BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN 1.1 Profil Keluarga Dampingan Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat atau yang biasa disingkat KKN PPM merupakan wujud kerja nyata dari mahasiswa dalam menerapkan segala ilmu dan pengalaman yang sudah didapatkan selama mengenyam pendidikan di bangku perkuliahan dengan tujuan untuk melatih mahasiswa agar bisa hidup dan berbaur di tengah – tengah masyarakat, meningkatkan kepeduliaan mahasiswa serta agar mahasiswa bisa mencari solusi dan bisa membantu masyarakat dalam mengatasi permasalahan yang terjadi. Program KKN PPM ini juga merupakan salah satu dari wujud pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu dalam bidang pengabdian masyarakat. Salah satu program kerja dari KKN PPM Universitas Udayana adalah Program Keluarga Dampingan (KK Dampingan). Dalam pelaksanaan program ini, keluarga dampingan yang akan didampingi oleh mahasiswa adalah keluarga yang tergolong dalam kriteria keluarga prasejahtera atau keluarga kurang sejahtera. Setiap mahasiswa diwajibkan untuk menjadi pendamping dari satu keluarga dan mahasiswa tersebut akan bertugas untuk mendampingi keluarga dampingan selama 5 minggu. Selama pelaksanaan program pendampingan keluarga, mahasiswa akan bertugas untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi dalam keluarga yang didampingi. Setelah permasalahan diidentifikasi, maka mahasiswa sebisa mungkin akan mencari solusi untuk memecahkan permasalahan – permasalahan yang dihadapi oleh keluarga dampingan. Maka dari itu, sangat diharapkan bahwa dengan bekal ilmu dan pengalaman yang didapatkan mahasiswa selama mengenyam pendidikan dibangku kuliah, mereka akan dapat meningkatkan kesejahteraan dari keluarga tersebut. Pada periode KKN PPM angkatan XIII ini, penulis mendapat kesempatan untuk mendampingi salah satu keluarga yang ada di Banjar Pengosekan Kaja, Desa Mas, yaitu keluarga Bapak I Wayan Pageh Yasa. 1 No. 1 2 Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan Ket. I Wayan Suami/Kepala 49 SD Buruh Kawin Pageh Yasa Keluarga Ni Made Istri 40 SD Mengurus Kawin Wangi Rumah Tangga 3 Ni Wayan Anak 21 SMA Nopianti Swasta Belum (house- Kawin keeper) 4 Ni Made Anak 17 SMA Pelajar Yunita 5 Ni Komang Belum Kawin Anak 3 Ari Widianti Belum Belum Belum Sekolah /Tidak Kawin Bekerja 6 I Wayan Saudara Laki- Keneng laki 46 SMP Buruh Belum Kawin Tabel 1. Data Keluarga I Wayan Pageh Yasa Kepala keluarga dari keluarga dampingan yang didampingi penulis bernama Bapak I Wayan Pageh Yasa. Bapak I Wayan Pageh Yasa mempunyai seorang istri yang bernama Ni Made Wangi dan dikaruniai 3 orang anak perempuan. Bapak I Wayan Pageh Yasa bekerja sebagai buruh bangunan (buruh borongan). Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan Bapak I Wayan Pageh Yasa, beliau mengatakan bahwa pekerjaan beliau tidaklah datang setiap waktu karena sebagai seorang buruh borongan beliau hanya bekerja jika sedang ada proyek saja. Hal tersebut membuat penghasilan beliau menjadi tidak menetu. Beliau juga biasanya menjadi seorang penabuh yang setiap minggunya tampil bersama tim di lapangan Ubud. Istri dari Bapak I Wayan Pageh Yasa, Ni Made Wangi, yang dalam kesehariannya hanya sebagai ibu rumah tangga dan mengurus anak 2 terakhirnya yang masih berusia 3 tahun. Karena penghasilan yang tidak menentu dan untuk membantu perekonomian keluarga, beliau juga bekerja untuk membuat dan menjual sarana upakara seperti pejati, jejaitan, dan lain – lain. Selain itu, jika ada yang memerlukan bantuan untuk mengangkut pasir, beliau juga bekerja sebagai buruh pengangkut pasir. Pekerjaan ini tidak bisa sering dilakukan oleh ibu Ni Made Wangi karena beliau masih harus mengurus anak terakhirnya yang masih berusia 3 tahun. Sama seperti Bapak I Wayan Pageh Yasa, Ibu Ni Made Wangi juga merupakan seorang pekerja seni yang setiap minggunya menjadi seorang penabuh di lapangan Ubud. Bapak I Wayan Pageh Yasa dan Ibu Ni Made Wangi mempunyai 3 orang anak perempuan. Anak pertama keluarga Bapak I Wayan Pageh Yasa bernama Ni Wayan Nopianti. Nopianti sebagai anak tertua di keluarga bekerja di sebuah bungalow sebagai pegawai (housekeeper). Nopianti merupakan tamatan SMK Ratna Warta, dan tidak melanjutkan ke jenjang perkuliahan karena Nopianti memutuskan untuk bekerja dan membantu perekonomian keluarga. Nopianti bekerja selama 8 jam setiap harinya, yaitu mulai dari pukul 9 pagi sampai pukul 5 sore. Setiap sore, sepulang dari bekerja, Nopianti selalu membawa botol – botol bekas dari tempat kerjanya yang kemudian akan dikumpulkan dan dijual setiap 2 minggu sekali. Sehingga dari hasil penjualan botol – botol bekas ini akan dapat membantu perekonomian keluarga. Anak kedua dari keluarga Bapak I Wayan Pageh Yasa dan Ibu Ni Made Wangi bernama Ni Made Yunita. Yunita merupakan seorang pelajar di SMK Ratna Warta. Yunita masih duduk di kelas 10, sehingga belum bisa untuk memilih jurusan. Di sela – sela waktu luangnya, Yunita bekerja sebagai penjaga toko. Hasil dari bekerja digunakan untuk memenuhi keperluan sekolahnya. Yunita bekerja paruh waktu, biasanya Yunita mulai bekerja dari sepulang sekolah, yaitu dari pukul 2 sampai pukul 6 sore. Kemudian, anak ketiga dari keluarga Bapak I Wayan Pageh Yasa dan Ibu Ni Made Wangi bernama Ni Komang Ari Widianti. Ari Widianti yang masih berusia 3 tahun merupakan anak terakhir di keluarga Bapak I Wayan Pageh Yasa. Ari Widianti saat ini sedang sangat aktif dalam berbagai kegiatan, terutama menggambar dan mewarnai. 3 Selain istri dan anak – anaknya, Bapak I Wayan Pageh Yasa juga tinggal dengan saudara laki – lakinya yang bernama I Wayang Keneng. Bapak I Wayan Keneng yang merupakan tamatan SMP juga bekerja sebagai buruh proyek (buruh borongan) yang bekerja jika sedang ada proyek juga. Keluarga Bapak I Wayan Pageh Yasa tinggal di rumah yang berdiri diatas tanah milik pribadi dengan luas sekitar 7 are. Rumah keluarga Bapak I Wayan Pageh Yasa memiliki tiga kamar tidur, satu dapur dan juga kamar mandi yang terletak diluar. Bapak I Wayah Pageh Yasa setiap bulannya membayar beberapa tagihan seperti tagihan listrik yaitu sebanyak RP 40.000 per bulan. Tetapi, untuk kebutuhan MCK, Keluarga Bapak I Wayah Pageh Yasa menggunakan air sumur yang ada dirumahnya. 1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan 1.2.1 Pendapatan Keluarga Sebagai seorang buruh borongan yang bekerja jika sedang ada proyek saja, pendapatan dari Bapak Wayan Pageh Yasa sangatlah tidak menentu setiap bulannya. Jika sedang tidak ada proyek, untuk memenuhi kebutuhan keluarga biasanya setiap minggu Bapak I Wayan Pageh Yasa menjadi penabuh di lapangan Ubud bersama timnya. Penghasilan dari menabuh juga sebenarnya tidak menentu, jika sedang ramai penonton maka penghasilannya pun akan tinggi, tetapi jika sebaliknya, maka penghasilannya pun akan rendah. Oleh karena itu, Ibu Ni Made Wangi yang hanya seorang ibu rumah tangga untuk membantu perekonomian keluarga juga ikut bekerja dengan membuat dan menjual sarana upakara seperti pejati, banten, dan lain – lain. Hasil dari berjualan juga tergolong tidak menentu tergantung dari ada tidaknya pesanan. Ibu Ni Made Wangi juga terkadang bekerja sebagai buruh pengangkut pasir dan seorang penabuh di Lapangan Ubud setiap minggunya. Nopianti sebagai anak tertua yang bekerja di sebuah bungalow berpenghasilan sekitar Rp 1.000.000 per bulan, dan Yunita yang bekerja paruh waktu di sebuah toko berpenghasilan sekitar Rp 4 500.000 per bulan. Setiap 2 minggu sekali, keluarga Bapak I Wayan Pageh Yasa mendapat tambahan dari hasil menjual botol – botol bekas, hasil dari penjualan itu kurang lebih Rp 100.000. 1.2.2 Pengeluaran Keluarga Keluarga Bapak I Wayan Pageh Yasa tergolong kedalam keluarga yang sederhana, seperti dalam pemenuhan kebutuhannya terbatas hanya pada pemenuhan kebutuhan pokok saja. a. Konsumsi Untuk pemenuhan kebutuhan sehari – hari, keluarga Bapak I Wayan Pageh Yasa mengandalkan penghasilan dari kepala keluarga, tetapi juga dibantu dari penghasilan anggota keluarga lain yang bekerja. Biasanya Ibu Ni Made Wangi sebagai ibu rumah tangga menghabiskan uang belanja sekitar Rp 40.000 – Rp 60.000 untuk keperluan konsumsi keluarga perharinya. b. Kesehatan Dalam hal kesehatan, keluarga Bapak I Wayan Pageh Yasa dapat digolongkan dalam keluarga yang sehat, karena sejauh ini keluarga Bapak I Wayan Pageh Yasa belum pernah mengalami masalah kesehatan yang berat. Keluarga Bapak I Wayan Pageh Yasa juga mempunyai kartu JAMKESMAS untuk mempermudah beliau dalam hal kesehatan. c. Pendidikan Dari ketiga anak Bapak I Wayan Pageh Yasa dan Ibu Ni Made Wangi, hanya anak kedua yang saat ini sedang menempuh pendidikan, tepatnya di jenjang SMK. Itu dikarenakan anak pertama dari keluarga Bapak I Wayan Pageh Yasa saat ini sudah bekerja dan anak terakhir masih berumur 3 tahun. Untuk biaya dari pendidikan anak kedua yaitu sejumlah Rp 145.000 per bulan untuk keperluan membayar SPP. 5 d. Sosial Pengeluaran tambahan lain yang sifatnya kondisional adalah seperti biaya untuk iuran sosial seperti iuran banjar, iuran odalan, dan lain – lain. Untuk biaya iuran banjar dan lain – lain, Bapak I Wayan Pageh Yasa biasanya mengeluarkan biaya sekitar Rp 150.000 per enam bulan. 6