ARTIKEL PEMBERIAN INFORMASI DENGAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH PASIEN PRE OPERASI DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KENDAL OLEH NOVITA WIJAYANTI 010214B042 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO AGUSTUS, 2016 PEMBERIAN INFORMASI DENGAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH PASIEN PRE OPERASI DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KENDAL PEMBERIAN INFORMASI DENGAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH PASIEN PRE OPERASI DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KENDAL Novita Wijayanti*) Zumrotul Choriyah, S. Kep. Ns., M.Kes **) Raharjo Apriatmoko, SKM., M. Kes **) *) Mahasiswa PSIK Stikes Ngudi Waluyo Ungaran **) Dosen PSIK Stikes Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK Latar belakang : Pembedahan atau operasi merupakan tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Adanya stres pada pasien pre operasi, dapat diperlihatkan dari respon fisiologis di antaranya denyut jantung meningkat 10 kali per menit dari batas normal selama tiga kali observasi dan adanya palpitasi. Kecepatan pernafasan meningkat lebih dari lima kali per menit selama tiga kali observasi. Tekanan darah meningkat lebih dari 10 mmHg di atas nilai normal selama tiga kali observasi Tujuan : Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui pengaruh pemberian informasi dengan kejadian peningkatan tekanan darah pada pasien pre operasi. Metode : Desain one group pretest posttest design, sampel dalam penelitian ini sebanyak 68 yang diambil dari accidental sampling. Analisis menggunakan uji wilxocon Hasil : Sebagian besar responden sebelum diberikan diberikan informasi mempunyai tekanan darah tinggi sebanyak 50 (73,5%), setelah diberikan diberikan informasi tekanan darah menurun sebanyak 61 (89,7%). Uji chi square didapatkan nilai p value 0,000 (p<0,05) menunjukkan ada perbedaan pemberian informasi dengan perubahan tekanan darah pada pasien pre operasi di RSUD Dr. H. Soewondo Kendal. Simpulan : Ada perbedaan pemberian informasi dengan perubahan tekanan darah pada pasien pre operasi (p value : 0,000 <0,05). Saran : Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai evaluasi kepada perawat atau karyawan pelaksana di lapangan agar dapat meningkatkan komunikasi pada pasien yang akan menjalani operasi, dan menjadi dasar bagi rumah sakit untuk meningkatkan pelayanan yang lebih berkualitas. Kata kunci : informasi, tekanan darah, pre operasi Daftar pustaka : 41 (2004-2013) PEMBERIAN INFORMASI DENGAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH PASIEN PRE OPERASI DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KENDAL ABSTRACT Background : Surgery or surgery is a treatment that uses the action invasive way to open or display the body part to be handled. The presence of stress in patients pre operation, can be shown on the physiological response of which increase heart rate 10 times per minute than three times the normal limit for their observations and palpitations. Breathing speed increased more than five times per minute for three times observation. Increased blood pressure over 10 mmHg above normal values during the three observation. Objectives : This study aims to determine the effect of information with increased incidence of blood pressure in patients pre operation.. Method : Design one group pretest posttest design, the sample in this study were 68 taken from accidental sampling. The bivariate analysis using wilxocon test. Results : Most respondents are given information before it is given to have high blood pressure by 50 (73.5%), after being given the information given blood pressure decreased by 61 (89.7%). Obtained chi square test p value of 0.000 (p <0.05) showed no differences in the provision of information to the change in blood pressure in patients pre operation at Hospital Dr. H. Soewondo Kendal. Conclusion : There are differences in the provision of information to the change in blood pressure in patients with preoperative (p value: 0.000 <0.05). Suggestion : This research can be used as an evaluation to nurses or employees of government officers in order to improve communication in patients undergoing surgery, and became the basis for hospitals to improve services more quality Keyword: information, blood pressure, pre operation Biliographies: 41 (2004-2013) PEMBERIAN INFORMASI DENGAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH PASIEN PRE OPERASI DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KENDAL PENDAHULUAN pembedahan menunjukan stress yang tinggi dibandingkan dengan kelompok Berbagai jenis tindakan klien yang dirawat tanpa rencana keperawatan di Rumah sakit biasanya tindakan pembedahan. Ketika klien tiba dapat menyebabkan kecemasan pada di ruangan preoperasi merupakan pasien. Salah satu tindakan yang keadaan yang menambah kecemasan menyebabkan kecemasan misalnya klien. Kecemasan yang mereka alami tindakan pembedahan, untuk itu pasien biasanya terkait dengan segala macam yang akan menjalani operasi harus prosedur asing yang harus dijalani diberikan informasi untuk menurunkan pasien dan juga ancaman terhadap atau mengurangi gejala kecemasan keselamatan jiwa akibat segala macam serta dapat meningkatkan pengetahuan prosedur pelaksanaan operasi dan kesehatan pada pasien (Potter & Perry, tindakan pembiusan. 2010). Menurut Sawitri&Sudaryanto Pembedahan atau operasi (2009), berbagai alasan yang merupakan tindakan pengobatan yang melatarbelakangi kecemasan pada menggunakan cara invasif dengan pasien pra bedah antara lain cemas membuka atau menampilkan bagian menghadapi pembiusan, takut mati saat tubuh yang akan ditangani. Pembukaan operasi, cemas menghadapi body bagian tubuh ini umumnya image yang berupa cacat yang akan menggunakan sayatan. Setelah bagian menganggu fungsi peran pasien, dan yang ditangani di tampilkan, dilakukan cemas masalah biaya perawatan tindakan perbaikan yang diakhiri yang membengkak. Selain itu dengan penutupan dan penjahitan luka pandangan bahwa pembedahan akan (Maryunani, 2013). Fokus keperawatan menimbulkan kerusakan pada bagian perioperatif sekarang adalah pasien tubuh tertentu serta nyeri yang hebat bukan prosedur atau teknik. menyebabkan klien pada umumnya Pembahasan dibagi atas tiga fase atau merasa takut atau cemas. Kecemasan tahap yaitu praoperatif, intraoperatif pre operatif memiliki sifat subyektif, dan pascaoperatif (Baradero, Dayrit dan secara sadar perasaan tentang dan Siswadi, 2009). kecemasan serta ketegangan yang Adanya stres pada pasien pre disertai perangsangan sistem saraf operasi, dapat diperlihatkan dari respon otonom menyebabkan peningkatan fisiologis di antaranya denyut jantung tekanan darah, denyut jantung dan meningkat 10 kali per menit dari batas tingkat respirasi. normal selama tiga kali observasi dan Sampai saat ini sebagian besar adanya palpitasi. Kecepatan pernafasan orang beranggapan bahwa operasi meningkat lebih dari lima kali per merupakan pengalaman yang menit selama tiga kali observasi. menakutkan. Untuk itu pasien perlu Tekanan darah meningkat lebih dari 10 pengetahuan kesehatan yang cukup mmHg di atas nilai normal selama tiga untuk menurunkan reaksi cemas agar kali observasi (Sjamsuhidajat & Jong, tidak berlanjut yang mengakibatkan 2009). tekanan darah meningkat. Pengetahuan Menurut Volicer & Volicer atau informasi yang diperlukan yang dikutip oleh Rosintan pada tahun berhubungan dengan penyakit dan 2003, klien yang akan dilakukan tindakan yang di lakukan terhadap PEMBERIAN INFORMASI DENGAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH PASIEN PRE OPERASI DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KENDAL dirinya supaya tidak terjadi peningkatan tekanan darah dan pasien tetap bisa dilakukan operasi. Pemberian informasi yang benar sangat diperlukan dalam hubungan perawat dan pasien, pemberian informasi merupakan proses khusus dan bermakna. Pada profesi keperawatan, komunikasi dalam pemberian informasi menjadi penting karena merupakan metode utama dalam pemberian asuhan keperawatan (Uripni, dkk 2013). Ansietas, takut, nyeri dan stress emosi mengakibatkan stimulasi simpatis, yang meningkatkat frekuensi darah, curah jantung dan tahanan vaskuler perifer (Potter & Perry, 2010). Sehingga komunikasi yang tidak sesuai dengan posisi takut dan stres bisa meningkatkan tekanan darah pasien yang akan menjalani operasi. METODE PENELITIAN Rancangan pada penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan pra-eksperimen dengan one group pretest posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang akan menjalani operasi mayor (yang menggunakan general anestesi) pada bulan Mei 2016 + 216 orang. Teknik sampling pada penelitian ini menggunakan accidental sampling. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tekanan darah pasien sebelum diberikan informasi Tekanan Jumlah Total darah pasien responden % Normal 18 26,5 Tinggi 50 73,5 Total 68 100,0 2. Tekanan darah pasien diberikan informasi Tekanan Jumlah darah pasien responden Menurun 61 Tidak 7 meningkat Total 68 setelah Total % 89,7 10,3 100,0 3. Analisa uji wilxocon pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari intervensi yang diberikan terhadap perubahan tekanan darah pada pasien pre operasi sebelum dan sesudah diberikan intervensi Interv ensi Pre Post Negativ Ranks 62a Positive Ranks 0b Ties 6c P value 0,000 Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden sebelum diberikan diberikan informasi mempunyai tekanan darah tinggi sebanyak 50 (73,5%) dan sebagian kecil responden mempunyai tekanan darah normal sebanyak 18 (26,5%). Tensi atau tekanan darah yang tinggi diakibatkan oleh gangguan kerja pompa jantung yang meningkat. Sehingga pada pasien yang akan operasi tekanan darah harus stabil atau normal dengan bantuan obat jantung. Bila pasien yang akan operasi dengan tensi tinggi menyebabkan resiko PEMBERIAN INFORMASI DENGAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH PASIEN PRE OPERASI DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KENDAL operasi berat dan dikhawatirkan akan besar selain itu juga dapat terjadi perdarahan yang terus-menerus mempengaruhi status kesehatan serta atau susah dihentikan sehingga akan dapat mengubah prosedur diagnosa menyebabkan syok hipovolemik yang telah ditentukan (Endang Sawitri (keadaan melemah akibat kurang & Agus Sudaryanto, 2004). Beberapa volume cairan tubuh berlebihan) dan pendekatan terbaik untuk menurunkan bila tak tertangani akan dapat kecemasan pasien sudah merupakan menyebabkan kematian. bagian dari peran keperawatan. Tekanan darah dalam pembuluh Perawat memiliki gaya komunikasi nadi (arteri). Ketika jantung kita fleksibel yang dapat diadaptasikan berdetak, lazimnya 60 hingga 70 kali dengan pasien dan situasi yang berbeda dalam 1 menit pada kondisi istirahat (Sheldon, 2009). Cara terbaik untuk (duduk atau berbaring), darah dipompa menghindari keadaan yang memuju dan melalui arteri. Tekanan menimbulkan kecemasan yang tidak darah paling tinggi terjadi ketika perlu adalah dipertahankannya jalur jantung berdetak memompa darah, ini komunikasi antara pasien, dokter dan disebut tekanan sistolik dan tekanan keluarga pasien (Swartz, 2005) darah menurun saat jantung rileks Pemberian informasi adalah salah diantara dua denyut nadi, ini disebut satu komponen dari komunikasi tekanan diastolik. Tekanan darah terapeutik yang bertujuan untuk ditulis sebagai tekanan sistolik per menurunkan tingkat kecemasan pasien tekanan diastolik (sebagai contoh, melalui pemenuhan kebutuhan 120/80) (Kowalski, 2010). Salah satu informasi mengenai pembedahan. penyebab terhalangnya kegiatan Pasien preoperasi akan lebih operasi adalah terjadinya peningkatan mengetahui harapan mereka setelah tekanan darah mendadak pada pasien dilakukan operasi dan pasien akan yang akan memasuki kamar operasi lebih banyak memiliki kesempatan (Ikhsan, 2012). untuk mengungkapkan tujuan dan Tekanan darah tinggi ketika pendapat mereka mengenai operasi, operasi akan menyebabkan pendarahan serta akan beradaptasi dengan lebih ketika operasi akan sangat banyak dan baik terhadap nyeri dan penurunan susah dikendalikan (tekanan darah mobilitas fisik setelah tindakan operasi tinggi berart kecepatan darah di (Anonim, 2008). pembuluh darah dan tekanannya Beberapa penelitian meningkat), sehingga meningkatkan mengemukakan bahwa resiko kematian, selain itu tekanan ketidaktenangan, rasa khawatir, cemas darah tinggi menyebabkan tekanan yang diukur pada pasien tersebut pembuluh darah disekitar luka operasi adalah karena tidaksempurnanya cukup tinggi sehingga luka sukar informasi yang diterima. Di United sembuh. Kingdom dan Eropa dilaporkan bahwa Respon berlebih yang disebabkan kebutuhan akan informasi dan oleh cemas yang ditakutkan dapat dukungan pada pasien praoperasi mempengaruhi keberhasilan cukup tinggi, akan tetapi dari laporan pelaksanaan pembedahan, terutama yang didapat kebutuhan-kebutuhan terjadinya peningkatan tekanan darah tersebut tidak diberikan dengan baik karena dapat memicu respon yang lebih oleh tim medis dan perawat di Rumah PEMBERIAN INFORMASI DENGAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH PASIEN PRE OPERASI DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KENDAL Sakit tersebut Chalmers (2001) dalam dilaksanakan. Namun jika dokter Dale (2004). banyak memberikan informasi tentang Hasil penelitian menunjukkan resiko, terdapat kemungkinan akan bahwa sebagian besar responden mempengaruhi mental pasien yang setelah diberikan diberikan informasi sangat awam dan dalam keadaan sakit tekanan darah menurun sebanyak 61 atau takut yang bisa mengarah pada (89,7%) dan sebagian kecil responden kegagalan sebelum dilakukan tindakan tekanan darah tidak meningkat medis (Astuti, 2009). sebanyak 7 (10,3%) hal ini dikarekan Komunikasi terapeutik adalah perawat memberikan informasi yang komunikasi yang dilakukan secara jelas sehingga tekanan darah pasien sadar oleh perawat yang bertujuan bisa menurun. untuk kesembuhan pasien. (Zen, 2013). Menurut Volicer & Volicer yang Jadi komunikasi terapeutik adalah dikutip oleh Rosintan pada tahun 2003, komunikasi yang dilakukan seorang pasien yang akan dilakukan perawat dengan teknik-teknik tertentu pembedahan menunjukan stress yang yang mempunyai efek penyembuhan, tinggi dibandingkan dengan kelompok komunikasi terapeutik juga dapat pasien yang dirawat tanpa rencana memberikan ancaman dan nyaman tindakan pembedahan. Ketika pasien terhadap pasien sehinggan dapat tiba di ruangan preoperasi merupakan mengurangi tingkat kecemasan pasien keadaan yang menambah kecemasan yang di rawat di rumah sakit. Perawat klien. Kecemasan yang mereka alami memberikan informasi dengan biasanya terkait dengan segala macam komunikasi yang baik sehingga bisa prosedur asing yang harus dijalani menurunkan tekanan darah pasien yang pasien dan juga ancaman terhadap akan menjalani operasi. keselamatan jiwa akibat segala macam Hasil penelitian menunjukkan prosedur pelaksanaan operasi dan tekanan darah sebelum diberikan tindakan pembiusan. informasi mempunyai tekanan darah Fungsi utama dan pertama dari normal dengan tekanan darah setelah informasi adalah menyampaikan pesan diberikan informasi sebanyak 12 atau menyebarluaskan informasi (17,6%), tekanan darah tidak kepada orang lain yang bersifat meningkat sebanyak 6 (8,8%). Tekanan mendidik. Artinya, dari penyebarluasan darah sebelum diberikan informasi informasi itu diharapkan para penerima tinggi dengan tekanan darah setelah informasi akan menambah pengetahuan diberikan informasi menurun sebanyak tentang sesuatu yang ingin dia ketahui 49 (72,1%), tidak meningkat sebanyak (Liliweri, 2008). 1 (1,5%), Hasil penelitian dengan Pada pasien praoperasi sangat menggunakan uji chi square didapatkan perlu mendapatkan informasi yang nilai p value 0,000 (p<0,05) sejelas-jelasnya dan selengkapnya yaitu menunjukkan ada perbedaan pemberian informasi tentang perlunya tindakan informasi dengan perubahan tekanan medis yang bersangkutan dan resiko darah pada pasien pre operasi di RSUD yang ditimbulkannya. Informasi yang Dr. H. Soewondo Kendal. harus diberikan adalah tentang Pemberian informasi pre operasi keuntungan dan kerugian atau faktor ini membantu pasien mengurangi resiko dari tindakan medis yang akan perasaan cemas atau takut sebelum PEMBERIAN INFORMASI DENGAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH PASIEN PRE OPERASI DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KENDAL operasi (Dalayon, 1994 dalam Potter dan Perry, 2005). Lebih lanjut Potter dan Perry menambahkan bahwa pasien akan lebih mampu bekerjasama maupun berpartisipasi dalam perawatan, apabila perawat member informasi tentang peristiwa sebelum dan sesudah dilakukan pembedahan. Ini dikarenakan, pemberian informasi akan mempengaruhi pengetahuan pasien, sehingga tekanan darah tidak lagi naik. Pemberian informasi yang benar sangat diperlukan dalam hubungan perawat dan pasien, pemberian informasi merupakan proses khusus dan bermakna. Pada profesi keperawatan, komunikasi dalam pemberian informasi menjadi penting karena merupakan metode utama dalam pemberian asuhan keperawatan (Uripni, dkk 2013). Ansietas, takut, nyeri dan stress emosi mengakibatkan stimulasi simpatis, yang meningkatkat frekuensi darah, curah jantung dan tahanan vaskuler perifer (Potter & Perry, 2010). Sehingga komunikasi yang tidak sesuai dengan posisi takut dan stres bisa meningkatkan tekanan darah pasien yang akan menjalani operasi. Prosedur pembedahan akan memberikan suatu reaksi emosional bagi pasien, seperti kecemasan pre operasi (Muttaqin dan Sari, 2009). Sementara itu menurut Rothrock (2000) dalam Muttaqin dan Sari (2009), kecemasan dapat menimbulkan adanya perubahan secara fisik maupun psikologis yang akhirnya mengaktifkan saraf otonom simpatis sehingga meningkatkan denyut jantung, tekanan darah, frekuensi nafas, dan secara umum mengurangi tingkat energi pada pasien, dan akhirnya dapat merugikan pasien itu sendiri karena akan berdampak pada pelaksanaan operasi. SIMPULAN Sebagian besar responden sebelum diberikan diberikan informasi mempunyai tekanan darah tinggi sebanyak 50 (73,5%), sebagian besar responden setelah diberikan diberikan informasi tekanan darah menurun sebanyak 61 (89,7%). Hasil penelitian dengan menggunakan uji wilcoxon didapatkan nilai p value 0,000 (p<0,05) menunjukkan ada pengaruh pemberian informasi dengan perubahan tekanan darah pada pasien pre operasi di RSUD Dr. H. Soewondo Kendal. DAFTAR PUSTAKA Potter & Perry, 2010. Fundamental keperawatan buku 3. Edisi 7. Jakarta : Salemba Medika Baradero, Dayrit dan Siswadi, 2009. Asuhan keperawatan Klien Gangguan. Sistem Reproduksi dan Seksualitas. Jakarta: EGC. Sjamsuhidajat & Jong, 2009. Buku Ajar Ilmu Bedah . Edisi 2. Jakarta : EGC. Sawitri&Sudaryanto (2009). Buku Pintar Kehamilan dan Persalinan. Jakarta Gramedia Pustaka Utama Uripni, dkk 2013. Komunikasi kebidanan, Jakarta Penerbit Buku kedokteran Ikhsan, 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Peningkatan Tekanan Darah pada Pasien Pre Operasi Laparatomi di Rumah Sakit Umum Islam Faisal Makassar Makassar: STIKES Nani Hasanuddin Kowalski, 2010. Terapi Hipertensi Program 8 Minggu PEMBERIAN INFORMASI DENGAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH PASIEN PRE OPERASI DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KENDAL Menurunkan Tekanan Darah Tinggi dan Mengurangi Risiko Serangan Jantung dan Stroke secara Alami. Editor Penerjemah: Rani S. Ekawati, Bandung: Penerbit Mizan Astuti, 2009. Pendidikan kesehatan dalam keperawatan, Cetakan 1., Jakarta: EGC Sheldon, 2009. Komunikasi Untuk Keperawatan. Jakarta : Erlangga Stuart dan Sundeen, 2008. Keperwatan psikitrik: Buku Saku Keperawatan Jiwa,Edisi 5. Jakarta : EGC Muttaqin dan Sari, 2009. Asuhan Keperawatan perioperatif Konsep, Proses,dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika PEMBERIAN INFORMASI DENGAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH PASIEN PRE OPERASI DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KENDAL