KOGNISI / PEMAHAMAN KONSUMEN Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah : Perilaku Konsumen Semester VI Kelas Pararel Dosen Pengampu : Agung Subono, SE, MM Disusun oleh Kelompok 3 : 1. Adea Ossa Permana 2013 11 100 2. Lailani Zaniar 2013 11 103 3. Diah 2013 11 114 4. Muchamad Gunawan 2013 11 118 5. Mohammad Amin Sulistiyo 2013 11 121 6. Mukhamad Naufal Alam K 2013 11 127 7. Dony Abdi Nugroho 2013 11 135 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MURIA KUDUS 2016 0 PENDAHULUAN Menurut Peter dan Olson, dalam komponen kognitif terdiri dari keyakinan/kepercayaan, arti terhadap produk dan pengetahuan konsumen tentang produk. Keyakinan dan pengetahuan tentang produk ini berbeda antara satu konsumen dengan konsumen yang lain. Kognisi mengacu pada proses mental dan struktur pengetahuan yang dilibatkan dalam tanggapan seseorang terhadap lingkungannya. Misalnya, termasuk di dalamnya adalah pengetahuan yang didapat orang dari pengalamannya dan yang tertanam dalam ingatan mereka. Termasuk juga didalamya proses psikologis yang terkait dengan pemberian perhatian dan pemahaman terhadap aspek-aspek lingkungan, mengingat kejadian masa lalu, pembentukan evaluasi, dan pembuatan keputusan pembelian. Sementara berbagai aspek kognisi adalah proses berpikir sadar, dimana proses kognisi dilakukan secara tak sadar dan otomatis. Kognisi biasanya melibatkan pikiran, ditandai dengan pemilihan atau seleksi dari informasi kualitas, kuantitas, harga, kebutuhan, dan dapat terjadi melalui proses berpikir sadar maupun tidak sadar serta secara otomatis langsung tertarik untuk membeli. Menurut Gerald Zaltman dan Melanie Wallendorf, motif-motif kognitif menekankan pada proses informasi seseorang. Macam-macam motif kognitif a. Konsistensi, merupakan kecenderungan konsumen dalam menerima hubungan yang positif antara harga dan kualitas. b. Atribut, motif ini di fokuskan pada orientasi konsumen terhadap kejadian eksternal dalam lingkungan. Motif ini merupakan dorongan untuk merencanakan apa sebab sesuatu itu terjadi, mengetahui sebab-sebab kejadian penting dan mengerti dunia seseorang. c. Kategorisasi, konsumen termotivasi untuk mempersiapkan mentalnya dalam mengkategorikan pengalamannya yang telah didapat. d. Objektifitas, konsumen dalam memilih suatu barang sangat dipengaruhi oleh tindakan sebelumnya terhadap merk barang tersebut. e. Autonomi, motif ini member tekanan pada perkembangan pada kebutuhan konsumen. f. Stimulasi, konsumen secara alamiah memilki perasaan ingin tahu dan mencoba mendapatkan sesuatu yang baru. Motif stimulasi akan membawa seseorang untuk mencoba produk dan aktivitas-aktivitas yang berbeda. 1 g. Teologis, motif teologis konsumen memperbandingkan pikirannya atau menghendaki situasi berdasarkan persepsinya dengan situasi yang ada sekarang mencoba membuat situasi yang nyata menjadi sesuatu yang mungkin untuk pikirannya. Bilamana konsumen mendapat produk yang kualitasnya lebih rendah dari pada yang di kehendakinya, maka konsumen tersebut akan pergi ke toko lain untuk mendapatkan produk yang mempunyai kualitas yang sama dengan situasi yang di kehendakinya. h. Utilitarian, merupakan motif konsumen yang digunakan untuk memecahkan masalah dan merupakan dorongan untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat. Sebagai contoh pengambilan keputusan membeli yang disesuaikan dengan informasi produk. Umat manusia telah mengembangkan mengungkapkan proses mental yang sistem lebih kognitif sangat canggih yang tinggi untuk pengertian, penilaian, perencanaan penetapan dan berfikir. Pengertian : menginterpretasikan atau menetapkan arti aspek khusus lingkungan seseorang Penilaian : menetapkan apakah suatu aspek lingkungan atau perilaku pribadi seseorang adalah baik atau buruk, positif atau negatif, menyenangkan atau tidak menyenangkan Perencanaan : menetapkan bagaimana memecahkan suatu permasalahan atau mencapai tujuan Penetapan : membandingkan alternative pemecahan suatu masalah dari sudut pandang sifat yang relevan, dan mencari alternatif terbaik Berfikir : aktifitas kognitif yangmuncul di sepanjang proses di atas Pengambilan keputusan konsumen melibatkan tiga proses kognitif yang penting ; 1. Konsumen harus menerjemahkan informasi yang relevan di lingkungan sekitar untuk menciptakan arti atau pengetahuan personal. 2. Konsumen harus mengkombinasikan atau mengintegrasikan pengetahuan tersebut sebelum mengevaluasi produk atau tindakan yang mungkin, dan untuk menetapkan perilaku di antara alternatif yang ada. 3. Konsumen harus mengungkap ulang pengetahuan produk dari ingatannya untuk digunakan dalam proses integrasi dan interpretasi. Ketiga proses kognitif tersebut dilibatkan dalam berbagai situasi pengambilan keputusan. Penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa proses kognitif konsumen melewati tahapan- 2 tahapan yang tidak selalu urut antara lain pembelajaran konsumen, pengolahan informasi dan persepsi, pengetahuan dan keterlibatan, motivasi dan kebutuhan konsumen, sehingga semua tahapan terekam dalam ingatan konsumen, yang nantinya akan muncul pada saat berperilaku dan bersikap. 3 KOGNISI / PEMAHAMAN KONSUMEN Kognisi mengacu pada pemikiran konsumen, misalnya apa yang dipercaya konsumen dari suatu produk Sistem kognisi terdiri dari lima proses mental, yaitu: memahami, mengevaluasi, merencanakan, memilih, dan berpikir. Proses memahami adalah proses menginterpretasi atau menentukan arti dari aspek tertentu yang terdapat dalam sebuah lingkungan. mengevaluasi berarti menentukan apakah sebuah aspek dalam lingkungan tertentu itu baik atau buruk, positif atau negatif, disukai atau tidak disukai. Merencanakan berarti menentukan bagaimana memecahkan sebuah masalah untuk mencapai suatu tujuan. Memilih berarti membandingkan alternatif solusi dari sebuah masalah dan menentukan alternatif terbaik, sedangkan berpikir adalah aktivitas kognisi yang terjadi dalam keempat proses yang disebutkan sebelumnya. Fungsi utama dari sistem kognisi adalah untuk menginterpretasi, membuat masuk akal, dan mengerti aspek tertentu dari pengalaman yang dialami konsumen. Fungsi ke dua adalah memproses interpretasi menjadi sebuah task kognitif seperti mengidentifikasi sasaran dan tujuan, mengembangkan dan mengevaluasi pilihan alternatif untuk memenuhi tujuan tersebut, memilih alternatif, dan melaksanakan alternatif itu. Besar kecilnya intensitas proses sistem kognitif berbeda-beda tergantung konsumennya, produknya, atau situasinya. Konsumen tidak selalu melakukan aktivitas kognisi secara ekstensif, dalam beberapa kasus, konsumen bahkan tidak banyak berpikir sebelum membeli sebuah produk. Kognitif atau kognisi adalah penggunaan pemikiran logis yang terjadi pada saat konsumen akan melakukan pembelian. Kognisi mengacu pada proses mental dan struktur pengetahuan yang melibatkan dalam tanggapan seseorang terhadap lingkungannya. Yang termasuk di dalamnya adalah pengetahuan yang didapat orang dari pengalamannya dan yang tertanam dalam ingatan mereka. Termasuk juga di dalamnya proses psikologis yang terkait dengan pemberian perhatian dan pemahaman terhadap aspek-aspek lingkungan, mengingat kejadian masa lalu, pembentukan evaluasi, dan pembuatan keputusan pembelian. Aspek-aspek kognisi ini sendiri adalah proses berpikir, di mana proses kognisi lainnya dilakukan secara tak sadar dan otomatis. 4 Fungsi utama dari system kognitif seseorang adalah untuk menginterpretasikan, memberi makna, dan memahami aspek utama pengalaman pribadi konsumen. Untuk melakukan hal tersebut system kognitif menciptakan arti simbolis dan subyektif yang mewakili interpretasi pribadi atas rangsangan yang dihadapi. Fungsi kedua dari sistem kognitif adalah memproses interpretasi atas arti tersebut dalam melakukan tugas kognitif seperti menjabarkan tujuan dan sasaran, mengembangkan dan mengevaluasi tindakan alternatif yang akan diambil untuk mencapai tujuan tersebut, memilih tindakan yang akan diambil, serta menjalankan perilaku. Jumlah dan intensitas pemrosesan kognitif berbeda untuk setiap situasi, produk, maupun konsumen. Konsumen tidak terlalu terlibat dengan aktifitas kognitif yang terus menerus, karena kenyataannya beberpa perilaku dan keputusan pembelian hanya melibatkan pemrosesan kognitif yang minimal. Proses kognitif dalam pengambilan keputusan konsumen Proses paling penting dari perilaku konsuemen bagi para pemasar adalah memahami bagaimana konsumen membuat keputusan, dari sudut pandang konsumen sebagai besar aspek lingkunagan adalah informasi yang potensial. Misalnya dalam satu supermarket strategi pemasaran seperti lebel harga, kupon diskon, dan masih banyak lagi yang lain merupakan informasi yang potensial bagi konsumen. Untuk menjelaskan bagaimana sistem kognitif memproses informasi yaitu menggunakan model pemrosesan informasi (information processing models). Model tersebut mengidentifikasikan suatu runtutan proses kognitif. Pada runtutan tersebut setiap proses memodifikasi suatu runtutan proses kognitif. Pada runtutan tersebut setiap proses memodifikasi informasi dan meneruskannya ke proses berikurtnya, yang selanjutnya akan ada operasi tambahan yang melanjutkannya. Beberapa aspek sistem kognitif mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen. Pengaktifan misalnya, adalah proses di mana pengetahuan produk diambil dari ingatan untuk digunakan dalam menterjemahkan dan mengintegrasikan informasi. Pengaktifan pengetahuan dalam ingatan sering terjadi secara otomatis dengan hanya sedikit atau bahkan tidak ada upaya sadar yang dibutuhkan. Sedangkan pengetahuan produk dalam ingatan konsumen dapat diaktifkan melalui berbagai cara. Cara yang paling umum adalah dengan eksposur pada obyek atau kejadian disekitar lingkungan. 5 Pada akhirnya, pengetahuan produk dalam ingatan dapat diaktifkan karena pengetahuan tersebut dihubungkan dengan arti lain yang juga diaktifkan. Sifat penting lain dari sistem kognitif adalah kapasitasnya yang terbatas, artinya sejalan dengan waktu secara bertahap proses kognitif hanya mensyaratkan kapasitas dan control sadar yang semakin sedikit. Beberapa peneliti menyatakan bahwa sistem afektif dan kognisi adalah independen atau berdiri sendiri, namun ada juga yang menyatakan bahwa afeksi sangat dipengaruhi oleh sistem kognitif, begitu juga sebaliknya. Afeksi dan kognisi adalah independen mungkin benar karena melibatkan beberapa bagian berbeda dari otak manusia, namun antara afeksi dan kognisi ada keterkaitan mungkin juga benar karena dihubungkan oleh saraf, sehingga setiap sistem dapat saling mempengaruhi. Di dalam setiap individu, kognitif dan afektif tidak dapat dipisahkan, namun dalam situasi atau keadaan tertentu dapat dilihat bahwa manakah yang dominan antara sifat emosional atau rasional dalam diri seseorang. Contoh Kasus 1 Pak Cahyo mendapatkan informasi yang positif tentang sayuran organic saat sedang menonton televisi dan membaca artikel-artikel di sosial media . Kemudian saat Pak Cahyo sedang berbelanja di supermarket di pusat perbelanjaan beliau tertarik untuk melihat – lihat sayuran organic. Saat melalui rak lorong sayuran, Pak Cahyo mulai melihat kondisi fisik sayur organic dan harga sayur organic tersebut. Pak Cahyo ingin mengetahui lebih lanjut mengenai sayur organic dengan mencari informasi bagaimana kelebihan sayur organic dibandingkan dengan sayur anorganik secara rinci. Ia pun mulai bertanya pada pramuniaga, ketika pramuniaga memberikan penjelasan yang lebih rinci maka Pak Cahyo mendapatkan informasi yang lebih rinci tentang sayur organic . Penjelasan dari pramuniaga tersebut menimbulkan keinginan yang semakin kuat untuk membeli sayur organic. Setelah termotivasi, Pak Cahyo merasa cocok dengan sayur organic yang terdapat di rak sayuran, dan dia berfikir bahwa sayur organic tersebut dapat memuaskan kebutuhannya. Pak Cahyo kemudian memutuskan untuk membeli sayuran organic tersebut. Contoh Kasus 2 Komponen Kognisi terdiri dari kepercayaan konsumen dan pengetahuan tentang objek. Pengetahuan tentang objek dapat diperoleh dari pengalaman dan pengetahuan yang tertanam dalam memori. Aspek kognitif biasa terjadi melalui melalui proses berpikir sadar ataupun dapat terjadi secara tidak sadar. Kepercayaan tentang atribut suatu produk 6 biasanya dievaluasi secara alami. Semakin positif setiap kepercayaan terhadap suatu merek dan semakin positif setiap kepercayaan, maka keseluruhan komponen kognitif akan mendukung, yang pada akhirnya akan mendukung keseluruhan dari sikap ini. Misalkan pada produk Indomie, konsumen akan mempunyai pandangan dan pendapat yang berbeda-beda. Maka bisa jadi jawabannya ; enak, banyak pilihan rasa, bumbunya pas, harga pas, dan lain sebagainya. Benar tidaknya jawaban dari konsumen tidak menjadi masalah dalam hal ini. Karena yang penting adalah eksistensi atribut tersebut. Semakin positif keyakinan konsumen terhadap produk, maka semakin positif pula sikap konsumen terhadap produk. 7 KESIMPULAN Sistem kognisi terdiri dari lima proses mental, yaitu: memahami, mengevaluasi, merencanakan, memilih, dan berpikir. Proses memahami adalah proses menginterpretasi atau menentukan arti dari aspek tertentu yang terdapat dalam sebuah lingkungan mengevaluasi berarti menentukan apakah sebuah aspek dalam lingkungan tertentu itu baik atau buruk, positif atau negatif, disukai atau tidak disukai. Merencanakan berarti menentukan bagaimana memecahkan sebuah masalah untuk mencapai suatu tujuan. Memilih berarti membandingkan alternatif solusi dari sebuah masalah dan menentukan alternatif terbaik, sedangkan berpikir adalah aktifitas kognisi yang terjadi dalam ke empat proses yang disebutkan sebelumnya. Fungsi utama dari sistem kognisi adalah untuk menginterpretasi, membuat masuk akal, dan mengerti aspek tertentu dari pengalaman yang dialami konsumen. Fungsi kedua adalah memproses interpretasi menjadi sebuah task kognitif seperti mengidentifikasi sasaran dan tujuan, mengembangkan dan mengevaluasi pilihan alternatif untuk memenuhi tujuan tersebut, memilih alternatif, dan melaksanakan alternatif itu. Besar kecilnya intensitas proses sistem kognitif berbeda-beda tergantung konsumennya, produknya, atau situasinya. Konsumen tidak selalu melakukan aktifitas kognisi secara ekstensif, dalam beberapa kasus, konsumen bahkan tidak banyak berpikir sebelum membeli sebuah produk. 8 DAFTAR PUSTAKA Amirullah. 2002. Perilaku Konsumen. Penerbit : Graha Ilmu. Yogyakarta. Dwiastuti, Rini. Ilmu Perilaku Konsumen. Malang. 2012 : UB Press Engel, F. James, Roger D. Blackwell, dan Paul W. Miniard. 2004. Perilaku Konsumen. Terjemahan Alex Budianto. Edisi Keenam. Jilid 2. Jakarta : Bina Rupa Aksara. Huriyati, Ratih. 2005. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung: CV. Alfabeta Kotler, Philip. And Armstrong, Garry. 2004. Dasar-dasar Pemasaran (edisi kesembilan). PT. Indeks, Jakarta. 9