80 HUBUNGAN HIGIENE PEDAGANG DAN

advertisement
Dwi Septiasari, Arum Siwiendrayanti
JURNAL PENA MEDIKA, ISSN : 2086-843X
Vol. 6, No. 2, Desember 2016 : 80 – 90
HUBUNGAN HIGIENE PEDAGANG DAN SANITASI DENGAN JUMLAH
BAKTERI Coliform PADA DAGING AYAM
Dwi Septiasari, Arum Siwiendrayanti
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang Kampus Sekaran
Gunungpati Semarang 50229 Jawa Tengah-Indonesia Telp. (024) 8058007
Korespondensi: [email protected]; [email protected]
ABSTRAK
Latar Belakang. Bahan pangan seperti daging ayam sangat dibutuhkan bagi tubuh
manusia karena digunakan untuk sumber energi tetapi daging ayam rawan
terkontaminasi oleh bakteri Coliform, sehingga proses keamanan pangan harus
dilakukan sedini mungkin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan personal
higiene pedagang dan kondisi sanitasi dengan jumlah bakteri Coliform pada daging
ayam dipasar tradisional revitalisasi kabupaten kebumen. Penelitian ini menggunakan
pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian adalah seluruh pedagang daging
ayam potong dipasar Petanahan dan pasar Ambal Kabupaten Kebumen. Sampel
berjumlah 30 pedagang. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner, lembar observasi
dan peralatan laboratorium. Hasil penelitian ini tidak ada hubungan antara personal
higiene pendagang (0,440>0,05), sanitasi peralatan (0,175>0,05), sanitasi tempat jualan
(0,540>0,05) dengan jumlah bakteri Coliform pada daging ayam. Saran untuk
pedagang hendaknya meningkatkan higiene perorangan dan sanitasi pedagang sehingga
dapat meminimalisir kontaminasi bakteri, untuk dinas pasar diharapkan melakukan
penyuluhan guna meningkatkan pengetahuan pedagang tentang pentingnya higiene dan
sanitasi pedagang untuk meminimalisir kontaminasi silang.
Kata Kunci : Higiene Pedagang; Sanitasi; Kontaminasi; Coliform
ABSTRACT
Foodstuffs such as chicken is the common needed for human body because it is used for
energy source, but chicken is prone to contamination of coliform bacteria, thus food
safety process should be done as soon as possible. The purpose of this research
was to determine
the
correlation
of personal
hygiene and
sanitary
conditions sellers with the number of Coliform in chicken revitalization traditional
market Kebumen District. The research used cross sectional approach. Population of
this research was all of the chicken seller in petanahan and ambal traditional market,
while the sampel were 30 sellers. The instruments were questioner, check list, and
laboratory tools. The result of this study there was no relationship between personal
hygiene sellers (0,440>0,05), sanitary equipment (0,175>0,05), and sanitary place
sellers (0,540>0,05) with the number of coliform bacteria in chickens. Suggestions for
sellers should improve personal hygiene and sanitation merchants so as to minimize
bacterial contamination, to the service market is expected to do counseling to increase
knowledge about the importance of merchant traders hygiene and sanitation to
minimize cross-contamination.
Keywords
: Sellers Hygiene; Sanitation; Contamination; Coliform
80
Hubungan Higiene Pedagang Dan Sanitasi Dengan Jumlah Bakteri Coliform Pada
Daging Ayam
dengan foodborne disease atau biasanya
PENDAHULUAN
Bahan pangan sangat dibutuhkan
di kenal dengan sebutan penyakit akibat
bagi tubuh manusia karena digunakan
makanan (Fatonah, 2005). Salah satu
untuk sumber energi dan membangun
upaya untuk menekan perkembangan
jaringan tubuh manusia. Bahan pangan
mikroorganisme
yang di konsumsi harus bergizi dan
daging ayam adalah penerapan sistem
tidak tercemar oleh bahan yang dapat
rantai dingin (cold chain system),
menyebabkan keracunan pangan. Salah
artinya
satu bahan yang dapat menyebabkan
(disimpan) pada suhu dingin ≤ 5˚ C.
keracunan
Jika daging didiamkan dalam suhu
seperti
adalah
bakteri
mikroorganisme
Coliform.
dalam
daging
penanganan
harus
ditangani
Apabila
ruang selama lebih dari 20 menit, setiap
pangan yang dikonsumsi tidak higiene
detiknya bakteri bisa membelah. Dalam
dan sehat maka makanan tersebut dapat
20 menit sudah terdapat jutaan bakteri
menimbulkan 2 penyakit yaitu infeksi
pada daging (Dwi, 2014).
(mengkonsumsi makanan atau minuman
yang
mengandung
patogen
hidup)
Produksi daging ayam pedaging
mikroorganisme
dan
di Indonesia dari tahun 2011 hingga
intoksikasi
2014 mengalami peningkatan setiap
(mengkonsumsi makanan atau minuman
tahunnya, sebesar 1.337.911 ekor pada
yang mengandung senyawa beracun).
tahun 2011 menjadi 1.544.379 ekor
Penyakit yang di tularkan melalui
pada tahun 2014. Jumlah produksi
makanan dapat menyababkan penyakit
daging ayam seimbang dengan jumlah
yang ringan hingga mengakibatkan
kebutuhan
kematian (Fatonah, 2005).
kebutuhan daging ayam meningkat
Salah satu bahan pangan yang
daging
ayam,
apabila
maka produksi daging ayampun ikut
mengandung banyak zat gizi seperti
meningkat
protein, zat besi, lemak dan vitamin
Peternakan, 2015). Selama tahun 2013
adalah daging. Tetapi daging juga
Badan POM telah mencatat 48 kejadian
rawan terkontaminasi
oleh bakteri-
luar biasa (KLB) keracunan pangan
bakteri
menyebabkan
yang berasal dari 34 Propinsi, dengan
yang
dapat
keracunan makanan
seperti
(Direktorat
Jendral
bakteri
jumlah orang yang terpapar sebanyak
Coliform. Penyakit yang disebabkan
6.926 orang. Penyebab KLB Keracunan
oleh pangan ini biasanya di sebut
Pangan pada tahun 2013 disebabkan
81
Dwi Septiasari, Arum Siwiendrayanti
oleh mikroba sebanyak 31 (64,58%)
pendinginan
kejadian, kimia sebanyak 11 (22,92%)
penyimpanan masakan yang tidak tepat,
kejadian, dan 6 (12,50%) kejadian tidak
pembersih
perkakas
diketahui penyebabnya. Jenis pangan
sehingga
dapat
penyebab KLB keracunan pangan tahun
kesehatan
2013 paling banyak adalah masakan
mengkonsumsinya
rumah tangga sebanyak 23 kejadian
Pengaruh
(47,92%).
tertinggi
dihubungkan dengan jumlah bakteri.
dilaporkan terjadi di Jawa Tengah
Interval waktu yang dibutuhkan bagi sel
sebanyak
(71,3%),
untuk membelah diri disebut sebagai
sedangkan jumlah kematian akibat KLB
waktu generasi. Sel tunggal bakteri
tertinggi yaitu DKI Jakarta sebanyak 10
bereproduksi dengan pembelahan biner
orang (83,33%), disusul Jawa Barat dan
dan jumlahnya akan bertambah secara
Jawa Tengah dengan masing-masing
geometrik. Apabila kontaminasi bakteri
sebanyak 1 orang (8,33%) (Badan
awalnya berada dibawah batas cemaran
POM, 2013).
maksimum mikroba, setelah disimpan
Jumlah
4935
Menurut
kasus
orang
Peraturan
Pengawasan
Obat
dan
Republik
Indonesia
Kepala
beberapa
Makanan
yang
tidak
adekuat,
tidak
tepat
membahayakan
orang
yang
(Arisman,
faktor
2009).
waktu
waktu
dapat
jumlahnya
akan
meningkat sehingga bisa melewati batas
Nomor
cemaran maksimum (Juwita, 2014).
HK.00.06.1.52.4011 tangga 28 Oktober
Kondisi
pasar
segala
2009, persyaratan maksimum mutu
kegiatan
mikrobiologi
memungkinkan
adanya
maksimum 10 per gram sample. Bakteri
kontaminasi
silang
Coliform adalah bakteri yang biasanya
contamination)
terdapat di air, daging ayam, daging
makanan,
sapi, susu, telur dan ikan. Daging ayam
industri rumah tangga maupun industri
dikonsumsi oleh masyarakat dalam
besar yang menggunakan daging ayam
keadaan setengah matang atau matang
sebagai
seperti digoreng, tetapi bakteri ini dapat
terkontaminasi (Lye dkk., 2013). Selain
masih aktif atau belum mati terlebih
sebagai tempat pemasaran daging, pasar
lagi apabila dalam proses pemasakan
merupakan tempat yang rawan dan
tidak
berisiko cukup tinggi terhadap cemaran
benar
yaitu
atau
untuk
tidak
Coliform
matang,
82
dan
dengan
lingkungannya
pada
baik
bahan
yang
potensi
(cross
produk-produk
berasal
dasar
dari
telah
Hubungan Higiene Pedagang Dan Sanitasi Dengan Jumlah Bakteri Coliform Pada
Daging Ayam
mikroba
patogen.
dan
2015 di Balai Laboratorium Kesehatan
penjualan
Daerah pada 3 sampel daging ayam
(pasar) perlu mendapat perhatian baik
yang di ambil dari pasar petanahan dan
dari pedagang itu sendiri maupun
pasar ambal, diketahui bahwa semua
petugas terkait untuk meminimalisir
sampel positif mengandung bakteri
tingkat cemaran mikroba (Jasmadi,
Coliform yaitu 44 per gram sampel, ≥
2014). Proses keamanan daging ayam
1898 per gram sampel, dan ≥ 1898 per
harus dilakukan sedini mungkin, karena
gram sampel sehingga tidak memenuhi
daging ayam dapat tercemar oleh
syarat mutu mikrobiologis menurut
mikroorganisme sebelum dipotong dan
Peraturan Kepala Badan Pengawasan
sesudah dipotong. Apabila dalam proses
Obat dan Makanan Republik Indonesia
pengolahan atau pemasakan tidak sesuai
Nomor HK.00.06.1.52.4011 tangga 28
peraturan atau tidak matang sempurna
Oktober 2009 yaitu kadar maksimum
dapat
yang diperbolehkan adalah 10 per gram
kebersihan
Sanitasi
lingkungan
mengkibatkan
makanan.
Kegiatan
keracunan
dapat
sampel daging ayam. Berdasarkan latar
mempengaruhi kontaminasi organisme
belakang di atas maka peneliti tertarik
pada daging ayam salah satunya adalah
untuk melakukan penelitian dengan
higiene dan sanitasi. Sanitasi dapat
judul “Hubungan Personal Higiene
membantu
memperbaiki,
Pedagang Dan Kondisi Sanitasi Dengan
mempertahankan, atau mengembalikan
Jumlah Bakteri Coliform Pada Daging
kesehatan yang baik pada manusia.
Ayam Di Pasar Tradisional Revitalisasi
Sanitasi
Kabupaten Kebumen”.
juga
yang
mampu
mencegah
terjadinya kontaminasi makanan atau
METODE
terjadinya penyakit yang disebabkan
Jenis penelitian yang digunakan
oleh makanan (Fatonah, 2005).
dalam penelitian ini adalah survei
Dari hasil wawancara dengan
narasumber
diperoleh
hasil
analitik
bahwa
sectional
dengan
yang
pendekatan
cross
bertujuan
untuk
terdapat 18 pedagang daging ayam di
menggali,
Pasar Petanahan dan 12 pedagang
menjelaskan hubungan personal higiene
daging
Ambal.
pedagang dan kondisi sanitasi dengan
Berdasarkan uji identifikasi Coliform
jumlah bakteri Coliform pada daging
ayam
di
Pasar
pada daging ayam pada tanggal 29 Juni
menganalisis
dan
ayam di pasar tradisional revitalisasi
83
Dwi Septiasari, Arum Siwiendrayanti
kabupaten
kebumen.
Data
Tabel 3 Distribusi Responden Menurut Personal
yang
Higiene Pedagang
dibutuhkan berasal dari penyebaran
Personal Higiene
Pedagang
Buruk
Baik
kuesioner kepada pedagang daging
ayam. Pengambilan sampel dilakukan
dengan menggunakan metode total
Presentase
(%)
23,33
76,67
100
Frekuensi
7
23
30
Total
Berdasarkan tabel diatas dapat
sampling atau sampek keseluruhan.
disimpulkan bahwa personal higiene
HASIL DAN PEMBAHASAN
pedagang
Tabel 1. Distribusi Jenis Kelamin Responden
Laki-laki
Perempuan
2
28
Presentase
(%)
6,67
93,33
Total
30
100
Jenis Kelamin
Frekuensi
dengan
kategori
Buruk
sebanyak 7 responden (23,33%) dan
personal
higiene
pedagang
dengan
kategori Baik sebanyak 23 responden
(76,67%).
Berdasarkan tabel diatas dapat
disimpulkan
bahwa
jenis
Tabel 4 Distribusi
Peralatan
Sanitasi
Peralatan
Buruk
Baik
kelamin
responden masing-masing adalah lakilaki sebanyak 2 responden (6,67%) dan
perempuan sebanyak 28 responden
Total
(93,33%).
11
19
30
Presentase
(%)
36,67
63,33
100
disimpulkan bahwa sanitasi peralatan
pedagang
kategori
Buruk
sanitasi peralatan pedagang dengan
kategori Baik sebanyak 19 responden
(63,33%).
disimpulkan bahwa tingkat pendidikan
Tabel 5 Distribusi Responden Menurut Sanitasi
Tempat Jualan
Sanitasi
Presentase
Frekuensi
Tempat Jualan
(%)
Buruk
6
20
Baik
24
80
Total
30
100
responden masing-masing adalah tamat
SD sebanyak 5 responden (16,67%),
sebanyak
dengan
sebanyak 11 responden (36,67%) dan
Berdasarkan tabel diatas dapat
SMP/Sederajat
Frekuensi
Berdasarkan tabel diatas dapat
Tabel 2 Distribusi Pendidikan Responden
Pendidikan
Frekuensi Presentase (%)
Responden
SD
5
16,67
SMP
6
20,00
SMA
17
56,67
Sarjana
2
6,66
Total
30
100
tamat
Responden Menurut Sanitasi
6
responden (20%), tamat SMA/Sederajat
Berdasarkan tabel diatas dapat
sebanyak 17 responden (56,67%), dan
disimpulkan bahwa sanitasi tempat
lulus strata 1 sebanyak 2 responden
jualan pedagang dengan kategori Buruk
(6,66%).
84
Hubungan Higiene Pedagang Dan Sanitasi Dengan Jumlah Bakteri Coliform Pada
Daging Ayam
sebanyak 6 responden (20%) dan
personal
higiene
pedagang
dengan
sanitasi tempat jualan pedagang dengan
jumlah bakteri Coliform pada daging
kategori Baik sebanyak 24 responden
ayam di pasar revitalisasi Kabupaten
(80%).
Kebumen.
Menurut hasil penelitian personal
Tabel 6 Hubungan Personal Higiene Pedagang
dengan Jumlah Bakteri Coliform pada
Daging Ayam
Personal Higiene
Pedagang
higiene pedagang tidak berhubungan
Keberadaan Coliform
Tidak
Memenuhi Baku
Memenuhi Baku
Mutu
Mutu
N
%
N
%
Total
N
%
0
7
100
5
21,7
23
100
5
16,7
30
100
Buruk
7
100
0
Baik
18
78,3
Total
25
83,3
Menurut tabel 6 dapat diketahui
p
value
α
0,05
0,440
dengan jumlah bakteri Coliform pada
bahwa dari 7 responden yang memiliki
daging
personal higiene buruk, diperoleh hasil
berhubungan diperoleh hasil bahwa dari
bahwa seluruhnya yaitu 7 sampel
5 sampel daging ayam yang memenuhi
tersebut tidak memenuhi baku mutu
baku mutu semua memiliki personal
kandungan Coliform. Sedangkan dari 23
higiene yang baik. Higiene personal
responden
yang
yang
memiliki
personal
ayam.
buruk
Walaupun
kebanyakan
pedagang
bahwa 18 sampel tidak memenuhi baku
menggunakan sabun dan tidak di dalam
mutu
5
air yang mengalir dari 30 responden
mutu
terdapat 23 responden mencuci tangan
sampel
Coliform
memenuhi
baku
dan
keberadaan Coliform.
Berdasarkan
uji
mencuci
karena
higiene pedagang baik, diperoleh hasil
keberadaan
tidak
tidak
tangan
tidak menggunakan sabun dan 21
Chi
Square
responden mencuci tangan di dalam bak
diperoleh hasil bahwa terdapat sel count
atau ember. Dari 5 responden yang
yang nilainya nol, maka menggunakan
memenuhi sampel sesuai dengan baku
uji alternatif dari uji Chi Square yaitu
mutu
uji Fisher. Berdasarkan analisis dari uji
menggunakan sabun dan di air yang
Fisher diperoleh hasil p value 0,440 >
mengalir.
0,05 yang berarti bahwa tidak ada
hubungan
yang
signifikan
seluruhnya
mencuci
tangan
Dari hasil penelitian terdapat 23
antara
responden
85
tidak
mencuci
tangan
Dwi Septiasari, Arum Siwiendrayanti
menggunakan sabun dan 21 responden
silang pada bakteri, karena celemek
mencuci tangan dengan menggunakan
yang kotor terlebih lagi yang tidak di
air yang ada di dalam ember. Hal ini
cuci setiap harinya dapat menjadi
dapat
sarang bakteri yang dapat berpindah ke
mengakibatkan
kontaminasi
silang dengan perpindahan bakteri yang
dalam
ada di tangan dan di dalam air
diperjualbelikan. Dari hasil penelitian
berpindah ke dalam daging ayam.
terdapat 9 responden yang memiliki
Penggunaan celemek saat berjualan juga
kuku panjang dan 12 responden tidak
masih
masih
membersihkan kuku jari saat mencuci
yang
tangan sehingga kuku jari menjadi kotor
menggunkan celemek kotor, selain itu
dan hitam, hal tersebut dapat menjadi
masih terdapat 9 responden yang tidak
tempat tumbuh bakteri di dalam jari
mencuci celemek yang mereka gunakan
kuku tangan.
kurang
terdapat
baik
18
karena
responden
daging
ayam
yang
untuk bekerja setiap hari. Hal tersebut
sangat rentan terhadap kontaminasi
Tabel 7 Hubungan Sanitasi Peralatan dengan Jumlah Bakteri Coliform pada Daging Ayam
Sanitasi Peralatan
Keberadaan Coliform
Tidak
Memenuhi Baku
Memenuhi Baku
Mutu
Mutu
N
%
N
%
Total
α
N
%
Buruk
11
100
0
0
11
100
Baik
14
73,7
5
26,3
19
100
Total
25
83,3
5
16,7
30
100
0,05
p
value
0,175
keberadaan Coliform dan 5 sampel
Menurut table 7 dapat diketahui
memenuhi
bahwa dari 11 responden yang memiliki
baku
mutu
keberadaan
Coliform.
sanitasi peralatan buruk, diperoleh hasil
Berdasarkan
uji
Chi
Square
bahwa seluruhnya yaitu 11 sampel
diperoleh hasil bahwa terdapat sel count
tersebut tidak memenuhi baku mutu
yang nilainya nol, maka menggunakan
kandungan Coliform. Sedangkan dari 19
uji alternatif dari uji Chi Square yaitu
responden
sanitasi
uji Fisher. Berdasarkan analisis dari uji
peralatan baik, diperoleh hasil bahwa 14
Fisher diperoleh hasil p value 0,175 >
sampel tidak memenuhi baku mutu
0,05 yang berarti bahwa tidak ada
yang
memiliki
86
Hubungan Higiene Pedagang Dan Sanitasi Dengan Jumlah Bakteri Coliform Pada
Daging Ayam
hubungan
yang
signifikan
antara
Coliform pada daging ayam. Hal ini
sanitasi peralatan dengan jumlah bakteri
menunjukan bahwa sanitasi peralatan
Coliform pada daging ayam di pasar
yang
revitalisasi Kabupaten Kebumen.
Coliform yang tidak sesuai dengan baku
Dari hasil penelitian dari 30
baik
responden
tidak
sebelum
berjualan
talenan
sebelum
tersebut
bakteri
yang
mencuci
berjualan
dan
talenan
hanya
7
dapat
responden yang setelah mencuci talenan
mengakibatkan bakteri dan kotoran
kemudian dikeringkan menggunakan
yang menempel
talenan masih
lap yang bersih. Dari 5 sampel yang
lagi
memenuhi
tertinggal,
hal
terdapat
mutu, tetapi dari 30 responden hanya 9
responden terdapat 21 responden yang
mencuci
masih
di
terlebih
melakukan
saat
baku
mutu
kandungan
terdapat
Coliform pada daging ayam semua
beberapa pedagang yang meninggalkan
memiliki sanitasi peralatan yang baik
talenan yang digunakan di tempat jualan
dan mencuci talenan sebelum berjualan
padahal tempat tersebut sanitasinya
kemudian
masih kurang baik sehingga sangat
tersebut dikeringkan menggunakan lap
rentan terkontaminasi oleh bakteri. Dari
yang bersih. Hasil penelitian ini sama
hasil penelitian diperoleh hasil bahwa
dengan
terdapat 23 responden yang tidak
tentang sanitasi peralatan memperoleh
mengeringkan
lap
hasil p value = 0,155 > 0,05 sehingga
setelah mencucinya dan terdapat 9
tidak ada hubungan yang bermakna
responden yang tidak mencuci talenan
antara
dengan sabun atau diterjen, hal tersebut
kontaminasi E. coli pada maknan
dapat mengakibatkan kotoran yang ada
jajanan di Sekolah Dasar Kelurahan
didalam talenan tidak hilang dan bakteri
Cirimekar Kecamatan Cibinong tahun
yang ada di talenan tidak mati sehingga
2010.
dapat
wawancara
di
talenan
mengakibatkan
dengan
kontaminasi
silang sehingga bakteri dapat berpindah
kedalam daging ayam.
Dalam penelitian ini diperoleh
hasil bahwa tidak ada hubungan antara
sanitasi peralatan dengan jumlah bakteri
87
setelah
penelitian
sanitasi
di
cuci
Rosaria
peralatan
talenan
(2010),
dengan
Dwi Septiasari, Arum Siwiendrayanti
Tabel 8 Hubungan Sanitasi Tempat Jualan dengan Jumlah Bakteri Coliform pada Daging Ayam
Sanitasi Tempat
Jualan
Keberadaan Coliform
Tidak
Memenuhi Baku
Memenuhi Baku
Mutu
Mutu
N
%
N
%
Total
N
%
0
6
100
5
20,8
24
100
5
16,7
30
100
Buruk
7
100
0
Baik
18
79,2
Total
25
83,3
Menurut tabel 8 dapat diketahui
Hasil
p
value
α
0,05
penelitian
0,540
menunjukan
bahwa dari 6 responden yang memiliki
bahwa dari 30 responden semuanya
sanitasi tempat jualan buruk, diperoleh
membersihkan tempat jualan setiap hari
hasil bahwa seluruhnya yaitu 6 sampel
setelah berjualan tetapi hanya ada 22
tersebut tidak memenuhi baku mutu
responden yang membersihkan tempat
kandungan Coliform. Sedangkan dari 24
jualan menggunakan sabun atau diterjen
responden
selebihnya
yang
memiliki
sanitasi
yaitu
8
tempat jualan baik, diperoleh hasil
membersihkan
bahwa 19 sampel tidak memenuhi baku
menggunkan sabun hanya menggunkan
mutu
air
keberadaan
sampel
Coliform
memenuhi
baku
dan
5
mutu
uji
Hal
jualan
tersebut
tidak
dapat
mengakibatkan bakteri yang ada di
keberadaan Coliform.
Berdasarkan
saja.
tempat
responden
tempat jualan tidak mati dan dapat tetap
Chi
Square
tinggal
hingga
tempat
tersebut
diperoleh hasil bahwa terdapat sel count
digunakan kembali. Hasil penelitian
yang nilainya nol, maka menggunakan
menunjukan bahwa air yang digunakan
uji alternatif dari uji Chi Square yaitu
dalam berjualan semuanya sudah baik
uji Fisher. Berdasarkan analisis dari uji
karena air tersebut tidak berbau dan
Fisher diperoleh hasil p value 0,540 >
tidak berwarna, kuantitas air bersih juga
0,05 yang berarti bahwa tidak ada
sudah memenuhi tetapi apabila mati
hubungan
antara
listrik air tidak dapat mengalir. Hal ini
sanitasi tempat jualan dengan jumlah
dapat menyebabkan penjual tidak dapat
bakteri Coliform pada daging ayam di
membersihkan diri dan tempat jualan.
yang
signifikan
pasar revitalisasi Kabupaten Kebumen.
Sanitasi tempat jualan yang buruk
disebabkan oleh tempat jualan yang
88
Hubungan Higiene Pedagang Dan Sanitasi Dengan Jumlah Bakteri Coliform Pada
Daging Ayam
tidak dibersihkan menggunakan sabun,
pedagang sehingga dapat meminimalisir
tidak memiliki tempat sampah, masih
kontaminasi
terdapat lalat dan tikus, dan masih
ayam,
terdapat debu dan asap. Sanitasi tempat
bekerjasama dengan dinas kesehatan
jualan sudah lebih baik dari pada tempat
untuk
jualan yang belum
revitalisasi, di
meningkatkan pengetahuan pedagang
tempat penelitian tempat jualan sudah
tentang pentingnya higiene dan sanitasi
terpisah
pedagang
dengan
Berdasarkan
pedagang
lainnya.
pemeriksaan
di
bakteri
dalam
daging
diharapkan
dinas
pasar
melakukan
untuk
upaya
guna
meminimalisir
kontaminasi silang.
laboratorium dihasilkan bahwa dari 30
sampel yang diujikan 5 sampel yang
UCAPAN TERIMA KASIH
memenuhi baku mutu memiliki sanitasi
Ucapan terima kasih kami tujukan
tempat jualan yang baik. Keadaan ini
kepada
sama seperti penelitian Sofiana (2012)
Semarang,
tentang sanitasi tempat jualan diperoleh
Keolahragaan,
hasil p value = 0,715 > 0,05 sehingga
Kesehatan
tidak ada hubungan yang bermakna
Pembimbing, Kepala Pasar Petanahan
antara kondisi sanitasi tempat berjualan
dan Pasar Ambal, keluarga, serta teman-
dengan kontaminasi
pada
teman yang telah memberi bantuan dan
makanan jajanan di Sekolah Dasar
motivasi dalam penyelesaian penelitian
Kecamatan Tapos Depok tahun 2012.
ini.
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
E. Coli
tidak
signifikan
pedagang,
ada
antara
hubungan
(personal
sanitasi
yang
peralatan,
pedagang
higiene
hendaknya
perorangan
yaitu
meningkatkan
dan
Jurusan
Masyarakat,
Ilmu
Ilmu
Dosen
Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan, Kementerian
Pertanian,
2015,
Produksi
Daging Ayam Ras Pedaging
Menurut Provinsi Broiler Meat
Production by Province, 2011 –
pasar revitalisasi Kabupaten Kebumen.
diberikan
Ketua
Fakultas
Badan Pengawas Obat dan Makanan,
2013, Laporan Tahunan Badan
POM RI. Jakarta: BPOM.
dan
bakteri Coliform pada daging ayam di
yang dapat
Dekan
Negeri
higiene
sanitasi tempat jualan) dengan jumlah
Saran
Universitas
Arisman. 2009. Keracunan Makanan:
Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta:
EGC.
Kesimpulan dari penelitian ini
yaitu
Rektor
sanitasi
89
Dwi Septiasari, Arum Siwiendrayanti
2015, di akses tanggal 28
Desember 2015 pukul 20:58
(http://www.pertanian.go.id/AS
EM2015NAK/Prod_DagingAyamRasPed
aging_Prop_2015.pdf).
Usna Juwita, Yuli Haryani, Christine
Jose, 2014. Jumlah Bakteri
Coliform
dan
Deteksi
Escherichia coli Pada Daging
Ayam Di Pekanbaru. JOM
FMIPA Volume 1 No. 2
Dwi Astalia Zuanita, I Gusti Ketut
Suarjana, Mas Djoko Rudyanto,
2014. Cemaran Coliform pada
Daging Ayam Pedaging yang
Dijual di Swalayan di Denpasar.
Indonesia Medicus Veterinus 3
(1) : 26-31 ISSN : 2301-7848
Lye, Y. L., Afsah-Hejri, L., Chang, W.
S., Loo, Y. Y., Puspanadan, S.,
Kuan, C. H., Goh, S. G., Shahril,
N., Rukayadi, Y., Khatib, A.,
John, Y.H.T., Nishibuchi, M.,
Nakaguchi, Y., Son, R. 2013.
Risk
of Escherichia coli
O157:H7 Transmission Linked
To The Consumption Of Raw
Milk.
International
Food
Research Journal 20 (2): 10011005.
Jasmadi, Yuli Haryani, Christine Jose,
2014.
Prevalensi
Bakteri
Coliform dan Escherichia coli
pada Daging Sapi yang Dijual
Di Pasar Tradisional dan Pasar
Modern di Kota Pekanbaru.
JOM FMIPA Volume 1 No. 2
Siti
90
Fathonah. 2005. Higiene dan
Sanitasi Makanan. Semarang:
UNNES
Press.
Download