BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH Untuk mengidentifikasi masalah yang dialami keluarga dampingan, yaitu keluarga Ibu Ni Wayan Sumarsi, dilakukan beberapa kali kunjungan ke kediaman keluarga dampingan. Selama kunjungan tersebut, dilakukan pendekatan secara kekeluargaan yaitu dengan melakukan obrolan-obrolan ringan dengan keluarga Ibu Ni Wayan Sumarsi mengenai program KKN terutama program KK dampingan, masalah kesehatan yang dialami, masalah perekonomian, cara pengoptimalkan sumber ekonomi serta mengamati suasana tempat tinggal Ibu Ni Wayan Sumarsi. 2.1 Permasalahan Keluarga Keluarga Ni Wayan Sumarsi merupakan salah satu keluarga yang kurang mampu di Dusun Sekardadi. Kondisi perekonomian keluarga ini dapat dikatakan kurang karena penghasilan yang diperoleh setiap harinya dari pekerjaan sebagai buruh dan petani kebun hanya dapat memenuhi kebutuhan makan. Penghasilan perhari yang tidak menentu menyebabkan keluarga Ni Wayan Sumarsi harus mencari sumber lain dari pekerjaan buruh kebun. 2.2 Masalah Prioritas Masalah Prioritas yang benar-benar menjadi masalah utama bagi keluarga Ni Wayan Sumarsi adalah masalah ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Berdasarkan beberapa masalah tersebut, pendamping mengambil semua masalah yang harus dicarikan pemecahannya sehingga dapat membantu dan meningkatkan tingkat kehidupan keluarga yang di dampingi. Masalah yang diutamakan untuk dicarikan pemecahannya adalah masalah kesehatan pada Ibu Ni Wayan Sumarsi yang mengalami nyeri pinggang dan batuk yang terkadang berkepanjangan. 2.2.1 Masalah Kesehatan Keluarga Ibu Ni Wayan Sumarsi biasanya berobat ke puskesmas. Ibu Ni Wayan Sumarsi mengalami batuk-batuk yang hilang timbul sejak kurang lebih 3 tahun yang lalu. Awalnya batukbatuk tersebut muncul tidak sering dan tidak berdahak, kemudian lama-kelamaan semakin bertambah sering yang mengganggu kegiatan sehari-hari Ibu Sumarsi. Melihat dari keadaan lingkungan dapur yang menggunakan kayu bakar, ini merupakan faktor resiko terjadinya batuk 8 yang sudah lama diderita oleh Ibu Sumarsi. Ibu Sumarsi berusaha mengurangi keluhannya saat kambuh dengan beristirahat namun terkadang tidak membaik atau membaik sedikit. Ibu Ni Wayan Sumarsi mengatakan mengalami panas badan yang tidak terlalu tinggi apabila sedang kambuh, tubuhnya terasa meriang dan hilang timbul. Selain hal tersebut nafsu makan pun menurun apabila keluhan tersebut sedang kambuh. Sementara dilihat dari segi lingkungan rumah dan lingkungan kerja dari Keluarga Ibu Ni Wayan Sumarsi, dari kerapian dan kebersihan, lingkungan tidur keluarga Ibu sumarsi masih dikatakan baik dan layak untuk dijadikan tempat tidur. Namun pada lingkungan dapur, dapat dilihat Ibu Ni Wayan Sumarsi dan keluarga masih menggunakan kompor yang berbahan kayu bakar. Ini dikarenkan terbatasnya biaya untuk menggunakan kompor berbahan bakar gas. Selain itu ruangan dapur yang berukuran 3x3 meter tanpa adanya ventilasi yang cukup, menyebabkan sirkulasi asap pembakaran berkumpul di ruangan dapur, dan tidak bisa keluar untuk bertukar dengan udara luar. Penggunaan kompor kayu bakar ini telah dilakukannya sejak dulu saat masih muda sehingga asap pembakaran yang dihasilkan kompor sering terhirup oleh Ibu Ni Wayan Sumarsi dan sekeluarga. 2.2.2 Masalah Ekonomi Perekonomian keluarga Ibu Ni Wayan Sumarsi saat ini masih tergolong kekurangan dalam mencukupi kebutuhan keluarganya. Dengan kondisi Ibu Ni Wayan Sumarsi yang sudah tidak memiliki suami dan hanya mengandalkan anaknya untuk bekerja membuat perekonomian keluarga Ibu Ni Wayan Sumarsi masih mengalami kesulitan. Pekerjaan anaknya sebagai buruh bangunan dan buruh kebun dengan penghasilan pas-pasan, sehingga terasa sulit sekali dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu Ibu Ni Wayan Sumarsi, anak dan menantunya tidak ada pekerjaan sampingan yang bisa dilakukan untuk membantu perekonomian. Hanya mengurusi kebun milik sendiri. Sementara cucunya masih bersekolah di SMP N 6 Kintamani dan belum bisa bekerja. 2.2.3 Masalah Pendidikan Keluarga Ni Wayan Sumarsi memiliki masalah tentang tingkat pendidikan yang rendah. Ibu Ni Wayan Sumarsi yang hanya lulusan SD. Ibu Ni Wayan sumarsi memiliki satu orang cucu yang masih duduk di bangku SMP yang memiliki masalah pada jam belajarnya. Kebiasaan buruk yang kurang disiplin untuk menentukan jadwal belajarnya mempengaruhi pengetahuanya dalam 9 setiap materi pelajaran. Hal ini disebabkan karena kurangnya jam belajar serta latihan – latihan soal yang seharusnya dikerjakan setiap harinya. 10