KONSEP DASAR PENGEMBANGAN

advertisement
KONSEP DASAR PENGEMBANGAN KREATIVITAS
A. Definisi Kreativitas
Berikut ini akan dikemukakan beberapa definisi kreativitas, sebagai berikut:
James J. Gallagher (1985) mengatakan bahwa “Creativity is a mental process
by which an individual creates new ideas or products, or recombines existing ideas
and product, in fashion that is novel to him or her” (kreativitas merupakan suatu proses
mental yang dilakukan individu berupa gagasan ataupun produk baru, atau
mengombinasikan antara keduanya yang pada akhirnya akan melekat pada dirinya).
Lebih lanjut Supriadi (1994) mengutarakan bahwa kreativitas adalah
kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan
maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada. Selanjutnya ia
menambahkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang
mengimplikasikan terjadinya eskalasi dalam kemampuan berpikir, di tandai oleh
suksesi, diskontinuitas, diferensiasi, dan integrasi antara setiap tapa perkembangan.
Clarkl Monstakis (dalam Munandar, 1995) mengatakan bahwa kreativitas
merupakan pengalaman dalam mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas
individu dalam bentuk terpadu antara hubungan diri sendiri, alam dan orang lain. Pada
umumnya definisi kreativitas dirumuskan dalam istilah pribadi (person), proses,
produk, dan press, sperti yang diungkapkan oleh Rhodes yang menyebut hal ini
sebagai “Four P’s of Creativity: person, process, press, product”. Keempat P ini saling
berkaitan: pribadi yang kreatif yang melibatkan diri dalam prosses kreatif, dan dengan
dukungan dan dorongan (press) dan lingkungan, akan menghasilkan produk kreatif.
Adapun Semiawan (1997) mengemukakan bahwa kreativitas adalah
kemampuan untuk memberikan gagasan baru dan menerapkannya dalam
pemecahan masalah.
Definisi berikutnya diutarakan oleh Csikzentmihalyi (dalam Munandar, 1995),
beliau memaparkan kreativitas sebagai produk berkaitan dengan penemuan sesuatu,
memproduksi sesuatu yang baru, daripada akumulasi keterampilan atau berlatih
pengetahuan dan mempelajari buku.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa kreativitas
merupakan suatu proses mental individu yang melahirkan gagasan, proses, metode
ataupun produk baru yang efektif yang bersifat imajinatif, estetis, fleksibel, integrasi,
suksesi, diskontinuitas, dan diferensiasi yang berdaya guna dalam berbagai bidang
untuk pemecahan suatu masalah.
Adapun proses kreatif hanya akan terjadi jika dibangkitkan melalui masalah
yang memacu pada lima macam perilaku kreatif, sebagaimana yang dipaparkan oleh
Parnes (dalam Nursito: 2000) sebagai berikut:
a. Fluency (kelancaran), yaitu kemampuan mengemukakan ide yang serupa untuk
memecahkan suatu masalah.
b. Flexibility (keluwesan), yaitu kemampuan untuk menghasilkan berbagai macam
ide guna memecahkan suatu masalah di luar kategori yang biasa.
c. Originality (keaslian), yaitu kemampuan memberikan respons yang unik atau luar
biasa.
d. Elaboration (keterperincian), yaitu kemampuan menyatakan pengarahan ide
secara terperinci untuk mewujudkan ide menjadi kenyataan.
e. Sensitivity (kepekaan), yaitu kepekaan menangkap dan menghasilkan masalah
sebagai tanggapan terhadap suatu situasi.
B. Ciri Kreativitas
Salah satu aspek penting dalam kreativitas adalah memahami ciri-cirinya.
Upaya menciptakan iklim yang kondusif bagi perkembangan kreativitas hanya
mungkin dilakukan jika kita memahami terlebih dahulu sifat-sifat kemampuan kreatif
dan iklim lingkungan yang mengintarinya.
Supriadi (1994) mengatakan bahwa ciri-ciri kreativitas dapat dikelompokan
dalam dua kategori, kognitif dan nonkognitif. Ciri kognitif di antaranya orisinalitas,
fleksibilitas, kelancaran dan elaborasi. Sedangkan ciri nonkognitif di antaranya
motivasi sikap dan kepribadian kreatif. Kedua ciri ini pentingnya, kecerdasan yang
tidak ditunjang dengan kepribadian kreatif tidak akan menghasilkan apa pun.
Kreativitas hanya dapat dilahirkan dari orang cerdas yang memiliki kondisi psikologis
yang sehat. Kreativitas tidak hanya perbuatan otak saja namun variabel emosi dan
kesehatan mental sangat berpengaruh terhadap lahirnya sebuah karya kreatif.
Kecerdasan tanpa mental yang sehat sulit sekali dapat menghasilkan karya kreatif.
Sedangkan mengenai 24 ciri krpribadian yang ditemukannya dalam berbagai
studi, adalah sebagai berikut:
1. Terbuka terhadap pengalaman baru.
2. Fleksibel dalam berpikir dan merespons.
3. Bebas dalam menyatakan pendapat dan perasaan.
4. Menghargai fantasi.
5. Tertarik pada kegiatan kreatif.
6. Mempunyai pendapat sendiri dan tidak terpengaruh oleh orang lain.
7. Mempunyai rasa ingin tahu yang besar.
8. Toleran terhadap perbedaan pendapat dan situasi yang tidak pasti.
9. Berani mengambil resiko yang diperhitungkan.
10. Percaya diri dan mandiri.
11. Memiliki tanggung jawab dan komitmen kepada tugas
12. Tekun dan tidak mudah bosan.
13. Tidak kehabisan akal dalam memecahkan masalah.
14. Kaya kan inisiatif.
15. Peka terhadap situasi lingkungan.
16. Lebih berorientasi ke masa kini dan masa depan daripada masa lalu.
17. Memiliki citra diri dan stabilitas emosi yang baik.
18. Tertarik kepada hal-hal yang abstrak, kompleks, holistis dan mengandung tekateki.
19. Memiliki gagasan yang orisinal.
20. Mempunyai minat yang luas.
21. Menggunakan waktu luang untuk kegiatan yang bermanfaat dan konstrukstif
bagi pengembangan diri.
22. Kritis terhadap pendapat orang lain.
23. Senang mengajukan pertanyaan yang baik.
24. Memiliki kesadaran etika-moral dan estetik yang tinggi.
Selanjutnya Ayan (2002) melengkapi ciri kepribadian orang kreatif dengan
menambahkan beberapa karakteristik, sebagai berikut:
1. Antusias
2. Banyak akal
3. Berpikiran terbuka
4. Bersikap spontan
5. Cakap
6. Dinamis
7. Giat dan rajin
8. Idealis
9. Ingin tahu
10. Jenaka
11. Kritis
12. Mampu menyesuaikan diri
13. Memecah belah
14. Menjauhkan diri
15. Orisinal atau unik
16. Pemurung
17. Penuh daya cipta
18. Penuh pengertian
19. Selalu sibuk
20. Sinis
21. Sulit ditebak
22. Tekun
23. Toleran terhadap risiko
24. Asertif
25. Berlebihan
26. Bersemangat
27. Bingung
28. Cerdas
29. Fleksibel
30. Gigih
31. Implusif
32. Introver
33. Keras kepala
34. Linglung
35. Mandiri
36. Memiliki naluri petualang
37. Mudah bergerak
38. Pemberontak
39. Pengamat
40. Penuh humor
41. Percaya diri
42. Sensitif
43. Skeptis
44. Tegang
45. Tidak toleran
Dari karakteristik tersebut kita dapat melihat, betapa sangat beragam dan
fluktuatifnya kepribadian orang kreatif. Orang kreatif memiliki potensi kepribadian
yang positif juga negatif. Sebagai contoh; ciri perilaku sosial individu kreatif cenderung
tidak toleran terhadap orang lain, sinis, skeptis dan kadang pemberontak. Disinilah
pentingnya kehadiran guru sebagai pembimbing yang akan membantu anak
menyeimbangkan perkembangan kepribadiannya, sehingga anak kreatif dapat
berkembang optimal tidak hanya perkembangan intelegensinya tetapi juga
perkembangan sosial emosinya.
C. Potensi Kreativitas pada Manusia
Jika kita telusuri perkembangan peradaban manusia, maka kita akan
menemukan data dalam sejarah bahwa pada dasarnya kreativitas telah ada sejak
manusia itu sendiri diketahui keberadaannya dalam sejarah. Manusia purba bukanlah
manusia statis yang hanya diam terpaku dan tidak melakukan kemajuan tertentu yang
akan meningkatkan peradabannya. Pada zaman itu, manusia purba telah
menciptakan berbagai peralatan untuk membantu kehidupannya. Peralatan yang
berhasil telah mereka ciptakan seperti roda batu, mata panah untuk berburu, teknik
membuat api, dan lain sebagainya. Dengan peralatan ini mereka terus
mengembangkan kehidupannya.
Selain itu, jika kita telah melalui pandangan psikologi, pada dasarnya setiap
manusia telah dikaruniai potensi kreatif sejak lahirkan. Hal ini dapat kita lihat melalui
perilaku bayi ataupun anak yang secara alamiah gemar bertanya,gemar mencoba,
gemar memerhatikan hal baru, gemar berkarya melalui benda apa saja yang ada
dalam jangkauannya termasuk di dalamnya gemar berimajinasi. Potensi kreativitas ini
dapat kita lihat melalui keajaiban alamiah seorang bayi dalam mengeksplorasi apa
pun yang ada di sekitarnya. Secara alamiah seorang bayi selalu ingin tahu serta
antusias dalam menjelajahi dunia sekitarnya. Mereka dapat menikmati warna, cahaya,
gerakan, dan bunyi. Mereka juga dapat merasakan, mengambil dan memanipulasi
apa pun yang terlihat. Mereka dapat menghabiskan waktunya dengan bereksperimen
pada berbagai benda, berbagai cuaca, berbagai situasi tanpa merasa bosan. Semua
kegemaran ini adalah potensi kreativitas yang sangat dibutuhkan saat mereka dewasa
nanti.
Dengan data tersebut kita dapat memahami bahwa pada dasarnya manusia
termasuk masyarakat Indonesia telah dikaruniai potensi kreatif. Namun dalam
kenyataannya kita menyadari potensi kreatif tersebut semakin, berkurang dari hari ke
hari, hingga akhirnya hilang sama sekali.
Sebagai sebuah ilustrasi, anak yang pada awal kehidupannya sangat antusias
dalm mencari tahu, gemar bertanya, gemar berkarya, ketika masuk taman kanakkanak kebanyakan di antara mereka mulai dihadapkan pada tuntutan untuk menjadi
anak yang manis dan penurut, duduk manis dan tidak berbicara. Selain itu, berbagai
aturan yang belum perlu pun mulai bermunculan yang dapat mengurangi
kebebasannya dalam berkreasi dan mengekspresikan diri. Tingkat Sekolah Dasar
murid-murid sudah tidak suka bertanya. Mereka mulai terbiasa dengan hafalan
dibandingkan dengan kegiatan eksploratif. Hingga ke tingkat mahasiswa, sebagian
besar sudah tidak berdaya untuk berinisiatif, berpikir dan menciptakan hal baru yang
orisinal. Hingga saat krisis moneter berlangsung bangsa kita baru diketahui tidak
punya apa-apa, mulai dari barang elektronika hingga ke sabun mandi semuanya
didatangkan dari luar negeri, hanya sedikit sekali produk-produk yang merupakan
karya anak bangsa. Sangat ironis memang, Indonesia yang begitu kaya dengan
sumber daya alam dan manusia, namun ia harus tetap bergantung pada bangsa lain
untuk memenuhi kehidupan sehari-harinya.
Lebih lanjut Devito (dalam Supriadi, 1994) mengemukakan bahwa kreativitas
merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh setiap orang dengan tingkat yang
berbeda-beda. Setiap orang lahir dengan potensi kreatif, dan potensi ini dapat
dikembangkan dan di pupuk. Selanjutnya ia juga mengutip pendapat Trefinger yang
menyatakan bahwa tidak hanya ada seorang pun manusia yang intelegensinya nol.
Semua orang adalah kreatif, persoalannya tinggal bagaimana potensi in dapat
dikembangkan dengan baik dan tidak hilang dimakan usia.
D. Hubungan Kreativitas dan Kecerdasan Manusia.
1. Kreativitas dan Kecerdasan
Kecerdasan dan kreativitas memiliki kaitan yang erat walaupun tidak mutlak.
Orang yang kreatif dapat dipastikan ia orang yang cerdas, namun tidak selalu orang
yang cerdas pasti kreatif. Lahirnya sebuah karya kreatif, membutuhkan lebih dari
sekadar kecerdasan. Sebagai contoh; jika seseorang dihadapkan pada
permasalahan, ia akan disbut cerdas jika ia mampu menyelesaikan permasalahan itu
dengan cepat dan tepat, walaupun jawaban yang diberikan bersifat umum. Pola
berpikir seperti ini disebut berpikir konvergen. Namun bagi seseorang yang kreatif ia
akan memperkaya penyelesaian masalahnya dengan berbagai alternatif jawaban,
dengan berbagai cara dan sudut pandang, bersifat unik dan berbeda dengan yang
lain atau dengan kata lain ‘tidak umum’. Berpikir alternatif merupakan kemampuan
berpikir yang tidak hanya membutuhkan kecepatan dan ketepatan dalam
menganalisis permasalahan, namun ia dapat menentukan berbagai alternatif jawaban
yang benar dan berbagai sudut pandang secara cepat dan benar. Seseorang tidak
mungkin dapat melakukan nya jika ia bukan seorang yang cerdas. Pola berpikir seperti
ini disebut dengan berpikir divergen. Kreativitas merupakan salah satu ciri perilaku
yang menunjukan perilaku inteligent (cerdas), namun kreativitas dan intelegensi tidak
selalu menunjukan korelasi yang memuaskan. Sebab skor IQ (Intelligence Quotient)
yang rendah memang selalu diikuti oleh tingkat kreativitas yang rendah pula, namun
skor IQ yang tinggi ternyata tidak selalu dibarengi oleh tingkat kreativitas yang tinggi
pula.
Dibawah ini adalah contoh perilaku anak cerdas yang ditunjukkan dengan skor
IQ tinggi yang juga memiliki karakeristik kreatif, sebagai berikut:








Lincah dalam berpikir yang sering kali ditandai dengan rasa ingin tahu yang besar,
serta aktif dan giat dalm bertanya dan cepat tanggap dalam menjawab suatu
persoalan. Contoh lain dari perilaku ini diantaranya adalah; kritis, tanggap
terhadap sesuatu, memiliki daya ingat yang baik dan efektif, mampu
berkonsentrasi dalam waktu lama, dinamis dalam berpikir, menyukai hal baru
yang membutuhkan pemikiran yang dalam.
Tepat dan cermat dalam bertindak dengan memperhitungkan berbagai
konsekuensi yang mungkin muncul dari pilihan tindakannya tersebut. Sebagai
konsekuensi dari perilaku ini orang kreatif biasanya menunjukan sikap yang penuh
dengan dedikasi dan senantiasa aktif dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawab.
Mempunyai semangat bersaing (kompetitif) yang tinggi baik terhadap diri sendiri
atau terhadap orang lain, dengan kata lain setiap menemukan rangsangan positif
maupun negatif dari lingkungan dapat dimanfaatkan untuk motivasi diri. Wujud
lain dari perilaku ini juga ditunjukan dengan sikap yang selalu ingin menemukan
sesuatu yang baru, dan selalu bersifat terbuka terhadap hal-hal yang berbeda.
Serta senang pada tugas yang berat, sulit dan menantang.
Sebelum berkeinginan untuk menjadi lebih baik (progresif) dari waktu ke waktu.
Kemampuan yang dimilikinya berupa kemampuan dalam menganalisis dan
menyintesis permasalahan yang diwujudkan dlam perilaku selalu ingin
menemukan dan meneliti tentang sesuatu.
Cepat menemukan perbedaan dan mudah menangkap yang tidak biasa yang
akan dijadikannya sebagai bahan dasar untuk menemukan kreativitas lebih lanjut.
Dapat menggunakan kesadaran yang tinggi untuk mengumpulkan informasi
dengan cepat sehingga mereka dapat belajar dari pengalamannya dan
memanfaatkannya dalam mengembangkan diri.
Memiliki kepekaan yang tinggi, responsive, memiliki empati yang tinggi.
Memiliki keinginan belajar yang tinggi dan tidak mudah putus asa dalm proses
yang dilaluinya. Perilaku lain yang biasanya sering kali muncul adalah selalu ingin
menemukan dan meneliti tentang sesuatu.

Tidak kau dan memiliki spontanitas yang tinggi terhadap segala stimulan yang
muncul baik dan lingkungan intern ataupun lingkungan ekstern. Hal ini diwujudkan
dalam kemampuan dalam melahirkan berbagai gagasan dalam menyelesaikan
masalah dan memiliki aspirasi yang baik.
Memiliki kemampuan bertahan untuk menghadapi frustasi sehingga tidak mudah
putus asa dalam menghadapi permasalahan yang mana mereka memiliki rasa
percaya diri yang tinggi dan mandiri.
Mampu mengendalikan diri, mengatur suasana hati dan menjaga beban stres
agar tidak melumpuhkan kemampuan berpikir (stabilitas emosi yang baik).


Kreativitas akan muncul pada individu yang memiliki motivasi tinggi, rasa ingin
tahu, dan imajinasi. Seseorang yang kreatif akan selalu mencari dan menemukan
jawaban, dengan kata lain mereka senang memecahkan masalah. Permasalahan
yang muncul selalu dipikirkan kembali, disusun kembali dan selalu berusaha
menemukan hubungan yang baru, mereka selalu bersikap terbuka terhadap sesuatu
yang baru dan tidak diketahui sebelumnya. Mereka juga memiliki sikap yang lentur
(fleksibel), tidak penurut, tidak dogmatis, suka mengekspresikan diri dan bersikap
natural (asli).
Dari beberapa karakteristik di atas, muncul pertanyaan “Siapa sebenarnya orang
yang cerdas itu?” Apakah orang cerdas dan itu adalah orang yang pandai berhitung,
bekerja di laboratorium, atau yang mana?
Sebenarnya pemahaman tentang “siapa orang yang cerdas?” saat ini pun telah
berubah. Kriteria cerdas tidak hanya milik orang yang berkecimpung di bidang sains
saja. Saat ini orang dikatakan cerdas bukan hanya orang yang hebat di bidang
matematika dan IPA saja. Orang cerdas bukan hanya orang yang memiliki skor
Intellegence Quotien (IQ) tinggi saja. Karena IQ hanya menyentuh beberapa aspek
dan kecerdasan. Gardner (2002) dengan teori barunya tentang Multiple Intellegence
menyatakan bahwa kecerdasan tersebar dalam berbagai bidang dan memiliki
multiaspek. Gardner menunjukan bahwa manusia tidak hanya diberkahi Tuhan satu
jenis kecerdasan saja, karena kecerdasan merupakan kumpulan kepingan
kemampuan yang ada di beragam bagian otak. Semua kepingan itu saling
berhubungan, tetapi juga bekerja sendiri-sendiri. Menurut Gardner manuasia
diberkahi dengn 8 jenis kecerdasan, yaitu kecerdasan verbal/ lingulistik,
matematis/logis, spasial/daya bayang ruang musik, kinestetik tubuh, interpersonal,
interpersonal dan natural Paradigma baru ini mengatakan bahwa setiap individu pada
dasarnya adalah cerdas. Hanya persoalannya “dibidang apa letak kecerdasannya?”
Berkenaan dengan multiple intellegence ini Schmidt (2002) mengutarakan hal
tersebut sebagai berikut ini:

Kecerdasan Verbal/ Linguistik
Kecerdasan di bidang bahasa bekerja bagaikan generator kata dan bahasa.
Kecerdasan ini mencakup kepekaan dalam memakai struktur, arti dan
penggunaan bahasa, serta kemampuan memanipulasi kata secara lisan atau
tulisan. Anak yang cerdas di bidang bahasa biasanya memiliki kemampuan
berbicara lebih cepat dari anak lainnya. Mereka senang mengumpulkan kata
baru dan suka memamerkan perbendaharaan kata mereka terhadap orang lain,
mereka menyukai lelucon dan kalimat plesetan. Mereka juga suka mengulangulang hingga mereka dapat menghafal kalimat panjang dari penulis favorit
mereka. Karya-karya yang kreatif di bidang bahasa diantaranya karya puisi, syair
lagu, cerpen, novel, hingga ke skenario film. Novel dan film laris abad ini seperti
“Harry Potter” ataupun “Lord of The Ring” merupakan salah satu contoh karya
kreatif dan seorang yang cerdas di bidang bahasa.




Kecerdasan Matematis/ Logis
Kecerdasan matematis biasa dikaitkan dengan “otak ”. Kecerdasan ini mengatur
pola pikir deduktif dan induktif, bekerja dengan angka, pola abstrak, serta
kemampuan berpikir logis. Anak yang memiliki kreativitas di bidang ini biasanya
menyukai teka-teki, berpikir matematis,mengira-ngira, mengukur, menghitung.
Orang yang kreatif di bidang ini akan mampu mengutarakan beragam alternatif
untuk memecahkan sebuah persoalan. Salah satu contoh orang kreatif di bidang
ini adalah Einstein dengan hukum relativitasnya, dan Stephen Hawking dengan
teori Black Hole-nya.
Kecerdasan Visual/Spasial (Daya Bayang Ruang)
Merupakan kemampuan melihat dan memanipulasi ruang, pola, dan desiain.
Pada umumnya mereka yang memiliki kecerdasan spesial memiliki kecerdasan
spesial memiliki daya pengamatan yang tinggi dan kemampuan untuk berpikir
dalm bentuk gambar. Anak dengan kecerdasan visual dapat dengan mudah
menemukan wajah seseorang diantara kerumunan orang banyak. Mereka ahli
teka-teki silang dan senang menggantung gambar pada dinding. Anak yang
masuk dalam kelompok ini biasanya senang bermain dengan balok kayu,
membuat bangunan dari lego, ataupun mainan kontruksi lainnya seperti
mendirikan benteng dan ranting pohon, menciptakan bentuk dan kardus ataupun
tanah liat. Mereka suka merancang poster, merangkai bunga, dan menata
perabot rumah tangga.
Kecerdasan Musikal
Kecerdasan musik merupakan gabungan dari kemampuan mengenali pola nada,
tinggi rendahnya nada, melodi dan irama, ditambah dengan kepekaan dalam
menagkap aspek bunyi dan musik secara mendalam atau penuh perasaan. Anak
yang cerdas di bidang musik akan senang bernyanyi, mengetuk-ngetuk meja,
menjentikan jari, menganggukan kepala dengan mengikuti irama musik hal ini
merupakan tanda awal kecerdasan musik. Anak yang cerdas dan kreatif di
bidang musik akan senang bernyanyi, bersenandung dan mengubah lirik lagu
yang mereka kenal atau mengubah kata mengikuti pola lagu tertentu, mengetukngetuk meja, menjentikkan jari, menganggukan kepala dengan mengikuti irama
musik. Orang dari benua Afrika biasanya banyak yang memiliki kecerdasan di
bidang ini. Banyak musisi-musisi besar yang sukses berasal dari bangsa ini
diantaranya Michael Jacksons dan Whitney Houston. Sedangkan dari bangsa
kita sendiri pencipta lagu anak seperti AT. Mahmud merupakan musisi yang
sangat kreatif dalm mencipta lagu anak. Banyak lagu-lagunya menjadi
legendaris dan dinyanyikan secara turun-temurun antar generasi di Indonesia.
Kecerdasan Kinestetis Tubuh


Kecerdasan kinestetis tubuh merupakan keahlian individu dalam mengolah
tubuhnya, mengekspresikan gagasan dan emosi melalui gerakan, termasuk di
dalamnya kemampuan mengefektifkan gerakannya dalam melakukan atau
membuat sesuatu. Anak dengan kecerdasan ini biasanya cekatan dan tidak
ceroboh. Selain itu, mereka biasanya suka bergerak dan menyentuh segala
sesuatu. Mereka mengenal dunia melalui otot mereka. Kegiatan kreatif muncul
di bidang ini diantaranya membuat model, menjahit, bermain jari tangan,
berkomunikasi dengan bahasa isyarat memanfaatkan tubuh dan gerakan seperti
dalam olahraga, tari, dan seni peran. Para aktor dan aktris film adalah orang
yang kreatif, juga para penari, pentonim dan seni peran lainnya.
Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan ini merupakan kemampuan memahami diri sendiri, gemar
merenung dan berfilsafat. Anak yang memiliki kecerdasan ini biasanya tidak
cepat puas dengan hasil pekerjaan mereka. Mereka memiliki pengetahuan
tentang dirinya, terutama kepekaan terhadap nilai, tujuan dan perasaan mereka.
Sifat tersebut membuat mereka menjadi mandiri, penuh percaya diri punya
tujuan, dan disiplin. Anak dengan kecerdasan interpersonal senang bekerja
sendiri, namun juga tidak ragu untuk berpartisipasi dalam kelompok. Karya
kreatif lahir dari orang kreatif di bidang interpersonal di antaranya mereka
menulis buku harian ketika masih sangat muda, dan secara konsisten
melakukannya sepanjang hidup mereka, mengamati album keluarga, mengingat
dan mencatat mimpi, membaca riwayat hidup pribadi, buku filsafat dan cerita
spiritual. Tokoh yang dikenal memiliki kecerdasan dan kreativitas di bidang ini
adalah Socrates, Plato dan Aristoteles.
Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal terkait dengan kepandaian untuk melihat sesuatu dari
sudut pandang orang lain. Kecerdasan ini menuntun seseorang untuk
memahami, bekerja sama dan berkomunikasi, serta memelihara hubungan baik
dengan orang lain. Anak dengan kecerdasan ini biasanya pandai bergaul dan
memiliki banyak teman. Ditempat bermain mereka dikenal sebagai anak yang
cinta damai. Pesta ulang tahun pun terasa kurang lengkap tanpa kehadiran
mereka. Anak ini tidak selalu menjadi pusat perhatian,mereka adalah pengamat
yang baik, berdiri tenang menepi, sementara tak satu hal pun yang luput dari
pengamatan mereka. Biasanya mereka suka membaca riwayat hidup seseorang
dan selalu ingin tahu motivasi orang lain dalam berbuat atau bersikap. Orang
yang kreatif di bidang ni biasanya adalah orang yang memiliki kemampuan
memengaruhi orang dengan baik. Ia memiliki kemampuan memengaruhi orang
dengan baik. Ia memiliki banyak cara untuk mencapai tujuan sekalipun
dihadapkan pada berbagai karakter, sifat, dan perilaku orang. Para pemimpin
negara, manajer, orator, sles dan ulama biasanya memiliki kreativitas di bidang
ini.
2. Otak Kiri dan Otak Kanan
Salah satu hal yang banyak dibahas dalam kreativitas adalah tentang fungsi
belahan otak. Fungsi belahan otak ini dibagi menjadi dua bagian yaitu belahan otak
kiri (left hemisphere) dan belahan otak kanan (right hemisphere). Belahan otak kiri
berkenaan dengan kemampuan berpikir ilmiah, kritis, logis, konvergen, deduktif,
rasional, eksplisit, historikal, abstrak dan linier; sedangkan otak kanan berkenaan
dengan fungsi yang nonlinier, nonverbal, holistis, emosional, imajinatif, artistik,
simbolis, intuitif, kreatif, humanistis bahkan mistik.
Persoalan yang terjadi di lapangan, sistem pengajaran kita cenderung bersifat
akademis. Pengajaran yang bersifat akademis cenderung hanya mengembangkan
otak kiri dan mengabaikan pengembangan otak kanan. Kegiatan-kegiatan seperti
membaca, menulis, berhitung ataupun kemampuan yang banyak menggunakan cara
berpikir logis, rasional dan linier ataupun sekadar menghafal data merupakan kegiatan
yang dapat mengembangkan otak kiri. Sedangkan bentuk kegiatan yang dapat
mengembangkan otak kanan diantaranya seperti menggambar, bermain musik,
mengarang bebas, dan drama jarang dilakukan. Dengan demikian terjadi
ketidakseimbangan fungsi otak kiri dan kanan. Hingga akhirnya terjadi penurunan
kreativitas (creativity drop) pada anak usia 7-12 tahun sebagaimana yang telah
dilaporkan Torrance (Supriadi, 1994).
E. Faktor Pendukung dan Penghambat Kreativitas
Beberapa penelitian menunjukan bahwa seorang anak yang mendapat
ransangan (dengan melihat, mendengar, dan bergerak) akan lebih berpeluang lebih
cerdas dibanding dengan sebaliknya. Salah satu bentuk ransangan yang sangat
penting adalah kasih sayang (touch). Dengan kasih sayang anak akan memiliki
kemampuan untuk menyatukan berbagai pengalaman emosional dan mengolahnya
dengan baik. Kreativitas sangat terkait dengan kebebasan pribadi. Hal itu artinya
seorang anak harus memiliki rasa aman dan kepercayaan diri yang tinggi, sebelum
berkreasi. Sedangkan pondasi untuk membangun rasa aman dan kepercayaan
dirinya adalah dengan kasih sayang.
Empat hal yang dapat diperhitungkan dalam pengembangan kreativitas yaitu;
Pertama, memberikan rangsangan mental baik pada aspek kognitif maupun
kepribadiannya serta suasana psikologis (Psychological Athmosphere). Kedua,
menciptakan lingkungan kondusif yang akan memudahkan anak untuk mengakses
apa pun yang dilihatnya, dipegang, didengar dan dimainkan untuk pengembangan
kreativitasnya. perangsangan mental dan lingkungan kondusif dapat berjalan
beriringan seperti halnya kerja simultan otak kiri dan kanan. Ketiga, peran serta guru
dalam mengembangkan kreativitas, artinya ketika kita ingin anak menjadi kreatif,
maka akan dibutuhkan juga guru yang kreatif pula dan mampu memberikan stimulan
yant tepat pada anak. Keempat, peran serta orangtua dalam mengembangkan
kreativitas anak.
1. Rangsangan Mental
Suatu karya kreatif dapat muncul jika anak mendapat rangsangan mental yang
mendukung. Pada aspek kognitif anak distimulasi agar mampu memberikan berbagi
alternatif pada setiap stimulan yang muncul. Pada aspek kepribadian anak distimulasi
untuk mengembangkan berbagai macam potensi pribadi kreatif seperti percaya diri,
keberanian, ketahanan diri dan lain sebagainya. Pada aspek suasana psikologis
(psychological athmosphere) distimulasi agar anak memiliki rasa aman, kasih sayang,
dan penerimaan. Menerima anak dengan segala kekurangan dan kelebihannya akan
membuat anak berani mencoba, berisiniatif dan berbuat sesuatu secara spontan.
Sikap ini sangat diperlukan dalam pengembangan kreativitas. Ada satu ungkapan
yang mengatakan ‘jika ingin melihat apa yang bisa dilakukan oleh anak-anak, Anda
harus berhenti memberi mereka berbagai hal’.
Hal ini berarti para pendidik harus siap untuk menerima apa pun karya anak
dukungan mental bagi anak sangat diperlukan. Dengan adanya dukungan mental
anak akan merasa dihargai dan diterima keberadaanya sehingga ia akan berkarya.
Sebaliknya, tanpa dukungan mental yang positif bagi anak maka kreativitas tidak akan
terbentuk.
2. Iklim dan Kondisi Lingkungan
Kondisi lingkungan di sekitar anak sangat berpengaruh besar dalam
menumbuhkembangkan kreativitas. Lingkungan ang sempit, pengap dan
menjemukan akan terasa muram, tidak bersemangat dan mengumpulkan ide
cemerlang. Kreativitas dengan sendirinya akan mati dan tidak berkembang dengan
kondisi lingkungan yang tidak mendukung.
Cherry (1976) dan Ayan (2002) mengemukakan beberapa kondisi lingkungan yang
harus diciptakan untuk menumbuhkan jiwa kreatif, sebagai berikut.
a. Pencahayaan
Cahaya merupakan salah satu sumber energi kreatif paling ampuh, bahkan
cahaya matahari yang terang langsung memiliki kaitan biologis dengan tubuh dan
pikiran. Kaitan antara cahaya dan energi lahir dan batin ditimbulkan oleh pengaruh
cahaya terhadap kelenjar pineal, penghasil hormon melatonim. Melatonin
memengaruhi kelenjar hipotalamus, yang merupakan pengatur irama siang
malam biologis tubuh. Karena sinar matahari menghambat aliran melatonim, yang
mencapai titik tertinggi dalam gelap, para peneliti yakin bahwa melatonin
beberapa penting dalam mengatur kesiagaan dan kemampuan kerja fisik dan
mental, sebagaimana unsur kimiawi tubuh lain yang dipengaruhi sinar matahari.
b. Sentuhan Warna
Warna memiliki aspek tertentu terhadap lingkungannya, dapat membuat kita
merasa penuh energi . Sementara warna lain punya efek menenangkan. Ada
beberapa cara dasar penggunaan warna untuk menciptakan lingkungan kreatif.
Pertama, warnailah sebagian besar ruang kerja untuk mendapatkan perasaan
yang anda inginkan. Kedua, buatlah variasi warna sesuatu dengan suasana hati
dan kebutuhan yang berbeda. Ketiga, banyaknya warna merangsang berbagai
pikiran dan perasaan.
c. Seni dalam Lingkungan
Istilah seni dalam lingkungan berarti segala sesuatu di dinding, rak dan semua
permukaan sekitar ruangan. Ini meliputi apa saja mulai dari poster, hiasan dinding
dan foto berbingkai, hingga hiasan kecil, ukiran, dan benda seni. Seni bernuansa
lingkungan tidak harus sempurna atau abadi, namun ia dapat diubah dan diganti
karena “keanekaragaman adalah bumbu kehidupan”.
d. Bunyi dan Musik
Sebagian orang lebih senang bekerja dalam keheningan, walaupun ada pula
orang yang lebih suka bekerja dengan diiringi musik. Musik dan bunyi mempunyai
2 fungsi;


Jenis musik tertentu dapat meningkatkan fungsi otak dan membantu kecepatan
belajar dan daya ingat.
Memengaruhi penataan dan suasana hati.
Musik dapat mengeluarkan Anda dan Zona kenyamanan menuju pikiran dan
perasaan beru, tepat pada bidang yang kita butuhkan agar menjadi kreatif.
e. Aroma
Menurut berbagai sumber bebauan atau aroma diketahui secara langsung
merangsang begain otak-sistem limbik- yang bekerja atas emosi dan ingatan
primitif. Akibatnya satu jenis bau mampu mengeruk segunung emosi dan
menggugah ingatan lama.
f. Sentuhan
Menurut beberapa kiat yang dapat mempertimbangkan unsur sentuhan dan cara
tekstur agar memengaruhi suasana hati dan kreativitas, diantaranya:
 Gunakan sentuhan untuk menghadirkan kenyamanan fisik dan relaksasi.
 Gunakan sentuhan untuk mencapai ketenangan.
 Gunakan sentuhan dan gerak untuk mendapatkan rangsangan.
g. Cita Rasa
Santapan memengaruhi suasana mental dan emosional menurut Judith Wurtman,
ada tiga prinsip penting dalam masalah gizi yang harus diingat:
 Karbohidrat menyebabkan kantuk, dan akan mengurangi energi kreatif.
 Protein meningkatkan kesiagaan, sedangkan lemak menumpulkan ketajaman
mental.
 Pola makan terbaik adalaha yang mementingkan buah-buahan segar dan
sayuran, hindari makanan yang di proses, bahan sintesis, gula, tepung, kafein
dan alkohol.
Ketujuh aspek lingkungan tersebut memberikan dampak diperlukannya kondisi bersih
dan sehat dalam lingkungan kita, penataan ruang yang apik, tidak penuh dengan
barang yang tidak perlu dan gambar yang mengganggu dan tidak indah, serta ventilasi
yang cukup. Banyak taman kanak-kanak yang dibangun dari garasi ataupun ruang
lainnya yang sudah tidak dipakai, hal ini tidak menjadi masalah selama penataan
ruangan tetap diperhatikan. Memberikan sentuh warna dan gambar dibutuhkan
namun tidak berarti TK menjadi ‘etalase’ yang penuh dengan gambar yang kurang
perlu.
3. Peran Guru
Guru adalah tokoh bermakna dalam kehidupan anak. Guru memegang peranan lebih
dari sekadar pengajar, melainkan pendidik dalam arti yang sesungguhnya. Kepada
guru siswa melakukan proses identifikasi peluang ‘untuk munculnya siswa yang kreatif
akan lebih besar dari guru yang kreatif pula. Guru yang kreatif adalah guru yang
secara kreatif mampu mengguanakan berbagai pendekatan dalam proses kegiatan
belajar dan membimbing siswanya. Ia juga figur yang senang melakukan kegiatan
kreatif dalam hidupnya.’
Beberapa hal yang dapat mendukung peran guru dalam mengembangkan
kreativitas siswa adalah sebagai berikut:
a. Percaya Diri
Kepercayaan diri pada siswa dapat ditumbuhkan melalui sikap penerimaan dan
menghargai perilaku anak. Kepercayaan diri merupakan syarat penting yang harus
dimiliki siswa untuk menghasilkan karya kreatif. Hal ini diawali dengan keberanian
mereka dalam beraktivitas. Dan setiap anak akan berani menampilkan karya alami
mereka jika lingkungan terutama orangtua dan guru menghargainya.
b. Berani Mencoba Hal Baru
Untuk menumbuhkan kreativitas anak, mereka perlu dihadapkan pada berbagai
kegiatan baru yang bervariasi. Kegiatan baru ini akan memperkaya ide dan
wawasan anak tentang segala sesuatu. Jika seorang guru hanya mengandalkan
kegiatan rutin saja, ia akan kehilangan semangat dan motivasi untuk mengajar.
Begitu pula dengan anak, mereka akan kehilangan ‘rasa ingin tahu’ dan
motivasinya untuk belajar. Seorang pendidik yang kreatif akan sangat memahami
kondisi ini, sehingga terus mengembangkan dirinya dan berinteraksi dengan hal
baru.
c. Memberikan Contoh
“Guru kencing berdiri murid kencing berlalri”, merupakan pepatah yang tidak asing
lagi bagi telinga kita. Diakui atau tidak sosok seorang guru tetap merupakan figur
dan teladan bagi murid-muridnya. Seorang pendidik yang baik tidak akan pernah
mengajarkan apa saja yang tidak tidak dia lakukan. Demikian juga dalam
pengajaran kreativitas. Seorang guru yang tidak kreatif, tidak mungkin dapat
melatih anak didiknya untuk menjadi kreatif. Oleh karena itu, sebelum program
peningkatan kreativitas anak dilakukan, terlebih dahulu guru pun harus
mendapatkan “pencerahan” untuk meningkatkan kreativitasnya sendiri.
d. Menyadari Keragaman Karakteristik Siswa
Setiap anak adalah unik dan khas, masing-masing berbeda satu sama lain.
Pemahaman dan kesadaran ini akan membantu guru menerima keragaman
perilaku dan karya mereka dan tidak memaksakan kehendak.
e. Memberikan Kesempatan pada Siswa untuk Berekspresi dan Bereksplorasi
Untuk mengembangkan kreativitas, guru sebaiknya memberikan kesempatan pada
anak untuk berekspresi dan mengeksplorasi kegiatan yang mereka inginkan.
Dengan demikian guru perlu menyiapkan berbagai pendekatan, metode dan media
pembelajaran yang akan membuat anak bebas mengeksplorasi dan
mengekspresikan dirinya.
f. Positive Thinking
Sikap penting seorang guru adalah positif thinking. Banyak anak cerdas dan kreatif
menjadi korban, karena sikap guru dan lingkungannya yang negative thinking. Anak
yang aktif, tidak bisa diam, punya cara dan kehendak sendiri dalam mengerjakan
tugas, tidak bisa langsung diberi cap sebagai anak nakal, guru harus
memprioritaskan positive thinking-nya, ketimbang asumsi negatifnya. Dengan
positive thinking guru dapat mereduksi hambatan yang tidak perlu dan menghindari
dari masalah baru yang mungkin timbul.
4. Peran Orang Tua
Utami Munandar (1999) menjelaskan beberapa sikap orangtua yang
menunjang tumbuhnya kreativitas, sebagai berikut:
a. Menghargai pendapat anak dan mendorongnya untuk mengungkapkan.
b.
c.
d.
e.
Memberi waktu kepada anak untuk berpikir, merenung dan berkhayal.
Membolehkan anak mengambil keputusan sendiri.
Mendorong anak untuk menjajaki dan mempertanyakan hal-hal.
Meyakikan anak bahwa orang tua menghargai apa yang ingin dicoba, dilakukan
dan apa yang dihasilkan.
f. Menunjang dan mendorong kegiatan anak.
g. Menikmati keberadaannya bersama anak.
h. Memberi pujian yang sungguh-sungguh kepada anak.
i. Mendorong kemandirian anak dalam bekerja.
j. Menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan anak.
Adapun sikap orang tua yang tidak menunjang kreativitas adalah:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
Mengatakan pada anak bahwa ia dihukum jika melakukan kesalahan.
Tidak memperbolehkan anak marah kepada orangtua.
Tidak membolehkan anak mempertanyakan keputusan orang tua.
Tidak membolehkan anak bermain dengan anak dan keluarga yang berbeda
pandangan.
Anak tidak boleh ribut.
Orang tua ketat mengawasi kegiatan anak.
Orang tua memberikan saran spesifik tentang penyelesaian tugas.
Orang tua kritis terhadap anak dan menolak gagasan anak.
Orang tua tidak sabar terhadap anak.
Orang tua dan anak adu kekuasaan.
Orang tua menekan dan memaksa anak untuk menyelesaikan tugas.
Demikian keempat faktor potensial yang dapat mendukung dan menghambat
berkembangnya kreativitas anak. Keempat faktor tersebut yaitu faktor rangsangan
mental, kondisi lingkungan, peran guru, dan peran orang tua. Keempat faktor ini
seyogiannya mendapatkan perhatian dari para pendidik yang ingin mengembangkan
kreativitas anak. Dengan memerhatikan faktor tersebut, diharapkan pengembangan
kreativitas dapat meningkatkan sesuai porsinya.
Download