Uji Mikroorganisme dalam Air dengan Metode MPN Air merupakan kebutuhan manusia yang paling penting. Kadar air tubuh manusia mencapai 68% dan untuk tetap hidup kadar air dalam tubuh harus dipertahankan. Kebutuhan air minum setiap orang bervariasi mulai dari 2,1 liter hingga 2,8 liter perhari, tergantung pada berat badan dan aktivitasnya. Agar tetap sehat, air minum harus memenuhi persyaratan fisik, kimia maupun bakteriologis (Suriawiria, 2003). Menurut Soemirat (2004), syarat air minum ialah harus aman diminum artinya bebas mikroba patogen dan zat berbahaya dan diterima dari segi warna, rasa, bau dan kekeruhannya. Syarat air yang layak dikonsumsi selain dari kenampakan fisiknya, harus juga dilihat dari kandungan mikoorganismenya. Untuk mengetahui mikroorganisme yang terdapat pada air ini dilakukan uji pemeriksaan mikoorganimse. Uji mikoorganisme dalam air ditunjukkan dengan kehadiran bakteri indikator seperti bakteri coliform. Coliform adalah golongan bakteri yang merupakan campuran antara bakteri fekal dan bakteri non fekal. Prinsip penentuan angka bakteri coliform adalah bahwa adanya pertumbuhan bakteri coliform yang ditandai dengan terbentuknya gas pada tabung Durham, setelah diinkubasikan pada media yang sesuai (Harmita dan Radji M, 2008). Menurut Suriawiria (2008) golongan bakteri Coliform merupakan jasad indikator di dalam substrat air, bahan makaan, dan sebagainya untuk kehadiran jasad berbahaya. Bakteri Coliform mempunyai ciri-ciri berupa gram negatif berbentuk batang, tidak membentuk spora dan mampu memfermentasi kaldu laktosa pada temperatur 37°C dengan membentuk asam dan gas dalam waktu 24-48 jam. Bakteri Coliform merupakan flora normal pada usus manusia dan hewan, tetapi akan menjadi patogen bila diluar saluran pencernaan, saluran kemih, pada selaput otak yang akan menyebabkan radang, terutama pada individu yang mempunyai daya tahan tubuh rendah, misalnya bayi, orang lanjut usia dan orang-orang yang baru sembuh dari sakit (Nugroho, 2006). Kecepatan bakteri Coliform memecah laktosa menentukan patogenitasnya, makin cepat fermentasinya makin besar daya patogenitasnya. Bakteri Coliform berdasarkan kecepatannya memecah laktosa, dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: 1. Kelompok yang memfermentasi laktosa dengan cepat, terdiri dari Escherichia coli, Klebsiella dan Enterobacter. 2. Kelompok yang memfermentasi laktosa lambat, terdiri dari Serratia, Citrobucter, Erwinia dan Paracolon. Uji mikroorganisme dalam air ini dilakukan dengan menggunakan metode Most Probable Number (MPN) yang digunakan untuk menghitung jumlah bakteri khususnya untuk mendeteksi adanya bakteri coliform. Uji ini dilakukan dengan 3 pengujian, yaitu: 1. Uji Perkiraan Uji perkiraan menggunakan meia Lactose Broth (LB) sebagai media pertumbuhan sampel air. Bakteri coliform memiliki kemampuan untuk memfermentasi laktosa dan menghasilkan gas, sehingga digunakan Lactose Broth sebagai media. Tabung durham dimasukkan kedalam tabung reaksi untuk menampung gas-gas hasil fermentasi. Pada tabung yang terdapat gelumbung menunjukkan bahwa sampel mengandung bakteri coliform. Hasil pengamatan yang dilakukan pada uji perkiraan dari menujjukkan bahwa air sampel mengandung bakteri coliform. Untuk mengetahui jumlah bakteri coliform yang terdapat pada sampel air ini digunakan tabel MPN. Dari hasil 1, 1, 0 menujjukan bahwa terdapat 7 bakteri coliform pada setiap 100 ml air. Maka air jika dilihat dari tingkatan kualitas air, air sampel termasuk ke dalam tingkat ke 3. Artinya air tersebut tidak baik untuk dikonsumsi. 2. Uji Penegasan Uji penegasan dilakukan untuk mengidentifikasi bakteri coliform pada sampel yang positif mengandung gelumbung. Uji ini menggunkan media Briliant Green Lactose Broth (BGLB) untuk mengindentifikasi E. Coli pada sampel yang positif. Selain dengan media BGLB, uji ini juga menggunakan media endo agar dengan metode streak plate. Setelah dilakukan inkubasi, terdapat gelembung udara pada tabung durhat di dalam tabung reaksi yang diisi media BGLB. Adanya gelembung udara tersebut menujjukkan bahwa sampel air tersebut mengandung bakteri coliform jenis E. Coli. Karena BGLB merupakan media spesifik untuk E.Coli. Selain itu, hasil goresan pada media endo agar juga ditumbuhi koloni yang tampak kemerahan dan kehijauan. Hal tersebut semakin menegaskan bahwa sampel air ini mengandung bakteri coliform khususnya bakteri E.Coli. 3. Uji Pelengkap Uji pelengkap dilakukan dengan menginokulasi media Laktose Broth dengan koloni tipikal. Dengan metode agar miring, koloni tipikal digoreskan jigjag dengan jarum ose. Hasil pengamatan menujjukkan adanya koloni bakteri yang tumbuh pada media agar miring. Pewarnaan pada uji pelengkap dilakukkan untuk mengetahui morfologi yang terdapat pada sampel air. Selain itu pewarnaan juga bertujuan untuk mengetahui jenis gram pada bakteri coliform tersebut. Dari hasil pewarnaan dapat dketahui bahwa bakteri tersebut termasuk gram negatif berbentuk batang, tidak membentuk spora dan mampu memfermentasi laktosa. KESIMPULAN 1. Air merupakan sumber daya alam yang sangat bermanfaat bagi makhluk hidup untuk dikonsumsi dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 2. Air yang baik adalah air yang tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak mengandung zat kimia berbahaya. Serta tidak mengandung bakteri coliform dan bakteri patogen yang dapat mengganggu kesehatan manusia 3. Hasil uji sampel air yaitu terdapat 7 bakteri coliform tiap 100 ml air, menujjukkan bahwa air tdak bak untuk dikonsumsi. Sebaiknya menggunakan air kelas 1 atau 2 untuk dikonsumsi dan untuk digunakan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. DAFTAR PUSTAKA Harmita dan Radji M. 2008. Buku Ajar Analisis Hayati, Edisi 3. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Nugroho, A. 2006. Bioindikator Kualitas Air. Universitas Trisakti. Jakarta Pelezar, M.J dan E.C.S Chan. 1998. Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid I. Universitas Indonesia. Jakarta. Soemirat, J. 2004. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Suriawiria, U. 2003. Mikrobiologi Air. P.T Alumni Bandung.