PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN, UREUM, KREATININ PRE DAN POST HEMODIALISA SELAMA 3 BULAN MENJALANI HEMODIALISA DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI PERIODE DESEMBER 2012 – MARET 2013 Anita Mubarokah, Aywar Zamri, Armaidi Darmawan Abstrak Gagal ginjal kronik adalah merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat, dimana ginjal kehilangan kemampuan untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh dengan nilai GFR 10%-25% dari nilai normal. Anemia hampir selalu ditemukan pada penderita Gagal Ginjal Kronis (80-95%) serta peningkatan kadar ureum dan kreatinin dalam darah adalah manifestasi klinis yang paling utama pada penderita gagal ginjal. Disini hemodialisis (HD) digunakan sebagai terapi pengganti untuk menggantikan fungsi ginjal yang memburuk. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar hemoglobin, ureum, kreatinin pre dan post hemodialisa pada pasien gagal ginjal kronik di RSUD Raden Mattaher Jambi Desember 2012 – Maret 2013. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Eksperimen dengan pendekatan PreEksperimen Design (One Group Pretest dan Posttest Design) dan menggunakan data primer dimana data diambil secara langsung kepada responden dengan cara mengambil sampel darah dari 10 pasien yang melakukan hemodialisa. Berdasarkan uji statistik T- Paired pada hemoglobin, ureum, kreatinin didapatkan nilai P= 0,036 ; 0,000 ; 0,000 ( P< 0,05) dan dari t hitung hemoglobin, ureum, kreatinin nilai t hitung=2,464 ; 5,460 ; 6,092 dan didapatkan t hitung > t tabel , hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar hemoglobin, ureum, kreatinin antara pre dan post hemodialisa pada pasien gagal ginjal kronis. Kata kunci : Hemodialisa, Hemoglobin, Ureum, Kreatinin, Gagal Ginjal Kronik. PENDAHULUAN Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat, dimana ginjal kehilangan kemampuan untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh dengan nilai GFR 25%-10% dari nilai normal.1 Hemodialisis merupakan salah satu dari terapi pengganti ginjal, yang digunakan pada penderita dengan penurunan fungsi ginjal, baik akut maupun kronik. Hemodialisis dapat dikerjakan untuk sementara waktu (misalnya pada Gagal Ginjal Akut) atau dapat pula untuk seumur hidup (misalnya pada Gagal Ginjal Kronik).2 Komplikasi yang sering terjadi pada gagal ginjal kronik yaitu anemia.3.5 Menurut National Kidney Foundation anemia merupakan konsentrasi hemoglobin < 12 g/dl pada wanita dan < 13,5 g/dl pada pria.4 Anemia pada penderita gagal ginjal sudah dimulai sejak awal yaitu sejak timbulnya penyakit sejalan dengan kerusakan jaringan ginjal yang progresif derajat anemianya akan meningkat.6.7 Banyak studi yang menunjukkan hubungan antara kadar hemoglobin dengan fungsi ginjal, salah satu yang terbesar The Third National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES III) memeriksa lebih dari 15,000 orang penduduk umum di U.S antara 1988 dan 1994 dan ditemukan hubungan terbalik antara GFR < 60 ml/min/1,73m2 dan prevalensi dari anemia.4 Anemia hampir selalu ditemukan pada penderita gagal ginjal kronis (80-95%), kecuali pada penderita Gagal Ginjal Kronis karena ginjal polikistik.7.8 Faktor utama penyebab terjadinya anemia adalah defisiensi eritropoetin (EPO) sebagai akibat kerusakan sel-sel penghasil EPO (sel peritubuler) pada ginjal.6 – 9 Disamping itu ada beberapa faktor yang memperberat terjadinya anemia antara lain adanya zat inhibitor eritropoesis,perdarahan akibat trombopati, anemia hemolitik akibat terjadinya mikroangiopati,kehilangan darah akibat pengambilan darah untuk pemeriksaan laboratorium atau darah yang terperangkap atau tertinggal di alat hemodialisa,defisiensi zat besi dan zat nutrisi lainnya,hiperparatiroid sekunder.7 – 9 Hemodialisa merupakan pengaturan yang efektif bagi keadaan gagal ginjal, tetapi sekresi eritropeitin tidak mengalami perbaikan dan anemia tetap berlanjut.7 Pada pasien dengan terapi hemodialisa mengalami penurunan kadar asam folat sebagai salah satu timbulnya anemia karena kehilangan folat di dalam dialysis fluid. Dalam buku Clinical Nephrology masalah yang paling berpengaruh pada pasien dengan terapi dyalisis adalah anemia yang menetap, dengan kadar hemoglobin berkisar antara 4-15 g/dl dan rata-rata 8 g/dl.7 Dilaporkan dari 86 penderita yang menjalani hemodialisa rutin di RS Hasan Sadikin Bandung 100% menderita anemia.7 Menurut study cross sectional yang dilakukan pada 40 pasien di Department of Pathology and Nephrology, KIST Medical Collage ada perbedaan yang signifikan pada kadar hemoglobin pre dan post hemodialisa.6 Selain itu, gagal ginjal kronik menyebabkan fungsi ginjal menyaring produk-produk sisa dari metabolisme tubuh terganggu, seperti urea dari metabolisme protein dan asam urat dari uraian DNA. Dua produk sisa dalam darah yang dapat diukur adalah blood urea nitrogen (BUN) dan kreatinin (Cr).28 Dari uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti perbedaan kadar hemoglobin, ureum, kreatinin pre dan post hemodialisa selama 3 bulan menjalani hemodialisa pada penderita Gagal Ginjal Kronik di RSUD Raden Mattaher Jambi. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini menggunakan jenis penelitian Eksperimen dengan pendekatan Pre-Eksperimen Design (One Group Pretest dan Posttest Design). Yang dilakukan pada pasien gagal ginjal kronik yang melakukan hemodialisa di RSUD Raden Mattaher Jambi. Desain ini dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui perbedaan kadar hemoglobin, ureum, kreatin pre dan post hemodialisa selama 3 bulan menjalani hemodialisa, penelitian ini dilaksanakan di RSUD Raden Mattaher Jambi ( laboratorium hemodialisa ) Pada penelitian ini digunakkan total sampling. Sampel diambil berdasarkan semua pasien gagal ginjal kronik yang melakukan hemodialisa pada bulan desember 2012 – maret 2013 dan termasuk ke dalam kriteria inklusi. Prosedur pengambilan data dengamn cara mengukur kadar hemoglobin dimana alat dan bahan yang digunakan adalah hemoglobinometer (hemometer). Sedangkan pemeriksaan kadar ureum dan kreatini dilakukan dilaboratorium RSUD Raden Mattaher Jambi. HASIL DAN PEMBAHASAN Populasi pasien gagal ginjal kronik yang melakukan hemodialisa pada saat dilakukan penelitian berjumlah 71 orang. Karena penelitian ini menggunakan Total Sampling, maka seluruh populasi yang ada dijadikan sampel pada penelitian ini. Setelah dilakukan kriteria inklusi dan ekslusi, maka jumlah responden yang masuk dalam penelitian ini sebesar 10 orang, sedangkan 61 orang diekslusi berdasarkan kriteria eksklusi yang telah dibuat. Berdasarkan uraian tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa kadar hemoglobin pre hemodialisa pada penderita Gagal Ginjal Kronik rata-rata adalah 10.74 g/dl, kadar hemoglobin post hemodialisa pada penderita Gagal Ginjal Kronik rata-rata adalah 10.26 g/dl. Tabel 4.2 Perbedaan Kadar Hemoglobin Pre dan Post Hemodialisa (n = 10) Hemogl obin N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Pre 10 10.7400 1.52129 .48108 Post 10 10.2600 1.68816 .53384 t-hit 2.464 Hasil Analisis Uji-t dua sisi (2-tailed) adalah t-hit = 2.464 > t-tabel (2.262) yang berarti ada perbedaan kadar Hb Pre Hemodialisa dengan kadar Hb Post Hemodialisa pada penderita Gagal Ginjal Kronik di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi. Berdasarkan uraian tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa kadar ureum pre hemodialisa pada penderita Gagal Ginjal Kronik rata-rata adalah 134.75 mg%, kadar ureum post hemodialisa pada penderita Gagal Ginjal Kronik rata-rata adalah 42.25 mg% Tabel 4.3 Perbedaan Kadar Ureum Pre dan Post Hemodialisa (n = 10) Ureum N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Pre 10 134.7450 38.49769 12.17404 Post 10 42.2500 34.09820 10.78280 t-hit 5.460 Hasil Analisis Uji-t dua sisi (2-tailed) adalah t-hitung = 5.460 > t-tabel (2.262) yang berarti ada perbedaan kadar ureum Pre Hemodialisa dengan kadar ureum Post Hemodialisa pada penderita Gagal Ginjal Kronikdi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi. Berdasarkan uraian tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa kadar kreatinin pre hemodialisa pada penderita Gagal Ginjal Kronik rata-rata adalah 9.17 mg%, kadar kreatinin post hemodialisa pada penderita Gagal Ginjal Kronik rata-rata adalah 3,99 mg% Tabel 4.4 Perbedaan Kadar Kreatinin Pre dan Post Hemodialisa (n = 10) Ureum N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Pre 10 9.1700 2.34949 .74297 Post 10 3.9900 1.34470 .42523 t-hit 8.119 Hasil Analisis Uji-t dua sisi (2-tailed) adalah t-hitung = 8.119 > t-tabel (0.262) yang berarti ada perbedaan kadar kreatinin Pre Hemodialis dengan kadar kreatinin Post Hemodialis pada penderita Gagal Ginjal Kronikdi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi. Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Menderita Gagal Ginjal Kronik di RSUD Raden Mattaher Jambi Pasien Lama Menderita frekuensi % Ny. M Ny. S Tn. N Tn. S Ny. P Tn. B Tn. H Tn. O Tn. D Tn. E 3 tahun 1 tahun 1 tahun 3 tahun 5 tahun 4 tahun 4 tahun 5 tahun 2 tahun 2 tahun 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 Rataan 3 tahun Total 1 0 100 Berdasarkan uraian tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa semua responden (100%) menderita gagal ginjal kronik lebih dari 3 bulan dan tidak ada responden yang menderita gagal ginjal kronik yang kurang dari 3 bulan. Tabel4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Menjalani Hemodialisa di RSUD Raden Mattaher Jambi Pasien Lama Menjalani frekuensi % Ny. M Ny. S Tn. N Tn. S Ny. P Tn. B Tn. H Tn. O Tn. D Tn. E 12 bulan 4 bulan 5 bulan 24 bulan 48 bulan 24 bulan 42 bulan 36 bulan 12 bulan 18 bulan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 Rataan 22 bulan Total 1 0 100 Berdasarkan uraian tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa semua responden (100%) penderita gagal ginjal kronik telah menjalani hemodialisa lebih dari 3 bulan dan tidak ada responden yang menjalani hemodialisa yang kurang dari 3 bulan. Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Menjalani Hemodialisa di RSUD Raden Mattaher Jambi Frekuensi Hemodialisa frekuensi % 2 kali Kurangdari 2 kali 10 0 100 0 Total 100 10 Berdasarkan uraian tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa semua responden (100%) penderita gagal ginjal kronik telah menjalani hemodialisa sebanyak 2 kali dan tidak ada responden yang menjalani hemodialisa yang kurang dari 2 kali. Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Kepatuhan Menjalani Hemodialisa di RSUD Raden Mattaher Jambi Kepatuhan frekuensi % Patuh TidakPatuh 10 0 100 0 Total 100 0 Berdasarkan uraian tabel 4.8 di atas dapat diketahui bahwa semua responden (100%) penderita gagal ginjal kronik patuh menjalani hemodialisa dan tidak ada responden yang tidak patuh menjalani hemodialisa. Tabel 4.9 Analisis Statistik Hemoglobin Pre - Post Paired Differences Pair 1 HB Pre-HB Post Mean Std. Deviation Std. Error Mean t df Sig. (2tailed ) .48000 .61608 .19482 2.464 9 .036 Tabel 4.10 Analisis StatistikUreum Pre - Post Paired Differences Mean Pair 1 Ureum PreUreum Post 9.24950E 1 Std. Deviation 53.57209 Std. Error Mean 16.9409 8 t df Sig. (2tailed ) 5.460 9 .000 Tabel 4.11 Analisis Statistik Kreatinin Pre - Post Paired Differences Mean Std. Deviation Std. Error Mean t df Sig. (2tailed ) Pair 1 Kratinin PreKratinin Post 5.18000 2.01745 .63797 8.119 9 .000 Berdasarkan hasil Uji-t duasisi (2-tailed) yang dilakukan, ditemukan pengaruh hemodialisa terhadap kadar hemoglobin, ureum, kreatini, dimana p < 0,005 ( p = 0,036 ; 0,000 ; 0,000). Hal ini berarti terdapat perbedaan kadar hemoglobin, ureum, kreatini pre dan post hemodialisa. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di RSUD Raden Mattaher Jambi dapat disimpulkan bahwa : 1. Terdapat perbedaan kadar hemoglobin pre dan post hemodialisa, dimana rata – rata kadar hemoglobin pre hemodialisa yaitu 10,74 dan rata – rata kadar hemoglobin post hemodialisa yaitu 10,26. 2. Terdapat perbedaan kadar ureum pre dan post hemodialisa, dimana rata – rata kadar ureum pre hemodialisa yaitu 134,75 dan rata – rata kadar ureum post hemodialisa yaitu 42,25 3. Terdapat perbedaan kadar kreatinin pre dan post hemodialisa, dimana rata – rata kadar kreatinin pre hemodialisa yaitu 9,17 dan rata – rata kadar kreatinin post hemodialisa yaitu 3,99 4. Pasien yang menderita gagal ginjal > 3 bulan rata – rata 3 tahun 5. Pasien yang lama menjalani hemodialisa > 3 bulan rata – rata 22 bulan 5 hari 6. Frekuensi pasien dalam menjalani hemodialisa 2x seminggu adalah 100% 7. Kepatuhan jadwal pasien dalam menjalani hemodialisa adalah 100% patuh SARAN 1. Pasien gagal ginjal kronik yang melakukan hemodialisa hendaknya diberikan obat EPO atau suplemen besi/fe untuk meningkatkan kadar hemoglobin 2. Pada ahli yang berkompetensi dalam pemasangan alat hemodialisa hendaknya melakukan pembersihan setelah hemodialisa dengan bersih sehingga tidak banyak darah yang tertinggal atau terperangkap dalam alat hemodialisa 3. Meminimalisir pengambilan darah untuk pemeriksaan laboratorium 4. Kadar ureum dan kreatinin pasien yang akan menjalani hemodiálisis rata-rata mengalami hiperuremik. Seringnya menjalani hemodiálisis tidak mencerminkan penurunan kadar ureum dan kreatinin menjadi normal. Namun situasi dan kepatuhan diit sehari hari yang memegang peranan penting dalam pengaturan kadar ureum dan kreatinin tersebut. UCAPAN TERIMA KASIH 1. dr. Aywar Zamri, Sp.PD, FINASIM sebagai dosen pembimbing subtansi yang ditengah kesibukan beliau dengan tulus bersedia meluangkan waktu untuk memberikan saran dan bimbingan selama penelitian dan penulisan tugas akhir. 2. dr. Armaidi Darmawan, M.Epid sebagai dosen pembimbing metodologi yang telah banyak memberikan arahan, motivasi dan masukan kepada penulis. 3. Kepada Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian ini. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Seluruh staff yang bekerja di bagian Ruang Hemodialisa di Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi yang dengan keramahannya telah bersedia membantu penulis dalam melaksanakan penelitian ini. Seluruh pasien Gagal Ginjal Kronik di Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi yang telah bersedia menjadi sampel dalam penelitian ini. Kepada kedua orang tua, ayah yaitu Bpk H. Ishak Efendi, SH dan ibu yaitu Ibu Nurdiana atas cinta, kasih, dorongan, perhatian dan do’a yang tiada henti – hentinya kepada Allah SWT demi kesuksesan dan kelancaran penulis dalam menempuh studi di Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jambi. Seluruh keluarga, kakak dan adik – adik yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis dqalam menyelesaikan penelitian ini. Sahabat – sahabat, Andharu Primayudha I, Zentiya Agustriani dan Yessi kumala sari atas persahabatan, kebersamaan, keceriaan dan semangat yang kalian berikan selama ini. Untuk senior dan junior yang membantu dan memberikan motivasi kepada penulis. DAFTAR PUSTAKA 1. Price, S.A. Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi ke-6. Jakarta: EGC, 2005. Hal. 912-918. Vol 2 2. Permadi B.H. Cara Kerja Mesin Hemodialisis. Makasar: Jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. 2011. Diunduh dari URL: http://www.scribd.com/doc/86881359/Cara-Kerja-Mesin-Hemodialisis-2 3. Zadeh, K.K, Aronoff, G.R. Hemoglobin Variability in Anemia of Chronic Kidney Disease. J Am Soc Nephrol ( serial online) 2009 (diakses pada tanggal 12 mei 2012). Diunduh dari URL: http://jasn.asnjournals.org/content/20/3/479.full.pdf 4. O’Mara, N.H, PharmD, BCPS. Anemia in Patients With Chronic Kidney Disease. Diabetes Spectrum ( serial online ) 2008 ( diakses pada tanggal 12 mei 2012)., vol 21. Diunduh dari URL:http://spectrum.diabetesjournals.org/content/21/1/12.full.pdf 5. Drueke, M.D. Tilman B. Normalization of Hemoglobin Level in Patients with Chronic Kidney Disease and Anemia. N ENGL J MED ( serial online ) 2006 nov 16 (diakses pada tanggal 12 mei 2012)., vol 355 No 20. Diunduh dari URL:http://eglobalmed.com/opt/AmedeoLiteratureGuide/content.nejm.org/cgi/reprint/35 5/20/2071.pdf 6. Bhatta S, Aryal G, Kafle RK. Journal of Pathology of Nepal (2001) Vol 1, 26 – 29. Diunduh dari URL : http://nepjol.info/index.php/JPN/article/view/4446/3716 7. --------, 2007. Perbedaan Kadar Hb Pra dan Post Hemodialisa pada Penderita Gagal Ginjal Kronis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta http://jurnal.umy.ac.id/index.php/mutiaramedika/article/viewFile/15/17 8. Pranawa. Anemia Pada Gagal Ginjal Kronik. Seksi ginjal dan hipertensi lab-UPH Penyakit Dalam FK Unair-RSUD Dr. Sutomo, Surabaya. Diunduh dari URL http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/191933138.pdf 9. Hanif, H.M. Edial. Resiko Anemia pada Penyakit Ginjal Kronik. 2009. Diunduh dari URL:http://www.jantunghipertensi.com/ginjal/112.pdf 10. Purnomo, B.B. Dasar-dasarUrologi. Edisi ke-2. Jakarta: SagungSeto; 2009. Hal. 2 – 4 11. Snell Richard S. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta: EGC, 2006, hal. 250 – 256, 345 – 347. 12. Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta: EGC, 2007, hal. 324 – 343. 13. I. K. Gooneratne, A. K. P. Ranaweera, N. P. Liyanarachchi, N. Gunawardane, and R. D. Lanerolle. Epidemiology of chronic kidney disease in a Sri Lankan population. Int J Diabetes Dev Ctries. 2008 Apr-Jun; 28(2): 60–64. Diunduh dari URL: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2772012/ 14. Suwitra, Ketut. Gagal Ginjal Kronik, Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FK UI, Edisi 4, Jilid I, Balai Penerbit FK UI, Jakarta. 2006. Hal : 570 – 573. 15. Arora, P. MD; Chief Editor: Vcihi Batuman, MD, FACP, FASN. Diunduh dari URL: http://emedicine.medscape.com/article/238798-overview#showall 16. The Indonesian Diatrans Kidney Foundation. Permasalahan Selama Dialisi. Diunduh dari URL: http://www.ygdi.org/_kidneydiseases.php?view=_dialisis2 17. National Kidney Foundation. Anemia and Chronic Kidney Disease. Diunduh dari URL: http://www.kidney.org/atoz/pdf/anemia.pdf 18. American Kidney fund. Living Well With Chronic Kidney Disease. Diunduh dari URL: http://www.kidneyfund.org/assets/pdf/brochure-downloads/livingwellbooklet.pdf 19. Damanik., R.E.L. Hubungan Karakteristik penetahuan dan Sikap Ibu Hamil dengan Pemeriksaan Hemoglobin Sewaktu Hamil. Medan:Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra Barat. 2008. Diunduh dari URL: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14742/1/09E00548.pdf 20. Januar., A. Dampak Penerapan Pelatihan Kompleks Training Terhadap Peningkatan Kemampuan Speed. Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga. 2012. Diunduh dari URL : http://repository.upi.edu/operator/upload/s_kor_0704022_chapter3.pdf 21. Suparmoko M. metode Penelitian Praktis. Edisi ke-4. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 1999, hal. 7 – 83. 22. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasarMetodologiPenelitianKlinis. Jakarta: BinarupaAksara; 1995. 23. Notoatmodjo S. MetodologiPenelitianKesehatan. EdisiRevisi, Jakarta: RinekaCipta; 2005. 24. Bustan MN, Arsunan A. PengantarEpidemiologi. Jakarta: RinekaCipta, 1997, hal. 4-7. 25. Pratiknya AW. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers, 2010, hal. 50 – 76, 164 – 174. 26. Rahardjo, P., Susatit, E., Suhardjo.Hemodialisis, Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FK UI, Edisi 4, Jilid I, Balai Penerbit FK UI, Jakarta. 2006. Hal : 579 – 580. 27. Dahlan., M.S. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Edisi ke-3. Jakarta: Salemba Medika, 2010. 28. Kaliaphan P. Perubahan Kadar Ureum dan Kreatinin Sebelum dan Sesudah Hemodialisa pada Pasien Gagal Ginjal Di RSUD Pringadi. Medan:Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara, 2010.