BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian

advertisement
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
2.1
Kajian Pustaka
2.1.1 Hakikat Kemampuan Mengenal Bentuk Bangun Datar Sederhana
Kemampuan mengenal bentuk bangun datar sederhana adalah suatu kemampuan yang
yang dimiliki anak untuk menggambar dan mengklasifikasikan serta mengkomunikasikan bendabenda yang mereka temui dilingkungan sekitar. Anak juga memiliki kemampuan mengenal
benda
dengan
berbagai
bentuk
dan
ukuran.(Rohmitawati.
2008.
Matematikaku.
(http://limas.p4tmatematikaku.com).
Menurut Warner (1994;45) mengemukakan bahwa ‘bentuk bangun datar merupakan
sebuah bidang berbentuk datar yang dibatasi oleh beberapa ruas garis”. Jumlah dan model ruas
garis yang membatasi bangun tersebut menentukan nama dan bentuk bangun datar tersebut.
Bangun datar merupakan bangun dua dimensi yang hanya memiliki panjang dan lebar, yang
dibatasi oleh garis lurus atau lengkung.
Menurut Sutan (2003:61) bahwa bangun datar merupakan bentuk geometri berdimensi
dua terletak pada bidang datar dan memiliki dua unsur yaitu panjang dan lebar.
Berdasarkan pendapat tersebut maka disimpulkan bahwa bangun datar merupakan
bangun dua dimensi yang hanya memiliki panjang dan lebar yang dibatasi oleh garis lurus atau
lengkung.
9
2.1.2 Pengembangan Bentuk Bangun Datar Sederhana
8
Menurut Van Hiele (dalam Dirjen Dikdasmen, 2004:25) mengemukakan bahwa siswa
belajar geometri itu melalui 5 tahap yaitu (1) Pengenalan (2) Analisis (3) Pengurutan (4) Deduksi
(5) Keakuratan.
Pada tahap pengenalan ini siswa hanya baru mengenal bangun-bangun geometri seperti
bola, kubus, segitiga, persegi dan bangun-bangun geometri lainnya. Seandainya kita hadapkan
dengan sejumlah bangun-bangun geornetri, anak dapat memilih dan menunjukkan bentuk
segitiga. Pada tahap pengenalan anak belum dapat menyebutkan sifat-sifat dari bangun-bangun
geometri yang dikenalnya. Guru harus memahami betul karakter anak pada tahap pengenalan
agar anak belajar bentuk geometri dengan mengerti, mereka harus memahami tahap-tahap yang
lebih rendah dahulu. Tanpa memahami tahap-tahap yang lebih rendah mereka belajar bentuk
geometri melalui hafalan.
Pada tingkat analisis ini sering disebut juga deskriptif. Pada tingkat ini siswa sudah
mengenal bangun-bangun geometri berdasarkan ciri-ciri dari masing-masing bangun. Dengan
kata lain pada tingkat ini siswa sudah bisa menganalisis bagian-bagian yang ada pada suatu
bangun dan mengamati sifat-sifat yang dimiliki oleh unsur-unsur tersebut.
Pada tingkat pengurutan atau tingkat rasional, siswa sudah bisa memahami hubungan
antara ciri yang satu dan ciri yang lain pada sesuatu bangun. Sebagai contoh siswa sudah bisa
mengatakan bahwa jika pada suatu segi empat sisi-sisi yang berhadapan sejajar, maka sisi-sisi
yang berhadapan itu juga sama panjang. Siswa juga sudah bisa memahami hubungan antara
bangun yang satu dengan bangun yang lain. Misalnya pada tingkat ini siswa sudah dapat bisa
memahami bahwa setiap persegi adalah juga persegi panjang karena persegi juga memiliki ciriciri persegi panjang.
Pada tingkat deduksi siswa sudah memahami peranan pengertian-pengertian pangkat,
definisi-definisi, aksioma-aksioma dan teorema-teorema pada geometri. Pada tingkat ini siswa
sudah mulai mampu menyusun bukti-bukti secara formal. Ini berarti bahwa pada tingkat ini
siswa sudah memahami proses berfikir yang bersifat deduktif-aksiomatis dan mampu
menggunakan proses berfikir tersebut.
Pada tingkat keakuratan sama dengan tingkat matematis. Pada tingkat ini siswa mampu
melakukan penalaran secara formal tentang sistem-sistem matematika (termasuk sistem-sistem
geometri), tanpa membutuhkan model-model yang konkret sebagai acuan. Pada tingkat ini siswa
memahami bahwa dimungkinkan adanya lebih dari satu geometri. Semua anak mempelajari
geometri dengan melalui tingkat-tingkat tersebut, dengan urutan yang sama dan tidak
dimungkinkan adanya tingkat yang diloncati. Akan tetapi, kapan siswa mulai memasuki sesuatu
tingkat yang baru tidak selalu sama antara siswa yang satu dengan siswa yang lain.
Pengenalan bentuk geometri pada anak TK adalah rumusan tingkah laku yang diharapkan
dimiliki anak setelah menyelesaikan pengalaman belajar bentuk geometrinya yaitu:
11
1.
Anak sudah dapat menyebutkan bentuk geometri.
2.
Dapat menggambar suatu bentuk geometri secara lisan/tulisan.
3.
Dapat membuat bentuk yang berupa produk seperti membentuk dari tanah liat atau plastisin.
4.
Mengelompokkan benda 3 dimensi (benda-benda sebenarnya) yang berbentuk geometri
(lingkaran, segitiga, segiempat).
5.
Memasangkan bentuk geometri dengan benda tiga dimensi yang bentuknya sama (lingkaransimpai, segitiga-caping, segiempat-papan tulis)
Menurut Sujiono, dkk (2004:213) mengemukakan bahwa kemampuan ini berhubungan
dengan konsep bentuk dan ukuran. Adapun kemampuan yang akan dikembangkan pada anak
adalah sebagai berukut:
1.
Memiliki benda menurut warna, bentuk dan ukuran.
2.
Mencocokkan benda menurut warna, bentuk dan ukurannya.
3.
Menciptakan bentuk dari kepingan geometri (segitiga, segiempat, lingkaran)
4.
Menyebutkan benda-benda yang ada dikelas sesuai dengan bentuk geometri.
5.
Mencontoh bentuk-bentuk geometri (segitiga, segiempat, lingkaran)
6.
Menyebutkan, menunjukkan dan mengelompokkan bentuk (segitiga, segiempat, lingkaran)
2.1.3 Bentuk-Bentuk Bangun Datar Sederhana
Menurut Sutan (2003:61-72) bahwa”bentuk/bangun datar merupakan bentuk-bentuk
geometri berdimensi dua terletak pada bidang datar yang memiliki dua unsur yaitu panjang dan
lebar”.menurutnya terdapat sembilan macam bentuk/bangun datar, tetapi yang dapat
12
dikembangkan pada anak TK adalah sebagai berikut:
a)
Segi empat
Segi empat yaitu bangun datar yang memiliki empat sudut dan empat sisi. Bangun-
bangun datar dibawah ini di golongkan dalam segi empat:
b) Segitiga
Segitiga yaitu bidang datar yang berisi tiga sisi yang dibentuk dengan cara
menghubungkan segitiga buah titik yang tidak segaris (sebagai titik sudutnya dengan ruas-ruas
garis). segitiga yaitu segitiga sama kaki dan segitiga sama sisi.
Menurut Budhayanti, dkk (2009:3.2) mengemukakan segitiga merupakan model bangun
13
datar yang dibatasi oleh tiga ruas garis. Segitiga dapat diberi nama dengan menggunakan huruf
kapital berurutan bisa searah putaran jarum jam atau sebaliknya. Selanjutnya segitiga bisa
dikelompokkan menurut tiga hal yaitu menurut panjang sisinya, besar sudutnya dan besar sudut
beserta panjang sisinya.
c)
Lingkaran
Lingkaran secara umum adalah garis melengkung yang kedua ujungnya bertemu pada
jarak yang sama dari titik pusat. Anak dapat mengenal lingkaran dengan cara permainan yang
membuat anak mengelilingi sesuatu, mencari bentuk dan bangun berbentuk lingkaran disekitar
rumah atau sekolah seperti Pada jam dinding, piring, kepingan CD, uang logam, tutup
ember/dandang, bola dan lain-lain
d) Persegi panjang
Persegi Panjang berbentuk segi empat khusus. Setiap bangun datar di namakan persegi
panjang karena jika memiliki 4 sudut yang semuanya merupakan siku-siku.
14
c)
Jajaran genjang
Jajaran genjang merupakan suatu segi empat dengan sisi yang berhadapan sejajar sama
panjang serta sudut-sudut yang berhadapan sama besar.
d) Belah ketupat
Belah ketupat adalah bentuk istimewa dari jajaran genjang dengan sifat keempat sisinya
sama panjang, kedua diagonalnya saling berpotongan tegak lurus dan saling membagi dua sama
panjang.
2.1.4 Hakikat Metode Demonstrasi
2.1.4.1 Pengertian Metode Demonstrasi
Menurut Sudjana (2002;260) “ metode adalah cara yang di gunakan guru dalam
mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pelajaran, 15
oleh karena itu
peranan metode pengajaran sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar.
Menurut Almatsir (2004:15) ada beberapa faktor yang ikut berperan dalam menentukan
efektif tidaknya suatu metode mengajar. Faktor tersebut adalah: tujuan pengajaran, bahan
pengajaran, siswa yang belajar, kemampuan guru yang mengajar, besarnya jumlah siswa, alokasi
waktu yang tersedia, fasilitas yang tersedia, media dan sumber, situasi, dan sitim evaluasi.
Menurut
Isjoni
(2010:91)
mengemukakan
demosntrasi
berarti
menunjukkan,
mengerjakan dan menjelaskan. Jadi dalam demonstrasi kita menunjukkan dan menjelaskan caracara mengerjakan sesuatu. Melalui demontrasi diharapkan anak dapat mengenal langkah-langkah
pelaksanaan.
Demonstrasi mempunyai makna penting bagi anak TK yaitu: (1) dapat memperlihatkan
secara
kongkret
apa
yang
dilakukan/dilaksanakan/
memperagakan,
(2)
dapat
mengkomunikasikan gagasan, konsep, prinsip dengan peragam, (3) membantu mengembangkan
kemampuan mengamati secara teliti dan cermat, (4) membantu mengembangkan kemampuan
untuk melakukan segala pekerjaan secara teliti, cermat dan tepat, dan (5) membantu
mengembangkan kemampuan peniruan dan pengenalan secara tepat.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah suatu cara yang
digunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam kegiatan pembelajaran, metode sangat
diperlukan oleh guru untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Berbagai metode pembelajaran yang biasa digunakan guru dalam kegiatan
16 pembelajaran
Ada yaitu metode ceramah, pemberian tugas, demonstrasi dan sebagainya. Salah satu metode
yang dapat mendorong anak untuk aktif dan kreatif adalah metode demonstrasi. Metode
demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif untuk membantu siswa dalam
mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan.
Menurut Djamarah (2000:2) mengatakan bahwa “Metode Demonstrasi adalah metode
yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang
berkenaan dengan bahan pelajaran.
Menurut Sumantri (dalam Roetiyah 2001:82) bahwa “ metode demonstrasi adalah cara
penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik suatu
proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun
dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam
topik bahasan “
Demonstrasi berarti menunjukkan, mengerjakan dan menjelaskan. Dalam
demonstrasi kita menunjukkan dan menjelaskan cara-cara mengerjakan sesuatu. Melalui
demonstrasi anak dapat mengenal langkah-langkah pelaksanaan.
Dalam hal ini dengan metode demonstrasi peserta didik berkesempatan mengembangkan
kemampuan mengamati segala benda yang sedang terlibat dalam proses serta dapat mengambil
kesimpulan-kesimpulan yang sesuai dengan harapan. Dengan demonstrasi siswa dapat
mengamati apa yang diperlihatkan guru selama pelajaran berlangsung..
Metode demonstrasi adalah metode yang dilakukan dengan cara menunjukkan
cara atau
17
memperagakan suatu cara atau suatu keterampilan . Dalam penggunaan metode ini guru bisa
menjadi demonstrator dan bisa juga orang lain yang ahli dalam bidang pelajaran itu. Metode ini
menggugah rasa ingin tahu anak dan rangsangan visual siswa. Metode demonstrasi merupakan
metode mengajar yang sangat efektif untuk menolong anak mencari jawaban atas pertanyaannya
Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa melalui metode demonstrasi, guru dapat
memperlihatkan suatu proses, peristiwa atau cara kerja suatu alat kepada peserta didik,
demonstrasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, dari yang sekedar memberikan pengetahuan
yang sudah bisa diterima begitu saja oleh peserta didik, sampai pada cara agar pserta didik dapat
memecahkan suatu masalah. Jadi metode demonstrasi adalah salah satu metode yang dapat
digunakan untuk pengenalan bentuk geometri pada anak. Melalui metode ini kegiatan menjadi
lebih menarik karena mereka dapat melihat langsung bagaimana suatu proses berlangsung.
Pada dasarnya tidak ada metode mengajar yang lebih baik daripada metode yang lain.
Tiap tiap metode memiliki kelemahan dan kekurangan. Ada yang tepat digunakan terhadap siswa
dalam jumlah kecil. Ada yang tepat digunakan didalam kelas, ada pula yang tepat digunakan
diluar kelas. Kadang-kadang guru tampil mengajar dengan baik dengan metode ceramah
dibanding dengan memberi kebebasan bekerja pada pelajar. Kadang-kadang pula suatu bahan
pengajaran baik disampaikan dengan beberapa metode. Atas dasar itu tugas guru adalah memilih
metode yang tepat untuk digunakan dalam menciptakan proses belajar mengajar.
2.1.4.2. Tujuan Metode Demonstrasi
18
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti mempunyai tujuan. Begitu juga dengan metode
Demonstrasi yang berkaitan dengan pendidikan atau pengajaran. Adapun tujuan metode
demonstrasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk memperjelas pengertian konsep dan
memperlihatkan cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu.
Menurut Syaiful (2008:210) mengemukakan tujuan metode demonstrasi adalah untuk
memperlihatkan proses terjadinya suatu peristiwa sesuai materi ajar, cara pencapaiannya dan
kemudahan untuk dipahami oleh siswa dalam pengajarn kelas. Metode demonstrasi mempunyai
beberapa kelebihan dan kelekurangan.
2.1.4.3. Manfaat dan Fungsi Metode Demonstrasi bagi Anak TK
Menurut Djamarah (2008:210) manfaat dan fungsi dari metode demonstrasi adalah:
1.
Perhatian anak dapat lebih di pusatkan.
2.
Proses belajar anak lebih terarah pada materi yang sedang di pelajari.
3.
Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri anak.
Fungsi demonstrasi adalah sebagai berikut:
1. Dapat dipergunakan untuk memberikan ilustrasi dalam menjelaskan informasi kepada anak.
Bagi anak melihat bagaimana sesuatu peristiwa berlangsung lebih menarik dan merangsang
perhatian serta lebih menantang daripada hanya mendengar penjelasan guru.
2. Membantu meningkatkan daya pikir anak usia dini terutama daya pikir anak dalam
19
meningkatkan kemampuan mengenal, mengingat, berpikir konvergen dan berpikir evaluatif.
Pengembangan daya pikir yang dimulai di Tk akan sangat membantu anak dalam
memperoleh pengalaman belajar di bidang ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan
sosial.
Metode Demonstrasi mempunyai makna penting bagi anak antara lain:
1. Dapat memperlihatkan secara konkrit apa yang dilakukan/dilaksanakan/ memperagakan.
2. Dapat mengkomunikasikan gagasan, konsep, prinsip, dengan peragaan.
3. Membantu mengembangkan kemapuan mengamati secar teliti dan cermat.
4. Membantu mengembangkan kemampuan untuk melakukan segala pekerjaan secara teliti,
cermat, dan tepat.
5. Membantu mengembangkan kemampuan peniruan secara tepat.
2.1.4.4.Prinsip-Prinsip Penerapan Metode Demonstrasi Dalam pembelajaran
Datar
Bangun
Menurut Saputra (2012:62) memberikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Mengusahakan agar anak memahami apa yang didemonstrasikan.
2. Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah yang akan dilakukan.
3. Menyiapkan alat yang sesuai dan dapat diamati dengan jelas oleh anak didik.
Dari uraian tersebut, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa prinsip-prinsip dalam
penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran geometri adalah memuat analisis materi
pendidikan yang dalam skala lebih luas adalah melakukan analisis terhadap kurikulum yang ada
20
secara operasional.
Metode Demonstrasi ini adalah agar anak dapat memahami dan dapat melakukan dengan
benar misalnya memasangkan benda dengan pasangannya, mengupas buah, memotong rumput,
menanam bunga, mencampur warna dan lain-lain.
2.1.4.5.Langkah-Langkah Metode Demonstrasi
Suatu metode demonstrasi yang baik membutuhkan persiapan yang teliti dan cermat.
Sejauh mana persiapan itu dilakukan amat banyak bergantung kepada pengalaman yang telah
dilalui dan bentuk demonstrasi apa yang ingin di gunakan.
Menurut Djamarah (2000:67) Agar pembelajaran dengan menggunakan metode
demonstrasi berlangsung secara efektif, langkah-langkah yang di anjurkan adalah sebagai
berikut:
a) Tahap persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus di lakukan:
1. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir. Tujuan
ini meliputi beberapa aspek seperti aspek pengetahuan, sikap atau keterampilan tertentu.
2. Persiapan garis besar langkah-langkah demonstrasi diperlukan sebagai panduan untuk
menghindari kegagalan.
3. Lakukan uji coba demonstrasi meliputi segala peralatan yang di perlukan.
b) Tahap pelaksanaan
21
1. Langkah pembukaan
Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus di perhatikan diantaranya;
a. Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua anak dapat memperhatikan dengan jelas
apa yang di demonstrasikan.
b. Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh anak.
c. Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh anak misalnya anak ditugaskan untuk
mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi.
2. Langkah pelaksanaan metode demonstrasi
a. Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang anak untuk
berpikir
misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong
anak untuk tertarik memperhatikan demonstrasi. Seperti menyebut bentuk salah satu bangun
datar dengan menggambarkan sebagian dari bentuk dan kemudian diminta pada anak untuk
dapat mengenali apa sebenarnya bangun datar tersebut.
b. Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menyenangkan.
Misalnya melalukan permainan tebak gambar bangun datar sederhana.
c. Yakinkan bahwa semua anak mengikuti jalannya demonstrasi dengan memperhatikan reaksi
seluruh siswa. Siswa fokus dan antusias melakukan demonstrasi dalam hal menggambar dan
membuat bentuk dari plastisin.
22
d. Berikan kesempatan kepada anak untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan
apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu. Anak melakukan sendiri kegiatan apa yang anak
sukai diantara bangun datar sederhana dan membentuk bangun datar sederhana menggunakan
menggambar bentuk plastisin dan cetakan kue yang berbentuk bangun datar sederhana.
3. Langkah mengakhiri metode demonstrasi
Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan
memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan
pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah anak memahami
proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan ada baiknya guru dan anak melakukan
evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.
2.1.4.6. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Demonstrasi
Menurut Djamarah (2008:211) kelebihan dan kekurangan metode demonstrasi adalah
sebagai berikut :
a. Kelebihan Metode Demonstrasi
1. Perhatian anak dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru
sehingga anak dapat menangkap hal-hal yang penting. Perhatian anak lebih mudah
dipusatkan kepada proses belajar dan tidak tertuju pada hal lain.
2. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan hanya mendengar keterangan
guru. Sebab anak memperoleh persepsi yang jelas dari hasil pengamatannya.
23
3. Bila anak turut aktif melakukan metode demonstrasi maka anak akan memperoleh
pengalaman praktek untuk mengembangkan kecakapan dan keterampilan.
4. Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan anak akan dapat di jawab waktu
mengamati proses metode demonstrasi.
5. Proses pembelajaran akan lebih menarik sebab siswa tidak hanya mendengar tetapi anak
tidak hanya mendengar tetapi anak akan terus aktif secara fisik dan mental.
6. Dengan cara mengamati secara langsung anak akan memiliki kesempatan untuk
membandingkan antara teori dan kenyataan.
b. Kelemahan Metode Demonstrasi
1. Memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai metode
demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan
sering terjadi untuk menghasikan pertunjukkan suatu proses tertentu, guru harus beberapa
kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak.
2. Memerlukan peralatan, bahan-bahan dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan
metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan metode
ceramah.
3. Memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru di tuntut
untuk bekerja lebih profesional. Disamping itu metode demonstrasi juga memerlukan
kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran anak.
24
4. Demonstrasi tidak efektif bila tidak diikuti kegiatan yang memungkinkan anak ikut
mencoba, yang merupakan pengalaman yang berharga bagi anak.
5. Aspek yang terpenting dalam menggunakan metode demonstrasi
adalah:
(a)
Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar bila alat yang di demonstrasikan
tidak bisa diamati oleh anak misalnya alat terlalu kecil atau penjelasannya tidak jelas. (b).
Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti oleh aktivitas dimana anak sendiri
dapat ikut memperhatikan dan menjadi aktivitas mereka sebagai pengalaman yang
berharga.
2.1.5. Penerapan Metode Demonstrasi Dalam Mengenal Bangun Datar Sederhana
Anak berusia 4-6 tahun rata-rata belum mampu menyebut atau belum dapat membentuk
bangun datar sederhana yaitu segitiga segiempat dan lingkaran secara tepat.
Alternatif yang dapat dijadikan untuk mengatasi masalah dalam meningkatkan
kemampuan mengenal bentuk bangun datar sederhana adalah meggambar bentuk bangun datar
sederhana dan membentuk bangun datar sederhana menggunakan plastisin melalui metode
demonstrasi. Kegiatan ini selain melatih anak mengenal bentuk bangun datar sederhana,
pengenalan warna, melatih motorik halus anak dan melatih kreativitas anak.
Cara melakukan:
1. Anak dibagi dalam beberapa kelompok.
2. Guru menjelaskan tentang makanan kue yang berbentuk bangun datar sederhana seperti
25
kue donat, kue wafel, kue lapis sambil memperlihatkan contoh bangun datar sederhana
dari kardus yang beraneka warna.
3. Guru meminta anak untuk meyebutkan kembali bentuk bangun datar sederhana.
4.
Anak diberi kesempatan untuk menggambar bentuk bangun datar sederhana dan
membentuk bangun datar sederhana menggunakan plastisin yang beraneka warna dan
cetakan kue.
5. Guru menanyakan kepada anak bentuk apa yang sedang mereka gambar dan bentuk apa
yang mereka cetak..
6.
Karena bentuknya beraneka warna , guru tidak hanya menayakan bentuk namun guru
juga menanyakan warna apa yang sedang dipegang oleh anak sambil berusaha mencari
kelompok bentuk bangun datar sederhana yang sesuai.
7. Guru memberikan penguatan kepada anak yang dapat mengenal bentuk bangun datar
sederhana dan memotivasi anak yang belum mengenal bentuk bangun datar sederhana.
2.1.6. Kajian Yang Relevan
Suatu penelitian yang dilaksanakan oleh Ram Sude pada jurusan PAUD Program Studi
PGTK Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Dalam penelitiannya tahun 2008
dengan skripsinya yang berjudul “Mengembangkan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri
Melalui Permainan Papan Geo Pada Kelompok B di TK Abdi Jaya 2 Hepuhulawa Kecamatan
Limboto Kabupaten Gorontalo”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siklus awal terdapat 50%
anak yang mampu dan menguasai, siklus I terdapat 65% anak yang mampu dan menguasai dan
siklus II terdapat 80% anak yang mampu dan menguasai bentuk geometri, ini berarti indikator
kinerja telah tercapai.
2.2.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan latar belakang dan kajian teori diatas, maka hipotesis tindakan dalam
penelitian ini sebagai berikut: “Jika metode demonstrasi digunakan dalam pembelajaran maka
kemampuan mengenal bentuk bangun datar sederhana pada anak Kelompok B TK Remaja Desa
Poowo kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango dapat ditingkatkan”.
2.3.
Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah minimal 16 orang anak atau
80% dari jumlah 20 orang anak telah memiliki kemampuan mengenal mengenal bentuk bangun
datar sederhana yakni dengan kriteria baik.
Download