klien, yaitu VITRON. Tidak ada yang disebunyikan oleh Dwi Sapta kepada klien. e) Memenuhi kebutuhan klien (Fulfil Your Client’s Needs). Memberikan melebihi ekspektasi klien. Hal ini sangat penting karena satu-satunya cara menarik hati klien adalah dengan memenuhi dan melampaui harapan mereka. Selalu mencoba untuk memahami apa yang mereka inginkan dan melihat gambaran yang lebih besar, akan membantu Anda mengarahkan kreativitas Anda ke arah yang benar. f) Dengarkan Klien (Listen to Your Client). Seperti yang dijelaskan Dale Carnegie, Komunikasi yang baik bukan hanya berbicara, tapi bagaimana bisa menjadi pendengar yang empati, pendengar yang mengerti dan merasakan apa yang dirasakan dan diinginkan klien terhadap produk/brand-nya. g) Percaya pada Ide yang diajukan (Believe in Your Ideas). Percaya bahwa ide-ide yang diajukan merupakan big idea, sebuah ide besar yang dihasilkan dari kerja 2016 5 Account Management Suhendra, S.E., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id sama secara maksimal semua tim kreatif dan departemen terkait lainnya. Dengan percaya ide-ide yang diajukan, maka menjadi salah satu alasan klien untuk percaya pada kemampuan Anda untuk membuat kampanye program komunikasi pemasaran yang sukses. 3. Perencanaan dan Implementasi Pitching Apa yang dilakukan ketika Pitching? Jawabnya adalah mempresentasikan ide-ide program komunikasi pemasaran kepada klien. Agar ide-ide yang dipresentasikan bisa dipahami klien maka diperlukan perencanaan dalam membuat materi presentasi. Materi presentasi harus menarik. Materi presentasi harus memberikan gambaran kepada klien tentang ide-ide besar yang akan membawa brand/produk klien mencapai sasaran, strategi dan konsep kreatif yang ditawarkan akan mengomunikasikan produk-produk mereka secara efektif mencapai sasaran, tentunya agar penjualan mereka meningkat dan mencetak profit. Untuk itulah, ketika pitching materi presentasi harus direncanakan dengan matang bersama tim kreatif dan tim-tim lainnya yang terkait. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika pitching, yaitu; a) Pendekatan dan Permulaan. Ketika dipersilahkan untuk melakukan presentasi, maka memulailah dengan tenang, lihatlah langsung ke semua pendengar begitu mulai bicara. Perkenalkan nama dan profesi atau jabatan tim yang ikut pitching. Tidak lupa juga mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan oleh klien untuk ikut pitching. b) Mengatasi Kegugupan dan Demam Panggung. Bangunlah sikap positif, percaya diri (self confidence). c) Membuat Ketertarikan Pendengar. Ungkapkan ketertarikan kepada klien (Brand/produknya) produk/brand. Jika sesuai Anda hasil riset menyukai mengenai produk atau kelebihan-kelebihan brand yang akan dikampanyekan, maka klien akan menyambut Anda dengan penuh kegembiraan ketika presentasi. d) Menjaga Ketepatan Berbicara, Kejernihan, dan Volume Suara. Ucapkan katakata dengan jelas dan bicara dengan tepat – tidak terlalu lambat dan tidak terlalu cepat, sehingga memudahkan klien untuk menerima ide yang dipresentasikan. 2016 6 Account Management Suhendra, S.E., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id e) Menepati waktu. Rentetan kata yang meluncur bertubi-tubi atau bertele-tele tanpa mengingat keterbatasan waktu bukanlah suatu pembicaraan professional. Berbicara singkat, tetapi padat, dan tepat. f) Berbicara dengan Wajar. Jangan bersikap berlebihan, sombong atau menganggap diri paling hebat dan paling mengetahui permasalahan. g) Menggerakan Tubuh Secara Alamiah. Gerakan isyarat mengikuti kata-kata. Biarkan gerakan tubuh secara alami dan anggun (gracefully), sehingga dapat membantu memberi tekanan pada pengertian apa yang dipresentasikan. h) Memakai pakaian yang serasi. Pepatah mengatakan bahwa pakaian mencerminkan kepribadian seseorang. i) Menggunakan alat peraga visual (visual aids), yaitu : gambar, grafik, peta alur (flowchart), tabel, foto, OHP, film, in-focus, cordless microfone mini, wireless mic, atau pointer. Ada delapan manfaat menggunakan alat peraga visual, yaitu; Ide menjadi semakin jelas dan mudah dipahami. Presentasi menjadi lebih menarik. Membantu klien mengingat fakta-fakta dan rincian-rincian. Penelitian menunjukkan bahwa inforamsi yang disampaikan secara lisan tidak begitu efektif dibandingkan informasi secara lisan ditambah alat peraga visual. Alat peraga visual mempertinggi kredibilitas presenter. Menurut penelitian Universitas pensylvania, bahwa presenter yang menggunakan alat perga visual mendapat nilai lebuh bagus dari pendengar, sebagai ”mempunyai persiapan yang baik, lebih professional, lebih persuasive, lebih kredibel, dan lebih menarik”. Penggunaan alat peraga visual memerlukan keahlian bagaimana menyeleksi, mendesain, mengintegrasikan, dan menggunakan alat perasa visual itu dengan sabar, tepat, dan praktis. Perlu diperhatikan dalam menggunakan alat peraga visual, yaitu; 2016 Harus sesuai dengan konteks pembicaraan. Harus dapat dilihat oleh pendengar. Harus dapat dipergunakn oleh pembicara (presenter). Harus menarik tanpa mengurangi pembicaraan. 7 Account Management Suhendra, S.E., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Di bawah ini adalah contoh materi presentasi komunikasi pemasaran untuk pitching. Seluruh data-data dalam materi presentasi ini hanyalah ilustrasi, bukan data sebenarnya. Diolah dari hasil analisis yang dilakukan oleh Amanda Edina (2011) dalam tesis yang berjudul “Proposal Komunikasi Pemasaran Terpadu Panadol® Patch Just Patch”. 2016 8 Account Management Suhendra, S.E., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2016 9 Account Management Suhendra, S.E., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2016 10 Account Management Suhendra, S.E., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2016 11 Account Management Suhendra, S.E., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2016 12 Account Management Suhendra, S.E., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2016 13 Account Management Suhendra, S.E., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2016 14 Account Management Suhendra, S.E., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2016 15 Account Management Suhendra, S.E., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2016 16 Account Management Suhendra, S.E., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2016 17 Account Management Suhendra, S.E., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2016 18 Account Management Suhendra, S.E., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2016 19 Account Management Suhendra, S.E., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2016 20 Account Management Suhendra, S.E., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2016 21 Account Management Suhendra, S.E., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka KBBI / Pusat Pembinaan & Pengembangan Bahasa. 2001. Balai Pustaka. Jakarta. Hidajat, M.S. 2006. Public Speaking & Teknik Presentasi. Graha Ilmu. Yogyakarta. Kotler, Philip. Amstrong, Gary. Principles of Marketing, 12ed. Terjemahan Bob Sabran. Erlangga. Jakarta. Moriarty, Sandra, dkk. 2009. Advertising. Terjemahan Triwibowo. Kencana. Jakarta. Morissan, M.A. 2010. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Kencana. Jakarta. Prisgunanto, Ilham. 2006. Komunikasi Pemasaran Strategi dan Taktik. Ghalia Indonesia. Bogor. Satata, Sri. Suswandari, Devi, Suhardjono. 2012. Bahasa Indonesia. Mitra Wacana Media. Jakarta. Witono, Aji. 2008. Advertising that Makes Money. Gramedia. Jakarta. Edina, Amanda. 2011. Proposal Komunikasi Pemasaran Terpadu “Panadol® Patch Just Patch”. Tesis. Universitas Indonesia. Depok. Linton, Ian. 2016. How to Write an Advertising Proposal. Demand Media. http://yourbusiness.azcentral.com/write-advertising-proposal-4606.html 2016 22 Account Management Suhendra, S.E., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id