glomerulonefritis akut post streptokok

advertisement
GLOMERULONEFRITIS AKUT POST STREPTOKOKUS
Haryson Tondy Winoto, dr.,Msi.Med.,Sp.A
Bag. Anak FK UWK
• Gomerulonefritis akut post streptokok adalah
proliferasi dan inflamasi glomerulus karena
mekanisme imunologik yang terjadi setelah
infeksi streptokokus beta-hemolitik golongan
A diluar ginjal
• Sindrom nefritik akut ialah sindrom yang
terdiri atas gejala glomerulonefritis akut dan
gejala gangguan faal ginjal.
DASAR DIAGNOSIS
 Umumnya usia > 4 tahun.
 Penyakit timbul 10-14 hari setelah infeksi streptokokus
beta-hemolitik golongan A di luar ginjal (saluran napas
bagian atas, kulit, telinga,dsb)  diikuti gejala nefritis
akut :
1. kelainan kemih (oliguria,Hematuria, proteinuria),
2. silinder uria ( granuler/eritrosit/lekosit, lekosituria),
3. edema,
4. hipertensi sakit kepala,
5. kelainan biokimiawi darah (meningkatnya kadar
ureum dan kreatinin dan sebagainya) dan
6. kelainan parameter imunologik (anti streptolysin-O
↑, komplemen C3 C2 dan C4 ↓, imunoglobulin G ↑)
7. kelainan hematologik (anemia, kadang-kadang
trombositopenia).
• Semua penderita dengan persangkaan GNAPS
dirawat di rumah sakit untuk menegakkan diagnosis,
pengobatan, mencegah dan mengobati penyakit.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pada waktu masuk rumah sakit.
1. Darah
Hb, Ht, lekosit, hitung jenis, laju endap darah, ureum, kreatinin,
albumin, globulin, total protein, kolesterol, elektrolit (Na, K, Cl,
Ca, P), ASTO, CRP. komponen C3 dan C4.
2.Faal ginjal: berdasarkan nomogram (kreatinin plasma dan umur
dalam bulan) Faal ginjal normal = Kkr  94 ml/men/1.73 m2
3. Kemih segar
Warna, kekeruhan, reduksi, sedimen, eritrosit, lekosit torak
eritrosit/granuler, berbagai macam epitel dan sebagainya.
4. Hapusan tenggorok dan kulit/otitis media :
Dibiakkan dan dikerjakan sensitiviti testnya.
MENIMBANG BERAT BADAN
 Dilakukan pada tiap pagi hari setelah mandi.
MENGUKUR TEKANAN DARAH
PEMERIKSAAN PENUNJANG LAINNYA
1. Ro-foto perut/dada (ukuran ginjal, jantung, paruparu).
2. Elektrokardiografi.
3. Ultrasonografi.
4. Renografi.
PENYULIT
1. Enselopati hipertensif
2. Hipertensi berat
3. Sakit kepala hebat (sering frontal dan
berdentum-dentum).
4. Mual dan muntah-muntah.
5. Gangguan penglihatan (kabur, diplopia).
6. Perubahan status mental (gejala neuropsikiatrik,
disorientasi, stupor, koma), kejang lokal/umum.
7. Gagal ginjal akut
8. Edema paru-paru, efusi pleura.
9. Gagaljantung
PENGOBATAN
 PPC 50.000 Ul/kg/hari, selama 10 hari berturut-turut.
alergi dapat diganti dengan eritromisin.
 Diet :
2.1 Pada keadaan tensi, diuresis dan ureum/kreatinin normal.
◦ Cukup kalori dan cukup cairan.
◦ Fase akut penyakit : diit nefritis I (protein 1 g/kg/hr, garam 1 g/hr)
◦ Fase penyembuhan (keadaan klinik dan laboratorik membaik: diit
nefritis II (protein 2 g/kg/hari, garam 2 g/hari).
◦ Setelah sembuh : diit biasa.
2.2. Pada hipertensi, diuresis normal, ureum/kreatinin normal
 Rendah garam (1/2-1 g/hari).
 Pembatasan cairan.
2.3. Pada tensi, diuresis kurang dangan gangguan faal
ginjal ringan : diit nefritis 1/2 (protein 1/2 g/kg/hari,
garam 1/2 g/hari) dan pembatasan cairan
(intake=insensible water loss + conconmitant water
losses).
2.4 Pengobatan hipertensi
PROGNOSIS
◦ Episode klinik perjalanan penyakit akut pada
glomerulonefritis dapat sembuh spontan (90%).
◦ Kadar C3 kembali normal dalam 6 minggu.
◦ Hematuria dapat menetap dalam waktu 6 bulan
(90%), proteinuria menetap lebih 1 tahun (61%).
◦ Prognosis biasanya baik.
◦ Faktor-faktor yang mempengaruhi prognosis
adalah makin muda umur penderita, berat
gangguan faal ginjal dan penyulitnya.
Download