Aliran Filsafat Sejarah

advertisement
Filsafat Sejarah
Latar belakang Masalah
Ilmu sejarah dan ilmu filsafat merupakan dua ilmu yang berbeda,
akan tetapi keduanya saling membutuhkan satu sama lain, ilmu
sejarah berbicara mengenai masa lalu, sedangkan ilmu filsafat
berbicara mengenai bagaimana berfikir secara rasional, analisis
dan
kritis,
kedua
ilmu
ini
akan
sangat
bersinergi
dalam
memecahkan masalah-masalah yang bermunculan di zaman kontemporer
ini, ilmu sejarah memberikan gambaran dari masa lalu, yang mana
pada masa lalu pernah terjadi bebagai macam persoalan-persoalan,
baik
persoalan
yang
meliputi
masalah
politik,
pemerintahan,
masalah sosial, ekonomi maupun masalah yang bersifat religius
Sebahagian orang mengharapkan masa lalu dapat menjelaskan atau
bahkan memberikan pembenaran terhadap apa yang terjadi sekarang,
sebahagian yang lain berharap, dari sejarah dapat dicari akarakar
identitas
bahkan
orientasi
kemasa
depan,
harapan
ini
termasuk fungsi sosial dari sejarah yaitu“ mengorganisasi masa
lalu sebagai fungsi dari masa sekarang”
Ilmu
filsafat
manusia
yang
memberikan
untuk
berfikir
kemudian
tersebut
menjadi
secara
menjabarkan
sebuah
sentuhan
pemikiran
kritis
setiap
bagaimana
ibrah
atau
yang
kejadian
menjadikan
pelajaran
mendorong
sejarah
masa
dimasa
lalu
sekarang
yang terkait dengan permasalah yang tidak jauh berbeda dengan
yang
terjadi
pada
masa
lampau,
dengan
demikin
manusia
mampu
memetik sebuah pesan kontemporer dalam rangka membina kehidupan
manusia moderen yang ideal.
Dengan
demikian
tugas
filsafat
manusia
agar
kita
dalam
bisa
mengambil
sejarah
merekontruksi
masa
adalah
lalu
sebuah
kesimpulan
menggerakkan
sebagai
bahwa
pemikiran
pelajaran
atau
hikmah dimasa sekarang, dan merancang masa depan.
Rumusan Masalah
Berangkat
dari
permasalah
diatas,
penulis
mencoba
mengangkat
beberapa rumusan masalah, sehingga tujuan dari pada penulisan
tidak
keluar
dari
pokok
permasalahan
dimana
nantinya
dapat
dipahami oleh para pembaca. Adapun rumusan Masalahnya yaitu:
1.
Apa yang dimaksud pengertian filsafat sejarah.
2.
Bagaimana pemahaman aliran-aliran dalam filsafat sejarah.
3.
Bagaimana sejarah perkembangan filsafat sejarah.
Tujuan
Adapun tujuan pembahasan yang dikemukakan penulis dalam makalah
ini adalah :
1. Pembaca dapat mengetahui pengertian Filsafat Sejarah.
Pembaca dapat mengetahui dan memahami pemahaman aliran-aliran
dalam filsafat sejarah.
2.Pembaca dapat mengetahui sejarah perkembangan Fisafat sejarah
dari masa ke masa.
Pengertian Filsafat Sejarah
Filsafat
secara
harfiah
berasal
dari
kata
philo
dan
sophos,
philo berarti cinta dan sophos berarti ilmu atau hikmah, jadi
filsafat secara istilah berarti cinta terhadap ilmu atau hikmah.
Pengertian dari teori lain menyatakan kata Arab falsafah dari
bahasa
Sophia
Yunani,
philosophia:
berarti
philos
pengetahuan
atau
berarti
cinta
(loving),
hikmah
(wisdom),
jadi
Philosophia berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta pada
kebenaran.
Orang
aktifitas
yang
sebagai
berfilsafat
menempatkan
sasaran
memperhatikan
dikatakan
pengetahuan
utamanya.
seluruh
dapat
atau
Ariestoteles
pengetahuan,
sebagai
pelaku
kebijaksanaan
mengatakan
filsafat
kadang-kadang
disamakan
dengan pengetahuan tentang wujud (ontologi). Adapun pengertian
filsafat mengalami perkembangan sesuai era yang berkembang pula.
Pada abad modern filsafat berarti suatu pekerjaan yang timbul
dari pemikiran.
Filsafat adalah induk ilmu pengetahuan, istilah filsafat telah
dikenal manusia sejak 2.000 tahun yang lalu, pada masa Yunani
kuno, di Miletos, Asia kecil, tempat perantauan orang Yunani,
sejarah awal filsafat ditandai dengan munculnya para tokoh-tokoh
pemikir besar pada zaman itu, seperti Thales, Anaximandros, dan
Anaximenes,
subtansi
Thales
terdalam
adalah
orang
terhadap
segala
yang
pertama
sesuatu,
mempersoalkan
yang
melahirkan
pengertian-pengertian kebenaran yang hakiki.
Sejarah
berasal
dari
bahasa
Arab
“syajaratun”
yang
berarti
pohon. Kata ini memberikan gambaran pendekatan ilmu sejarah yang
lebih analogis karena memberikan gambaran pertumbuhan peradaban
manusia dengan “pohon” yang tumbuh dari biji yang kecil menjadi
pohon yang rindang dan berkesinambungan. Oleh karena itu, untuk
dapat menangkap pelajaran atau pesan-pesan sejarah di dalamnya
memerlukan kemampuan pesan-pesan yang tersirat sebagai ibarat
atau ibroh di dalamnya.
Menurut Muthahhari, ada tiga cara mendefinisikan sejarah dan ada
tiga disiplin kesejarahan yang saling berkaitan, yaitu pertama,
sejarah
tradisional,
tentang
kejadian-kejadian,
keadaan
kemanusiaan
keadaan-keadaan
sejarah
di
masa
tradisional
adalah
peristiwa-peristiwa
masa
lampau
kini.
dalam
Kedua,
pengetahuan
dan
keadaan-
kaitannya
sejarah
dengan
ilmiah,yaitu
pengetahuan tentang hukum-hukum yang tampak menguasai kehidupan
masa lampau yang diperoleh melaluipendekatan dan analisis atas
peristiwa-peristiwa masa lampau. Ketiga, filsafat sejarah, yaitu
pengetahuan
tentang
perubahan-perubahan
bertahap
yang
membawa
masyarakat dari satu tahap ke tahap lain, ia membahas hukumhukum yang menguasai perubahan-perubahan ini. Dengan kata lain,
sejarah adalah ilmu tentang menjadi masyarakat, bukan tentang
mewujudkan masyarakat
saja.
Spengler Toynbee mengemukakan sejarah sebagai perkembangan yang
sesuai dengan putaran-putaran perubahan yang tetap dan selalu
kembali,
suatu
sementara
keseluruhan
sejarawan
laporan
lain
mengatakan
mengenai
masa
sejarah
lalu
sebagai
manusia
yang
memperlihatkan bahwa masa lalu tersebut membentuk diri sesuai
dengan prinsip-prinsip tertentu yang sah secara universal.
Pendapat
lain
Poerwantara
terlebih
tentang
bahwa
dahulu
sejarah
dalam
antara
dikemukakan
penulisan
sejarah
sejarah
dalam
oleh
Hugiono
perlu
kerangka
dan
dibedakan
ilmiah,
dan
sejarah dalam kerangka filosofis. Sejarah dalam kerangka ilmiah
adalah sejarah sebagai ilmu, artinya sejarah sebagai salah satu
bidang
ilmu
yang
meneliti
dan
menyelidiki
secara
sistematis
keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa
lampau beserta seluruh kejadian-kejadian, dengan maksud untuk
menilai secara kritis seluruh hasil penelitian dan penyelidikan
tersebut, untuk akhirnya dijadikan pedoman bagi penilaian dan
penentuan
keadaan
sekarang
serta
arah
program
masa
depan.
Sejarah dalam kerangka filosofis adalah sejarah dalam pengertian
sebagai filsafat sejarah.
Ungkapan filsafat sejarah menunjuk pada dua jenis penyelidikan
secara
berbeda,
secara
tradisional,
ungkapan
tersebut
telah
digunakan untuk menunjuk pada usaha memberikan keterangan atau
tafsiran
yang
luas
mengenai
seluruh
sejarah dalam arti ini secara khas
pertanyaan
seperti:
apa
hukum-hukum
pokok
mana
arti,
yang
peroses
sejarah
filsafat
berurusan dengan pertanyaan-
makna
dan
mengatur
tujuan
sejarah,atau
perkembangan
dalam
perubahan sejarah
Filsafat sejarah mengandung dua spesialisasi. Pertama, sejarah
yang berusaha untuk memastikan suatu tujuan umum yang mengurus
dan menguasai semua kejadian dan seluruh jalannya sejarah. Usaha
ini sudah dijalankan berabad-abad lamanya. Kedua, sejarah yang
bertujuan untuk menguji serta menghargai metode ilmu sejarah dan
kepastian
dari
kesimpulan-kesimpulannya.
Dalam
kajian-kajian
modern, filsafat sejarah menjadi suatu tema yang mengandung dua
segi yang berbeda dari kajian tentang sejarah. Segi yang pertama
berkenaan
dengan
kajian
metodologi
penelitian
ilmu
ini
dari
tujuan
filosofis.
pengujian
kritis
yang
ini
Ringkasnya,
kritis
termasuk
atas
dalam
metode
dalam
segi
sejarawan.
bidang
kegiatan
ini
terkandung
Pengujian
yang
analitis
dari
filsafat, yakni kegiatan yang mewarnai pemikiran filosofis pada
zaman modern dengan cara khususnya, di mana si pemikir menaruh
perhatian
untuk
sarana-sarana
menganalisis
intelektual
apa
yang
manusia.
bisa
Ia
disebut
dengan
mempelajari
tabiat
pemikiran, hukum-hukum logika, keserasian dan hubungan-hubungan
antara
pikiran-pikiran
realitas,
dan
manusia
kelayakan
dengan
metode
kenyataan,
yang
tabiat,
dipergunakan
dalam
mengantarkan pada pengetahuan yang benar.
Dari
segi
yang
lain,
filsafat
sejarah
berupaya
menemukan
komposisi setiap ilmu pengetahuan dan pengalaman umum manusia.
Di sini perhatian lebih diarahkan pada kesimpulan dan bukannya
pada penelitian tentang metode atau sarana-sarana yang digunakan
seperti
yang
digunakan
dalam
metode
analitis
filsafat.
Dalam
kegiatan konstruktif, filosof sejarah bisa mencari pendapat yang
paling komprehensif yang bisa menjelaskan tentang makna hidup
dan tujuannya.
Aliran Filsafat Sejarah
David Bebbyngton (1979 :17-20) membagi filsafat sejarah ke dalam
lima aliran yaitu :
1.
Aliran Siklus, Yang berpandangan bahwa alur perkembangan
sejarah itu tidak maju, tetapi selalu kembali seperti perputaran
musim.
Tokoh
Tonybee.
yang
mewakili
aliran
ini
adalah
Nietzsche
dan
2.
Aliran
Yahudi
pemikiran
dan
pandangan
yang
Kristiani,
agama.
khusus
Aliran
Sejarah
berhubungan
ini
tidak
sangat
hanya
dengan
tradisi
dipengaruhi
dilihat
sebagai
oleh
siklus,
akan tetapi juga sebagai gerak garis lurus. Tokoh yang bergabung
dalam aliran ini adalah Agustinus dan Niehbuhr.
3.
Aliran pemikiran yang melihat perkembangan sejarah sebagai
suatu
proses
yang
bergerak
secara
linier
kea
rah
kemajuan.
Filosof yang mewakili aliran ini adalah Comte.
4.
Aliran
sejarah
sangat
manusia.
Historisme,
adalah
di
linier.
tentukan
Tokoh
Aliran
yang
ini
Menurut
oleh
mereka
berbagai
bergabung
menolak
dalam
keyakinan
perkembangan
factor
aliran
dalam
ini
bahwa
sejarah
kebudayaan
ialah
Vico,
Ranke, Collingwood.
5.
Aliran yang dipengaruhi oleh filsafat sejarah Marxisme, John
Edward
Sulivan
dalam
bukunya
Propets
of
The
Wesr
;
An
Intruduction to the Philosophy of History, mengatakan bahwa para
filosof
filsafat
berdasarkan
pada
sejarah
situasi
dalam
yang
pandangannya
di
hadapi
tentang
pada
waktu
sejarah
itu
dan
mencoba untuk memperlihatkan komunisme adalah solusi teka-teki
sejarah dan mengetahui bahwa dirinya merupakan solusi Komunisme.
Sejarah Perkembangan Filsafat Sejarah
1.
Filsafat Sejarah pada Masa Pertengahan
Perkembangan
filsafat
sejarah
pada
zaman
pertengahan
pada
pokoknya menunjukkan sifat-sifat yang religius, segala kejadian
diterangkan dalam cahaya kekal, segala-galanya diarahkan kepada
tuhan
sebagai
pencipta,penyelamat
dan
hakim
seluruh
ummat
manusia. Isi dan maksud seluruh hidup ialah kerajaan tuhan dari
pandangan itu terjadi bahwa, kajian sejarah di zaman pertengahan
bukan sebab dan alasan setiap kejadian sejarah,melainkan tujuan
arah
teleologis.
Pada
umumnya
perkembangan
filsafat
sejarah,
seperti pandangan St. Agustinus seakan-akan mewakili pandangan
yang tetap dan utama untuk seluruh zaman pertengahan tersebut,
juga percobaan dari Otto Van Freising berdasarkan atas pandangan
tersebut itu. Otto Van Freising mengalami perselisihan antara
gereja
dangan
negara
mencoba
menyusun
suatu
sejarah
berkat
pikiran-pikiran filsuf.dalam segala hal yang sudah ditulisnya ia
berusaha memberikan yang benar. Otto sudah mengerti bahwa sudah
ada hukum atau aliran yang tertentu didalam sejarah dan juga
sejarah bergerak takberhentinya dan gerakan dari perjuangan dan
kemenangan.akan tetapi kejadian yang kurang baik dipandangannya
sebagai metode pendidikan dari tuhan yang mau berkata kepada
manusia bahwa tidak ada yang tertentu dan pasti di dunia ini.
Dan
akhirnya
menurut
pendapatnya
segala
kekuasaan
dan
ilmu
pengetahuan bergerak dari timur ke barat
2.
Pada
Filsafat sejarah pada zaman Renaissance
zaman
pertengahan
sebagai
merupakan
sama
sekali
penguasa
mengutamakan
dipandang
ini
dunia
sebagai
kodrat
dan
ideal
zaman
pencerahan
diarahkan
keatas
manusia,
manusia.
yang
Maka
Bukannya
terpenting,
yang
besar,
Zaman
dunia
dengan
tuhan
yang
baru
aliran
dari
tetapi
Tuhan
manusia
Allah
yang
terpelajar dan beradab dalam segala lapangan ilmu pengetahuan
itu dipandang seperti ideal yang dituntut ( Utamo Universale),
Serta dari pikiran yang ideal juga dipandang segala kejadian
sejarah dan perbuatan manusia didalamnya.
Tetapi
manusia
diletakkan
dalam
pusat
sejarah
seluruhya
dan
mencoba menjelaskan seluruh sejarah, tidak cukup dan mesti gagal
karena selama manusia belum mengerti diri sendiri, selama ia
belum
menjelaskan
manusia
itu
siapa,
selama
soal
tentang
filsafat sejarah belum dipecahkan dengan jelas hal itu telah
ditunjukkan oleh Mchiavelli, yang berpendapat bahwa seorang raja
yang takut dan menggunakan kekuasaannya untuk mencapai tujuan
yang penting, yang lain tidak penting, apakah perbuatannya adil
atau tidak adil, apakah rugi atau untung bagi rakyat, hanya
seorang
yang
kasar
dan
yang
tidak
mau
hormat
atau
memberi
perhatian terhadap orang lain, ialah ideal yang tinggi. Orang
yang demikian sudah dipandang sebagai pencipta sejarah manusia,
dan
menurut
Machiavelli,
kebudayaan
yang
diciptakan
manusia
tidak berarti apa-apa hanya bernilai kalau dapat digunakan untuk
mencapai ideal tersebut, gerakan pencerahan masih lebih banyak
mengembangkan dan mengajukan proses sekuralisasi. Gerakan itu
menerima pemikiran religius, tentang keselamatan manusia diganti
oleh pikiran pada kemajuan dan humaniter.
DAFTAR PUSTAKA
E.Tamburaka,
Rustam.Pengantar
Ilmu
Sejarah
Teori
Filsafat
Sejarah Sejarah Filsafat dan Iptek. Cet. I; Jakarta: PT Rineka
Cipta, 1999.
Suryanegara, Ahmad
Mizan, 1995.
Mansur.Menemukan
Sejarah.Cet
II;
Bandung:
Takwin, Bagus. Filsafat Timur Sebuah Pengantar ke PemikiranPemikiran Timur. Cet. I; Yogyakarta: Jala Sutra Anggota IKAPI,
2000.
http://albertmelayu.blogspot.com/2012/04/filsafat-sejarah.html
Download