BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 2.1. Gambaran Wilayah 2.1.1. Profil Geografis 1. Letak Geografis Kabupaten Tanah Datar merupakan salah satu wilayah di Propinsi Sumatera Barat dengan ibukota Batusangkar yang dikenal sebagai “Luhak Nan Tuo”. Secara geografis wilayah Kabupaten Tanah Datar berada pada posisi 00° 17 “ LS - 00° 39 “ LS dan 100° 19’ BT - 100° 51 BT. Dengan luas wilayah 1.336 Km² atau 133.600 Ha yang terdiri dari 14 Kecamatan dengan 75 Nagari dan 395 Jorong. Adapun batas-batas administrasinya adalah : Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Agam dan 50 Kota Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Solok Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Padang Pariaman Sebelah Timur : berbatasan dengan Kota Sawahlunto dan Kabupaten Sijunjung. Secara geografis wilayah Kabupaten Tanah Datar berada di sekitar kaki Gunung Marapi, Gunung Singgalang dan Gunung Sago dan diperkaya pula dengan 25 sungai. Danau Singakarak yang cukup luas sebagian diantaranya merupakan wilayah Kabupaten Tanah Datar yakni Kecamatan Batipuh Selatan dan Kecamatan Rambatan dengan luas + 6.660 Ha. Diantara seluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten Tanah Datar, 3 Kecamatan diantaranya terletak pada ketinggian 750 meter sampai dengan 1.000 meter di atas permukaan laut, yakni Kecamatan X Koto, Kecamatan Salimpaung dan Kecamatan Tanjung Baru. Sementara itu 4 kecamatan lainnya yaitu Kecamatan Lima Kaum, Kecamatan Tanjung Emas, Kecamatan Padang Ganting, dan Kecamatan Sungai Tarab terletak pada ketinggian 450 meter sampai dengan 550 meter di atas permukaan laut. Sedangkan 7 kecamatan lagi terletak pada ketinggian yeng bervariasi. Bila dilihat dari luas wilayah menurut wilayah Kecamatan, yang paling kecil luas wilayahnya adalah Kecamatan Lima Kaum dengan luas sekitar 50,00 Km², sedangkan Kecamatan yang paling luas Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 7 adalah Kecamatan Lintau Buo Utara dengan luas sekitar 203,26 Km², selanjutnya diikuti oleh Kecamatan X Koto yang luas wilayahnya sekitar 152,02 Km². Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 8 Gambar 2. 1. Peta Wilayah Kajian SSK Kabupaten Tanah Datar Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 9 Tabel 2.1. Luas Wilayah Perkecamatan dan Jumlah Nagari Sumber : Kabupaten Tanah Datar dalam Angka 2014 dan Analisis POKJA 2. Topografi Kabupaten Tanah Datar berada di suatu cekungan gunung dan perbukitan yang melingkar dengan ketinggian berkisar antara 100 – 1000 meter dari permukaan laut. Bentuk bentang alam yang sekarang ini merupakan pencerminan dari proses alam yang bekerja di daerah Tanah Datar, dimana proses pembentukan bentang alam sangat dipengaruhi oleh jenis-jenis batuan, struktur geologi serta intesitas proses (erosi). Berdasarkan presentase (%) sudut lereng, secara umum Kabupaten Tanah Datar dapat dikelompokkan menjadi 4 satuan morfologi yaitu: • Morfologi dataran dengan kemiringan 0-3%, dataran yang mempunyai satuan morfologi ini relatif kecil dan dengan ketinggian antara 226-274 meter di atas permukaan laut Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 10 • Morfologi dataran bergelombang dengan kemiringan 3-15%, umumnya terletak pada lembah diantara perbukitan atau pada lereng perbukitan dengan ketinggian antara 365-615 meter di atas permukaan laut. • Morfologi perbukitan dengan kemiringan 15 –40% merupakan daerah peralihan antara satuan dataran bergelombang dengan satuan perbukitan terjal dan mempunyai ketinggian antara 612-952 meter diatas permukaan laut. • Morfologi perbukitan terjal dengan kemiringan >40%, merupakan daerah puncak-puncak perbukitan seperti yang terdapat pada Selatan Gunung Merapi. Tabel 2.2. Tingkat Kelerengan Lahan di Kabupaten Tanah Datar Sumber : Kabupaten Tanah Datar dalam Angka 2014 3. Geologi Kabupaten Tanah Datar ditutupi oleh beragam jenis batuan mulai dari endapan permukaan, batuan gunung, batuan sedimen, batuan malihan dan batuan intrusi. Susunan Stratigrafi daerah ini dari peta Geologi – Lembar Solok skala 1 : 250.000 (PH. Silitonga dan Kastowo, 1975) dan peta geologi lembar Padang (Kastono, Gerhard W. Leo, S. Gafoer dan T.C. Amin, 1996) adalah sebagai berikut: Endapan Permukaan Alluvium Sungai, Kwarter Resen, terdiri dari lempung, pasir, kerikil, dan bongkahan-bongkahan batuan beku, kwarsit dan macam-macam batuan lainnya. Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 11 Batuan Gunung Api, Kwarter Tufa basalt berupa tufa abu-abu, lapili, tufa basalt berkaca an pecahan lava. Pecahan lava ini mengandung fenokris labradorit dan piroksen-klino dalam dasar berkaca gelap Tufa batuapung, khas terdiri dari batuapung putih sampai kekuning-kuningan bergaris tengah 0,5-10 cm dalam masa dasar kelaran berkomposisi riolit. Secara setempat-setempat bagian bawahnya mengandung lapisan kerikil dan lapilli. Andesit Gunung Melintang, berupa breksi andesit sampai basalt, pecahan lava berongga, endapan lahar dan lava. Andesit Gunung Marapi, berupa breksi andesit sampai basalt, bongkahan-bongkahan lava, lapili, tufa, agromerat dan endapan lahan Batuan Gunung Api, Karter – Tersier Batuan volkanik tak terpisahkan, berupa aliran lahar, konglomerat dan endapan kolvium lainnya, bersusunan anatara andesit sampai basalt Batuan Sedimen, Tersier Anggota bawah Formasi Ombilin, berupa batuan pasir kwarsa mengandung mika dalam lapisan-lapisan setebal + 2 m, dan setempatsetempat mengalami metamorfosa, mengandung sisipan arkosa, serpihan lempungan, abu-abu semu biru, konglomerat kwarsa dan lapisan batubara. Batu gamping karang, terdapat pada bagian bawah dari anggota bawah Formasi Telisa. Formasi Sangkarewang, terdiri dari serpih napalan coklat tua sampai kehitaman disisipi oleh batu pasir arkosa dan setempat-setempat oleh breksi andesit kasar bersudut. Formasi Brani terdiri dari konglomerat kasar beraneka ragam dan beberapa sisipan batu pasir. Sebelah Timur Danau Singkarak, satuan ini terdiri dari konglomerat batu gamping dengan sedikit kerakal kwarsit dan granit dalam masa dasar atu gamping. Batuan Malihan, Trias Anggota batusabak dan serpih Formasi Tuhur, terdiri dari batusabak, serpihan napalan, berwarna abu-abu muda sampai tua dengan sisipan rijang coklat, radioralit, serpih hitam terkersikan dan lapisan tipis grewake termalihan. Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 12 Batuan Malihan , Perem – Karbon Anggota filit dan serpih Formasi Kuantan, terutama terdiri dari serpih dan filit berwarna kemerah-merahan sampai coklat tua, kwarsit, batu lanau, rijang abu-bau dan aliran lava bersusunan andesit hingga basalt. Anggota batu gamping Formasi Kuantan, berupa batu gampign pejal, berongga, berwarna putih abu-abu kemerahan mengandung sisipan tipis batu sabak abu-abu tua, kwarsit, batu lanau, rijang abu-abu dan aliran lava bersusunan andesit hingga basalt. Anggota batu gamping Formasi Kuantang berupa batu gamping pejal, berwarna putih abu-abu kemerahan mengandung sisipan tipis batusabak, filit, serpihan terkersikan dan kwarsit umumnya berbentuk topografi kasar berpunggur tajam. Anggota bawah Formasi Kuantan, terutama terdiri dari kwarsit dan batu pasir kwarsa dengan sisipan filit, batusabak terkersikan, serpih, batuan gunung api, tufa klorit konglomerat dan rijang coklat. Batuan Terobosan (intrusi), Trias Granit, susunan berkisar dari leoco-granit sampai monzonit kwarsa. Disebelah Timur Danau Singkarak singkapan granit genes yang berkekar dan tergeser jelas, yang ada hubugannya dengan jalur pergeseran dari patahan Semangko. Granodiorit, bertekstur porfitrik-feneritik berwarna abu-abu muda. Beberapa singkapan terlihat telah cukup lapuk dan terkena proses kloritisasi. Kwarsa diorit, bertekstur butiran hipotomorfik holokristalin, berwarna abu-abu sampai abu-abu semu hijau. Kebanyakan terdiri dari oligoklas, kwarsa, hornblende dan biotit.Profir kwarsa, terdiri dari fenokris kwarsa, feldspar dan dalam massa dasar bebutir sedang, hampir bebas dan mineral mafik, mungkin hasil pemisahan granit. Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 13 2.1.2 Kondisi fisik 1. Hidrologi Kabupaten Tanah Datar dilalui oleh beberapa sungai yang bersumber dari lereng Gunung Marapi, Gunung Singgalang, Gunung Sago dan gugusan Bukit Barisan. Beberapa sungai di bagian Barat bermuara dan menjadi sumber air Danau Singkarak. Sedangkan saluran keluar limpahan air Danau Singkarak adalah Sungai Batang Ombilin. Saat ini potensi air Danau Singkarak telah dimanfaatkan untuk kegiatan PLTA yang terdapat di Malalo dan di Ombilin. Sumber-sumber air tersebut sangat membantu usaha pertanian tanaman pangan lahan basah. Wilayah tersebut meliputi bagian selatan dari Kecamatan Batipuh dan Rambatan serta wilayah bagian timur yang terdiri dari Kecamatan Sungayang, Tanjung Emas dan Lintau Buo. Selain sungai di Kabupaten Tanah Datar juga terdapat danau dan telaga. Danau yang ada yaitu Danau Singkarak terbagi menjadi dua wilayah administrasi kabupaten yaitu Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Solok. Untuk Lebih Jelasnya dapat dilihat pada Tabel II-2 Tabel 2.3 jumlah Sungai di Kabupaten Tanah Datar Sumber : RPIJM Kabupaten Tanah Datar 2013-2017 2. Iklim Iklim di Kabupaten Tanah Datar termasuk iklim tropis seperti pada umumnya di daerah-daerah di Indonesia yang memiliki 2 musim dalam setahun Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 14 yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Suhu udara rata-rata di kabupaten Tanah Datar 230 C, ketinggian dari permukaan laut rata-rata 936 m. Hasil dari analisa data curah hujan di Kabupaten Tanah Datar didapat melalui 8 stasiun pengamatan. Tingkat curah hujan tahunan di Kabupaten Tanah Datar cukup tinggi yaitu berkisar antara 1.750 – 4000. Adapun sebaran dari kelas curah hujan di Kabupaten Tanah Datar adalah sebagai berikut : Wilayah dengan curah hujan 3.000 – 4.000 mm/th tanpa bulan kering berada di sekitar pinggang Gunung Merapi yang meliputi bagian Kecamatan Pariangan, Lima Kaum dan Lintau Buo. Wilayah dengan curah hujan 2.500 – 3.000 mm/th dengan bulan kering (curah hujan <100 mm) rata-rata < 2 bulan. Wilayah ini meliputi sebagian Kecamatan Pariangan, Lima Kaum, Lintau Buo dan Batipuh. Wilayah dengan curah hujan 2.000 – 2.500 mm/th dengan bulan kering ratarata 4–6 bulan berturut-turut. Wilayah ini meliputi sebagian Kecamatan Batipuh, Salimpaung, Sungai Tarab, Sungayang, dan bagian Utara Kecamatan Tanjung Emas. Wilayah dengan curah hujan 1.750 – 2.000 mm/th meliputi bagian Barat wilayah 12 Kabupaten Tanah Datar yaitu sebagian Kecamatan Batipuh dan Kecamatan X Koto. Jumlah hari hujan dan curah hujan di kabupaten Tanah Datar dari hasil pengamatan IPPTP Rambatan tahun 2009 tercatat sebanyak 269 hari hujan dengan curah hujan 4.761 mm, dengan rata-rata perbulan 17,70 mm/bulan. 2.1.3 Demografis Menurut Kabupaten tanah datar dalam angka 2014 Penduduk Kabupaten Tanah Datar berjumlah 342.864 Jiwa terdiri dari 167.051 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 175.813 jiwa berjenis kelamin perempuan, dan hasil proyeksi Penduduk 2015 menjadi 345.359 jiwa diantaranya 168.267 berjenis kelamin lakilaki dan 177.093 berjenis kelamin perempuan. Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 15 Distribusi Penduduk menurut kecamatan yang angka nya 30 ribu keatas terdapat 5 kecamatan diantaranya adalah Kecamatan X Koto, Lima Kaum, Rambatan, Lintau Buo Utara dan Batipuh, Namun bila jumlah penduduk dibandingkan dengan luas kecamatan tampak bahwa kecamatan yang paling padat penduduknya adalah kecamatan Lima Kaum mencapai 36.622 jiwa. Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 16 Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Saat ini dan Proyeksinya Untuk 5 ( lima) tahun Sumber : Hasil Analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Tanah Datar 2015 Dari Tabel diatas dapat dilihat jumlah penduduk Kabupaten Tanah Datar pada tahun 2015 berjumlah 345.359 jiwa, diantaranya untuk Perkotaan berjumlah 120.574 jiwa dan Pedesaan berjumlah 122916 jiwa. Jumlah Penduduk Kabupaten Tanah Datar pada tahun 2020 berjumlah 353.267 jiwa yang diantaranya untuk Perkotaan berjumlah 122.916 jiwa sementara Pedesaan berjumlah 230.351 jiwa. Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 17 Tabel 2.5 Jumlah Kepala Keluarga Saat ini dan Proyeksinya Untuk 5 ( lima) tahun Sumber : Hasil Analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Tanah Datar 2015 Dari Tabel diatas dapat dilihat jumlah Kepala Keluarga Kabupaten Tanah Datar pada tahun 2015 berjumlah 86.340 KK, diantaranya untuk Perkotaan berjumlah 30.143 KK dan Pedesaan berjumlah 56.196 KK. Sementara Jumlah Kepala keluarga Kabupaten Tanah Datar pada tahun 2020 berjumlah 98.163 KK yang diantaranya untuk Perkotaan berjumlah 34.271 jiwa sementara Pedesaan berjumlah 63.892 KK Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 18 Tabel 2.6 Tingkat Pertumbuhan Penduduk dan Kepadatan Penduduk Saat ini dan Proyeksinya Untuk 5 tahun Sumber : Hasil Analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Tanah Datar 2015 Dengan rumus pertumbuhan Penduduk geometri menggunakan asumsi bahwa laju pertumbuhan penduduk sama setiap tahunnya, Dari Tabel diatas bisa dilihat jumlah Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Tanah Datar pada tahun 2015 adalah 0.47%, Sementara untuk Kepadatan Penduduk Kabupaten Tanah Datar pada tahun 2020 berjumlah 3 orang/Hektar Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 19 Tabel 2.7 Tabel Jumlah Penduduk Miskin per Kecamatan Kabupaten Tanah Datar Sumber : PPLS, Taskin, PPMKB Penduduk miskin di Kabupaten Tanah Datar berjumlah 20.678 KK yang tersebar di 14 Kecamatan. Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 20 2.1.4 Kebijakan Pembangunan Gambar 2.2 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Tanah Datar Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 21 2.1.4.1 Rencana Struktur Ruang Rencana struktur ruang wilayah kabupaten diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 16/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten. Dalam permen ini dijelaskan mengenai fungsi,dasar perumusan dan kriteria dalam menyusun rencana struktur ruang wilayah kabupaten. Fungsi dari rencana struktur ruang wilayah kabupaten adalah: Sebagai arahan pembentuk sistem pusat kegiatan wilayah kabupaten yang memberikan layanan bagi kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan disekitarnya yang berada dalam wilayah kabupaten Sistem perletakan jaringan prasarana wilayah yang menunjang keterkaitannya serta memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang ada dalam wilayah kabupaten, terutama pada pusat-pusatkegiatan/perkotaan yangada. Rencana struktur ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria: Mengakomodasi rencana struktur ruang nasional,rencana struktur ruang wilayah provinsi,dan memperhatikan kabupaten/kotayang berbatasan rencana struktur jelas,realistis,dan dapat ruang wilayah diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan pada wilayah kabupaten bersangkutan. Pusat-pusat permukiman yang ditetapkan oleh pemerintah daerah kabupaten memenuhi ketentuan sebagai berikut: terdiri atas Pusat Pelayanan Kawasan (PPK),Pusat Pelayanan Lingkungan(PPL), serta pusat kegiatan lain yang berhirarki lebih tinggi yang berada di kabupaten yang kewenangan penentuannya ada pada Pemerintah pusat dan pemerintah provinsi memuat penetapan pusat pelayanan kawasan (PPK) serta pusat lingkungan (PPL); dan harus berhirarki dan tersebar secara proporsional didalam ruang serta saling terkait menjadi satu kesatuan sistem wilayah kabupaten. PKN dan PKW dituangkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan kembali dijelaskan dalam RTRWP,sedangkan PKL tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi. Kota Batusangkar sebagai ibukota Kabupaten Tanah Datar merupakan salah satu PKL yang ditetapkan dalam RTRW Provinsi Sumatera Barat tahun 2009-2029 dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari PKW maupun PKN yang ada disekitarnya. Sebagai suatu kontelasi pusatpusat kegiatan yang berhirarki. Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 22 Pusat kegiatan diwilayah Kabupaten Tanah Datar merupakan simpul pelayanan sosial, budaya,ekonomi,dan/atau administrasi masyarakat di wilayah kabupaten.Dalam hal ini Kota Bukittinggi dan Kota Sawahlunto sebagai PKW sesuai RTRW ProvinsiSumatera Barat ikut berperan dalam memberi pelayanan bagi PKL-PKL lain yang ada disekitarnya termasuk Kota Batusangkar. Penetapan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan kewenangan kabupaten sesuai dengan potensi sumberdaya yang dimiliki oleh masing-masing kawasan. Sistem pusat-pusat permukiman di Kabupaten Tanah Datar ditentukan dengan pembobotan luas kawasan, jumlah penduduk, kepadatan,fasilitas pendidikan dan fasilitas kesehatan yang terdapat pada setiap kecamatan. Tabel 2.8 Rencana Struktur Kota-Kota Di KabupatenTanah Datar Sumber RTRW Kabupaten Tanah Datar 2011 – 2031 Pusat KegiatanLokal ( PKL ) Dengan mengacu pada RTRWN dan RTRW Provinsi Sumatera Barat maka Kota Batusangkar diarahkan sebagai Pusat Kegitan Lokal (PKL) di Kabupaten Tanah Datar. Dalam menunjang kebijakan bagi peningkatan kesejahteraan dan keadilan masyarakat melalui pembangunan sektor-sektor unggulan, maka PKL Batusangkar diarahkan sebagai pusat pelayanan utama yang berfungsi sebagai pusatpemerintahan,pusat perdagangan dan jasa,simpul transportasi utama. Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 23 Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) di Kabupaten Tanah Datar adalah Kecamatan Lintau Buo Utara dengan pusat kegiatan di Nagari Balai Tangah. Fungsi utama dari pusat kegiatan lokal promosi (PKLp)adalah sebagai berikut: Pusat perdagangan wilayah yang ditandai dengan adanya pasar-pasar grosir dan pergudangan komoditas sejenis Pusat kegiatan agro-industri berupa pengolahan barang pertanian jadi dan setengah jadisertakegiatan agro-bisnis. Pusat pelayanan agro-industri khusus( special agro industry services), pendidikan, pelatihan dan pemuliaan tanaman unggulan. Pusat Pelayanan Kawasan( PPK ) Pusat Pelayanan Kawasan di Kabupaten Tanah Datar terdiri dari 3 (tiga) kecamatan yaitu Kecamatan Pariangan dengan pusat di Nagari Simabur, Kecamatan Tanjung Emas dengan pusat di Nagari Saruaso dan Kecamatan Salimpaung dengan pusat di Nagari Tabek Patah. Fungsi utama dari pusat pelayanan kawasan ini adalah sebagaiberikut: Pusat perdagangan lokal yang ditandai dengan adanya pasar harian Pusat koleksi komoditas pertanian yang dihasilkan sebagai bahan mentah industri Pusat penelitian,pembibitan dan percontohan komoditas Pusat pemenuhan pelayanan kebutuhan permukiman pertanian. Pusat Pelayanan Lingkungan(PPL) Pusat Pelayanan Lingkungan di Kabupaten TanahDatar terdiri dari 9 (sembilan) kecamatan yaitu Kecamatan X Koto dengan pusat di Nagari Koto Baru, Kecamatan Batipuh Selatan dengan pusat di Nagari Sumpur, Kecamatan Batipuh dengan pusat di Nagari Batipuh Baruah, Kecamatan Rambatan dengan pusat di Nagari Rambatan, Kecamatan Sungai Tarab dengan pusat di Nagari Sungai Tarab, Kecamatan Sungayang dengan pusat di Nagari Sungayang, Kecamatan Padang Ganting dengan pusat di Nagari Padang Ganting, Kecamatan Lintau Buo dengan pusat di Nagari Buo, dan Kecamatan Tanjung Baru dengan pusat di Nagari Tanjung melayani Alam. Pusat-pusat kegiatan ini skala Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 berfungsi sebagai antar pusat yang nagari 24 Gambar 2.3. Rencana Pola Ruang Kabupaten Tanah Datar Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 25 Rencana pola pemanfaatan ruang wilayah menurut UU No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalah merupakan distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Rencana pola ruang wilayah kabupaten berfungsi: Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kabupaten; Mengatur keseimbangandan keserasian peruntukan ruang; Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untukdua puluh tahun; dan Sebagai dasar dalam pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah kabupaten. KawasanLindung Penetapan kawasan lindung di wilayah Kabupaten Tanah Datar mengacu pada beberapa peraturan perundang-undangan. Undang-Undang No.41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjelaskan bahwa penetapan atau pengukuhan kawasan hutan terlebih dahulu melalui proses inventarisasi kawasan hutan,setelah itu dilakukan proses penunjukan kawasan hutan, pemetaan batas kawasan hutan, pemetaan kawasan hutan dan penetapan kawasan hutan. Kawasan Hutan Lindung Kabupaten Tanah Datar memiliki hutan lindung 20.204,79 Ha atau15,12%dari luas wilayah Kabupaten Tanah Datar. Untuk mendapatkan kemakmuran rakyat yang berkeadilan dan berkelanjutan di Kabupaten Tanah Datar terkait dengan kehutanan,maka penyelenggaraan kehutanan dilakukan oleh pemerintah dengan mempertimbangkan dan memperhatikan hak masyarakat hukum adat yang ada pada masing-masing nagari. Kawasan hutan lindung yang terdapat di Kabupaten Tanah Datar tersebar pada setiap kecamatan. Kawasan hutan paling luas terdapat di Kecamatan Lintau Buo Utarayaitu: 6.878,05 Ha atau 33,82% dari total kawasan hutan lindung. Untuk lebih jelas mengenai sebaran kawasan hutan lindung di KabupatenTanah Datar. Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 26 Kawasan Perlindungan Setempat Kawasan perlindungan setempat adalah kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan-kawasan khusus setempat seperti sungai dan danau. Berdasarkan analisis terhadap kondisi lahan di Kabupaten Tanah Datar,khususnya areal sempadan danau dan sungai ditetapkan sebagai kawasan perlindungan setempat. Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya Perlindungan terhadap kawasan suaka alam dilakukan untuk melindungi keanekaragaman biota, tipe ekosistem, gejala dan keunikan alam bagi kepentingan plsma umumnya.Kawasan nutfah,ilmu suaka pengetahuan alam terdiri dan dari pembangunan cagar pada alam,suaka maragsatwa,hutan wisata.Daerah perlindungan plasma nutfah dan daerah pengungsian satwa.Kawasan suaka alam yang terdapat di Kabupaten Tanah Datar yaitu cagar alam,wisata alam, taman buru dan kawasan cagar budaya.Kawasan suaka alam yang terdapat diKabupaten Tanah Datarjuga tertuang dalam Peraturan Pemerintah No26 tahun 2008 tentang RTRWN dan dalam RTRW propinsi. Cagar Alam Kawasan cagar alam yang terdapat di Kabupaten Tanah Datar mempunyai luas kurang lebih yaitu 21.250,06 Ha yang terdiri dari cagar alam yang ditetapkan oleh pusat melalui RTRWN dan yang ditetapkan oleh provinsi melalui RTRW Provinsi Sumatera Barat Tahun 2009-2029.Cagar alam yang terdapat di Kabupaten Tanah Datar sesuai ketetapan dalam Peraturan Pemerintah No.26 Tahun 2008 tentang RTRWN sebanyak 6 (enam) buah kawasan cagar alam tersebut adalah sebagai berikut: Cagar Alam Lembah Anaidengan luas383,87Ha Cagar Alam SinggalangTandikekdengan luas area 4.227,80Ha Cagar Alam Marapidengan luasarea 6.305,90Ha Cagar Alam GunungSagodengan luasarea1.819,27 Ha Cagar Alam Barisan I dengan luasarea 7.374,82Ha Cagar Alam Baringin Saktidengan luasarea 0,03Ha. Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 27 Taman Wisata Alam Tanah Datar merupakan daerah tujuan wisata di Sumatera Barat selain alamnya yang indah juga ditunjang histori atau sejarah Tanah Datar dahulunya. Di Kabupaten Tanah Datar meliputi; Panorama Tabek Patah,Puncak Pato dan Payo Rapuih dapat dikembangkan untukpengembangan wisata alam/ekowisata. Kawasan Cagar Budaya Mengenai objek ataul okasi yang sesuai dengan kriteria diatas,ada beberapalokasi maupun objekyang dapat dikembangkan sebagai kawasan lindung cagar budaya, diantaranya adalah Makam Haji Miskin, Makam Tuanku Pamansingan, Mesjid Tuanku Pamansingan di Kecamatan X Koto, Surau Lubuk Bauak, Megalit Gunung Bungsu di Kecamatan Batipuh, Kuburan Panjang Tantejo Gurhano, Balairung Sari Tabek, Prasasti Pariangan di Kecamatan Pariangan, Prasasti Ombilin, Megalit Simawang, Rumah Tuo Kampai Nan Panjang, Prasasti Rambatan di Kecamatan Rambatan, Mesjid Limo Kaum, Benteng Van Der Capellen, Gedung Indo Jolito, Makam Sultan Muningsyah, Medan Bapaneh Koto Baranjak, Batu Batikam, Prasasti Kubu Rajo, Prasasti Saruaso II di Kecamatan Lima Kaum, Ustano Rajo Alam, Ustano Rajo Saruaso, Makam Indomo, Prasasti Adityawarman, Menhir Tambun Tulang, Makam Raja Ibadat, Prasasti Saruaso I, Megalit Talago Gunung, Prasasti Pompongan di Kecamatan Tanjung Emas, Makam Tuanku Kadhi, Makam Syech Ibrahim di Kecamatan Padang Ganting, Mesjid Rao-Rao, Medan Bapaneh Setangkai, Makam Ninik Janggut Hitam, Rumah Adat Tiang Panjang, Mesjid Sa’adah, Makam Tuan Titah, Makam Syech Kumango di Kecamatan Sungai Tarab, Makam Tuan Mangkudum di Kecamatan Salimpaung, Medan Nan Bapaneh Koto Laweh, Menhir Gunung di Kecamatan Tanjung Baru, Medan Nan Bapaneh Ateh Lago di Kecamatan Sungayang, Gedung Controlleur Buo, Ustano Rajo Buo, Makam Siti Hajir di Kecamatan Lintau Buo yang merupakan objek-objek yang memiliki nilai sejarah terutama berkaitan dengan sejarah perkembangan daerah dan budaya Kabupaten Tanah Datar. Untuk itu objek-objek tersebut perlu dilestarikan keberadaannya. Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 28 Lokasi/objek yang memiliki nilai-nilai sejarah bagi KabupatenTanah Datar 2.2. Kemajuan Pelaksanaan SSK Kabupaten Tanah Datar telah melakukan Pembuatan Dokumen SSK pada tahun 2010, Adapun maksud dibuat Dokumen SSK Kabupaten Tanah Datar adalah sebagai berikut : Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Tanah Datar (SSK) dimaksudkan supaya tersedianya dokumen rencana strategi sanitasi yang dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan perencanaan pembangunan sanitasi di Kabupaten Tanah Datar jangka menengah (2010 – 2015). Adapun tujuan dari penyusunan dokumen SSK ini dapat dijabarkan senagai berikut : Mengindentiikasi permasalahan dan isu-isu strategis sanitasi Kabupaten Tanah Datar Menetapkan kebijkan umum dan strategi sanitasi Kabupaten Tanah Datar 2010–2015 Tersusunnya prioritas pembangunan sanitasi untuk tahun 2010 – 2015 Terintegrasinya perencanaan sanitasi dengan aspek-aspek perencanaaan lainnya, terutama Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tanah Datar. 2.2.1 Air Limbah Domestik Kabupaten Tanah datar belum memiliki sistem pengelolaan air limbah secara off-site. Sebagian besar warga kota membuang limbah (black water) ke dalam septic tank yang tidak dirancang dan dibangun dengan baik bahkan bisa dikategorikan cubluk sehingga sangat berpotensi terjadinya Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 29 pencemaran air sumur. Dalam beberapa kasus ada juga rumah tangga yang membuang secara langsung limbah kakus mereka ke saluran air terbuka. Tabel 2.9 Sandingan SSK Sub Sektor Air Limbah Domestik 2.2.2 Persampahan Timbulan sampah dikabupaten Tanah Datar sebesar 690,72 M3/hari, Untuk layanan Persampahan di Kabupaten Tanah Datar sampai dengan saat ini mencapai 75,84 M3/hari yang dilayani dengan Truck 6 unit, Arm Roll 2 unit, Motor sampah 4 unit dan baru mencakup dibeberapa pasar yang tersebar di beberapa Kecamatan Kabupaten Tanah Datar yang diantaranya : Pasar Kota Batu Sangkar, Pasar Lintau, Pasar Simabur, Pasar Koto Baru, Pasar Sungai Tarab, Pasar Rao-Rao, Pasar Tabek Patah, Pasar Sumanik, Pasar Tanjung Mas, Untuk Kecamatan Lima Kaum dan Tanjung Mas pengangkutan dilakukan setiap hari dan Pasar-Pasar ditingkat Kecamatan Pengangkutan dilaksankan 1x Seminggu Lalu dibuang ke TPA di Bukit Sangkiang kecamatan Lima Kaum Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 30 Tabel 2.10 Sandingan SSK Sub Sektor Persampahan 2.2.3 Drainase Permukiman Kabupaten Tanah Datar mempunyai Tofografi yang tinggi dan bergelombang dan Kondisi ini yang membuat Kabupaten Tanah Datar tidak terlalu sering digenangi Air, adapun kejadian Banjir tetapi itu hanya sebagian kecil dan kejadiannya jauh dari permukiman. Adapun Hasil EHRA Kabupaten Tanah Datar 2015 yang menyatakan kejadian Banjir tidak pernah 94,9%, yang menyatakan tidak tahu 4,3%. Berarti bias disimpulkan bahwa Kabupaten Tanah Datar jarang sekali dilanda Banjir mengingat daerahnya yang antara 200-1.300 meter diatas permukaan laut. Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 31 Tabel 2.11 Sandingan SSK Sub Sektor Drainase Permukiman 2.3. Profil sanitasi saat ini A. Air Limbah Domestik Persentase yang buang tinja ke jamban pribadi di Kabupaten Tanah Datar cukup besar 68,6%, yang ke MCK umum 10,9% (EHRA 2015) selebihnya ketempat lainnya, Akan tetapiuntuk pembuangan akhir masih menggunakan cubluk yang jumlahnya mencapai 49,5%, sementara yang menggunakan tanki septic hanya 7,3% saja(EHRA 2015). Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di Tanah Datar belum maksimal penggunaannya ini dikarenakan pada waktu pembangunan kurang Sosialisasi atau kurangnya Pemicuan tentang bahayanya bila BAB sembarangan, seperti terlihat pada grafik dibawah ini : Grafik 1. Kepemilikan Jamban di Kabupaten Tanah Datar Sumber EHRA Kabupaten Tanah Datar 2015 Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 32 Grafik 2. tempat pembuangan akhir Tinja di Kabupaten Tanah Datar Sumber EHRA Kabupaten Tanah Datar 2015 Sementara untuk pengurasan Tanki septik antara 1-5 tahun sebesar 2,1% dan yang tak pernah melakuakan pengurasan persentasenya mencapai 86,1%. ini menandakan bahwa bangunan tanki septik masih banyak yang tidak kedap air atau dikategorikan ke cubluk. Seperti diagram dibawah ini : Grafik 3. waktu pengurasan Tanki septik Sumber EHRA Kabupaten Tanah Datar 2015 Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 33 Diagram Sistem Sanitasi (DSS) Air Limbah Domestik Sumber : Analisis Pokja Pada Diagram Sistem Sanitasi (DSS) diatas menerangkan kondisi pengaliran limbah padat ( Black Water ) dan Limbah Cair ( Greey Water ) dan sarana prasarana di Kabupaten Tanah Datar menurut EHRA dan data skunder, yang mana dalam Diagram Sistem Sanitasi tergambarkan dari mulai User Interface, Pengolahan awal, Pengangkutan/Pengaliran, Pengolahan Air terpusat, daur ulang/Pembuangan akhir. Tabel 2.12. Kondisi Prasarana Dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestic Di Kabupaten Tanah Datar Sumber : Analisis POKJA Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 34 Tabel 2.13. Cakupan Layanan Air Limbah Domestic Saat Ini Sumber : analisis Pokja Sanitasi B . Pengelolaan Persampahan Secara umum, jenis sampah dapat dibagi 2 yaitu sampah organik (sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering). Sampah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur, dll. Sampah jenis ini dapat terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami. Sebaliknya sampah kering, seperti kertas, plastik, kaleng, dan lain-lain tidak dapat terdegradasi secara alami. Sampah terbanyak dihasilkan dari permukiman dan pasar tradisional. Sampah pasar khusus seperti sayur Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 35 mayur dan buah-buahan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal dari permukiman umumnya sangat beragam dan terjadi pencampuran antara sampah organic dan anorganik, walaupun secara umum paling banyak sampah organik Berdasarkan hasil studi EHRA, sampah rumah tangga (berasal dari permukiman) dalam hal pengelolaannya dikumpulkan Oleh kolektor yang mendaur ulang 2%, Dikumpulkan dibuang ke TPS 4,9%, Dibakar 70,1%, dibuang ke sungai 12,1%, dan selebihnya dibuang ketempat lainnya, seperti terlihat pada grafik 2 dibawah ini : Grafik 4. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Kabupaten Tanah Datar Sumber EHRA Kabupaten Tanah Datar 2015 Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 36 Diagram Sistem Sanitasi (DSS) Sampah rumah tangga Sumber : Analisis Pokja Pada Diagram Sistem Sanitasi (DSS) diatas bisa dilihat Kondisi sampah dan sarana yang ada di Kabupaten Tanah Datar yang mana pegolahan secara dibakar masih tinggi persentase nya sebesar 70%. Tabel 2.14 timbulan sampah Perkecamatan di Kabupaten Tanah Datar Sumber : Analisis Pokja Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 37 Tabel 2.15 Cakupan Akses dan Sistem Layanan Persampahan Kecamatan di Kabupaten Tanah Datar Sumber : Analisis Pokja Tabel 2.16 Kondisi sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan Sumber : Kantor LH Kabupaten Tanah Datar Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 38 C . Pengelolaan Drainase lingkungan Posisi pengelolaan Sistem drainase Kabupaten Tanah Datar saat ini belum merupakan suatu sistem yang terencana secara sistematis dan menyeluruh. Saluran yang dibuat hanya disepanjang jalan Kabupaten dan belum menjangkau seluruh kawasan genangan, Hal ini disebabkan ketinggian daerah Kabupaten Tanah Datar berkisar antara 200 M-1000 M Dpl dan untuk kejadian banjir bias disimpulkan kecil kemungkinannya, sebagian saluran belum jelas arah pembuangannya dan masih terdapat saluran yang buntu. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi drainase Kabupaten Tanah Datar berada pada tahap pemeliharaan dan sebagian sedang dibangun. Menurut Studi EHRA Kabupaten Tanah Datar 2015 kejadian Banjir di Tanah Datar adalah sebagai berikut : yang mengatakan tidak pernah 94,9%, sekali dalam setahun 0,2%, Beberapa kali dalam setahun 0,4%, Tidak tahu 4,3%. Dalam chart bias dilihat seperti dibawah ini : Grafik 5. Kejadian Banjir Di Kabupaten Tanah Datar Sumber EHRA Kabupaten Tanah Datar 2015 Tingkat pengelolaan kesadaran drainase masyarakat masih kurang, Kabupaten karena Tanah berdasarkan Datar dalam pengamatan lapangan dan hasil EHRA sebanyak 12,1% masih ada responden yang membuang sampah sembarangan di aliran sungai dan saluran-saluran terbuka (drainase), sehingga sampah menyumbat drainase selain juga ketika hujan deras air meluap ke jalan karena saluran-saluran air tersumbat oleh sampah. Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 39 Diagram Sistem Sanitasi Drainase lingkungan Sumber : analisis Pokja Dari Diagram Sistem Sanitasi(DSS) diatas bisa dilihat buangan yang langsung ke saluran terbuka, untuk buangan dari dapur 15,1%, kamar mandi 15,2% dan cuci pakaian 15,3%. Tabel 2.17 Genangan di Kabupaten Tanah Datar Sumber : analisis Pokja Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 40 Tabel 2.18. Kondisi sarana dan Prasarana Drainase di Kabupaten Tanah Datar Kondisi sarana dan prasarana tidak ada data 2.4. Area beresiko dan permasalahan sanitasi A. Area Beresiko dan Permasalahan Air Limbah Domestik Salah satu permasalahan mendesak untuk sub sektor air limbah domestik adalah kebiasaan Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di Kabupaten Tanah Datar saat ini masih sangat tinggi yaitu 41,5%. Sesuai dengan isu yang ada, untuk cakupan kepemilikan jamban keluarga yang memenuhi syarat (tangki septik) baru mencapai 7,28% dan kesadaran masyarakat akan sanitasi yang baik dan lingkungan yang sehat masih kurang karena rendahnya pengetahuan mengenai pengelolaan air limbah domestic, di lingkungan masyarakat sistem pengolahan air limbah domestik yang digunakan di Kabupaten Tanah Datar yaitu sistem pengolahan secara individu di masing-masing rumah tangga, dan hanya sebagian kecil yang memiliki sistem pengolahan air limbah. Kabupaten Tanah Datar sampai saat ini juga belum memiliki bangunan IPAL sistem off site skala kota / koneksi penghubung dari sumber air limbah domestik hingga tempat pengolahan tersebut diperlukan untuk dilaksanakan terutama pada kawasan padat Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 41 penduduk. Ini menunjukkan bahwa posisi pengelolaan untuk sub sektor air limbah perlu di benahi dan dibutuhkan pemeliharaan yang seselektif mungkin. Pemerintah Kabupaten Tanah Datar sampai saat ini belum memiliki Masterplan air limbah, Selain itu, Pemerintah Kabupaten Tanah Datar juga belum memiliki Peraturan Daerah tentang Pengelolaan air limbah domestik. Oleh karenanya diperlukan penguatan aspek payung hukum dan kerangka teknis guna menjamin adanya situasi lingkungan yang lebih sehat dan aman, disamping juga sebagai pedoman dasar dalam pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tanah Datar. Gambar 2.4. Peta Area Beresiko Air Limbah Domestik Sumber EHRA dan Kesepakatan Pokja Sanitasi Kabupaten Tanah Datar 2015 Dari peta area beresiko air limbah domestik diatas dapat diartikan bahwa yang berwarna merah adalah daerah yang sangat beresiko permasalahan air limbah domestiknya, warna kuning menunjukan daerah tersebut beresiko tinggi, warna hijau menandakan daerah tersebut beresiko sedang dan warna biru Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 42 menunjukan daerah tersebut kurang beresiko. Khusus Nagari-Nagari warna merah dan kuning bisa dilihat pada tebel dibawah ini : Tabel 2. 19. Area Beresiko Sanitasi Air Limbah Domestik Sumber : EHRA dan Analisis Pokja Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 43 Permasalahan Mendesak Air Limbah Domestik B. Area Beresiko dan Permasalahan Pengelolaan Persampahan Pengelolaan persampahan di Kabupaten Tanah Datar sudah dilakukan secara terpadu tetapi dikarenakan daerah yang luas dan tofografi yang beragam pelayanan persampahan belum maksimal dilaksanakan. Pelayanan persampahan di Kabupaten Tanah Datar baru mencapai 62,58 M³/hari dari timbulan sampah Kabupaten sebesar 518 M³/hari atau hanya 12,08% yang terlayani Masih banyak Pasar-Pasar tradisional dan Nagari-Nagari yang belum terlayani, dikarenakan sarana dan prasarana persampahan masih kurang sehingga pengelolaan persampahan tidak maksimal. Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 44 Gambar 2.5. Peta Area Beresiko dan Permasalahan Pengelolaan Persampahan Sumber EHRA dan Kesepakatan Pokja Sanitasi Kabupaten Tanah Datar 2015 Dari peta area beresiko Persampahan diatas berwarna merah adalah daerah yang sangat diartikan bahwa yang beresiko permasalahan persampahannya, warna kuning menunjukan daerah tersebut beresiko tinggi, warna hijau menandakan daerah tersebut beresiko sedang dan warna biru menunjukan daerah tersebut kurang beresiko. Khusus warna merah dan kuning bisa dilihat pada tabel dibawah ini : Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 45 Tabel 2.19.b Area Beresiko Sanitasi Persampahan Sumber : EHRA dan Analisis Pokja Permasalahan Mendesak Persampahan C. Area Beresiko dan Permasalahan Drainase Wilayah genangan banjir di Kabupaten Tanah Datar bisa dikatakan tidak ada dan kalaupun ada itu terjadi bukan didaerah permukiman dan persennya pun dikisaran 0,1-1% saja dari luas wilayah Kabupaten. Hal ini dikarenakan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 46 Daerah Tanah Datar berada didaerah dataran tinggi. Adapun sarana dan prasarana pelayanan drainase di Kabupaten Tanah Datar masih parsial dan tidak terintegrasi dan posisi pengelolaan sistem drainase saat ini belum merupakan suatu sistem yang terencana secara sistematis dan menyeluruh. Saluran yang dibuat masih mengatasi masalah drainase jalan raya, sebagian saluran belum jelas arah pembuangannya dan masih terdapat saluran yang buntu. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi drainase kota dalam berada pada tahap pemeliharaan dan sebagian sedang dibangun. Adapun untuk pengelola layanan drainase belum dilengkapi dengan uraian tugas dan kewenangan yang rinci serta belum didukung oleh anggaran yang memadai, sehingga diperlukan Peraturan daerah dan peraturan walikota tentang pengelolaan drainase. Selain itu, isu lainnya adalah kesadaran masyarakat dalam pengelolaan drainase yang masih rendah dan tingkat kepedulian masyarakat dalam memelihara saluran drainase yang sudah ada sangat rendah. Hal ini ditunjukkan dengan adanya sinkronisasi pengelolaan drainase yang masih rendah baik secara vertikal maupun horizontal. Peta 2.6. Peta Area Beresiko dan Permasalahan Drainase Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 47 Sumber EHRA dan Analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Tanah Datar 2015 Dari peta area beresiko Drainase diatas dapat diartikan bahwa genangan hanya terjadi disebagian kecil Nagari-nagari yang ada di Kabupaten, Adapun yang mengalami masalah genangan dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.21. Area Beresiko Sanitasi Drainase Permukiman Sumber : EHRA dan Analisis Pokja Permasalahan Mendesak Drainase Lingkungan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2016-2020 48