CHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Humanities English Department Strata 1 Program 2013 AN ANALYSIS OF DISSOCIATIVE IDENTITY DISORDER OF THE MAIN CHARACTER IN FIGHT CLUB THE MOVIE Priskila Theodora 1301068302 Pada bab ini, penulis akan memaparkan keseluruhan ringkasan setiap bab. Bab pertama mengemukakan latar belakang penulis untuk melakukan penelitian terhadap pemeran utama dalam film yang berjudul Fight Club. Penulis tertarik pada dinamika yang terjadi dalam kehidupan manusia dimana manusia yang diperlengkapi sebagai makhluk yang luar biasa, pada kenyataannya justru menghadapi pergumulan yang terberat yang datang dari dalam dirinya dan pikirannya sendiri. Pada bab pertama, penulis juga menjelaskan tentang penyakit jiwa yang disebut kepribadian ganda, bagaimana masyarakat mempunyai kesadaran yang kurang akan gangguan mental dibandingkan penyakit fisik. Penulis memaparkan bahwa pada gangguan mental ini, seseorang dapat mempunyai dua kepribadian atau lebih. Bab ini juga menjelaskan rumusan masalah dari penelitian ini, yaitu mengetahui mekanisme struktur pikiran dari pemeran utama menurut teori psikoanalisis dan mengetahui 73 74 bagaimana pemeran utama mengalami gangguan mental kepribadian ganda. Penulis juga menyampaikan tujuan dan fungsi dari penelitian ini. Ruang lingkup dari penelitian ini adalah teori psikoanalisis dan kepribadian ganda, sedangkan batasan penelitian adalah film Fight club. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mekanisme struktur pikiran dari pemeran utama dan mengetahui gangguan mental kepribadian ganda yang dialami oleh pemeran utama, sedangkan fungsi dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan tentang gangguan mental kepribadian ganda dan mengetahui mekanisme struktur pikiran manusia menurut teori psikoanalisis yang dapat berguna bagi masyarakat awam. Penulis juga menyertakan metode penelitian, proses penelitian yang dimulai dari metode penelitian yaitu penelitian perpustakaan, media dari penelitian yaitu film Fight Club, proses pengumpulan data dan proses analisa data serta kesimpulan akhir. Pada bab kedua penulis memaparkan teori yang akan dipakai untuk menganalisa masalah-masalah yang terdapat dalam penelitian. Penulis menggunakan teori psikoanalisa yang terdiri dari struktur pikiran: id, ego dan superego, mekanisme pertahanan diri manusia yang berhubungan dengan analisa yaitu: sublimasi, penyangkalan, represi, dan formasi reaksi, teori sadisme, masokisme dan sadomasokisme, teori mimpi dari Sigmund Freud, dan terakhir adalah teori kepribadian ganda. Pada bab ketiga penulis memaparkan analisa terhadap pemeran utama. Penulis memaparkan analisa id, ego dan superego dari pemeran utama. Jack; mewakili ego, sedangkan Tyler; kepribadian lain dari pemeran utama mewakili id. Superego dari pemeran utama berfungsi dengan baik sampai pemeran utama mengalami gangguan mental kepribadian ganda, sejak kehadiran Tyler, id dari pemeran utama menjadi lebih kuat dari ego dan superego. Pada mekanisme 75 pertahanan diri, pemeran utama menggunakan sublimasi untuk mengalihkan kecemasannya pada koleksi furniture. Jika pemeran utama marah atau merasa depresi, dia akan mengalihkannya dengan membersihkan furniture yang dia koleksi. Pemeran utama menggunakan represi untuk menekan kenyataan yang tidak dapat dia terima. Dia merepresi perasaan terluka yang dia alami akibat kepergian ayahnya yang meninggalkannya untuk mencari istri baru pada waktu ia masih kecil, pemeran utama juga merepresi perasaa benci pada bos nya yang selalu memerintah nya, pemeran utama juga melakukan represi terhadap perasaan suka nya terhadap Marla. Pemeran utama melakukan penyangkalan terhadap rasa sukanya untuk Marla. Ketika kepribadian nya yang lain bertanya apakah dia menyukai Marla, dia menolak dan mengatakan bahwa dia tidak menyukai Marla. Pemeran utama juga melakukan formasi reaksi, yaitu melakukan reaksi yang berlawanan dengan apa yang dia rasakan. Meskipun pemeran utama menyukai Marla, namun dia bertindak sebaliknya, dia menunjukan rasa bencinya kepada Marla. Pemeran utama juga mempunyai kecenderungan sadisme dan masokisme. Jack; kepribadian utama, berperan sebagai masokis, sedangkan tyler, kepribadian yang lain, berperan sebagai sadis. Fakta bahwa mereka berdua adalah orang yang sama menjadikan mereka sadomasokis. Pada gangguan mental kepribadian ganda, penulis memaparkan gejalagejala yang dialami oleh pemeran utama yaitu mengalami amnesia, merasakan kehilangan waktu, pemeran utama dipanggil dengan nama yang berbeda oleh orangorang disekelilingnya, dapat melakukan keahlian yang sebelumnya belum pernah dipelajari akan tetapi terasa familiar, menemukan hal-hal yang tidak dikenal. Penulis juga memaparkan kepribadian yang dimiliki oleh pemeran utama baik Jack maupun tyler, dan memaparkan alasan dari Jack menciptakan kepribadian lain. 76 Pada bab empat penulis merumuskan kesimpulan dari penelitian beserta saran. Penulis memaparkan mekanisme pikiran dari karakter utama. Jack merasa tidak puas akan dirinya, dia merasakan hidup yang monoton, membosankan dan membutuhkan kebebasan. Jack berhasil mengendalikan ego nya dengan baik dan mengalihkan hasrat-hasrat nya ke cara yang lebih dterima oleh masyarkat, yaitu dengan menngoleksi perabotan rumah tangga dan pergi ke pertemuan-pertemuan sponsor bagi penderita penyakit yang parah. Jack sampai pada satu titik dimana ia menuruti id nya. Dia mencari jalan keluar dari kehidupan nya yang terasa monoton dan depresi yang dialaminya dengan menciptakan kepribadian lain untuk memenuhi segala yang dia inginkan, hasrat-hasrat yang dia ingini akan tetapi tidak dapat Jack lakukan. Karena itu lahirlah Tyler. Tyler adalah perwakilan dari id Jack. Tyler adalah seorang yang narsis, liar dan suka memberontak. Tyler melakukan banyak kekerasana dan merubah Jack dengan pengaruhnya. Jack tidak mengetahui bahwa ia menderita gangguan kepribadian ganda. Ada beberapa mekanisme pertahanan yang Jack gunakan untuk mengatasi kecemasannya. Jack menggunakan sublimasi untuk mengalihkan kemrahan dan depresinya ke dalam cara yang lebih diterima oleh masyarakat. Dia mengoleksi perabotan rumah tangga untuk mengalihkan kemarahan dan rasa depresinya. Jack juga menggunakan represi pada boss, Marla dan ayahnya. Jack menggunakan penyangkalan sebagai mekanisme pertahanannya. Ketika Tyler bertanya apakah jack menyukai Marla atau tidak, Jack segera menjawab tidak. Jack menggunakan reaksi formasi untuk mengubah rasa suka nya pada Marla ke dalam bentuk sikap yang berlawanan dari rasa sukanya. 77 Tyler dan Jack mempunyai hubungan sadomasochisme. Jack adalah seorang yang mempunyai kecenderungan masochisme, sedangkan Tyler sadisme. Fakta bahwa keduanya adalah orang yang sama menjadikan Jack memiliki sadomasochism. Tyler dan Jack telah melanggar banyak aturan, sampai pada akhirnya Jack menyadari bahwa Tyler telah bertindak terlalu jauh. Pada awalnya Tyler berhasil memenuhi apa yang Jack inginkan dalam hidupnya, akan tetapi Jack menyadari bahwa Tyler telah bertindak terlalu jauh. Jack menyadari pada tahap ini bahwa ia dan Tyler adalah orang yang sama, bahwa ia memiliki gangguan kepribadian ganda. Dia memutuskan untuk menyingkirkan Tyler dari kehidupannya, dan dalam adegan yang mewakili pembicaraan Tyler dan Jack, Jack berhasil memusnahkan Tyler. Ia memilih superego nya dan melakukan hal yang benar. Jack memiliki gangguan kepribadian ganda. Dia menciptakan kepribadian lain bernama Tyler Durden. Jack tidak ingin melanggar aturan meskipun ia dipenuhi olehdorongan-dorongan alam bawah sadarnya. Jack merepresi dorongan-dorongan alam bawah sadarnya atau meyalurkan nya ke dalam cara yang lebih diterima masyarakat. Tyler kepribadian lain dari Jack berlaku sebaliknya. Tyler selalu melanggar aturan, hidup dengan bebas, liar, suka akan kekerasan, dan cenderung berhati dingin. Alasan mengapa Jack menciptakan Tyler adalah Jack ingin merubah hidupnya akan tetapi dia tidak bisa melakukannya sendiri, karena itu ina menciptakan kepribadian lain untuk membantu mrngubah hidupnya sesuai dengan yang dia inginkan. Penulis memberikan beberapa saran yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. Pertama, penulis menyarankan agar orang-orang melakukan penelitian terhadap film Fight Club. Pada film ini, banyak topik menarik yang dapat dijadikan 78 bahan penelitian. Plot yang dimulai dari akhir cerita dan berbalik ke awal, adalah bahan yang menarik untuk diteliti. Hubungan yang terjalin antara tiap pemeran film juga menarik untuk diteliti karena adanya gangguan kepribadian ganda yang dimiliki oleh pemeran utama. Keseluruhan tema juga menarik untuk diteliti karena berhubungan dengan psikologi. Masyarakat cenderung memiliki ketertarikan akan penelitian tentang manusia dengan konflik yang terjadi. Kedua, penulis ingin menyarankan agar orang-orang dapat meneliti tentang gangguan kepribadian ganda. Penelitian tentang gangguan kepribadian ganda sangat menarik. Orang-orang dapat melihat sisi yang berbeda dari manusia, bagaimana manusia dapat menciptakan kepribadian lain untuk memenuhi kepuasan dalam dirinya. Setiap manusia memiliki alasan yang berbeda. Dengan melakukan penelitian pada topik ini, kita dapat mengetahui alasan dari setiap orang yang menciptakan kepribadian lain. Teori gangguan kepribadian ganda akan dipadukan dengan teori psikoanalisis untuk mengungkapkan struktur pikiran, keinginan dan hasrat yang terpendam, hal-hal yang taraumatis, dan konflik akan dapat membantu penelitian.