1 PENGGUNAAN TEKNIK ROLE PLAYING UNTUK

advertisement
Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000
PENGGUNAAN TEKNIK ROLE PLAYING UNTUK MENGURANGI PERILAKU
BULLYING SISWA KELAS XII MIA SMA NEGERI 5 PALU
Rizki Prihatin1
Abd. Munir
Nurwahyuni
ABSTRAK
Kata Kunci : perilaku bullying, teknik role playing
Tujuan penelitan ini adalah untuk mengurangi perilaku bullying siswa dengan
menggunakan teknik role playing. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan
(action research) bimbingan dan konseling. Metode pengumpulan data yang digunakan
adalah observasi proses dan observasi hasil. Subjek penelitian yaitu MF, LA, HI, TA, dan
MA yang mempunyai masalah perilaku bullying. Hasil penelitian menunjukkan data pra
tindakan frekuensi peilaku bullying siswa MF sebanyak 13 kali, LA sebanyak 12 kali, HI
sebanyak 11 kali, TA sebanyak 12 kali, dan MA sebanyak 11 kali. 2 minggu setelah
pemberian tindakan siklus I siswa MF mengalami pengurangan frekuensi perilaku bullying
36,37%, frekuensi perilaku siswa LA mengalami pengurangan sebanyak 33,33, frekuensi
perilaku bullying siswa HI mengalami pengurangan sebanyak 36,36%, frekuensi perilaku
bullying siswa TA mengalami pengurangan sebanyak 25%, dan pada siswa MA frekuensi
perilaku bullying nya mengalami pengurangan sebanyak 27,27%. Pada siklus II
pengurangan frekuensi perilau bullying siswa MF mencapai 55,55%, pengurangan frekuensi
perilaku bullying siswa LA mencapai 37,55%, pengurangan frekuensi perilaku bullying
siswa HI mencapai 42,86%, pengurangan frekuensi perilaku bullying siswa TA mencapai
44,44%, dan pada siswa MA pengurangan frekuensi perilaku bullying nya mencapai 37,5%.
Hal tersebut menunjukkan bahwa teknik role playing efektif untuk megurangi perilaku
bullying siswa.
1
Program Studi Bimbingan dan Konseling, Kampus FKIP Untad Bumi Tadulako Tondo
1
Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000
PENDAHULUAN
Bimbingan dan konseling adalah upaya untuk membantu perkembangan aspek dari
anak didik seperti intelektual, moral, sosial, dan emosional menjadi optimal, harmonis dan
wajar. Keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa dapat dilihat dari
perubahan tingkah laku atau sikap siswa yang telah mendapat pelayanan, seperti sikap siswa
yang dapat merugikan siswa lain dalam hal ini adalah prilaku Bullying.
Bullying merupakan masalah internasional, terjadi kesamaan permasalahan di tiaptiap negara. Setiap institusi pendidikan harus mengetahui keberadaan dan dampak bullying
serta berusaha mencegah hal tersebut terjadi. Apabila kejadian bullying di diamkan atau
masih terjadi, siswa akan rentan mengalami pelecehan-pelecehan atau tindakan kekerasan
dan akibatnya secara psikologis siswa dapat mengalami stress dan menderita seumur
hidupnya.
Kekerasan yang dialami siswa di sekolah akan menimbulkan beberapa efek negatif,
seperti meningkatnya tingkat depresi, penurunan nilai-nilai akademik, bahkan dapat
berhujung dengan tindakan bunuh diri. Lebih mengkhawatirkan lagi, seorang anak (pelaku)
bullying lebih berpotensi untuk tumbuh sebagai pelaku kriminal dibanding yang tidak
melakukan bullying. Sejumlah fakta empiris mengenai fenomena bullying di sekolah terkait
dengan masalah psikologis, mengisyaratkan perlunya bentuk penanganan yang nyata
terhadap para pelaku bullying. Bullying merupakan permasalahan yang terjadi dalam
lingkungan sosial secara keseluruhan. Para remaja rentan untuk terlibat dalam situasi
bullying.
Fonomena siswa yang mendapatkan perilaku bullying dari pelaku bullying yang
merasa dirinya lebih kuat masih menjadi pemandangan yang umum di dalam dunia
pendidikan maupun non-pendidikan seperti halnya yang terjadi di sekolah SMA Negeri 5
Palu.
Berdasarkan hasil observasi selama melakukan PPLT di SMA Negeri 5 Palu bahwa
di sekolah tersebut masih banyak siswa yang mendapatkan perilaku bullying dari siswa
lainnya. Permasalahan perilaku bullying yang dialami oleh beberapa siswa tersebut, tidak
dapat dibiarkan berlarut-larut, karena dikhawatirkan akan berdampak pada psikis siswa
yang menjadi pelaku bully maupun yang menjadi korban bully. Upaya pemberian
bimbingan dirasakan perlu dilakukan guna mengatasi perilaku bullying yang diterima oleh
beberapa siswa dari siswa yang lain yang menganggap diri mereka lebih kuat, dan
membantu para siswa pelaku bullying untuk mengurangi perilaku bullying. Beberapa
2
Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000
tindakan dalam bimbingan dan konseling dapat dilakukan guna mengentaskan
permasalahan prilaku bullying pada siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana perubahan perilaku bullying
dengan menggunakan teknik role playing untuk mengurangi perilaku bullying siswa kelas
XII MIA SMA Negeri 5 Palu. Sebagai salah satu bentuk penanganan, penggunaan teknik
role playing diharapkan dapat mengurangi perilaku bullying siswa kelas XII MIA SMA
Negeri 5 Palu. Selain itu dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, bahwa untuk
penanganan kasus bullying tindakan yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun wali
kelas selama ini hanya memberikan arahan kepada siswa yang menjadi pelaku bully dan ada
pula yang memang mengharuskan guru bimbingan dan konseling melakukan tindakan atau
memberikan layanan konseling individual , namun tindakan yang telah dilakukan oleh guru
pembimbing maupun wali kelas tidaklah membuat para pelaku bully jera, hal ini terlihat
dari tindakan para pelaku yang masih melakukan tindakan bully.
Peniliti berharap dengan teknik role playing ini siswa dapat mengurangi perilaku
bullying yang dia lakukan.
Melalui teknik role playing siswa pelaku bullying diajari
beberapa keterampilan dalam bermain peran untuk meningkatkan beberapa aspek meliputi
aspek empati, keterampilan interpersonal, kemampuan pengendalian diri serta sikap
bertanggung jawab, dengan demikian hal tersebut diharapkan dapat berpengaruh terhadap
menurunnya gejala perilaku bullying yang ada dalam diri siswa dan secara tidak langsung
dapat membantu siswa yang menerima prilaku bullying agar tidak mendapatkan perilaku
bullying lagi dari teman-temannya. Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai penggunaan teknik role playing untuk mengurangi perilaku
bullying pada siswa kelas XII MIA SMA Negeri 5 Palu.
Role Playing
Oemar Hamalik (2001:214) menyatakan bahwa “bermain peran (role playing)
memungkinkan para siswa mengidentifikasi situasi-situasi dunia nyata dan dengan ide-ide
orang lain. Identifikasi tersebut mungkin cara untuk mengubah prilaku dan sikap
sebagaimana siswa menerima karakter orang lain. dengan cara ini, anak-anak dilengkapi
dengan cara yang aman dan kontrol untuk meneliti dan mempertunjukkan masalah-masalah
diantara kelompok/individu-individu.
Hamzah (2007:28) menyatakan bahwa “ melalui permainan peran siswa dapat
meningkatkan kemampuan untuk mengenal perasaannya sendiri dan perasaan orang lain.
Mereka memperoleh cara berperilaku baru untuk mengatasi masalah seperti dalam
permainan perannya dan dapat keterampilan dalam memecahkan masalah”.
3
Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000
Roestyah (2008:90) menyatakan bahwa “ teknik role playing ialah dimana siswa
dapat mendramatisasikan tingkah laku, ungkapan gerak-gerik wajah seseorang dalam
hubungan sosial antar manusia atau dimana siswa bisa berperan, memainkan peranan dalam
dramatisasi masalah sosial atau psikologis”.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulakan bahwa role playing adalah di mana
siswa dapat bermain peran dalam dramatisasi sosial atau psikologis, siswa juga dapat
meningkatkan kemampuan untuk mengenal perasaannya sendiri dan perasaan orang lain,
serta melalui role playing memungkinkan para siswa untuk mengidentifikasi situasi-situasi
dunia nyata dengan ide-ide orang lain. Maka dapat disimpulkan bahwa teknik bermain
peran (role playing) dalam penelitian yaitu usaha membantu siswa untuk memecahkan
masalah melalui peragaan yang tentunya dilakukan oleh siswa dengan panduan dari peneliti
dan guru BK.
Perilaku Bullying
Coloroso Barbara (2007:92) menyatakan bahwa “Bullying merupakan aktivitas
sadar, disengaja, dan bertujuan untuk melukai, menanamkan ketakutan melalui ancaman
agresi lebih lanjut, dan menciptakan teror yang didasari oleh ketidak seimbangan kekuatan,
niat untuk mencederai, ancaman agresi lebih, teror yang dapat terjadi jika penindasan
peningkatan tanpa henti”.
Yayasan Jiwa (2008:25) menyatakan bahwa “Bullying dapat dilakukan secara fisik
(menampar, menimpuk, menjesal, memalak, melempar dengan barang, dan sebagainya),
verbal (memaki, menghina, menjuluki, meneriaki, mempermalukan di depan umum,
menebar gosip, menfitnah, dan sebagainya), dan psikologis (memandang sinis, mengancam,
mempermalukan, mengucilkan, mencibir, mendiamkan, dan sebagainya)”.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK),
penelitian tindakan merupakan salah satu strategi yang memanfaatkan tindakan nyata dan
proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi, memecahkan masalah. Dalam
prakteknya, penelitian menggabungkan rangkaian tindakan dengan menggunakan prosedur
penelitian. Inilah sebabnya penelitian tindakan dikatakan sebagai upaya memecahkan
masalah
sekaligus
mencari
dukungan
ilmiah.
Pihak
yang
terlibat
dalam
pembelajaran/layanan (guru BK, instruktur peneliti atau kepala sekolah) mencoba dengan
standar dengan merumuskan suatu tindakan yang dianggap dapat tepat memecahkan
masalah atau memperbaiki situasi dalam kelas.
4
Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000
Pelaksanaan ini dilakukan dengan 2 siklus. Menurut Kemmis dan McTaggar (dalam
Hidayat, Dede R & Badrujman Aip, 2011:12) penelitian tindakan pada hakekatnya setiap
siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Dengan demikian pengertian siklus pada penelitian tindakan adalah suatu putaran kegiatan
yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Secara jelas langkahlangkah tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 5 Palu dengan sasaran penelitian kelas
XII MIA dan dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2015.
Adapun rincian kegiatan penelitian tersebut adalah persiapan penelitian, koordinasi
persiapan tindakan, pelaksanaan (perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi),
penyusunan penelitian, penyempurnaan laporan berdasarkan masukan dalam seminar.
Fokus penelitian adalah pembatasan masalah apa yang akan diteliti pada subjek yang
dipilih. Menurut Sugiyono (2008: 207) “fokus penelitian adalah batasan masalah”. Sesuai
dengan tujuan penelitian ini, fokus penelitiannya adalah masalah perilaku bullying dan juga
pemberian alternatif pengentasan masalahnya melalui teknik role playing.
Kasus yang diperoleh dalam penelitian ini adalah masalah perilaku bullying siswa
terhadap siswa yang lain. Subjek penelitian dalam penanganan kasus ini yaitu terdiri 5
orang yang melakukan tindakan bully. Pengambilan subjek penelitian ini didasarkan atas
rekomendasi guru bimbingan dan konseling sekolah, pengamatan peneliti selama
melakukan PPLT di sekolah tersebut, serta laporan dari beberapa siswa lain.
Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain observasi proses yaitu kondisi
di mana peneliti tidak ikut serta dalam aktivitas proses layanan yang dilakukan, karena
dalam kegiatan layanan peran peneliti hanyalah sebagai observer yang membantu guru
bimbingan dan konseling sebagai pelaksana layanan dalam mengobservasi proses
pelaksanaan layanan, dan observasi hasil yaitu observasi yang dilakukan oleh beberapa
siswa tersebut bertujuan untuk mengamati perilaku keseharian para pelaku bullying tanpa
sepengetahuan mereka.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah penyajian data hasil role playing sebagai hasil pra tindakan, tindakan siklus
I dan II dalam mengurangi perilaku bullying siswa, maka permasalahan penelitian dapat
dibahas lebih jauh sekaligus membuktikan hipotesis tindakan. Adapun permasalahan yang
perlu dibahas adalah : apakah teknik role playing dapat mengurangi perilaku bullying
siswa? Permasalahan ini sebenarnya sudah diberikan jawaban dalam bentuk hipotesis
5
Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000
tindakan sebagai berikut : “penggunaan teknik role playing dapat mengurangi perilaku
bullying siswa”. Oleh karena itu, pertama-tama yang perlu dijawab dan dibahas adalah
apakah benar melalui teknik role playing dapat mengurangi perilaku bullying siswa dan
merubah perilaku kearah perilaku yang baik ?. Berdasarkan data yang berhasil disajikan
pada bagian terdahulu sebenarnya secara tegas dapat dinyatakan bahwa perilaku bullying
dengan menggunakan teknik role playing terbukti dapat mengurangi perilaku bullying
siswa. Hal tersebut dibuktikan dari kegiatan pra tindakan dan hasil pengamatan pada
kegiatan siklus I dan II.
Pra Tindakan
Sebelum proses role playing siklus I peneliti melakukan pra tindakan (observasi
awal) yang bertujuan untuk mengetahui perbandingan sebelum dan sesudah diberikan
tindakan. Observasi awal (pra tindakan) dilakukan dengan mengumpulkan data frekuensi
perilaku bullying
siswa yang dikumpulkan dalam kurung waktu satu minggu dengan
menggunakan lembar observasi yang diisi oleh siswa (bukan subjek penelitian) sebelum
diberikan tindakan, observasi awal menunjukkan tingginya frekuensi membolos bullying
dari masing-masing siswa.
Hasil Tindakan Siklus I
Setelah dilaksanakan tindakan siklus I, terjadi pengurangan frekuensi bullying siswa
. Penunjang keberhasilan kegiatan dengan teknik role playing adalah keterlibatan guru BK
selaku pelaksana kegiatan dan siswa yang secara aktif mengikuti kegiatan dengan teknik
role playing. Teknik role playing membantu anak menemukan makna dari lingkungan
sosial yang bermanfaat bagi dirinya dan belajar memecahkan masalah pribadi yang sedang
dihadapi dengan bantuan kelompok sosial selain itu teknik role playing memberikan
peluang kepada anak untuk bekerja sama dalam menganalisis situasi sosial terutama
mengenai hubunga antar pribadi. Oleh sebab itu peneliti memilih teknik role playing untuk
mengurangi perilaku bullying siswa dengan mengajarkan para siswa untuk belajar bekerja
sama dengan lingkungan sosialnya terutama mengenai hubungan antar pribadi. Hal ini
sesuai pendapat Hamzah (2007:28) menyatakan bahwa “ melalui permainan peran siswa
dapat meningkatkan kemampuan untuk mengenal perasaannya sendiri dan perasaan orang
lain. Mereka memperoleh cara berperilaku baru untuk mengatasi masalah seperti dalam
permainan perannya dan dapat keterampilan dalam memecahkan masalah”..
Hasil Tindakan Siklus II
Setelah melakukan perbaikan terhadap kekurangan yang terjadi dalam pelaksanaan
tindakan siklus I, maka kegiatan tindakan siklus II terjadi pengurangan perilaku bullying
6
Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000
siswa yang lebih signifikan. Hal ini terjadi karena adanya penekanan yang diberikan oleh
guru BK berupa motivasi agar para siswa mengikuti kegiatan secara total dan aktif agar
hasil yang dicapai lebih optimal.
Penurunan perilaku bullying terlihat dari perbandingan frekuensi perilaku bullying
siswa. Dapat diketahui bahwa perilaku bullying siswa yang sebelumnya pada siklus I sudah
mengalami pengurangan jika dibandingkan dengan frekuensi perilaku bullying siswa pada
pra tindakan kembali mengalami pengurangan yang jauh lebih signifikan pada siklus II. Ini
berarti penggunaan teknik role playing efektif untuk mengurangi perilaku bullying siswa.
Penelitian yang telah dilaksanakan selama dua siklus di SMA Negeri 5 Palu tahun
ajaran 2015/2016 dengan tujuan untuk mengurangi perilaku bullying
siswa, diketahui
adanya pengurangan perilaku bullying ke lima siswa yang menjadi subjek penelitian dengan
menggunakan teknik role playing. Hal ini membuktikan bahwa penelitian ini berhasil dan
sejalan dengan penelitian yang sebelumnya telah dilakukan oleh beberapa peneliti dengan
membahas permasalahan yang sama yaitu bullying dan dengan menggunakanan teknik yang
sama yaitu teknik role playing. Salah satu penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
adalah penelitian yang dilakukan oleh Ni Kadek Maepinn, Ni Ketut Suarni, dan Mudjijono,
dengan judul penelitian “Penerapan Analisis Transaksional dengan Teknik Role Playing
untuk Memanimalisasi Perilaku Bullying Terdap Siswa Kelas VIII B6 di SMP Negeri
Singaraja Tahun Pelajaran 2012/2013”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan
konseling analisis transaksional dengan teknik role playing efektif untuk meminimalisasi
perilaku bullying siswa.
Berdasarkan pemaparan tentang keberhasilan teknik role playing dalam mengatasi
perilaku bullying di atas, peneliti menyimpulakn bahwa teknik role playing efektif dalam
mengurangi perilaku bullying siswa, dan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan
untuk guru BK dalam mengatai permasalahn bullying siswa yang terjadi di sekolah.
PENUTUP
Kesimpulan
Atas dasar pembahasan hasil penulisan seperti terurai sebelumnya, dapat ditarik
kesimpulan bahwa :
Tindakan siklus I menunjukkan bahwa pengurangan frekuensi perilaku bullying
siswa cukup tinggi yaitu siswa MF mengalami pengurangan frekuensi perilaku bullying
36,37%, frekuensi perilaku siswa LA mengalami pengurangan sebanyak 33,33, frekuensi
perilaku bullying siswa HI mengalami pengurangan sebanyak 36,36%, frekuensi perilaku
7
Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000
bullying siswa TA mengalami pengurangan sebanyak 25%, dan pada siswa MA frekuensi
perilaku bullying nya mengalami pengurangan sebanyak 27,27%.
Setelah diberikan tindakan siklus II pengurangan frekuensi perilaku bullying siswa
lebih signifikan dibandingkan pada siklus I, yaitu pengurangan frekuensi perilau bullying
siswa MF mencapai 69,23%, pengurangan frekuensi perilaku bullying siswa LA mencapai
58,33%, pengurangan frekuensi perilaku bullying siswa HI mencapai 63,64%, pengurangan
frekuensi perilaku bullying siswa TA mencapai 58,33%, dan pada siswa MA pengurangan
frekuensi perilaku bullying nya mencapai 54,55%.
Teknik role playing dapat mengurangi perilaku bullying siswa yakni mengejek,
menyindir siswa yang lain.
Saran
Kepada Guru Bimbingan dan Konseling di sekolah diharapkan ketika ada siswa
yang mengalami perilaku bullying agar ditangani dengan menggunakan teknik role playing.
Kepada siswa yang sudah mengikuti kegiatan role playing diharapkan tidak melakukan
perilaku bullying lagi. Kepada Kepala sekolah agar menfasilitasi Guru Bimbingan dan
Konseling di sekolah terutama pada pelaksanaan role playing karena teknik role playing
merupakan salah satu teknik dalam layanan bimbingan dan konseling yang efektif dalam
mengatasi perilaku bullying siswa.
Mengingat pelaksanaan penelitian ini baru berjalan 2 siklus, maka peneliti lain
diharapkan dapat melanjutkan untuk mendapatkan temuan yang lebih signifikan. Peneliti
selanjutnya dapat mencoba teknik lain yang terdapat dalam layanan bimbingan dan
konseling dalam mengurangi atau bahkan mengatasi perilaku bullying siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Teks Umum
Bungin, Burhan. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Coloroso, Barbara. (2007). Stob Bullying : Memutuskan Rantai Kekerasan Anak dari
Persekolahan Hingga SMU. Jakarta : PT Serambi Ilmu Semesta.
Hamalik Oemar (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hamzah. (2007). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif
dan Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Prayitno dan Emti E (2009). Dasar – dasar bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
8
Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000
Roestyah. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Rineka Cipta
Sugiyono. (2008). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kualitatif, kuantitatif dan
Research &Development). Bandung: CV Afabeta.
Sukardi, D.K dan Kusmawati, D.P.E.N. (2008). Proses Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Suryabrata, S.(2005). Metodologi Penelitian .jakarta: PT Raja Grafinde Persada.
Yayasan Semai Jiwa Amini. (2008). Bullying : Mengatasi Kekerasan Disekolah dan
Lingkungan Sekitar Anak. Jakarta: Grasindo
Buku Metodologi Penelitian
Hidayat, Dede. R dan Badrujaman Aip. 2011. Penelitian Tindakan dalam Bimbingan
Konseling. Jakarta: PT Indeks
Ridwan. (2012) Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling.Lombok Timur : Alfabeta.
Tadjri, Imam. (2014). Penelitian Tindakan Bimbingan & Konseling: Latihan dan Praktik
Penyusunan Proposal. Semarang: CV Swadaya Manungal
Thalib. M. Mansyur. (2009). Statistik Pendidikan. Palu, Tadulako University Press.
Internet dan Lainnya
Amalia, Dina. (2010). “ Hubungan Persepsi tentang Bullying dengan Intens Melakukan
Bullying Siswa SMA negeri 82 Jakarta” [online]. https://www.google.co.id/search.
[diakses 27 November 2014]
Amirassa.
(2013).
Pengertian
Perilaku.
[Online].
http://amirassabou.blogspot.com. [diakses 27 November 2014]
Tersedia:
Bangun,Sardiana Br. ( 2013 ). “Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok
Teknik Role Playing dalam Mengurangi Perilaku Bullying di SMP Negeri 2
Barastagi
Tahun
Ajaran
2013/2014”.
[online].
Tersedia:
http://digilib.unimed.ac.id/html. [diakses 27 November 2014]
Flora, Robiah. (2014). “Mengurangi Perilaku Bullying Kelas x-4 Melalui Pemberian
Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing di SMA Negeri 12 Medan
Tahun Ajaran 2012/2013”. [online]. Tersedia: http://www.google.co.id/search.
[diakses 29 November 2014]
Lahitani, M.S.(2012). Bermain Peran. [Online]. Tersedia:http://catatannyasulung.
blogspot.com/2012/11/bermain-peran.html. [29 November 2014].
Maepin,dkk. 2013. “Penerapan konseling Analisis Transaksional dengan Teknik Role
Playing untuk Meminimalisasi Perilaku Bullying terhadap Siswa kelas VIII B6 di
SMP Negeri 6 Singaraja tahun Pelajaran 2012/2013”. [online]. Tersedia:
https://www.google.co.id. [diakses 27 November 2014]
9
Jurnal Konseling & Psikoedukasi
Juni 2016, Vol. 1, No. 1
ISSN: 2502 - 4000
Murni, T.S. (2012) “Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk
Menangani Perilaku Bullying : Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah
Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung”. [online]. Tersedia:
https://www.google.co.id/search. [diakses 25 November 2014]
Sukarto. (2007). “Metode Pembelajaran Role Playing” [online]. Tersedia:
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2101737-metode-pembelajaranrole-playing/. [diakses 25 November 2014].
10
Download