5145 - perpusnwu.web.id

advertisement
ARTIKEL
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN
MANAGEMENT STRES PASIEN GAGAL GINJAL YANG MENJALANI
HEMODIALISA DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KENDAL
OLEH
DWI PUSPITORINI
010214B031
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO
AGUSTUS, 2016
HUBUNGAN
ANTARA
DUKUNGAN
KELUARGA
DENGAN
MANAGEMENT STRES PASIEN GAGAL GINJAL YANG MENJALANI
HEMODIALISA DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KENDAL
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN
MANAGEMENT STRES PASIEN GAGAL GINJAL YANG MENJALANI
HEMODIALISA DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KENDAL
Dwi Puspitorini *)
Abdul Wakhid, S.Kep. Ns. M. Kep., Sp. Kep. J **)
Rosalina. S.Kp. M. Kes **)
*) Mahasiswa PSIK Stikes Ngudi Waluyo Ungaran
**) Dosen PSIK Stikes Ngudi Waluyo Ungaran
ABSTRAK
Haemodialisa memerlukan waktu yang lama atau tidak sebentar sehingga
dukungan keluarga dibutuhkan untuk proses pelaksanaan haemodialisakarena
pasien pasti akan sangat merasa bosan. Terkadang banyak pasien yang
menghentikan pengobatan karena kurangnya management stres dari diri sendiri
dan dari keluarga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
dukungan keluarga dengan management stres pada pasien gagal ginjal untuk
menjalani haemodialisa di RSUD Dr. H. Soewondo Kendal.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan menggunakan
pendekatan cross sectional menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data.
Populasi adalah penderita gagal ginjal yang menjalani haemodialisa di RSUD Dr.
H. Soewondo Kendal dengan jumlah 67 pasien. Teknik sampling yang digunakan
adalah purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 52 orang. Data
dianalisis menggunakan menggunakan uji chi square.
Hasil penelitian, menunjukan dukungan keluarga dalam kategori baik
sebanyak 33 responden (63,5 %). Management stress kategoribaik didapatkan
sebanyak 22 responden (42,3 %). Dari hasil uji statistik menggunakan uji chi
square diketahui bahwa ada hubungan dukungan keluarga dengan
managementstres pada pasiengagalginjal menjalani haemodialisa di RSUD Dr. H.
Soewondo Kendal dengan p value 0,000 (α = 0,05).
Saran
bagi
pihak
rumah
sakit,
perlu
meningkatkan
pelayananantidakhanyapengobatanmedissajanamunperlumelibatkan
dukungankeluarga agar pasien lebih menerima keadaan dirinya danlebih giat
melakukan haemodialisa dalam mencapai kesembuhan mereka.
Kata kunci : Dukungan keluarga, Gagal ginjal, Haemodialisa
Kepustakaan : 30 (2001 -2014)
HUBUNGAN
ANTARA
DUKUNGAN
KELUARGA
DENGAN
MANAGEMENT STRES PASIEN GAGAL GINJAL YANG MENJALANI
HEMODIALISA DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KENDAL
ABSTRACT
Hemodialysis requires long time process, so the family support are
required for implementation of hemodialysis because patient who has
hemodialysiswill be very bored. Sometimes a lot of patients are discontinuethe
treatment because they are little getting stress management from them self and
from their family. The purpose of the research is to determine the corelation
between family support with stress management in patients with renal failure who
has hemodialysisat Dr. H. Soewondo Kendal Hospital.
The research used descriptive correlation with cross sectional approach by
using a questionnaire as a data collection tool. Population were patients with renal
failure who has hemodialysisat Dr. H. Soewondo Kendal Hospital 67 patients.
The sampling technique used purposive sampling with a sample of 52 respondent.
Data were analyzed by using chi square test.
The results show that family support is mostly in good category with total
of 33 respondents (63.5%).Stress management with good categories are obtained
as many as 22 respondents (42.3%).From the statistical test by using chi square
test is known that there iscorelation between family support with stress
management in patients with renal failure who has hemodialysisat Dr. H.
Soewondo Kendal Hospitalwith p value 0,000 (α = 0,05).
Suggestions for hospital need to improve services not only on medical
treatment but also need to involve the family support so patients who
hashemodialysiscan be more accept his situation and more active in conducting
hemodialysis for their healing.
Keywords
: Family support, Renal failure, Hemodialysis
Bibliographies : 46 (2001 -2014)
HUBUNGAN
ANTARA
DUKUNGAN
KELUARGA
DENGAN
MANAGEMENT STRES PASIEN GAGAL GINJAL YANG MENJALANI
HEMODIALISA DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KENDAL
PENDAHULUAN
Pasien yang menjalani terapi
hemodialisa
mengalami
berbagai
masalah yang timbul akibat tidak
berfunginya ginjal. Hal tersebut
muncul setiap waktusampai akhir
kehidupan pasien dan menjadi stresor
fisik yang berpengaruhpada berbagai
dimensi kehidupan pasien meliputi bio
psiko sosio spiritual. Kelemahan fisik
yang dirasakan seperti mual, muntah,
nyeri, lemah otot, udemadalah sebagian
dari manifestasi klinik yang dirasakan.
Untuk itu pasiensangat membutuhkan
perhatian dan dukungan dari orangorang yang ada disekitarnya (Stuart &
Sundeen, 2007).
Pasien dengan hemodialisa
jangka panjang sering merasa khawatir
akankondisi sakitnya yang tidak dapat
diramalkan,
mereka
biasanya
mengalamimasalah finansial, kesulitan
dalam mempertahankan pekerjaan,
doronganseksual yang menghilang
serta impotensi, depresi akibat sakit
yang kronisdan ketakutan menghadapi
kematian (Smetlzer dan Bare, 2008).
Dua pertiga dari pasien yang mendapat
terapi hemodialisa tidak pernahkembali
pada aktifitas atau pekerjaan seperti
sedia kala. Dengan demikianpasien
akan mengalami kehilangan pekerjaan,
penghasilan, kebebasan,harapan umur
panjang, fungsi seksual sehingga dapat
mengakibatkankehilangan harga diri
dan identitas gender. Rasa kehilangan
ini akanmengakibatkan efek kemarahan
yang akhirnya timbul suatu keadaan
depresisekunder sebagai akibat dari
penyakit sistemik yang rnendahuluinya
(Freidman, 2010).
Sebagian pasien hemodialisa
dirawat di rumah sakit atau unit dialisa
HUBUNGAN
ANTARA
dimana mereka menjadi pasien rawat
jalan (Michael, 2006). Sebagian besar
pasien membutuhkan 12 – 15 jam
hemodialisa setiap minggunya yang
terbagi dalam dua atau tiga sesi dimana
setiap sesi berlangsung antara 3 – 6 jam
(Tierney, McPhee, Papdakis &
Schroeder, 2009). Kegiatan ini akan
berlangsung terus menerus selama
hidupnya. Agar dapat menjalankan
strategi tersebutdengan baik, individu
membutuhkan bantuan dari orang lain.
Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa individu yang memiliki interaksi
yang dekat dengan teman dan kerabat
lebih dapat menghindari penyakit
sedangkan untuk mereka yang sedang
dalam masa penyembuhan akan
sembuh lebih cepat apabila mereka
memiliki keluarga yang menolong
mereka (Baron & Byrne, 2007;
Sheridan & Radmacher, 2008). Secara
umum dikatakan pula bahwa individu
yang merasa menerima penghiburan,
perhatian dan pertolongan yang mereka
butuhkan dari seseorang atau kelompok
biasanya cenderung lebih mudah
mengikuti nasehat medis (DiMatteo &
DiNicola dalam Sarafino, 2011).
METODE PENELITIAN
Metode
penelitian
yang
digunakan adalah deskriptif korelasi
dengan pendekatan “cross-sectional”.
Populasi dalam penelitian ini adalah
pasien gagal ginjal yang menjalani
hemodialisa di ruang Hemodialisa
RSUD Dr. H. Soewondo Kendal pada
bulan Mei 2016 sebanyak 67 pasien.
Dengan peincian 60 pasien menjalani
haemodialisa dua kali dalam seminggu
dan 7 pasien menjalani haemodialisa
DUKUNGAN
KELUARGA
DENGAN
MANAGEMENT STRES PASIEN GAGAL GINJAL YANG MENJALANI
HEMODIALISA DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KENDAL
karena alasan medis. Sampel dalam
penelitian ini sebanyak 52 responden.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dukungan keluarga pasien gagal ginjal
yang menjalani hemodialisa
Dukungan
Jumlah
Total
keluarga
responden
%
Kurang
19
36,5
Baik
33
63,5
Total
52
100,0
Management stres pasien gagal ginjal
Manage
Jumlah
Total
ment
responde
%
stres
n
Rendah
10
19,2
Sedang
20
38,5
Baik
22
42,3
Total
52
100,0
Hubungan antara dukungan keluarga
dengan management stres pasien gagal
ginjal di ruang hemodialisa RSUD Dr.
H. Soewondo Kendal
Dukun
gan
keluarg
a
Kurang
Baik
Total
Management stres
Rendah Sedan Baik
g
Frekue
Frekue Frekue nsi
nsi (%) nsi (%) (%)
9
(47,4)
1
(3,0)
10
(19,2)
8
(42,1)
12
(36,4)
20
(38,5)
2
(10,8)
20
(60,0)
22
(42,3)
Total
19
(100)
33
(100)
52
(100)
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebagian besar responden
mempunyai dukungan keluarga baik 33
(63,5%) dan sebagian kecil responden
mempunyai dukungan
kurang 19
(36,5%).%). Hal tersebut menunjukan
bahwa sebagian mempunyai dukungan
HUBUNGAN
ANTARA
keluarga dalam kategori baik yang
terbagi kedalam beragam bentuk
dukungan keluarga yang meliputi
dukungan
emosional,
dukungan
penghargaan,
dukungan
materi,
dukungan informasi.
Bentuk dukungan materi dalam
kategori baik (27,6 %) dalam penelitian
ini dapat dilihat dari hasil jawaban
responden terhadap kuesioner yang
diberikan
peneliti
tentang
dukungankeluarga dilihat dari aspek
dukungan materi yaitu sebagian
responden menyatakan bahwa keluarga
selalu menyediakan makanan kepada
saya, keluarga selalu mengantar saya
melakukan haemodialisa, keluarga
selalu meluangkan waktu untuk
menemani saya, keluarga selalu
memberikan uang kepada saya untuk
perjalanan ke Rumah Sakit. Hal
tersebut menunjukkan bahwa dukungan
keluarga dilihat dari aspek dukungan
materi yang diterima oleh responden
dalam kategori baik.
Hal tersebut sesuai dengan hasil
penelitian yang menunjukkan bahwa
dukungan keluarga dalam kategori baik
(63,5 %) pada pasien gagal ginjal yang
menjalani haemodialisa dilihat dari
berbagai bentuk dukungan keluarga
yang diterima responden meliputi
dukungan materi dalam kategori baik
(27,6 %), dukungan penghargaan yang
baik (24,3 %), dukungan informasi
dalam kategori baik (24,1 %) dan
dukungan emosional dalam kategori
baik (23,8 %).
Dukungan keluarga baik 33
(63,5%) yaitu keluarga selalu membuat
hati responden senang, keluarga selalu
memberikan
senyuman
kepada
responden, keluarga memperhatikan
keluhan responden, keluarga kawatir
DUKUNGAN
KELUARGA
DENGAN
MANAGEMENT STRES PASIEN GAGAL GINJAL YANG MENJALANI
HEMODIALISA DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KENDAL
dengan masalah kesehatan responden,
keluarga
memperhatikan
keluhan
pasien dan keluarga meluangkan waktu
untuk bersama pasien. Hasil penelitian
responden yang mempunyai dukungan
kurang sebanyak 19 (36,5%) hal ini
dikarenakan keluarga tidak pernah
memperhatikan responden, keluarga
tidak menyediakan makanan kepada
responden
dan
keluarga
malas
mengantar responden untuk melakukan
hemodialisa.
Dukungan keluarga terhadap
pasien gagal ginjal yang menjalani
terapi hemodialisa akan menimbulkan
pengaruh positif bagi kesejahteraan
fisik maupun psikis. Seseorang yang
mendapat dukungan akan merasa
diperhatikan,
disayangi,
merasa
berharga dapat berbagi beban, percaya
diri dan menumbuhkan harapan
sehingga mampu menangkal atau
mengurangi stres yang pada akhirnya
akan mengurangi depresi. Dukungan
keluarga terhadap pasien gagal ginjal
yang
sedang
menjalani
terapi
hemodialisa diharapkan lebih tahan
terhadap pengaruh psikologis dari
stresor lingkungan dari pada individu
yang tidak mendapatkan dukungan
keluarga (Purwata, 2006).
Dukungan keluarga adalah
keberatan, kesedihan, kepedulian dari
orang-orang yang dapat diandalkan,
menghargai dan menyayangi kita.
Dukungan keluarga sebagai adanya
kenyamanan, perhatian, penghargaan
atau menolong orang dengan sikap
menerima
kondinya,
dukungan
keluarga tersebut diperoleh dari
individu maupun kelompok. Dukungan
keluarga pada pasien gagal ginjal
kronis yang menjalani hemodialisa
terdiri dari dukungan emosional,
HUBUNGAN
ANTARA
penghargaan, materi dan dukungan
informasi.
Dukungan
tersebut
diberikan sepanjang hidup pasien.
Apabila dukungan semacam ini tidak
ada,
maka
keberhasilan
penyembuhan/pemulihan (rehabilitasi)
sangat berkurang (Friedman, 2008).
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebagian besar responden
mempunyai managemen stres baik
sebanyak 22 (42,3%) dan sebagian
kecil
responden
mempunyai
managemen stres rendah sebanyak 10
(19,2%).Managemen
stres
baik
sebanyak
22
(42,3%)hal
ini
dikarenakan
responden
makan
makanan sehari 3 kali dengan gizi yang
seimbang, responden secara teratur
menerima dan memberi kasih sayang,
responden mempunyai keluarga yang
bisa diandalkan, dan responden jika
mempunyai masalah selalu mempunyai
mekanisme koping yang baik, seperti
jalan-jalan saat stres dan berolahraga
ringan seminggu dua kali.Hasil
penelitian
responden
mempunyai
managemen stres rendah sebanyak 10
(19,2%) hal ini dikarenakan jika
responden cemas hanya berdiam
dirumah tidak mau cerita kepada
keluarga maupun teman.
Manajemen stres sebagai suatu
keterampilan yang memungkinkan
seseorang
untuk
mengantisipasi,
mencegah, mengelola dan memulihkan
diri dari stres yang dirasakan karena
adanya ancaman dan ketidakmampuan
dalam coping yang dilakukan (Riskha,
2012). Hal senada juga diungkapkan
oleh
Margiati
(2009)
bahwa
manajemen stres adalah membuat
perubahan dalam cara anda berpikir
dan merasa, dalam cara anda
berperilaku, dan sangat mungkin dalam
DUKUNGAN
KELUARGA
DENGAN
MANAGEMENT STRES PASIEN GAGAL GINJAL YANG MENJALANI
HEMODIALISA DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KENDAL
lingkungan dan tujuan managemen
stres adalah untuk memperbaiki
kualitas hidup individu agar menjadi
lebih baik.
Gagal
ginjal
terminal
merupakan tahap akhir dari gangguan
fungsi ginjal dimana pasien harus
menjalani terapi dialisa selamasisa
hidupnya. Bentuk terapi dialisa yang
paling sering dilakukan di Indonesia
adalah hemodialisa. Permasalahan yang
muncul kemudian menyebabkan pasien
hemodialisa rentan terhadap stres.
Keadaan stres seringkali menimbulkan
perasaan
tidak
nyaman
sehinggaindividu termotivasi untuk
menguranginya.
Sarafino dan Taylor (dalam
Smet, 1994) mengatakan bahwa
keadaan stres dapat menghasilkan
perubahan, baik secara fisiologis
maupun
psikologis,
yang
mengakibatkan berkembangnya suatu
penyakit. Stres juga secara tidak
langsung
dapat
mempengaruhi
kesakitan dengan cara merubah pola
perilaku individu. Hal ini jelas
menunjukkan adanya keadaan stres
akan memperburuk kondisi kesehatan
penderita dan menurunkan kualitas
hidupnya.
Hubungan antara dukungan
keluarga dengan management stres
pasien gagal ginjal yang menjalani
hemodialisa di RSUD Dr. H.
Soewondo Kendal. Hasil penelitian
menunjukkan sebagian besar responden
mempunyai dukungan baik dengan
management stres baik sebanyak 20
(60,0%), management stres sedang 12
(36,4%), management stres rendah 1
(3,0%) dan didapatkan nilai p value
0,000 (p<0,05) menunjukkan ada
HUBUNGAN
ANTARA
hubungan antara dukungan keluarga
dengan managament stres.
Berdasarkan hasil penelitian
diketahui
bahwaresponden
yang
memiliki dukungan keluarga yang baik
ada 1 (3,0%) responden mempunyai
management stres rendah walaupun
telah memiliki dukungan keluarga yang
baik, dan sebaliknya didapatkan hasil
penelitian dari responden yang
dukungan keluarganya kurang ada 2
(10,8%) memiliki management stres
yang baik. Menurut asumsi peneliti
dikarenakan selain dukungan keluarga
masih banyak faktor-faktor lain yang
dapat mempengaruhi management stres
pasien gagal ginjal dalam menjalankan
program haemodialisa.
Dukungan sosial ternyata tidak
hanya memberikan efek positif dalam
mempengaruhi kejadian dan efek stres.
Dalam Sarafino (1998) disebutkan
beberapa contoh efek negatif dari
dukungan sosial keluarga yaitu
individu merasa dukungan kurang
dirasakan dan tidak membantu,
dukungan yang diberikan tidak sesuai
dengan apa yang dibutuhkan individu,
sumber dukungan mengajak untuk
berperilaku tidak sehat, terlalu menjaga
atau tidak mendukung individu dalam
program rehabilitasi sehingga individu
menjadi ketergantungan terhadap orang
lain. Dukungan sosial inilah yang
menyebabkan pasien gagal ginjal yang
menjalani haemodialisa mempunyai
management stres yang rendah.
Hal ini menunjukkan bahwa
dukungan keluarga dengan aspek-aspek
yang ada didalamnya dapat dijadikan
sebagai prediktor untuk memprediksi
strategi coping pada penderita gagal
ginjal. Secara psikologis, apabila
dukungan dari lingkungan keluarga
DUKUNGAN
KELUARGA
DENGAN
MANAGEMENT STRES PASIEN GAGAL GINJAL YANG MENJALANI
HEMODIALISA DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KENDAL
penderita
gagal
ginjal
mampu
mengoptimalkan aspek emosional,
penghargaan,
informasi,
dan
instrumental berupa perhatian, nasehat,
saran, pemberian pekerjaan, dsb, maka
dukungan keluarga tersebut akan
mampu meningkatkan strategi coping
pada penderita gagal ginjal. Sehingga
penderita merasa bahwa dirinya masih
dibutuhkan, diperhatikan, dan merasa
bahwa dirinya tidak berbeda dengan
manusia yang lain. Namun sebaliknya
jika dukungan keluarga terlalu
menekan individu maka efek negatif
yang akan diterima oleh individu,
sehingga individu akan merasa nyaman
jika tidak didampingi keluarga dalam
menjalani haemodialisa.
Dukungan keluarga bagi pasien
gagal
ginjal
yang
menjalani
haemodialisa sangat diperlukan selama
pasien masih mampu memahami
makna dukungan sosial tersebut
sebagai penyokong kehidupannya.
Dukungan keluarga merupakan segala
bentuk perilaku dan sikap positif yang
diberikan keluarga pada pasien gagal
ginjal. Dukungan keluarga memegang
peranan penting dalam menentukan
proses
penyembuhan
seseorang
termasuk pada pasien gagal ginjal.
Adanya dukungan keluarga dapat
membantu
penderita
menghadapi
masalahnya. Tidak efektifnya koping
individu disertai kurangnya dukungan
keluarga dapat memicu timbulnya
lemahnya management stres
yang
dapat berkembang menjadi gangguan
konsep diri (Kuntjoro, 2002).
Stres mempengaruhi banyak
aspek dalam kehidupan manusia.
Dalam aspek kognisi, stres dapat
menyebabkan gangguan pada fungsi
kogitif dengan menurunkan atau
HUBUNGAN
ANTARA
meningkatkan perhatian pada sesuatu.
Dalam aspek emosi, stres dapat
menimbulkan rasa ketakutan yang
merupakan reaksi yang umum ketika
individu
merasa
terancam,
memunculkan perasaan sedih atau
depresi, serta memicu rasa marah
terutama ketika individu mengalami
situasi yang membahayakan atau
membuat frustrasi. Dalam aspek
perilaku sosial, stres dapat mengubah
perilaku individu dalam menghadapi
orang lain. Dalam aspek jender dan
perbedaan sosial budaya, ditemukan
bahwa wanita dan anggota kelompok
minoritas pada umumnya melaporkan
mengalami lebih banyak peristiwa yang
menimbulkan
stres
dibandingkan
dengan pria (Sarafino, 1998).
Salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi mangement stres adalah
dukungan keluarga. Dengan adanya
dukungan sosial atau pemberian
bantuan kepada orang tua pasien dari
keluarga, teman dan masyarakat dapat
menimbulkan perasaan diperhatikan,
disenangi dan dihargai sehingga dapat
merubah mekanisme koping individu.
Bentuk dukungan sosial antara lain:
dukungan
emosional,
dukungan
instrumen
(finansial),
dukungan
informasi, dukungan penilaian berupa
komunikasi yang relevan untuk
evaluasi diri.
SIMPULAN
Sebagian
besar
responden
mempunyai dukungan baik sebanyak
33 (63,5%), Sebagian besar responden
mempunyai managemen stres baik
sebanyak 22 (42,3%). Hasil penelitian
dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai p value 0,000 (p<0,05)
DUKUNGAN
KELUARGA
DENGAN
MANAGEMENT STRES PASIEN GAGAL GINJAL YANG MENJALANI
HEMODIALISA DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KENDAL
menunjukkan ada hubungan antara
dukungan keluarga dengan managemen
stres.
DAFTAR PUSTAKA
Stuart & Sundeen, 2007. Buku Saku
Keperawatan Jiwa, Edisi 5. Jakarta;
EGC
Freidman,
2010
Buku
Ajar
Keperawatan Keluarga : Riset,
Teori dan. Praktek. Jakarta : EGC.
Michael J. (2006). Chronic Renal
Failure: End-stage management.
Medicine International, vol 2
Sarafino, 2011. Health Psychology :
Biopsychosocial Interactions. Fifth
Edition.USA : John Wiley & Sons
Freidman,
2010
Buku
Ajar
Keperawatan Keluarga : Riset,
Teori dan. Praktek. Jakarta : EGC.
Margiati (2009). Stres Kerja : Latar
Belakang Penyebab dan Alternatif
Pemecahannya.
Fakultas
Kesehatan
Masyarakat.
Universitas Airlangga. Dalam
Jurnal Masyarakat, Kebudayaan,
dan Politik terbitan
HUBUNGAN
ANTARA
DUKUNGAN
KELUARGA
DENGAN
MANAGEMENT STRES PASIEN GAGAL GINJAL YANG MENJALANI
HEMODIALISA DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KENDAL
Download