Lembaran Informasi 136--Tes Fungsi Ginjal

advertisement
Yayasan Spiritia
Lembaran Informasi 136
TES FUNGSI GINJAL
Apa Tes Fungsi Ginjal Itu?
Ginjal kita, yaitu sistem penyaringan alami
tubuh kita, melakukan banyak fungsi penting.
Fungsi ini termasuk menghilangkan bahan
ampas sisa metabolisme dari aliran darah,
mengatur keseimbangan tingkat air dalam
tubuh, dan menahan pH (tingkat asam-basa)
pada cairan tubuh. Kurang lebih 1,5 liter
darah dialirkan melalui ginjal setiap menit.
Dalam ginjal, sisa senyawa kimia disaring dan
dihilangkan dari tubuh (bersama dengan air
berlebihan) sebagai air seni. Penyaringan ini
dilakukan oleh bagian ginjal yang disebut
sebagai glomeruli. Untuk informasi lebih
lanjut mengenai penyakit ginjal, lihat
Lembaran Informasi (LI) 651.
Banyak kerusakan dapat berpengaruh pada
kemampuan ginjal kita dalam melakukan
tugasnya. Beberapa dapat mengakibatkan
penurunan fungsi ginjal secara cepat (akut);
yang lain dapat menyebabkan penurunan
yang lebih lamban (kronis). Keduanya menghasilkan penumpukan bahan ampas yang
toksik (racun) dalam darah.
Adalah sulit mengukur kerusakan ini secara
langsung. Oleh karena itu, dibentuk beberapa
tes laboratorium yang memberi gambaran
mengenai kesehatan ginjal. Tes ini disebut
sebagai tes fungsi ginjal atau faal ginjal, dan
dapat membantu menentukan penyebab dan
tingkat masalah ginjal. Tes dilakukan pada
contoh air seni dan darah.
Bila dokter mencurigai kita mempunyai
masalah atau penyakit ginjal, dia akan
meminta kita melakukan tes fungsi ginjal
untuk membantu diagnosis. Kemudian, tes
fungsi ginjal dapat dilakukan untuk memantau ginjal kita, agar melihat apakah
kerusakan dapat menjadi lebih berat atau pun
pulih.
Kecepatan Penyaringan Glomeruli
Tes ini, yang umumnya disebut sebagai
GFR (glomerular filtration rate) atau LFG
(laju filtrasi glomerulus), mengukur jumlah
darah yang disaring oleh ginjal setiap menit.
Walau GFR ini dapat diukur, prosesnya rumit
dan hanya dilakukan dalam sarana penelitian.
Tes Keluaran Kreatinin
Sebagai alternatif yang lebih mudah, GFR
dapat diperkirakan berdasarkan keluaran
kreatinin (creatinine clearance). Tes keluaran
kreatinin mengukur tingkat salah satu bahan
ampas, yaitu kreatinin, “dibersihkan” dari
darah oleh ginjal. Kreatinin dihasilkan dari
metabolisme protein ketika otot membakar
energi. Kemudian kebanyakan kreatinin
disaring dari darah oleh ginjal dan dibuang
dalam air seni.
Pengukuran keluaran kreatinin dilakukan
dengan mengumpulkan semua air seni yang
dibuang dalam 24 jam. Jumlah kreatinin yang
ada dalam air seni tersebut diukur dan
dibandingkan dengan jumlah kreatinin yang
beredar dalam darah. Jika jumlah kreatinin
yang dikeluarkan oleh ginjal tidak cukup,
tingkat kreatinin dalam air seni akan menurun.
Akibatnya tingkat kreatinin dalam darah akan
meningkat.
Tes keluaran kreatinin membutuhkan
waktu, dan dapat muncul keraguan apakah
semua air seni yang dikeluarkan dalam 24 jam
benar-benar dikumpul oleh pasien. Oleh
karena itu, sekarang umumnya GFR diestimasikan (eGFR) berdasarkan tingkat kreatinin dalam darah. Kemudian, eGFR dihitung
dengan memakai salah satu dari beberapa
rumusan, yang memakai variabel terkait usia,
jenis kelamin dan (kadang) ras dan/atau berat
badan. Juga ada rumusan khusus untuk anak,
yang memakai variabel lain. Hasil diungkap
sebagai volume darah yang disaring dalam
mL/menit. Namun ada keraguan mengenai
rumusan terbaik untuk rangkaian dan ras yang
berbeda, dan untuk Odha.
nitrogen. Ginjal yang sehat menyaring urea
dari darah dan mengeluarkannya ke air seni.
Bila ginjal tidak berfungsi dengan baik, urea
ini yang disebut sebagai BUN) akan tetap
ditahan dalam darah. Oleh karena itu,
tingkat BUN yang tinggi dalam darah dapat
menandai masalah ginjal. Namun masalah
ini juga terpengaruh oleh fungsi hati (lihat
LI 135), sehingga tes BUN harus dilakukan bersamaan dengan pengukuran kreatinin, yang lebih khusus menandai masalah
ginjal.
y Tes lain. Pengukuran tingkat zat lain, yang
seharusnya diatur oleh ginjal, dalam darah
dapat membantu menilai fungsi hati. Zat ini
termasuk zat natrium, kalium, klorida,
bikarbonat, kalsium, magnesium, fosforus,
protein, asam urat dan glukosa.
Dalam keadaan tertentu, mungkin dokter
akan mengusulkan dilakukan tes pengamatan, termasuk ultrasonik (USG), dan
MRI atau CT scan, atau pun biopsi ginjal.
Tes Lain yang Penting
Hasil Tes
Ada beberapa tes lain yang penting untuk
memastikan fungsi hati:
y Analisis air seni: Contoh air seni diperiksa
secara fisik untuk ciri termasuk warna, bau,
penampilan, dan kepadatan; diperiksa
secara kimia untuk unsur termasuk protein,
glukosa, dan pH; dan di bawah mikroskop
untuk keberadaan unsur sel (sel darah
merah dan putih, dll.), bakteri, kristal, dsb.
y Tekanan darah: Tekanan darah tinggi
dapat menjadi salah satu faktor yang menekankan penyakit ginjal. Hal ini juga dapat
menunjukkan bahwa ginjal sudah dirusakkan.
y Keberadaan protein dalam air seni:
Ginjal yang sehat menyaring semua protein
dari darah dan menyerapnya kembali,
sehingga tingkat protein dalam air seni tetap
rendah. Ditemukan protein dalam air seni
adalah tanda penyakit ginjal.
LI 120 menunjukkan nilai normal atau nilai
rujukan untuk beberapa tes di atas. Harus ditekankan bahwa nilai ini berbeda tergantung
pada alat yang dipakai pada laboratorium
yang melakukan tes dan cara penggunaannya.
Laporan laboratorium yang kita terima setelah
melakukan tes menunjukkan nilai rujukan
yang berlaku. Bila kita ingin dapat komentar
mengenai hasil tes, sebaiknya kita menyebut
hasil tes serta nilai rujukan.
eGFR
Tes Penunjang
Ada beberapa tes lain yang dapat dilakukan:
y Keluaran urea. Urea adalah bahan ampas
dari metabolisme protein, dan dikeluarkan
dalam air seni. Seperti keluaran kreatinin,
tes ini mengukur jumlah urea yang dikeluarkan ke air seni selama beberapa jam, dan
juga membutuhkan pengukuran tingkat
urea dalam darah.
y Osmologi air seni. Tes ini mengukur
jumlah partikel (bibit) yang dilarutkan
dalam air seni, untuk menilai kemampuan
ginjal untuk mengatur kepekatan air seni
sebagaimana konsumsi air meningkat atau
menurun.
y Nitrogen urea darah (blood urea nitrogen/
BUN). Darah mengangkut protein ke sel di
seluruh tubuh. Setelah protein dipakai oleh
sel-sel, sisa produk buangan dikembalikan
ke darah sebagai urea, yang mengandung
Apa Arti Hasil Tes?
Hasil tes GFR menunjukkan kerusakan
pada ginjal, sebagaimana berikut:
Tahap Penyakit Ginjal Kronis
Stadium GFR Gambaran
1
2
3
4
5
t90 Normal
60-89 Fungsi ginjal sedikit berkurang
30-59 Penurunan fungsi ginjal sedang,
± bukti kerusakan lain
15-29 Penurunan fungsi ginjal berat
<15 Kegagalan ginjal
Karena dipengaruhi oleh masalah lain,
tingkat BUN yang tinggi secara sendiri tidak
tentu menandai masalah ginjal, tetapi
memberi kesan adanya masalah. Sebaliknya,
tingkat kreatinin yang tinggi dalam darah
sangat spesifik menandai penurunan pada
fungsi ginjal.
Ketidakmampuan ginjal untuk mengatur
kepekatan air seni sebagai tanggapan pada
perubahan dalam konsumsi cairan, yang
ditandai oleh tes osmologi dapat menandai
penurunan pada fungsi ginjal. Karena ginjal
yang sehat tidak mengeluarkan protein pada
air seni, tetap ada protein dalam air seni juga
menandai beberapa jenis penyakit ginjal.
Diperbarui 1 Juni 2013 berdasarkan beberapa
sumber, termasuk HATIP 171 27 Januari 2011
Diterbitkan oleh Yayasan Spiritia, Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Jakarta 10560. Tel: (021) 422-5163/8 E-mail: [email protected] Situs web: http://spiritia.or.id/
Semua informasi ini sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.
Seri Lembaran Informasi ini berdasarkan terbitan The AIDS InfoNet. Lihat http:// www.aidsinfonet.org
Download