Laporan Studi Pustaka (KPM 403) EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN TERHADAP PENGEMBANGAN EKOWISATA MELALUI MEDIA PROMOSI Oleh: WENINDA AYU PRAMITHA DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2015 ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa Studi Pustaka yang berjudul “Efektivitas Komunikasi Pemasaran Terhadap Pengembangan Ekowisata Melalui Media Promosi” benar-benar hasil karya saya sendiri yang belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun dan tidak mengandung bahan-bahan yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh pihak lain kecuali sebagai bahan rujukan yang dinyatakan dalam naskah. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya bersedia mempertanggungjawabkan pernyataan ini. Bogor, 8 Januari 2015 Weninda Ayu NIM.I34110087 Pramitha iii ABSTRAK WENINDA AYU PRAMITHA. Efektivitas Komunikasi Pemasaran Terhadap Pengembangan Ekowisata Melalui Media Promosi. Dibimbing oleh DWI SADONO Ekowisata adalah salah satu kegiatan Pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta pembelajaran dan pendidikan. Dalam pengelolaannya diperlukan strategi komuniksi pemasaran agar dapat bisa mengembangkan ekowisata.Penerapan bauran promosi terhadap produk ditunjang dengan penggunaan media yang tepat, sehingga konsumen dapat memperoleh informasi tentang produk dengan cepat dan mudah. Keberhasialan suatu tempat Pariwisata adalah banyaknya pengunjung yang datang berkunjung tentunya didukung oleh penggunaan media sebagi media promosinya. Penggunaan media, baik media cetak maupun elektronik digunakan untuk menunjang efektivitas komunikasi pemasaran dilihat dari aspek attention, interest, desire, action. Kata kunci: ekowisata, efektivitas komunikasi pemasaran, media promosi ABSTRACK WENINDA AYU PRAMITHA.Effectiveness Marketing Communication Against Ecotourism Development Through the Media Promotion. Supervised byDWI SADONO Ecotourism is one of environmentally friendly tourism activities with emphasis on aspects of nature conservation, social and cultural aspects of the economic empowerment of local communities and learning and education. In management communicates marketing strategy is required in order to be able to develop ecotourism. Application of the promotional mix for products supported by the use of appropriate media, so that consumers can obtain information about the product quickly and easily. Keberhasialan a tourist spot is the number of visitors who come to visit would be supported by the use of media as a promotional medium. The use of the media, both print and electronic media are used to support the effectiveness of marketing communications from the aspects of attention, interest, desire, action. Keywords: ecotourism,effectiveness of marketing communications, media promotion iv . EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN TERHADAP PENGEMBANGAN EKOWISATA MELALUI MEDIA PROMOSI Oleh WENINDA AYU PRAMITHA I34110087 Laporan Studi Pustaka Sebagai syarat kelulusan KPM 403 Pada Mayor Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2015 v LEMBAR PENGESAHAN Dengan ini menyatakan bahwa Studi Pustaka yang disusun oleh: Nama Mahasiswa : Weninda Ayu Pramitha Nomor Pokok : I34110087 Judul : Efektivitas Komunikasi Pemasaran Terhadap Pengembangan Ekowisata Melalui Media Promosi dapat diterima sebagai syarat kelulusan mata kuliah Studi Pustaka (KPM 403) pada Mayor Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Menyetujui, Dosen Pembimbing Dr Ir Dwi Sadono, Msi. NIP. 19641102 1992031003 Mengetahui Ketua Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor Dr Ir Siti Amanah, MSc NIP. 19670903 199212 2 001 Tanggal pengesahan : ________________________ vi PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia dengan segala hal terbaik dalam proses penyusunan studi pustaka yang berjudul“Efektivitas Komunikasi Pemasaran Terhadap Pengembangan Ekowisata Melalui Media Promosi”.Selain itu penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan studi pustaka ini tidak lepas dari kontribusi dan dukungan semua pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih sebesarbesarnya kepada pihak yang terlibat hingga penyelesaian makalah studi pustaka ini, sebagai berikut: 1. Terima kasih kepada Bapak DrIrDwi Sadono, Msi yang telah membimbing, mendukung dan memberikan inspirasi yang luar biasa dalam penyusunan studi pustaka. 2. Kedua orang tua, Ibunda Titie Pratiwi, Ayahanda Makmuri, serta adik Winaldy Gautama atas do’a, dukungan serta semangatnya kepada penulis. 3. Sahabat-sahabat tercinta yaitu Andika Purwolaksono, Nafiah (nene),DJ, Rifa, Dilla, Nina, Tidi, Lita telah memberikan semangat, dukungan dan kontribusinya selama penulisan studi pustaka. 4. Rekan satu bimbingan Yulita dan Tasya yang memberikan motivasi yang luar biasa dalam penulisan studi pustaka ini. 5. Keluarga besar KPM 48 telah memberi kebersamaan selama proses pembelajaran di departeman SKPM. 6. Rekan-rekan PHOTOCINE HIMASIERA 2012-2013. Semoga laporan studi pustaka ini bermanfaat bagi kita semua Bogor, 8 Januari 2015 Weninda Ayu Pramitha NIM. I34110087 vii DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... viii DAFTAR TABEL .......................................................................................................... viii PENDAHULUAN............................................................................................................ 1 Latar Belakang .....................................................................................................1 Tujuan Tulisan ......................................................................................................2 Metode Penulisan .................................................................................................2 RINGKASAN DAN ANALISIS PUSTAKA .............................................................. 3 Facebook Marketing dalam KomunikasiPemasaranModern ...............................3 Word of mouth promotion sebagai Media Promosi yang Ampuh untuk Membangun Citra Pariwisata Indonesia ...............................................................5 Analisis System Informasi KePariwisataan sebagai Media Promosi Wisata di Kecamatan Brastagi Kabupaten Karo ..................................................................7 Studi Mengenai Efektivitas IklanTerhadap Citra Merek Maskapai Garuda Indonesia ............................................................................................................10 Strategi Komunikasi Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Kominfo (DISBUDPAR) Dalam Meningkatkan Kujungan Wisatawan Di Desa Pampang Kota Samarinda ..................................................................................13 Faktor-Faktor Sistem Interaksi Yang Mempengaruhi Efektivitas Iklan Online 16 Efektivitas Pesan Iklan Televisi Tresemme Menggunakan Customer Response Index (CRI)pada Perempuan di Surabaya ..........................................18 Promosi Objek Wisata Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim II Kabupaten Siak Dalam Meningkatkan Wisatawan ............................................21 Strategi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) Dalam Pengembangan Promosi Kegiatan Ekowisata ....................................................23 Strategi Komunikasi Pemasaran Kawasan Ekowisata Berbasis Masyarakat (Kasus Taman Nasional Gunung Halimun Salak) .............................................26 RANGKUMAN DAN PEMBAHASAN .................................................................... 29 Ekowisata ...........................................................................................................29 Komunikasi pemasaran ......................................................................................29 Promosi ..............................................................................................................31 Media promosi ....................................................................................................33 KESIMPULAN .............................................................................................................. 35 Hasil Rangkuman dan Pembahasan ...................................................................35 Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Skripsi .....................................35 Usulan Kerangka Pemikiran ...............................................................................36 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 37 RIWAYAT HIDUP........................................................................................................ 39 viii DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Promotional Mix ......................................................................................... 32 Gambar 2. Kedudukan Promosi dalam Sistem Pemasaran. ...................................... 32 Gambar 3. Usulan kerangka pemikiran ....................................................................... 36 DAFTAR TABEL Tabel 1. Media bauran promosi .................................................................................... 33 Tabel 2. Profil kategori media utama .......................................................................... 34 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Salah satu kekayaan alam tersebut yaitu berupa objek wisata yang tersebar di seluruh daerah Indonesia. Ekowisata di Indonesia saat ini telah berkembang sebagai salah satu Pariwisata untuk pembangunan Pariwisata yang berkelanjutan. Menurut Tuwo (2011), sebagai bentuk wisata yang sudah tidak asing lagi, ekowisata adalah wisata berbasis pada alam dengan menyertakan aspek pendidikan dan interpretasi terhadap lingkungan alami dan budaya masyarakat dengan pengelolaan kelestarian ekologis. Didukung dengan adanya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2009 tentang pedoman Pengembangan Ekowisata di daerah dengan mengajak pemerintah daerah untuk pengembangan ekowisata. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2009 tentangPedoman Pengembangan Ekowisata di daerahmenyatakan bahwa, kegiatan pengembangan ekowisata dapat memberikan manfaat ekonomi untuk masyarakat setempat dan menjadi penggerak pembangunan ekonomi di wilayah serta memastikan usaha ekowisata dapat berkelanjutan. Selain itu masyarakat juga ikut dilibatkan dalam kegiatan perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian ekowisata dengan menghormati nilai-nilai sosial-bidaya dan keagamaan masyarakat di sekitar kawasan. Hal ini didukung oleh Yassiranda (2011), bahwa keberhasilan sebuah institusi akan juga didukung oleh penghargaan dan dukungan yang diberikan masyarakat sekitar. Sejalan dengan itu sangat penting untuk dapat mengajak masyarakat bekerja sama agar dapat menjaga, melestarikan, dan turut menambah penghasilan mereka. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Yoeti (2008) dalam Yassiranda (2011), bahwa dalam industri Pariwisata, terbuka peluang untuk meningkatkan perolehan devisa negara. Maju dan berkembangnya Pariwisata dapat mengembangkan daerah miskin menjadi lokasi industri baru. Masih minimnya strategi pemasaran yang digunakan untuk mempromosikan ekowisata di Indonesia maka untuk mencapai semua itu diperlukan suatu konsep pemasaran melalui kegiatan promosi, yang mana saat ini semakin ketat terjadi kompetisi di antara perusahaan pariwisata yang jelas memiliki modal dan didukung fasilitas yang jauh lebih memadai. Komunikasi pemasaran sebaiknya dapat dijalankan dengan serius, karena menurut Yassiranda (2011), tanpa didukung komunikasi yang memadai, sebuah produk akan menjadi sia-sia.Menurut Kotler (1997) dalam Hartono (2008), promosi merupakan usaha pengkomunikasian informasi dari produsen kepada konsumen sedemikian rupa agar menarik minat konsumen untuk membeli barang/jasa yang ditawarkan produsen. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk promosi, melalui penggunaan media seperti, media massa (media elektronik dan media cetak), media kelompok (video presentasi), dan media personal(katalog, profil korporat, dan folder). Media akan menjadi penghubung antara sumber dan penerima dalam berkomunikasi. Media juga dapat digunakan untuk menginformasikan pesan dan berkomunikasi dengan konsumen. Komunikasi dikatakan efektif jika suatu perusahaan sudah mampu atau berhasil menyampaikan promosinya melalui media-media promosi kepada khalayak. Selain itu media promosi ini dapat 2 dikatakan efektif jika ekowisata tersebut sudah mampu atau berhasil menyampaikan promosinya ke pada wisatawan untuk datang ke tempat ekowisata. Tujuan Tulisan Ekowisata dan pengunjung merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, kegiatan menarik pengunung dengan komunikasi pemasaran sangatlah penting, agar pengujung tertarik untuk mendatangi tempat tersebut. Mengacu pada masalah tersebut, penulisan Studi Pustaka ini bertujuan untuk melihat Efektivitas Komunikasi Pemasaran Terhadap Pengembangan Ekowisata dilihatmedia apa yang efektif untuk digunakan dalam kegiatan promosi. Metode Penulisan Metode yang digunakan dalam penulisan studi pustaka ini adalah metode analisa terhadap data sekunder yang relevan dengan topik studi pustaka. Bahan pustaka yang digunakan dalam penulisan ini berasal dari hasil penelitian, yaitu berupa: skripsi, tesis, jurnal ilmiah, dan buku teks yang berkaitan dengan strategi komunikasi pemasaran. Bahan pustaka yang sudah terkumpul kemudian dipelajari, disusun, dan dianalisis sehingga menjadi suatu tulisan ilmiah yang berisi tinjauan teoritis dan tinjauan faktual beserta analisis dan sintesisnya. Selanjutnya ialah penarikan hubungan dari studi pustaka ini menghasilkan kerangka pemikiran serta pertanyaan penelitian yang akan digunakan sebagai acuan dalam penelitian yang akan dilakukan. RINGKASAN DAN ANALISIS PUSTAKA 1. Judul : Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Nama Editor Judul Buku Kota dan Nama Terbit Nama Jurnal Volume (edisi): hal Alamat URL : : : : : : : Tanggal diunduh : : : : Facebook Marketing KomunikasiPemasaranModern 2011 Jurnal Elektronik Zinal Muttaqin - dalam Teknologi Vol. 1, No. 2, Juli 2011: 103-109 http://www.journal.unipdu.ac.id/index.php/te knologi/article/view/63/52 29September 2014, pukul 19.00 WIB Ringkasan Menghadapi mekanisme pasar yang makin terbuka dan kompetitif, penguasaan pasar merupakan prasyarat untuk meningkatkan daya saing. Oleh karena itu, peran teknologi diperlukan dalam mendorong keberhasilan perusahaan untuk memperluas akses pasar melalui pemanfaatan teknologi informasi berbasis web yang dapat digunakan sebagai media komunikasi pemasaran modern. Era teknologi informasi sekarang diperlukan untuk meningkatkan daya saing melalui pembuatan media pemasaran berbasis web serta pemanfaatan social networking, media sosial yang dimaksud adalah Facebook Marketing. Facebook Marketing tersebut ditujukan agar perusahaan memiliki kemampuan untuk menguasai pasar. Media ini diperuntukan bagi perusahaan dalam mempromosikan usahanya, jalur akses informasi produk, melakukan transaksi usaha, serta melakukan komunikasi bisnis lainnya secara global, dalam rangka memperluas jaringan usahanya, serta dipercaya memiliki efisiensi anggaran yang cukup hemat. Pemilihan media dalam melaksanakan komunikasi pemasaran sangat menentukan dalam keberhasilan pemasaran. Tahapan memilih media adalah memutuskan jangkauan, frekuensi, dan dampak yang diinginkan. Sistem informasi pemasaran merupakan bagian dari facebook marketing. Menurut Jogiyanto (2009) agar dapat berguna (berkualitas), maka informasi harus didukung oleh tiga pilar sebagai berikut: sesuai dengan kebutuhan (relevance), tepat waktu (timelines) dan tepat nilainya atau akurat (accurate). Output yang akan dihasilkan disebut 4P yang terdiri dari product (produk), place (tempat), promotion (promosi) dan price (harga) (Jogiyanto 2009). Teknologi informasi khususnya internet sangat mempengaruhi dunia marketing, bahkan pemanfaatan internet untuk marketing dianggap sebagai trend setter. Semakin tingginya penggunaan internet berbanding lurus dengan pemanfaatannya di dunia marketing, sehingga dikatakan bahwa marketing online mulai populer sejalan dengan makin pupulernya penggunaan internet (Lasmadiarta 2011). Dengan E-Commerce penjual dan pembeli dapat bertemu di 4 dunia maya dengan perantara sebuah website, sehingga dapat melakukan transaksi tanpa batas ruang dan waktu Hal ini terbukti dengan banyaknya usaha mulai mencoba menawarkan berbagai macam produknya dengan menggunakan media internet. Hal ini telah berdampak pada kokohnya keyakinan pelaku usaha terhadap pentingnya peranan teknologi dalam pencapaian tujuan financial perusahaan melalui modifikasi dan efisiensi proses bisnis, yaitu dengan menggunakan E-Commerce. Agar dapat menguasai pasar perlu adanya implementasi. Implementasi tersebut dalam hal strategi informasi, perancangan promosi dan membangun komunitas. Penyampaian informasi dalam komunikasi pemasaran harus memperhatikan beberapa hal yaitu, harus memperhatikan pola pesan agar konsumen bisa menarik kesimpulan dari pesan yang disampaikan. Menurut Machfoedz (2010), bagian terpenting dari strategi penyampaian pesan pemasaran adalah penetapan cara terbaik untuk mengkomunikasikan pokok pesan kepada khalayak sasaran dalam hal ini adalah konsumen atau pelanggan. Penyampaian pesan juga ada hal yang harus diperhatikan seperti, informasi yang disampaikan harus faktual, tidak menimbulkan kekhawatiran konsumen dan lain-lain. Perlunya mengatur penyampaian pesan dalam merancang promosi agar dapat menjalankan strategi periklanan, promosi penjualan, publisitas, penjualan individu, dan kemasan yang menarik (semakin menarik kemasan maka konsumen akan semakin tertarik untuk mengetahui produk lebih lanjut, maka penggantian kemasan secara berkala juga dibutuhkan untuk melakukan promosi pemasaran). Membangun komunitas juga penting dalam facebook marketing dengan memanfaatkan group dan fans page, optimalisasi facebook marketing melalui aplikasi. Hal yang sama pentingnya ialah membangun komunitas, seperti memanfaatkan group dan fans page melalui Facebook, serta optimalisasi Facebook Marketing melalui aplikasi. Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari media pemasaran ini, antara lain menyediakan fungsi informasi, segmentasi pasar lebih fokus, dapat diakses setiap saat, komunikasi jadi lebih mudah, zero time feedback (umpan balik atas produk dapat berupa kritik dan saran dapat disampaikan melalui Facebook saat itu juga tanpa merepotkan pengguna), selalu terhubung (sebagai alat komunikasi bisnis, sehingga bisnis akan terpelihara dengan baik), low budget high impact (Facebook 100% gratis), dan new wave marketing (dunia marketing memasuki era gelombang baru pemasaran). Analisis Pada bab pendahuluan dituliskan bahwa keberadaan perusahaan juga telah menciptakan peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri, sehingga sangat membantu upaya mengurangi pengangguran. Namun tidak dilengkapi dengan data (angka) peluang kerja dan berapa persen penurunan pengangguran. Tidak adanya data yang menggambarkan keberhasilan suatu perusahaan yang telah menggunakan facebook marketing sebagai media promosi. Selain itu tidak ada data yang mendukung untuk memperlihatatkan banyaknya usaha yang mencoba menawarkan berbagai macam produknya dengan menggunakan media internet. 5 2. Judul : Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Nama Editor Judul Buku Kota dan Nama Terbit Nama Jurnal Volume (edisi): hal Alamat URL Tanggal diunduh : : : : : : : Word of mouth promotion sebagai Media Promosi yang Ampuh untuk Membangun Citra Pariwisata Indonesia 2005 Jurnal Elektronik Sulaiman Yusuf - : : : : Jurnal Kebudayaan dan Pariwisata Vol. 11: 11-23 http://isjd.pdii.lipi.go.id/ 16 Oktober 2014, pukul 13.00 WIB Ringkasan Dinamika pembangunan Pariwisata Indonesia mengalami pasang surut. Sejak tahun 60-an Pariwisata Indonesia secara perlahan namun pasti mengalami kemajuan. Namun, sejak adanya krisis moneter di beberapa negara di Asia Tenggara yang mana Indonesia masuk didalamnya, sehingga dampak yang ditimbulkan merambah ke bebagai sektor termasuk Pariwisata Indonesia, sehingga penelitian ini ditujukan untuk mengetengahkan pentingngnya promosi secara internal baik personal maupun impersonal guna mendukung program pemasaran Pariwisata melalui promosi secara menyeluruh. Dalam hal ini dibutuhkan konsep pemasaran yang melibatkan komponen interaksi antara pasar dengan kebutuhan/keinginan/permintaan dengan produk termasuk upaya peningkatan nilai/kualitas, sehingga terjadi transaksi setelah adayanya persesuaian antara pasar dengan produk, kemudian diperoleh suatu kepuasan. Guna memperbaiki citra Pariwisata Indonesia lebih baik, termasuk upaya promosi Pariwisata di luar negeri dan mengkonter informasi negatif media asing. Terbatasnya dana untuk promosi berbagai trobosan dilakukan melalui pelayanan konsep komunikasi terpadu. Dalam komunikasi terpadu selain melakukan promosi di luar negeri, bahwa pengalaman/kepuasan seseorang yang telah menikmati produk atau perjalanan merupakan suatu media promosi yang ampuh sebagai media promosi dalam bentuk by mouth promotion yang paling dapat di percaya kebenarannya. Dalam komunikasi promosi ada empat komponen yang harus dilaksanakan secara simultan oleh suatu perusahaan, personal external communication, impersonal external communication, personal internal communication, dan impersonal internal communication. Peneliti lebih mengedepankan pentingnya internal personal and impersonal promotion. Di ilustrasikan seorang wisatawan asing yang datang ke Indonesia dengan suatau tujuan berlibur atau berbisnis. Dengan sendirinya ia pasti ingin melihat, merasakan dan menikmati sesuatu di Indonesia. Wisatawan akan merasa senang jika mereka puas, nyaman dengan segala kebutuhannya terpenuhi selama 6 berkunjung ke Indonesia. Dengan demikian jika orang tersebut kembali ke negara asalanya, orang tersebut akan menceritakan tentang pengalamannya yang memuaskan selama perjalanannya secara estafet kepada keluarga, teman kuliah, kolega di kantor dan lain-lain. Citra baik akan terbangun dari pengalaman orang tersebut. Namun, dalam word by mouth promotion mempunyai kelemahan antara lain bersifat subjektif, tidak terukur dan keberhasilannya terjadi manakala citra tujuan wisata positif. Respon pola promosi internal personal dan impersonal harus dilakukan oleh seluruh komponen yang berkecimpung di bidang Pariwisata, guna membangun citra Pariwisata Indonesia. Hal ini perlu dibahas terlebih dulu tentang landasan pelayanan yang dapat menimbulkan kepuasan pada wisatawan seperti yang diidentifikasikan oleh Zeithalm (1996), lima dimensi pelayanan yang berkulitas: (1) kehandalan, yaitu kemampuan untuk memberikan apa yang telah dijanjikan dengan handal dan akurat, (2) kepastian, yaitu pengetahuan dan kesopanan dari para petugas serta kemampuan untuk mendapatkan kepercayaan dan keyakinan, (3) berbentuk, yaitu dengan fasilitas dan peralatan fisik serta penampilan petugas yang profesional, (4) empati, merupakan tingkat perhatian pribadi terhadap para pelanggan, (5) kepekaan, yaitu kesediaan untuk membantu pelayanan dengan segera. Selain itu harus didukung oleh koordinasi, tidak hanya terjadi secara individual, tetapi juga bisa terjadi antar instansi pemerintah, pemerintah pusat dengan daerah, pemerintah dengan swasta, swasta dengan swasta. Kaitannya dengan masalah kepentingan perlu diketahui apa yang disebut empati “ikut merasakan apa yang dirasakan mereka, melihat dunia seperti yang mereka liat dalam hal ini anda memahami pihak lain” (Rodgers dan Farson 1981). Keuntungan yang diperoleh dari upaya peningkatan produk dalam bentuk pelayanan dan jasa di bidang Pariwisata melalui konsep by Word of Mouth Promotion dalam kerangka internal personal and impersonal promotion. Survey yang dilakukan oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata bekerjasaama dengan Badan Pusat Statistik tahun 2004, dari sepuluh ribu responden wisatawan asing yang ditanya sumber informasi tentang Indonesia menunjukan bahwa, mereka memperoleh informasi dari Biro Perjalanan dengan persentase sebesar 53.21%, teman atau keluarga dengan persentase 36.42%, KBRI dengan persentase 23.61%, dan lain-lain sebesar 10.08%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa promosi melalui by Word of Mouth Promotion efektif setelah informasi dari Biro Perjalanan dengan tingkat kepercayaan tinggi untuk membangun citra Pariwisata di Indonesia. Analisis Kelebihan dari jurnal ini adalah pada bab pembahasan penulis menjelaskan secara detail, mulai dari penjelasan siklus pemasaran, penjelasan internal personal dan impersonal promotion kedalam bentuk matriks. Selain itu jurnal sudah didukung dengan data-data dari sumber yang dapat dipercaya. Kelemahan dari jurnal ini adalah memasukan definisi word of mouth dari wikipedia.com, internet marketing buletin, dan www.ptba.com yang menurut saya web tersebut bukan merupakan web ilmiah dan seharusnya tidak di masukkan kedalam jurnal ini. 7 3. Judul : Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Nama Editor Judul Buku Kota dan Nama Terbit Nama Jurnal : : : : : : : Volume (edisi): hal Alamat URL/doi Tanggal diunduh : : : : Analisis System Informasi KePariwisataan sebagai Media Promosi Wisata di Kecamatan Brastagi Kabupaten Karo 2012 Jurnal Elektronik Jarudo Damanik Jurnal Penelitian Komunikasi dan Pembangunan Vol. 13. No.2 Agustus 2012 : 191-199 http://isjd.pdii.lipi.go.id/ 16 Oktober 2014, pukul 13.00 WIB Ringkasan Sektor Pariwisata memiliki keunggulan yang cukup signifikan, baik dari segi finansial maupun non finansial yang berkolaborasi dengan prinsip bisnis ramah lingkungan, bahkan mampu berbasis konservasi terhadap lingkungan melalui penataan. Berbicara tentang Pariwisata tidak luput dari sumber daya dan teknologi informasi dan komunikasi. Pemanfaatan teknologi informasi khususnya internet sebagai media sistem yang teritegrasi memungkinkan trjadinya interaksi yang lebih dalam diantara pelaku wisata dan wisatawan. Dalam hal ini pengelola wisata harus menyediakan seluruh informasi berkaitan dengan daerah tujuan wisata serinci mungkin. Konten sistem informasi Pariwisata sekarang kurang mampu memberikan informasi mengenai objek-objek yang berhunbungan dengan bidang Pariwisata, seperti hotel, lokasi wisata dan keunikannya, kondisi geografis dan sarana transportasi, travel dan lain-lain. Suyanto mengatakan bahwa promosi atau periklanan adalah penggunaan media bayaran oleh penjual untuk mengkomunikasikan informasi persuasif tentang produk (ide, barang dan jasa). Penentuan media promosi didasarkan pada beberapa hal diantaranya tingkat efektivitas media yang digunakan, efisiensi hingga biaya yang muncul dari kegiatan promosi tersebut. Pemanfaatan brosur dan leaflet yang selama ini dalam kegiatan promosi menjadi sarana konvensional sebagai media promosi selama ini bisa saja digantikan dengan mengkonversikan media tersebut kedalam halaman web yang sudah ada dan telah terkoneksi pada seluruh jaringan yang lebih luas. Brastagi merupakan kota yang kaya akan hasil perkebunannya seperti markisa dan jeruk. Selain itu Berastagi juga kaya akan budayanya dan potensi Pariwisatanya. Hal-hal ini yang membuat potensi wisata kota Brastagi kaya. Potensi naturalistik dapat memperkaya khasanah wilayah ini menjadi sebuah kawasan Pariwisata yang menarik. Potensi tersebut juga dapat dikatakan sebagai modal awal pengembangan Pariwisata. Alam Brastagi juga didukung keindahan dan ketersediaan lokasi wisata yang berada di sekitar kawasan yang tercakup 8 didalam Kabupaten Karo. Ada beberapa pilihan wisata di kawasan ini, wisata alam merupakan pilihan yang paling dominan seperti pegunungan, danau, taman dan kegiatan kehidupan tradisional sebagai ruh utama dari Pariwisata di daerah ini. Namun kondisi ini kurang didukung infrastruktur jalan yang memadai. Saat ini pusat akomodasi kegiatan Pariwisata di seluruh Kabupaten Karo terdapat di Kota Brastagi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa 100% atau semua hotel berbintang terdapat di Kabupaten Karo di kota Brastagi. Selain itu untuk hotel non berbintang terdapat di Kabupaten Karo lebih dari 50% di kota Brastagi. Dari hasil penelitian tingkat okupansi hotel pada saat penelitian dilakasanakan sangat rendah, khususnya pada hotel berbintang. Pada waktu tertentu dan bersifat insidensial, ada peningkatkan yang besar dalam kunjungan wisata yakni pada hari besar keagamaan, liburan sekolah maupun akhir tahun. Menurut daftar kunjungan wisata ke Kabupaten Karo dalam beberapa tahun terakhir, umlah kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Indonesia pada tahun 2010 hampir 7 juta orang. Artinya pada tahun 2010 khususnya kota Brastagi memberikan kontribusi sebesar 0.009% dari keseluruhan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara. Menurunnya jumlah kunjungan diakibatkan minimnya pengenalan dan promosi destinasi pada masyarakat. Karena dalam mempromosikan Pariwisata yang ada di Brastagi masih mengandalkan model promosi konvensional seperti penggunaan brosur, leaflet, pameran dan kerjasama dengan pihak pengelola perjalanan wisata. Model promosi tersebut memiliki banyak kelemahan diantaranya, biaya yang dikeluarkan untuk pencetakan brosur, sementara promosi melalui brosur dan leaflet sangat terbatas. Selain itu pameran wisata yang dilakukan baik di dalam maupun luar negeri hanya dapat dilakukan secara terbatas dan tidak bekelanjutan, sehingga kualitas informasi wisata, khususnya berkaitan dengan informasi kekinian tidak dapat dilakukan secara merata. Upaya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media promosi yang lebih efektif belum dilakukan sepenuhnya. Hal ini ditunjukan dengan tidak adanya pengalokasian dana khusus yang berkaitan dengan pengaplikasian teknologi informasi dan komunikasi secara real. Tidak ada sebuah komitmen khusus yang dirumuskan untuk melakukan aplikasi teknologi informasi dan komunikasi yang didukung oleh sebuah program dan visi yang jelas serta didukung oleh pendanaan yang memadai. Dari sisi pengelola Pariwisata, berkaitan dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media promosi wisata (IT Literature) sudah sangat tinggi.Berdasarkan kualitas dan kelengkapan fitur pelayanan informasi, sistim informasi Pariwisata berbasis website yang dimiliki pengelola wisata, khususnya pemilik hotel memberikan gambaran bahwa standar minimal sebuah sistim informasi padasebuah perusahaan yang berorientasi pelayanan belum dipenuhi. Dalam hal ini pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media promosi di Kecamatan Brastagi masih minim. Artinya website yang dimiliki pemilik hotel, khususnya hotel berbintang masih bersifat standar, dimana cakupan sistem informasi dalam memenuhi kebutuhan promosi wisata secara komprehensif tidak terpenuhi. Analisis Pada bagian pendahuluan ada beberapa pernyataan ahli yang tidak menyebutkan tahun pada tulisan di atas. Kelemahan dari jurnal ini adalah pada bagian pembagasan lebih banyak menjelaskan kepada infrastruktur hotel, masih 9 sedikit data yang dimasukkan kedalam pembahasan, tidak adanya data yang disebutkan bahwa sistem informasi kurang efektif dalam menarik pengunjung. 10 4. Judul : Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Nama Editor Judul Buku Kota dan Nama Terbit Nama Jurnal Volume (edisi): hal Alamat URL : : : : : : : Tanggal diunduh : : : : Studi Mengenai Efektivitas IklanTerhadap Citra Merek Maskapai Garuda Indonesia 2009 Jurnal Elektronik Farida Indriani dan Dini Hendiarti Sains Pemasaran Indonesia Vol. 8, No. 1, Mei 2009: 83 – 106 http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jspi/arti cle/view/2158/1907 29September 2014, pukul 19.00 WIB Ringkasan Periklanan adalah semua bentuk presentasi non personal dan promosi ide, barang atau jasa oleh sponsor.Periklanan harus mampu mengarahkan konsumen membeli produk atau jasa yang oleh departemen pemasaran telah dirancang sedemikian rupa sehingga diyakini dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan pembeli, singkatnya periklanan harus dapat mempengaruhi pemilihan dan keputusan pembeli (Jeffskin1982).Shapiro dan Krishnan (2001) menyatakan bahwa kreativitas iklan mempunyai pengaruh positif terhadap efektivitas iklan. Selain itu adanya ketimpangan pada minat beli bagi masyarakat Indonesia, bahwa masyarakat masih memilih menggunakan maskapai selain Garuda Indonesia meskipun masyarakat tetap beranggapan bahwa maskapai Garuda Indonesia tetap maskapai yang terbaik.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kreativitas iklan terhadap efektivitas iklan, pengaruh kreativitas iklan terhadap daya tarik iklan, dan pengaruh daya tarik iklan terhadap efektivitas iklan. Metode penelitian yang digunakan ialah menggunakan kuesioner dengan pertanyaan terbuka dan tertutup.Adapun pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan berdasarkan pertimbangan tertentu dimana sampel diperoleh dari satu kelompok sasaran tertentu yang mampu memberikan informasi yang dikehendaki karena mereka memang memiliki informasi seperti itu dan mereka memenuhi kriteria yang ditentukan oleh peneliti (Augusty 2006). Efektivitas iklan diukur dengan menggunakan pendekatan advertising response model (ARM). Dalam meningkatkan efektivitas iklan diperlukan kreativitas iklan karena dapat meningkatkan perhatian, proses motivasi, ukuran proses iklan, sikap terhadap iklan, sikap terhadap merek dan minat beli (Baacket al. 2008). Dalam hal ini hubungan atntar efektivitas iklan dan kreativitas iklan sangat diperlukan, karena kreativitas iklan dan efektivitas iklan adalah hal paling luas dalam penggunaan iklan. Kreativitas iklan mempunyai pengaruh positif dengan efektivitas iklan (Rosenberget al. 1991). Selain itu hubungan antara kreativitas iklan dan daya tarik iklan, hubungan antara daya tarik iklan dan efektivitas iklan, 11 citra merek, hubungan antar efektivitas dan minat beli, hubungan antara citra merek dan minat beli juga sangat diperlukan untuk meningkatkan keefektifan suatu iklan yang akan dipromosikan. Hasil penelitian dapat disimpulkan dari hipotesis penelitian. Hipotesis pertama yaitu semakin tinggi kreativitas maka semakin tinggi efektivitas iklan. Disimpulkan bahwa tanpa suatu proses pesan yang jelas, konsumen mungkin tidak menyadari makna pesan kreatif dalam iklan. Hipotesis ke-dua, semakin tinggi kreativitas maka semakin tinggi daya tarik iklan. Disimpulkan bahwa pemasang iklan kemudian harus menciptakan konsep kreatif yang kuat atau gagasan besar yang akan membuat strategi pesan tersebut hidup dalam benak konsumen dengan cara yang khas dan mudah diingat (Kotler 2000). Pesan kreatif harus menemukan gaya, nada, kata-kata dan format yang cocok untuk menyampaikan pesan dengan pemilihan daya tarik (Rita dan Saliman 2000). Hipotesis ketiga, semakin tinggi daya tarik iklan maka semakin tinggi efektivitas iklan. Disimpulkan bahwa daya tarik iklan mengacu digunakan untuk mendapatkan perhatian konsumen dan mempengaruhi perasaan merek terhadap produk atau jasa yang mereka tawarkan. Maka, daya tarik tersebut diubah menjadi pesan iklan untuk dipresentasikan kepada pemirsa maupun konsumen sasaran. Hipotesis ke-empat, semakin tinggi efektivitas iklan maka semakin tinggi citra merek. Disimpulkan bahwa, Efektivitas iklan sangat terpengaruh oleh strategi pesan. Strategi pesan bisa berkembang tergantung dari fokus terhadap penciptaan citra merek (Laskey 1995). Hipoteis ke-lima, semakin tinggi efektivitas iklan maka semakin tinggi minat beli. Disimpulkan oleh Shultz and Tannenhausan dalam Shimp (2000) menyatakan Iklan yang baik memahami bahwa orang tidak membeli produk tetapi membeli keuntungan dari produk tersebut dan lebih dari itu iklan yang efektif adalah iklan yang mendapat perhatian dan diingat serta membuat orang bertindak untuk melakukan pembelian. Selain itu suatu efektivitas dari iklan dapat ditunjukan dari sudut pandang penjualan. Hipotesis ke-enam, semakin tinggi citra merek maka emakin tinggi minat beli. Dapat disimpulkan bahwa, suatu merek yang memiliki citra negative akan memberikan dampak negatif dalam keputusan pembelian, sedangkan merek yang memiliki kekuatan yang tinggi akan menarik minat konsumen untuk membeli. Sehingga citra merek merupakan faktor dalam mempengaruhi minat beli konsumen. Dalam peningkatan minat beli terhadap iklan maskapai Garuda Indonesia dapat dilakukan langsung dengan penciptaan dari efektivitas iklan.Untuk memperoleh efektivitas iklan, sebelumnya timbulkan kreativitas dalam iklan.Iklan kreatif harus memiliki karakteristik yang mampu menjadi daya tarik bagi penonton untuk tertarik dengan iklan tersebut. Daya tarik iklan yang timbul akan memberikan efektivitas iklan dalam penyampaian pesan. Selanjutnya efektivitas iklan yang ditimbulkan pada Maskapai Garuda Indonesia akan langsung memberikan peningkatan pada minat beli. Analisis Pada bab pembahasan kurang dijelaskan mengenai hubungan antarvariabel, yaitu pengaruh kreativitas iklan terhadap efektivitas iklan, pengaruh kreativitas iklan terhadap daya tarik iklan, dan pengaruh daya tarik iklan terhadap efektivitas iklan. Selain itu, data Nielsen Media Research (NMR) tentang tren 12 belanja iklan lima tahun terakhir tidak dilengkapi dengan data berupa tahun. 13 5. Judul : Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Nama Editor Judul Buku Kota dan Nama Terbit Nama Jurnal Volume (edisi): hal Alamat URL : : : : : : : Tanggal diunduh : : : : Strategi Komunikasi Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Kominfo (DISBUDPAR) Dalam Meningkatkan Kujungan Wisatawan Di Desa Pampang Kota Samarinda 2013 Jurnal Elektronik Yulian Sains Pemasaran Indonesia Vol. 1, No. 3, 450-464 http://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/wpcontent/uploads/2013/09/JURNAL%20YULIAN Iedit%20(09-23-13-07-23-06).pdf 30September 2014, pukul 15.00 WIB Ringkasan Dalam pembangunan terjadi suatu proses perubahan yang berlangsung secara terus menerus dan berkelanjutan. Disinilah peran pemerintah harus lebih jeli dalam menggerakan masyarakat agar berpartisipasi dalam pembangunan serta mampu mengembangkan potensi yang dimiliki Negara dalm mencapai tujuan sehingga pembangunan bisa dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah. Menurut Stoneret al. yang di kutip dalam buku Fandy Tjiptono (2000), perspektif pertama pengertian strategi adalah sebuah program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan mengimplementasikan misinya. Berdasarkan perspektif kedua, pengertian strategi di defenisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Komunikasi juga proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan, jika dianalisis pesan komunikasi terdiri dari dua aspek, pertama isi pesan (the content of the message), kedua lambang (symbol). Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode teknik sampling yaitu menentukan informan dengan pertimbangan tertentu yang dapat memberikan data secara maksimal sebagai langkah penulis memilih key informan. Metode pengumpulan data untuk dapat memperdalam penelitian penulis, diantaranya melalui: Penelitian Kepustakaan (library research), yaitu penelitian kepustakaan. Strategi Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Kominfo dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan ke Desa Pampang adalah melalui media komunikasi, media tersebut sangat berperan penting dalam memberikan informasi kepada masyarakat tentang tempat wisata budaya di Desa Pampang. Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi komunikasi yang digunakan antara lain melalui internet karena merupakan suatu media informasi atau publikasi Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Kominfo Kota Samarinda dalam mempublikasikan tempat-tempat wisata yang ada di Kota Samarinda. Dalam prakteknya Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Kominfo Kota Samarinda menggunakan media 14 internet sebagai salah satu strategi komunikasi untuk mempublikasikan tempattempat wisata yang ada di Kota Samarinda khususnya informasi tentang wisata budaya di Desa Pampang. Dinas kebudayaa, Pariwisata dan Kominfo mempunyai akun khusus di internet yaitu Web.disbudpar.kominfo.samarindakota.go.id. Selain menggunakan internet, strategi komunikasi yang dilakukan adalah melalui brosur. Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Kominfo Kota Samarinda menggunakan brosur sebagai satu strategi publikasi dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat. Brosur juga digunakan untuk memberikan informasi tentang jenis-jenis tempat wisata yang ditawarkan Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Kominfo Kota Samarinda dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan ke Desa Pampang. Pers seperti televisi, radio, dan surat kabar juga digunakan oleh Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Kominfo Kota Samarinda sebagai alat publikasi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Desa Pampang karena media tersebut jangkauanya lebih luas dan mudah untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Selain itu special even adalah satu kegiatan atau strategi komunikasi dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kota Samarinda dengan mengadakan berbagai macam kegiatan seperti pameran, dan sebagainya. Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi komunikasi Dinas Kebudayaan, Pariwisatan dan Kominfo Kota Samarinda dalam upaya menjalankan pelayanan wisata agar informasi dan komunikasi yang ingin di sampaikan kepada masyarakat terlaksana dengan maksimal melalui beberapa media publikasi. Penyampaian informasi melalui media internet yang dilakukan Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Kominfo Kota Samarinda telah terlaksana dengan baik karena pesannya dapat sampai ke wisatawan atau masyarakat untuk membaca informasi yang ada pada media internet tersebut. Penggunaan media internet sebagai strategi komunikasi Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Kominfo Kota Samarinda, berdasarkan komunikasi S-M-C-R. Selain internet penggunaan media Brosur tersebut mengindentifikasi publikasi melalui media brosur sebagai salah satu strategi komunikasi belum maksimal pelaksanaanya dalam menyampaikan informasi wisata yang ada di Kota Samarinda kepada wisatawan dan masyarakat karena pesannya belum sampai secara maksimal, begitu juga media publikasi melalui televisi, radio, dan surat kabar yang digunakan Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Kominfo Kota Samarinda sudah maksimal dalam pelaksanaanya. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Kominfo Kota Samarinda harus mengevaluasi strategi-strategi yang telah dilaksanakan agar dapat mencapai tujuan secara maksimal da pesannya dapat sampai ke wisatawan dan masyarakt baik lokal maupun manca Negara. Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Kominfo Kota Samarinda juga harus menyusun strategi-strategi baru agar dapat menyakinkan masyarakat untuk datang ke tempat-tempat wisata yang ada di Kota Samarinda termasuk tempat wisata budaya Desa Pampang. Analisis Pada bagian jurnal strategi komunikasi melalui internet sudah baik dan sudah menunjukan web resmi dari dinas. Namun kelemahannya adalah tidak di dukung oleh data yang menjelaskan bahwa strategi komunikasi yang dilakukan berhasil. Dalam hal ini penuis hanya menyatakan secara objektif. Dari beberapa 15 jurnal yang saya baca jurnal ini mencantumkan kerangka dasar teori. 16 6. Judul : Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Nama Editor Judul Buku Kota dan Nama Terbit Nama Jurnal Volume (edisi): hal Alamat URL : : : : : : : Tanggal diunduh : : : : Faktor-Faktor Sistem Interaksi Yang Mempengaruhi Efektivitas Iklan Online 2008 Jurnal Elektronik Ilham Aji Pratomo dan Dadan Hardianto Sistem Informasi MTI-UI Vol. 4, No. 1 http://jsi.cs.ui.ac.id/index.php/jsi/article/view Article/242 30September 2014, pukul 15.00 WIB Ringkasan Saat ini sudah banyak iklan online dan cenderung mudah ditemui di internet. Iklan yag awalnya berupa benner statis, maka saat ini sudah ada iklan yang dapat muncul pada layar dengan window tersendiri (pop-up). Persebarannya kini hampir pada semua situs seperti situs berita, situs toko online, sampai situs pribadi. Pada penelitian ini penulis ingin mngetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi efektivitas iklan online. Faktor-faktor yang berkaitan dengan ilmu sistem interaksi. Terdapat dua contoh model iklan online seperti business to business yang menfaatkan internet sebaagai sarana penghubung antar perusahaan. Iklan online memiliki kelebihan dibanding iklan pada media lain. Kelebihannya ialah adanya kontrol yang lebih besar pada konsumen dalam menentukan informasi apa yang ingin mereka lihat serta berapa lama mereka ingin melihat informasi tersebut. Dalam hal ini perlu untuk mengukur efektivitas sebuah iklan. Alasannya adalah untuk menghindari kesalahan yang membawa konsekuensi kerugian finansial yang besar. Alasan lainnyaa untuk mencari strategi alternatif dalam pemasaran yang lebih baik. Dalam pengukurannya efektivitas sebuah iklan dapat dilakukan dengan dua pendekatan sesuai dengan tujuan iklan. Pertama ialah tujuan pemasaran. Dari tujun ini ada beberapa metode yang bisa diterapkan yaitu peningkatan volume penjualan, peningkatan marketshare, penigkatan keuntungan. Tujuan yang kedua ialah komunikasi. Metode tersebut menilai seberapa baik proses komunikasi tersampaikan dengan memanfaatkan model proses respon. Iklan harus memberikan ilustrasi produk yang diiklankan karena hal tersebut merupakan data yang diperlukan oleh konsumen sebagai pengguna komputer untuk dapat membuat keputusan terhadap iklan tersebut. Selain itu, disebutkan juga bahwa untuk menarik perhatian pengguna, strategi pemilihan warna juga dapat menjadi pilihan. Hal ini sangat berhubungan dengan iklan karena salah satu tujuan iklan adalah menarik perhatian pemirsanya. Menurut teori ini sebuah iklan harus mampu mengetahui karakteristik konsumen mereka untuk dapat 17 memformulasikan iklan yang efektif. Karakteristik ini misalnya usia, jenis kelamin, kelas kosial, dan pekerjaan. Dari wawancara yang dilakukan didapat informasi-informasi yang berguna yang meliputi desain iklan yang efektif serta metode untuk mengukur efektivitas sebuah iklan online. Sebuah iklan yang menarik perhatian disebut sebagai iklan yang cenderung lebih efektif dibandingkan dengan iklan yang sebaliknya. Menarik perhatian dapat diartikan dengan komposisi warna yang jelas dan memiliki tingkat kontras yang baik namun masih tetap memperhatikan keindahannya dan tidak sekadar menarik perhatian. Selain itu, penentuan lokasi iklan juga menentukan efektivitas sebuah iklan online. Contoh yang dikemukakan adalah iklan produk kesehatan pada situs yang bertema gaya hidup sehat akan lebih efektif daripada iklan kendaraan pada situs yang sama. Jenis iklan juga merupakan hal yang disebut berpengaruh terhadap efektivitas. Sebuah iklan bertipe pop-up dapat merusak suasana hati pengguna dan berpotensi menimbulkan dampak buruk bagi performa iklan tersebut. Gaya bahasa juga merupakan hal yang harus diperhatikan. Gaya bahasa disebut tergantung dari usia pengguna komputer sebagai target konsumen. Sebuah iklan yang menerapkan gaya bahasa non-formal disebutkan lebih efektif untuk target konsumen yang lebih muda. Posisi sebuah iklan pada layar juga disebut berpengaruh terhadap efektivitas sebuah iklan. Hal ini dijelaskan dengan perbedaan tarif yang diterapkan oleh penyedia space iklan online. Hasil wawancara tersebut dapat diketahui faktor-faktor yang diasumsikan berpengaruh terhadap efektivitas sebuah iklan online. Faktor-faktor tersebut antara lain keberadaan ilustrasi, komposisi warna, gaya bahasa, posisi, ukuran font, lokasi, dan jenis pesan. Hasil analisis disimpulkan bahwa ada keterkaitan antara penggunaan ilustrasi pada sebuah iklan dan jumlah orang yang mengklik iklan tersebut. Analisis menurut warna dapat disimpulkan bahwa bahwa terdapat indikasi kuat bahwa ada keterkaitan antara penggunaan warna pada sebuah iklan dan jumlah orang yang mengklik iklan tersebut. Analisis terhadap gaya bahasa menunjukan bahwa terdapat indikasi kuat bahwa ada keterkaitan antara penggunaan gaya bahasa pada sebuah iklan dan jumlah orang yang mengklik iklan tersebut. Analisis terhadap posisi menunjukan bahwa terdapat indikasi kuat bahwa ada keterkaitan antara posisi pada sebuah iklan dan jumlah orang yang mengklik iklan tersebut. Analisis terhadap ukuran font menunjukkan bahwa terdapat indikasi kuat bahwa ada keterkaitan antara ukuran font pada sebuah iklan dan jumlah orang yang mengklik iklan tersebut. Analisis terhadap lokasi menunjukkan bahwa terdapat indikasi kuat bahwa ada keterkaitan antara lokasi pada sebuah iklan dan jumlah orang yang mengklik iklan tersebut. Analisis terhadap jenis menunjukkan bahwa terdapat indikasi kuat bahwa ada keterkaitan antara jenis sebuah iklan dan jumlah orang yang mengklik iklan tersebut. Dengan kata lain dari analisis di atas dapat di ambil kesimpulan faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap efektivitas sebuah iklan online. Analisis Jurnal tersebut menurut saya sudah baik dalam menyampaikan maksud dan tujuan. Jurnal juga di lengkapi dengan data-data hasil penelitian mengenai faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap efektivitas iklan online. Dari data tersebut sudah menjawab bahwa faktor-faktor seperti keberadaan ilustrasi, 18 warna, gaya bahasa, posisi, ukuran font, lokasi dan jenis berpengaruh pada efektivitas iklan online. 7. Judul : Efektivitas Pesan Iklan Televisi Tresemme Menggunakan Customer Response Index (CRI)pada Perempuan di Surabaya Tahun : 2013 Jenis Pustaka : Jurnal Bentuk Pustaka : Elektronik Nama Penulis : Tania Yosephine Aiwan Nama Editor : Judul Buku : Kota dan Nama : Terbit Nama Jurnal : E-Komunikasi Volume (edisi): hal : Vol. 1, No. 2, 2013: 298-307 Alamat URL : http://studentjournal.petra.ac.id Tanggal diunduh : 30September 2014, pukul 15.00 WIB Ringkasan Di erateknologi ini, media menjadi alat promosi yang efektif dan efisien dalam memasarkan produk dan menyampaikan pemasaran kepada konsumen dan calon konsumen.Salah satunya yang banyak digunakan ialah periklanan.Iklan yang baik dan efektif mengandung pesan ideal yang dapat menarik perhatian, menimbulkan rasa ingin tahu lebih lanjut, menimbulkan keinginan, dan merangsang tindakan nyata.”(Kotler & Keller 2009).Pernyataan tersebut didukung oleh Effendy (2002), bahwa efektivitas pesan iklan adalah kondisi sejauh mana efek pesan iklan yang disampaikan itu dapat menarik perhatian, dimengerti, dipahami, membangkitkan emosi, dan menggerakkan sasarannya untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki. Penelitian yang menggunakan metode survei ini bertujuan untuk mengukur efektivitas pesan iklan TRESemmé pada perempuan di Surabaya (2029 tahun). Alasannya ialah kemunculan TRESemmé dianggap merupakan sebuah peluang yang besar bagi PT Unilever Indonesia, Tbk. untuk semakin menegaskan posisinya sebagai peritel terbesar di industri sampo di Indonesia. Selain itu, dengan kehadiran TRESemmé, persaingan industri sampo antar PT Unilever Indonesia, Tbk. dan P&G yang awalnya brand head to head 4 lawan 4, sekarang menjadi 5 lawan 4 untuk PT Unilever Indonesia, Tbk. Pengukuran efektivitas ini menggunakan indikator Customer Response Index (CRI), dimana respons audiens penonton iklan diukur dari berbagai tingkatan respon, mulai awareness (kesadaran), comprehend (pemahamana), interest (ketertarikan), intentions (niat), dan action (tindakan). Pengukuran ini didasarkan pada teori komunikasi pemasaran dan efektivitasnya yang digambarkan dalam teori Hierarchy-ofEffects, dan didukung oleh teori pesan iklan yang terdiri dari dimensi-dimensi isi pesan, struktur pesan, format pesan, dan sumber pesan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari model CRI, dapat dilihat bahwa perolehan masing-masing persentase responden di tiap tingkatan respons nilainya di atas 50%. Walaupun angka yang didapat dalam penelitian ini terbilang baik, 19 yaitu lebih dari 50% responden positif di setiap tingkatan respons, namun komunikasi pemasaran produk baru harus tetap gencar. Pada tingkat awareness,sebanyak 83% responden menyatakan sadar akan iklan televisi TRESemmé, sedangkan sisanya, yaitu 17% responden tidak sadar akan keberadaan iklan televisi TRESemmé yang ditayangkan. Pada tingkat comprehend, sebanyak 97.6% dari responden yang sadar atau aware menyatakan paham dengan pesan iklan televisi TRESemmé, sedangkan sisanya, yaitu 2.4% tidak paham. Pada tingkat interest, sebanyak 76.5% dari responden yang paham atau comprehend menyatakan tertarik dengan produk dan manfaat yang ditawarkan dalam iklan, sedangkan sisanya, yaitu 23.5% tidak tertarik. Di tingkat intentions, sebanyak 58.1% dari responden yang tertarik atau interest menyatakan berminat untuk membeli rangkaian produk sampo TRESemmé, sedangkan sisanya tidak berminat. Pada tingkat action, sebanyak 86.1% dari responden yang berminat atau memiliki intentions menyatakan telah membeli rangkaian produk sampo TRESemmé, sedangkan sisanya, yaitu 13.9% menyatakan tidak membeli. Disimpulkan bahwa nilai hasil tingkatan respons yang didapat berada jauh di atas dari nilai kritis, dan sifatnya positif. Hasil keseluruhan Customer Response Index (CRI) didapat hasil adanya pemenuhan respons responden di berbagai tingkatan, yaitu awareness, comprehend, interest, intentions, dan action. Dapat disimpulkan bahwa pesan iklan televisi TRESemmé pada perempuan di Surabaya mengandung pesan iklan yang dapat dapat menarik perhatian, menimbulkan rasa ingin tahu lebih lanjut, menimbulkan keinginan, dan merangsang tindakan nyata.Hasil penelitian kemudian dikaitkan dengan konsep komunikasi pemasaran, bahwa komunikasi pemasaran dan iklan sebagai salah satu bentuk komunikasi pemasaran dapat dikatakan efektif apabila tujuan dari periklanan tersebut dapat tercapai atau terlaksana. Maka dari itu, peneliti membandingkan nilai customer response kritis yang merupakan target atau objektif dari perusahaan dengan customer response hasil penelitian. Hasilnya ialah adanya nilai di tingkat awareness 33% lebih tinggi, di tingkat comprehend 47,6% lebih tinggi, di tingkat interest 26,5% lebih tinggi, di tingkat intentions 8,1% lebih tinggi, dan di tingkat action 36,1% lebih tinggi. Dari berbagai hasil analisa penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa pesan iklan televisi TRESemmé ialah efektif didasarkan dengan pengukuran Customer Response Index (CRI) dan objektivitas perusahaan. Pesan iklan ini efektif dalam menimbulkan efek audiensnya mulai dari perhatian, pengertian, pemahaman, emosi, dan akhirnya pada tindakan pembelian, yang sesuai dengan tujuan perusahaan. Namun perusahaan tidak boleh cepat terlena dengan respons masyarakat yang baik, karena kemungkinannya dapat turun sewaktu-waktu. Oleh karena itu untuk dapat bersaing secara maksimal di pasar sampo Indonesia, komunikasi pemasaran yang dijalankan PT Unilever Indonesia Tbk, harus terusmenerus diusahakan demi tercapainya posisi yang pasti dalam masyarakat. Analisis Pada bab pendahuluan terdapat kalimat “industri sampo memiliki perubahan angka produksi dan penjualan yang terus menerus meningkat dari tahun ke tahun.” dan “menurut data berbagai sumber yang dikompilasi 20 Departemen Riset IFT, kedua perusahaan ini menguasai 90% pasar sampo Indonesia.” Namun tidak dilengkapi dengan data berupa tahun. 21 8. Judul : Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Nama Editor Judul Buku Kota dan Nama Terbit Nama Jurnal Volume (edisi): hal Alamat URL Tanggal diunduh : : : : : : : Promosi Objek Wisata Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim II Kabupaten Siak Dalam Meningkatkan Wisatawan 2014 Jurnal Elektronik Adelina Tampubolon - : : : : Jurnal Ilmu Administrasi Vol. 1, No. 2 http://Jom.unri.ac.id 30September 2014, pukul 20.00 WIB Ringkasan Penulis ingin memperkenalkan objek wisata Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim. Keberadaannya memiliki peranan penting sebagai daerah pengungsian satwa liar, karena lokasinya terletak pada suatu daerah yang dikelilingi oleh areal terbuka, areal kebun kelapa sawit dan pemukiman penduduk taman hutan raya ini memiliki prospek baik untuk di promosikan namun sangat disayangkan taman hutan raya ini masih sepi dari kunjungan wisatawan. Walaupun promosi sudah dilakukan oleh pihak pengelola, tapi kenyataannya belum sejalan dengan hasil promosi yang diinginkan. Oleh karena itu penulis tertarik ingin meneliti bagian promosi seperti apa yang sudah dilakukan oleh pengelola untuk meningkatkan wisatawan. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel accidental sampling, yaitu pengambilan sampel yang dilakukan kepada siapa saja yang ditemui secara kebetulan di area obyek eisata Taman Hutan Raya. Penulis menggunakan teori dari Yoeti tentang maksud promosi adalah memberikan interpretasi dan bahasa yang bermacam-macam. Pada dasarnya maksud kata promosi adalah untuk memberitahu, membujuk atau mengingatkan lebih khusus lagi. Menurut Yoeti (1966) promotion termasuk dalam kegiatan; advertising, sales promotion, personal selling dan public relation. Ke-empat macam kegiatan tersebut merupakan komunikasi yang umum yang bisa digunakan, untuk tujuan yang bermacam-macam guna mempengaruhi pikiran dan tingkah laku orang banyak. Hasil pembahasan tanggapan responden terhadap promosi objek wisata Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim II Kabupaten Siak Dalam Meningkatkan Wisatawan adalah sebagai berikut: Berdasarkan tabel dapat dilihat secara keseluruhan dari sub variabel advertising yang meliputi media cetak, media elektronik, website untuk kriteria jawaban tidak pasti dengan persentase 45% karena untuk promosi yang dilakukan oleh pengelola Tahura secara keselruhan komponen tidak memuaskan. Sangat tidak setuju 33%, bahwa promosi tidak mampu memberitkan hasil produk jasa pada konsumen. Jawaban tidak setuju 14% 22 promosi tidak menimbulkan rasa keinginan untuk berkunjung. Jawaban setuju dengan persentase 6% responen mengetahui adanya promosi. Jawaban sangat setuju dengan persentase 1% artinya promosi ini benar-benar direspon dengan baik. Hasil keseluruhan komponen promosi melalui sales promotion untuk jawaban tidak pasti dengan persentase 52%, artinya sales promotion tidak dapat menjangkau banyak orang. Jawaban sangat tidak setuju dengan persentase 23%, artinya tidak maksimal promosi yang dilakukan. Jawaban tidak setuju dengan persentase 16%, dan jawaban setuju dengan persentase 7%, dan kriteria yang paling kecil adalah kriteria jawaban sangat setuju dengan persentase 2%. Dari data diatas untuk promosi yang dilakukan dengan cara sales promotion tidak pasti dalam penyampaian informasi promosi TahuraSultan Syarif Hasyim II. Kemudian hasil keseluruhan untuk jawaban responden terhadap personal selling dengan kriteria jawaban tidak pasti dengan persentase 42%, artinya responden tidak pasti sampainya informasi yang mereka terima mengenai promosi tahura. Jawaban sangat tidak setuju persentase 39%, responden juga tidak menerima adanya promosi yang dilakukan pengelola tahura. Jawaban tidak setuju dengan hasil persentase 12%. jawaban setuju dengan hasil persentase 4% dan untuk kriteria sangat setuju dengan hasil persentase 3%, hanya sedikit responden yang menerima adanya promosi tahura dengan cara personal selling. Hasil dari keseluruhan jawaban responden melalui public relation untuk jawaban tidak pasti dengan hasil persentase 46%, dikarenakan kerjasama yang dilakukan public relation terhadap perusahaan atau organisasi-organisasi yang terlibat ternyata tidak pasti. Jawaban sangat tidak setuju dengan hasil persentase 30%, tidak adanya kerjasama yang dilakukan pihak pengelola tahura kepada organisasi-organisasi, perusahaan dan masyarakat. Jawaban tidak setujujawaban tidak setuju dengan hasil persentase 17%, bahwa tidak adanya kerjasama yang dilakukan oleh pengelola tahura kepada perusahaan ataupun organisasi terkait. Jawaban setuju dengan hasil persentase 6% dan untuk kriteria jawaban sangat setuju dengan hasil persentase 2%. Jadi berdasarkan data yang disebutkan pada jurnal tersebut dapat diambil kesimpulan yaitu promosi Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim II dalam bentuk advertising, personal selling, sales promotion dan public relation bahwa promosi yang dilakukan tidak mencapai target yang diharapkan untuk menjangkau banyak wisatawan untuk berkunjung ke Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim II. Selain itu bentuk promosi yang dilakukan pengelola tahura Sultan Syarif Hasyim II sangat tidak memuaskan, penyebaran informasi kepada orang banyak sangat tidak baik dalam penyampaian, pengelola mengalami kendala dalam hal promosi, tidak adanya bagian seksi promosi yang khusus untuk melakukan kegiatan promosi, kurangnya anggaran biaya yang disediakan oleh pemerintah daerah. Analisis Kelemahan dari jurnal ini adalah pada bagian analisis dan pembahasan terdapat kalimat berdasarkan tabel 4.9. Namun tabel tidak diberi keterangan bahwa tabel tersebut adalah tabel 4.9, sehingga membuat binggung pembacanya. Sedangkan kelebihan dari jurnal ini adalah penjelasan tabel pada bagian 23 pembahasan lengkap. 9. semua sudah tercakup dan dijelaskan dengan sangat jelas dan Judul : Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Nama Editor Judul Buku Kota dan Nama Terbit Nama Jurnal Volume (edisi): hal Alamat URL Tanggal diunduh : : : : : : : Strategi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) Dalam Pengembangan Promosi Kegiatan Ekowisata 2008 Tesis Elektronik Ernawati Hartono - : : : : http://www.repository.ipb.ac.id/ 30September 2014, pukul 20.30 WIB Ringkasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) mempunyai potensi ekowisata yang tinggi antara lain keindahan alamnya, gejala alam, keutuhan, keanekargaman hayati, keunikan alam, situs budaya. Potensi ini harus dikenalkan pada publik melalui kegiatan promosi. Promosi merupakan bagian dari bauran pemasaran (marketing mix). Menurut Kotler (1997) promosi merupakan usaha pengkomunikasian informasi dari produsen kepada konsumen sedemikian rupa agar menarik minat konsumen untuk membeli barang/jasa yang ditawarkan produsen. Promosi kegiatan ekowisata di TNGGP dilakukan selain untuk menarik pengunjung yang akan menikmati keindahan alam TNGGP juga menarik mitra berinvestasi dalam kegiatan ekowisata. Karena keberhasilan pengembangan ekowisata pada taman nasional sangat bergantung pada upaya promosi yang dilakukan oleh pengelola, karena dengan promosi orang akan tahu dan akhirnya akan datang untuk berkunjung. Kegiatan promosi yang telah dilakukan TNGGP selama ini adalah dengan penyebaran bahan cetakan seperti brosur, leaflet, majalah, mengikut pameran-pameran wisata secara berkala mengadakan seminar/lokakarya. Cara yang dilakukan ini hanya sampai pada sebagian kecil masyarakat dan belum mancapai kelompok dalam masyarakat yang diharapkan menjadi konsumen ekowisata di TNGGP. Dalam mengolah data penulis menggunakan metode analisa deskriptif yaitu mentransformasikan data mentah ke dalam bentuk data yang mudah dimengerti dan ditafsirkan, serta menyusun, memanipulasi dan menyajikan supaya menjadi suatu informasi (Kusmayadi 2000). Selain itu menggunakan metode pendekatan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat) untuk menentukan strategi promosi. Hasil dari penelitian ini adalah TNGGP telah malaksanakan berbagai upaya untuk mengembangkan kegiatan ekowisata dengan meningkatkan kegiatan promosi. Menurut Cooper (1999) terdapat 4 komponen bauran promosi, yaitu periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan penjualan secara pribadi 24 oleh TNGGP. Saat ini TNGGP sudah membuat bahan cetakan untuk promosi berupa buku, leaflet, booklet maupun peta. Sebagian besar bahan cetakan (80%) di buat sendiri oleh Balai TNGGP, dan hanya beberapa saja yang dibuat bekerja sama dengan pihak lain. Bahan promosi tersebut sudah disebar selain kepada pengunjung TNGGP juga disebarkan pada saat mengikuti pameran. Selain itu penyebaran juga dilakukan dengan mengirimkan langsung (direct mailing) ke beberapa pihak baik perseorangan maupun lembaga yang menjadi sasaran kegiatan ekowisata belum rutin dilakukan. Pemasangan media cetak maupun elektronik masih jarang dilakukan karena kendala dengan biaya yang cukup mahal. Iklan di media televisi sudah pernah tayang di beberapa stasiun televisi yang merupakan hasil kerjasama antara Balai TNGGP dengan stasiun televisi tersebut. Dalam hal ini, Balai TNGGP menyediakan tempat untuk berlangsungnya suatu program televisi terutama yang berkaitan dengan konservasi dan wisata alam. Pemasangan billboard mengenai TNGGP di tempat-tempat strategis sepanjang jalan menuju kawasan TNGGP belum dilakukan. Keberadaan billboard ini sebenarnya cukup penting mengingat keberadaan TNGGP sendiri yang sampai saat ini masih belum dikenal secara luas oleh masyarakat umum. TNGGP juga menarik pengunjung dengan beberapa media promosi penjualan, yaitu pameran, potongan harga dan hiburan. Promosi penjualan melalui potongan harga dilakukan oleh balai TNGGP dalam bentuk potongan harga untuk wisma tamu, asrama, dan rombongan. Namun promosi semacam ini kurang sesuai untuk mempromosikan kegiatan ekowisata. TNGGP juga melakukan kegiatan promosi melalui hubungan masyarakat (humas). Kegiatan humas yang sudah dilakukan adalah mengadakan seminar rutin setiap tahunnya untuk memaparkan berbagai kegiatan ekowisatanya. TNGGP juga sudah melakukan promosi dengan menerbitkan buletin yang bernama ‘edelweis’ yang berisi berita terbaru mengenai TNGGP dan masalah konservasi secara umum. Penjualan secara pribadi juga dilakukan untuk menarik pengnjung melalui internet khususnya melalui situs TNGGP (www.gedepangrango.org). TNGGP juga melakukan promosi melalui pihak pemerintah daerah (pemda). Dalam menentukan strategi pengembangan promosi ekowista menggunakan analisis SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities dan Threats). Hasilnya adalah Strategi SO: Mempromosikan nilai potensi dan estetika yang dimiliki TNGGP kepada mitra-mitra TNGGP dan meningkatan promosi lewat internet dengan meningkatkan kualitas website TNGGP. Strategi ST: Melakukan promosi yang bersifat mendidik untuk megurangi laju degradasi kualitas obyek wisata. Strategi WO: Meningkatkan kerjasama dengan mitramitra TNGGP (bandara dan maskapai penerbangan, biro perjalanan wisata, media massa dan hotel) dan Memilih media promosi yang tepat untuk mempromosikan TNGGP baik kepada pengunjung maupun mitra-mitra. Strategi WT: Mengefisienkan biaya promosi dengan tidak mengurangi kualitas dan kuantitas promosi tersebut dan meningkatkan kualitas produk yang telah dikemas dengan menarik sehingga mengurangi kejenuhan pasar. Analisis Data yang disajikan lengkap, penulis menyajikannya dengan tabel sehingga yang membacanya paham akan maksud penelitian terebut. Hasil juga dijelaskan dengan secara rinci menurut strategi promosi yang dipakai dengan 25 menggunakan analisis SWOT. 26 10. Judul Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Nama Editor Judul Buku Kota dan Nama Terbit Nama Jurnal Volume (edisi): hal Alamat URL Tanggal diunduh : : : : : : : : Strategi Komunikasi Pemasaran Kawasan Ekowisata Berbasis Masyarakat (Kasus Taman Nasional Gunung Halimun Salak) 2011 Skripsi Elektronik Akira Bena Yassiranda M - : : - : : http://www.repository.ipb.ac.id/ 30September 2014, pukul 21.00 WIB Ringkasan Pengembangan ekowisata tidak hanya sebagai upaya pelestarian alam namun juga sebagai salah satu katalisator pembangunan. Ekowisata dapat menjadi sektor yang dapat diandalkan dalam peningkatan ekonomi negara. Seperti yang diungkapkan oleh Yoeti (2008), bahwa dalam industri Pariwisata, terbuka peluang untuk meningkatkan perolehan devisa negara. Maju dan berkembangnya Pariwisata dapat mengembangka daerah mengembangkan daerah miskin menjadi lokasi industri baru ,sehingga untuk mencapai itu semua dibutuhkan sebuah konsep pemasaran ekowisata berbasis masyarakat. Dalam hal ini komunikasi sangat di perlukan dalam strategi peasaran. Menurut Berlo (1960) dalam Lubis et al (2009), dengan asumsi bahwa komunikasi merupakan suatu proses, Berlo mengemukakan bahwa elemen-elemen dasar komunikasi yang relevan untuk komunikasi antarpribadi meliputi enam komponen yaitu sumber (source), penyandi (encoder), pesan (message), saluran komunikasi (channel), penerima (receiver), dan penerjemah (decoder). Perlunya komunikasi pemasaran menurut Tjiptono (2008) mengartikan komunikasi pemasaran sebagai aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan dan yang penting dari komunikasi pemasaran ialah bentuk utama seperti personal selling, iklan (advertising), sales promotion, sponsorship marketing, publicity, Komunikasi di tempat pembelian (point-of-purchase communication). Peneliti menganalisis beberapa variabel yaitu rancangan pesan, frekuensi penyampaian pesan, dan ragam media yang digunakan. Pada rancangan pesan tredapat variabel yaitu Attention, Need, Satisfaction, Visualization, dan Action. Pada tahap attention dapat dilihat adanya upaya membangkitkan perhatian pengunjung terhadap ide, gagasan mengenai adanya suatu bentuk wisata alam dan 27 budaya dengan konsep ekowisata berbasis masyarakat. Pengunjung mengaku bahwa mereka tertarik dengan informasi yang diberikan mengenai ekowisata berbasis masyarakat, walaupun dalam wawancara yang dilakukan masih ada pengunjung yang belum memahami sepenuhnya mengenai konsep ekowisata berbasis masyarakat, karena hal tersebut belum terangkum secara optimal dari media komunikasi yang mereka dapatkan. Tahap need kelengkapan informasi mengenai informasi yang dibutuhkan pengunjung seperti akses ke area wisata, informasi tentang budget atau biaya wisata, informasi mengenai homestay, serta informasi mengenai tempat makan. Terdapat bukti bahwa variabel need berpengaruh terhadap kefektivitasan media komunikasi pemasaran TNGHS. Ada indikasi lain pada tahap ini pengunjung membutuhkan interpreter (pemandu wisata) dari masyarakat sekitar yang mengerti daerah TNGHS. Pada tahap satisfaction dengan mengukur seberapa puas pengunjung dengan informasi yang diterima. Dapat disimpulkan tidak terdapat cukup bukti bahwa satisfaction berpengaruh terhadap kefektivitasan media komunikasi pemasaran TNGHS. Pengunjung mengaku belum cukup puas dengan informasi yang diterima. Tahap Visualization pengunjung berpendapat mengenai penggambaran isi pesan yang disampaikan. Responden mengaku penggambaran isi pesan yang mereka dapatkan cukup menggambarkan kondisi yang ada. Hasil dari analisis SWOT yaitu sebagai berikut, (1) analisis Strenght (kekuatan), TNGHS memiliki keberagaman flora serta fauna yang jarang ditemukan di objek wisata alam yang lain. Pengunjung bisa menyaksikan sebuah fenomena alam saat malam hari dimana adanya jamur menyala. Selain fenomena jamur menyala, terdapat juga stasiun penelitian Cikaniki. Stasiun penelitian ini menyediakan fasilitas untuk akomodasi peneliti, termasuk laboratorium yang memiliki peralatan standar seperti kulkas, lemari pembeku, oven pengering, mikroskop, timbangan elektronik dan lain-lain, (2) analisis Weakness (kelemahan), TNGHS sampai saat ini belum memiliki icon yang dapat dijadikan sebuah kekhasan tersendiri sebagai bahan promosi ekowisatanya, kekhasan tersendiri yang dimaksud disini adalah seperti badak bercula satu di Taman Nasional Ujung Kulon, atau komodo di Taman Nasional Pulau Komodo. TNGHS juga masih memiliki keterbatasan di bidang pemasaran ekowisata. Disamping itu, akses menuju kawasan ekowisata berbasis masyarakat merupakan akses yang cukup sulit untuk dijangkau, dengan jalan berbatu membuat kendaraan sulit melewati medan tersebut, (3) analisis Oportunity (peluang), balai TNGHS menyediakan tempat untuk berlangsungnya suatu program televisi terutama yang berkaiatan dengan konservasi dan wisata alam, (4) analisis Threats (ancaman), sampai saat ini pembangun villa, pembangunan area wisata lain dalam kawasan hutan lindung, penambangan dan penebangan ilegal masih menjadi salah satu kendala yang sedang ditangani pihak TNGHS. Mengingat area wisata ini merupakan area wisata yang sulit dijangkau, maka kemungkinan pengunjung untuk beralih ke area ekowisata lain yang lebih mudah dijangkau akan sangat memungkinkan. Akses menuju kawasan ekowisata berbasis masyarakat di TNGHS merupakan jalan berbatu serta curam, oleh karena itu sampai saat ini pengunjung yang berwisata ke area tersebut merupakan wisatawan khusus yang memang menyukai area untuk wisata petualangan. Analisis 28 Dalam penelitian ini penulis sudah menjelaskan dengan jelas hasil yang didapat didukung dengan penghitungan yang tepat dan informasi yang dipaparkan melalui tabel disajikan dengan baik. RANGKUMAN DAN PEMBAHASAN Ekowisata Ekowisata adalah salah satu kegiatan Pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta pembelajaran dan pendidikan. Menurut Linberg (1996) dalam Hartono (2008) ekowisata adalah perjalanan bertanggungjawab ke wilayah-wilayah alami yang melindungi lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat. Ekowisata dinilai sebagai perjalanan wisata alam yang mendorong usaha pelestarian dan pembangunan berkelanjutan, memadukan pelestarian dengan pembangunan ekonomi memberikan dana yang lebih banyak untuk taman-taman, membuka lapangan kerja baru bagi penduduk setempat dan pendidikan lingkungan bagi para pengunjung (Boo 1990) dalam (Hartono 2008). Menurut Damanik dan Weber (2006) dalam Yassiranda (2011), ekowisata merupakan kegiatan wisata yang menaruh perhatian besar terhadap kelestarian sumberdaya Pariwisata. Ekowisata dapat dilihat dari tiga perspektif, yaitu ekowisata sebagai produk, ekowisata sebagai pasar, ekowisata sebagai pendekatan pengembangan. Sebagai produk, ekowisata merupakan semua atraksi yang berbasis pada sumberdaya alam. Sebagai pasar, ekowisata merupakan perjalanan yang diarahkan pada upaya-upaya pelestarian lingkungan. Akhirnya sebagai pendekatan pengembangan, ekowisata merupakan metode pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya Pariwisata secara ramah lingkungan. Menurut Tuwo (2011), sebagai bentuk wisata yang sudah tidak asing lagi, ekowisata adalah wisata berbasis pada alam dengan menyertakan aspek pendidikan dan interpretasi terhadap lingkungan alami dan budaya masyarakat dengan pengelolaan kelestarian ekologis. Komunikasi pemasaran Dalam kehidupan sehari-hari komunikasi sering dilakukan yang merupakan kebutuhan yang mendasar bagi setiap manusia. Komunikasi merupakan proses ketika seseorang dengan orang lain saling menyampaikan informasi dari satu pihak ke pihak lain atau banyak pihak agar dapat berhubungan dengan lingkungannya. Komunikasi pemasaran adalah upaya komunikasi yang dilakukan untuk memperkenalkan produk suatu perusahaan baik barang atau jasa kepada masyarakat, sehingga masyarakat tahu dan kemudian tertarik untuk menggunakan produk tersebut. Seorang komunikator dalam komunikasi pemasaran harus mampu menjelaskan dan menyampaikan informasi mengenai suatu produk yang ditawarkan dengan bahasa yang komunikatif dan mudah dipahami. Menurut Morissan (2010), pemasaran adalah suatu konsep yang menyangkut suatu sikap mental, suatu cara berfikir yang membimbing seseorang melakukan sesuatu yang tidak selalu menjual benda tapi juga menjual gagasangagasan, karier, tempat (Pariwisata, rumah, lokasi industri), undang-undang, jasa (pengangkutaan, penerbangan, pemotongan rambut, kesehatan), hiburan (pertunjukan, pertandingan-pertandingan), dan kegiatan-kegiatan nirlaba seperti yayasan sosial dan keagamaan. 30 Pemasaran dapat dilihat sebagai alat (tool) manajemen yang diharapkan dapat membantu agar perusahaan mampu tumbuh dan berkembang secara profesional. Pada dasarnya pemasaran sangat erat kaitannya dengan kegiatan dalam memindahkan barang dan jasa (goods and service), dari produsen yang menghasilkannya ke tangan konsumen yang membutuhkannya, secara efisien, menguntungkan dalam persaingan yang wajar (Yoeti 2006). Dalam kegiatan komunikasi pemasaran mencakup: 1) memasang iklan (beriklan) di media massa (media advertising); 2) pemasaran langsung (direct marketing); 3) promosi penjualan (sales promotion); 4) penjualan personal (personal selling); 5) pemasaran interaktif; dan 6) hubungan masyarakat (public relation) untuk mencapai komunikasi pemasaran yang lebih efektif, (Morissan 2010). Menurut Kusumastuti (2009), ada delapan langkah mengembangkan program komunikasi pemasaran secara efektif yaitu sebagai berikut: (1) Mengidentifikasi audiens yang dituju Audiens dapat diartikan sebagai calon pembeli produk perusahaan, pemakai saat ini, penentu keputusan, atau pihak yang mempengaruhi (2) Menentukan tujuan komunikasi tersebut Setelah pasar sasaran dan karakteristiknya diidentifikasi, komunikator pemasaran harus memutuskan tanggapan yang diharapkan dari audiens. Tanggapan yang diharapkan dari audiens adalah pembelian, kepuasan yang tinggi dari mulut ke mulut yang baik. (3) Merancang pesan Selanjutnya komunikator mengembangkan pesan yang efektif. Idealnya pesan itu harus menarik perhatian (attention), mempertahankan ketertarikan (interest), membangkitkan keinginan (desire), dan menggerakan tindakan (action). (4) Memilih saluran komunikasi Saluran komunikasi terdiri dari dua jenis, yaitu: a. Saluran komunikasi personal: mencakup dua orang atau lebih yang berkomunikasi secara langsung atau satu sama lain b. Saluran komunikasi nonpersonal: menyampaikan pesan tanpa melakukan kontak atau interaksi pribadi, tetapi dilakukan melalui media, atmosfer dan acara. (5) Menentukan total anggaran promosi Ada empat prinsip utama yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun anggaran promosi. a. Sesuai kemampuan, b. Presentasi penjualan c. Keseimbangan persaingan d. Tujuan dan tugas (6) Membuat keputusan bauran promosi ( Marketing Mix) perusahaan harus mendistribusikan total anggaran promosi untuk lima alat promosi, yaitu: iklan, promosi penjualan, public relation dan publisitas, personal selling, direct marketing. (7) Mengukur hasil promosi tersebut Hal ini mencakup menanyakan audiens sasaran apakah mereka mengenali atau mengingat pesan yang disampaikan, berapa kali mereka melihatnya, hal- 31 hal apa saja yang mereka ingat, bagaimana perasaan mereka tentang perasaan tersebut, sikap mereka sebelumnya, tentang produk, dan perusahaan itu. (8) Mengelola dan mengkoordinasikan proses komunikasi pemasaran terintegrasi. Promosi Promosi didefinisikan sebagai koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai pihak penjual untuk membangun berbagai saluran promosi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan (Michael 1982) dalam (Morissan 2011). Promosi juga termasuk bagian dari bauran pemasaran (marketing mix).Perusahaan melakukan berbagai upaya dalam rangka menjalankan komunikasi pemasaran yang efektif. Salah satunya dengan mengaplikasikan bauran pemasaran (bauran promosi). Bauran promosi menurut Kusumastuti (2009) dibagi menjadi lima alat promosi sebagai berikut: a. Iklan, merupakan model komunikasi yang dapat menjangkau publik secara luas. Iklan dapat digunakan untuk membangun image jangka panjang dan juga mempercepat quick sales. Selain itu iklan juga bersifat baku dan dapat ditayangkan berulang-ulang serta dapat memperoleh efek dramatis dari iklan. b. Promosi penjualan. Alat promosi ini mempunyai tiga manfaat yaitu pertama, komunikasi, dimana merupakan saranan untuk menarik perhatian dan memberikan informasi yang akhirnya mengarahkan konsumen kepada produk. c. Public relations dan publisitas. Alat promosi ini dapat menarik perhatian khalayak ramai jika memiliki kredibilitas yang tinggi dan tidak memasukkan unsur penjualan, jadi hanya sebagai pemberi informasi. d. Personal selling, merupakan alat promosi yang paling efektif pada siklus terakhir dari proses pembelian. Hal ini terjadi karena personal selling dapat membuat hubungan interaktif secara dekat, sehingga dapat mengenal kosumen secara lebih dalam dan lebih baik, sehingga dapat memberi respon yang tepat. e. Direct marketing. Alat promosi ini hanya dapat menjangkau konsumen yang spesifik. Namun, pesan yang disampaikan melalui direct marketing dapat disesuaikan dengan karakter dan respon konsumen yang dituju serta dapat diperbaharui secara cepat pula. Menurut Cooper et al (1999) dalam Yassiranda (2011), promosi adalah gambaran istilah dari kegiatan bauran komunikasi yang dibawa oleh industri Pariwisata yang dimaksudkan untuk mempengaruhi masyarakat ataupun kelompok yang perlu dipengaruhi. Kelompok yang perlu dipengaruhi ini tidak hanya yang menjadi sasaran pemasaran dan orang-orang yang potensial saja tapi juga kelompok yang berkaitan dengan kegiatan pemasaran wisata seperti agenagen perjalanan juga kelompok pembentuk opini seperti wartawan dan penulis masalah Pariwisata, juga politisi. 32 Sumber: (George & Michael 2001) dalam (Morissan 2010) Gambar 1. Promotional Mix Selain itu menurut Kotler (1997) dalam Hartono (2008) menjelaskan bahwa promosi merupakan usaha pengkomunikasian informasi dari produsen kepada konsumen sedemukian rupa agar menarik minat konsumen untuk membeli barang atau jasa yang ditawarkan produsen atau penjual. Konsumen tidak akan membeli suatu produk/jasa apabila mereka tidak pernah mendengar atau mengalami tertang produk/jasa tersebut (Carthy 1981) dalam Hartono (2008). Adapun kedudukan promosi dalam sistem pemasaran dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 2. Kedudukan Promosi dalam Sistem Pemasaran. Dalam bidang Pariwisata promosi juga berfungsi untuk membina hubungan yang efektif dengan para konsumen agar mereka memiliki kesadaran dan pengetahuan tentang keberadaan suatu produk wisata. Promosi dapat mengembangkan nilai positif dari suatu produk wisata sehingga harga menjadi inelastis yang berarti produk lebih dapat bertahan terhadap kenaikan harga dan tidak perlu khawatir untuk menaikkan harga, Heath (1992) dalam Hartono (2008). Menurut Heath (1992) dalam Hartono (2008) tujuan promosi wisata adalah (1) menarik turis ke kawasan wisata; (2) menjaga nilai kawasan sebagai daerah tujuan wisata; (3) menyampaikan informasi tentang kegiatan wisata yang ditawarkan; (4) membangun unit bisnis wisata yang saling mendukung; (5) 33 memperbaiki informasi tidak tepat/tidak lengkap tentang kegiatan wisata yang ditawarkan. Media promosi Guna mencapai tujuan komunikasi pemasaran yang efektif, salah satunya adalah perlu dukungan dari media melalui pemilihan saluran komunikasi yang tepat. Kusumastuti (2009) mengemukakan pendapat bahwa komunikasi pemasaran membagi media atas tiga kelompok, yaitu: (a) media massa, terdiri atas media massa elektronik dan media cetak; (b) media kelompok, biasa digunakan pada kegiatan-kegiatan yangmelibatkan kelompok tertentu, misalnya video presentasi, dan (c) media personal, seperti katalog, profil korporat, dan folder. Suatu produk yang dihasilkan baik produk baru maupun produk lama membutuhkan media sebagai alat promosi.Hal tersebut bertujuan agar konsumen dan calon konsumen dapat mengetahui informasi produk yang bersangkutan baik harga, merek, dan ketersediaan di pasar.Menurut Kusumastuti (2009), efisiensi penggunaan media dilihat dari sejauh mana media itu dapat menjangkau sasaran secara tepat, frekuensi yang dibutuhkan, dan durasi tayang iklan pada media dengan intensitas tinggi. Menurut Hartono (2008) terdapat bentuk media dari setiap komponen bauran promosi sepetri pada tabel 2 dibawah ini yang dapat digunakan. Tabel 1. Media bauran promosi Periklanan Promosi Hubungan Penjualan Penjualan Masyarakat Secara Pribadi 1. iklan cetak 1. pameran 1. seminar 1. persentase dan penyiaran 2. potongan 2. ceramah penjualan 2. brosur dan harga 3. siaran pers 2. katalog buku kecil 3. hiburan 4. lapran tahunan 3. pemasaran 3. poster dan 5. publikasi lewat telepon selebaran 6. media 4. e-mail 4. billboard indonesia 5. internet 5. materi audio visuall Sumber: Cooper et al., (1999) dalam Hartono (2008) Menurut Morissan (2010), salah satu faktor penting dalam menentukan strategi media adalah tipe atau jenis produk yang akan dipromosikan. Strategi lainnya adalah memilih media khusus yang menyediakan suasana atau lingkungan yang lebih dapat diterima audiens. Selain itu proses keputusan pembelian dan sikap penerimaan konsumen juga sangat dibutuhkan. Pada tabel 3 disajikan media bauran promosi yang bisa digunakan. 34 Tabel 2. Profil kategori media utama Media Keunggulan Keterbatasan Fleksibilitas, tepat waktu, Umur informasi pendek, Surat mampu menangkap pasar kualitas gambar dan cetakan Kabar lokal dengan baik, jangkauan jelek, sedikit audiens yang penerimaan yang luas, tingkat meneruskan informasi (small kepercayaan tinggi. “pass-along” audience) Informasi bisa dilihat, Biaya tinggi, kebingungan yang didengar dan gambar yang tinggi, tingkat pemaparan yang Televisi bergerak menarik untuk cepat berlalu dan audiens ditonton, perhatian tinggi, kurang mempunyai daya jangkauan luas. Seleksi Mempunyai banyak Audiens hanya mendengarkan pendengar, selektivitas saja, perhatian yang lebih Radio geografi dan demografi yang rendah dibandingkan televisi, tinggi dengan biaya yang pemaparan yang cepat berlalu. rendah. Selektivitas demografi dan Waktu tunggu yang lama, waktu geografi yang tinggi, sirkulasi terbuang, dan tidak ada prestise dan kredibilitas, jaminan posisi yang lebih baik. Majalah hasil cetakan berkualitas tinggi, berumur panjang, jumlah pembaca yang meneruskan informasi cukup baik. Memiliki selektivitas audiens, Biaya relatif tinggi dan kesan Direct tidak ada iklan pesaing dalam atau citra surat sampah Mail media yang sama, bersifat pribadi. Sumber: Kotler & Fox (1995) dalam Kusumastuti (2009). Menurut Morissan (2010), strategi media dalam hal ini juga harus ditentukan oleh proses keputusan pembelian konsumen. Pada proses keputusan pembelian suatu produk dengan keterlibatan tinggi terdiri atas empat tahap yaitu; perhatian, minat, keinginan, dan tindakan pembelian yang sering disebut dengan model AIDA (attention, interest, desire, action). Attention (perhatian) merupakan tahap awal dari model komunikasi AIDA. Menurut Kusumastuti (2009) pada tahap ini, dikatakan sesuatu yang menarik dan bermanfaat untuk khalayak. Seorang penjual harus mampu memperkenalkan produknya kepada masyarakat dengan menerapkan komunikasi yang efektif dan membangun suasana yang komunikatif. Selanjutnya pada tahap kedua yaitu interest (minat), menjelaskan bagaimana keterkaitan antara pesan yang di sampaikan dengan khalayak (Kusumastuti2009), sehingga mereka akan mencari informasi tambahan memgenai produk tersebut. Pada tahap desire(keinginan/hasrat), adanya suatu upaya untuk mendukung pernyataan dan meningkatkan keinginan khalayak agar bertindak sesuai dengan anjuran. Lalu pada tahapan keempat yaitu action (tindakan), penjual berusaha menegaskan kepada khalayak cara melakukan tindakan yang dianjurkan (Kusumastuti 2009). KESIMPULAN Hasil Rangkuman dan Pembahasan Di Indonesia tidak asing lagi mendengar kata ekowisata. Ekowisata merupakan bagian dari Pariwisata yang berbasis kepada aspek pendidikan dan interpretasi terhadap lingkungan alami dan budaya masyarakat dengan pengelolaan kelestarian ekologis. Disamping itu ekowisata dapat dilihat dari tiga perspektif, yaitu ekowisata sebagai produk yang berbasis pada sumberdaya alam, ekowisata sebagai pasar yang diarahkan pada upaya-upaya pelestarian lingkungan, ekowisata sebagai pendekatan pengembangan merupakan metode pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya Pariwisata secara ramah lingkungan. Dalam hal ini setiap pengelola tempat ekowisata harus mempunyain komunikasi pemasaran yang baik agar banyak pengunjung yang mau datang ke tempat ekowisata. Komunikasi pemasaran yang efektif adalah dengan memenuhi delapan langkah mengembangkan komunikasi pemasaran yaitu mengidentifikasi audiens, menentujuan tujuan komunikasi, merancang pesan, memilih saluran komunikasi, menentukan total anggaran promosi, membuat keputusan bauran promosi, mengukur hasil promosi, serta mengelola dan mengoordinasikan proses komunikasi pemasaran terintegrasi. Selain itu untuk menarik pengunjung datang diperlukan adanaya bauran promosi berupa media. Media promosi yang bisa digunakan melalui media cetak dan elektronik. Media cetak seperti leaflet, booklet, brosur, katalog, poster, pamflet dan lain-lain, sedangkan media elektronik dengan menggunakan internet dapat berupa website, email, dan lain-lain. Penerapan bauran promosi terhadap produk ditunjang dengan penggunaan media yang tepat, sehingga konsumen dapat memperoleh informasi tentang produk dengan cepat dan mudah. Keberhasilan suatu tempat Pariwisata adalah banyaknya pengunjung yang datang berkunjung tentunya didukung oleh penggunaan media sebagai media promosinya. Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Skripsi Berdasarkan rangkuman dan pembahasan, dan simpulan yang telah dibuat, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian, antara lain: 1. Bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh pihak pengelola ekowisata ? 2. Bagaimanaefektivitas komunikasi pemasaran melalui media yang digunakan pihak pengelola ekowisata? 36 Usulan Kerangka Pemikiran Komunikasi pemasaran adalah upaya komunikasi yang dilakukan untuk memperkenalkan produk suatu perusahaan baik barang atau jasa kepada masyarakat, sehingga masyarakat tahu dan kemudian tertarik untuk menggunakan produk tersebut. Komunikasi pemasaran sangat dibutuhkan untuk pengembagan kegiatan ekowisata untuk itu diperlukan strategi komunikasi dengan melihat pada attention, interest, desire, action. Selain itu media promosi menjadi bagian penting untuk menarik pengunjung datang ke tempat wisata sehingga dapat mempengaruhi pengembangan kegiatan ekowisata. Efektivitas Komunikasi pemasaran: Attantion Interest Desire Action Pengembangan kegiatan ekowisata Media promosi: Produk wisata Wisatawan Media massa Media kelompok Media persoal Media hibrida Keterangan: : Mempengaruhi Gambar 3. Usulan kerangka pemikiran 37 DAFTAR PUSTAKA Aiwan TY. 2013. Efektivitas pesan iklan televisi TRESemme menggunakan Customer Response Index (CRI) pada perempuan di Surabaya. J EKomunikasi.[Internet]. [diunduh tanggal 30 September 2014 ]. 1(2): 298307. Dapat diunduh dari: http://studentjournal.petra.ac.id Damanik J. 2011. Analisis System Informasi kePariwisataan sebagai Media Promosi wisata di Kecamatan Brastagi Kabupaten Karo. J Penelitian Komunikasi dan Pembangunan. [Internet]. [diunduh taggal 16 Oktober 2014]. Vol. 13. No.2: 191-199. Dapat diunduh dari: http://isjd.pdii.lipi.go.id Hartono E. 2008. Strategi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) Dalam Pengembangan Promosi Kegiatan Ekowisata. [Tesis]. [internet]. [diunduh tanggal 30 September 2014]. Dapat diunduh dari http://www.repository.ipb.ac.id Indriani F dan Hendriarti P. 2009. Studi Mengenai Efektivitas IklanTerhadap Citra Merek Maskapai Garuda Indonesia. J Sains Pemasaran Indonesia.[Internet]. [diunduh taggal 29 September 2014]. Vol. 8, No. 1, Mei 2009: 83 – 106. Dapat diunduh dari: http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jspi/article/view/2158/19077 Kusumastuti YI. 2009. Komunikasi Bisnis. Bogor (ID): IPB Press. 201 hal. Morissan. 2010. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta (ID): Kencana. 376 hal. Muttaqin Z. 2011. Facebook marketing dalam komunikasi pemasaran modern.J Teknologi.[Internet]. [diunduh tanggal 16 Oktober 2014]. 1(2): 14-21. Dapat diunduh dari: http://www.journal.unipdu.ac.id Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata Di Daerah. Pratomo I dan Hardianto D. 2008. Faktor-Faktor Sistem Interaksi Yang Mempengaruhi Efektivitas Iklan Online. J sistem informasi MTI-UI. [Internet]. [diunduh taggal 30 September 2014]. Vol. 4, No. 1. Dapat diunduh dari: http://jsi.cs.ui.ac.id/index.php/jsi/article/viewArticle/242 Tampubolon A. 2014. Promosi Objek Wisata Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim II Kabupaten Siak Dalam Meningkatkan Wisatawan. J Ilmu Administrasi. [Internet]. [diunduh taggal 30 September 2014]. Vol. 1, No. 2. Dapat diunduh dari: http://Jom.unri.ac.id Tuwo A. 2011. Pengelolaan ekowisata pesisir laut: pendekatan ekologi, sosial— ekonomi, kelembagaan, dan sasaran wilayah. Surabaya (ID). Briloant internasional. 412 hal. 38 Yassiranda AB. 2011. Strategi Komunikasi Pemasaran Kawasan Ekowisata Berbasis Masyarakat (Kasus Taman Nasional Gunung Halimun Salak). [Skripsi]. [internet]. [diunduh pada tanggal 30 September 2014]. Dapat diunduh dari: http://www.repository.ipb.ac.id Yoeti OA. 2006. Tours and Travel Marketing. Jakarta (ID): PT Pradnya Paramita. Yulian. 2013. Strategi Komunikasi Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Kominfo (DISBUDPAR) dalam meningkatkan kujungan wisatawan si Desa Pampang Kota Samarinda. J Sains Pemasaran Indonesia.[Internet]. [diunduh taggal 29 September 2014]. Vol. 8, No. 1, Mei 2009: 83 – 106. Dapat diunduh dari: http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jspi/article/view/2158/1907 Yusuf S. 2005. Word of mouth promotion sebagai Media Promosi yang Ampuh untuk Membangun Citra Pariwisata Indonesia. J Kebudayaan dan Pariwisata. [Internet]. [diunduh taggal 29 September 2014]. Vol. 11: 1123. Dapat diunduh dari: http://isjd.pdii.lipi.go.id 39 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta, pada 07 Januari 1993, sebagai anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Makmuri dan Titie Pratiwi. Penulis menempuh pendidikan formal di SD N 03Cilangkap pada tahun 1999-2005, SMP N 147 Jakarta pada tahun 2005-2008, SMA N 104Jakarta pada tahun 2008-2011. Pada tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikannya di Institut Pertanian Bogor melalui jalur SNMPTN Undangan di Fakultas Ekologi Manusia, Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Selama penulis menjadi mahasiswa di Institut Pertanian Bogor, penulis ikut dalam beberapa kepanitiaan yang diselenggarakan di IPB, diantaranya sebagai divisi konsumsi pada Connection IPB 2014 yang diselenggarakan oleh Himpro SKPM IPB, divisi dokumentasi disain dekorasi pada Gebyar Nusantara2012. Penulis juga menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (HIMASIERA) pada divisi Photocinema pada tahun 2012-2013. Selain itu penulis mengikuti kegiatan mendaki gunung Gede bersama dengan teman-taman KPM angkatan 48.