Menteri ESDM: Ada Tekanan dalam

advertisement
Menteri ESDM: Ada Tekanan dalam Penyelesaian Proyek Bantuan
Jepang
Jakarta, Kompas
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo
Yusgiantoro mengakui ada tekanan dari dunia internasional yang besar
dalam penyelesaian proyek-proyek bantuan Jepang.
Ungkapan mengenai hal itu dikemukakan Purnomo dalam jumpa pers
di kantornya, Kamis (23/8). Namun, ia merasa tak perlu bercerita,
walau wartawan bertanya perihal desakan Jepang agar proyek dengan
bantuan mereka dipercepat.
Disebutkan, tiga proyek yang menggunakan bantuan Jepang di
Departemen ESDM adalah proyek Tuban Petrochemical (PTP), proyek
listrik swasta Paiton, dan proyek pembangkit listrik Tanjung Jati.
rat Menurut Menteri, tekanan politik tersebut luar biasa dan tidak hanya
Purnomo Yusgiantoro datang dari pihak Jepang. Kata kunci pemerintah, proyek-proyek
tersebut mesti diselesaikan, tanpa merugikan Pemerintah Indonesia.
Sasaran pemerintah tidak menyelesaikan proyek begitu saja, tetapi tersangkut kebijakan publik
dalam proyek tersebut, sementara bisnisnya tidak boleh menimbulkan kerugian. Pemerintah
menjanjikan penyelesaian pada tataran bisnis dan kebijakan makro dengan perhitungan bisnis
(business to business/B to B).
Menteri mengutarakan, Tuban Petrochemical sedang dibahas dan akan diselesaikan tanpa
Pertamina dirugikan. Pabrik di Tuban sudah 80 persen rampung, yang jika berproduksi akan ada
nilai tambah yang cukup besar karena menghasilkan BBM dan petrochemical.
Proyek di Tuban itu diperlukan, tambahnya, sebab kebutuhan BBM dalam negeri meningkat dari
waktu ke waktu, sementara Indonesia tidak memiliki dana untuk membangun kilang minyak.
Mengundang swasta pun tidak dapat dilakukan karena undang-undangnya belum ada.
Menyinggung proyek Tanjung Jati B, dikatakan, harga listrik yang dihasilkan ditetapkan 4,3 - 4,0
sen dollar per kilo Watt jam (kWh) dengan sistem leasing. Sebetulnya harga listriknya sudah
kompetitif, hanya terhambat diputuskan saat kabinet demisioner.
Sementara proyek Paiton masih dilakukan negosiasi dengan PLN karena pemerintah ingin
melihat harga listrik di bawah 5,0 sen per kWh. Pemerintah tetap akan menyelesaikan masalah
Paiton dengan penyelesaian bisnis tanpa menderita kerugian. (boy)
Download