BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Hasil Belajar Kingsley (dalam

advertisement
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Hasil Belajar
Kingsley (dalam Sudjana, 2010:22) menjelaskan bahwa, hasil belajar dapat
di bagi dalam 3 macam yaitut: 1) keterampilan dan kebiasaan, 2) pengetahuan dan
pengertian, 3) sikap dan cita cita. Masing masing dari ketiga jenis hasil belajar di
atas dapat diisi dengan bahan yang telah di tetapkan dalam kurikulum
Dimyati dan Mudjiono (2006:250) berpendapat bahwa dalam proses belajar
yang aktif adalah siswa. Hasil belajar juga merupakan hasil proses belajar, atau
proses pembelajaran. dengan demikian, hasil belajar merupakan hal yang di
pandang dari dua sisi. dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat
perkembangan mental yang lebih baik bila di bandingkan pada saat pra belajar.
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu
“faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau
faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang
dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil
belajar yang dicapai. Seperti yang dikemukakan oleh Clark (Dalam Sudjana,
2009:39) bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan
siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan”.
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan
kurikuler maupun tujuan intruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari
Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni
(a) Ranah kognitif, (b) Ranah afektif, dan (c) Ranah psikomotoris.(Dalam
Sudjana, 2010:22)
Tipe hasil belajar yang akan ditinjau pada penelitian ini adalah hasil belajar
kognitif yang didefenisikan sebagai tingkat pencapaian atau ketuntasan belajar
siswa terhadap materi yang telah diberikan, yang terdiri dari beberapa tingkatan.
1. Pengetahuan, yang didefenisikan sebagai ingatan terhadap materi yang telah
dipelajari
sebelumnya atau yang telah diajarkan.
2. Pemahaman, yang didefenisikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari
materi
yang dipelajari
3. Aplikasi, yang didefenisikan sebagai kemampuan untuk menggunakan apa yang
telah
dipelajari dalam situasi nyata yang baru. (Sudjana, 2010:22)
Gagne (dalam Uno, 2009:210) berpendapat bahwa, Hasil belajar yang
nampak dari kemampuan yang di peroleh siswa, dapat di lihat dari lima gategori,
yaitu (1) Keterampilan intelektual (Intelektual Skill) (2) Informasi febral (ferbal
Information) (3) Strategi kognitif (Cognitif Srategies) (4) Keterampilan motorik
(Motor Skill) (5) Sikap (Attitudest)
2.2 Metode demontrasi
Metode berasal dari bahasa latin methodos yang berarti jalan yang harus
dilalui. Menurut Nana Sudjana ( 2002 : 260 ) bahwa, metode adalah cara yang
digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsungnya pelajaran, oleh karena itu peranan metode pengajaran sebagai alat
untuk menciptakan proses belajar mengajar, Sukartiaso dalam Moedjiono dan
Dimyati (1995:45) mengemukakan bahwa metode adalah cara untuk melakukan
sesuatu atau cara untuk mencapai suatu tujuan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah
suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam kegiatan pembelajaran, metode sangat diperlukan oleh guru untuk
mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Metode demonstrasi adalah metode yang sangat efektif sebab membantu
anak didik untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta yang
benar.
Tujuan dan kegunaan metode demonstrasi, antara lain:
1.
Untuk memudahkan penjelasan sebab penggunaan bahasa lebih
terbatas;
2.
Untuk membantu anak dalam memahami dengan jelas jalannya suatu
proses dengan penuh perhatian;
3.
Untuk menghindari verbalisme;
4.
Cocok digunakan apabila akan memberikan keterampilan tertentu;
Adapun aspek yang penting dalam menggunakan Metode Demonstrasi
adalah: (1) Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila alat yang
di Demonstrasikan tidak bisa di amati dengan seksama oleh siswa. Misalnya
alatnya terlalu kecil atau penjelasannya tidak jelas. (2) Demonstrasi menjadi
kurang efektif bila tidak di ikuti oleh aktivitas di mana siswa sendiri dapat ikut
memperhatikan dan menjadi aktivitas mereka sebagai pengalaman yang berharga.
(3) Tidak semua hal dapat di demonstrasikan di kelas karna sebab alat-alat yang
terlalu besar atau yang berada di tempat lain yang tempatnya jauh dari kelas. (4)
Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis, (5) Sebagai
pendahuluan, berilah pengertian dan landasan teori dari apa yang akan di
demonstrasikan. (6) adapun sebaiknya dalam Mendemonstrasikan pelajaran
tersebut guru harus terlebih dulu Mendemonstrasikan dengan sebaik-baiknya, baru
di ikuti oleh siswa yang sesuai dengan petunjuk.
Metode domonstrasi merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan
pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objeknya atau caranya
melakukan sesuatu untuk mempertunjukkan proses tertentu. Demonstrasi dapat
digunakan pada semua mata pelajaran. Dalam pelaksanaan demonstrasi guru
harus sudah yakin bahwa seluruh siswa dapat memperhatikan dan mengamati
terhadap objek yang akan didemonstrasikan. Sebelumnya proses demonstrasi guru
sudah mempersiapkan alat – alat yang digunakan dalam demonstrasi tersebut.
Guru dituntut menguasai bahan pelajaran serta mengorganisasi kelas, jangan
sampai guru terlena dengan demonstrasinya tanpa memperhatikan siswa secara
menyeluruh. Ada beberapa karakteristik metode mengajar demonstrasi dan
bagaimana hubungannya dengan pengalaman belajar siswa.
Prosedur metode demonstrasi yang harus dilakukan dalam pembelajaran
adalah :
(1) Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran;
(2) Memberikan penjelasan tentang topik yang akan didemonstrasikan;
(3) Pelaksanaan demonstrsi bersamaan dengan perhatian dan peniruan dari
siswa;
(4) Penguatan (diskusi, tanya jawab, dan atau latihan) terhadap hasil
demonstrasi
Kemampuan guru yang perlu diperhatikan dalam menunjung keberhasilan
demonstrasi di antaranya: (1) Mampu secara proses tentang topik yang
dipraktekkan; (2) Mampu mengelola kelas, menguasai siswa secara menyeluruh;
(3) Mampu menggunakan alat bantu yang digunakan; (5) Mampu melaksanakan
penilaian proses
Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk menunjang
demonstrasi, diantaranya adalah: (1) Siswa memiliki motivasi, perhatian dan
minat
terhadap
topik
yang
didemonstrasikan;
(2)
Memahami
tentang
tujuan/maksud yang akan didemonstrasikan; (3) Mampu mengamati proses yang
dilakukan oleh guru, dan (4) Mampu mengidentifikasi kondisi dan alat yang
digunakan dalam demonstrasi
Dengan demontrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih
berkesan secara mendalam; sehingga membentuk pengaertian dengan baik dan
sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan pada apa yang
diperlihatkan guru selama pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan seluruh uraian di atas, maka langkah-langkah metode
demontrasi adalah sebagai berikut :
1)
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2)
Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan
3)
Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan
4)
Menunjuk salah seorang siswa untuk mendemonstrasikan sesuai skenario
yang telah disiapkan.
5)
Seluruh siswa memperhatikan demonstrasi dan menganalisanya.
2.3 Teknologi dalam Pembelajaran
Jenis teklonogi yang digunakan dalam pembelajaran terdiri dari media
audiovisual (filmstrip, televise, dan kaset video) dan komputer. Memang ada
bentuk teknologi lain yang dapat digunakan dalam pembelajaran, namun kedua
jenis
teknologi
tersebut
paling
banyak
penggunaan,
untuk
menunjang
pembelajaran dalam kelas dan memiliki banyak penggunaan, untuk menunjang
pembelajaran dalam kelas dan memiliki dampak terhadap pembuatan keputusan
intruksional.
1. Media audiovisual ; penerapan pada prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran
2. komputer ; penggunaan di kelas, jenis-jenis perangkat lunak, dan penunjuk
perangka lunak
Film, filmstrip, televise, dan kaset, video merupakan media noninteraktif,
sebab si penonton tidak dapat mengubah penyajian, tetap sama dalam kurun
waktu, variasi hanya terjadi pada kualitas produksi, misalnya kualitas suara dan
gambar. Media-media tersebut paling efektif penggunaannya dalam pembelajaran
sebagai penunjang tujuan intruksional khusus, baik tujuan kognitif maupun tujuan
afektif. Alat-alat tersebut dapat digunakan sebagai bagian dari pelajaran atau
dalam rangkaian unit pembelajaran secara terencana. Sumber-sumber audiovisual
tersebut dipilih oleh guru tentunya tergantung pada dana yang tersedia, adanya
sumber-sumber setempat dan kebutuhan pembelajaran para siswa sesuai dengan
urutan instruksional.
Pemanfaatan teknologi dalam pendidikan yaitu perkembangan teknologi
yang sangat pesat, sejak lama telah dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. Seperti
penemuan kerja, mesin cetak, radio, video taperecorder, film, televise, overhead
projector (OHP), dan computer baik dalam bentuk computer assisted instruction
(CAI), computer based instruction (CBI) maupun E-learning telah dimanfaatkan
dalam proses pendidikan. Pada hakikatnya alat-alat tersebut tidak dibuat khusus
untuk keperluan pendidikan, akan tetapi alat-alat tersebut ternyata dapat
dimanfaatkan dalam proses pendidikan, bahkan dapat meningkakan efektivitas,
efisiensi dan kualitas hasil pembelajaran.
Kekuatan teknologi pembelajaran memang terletak pada teknologi itu
sendiri. Kemajuan dalam teknologi akan banyak merubah hakekat praktek dalam
bidang teknologi pembelajaran. Teknologi akan banyak merubah prospek
munculnya stimulus yang realistik, memberikan akses terhadap sejumlah besar
informasi dalam waktu yang cepat, menghubungkan informasi dan media dengan
cepat, dan dapat menghilangkan jarak antara pengajar dan pembelajar (Hannfin,
1992). Perancang yang terampil dan kreatif dapat menghasilkan produk
pembelajaran yang dapat memberikan keunggulan dalam :
(a) Mengintegrasikan media
(b) Menyelenggarakan pengendalian atas pembelajar yang jumlahnya hampir
tidak terbatas, dan bahkan
(c) Mendesain kembali untuk kemudian disesuaikan kebutuhan, latar belakang
dan lingkungan kerja setiap individu.
Teori-teori psikologi persekolahan yang terkait dengan belajar tuntas
(mastery learning) dengan tokoh-tokohnya seperti John B. Carrol, Jerome S.
Bruner dan Benjamin S. Bloom juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan
teknologi pembelajaran. Selain itu kerangka acuan yang terkait dengan
perancangan atau desain pembelajaran juga turut menyamarkan perkembangan
teknologi pembelajaran yang selanjutnya digunakan juga sebagai acuan dalam
penyusunan bingkai kerja dalam mengembangkan pembelajaran berdasarkan
komputer.
Ada tiga bentuk penggunaan komputer dalam kelas, yaitu :
1. Untuk mengajar siswa menjadi mampu membaca komputer atau computer
literate,
2. Untuk mengajarkand asar-dasar pemograman dan pemecahan masalah
komputer, dan
3. Untuk melayani siswa sebagai alat bantu pembelajaran
Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk memperkenalkan
komputer kepada siswa antara lain :
1. Menyediakan laboratorium komputer, siswa mengunjungi laboratorium
tersebut secara bergiliran berdasarkan jadwal tertentu
2. Setiap kelas memiliki sejumlah komputer dan siswa menggunakannya secara
bergiliran atau digunakan sesuai dengan kebutuhan
3. Sekolah memiliki sejumlah besar kcomputer, siswa menerima intruksi dasar
komputer untuk mendesain mata ajaran akademik, misalnya matematika dan
bahasa. Jadi pendayagunaan komputer dapat dirancang dan dilaksanakan,
yang penting tersediannya dana dan adanya komitmen tentang komputer
literacy.
Dalam
pembelajaran
berbantuan
komputer,
siswa
berhadapan
dan
berinteraksi secara langsung dengan computer. Interaksi antara komputer dengan
siswa ini terjadi secara individual, sehingga apa yang dialami oleh seorang siswa
akan berbeda dengan apa yang dialami oleh siswa yang lainnya. Pembelajaran
dengan berbantuan komputer “Computer Assisted Instruction” (CAI) telah
dikembangkan akhir-akhir ini dan telah membuktikan manfaatnya untuk
membantu guru dalam mengajar dan membantu para siswa dalam belajar.
komputer dapat sekaligus membantu puluhan siswa dan di masa yang akan
datang, diharapkan dapat membantu ribuan siswa sekaligus.
Pembelajaran Berbasis Komputer berbasis individual learning (pembelajaran
individual, dan mastery learning (belajar tuntas). Pembelajaran Berbasis komputer
dilaksanakan pada laboratorium komputer yang ada di sekolah.Dibalik kehandalan
computer sebagai pembelajaran terdapat beberapa persoalan yang sebaiknya
menjadi bahan pertimabngan awal bagi pengelola pengajaran berbasis komputer.
1. Perangkat keras dan lunak yang mahal dan cepat ketinggalan jaman
2. Teknologi yang sangat cepat berubah, sangat memungkinkan perangkat yang
dibeli saat ini beberapa tahun kemudian akan ketinggalan zaman
3. Pembuatan program yang rumit serta dalam pengoperasian awal perlu
pendampingan guna menjelaskan penggunaannya. Hal ini bisa disiasati
dengan pembuatan modul pendampingan yang menjelaskan penggunaan dan
pengoperasian program.
Fungsi Komputer dalam Kegiatan Pembelajaran ; (1) Tujuan Kognitif
Komputer dapat mengajarkan konsep-konsep aturan, prinsip, langkah-langkah,
proses, dan kalkulasi yang kompleks. Komputer juga dapat menjelaskan konsep
tersebut dengan sederhana dengan penggabungan visual dan audio yang
dianimasikan. Sehingga cocok untuk kegiatan pembelajaran mandiri. (2) Tujuan
Afektif; Bila program didesain secara tepat dengan memberikan potongan clip
suara atau video yang isinya menggugah perasaan, pemeblajaran sikap/afektif pun
dapat dilakukan menggunakan media computer. (3) Tujuan psikomotor dengan
bentuk pembelajaran yang dikemas dalam bentuk games dan simulasi sangat
bagus digunakan untuk menciptakan kondisi dunia kerja. Beberapa contoh
program antara lain; simlasi pendaratan pesawat, simulasi perang dalam medan
yang paling berat dan sebagainya.
Aplikasi
komputer
dalam
bidang
pembelajaran
memungkinkan
berlangsungnya proses belajar secara individual (individual learning). Pemakai
komputer atau user dapat melakukan interaksi langsung dengan sumber informasi.
Perkembangan teknologi komputer jaringan (computer network/Internet) saat ini
telah memungkinkan pemakaianya melakukan interaksi dalam memperoleh
pengetahuan dan informasi yang diinginkan. Berbagai bentuk interaksi
pembelajaran dapat berlangsung dengan tersedianya medium komputer. Beberapa
lembaga pendidikan jarak jauh di sejumlah negara yang telah maju memanfaatkan
medium ini sebagai sarana interaksi. Pemanfaatan ini didasarkan pada
kemampuan yang dimiliki oleh komputer dalam memberikan umpan balik
(feedback) yang segera kepada pemakainya.
Heinich dkk. (1986) mengemukakan sejumlah kelebihan dan juga kelemahan
yang ada pada komputer. Aplikasi komputer sebagai alat bantu proses belajar
memberikan beberapa keuntungan antara lain :
1. Komputer memungkinkan siswa belajar sesuai dengan kemampuan dan
kecepatannya dalam memahami pengetahuan dan informasi yang ditayangkan
2. Penggunaan komputer dalam proses belajar membuat siswa dapat melakuakn
kontrol terhadap aktivitas belajarnya.
3. Penggunaan komputer dalam lembaga pendidikan memberikan keleluasaan
terhadap siswa untuk menentukan kecepatan belajar dan memilih urutan
kegiatan belajar sesuai dengan kebutuhan.
4. Kemampuan komputer untuk menanyakan kembali informasi yang diperlukan
oleh pemakainnya, yang diistilahkan dengan “kesabatan komputer”, dapat
membantu siswa yang memiliki kecepatan belajar lambat. Dengan kata lain,
komputer dapat menciptakan iklim belajar yang efektif bagi siswa yang
lambat (slow learner), tetapi dapat memacu afektivitas belajar bagi siswa yang
lebih cepat (fast learner).
5. Disamping itu, komputer dapat diprogram agar mampu memberikan umpan
balik terhadap hasil belajar dan memberiakn pengukuhan (reinforcement)
terhadap prestasi belajar siswa.
6. Dengan kemampuan komputer untuk merekan hasil belajar pemakainnya
(record keeping), komputer dapat diprogram untuk memeriksa dan
memberikan skor hasil belajar secara otomatis.
7. Komputer juga dapat dirancang agar dapat memberikan preskripsi atau sasaran
bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar tertentu.
8. Kelebihan komputer yang lain adalah kemampuan dalam mengintegrasikan
komponen warna, musik dan animasi grafik (grafic animation).
Hal ini menyebabkan komputer mampu menyampaikan informasi dan
pengetahuan dengan tingkat realisme yang tinggi. Halini menyebabkan program
komputer sering dijadikan sebagai sarana untuk melakukan kegiatan belajar yang
bersifat simulasi. Lebih jauh, kapasitas memori yang dimiliki oleh komputer
memungkinkan penggunaanya menayangkan kembali hasil belajar yang telah
dicapai sebelumnya. Hasil belajar sebelumnya ini dapat digunakan oleh siswa
sebagai dasar pertimbangan untuk melakukan kegiatan belajar selanjutnya.
Keuntungan lain dari penggunaan komputer dalam proses belajar dapat
meningkatkan hasil belajar dengan penggunaan waktu dan biaya yang relatif kecil.
Contoh yang tepat untuk ini adalah program komputer simulasi untuk melakukan
percobaan pada mata kuliah sains dan teknologi. Penggunaan program simulasi
dapat mengurangi biaya bahan dan peralatan untuk melakukan percobaan. (Benny
A. Pribadi dan Tita Rosita, 2002:11-12
2.4 Sejarah Pembentukan Bumi
Dalam buku pelajaran Geografi SMA Kelas X yang diterbitkan oleh ESIS
dikemukakan bahwa bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup
beserta isinya. Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas
beberapa lapisan bumi, bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-
beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan
sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya
di alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita perkirakan selama ini,
melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak
mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yang
menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut air laut. Oleh karena itu,
proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata surya kita.
Bagaimana Bumi ini terbentuk secara pasti masih merupakan perdebatan
dimana banyak pendapat yang dikemukakan oleh para ahli dengan alasan yang
berbeda-beda pula. Berikut ini beberapa teori mengenai pembentukan bumi yang
umum dikenal.
1. Teori Kant – Laplace
Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah banyak berfikir dan melakukan
analisis terhadap gejala-gejala alam. Mulai abad ke 18 para ahli telah memikirkan
proses terjadinya Bumi. Salah satunya adalah teori kabut (nebula) yang
dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere de Laplace (1796)? Mereka
terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa
di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula).
Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar
dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini,
materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena
pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet
dalam tata surya.
2. Teori Planetesimal
Pada awal abad ke-20, Forest Ray Moulton, seorang ahli astronomi Amerika
bersama rekannya T.C Chamberlain, seorang ahli geologi, mengemukakan teori
Planetisimal Hypothesis, yang mengatakan matahari terdiri dari massa gas
bermassa besar sekali, pada suatu saat didekati oleh sebuah bintang lain yang
melintas dengan kecepatan tinggi di dekat matahari. Pada waktu bintang melintas
di dekat matahari dan jarak keduanya relatif dekat, maka sebagian massa gas
matahari ada yang tertarik ke luar akibat adanya gravitasi dari bintang yang
melintas tersebut. Sebagian dari massa gas yang tertarik ke luar ada yang pada
lintasan bintang dan sebagian lagi ada yang berputar mengelilingi matahari karena
gravitasi matahari. Setelah bintang melintas berlalu, massa gas yang berputar
mengelilingi matahari menjadi dingin dan terbentuklah cincin yang lama
kelamaan menjadi padat dan di sebut planetisimal. Beberapa planetisimal yang
terbentuk akan saling tarik – menarik bergabung menjadi satu dan pada akhirnya
membentuk planet, termasuk bumi.
3. Teori Bintang Kembar
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori
ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak
sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak
mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan
bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak
meledak itu adalah matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planetplanet yang mengelilinginya.
4. Teori Pasang Surut Gas (Tidal)
Teori ini dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun
1918, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek,
sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat
matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut
yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya
massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi,
jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari mendekat,
maka akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh
matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-gunung tersebut
akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang
besar sekali, menjulur dari massa matahari dan merentang ke arah bintang besar
itu.
Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolomkolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planetplanet. Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh
matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan
hilang pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan
berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses
pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter
dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan
berjalan relatif lebih cepat.
Sementara pendinginan berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi
matahari pada orbit berbentuk elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu
ketika meraka akan mendekati matahari dalam jarak yang pendek. Akibat
kekuatan penarikan matahari, maka akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh
planet yang baru lahir itu. Matahari akan menarik kolom-kolom materi dari
planet-planet, sehingga lahirlah bulan-bulan (satelit-satelit) yang berputar
mengelilingi planet-planet. Peranan yang dipegang matahari dalam membentuk
bulan-bulan ini pada prinsipnya sama dengan peranan bintang besar dalam
membentuk planet-planet, seperti telah dibicarakan di atas
5. Teori Big Bang
Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari
puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa
yang berputar pada porosnya. Putaran tersebut memungkinkan bagian-bagian
kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat,
membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak
dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebulanebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula
tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama
Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu,
bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga
membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian,
gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara
bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses
pembentukan bumi, yaitu:
1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami
perlapisan atau perbedaan unsur.
2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya
diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam,
sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan
3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam,
mantel luar, dan kerak bumi
Masih banyak teori-teori yang lainnya yang dikemukakan oleh para ahli
seperti:
Teori Buffon dari ahli ilmu alam Perancis George Louis Leelere Comte de
Buffon. Beliau mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara
matahari dengan sebuah komet yang menyebabkan sebagian massa matahari
terpental ke luar. Massa yang terpental ini menjadi planet.
Teori Weizsaecker dimana pada tahun 1940, C.Von Weizsaecker, seorang
ahli astronomi Jerman mengemukakan tata surya pada mulanya terdiri atas
matahari yang dikelilingi oleh massa kabut gas. Sebagian besar massa kabut gas
ini terdiri atas unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Karena panas matahari
yang sangat tinggi, maka unsur ringan tersebut menguap ke angkasa tata surya,
sedangkan unsur yang lebih berat tertinggal dan menggumpal. Gumpalan ini akan
menarik unsur – unsur lain yang ada di angkasa tata surya dan selanjutnya
berevolusi membentuk palnet – planet, termasuk bumi.
Teroti Kuiper dikemukakan oleh Gerald P.Kuiper mengemukakan bahwa
pada mulanya ada nebula besar berbentuk piringan cakram. Pusat piringan adalah
protomatahari, sedangkan massa gas yang berputar mengelilingi promatahari
adalah protoplanet. Dalam teorinya, beliau juga memasukkan unsur – unsur
ringan, yaitu hidrogen dan helium. Pusat piringan yang merupakan protomatahari
menjadi sangat panas, sedangkan protoplanet menjadi dingin. Unsur ringan
tersebut menguap dan malia menggumpal menjadi planet – planet.
Teori Whipple oleh seorang ahli astronom Amerika Fred L.Whipple,
mengemukakan pada mulanya tata surya terdiri dari gas dan kabut debu kosmis
yang berotasi membentuk semacam piringan. Debu dan gas yang berotasi
menyebabkan terjadinya pemekatan massa dan akhirnya menggumpal menjadi
padat, sedangkan kabutnya hilang menguap ke angkasa. Gumpalan yang padat
saling bertabrakan dan kemudian membentuk planet – planet.
Secara umum yang paling populer sampai sekarang adalah Teori Big Bang
dan banyak diikuti oleh para ilmuwan walaupun terkadang masih terdapat
beberapa perbedaan.
2.5 Penelitian yang Relevan
Mardianingrum. Penerapan metode demonstrasi untuk meningkatkan
hasil belajar matematika pada siswa kelas IV SDN Purwantoro 8 Malang.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : mendeskripsikan
penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas
IV, mendeskripsikan peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas IV,
mendeskripsikan peningkatan keaktivan siswa kelas IV saat berlangsungnya
pembelajaran matematika menggunakan matode demonstrasi pada siswa kelas IV
SDN Purwantoro 8. Hasil penelitian menunjukkan : (a) Pelaksanaan pembelajaran
demonstrasi pada siklus I masih banyak kekurangan, yaitu ada beberapa siswa
yang belum paham cara kerja metode demonstrasi menggunakan media wayangwayangan. (b) Metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman siswa
terhadap konsep operasi hitung bilangan bulat dari skor rata-rata prates 58,89
menjadi 67,14 pada siklus I dan pada siklus II menjadi 80,28; (c) Metode
pembelajaran demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan, siswa dalam belajar.
Mamah Suryato Meningkatkan Pemahaman Matematika Tentang
Perkalian Dan Pembagian Melaui Metode Demontrasipada Siswa Kelas Iima
Sd N I Curug Agung Kecamatan Padalarangkabu Kabupaten Bandung
Barat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK).
Langkah PTK ini meliputi 2 siklus, masing-masing siklus dilaksanakan dalam 3
hari dan 2 hari. Siklus tindakan pembelajaran dihentikan jika telah mencapai
kriteria ketuntasan sebesar 75% dari jumlah keseluruhan subyek penelitian dengan
rata-rata skor minimal 75. Subyek penelitian adalah Sd N I Curug Agung
Kecamatan Padalarangkabu Kabupaten Bandung Barat yang berjumlah 36 anak.
Pada penelitian ini menggunakan alat pengumpulan data berupa : lembar
Observasi ( pengamatan ) untuk mengamati kegiatan siswa, catatan lapangan,
LKS, studi dokumentasi dengan hasil tes dan foto-foto pada saat pembelajaran,
serta lembar evaluasi.
Peningkatan Hasil Belajar Fisika Melalui Metode Demonstrasi Pada
Siswa kelas XI SMA Negeri 2 Maros oleh Ramlan, penelitian ini adalah untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dengan melalui penerapan metode demonstrasi.
yang menjadi perbedaan antara penelitian yang saya teliti dengan
penelitian oleh Ramlan adalah mata pelajaran yang diteliti, serta tempat
pelaksanaan penelitian. Dimana saya melakukan penelitian di SMA Negeri 4 Kota
Gorontalo pada kelas X3 Gorontalo pada mata pelajaran geografi, sedangkan oleh
Ramlan dilaksanakan di SMA Negeri 2 Maros di kelas XI.
2.6 Hipotesis Tindakan
Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: Jika
dalam proses pembelajaran diterapkan metode demonstrasi berbasis teknologi,
maka hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi materi Sejarah
Pembentukan Bumi di kelas X3 SMA Negeri 4 Gorontalo akan meningkat.
2.7 Indikator Kinerja
Indikator kinerja keberhasilan penelitian tindakan ini adalah:
1. Minimal 85% hasil pengamatan kegiatan guru dan siswa memperoleh kategori
baik dan sangat baik.
2. Minimal 75% siswa yang dikenai tindakan memperoleh nilai 75 atau daya
serap sebesar 75%.
Download