JIPB, Vol. 01, No. 02, Mei 2014 ISSN: 2303-2820 BENTUK DAN MAKNA JARGON POLITIK DAN EKONOMI PADA SUB BAGIAN READERS’ FORUM DALAM HARIAN THE JAKARTA POST: SEBUAH KAJIAN WACANA Alfin Malelak; Fransiskus Bustan; Maria F. Sutini ABSTRACT This writing examined jargon in terms of their forms and meanings and on the aspects of politics and economics. The method employed in this writing was descriptive-qualitative research method. In addition, the researcher collected the data from the Readers’ Forum section of the Jakarta Post newspaper during February 2013. It was done by the means of note-taking technique. The data were then analyzed on the basis of discourse analysis assisted by a documentation study. The analysis toward the forms of jargon involved phonological, morphological and syntactical analysis on the subject of acronyms, abbreviations, words and phrases. On the other hand, the analysis toward the meanings employed local interpretation and analogy approaches. However, the analysis over forms and meanings was not done separately but was of twofold for every datum. In line with that, the main theory that served as the foundation of this research was discourse analysis supported by a set of other theories namely language variation, jargon, and newspaper, especially that of The Jakarta Post. The result of the study revealed that the jargons were found in the forms of acronym, abbreviation, word and phrases. Furthermore, most of the data identified were words and phrases specifically in the forms of nouns and noun phrases. On the basis of meaning, further classification in the light of the domains from which those jargon were originated gave the researcher a balanced dispersion; twenty nine data belonging to the category of politics and thirty four data belonging to the category of economics. While most of the jargon found were technical in nature, few of which have become mainstream terms. Key words: jargon, political and economic, the Jakarta Post newspaper PENDAHULUAN Bustan (2011:3) mengatakan bahwa manusia tidak mampu hidup dan bertahan dalam dunia faktual maupun simbolis tanpa adanya bahasa. Bahasa inilah yang menopang kehidupan manusia dan mengeratkannya dalam setiap pola-pola hubungan yang dibangun. Dalam dunia modern, peran bahasa menjadi semakin nyata dalam menembus batasan-batasan sosial dalam masyarakat, salah satunya lewat kehadiran media massa seperti harian atau koran. Koran berperan penting dalam memberikan kepada masyarakat akses terhadap informasi demi memenuhi kebutuhan akan pengetahuan. The Jakarta Post (selanjutnya TJP) sebagai salah satu harian terkemuka di Indonesia memberikan hal tersebut di atas dengan menjadi sumber informasi yang dipublikasikan secara nasional. Lebih dari itu, TJP merupakan satu dari sedikit koran berbahasa Inggris di Indonesia dan merupakan media yang menargetkan orang Indonesia yang berpendidikan baik serta orang–orang asing sebagai pembacanya 145 Bentuk dan Makna Jargon Politik dan Ekonomi pada Sub Bagian Reader’s Forum dalam Harian the Jakarta Post: Sebuah Kajian Wacana (Alfin Malelak; Fransiskus Bustan; Maria F. Sutini) (http://en.wikipedia.org/wiki/The_Jakarta_ Post, diakses pada 22 Februari 2013). TJP juga mendedikasikan satu halaman dalam tiap penerbitan, kecuali dalam edisi hari Minggu, untuk sebuah sub bagian yang disebut Reader’s Forum (selanjutnya RF). RF merupakan sebuah bagian khusus dimana para pembaca diberikan hak untuk memberikan komentar, klarifikasi, serta pertanyaan terhadap isu-isu yang telah dibahas oleh tulisan-tulisan dalam edisiedisi sebelumnya. Pada saat yang sama, sebagai koran dengan skala penerbitan yang luas, TJP mewahanai perkembanganperkembangan bahasa sebagai penyalur ide dari penulis-penulis yang dimuat karyanya. Perkembangan ini meliputi ranah-ranah khusus seperti politik, ekonomi, budaya, pendidikan, dan lainlain. Hal ini menjadi menarik untuk dikaji sebab komunikasi yang terjadi dalam lingkup yang teknis seperti di atas seringkali menggunakan jargon. Allan dan Burridge (2006:56) mengatakan bahwa jargon adalah bahasa khusus yang digunakan dalam situasi tertentu seperti dalam profesi atau kelompok tertentu. Di samping itu, jargon dapat hadir dalam bentuk teks, lisan maupu tertulis, yang berasal dari suatu ruang lingkup khusus dimana penggunapenggunanya berbagi pengetahuan yang sama akan kosa kata spesifik yang umum dipakai, bentuk-bentuk ekspresi bahasa dan penggunaan bahasa yang telah menjadi kebiasaan (Fadli, 2012:1). Pada satu sisi, jargon politik adalah salah satu wahana dalam komunikasi politik yang seringkali bertujuan untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang pada suatu pemahaman tertentu. Sedangkan jargon ekonomi pada sisi yang lain, merupakan bagian dari suatu proses komunikasi yang juga seringkali bertujuan mengajak atau menuntun pada pilihan-pilihan ekonomis tertentu. Hal inilah yang membuat jargon politik dan ekonomi pada sub bagian RF dalam harian TJP menjadi menarik untuk dikaji bentuk dan maknanya. 146 KERANGKA TEORI Sesuai dengan karakter dari masalah yang dikaji, kerangka teori yang menjadi dasar penelitian ini adalah teori wacana. Dalam sudut pandang kebahasaan, wacana mempunyai pengertian sebagai suatu bentuk komunikasi yang hadir dalam bentuk interaksi yang nyata antara pembicara serta pendengar yang terlibat secara aktif. Menurut Kridalaksana (1984), wacana berada dalam hirarki tertinggi dalam komponen-komponen penyusun sebuah bahasa yang terdiri atas fonem, morfem, frasa, klausa dan kalimat. Darma (2009:3-4) menyatakan bahwa sebuah wacana mempunyai karakter yakni ia hadir dalam bentuk sebuah rangkaian tuturan, menyatakan sebuah subjek tertentu dengan misi tertentu yang diatur secara sistematis, koheren dan lengkap, serta mencakup elemen segmental maupun non-segmental. Darma (2009:4) juga mengkategorikan wacana ke dalam empat bentuk dasar, yakni teks, pembicaraan, tindakan serta artefak. Teks dalam hal ini merujuk pada wacana tertulis, sedangkan pembicaraan adalah adalah wacana lisan. Di sisi lain, tindakan adalah wacana dalam bentuk sebuah aksi, seperti drama, deklamasi puisi, dan lain-lain. Artefak sebagai sebuah wacana merujuk pada “jejak rekam” atau sebuah sejarah, seperti pada bangunan adat, sebuah kota tua, dan lainlain. Lebih lanjut, Hum (2005) mengklasifikasikan wacana ke dalam beberapa perspektif, yakni bentuk, medium yang digunakan, jumlah penutur, karateristik, isi, gaya serta tujuan. Berdasarkan isi, wacana dapat dibagi atas beberapa kelompok, yakni wacana politik, wacana ekonomi, wacana social, wacana budaya, dan lain-lain. Thomas dan Wareing (1999) berpendapat bahwa wacana politik berhubungan dengan hal kekuasaan, yakni kekuasaan untuk membuat keputusan, mengontrol sumber daya, mengontrol perilaku bahkan terkadang juga nilai. Di lain pihak, wacana ekonomi mempunyai beberapa peran JIPB, Vol. 01, No. 02, Mei 2014 pokok, antara lain fungsi pemasaran, fungsi transaksi serta fungsi pelayanan. Analisa wacana dapat dilakukan dengan melihat keterpaduan antara teks yang ada dengan konteks yang menaunginya. Hal ini dilakukan untuk memberikan suatu penjelasan yang lebih menyeluruh dan dapat diandalkan terhadap fenomena wacana yang ada. Analisa yang mencakup konteks memberikan suatu pegangan yang solid terhadap argumentasi yang dibuat oleh orang yang melakukan analisa tersebut. Dengan demikian, menurut Wahab (1990), analisa wacana dapat dilakukan dengan menilik dua pola pendekatan, yakni pola interpretasi lokal serta analogi. Interpretasi lokal berfokus pada teks pada keadaan yang diobservasi, sedangkan analogi melihat juga pada tataran radius yang lebih luas sejauh itu masih relevan dengan teks yang ada. Di lain pihak, analisa terhadap bentuk wacana dapat menggunakan analisa phonologi, morfologi, serta sintaksis. Lebih lanjut, jargon sebagai sebuah bentuk variasi bahasa yang hadir oleh karena persinggungan antara bahasa sebagai medium komunikasi serta faktorfaktor sosial sangatlah dipengaruhi penggunaannya oleh konteks serta tujuan penggunaannya. Jargon dapat hadir sebagai bentuk “jalan pintas” dalam mengekspresikan ide-ide maupun perasaan yang dianggap terlalu kompleks dan tidak efisien untuk dijelaskan dalam komunikasi riil. Namun, jargon juga dapat hadir sebagai cara untuk mengeksklusifkan suatu kelompok sosial tertentu dari khlayak umum. Jargon dapat hadir dalam bentuk akronim, singkatan, kata, maupun frasa. Sedangkan dalam hal makna, jargon membawa beban makna yang teknis dan seringkali sulit dimengerti oleh orang awam. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kualitatif dengan tujuan untuk memaparkan temuan data sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Sampel penelitian ini dibatasi pada edisi TJP ISSN: 2303-2820 selama Februari 2013 dengan asumsi bahwa adanya eskalasi politik dan ekonomi nasional mengakibatkan maraknya penggunaan jargon dalam membahas isu-isu terkait. Sampel dianbil dari komentar-komentar pembaca yang dimuat pada sub bagian RF setelah melalui proses seleksi data. Seleksi data dilakukan dengan pola studi dokumentasi dan pengkodean demi memudahkan analisa data. Data dianalisa secara kualitatif dengan menggunakan metode induktif. Intepretasi pada data dilakukan secara seksama dengan merujuk pada sumbersumber yang ada demi menjamin validitas dan keandalan. HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, ditemukan jargon politik dan ekonomi dalam jumlah yang cukup banyak dalam sub bagian RF pada harian TJP selama Februari 2013. Berdasarkan pembagian bidang yakni politik dan ekonomi, data terdispersi secara cukup merata. Di lain pihak, pengklasifikasian berdasarkan bentuk mengungkap temuan jargon dalam bentuk akronim, singkatan, kata dan frasa. Akronim Akronim adalah suatu bentuk penyingkatan dimana sederet huruf yang mewakili masing-masing kata diucapkan seperti sebuah kata, namun sebenarnya bukanlah sebuah kata. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan dua jargon politik dalam bentuk akronim, yakni NATO dan ASEANAPOL. NATO merujuk pada ungkapan politis NO ACTION TALK ONLY dan secara fonologi diucapkan seperti /’neItƏʊ/. Secara bentuk, jargon ini merupakan bentuk permainan bahasa yang menyerupai singkatan yang sama untuk North Atlantic Treaty Organization. Jargon ini seringkali digunakan untuk menyebut pihak-pihak yang sering berkomentar namun tidak mempunyai aksi 147 Bentuk dan Makna Jargon Politik dan Ekonomi pada Sub Bagian Reader’s Forum dalam Harian the Jakarta Post: Sebuah Kajian Wacana (Alfin Malelak; Fransiskus Bustan; Maria F. Sutini) nyata untuk mendatangkan perubahan. Di sisi lain, ASEANAPOL merujuk pada Association of South East Asian Nations’ Chief of Police (Asosiasi Kepala Badan Kepolisian Negara-Negara Asia Tenggara) dan secara fonologis diucapkan seperti /’æsiæna’pɒl/. Singkatan Lain halnya dengan akronim, singkatan adalah suatu bentuk kontraksi dimana sederet huruf yang mewakili masingmasing kata diucapkan secara terpisah dan bukan seperti sebuah kata. Merujuk pada hasil penelitian, ditemukan empat jargon ekonomi berbentuk singkatan yakni Ltd, PPP, RM, dan CEO. Ltd merujuk pada terminologi limited, yakni suatu bentuk badan usaha dimana hak dan kewajiban dari pemegang aset ditentukan oleh besarnya aset yang diinvetasikan ke badan usaha tersebut. PPP merujuk pada Purchasing Power Parity, yakni suatu teknik moneter untuk menentukan nilai relatif dari mata uang yang berbeda sebagai cara untuk mengestimasi daya beli dari suatu mata uang asing di suatu negara. RM merujuk pada jabatan Relationship Manager, yakni suatu profesi dengan tanggung jawab untuk memfasilitasi hubungan kerjasama serta komunikasi yang baik antara suatu badan usaha dengan badan usaha rekanan atau dengan konsumen. Sedangkan CEO merujuk pada Chief Executive Officer, yakni posisi eksekutif tertinggi dalam sebuah korporasi dimana pemangku jabatan ini bertanggung jawab terhadap dewan direksi serta pemegang saham serta bertugas untuk mengatur jalannya badan usaha tersebut. Kata Menurut Kroon (2011:13), kata merupakan realisasi fisik dari sebuah unit kosakata abstrak. Dengan demikian, satu unit kosakata (leksim) dapat membentuk lebih dari satu kata tergantung pada perubahan bentuk yang terjadi. Berdasarkan pada hasil penelitian, ditemukan sebanyak 11 jargon politik dalam bentuk kata benda, 15 jargon ekonomi dalam bentuk kata benda, dan 1 jargon ekonomi dalam bentuk kata sifat. Demikian di deskripsikan dalam table 1. Tabel 1: Kata-kata jargon politik dan ekonomi No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 148 Bidang Politik Politik Politik Politik Politik Politik Politik Politik Politik Politik Politik Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi Kelas Kata Kata Benda Kata Benda Kata Benda Kata Benda Kata Benda Kata Benda Kata Benda Kata Benda Kata Benda Kata Benda Kata Benda Kata Benda Kata Benda Kata Benda Kata Benda Kata Benda Kata Benda Kata Benda Kata Benda Kata Benda Kata Benda Jargon Democracy Reformasi Colonization Bureaucracies Tyranny Coalition Referendum Incumbent Propaganda Reshuffle Dynasties Cartels Banknotes Revaluation Equilibrium Commission Capitalist Premiums Corporation Hyperinflation Subsidy JIPB, Vol. 01, No. 02, Mei 2014 22. 23. 24. 25. 26. 27. Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi ISSN: 2303-2820 Kata Benda Kata Benda Kata Benda Kata Benda Kata Benda Kata Sifat Frasa Frasa adalah kumpulan dua atau lebih kata yang membentuk satu unit gramatikal tanpa adanya elemen predikatif dan struktur subjek-predikat (Kroon, 2012:54). No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. Bidang Politik Politik Politik Politik Politik Politik Politik Politik Politik Politik Politik Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi Monopolies Consortium Bailout Recession Enterprises Macroeconomic Merujuk pada hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemukan sebanyak 30 frasa dengan deskripsi seperti terlihat dalam tabel 2 berikut. Tabel 2: Frasa-frasa jargon politik dan ekonomi Jenis Frasa Jargon Frasa Kata Benda The House Frasa Kata Benda Third World Frasa Kata Benda Second Amendment Frasa Kata Benda Summit Diplomacy Frasa Kata Benda Diplomatic-Channel-Diplomacy Frasa Kata Benda Inquiry Committee Frasa Kata Benda Win-Win Solution Frasa Kata Benda Chief Patron Frasa Kata Benda Apartheid Regime Frasa Kata Benda Isolationist Policy Frasa Kata Benda Carte Blanche Frasa Kata Benda New Order Frasa Kata Benda Plenary Session Frasa Kata Benda Advisory Board Frasa Kata Benda Supreme Assembly Frasa Kata Benda Status Quo Frasa Kata Benda Fourth Quarter Frasa Kata Benda Five Star Frasa Kata Benda Gini Coefficient Frasa Kata Benda Balance Sheet Frasa Kata Benda Import Quota Frasa Kata Benda Codeshare Agreement Frasa Kata Benda Supply Chains Frasa Kata Benda Money Laundering Frasa Kata Benda Master Franchisee Frasa Kata Benda Market Share Frasa Kata Benda Soft Loans Frasa Kata Benda Gross Domestic Product Frasa Kata Benda Minimum regional Wage Frasa Kata Benda Highest Bidder KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terdahulu, dapat disimpulkan hal-hal yang berkaitan dengan bentuk dan makna jargon politik dan ekonomi dalam sub bagian RF pada TJP selama Februari 2013 sebagai berikut; 1. Dari segi bentuk, jargon politik dan ekonomi dalam RF pada TJP edisi Februari 2013 ditemukan dalam bentuk akronim, singkatan, kata dan 149 Bentuk dan Makna Jargon Politik dan Ekonomi pada Sub Bagian Reader’s Forum dalam Harian the Jakarta Post: Sebuah Kajian Wacana (Alfin Malelak; Fransiskus Bustan; Maria F. Sutini) frasa. Data yang ditemukan sebanyak 29 jargon politik dan 34 jargon ekonomi. Dari data ini, 2 data merupakan akronim, 4 data merupakan singkatan, 26 data merupakan kata benda, 1 data merupakan kata sifat, dan 30 data merupakan frasa kata benda. 2. Dari segi makna, ditemukan bahwa sebagian besar jargon bersifat teknis dan akademis, sedangkan sebagian kecilnya telah beralih menuju terminologi yang cenderung mainstream. REFERENSI Badara, A. 2012. ANALISIS WACANA: Teori, Metode, dan Penerapannya pada Wacana Media. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Bustan, F. 2011. Language and Culture: An Overview. Bahan Ajar Language and Culture. Kupang: FKIP UNDANA (unpublished) Bustan, F. 2012. Wacana. Bahan Ajar Mandiri. Kupang: FKIP Universitas PGRI NTT (unpublished) Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia: Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Darma, Y. A. 2009. Analisis Wacana Kritis. Bandung: YRAMA WIDYA. Fadli, L. 2012. A Descriptive Analysis of Jargon in Housekeeping Division at Cakra Kusuma Hotel. Unpublished Thesis. Yogyakarta: Yogyakarta State University. Holmes, J. 2001. An Introduction to Sociolinguistics. Second Edition. London: Pearson Education. Hornby, A. S. 1989. Oxford English Dictionary. London: Oxford University Press. Kroon, Y. 2012. Syntax. Teaching Materials. Kupang: FKIP UNDANA (unpublished). Kroon, Y. 2011. Morphology. Teaching Materials. Kupang: FKIP UNDANA (unpublished). 150 Peni, E. 2012. Form and Meaning of Euphemism in Political News on Timor Express Daily Newspaper Period March 2011. Unpublished Thesis. Kupang: Nusa Cendana University. Prent, K. et al. 1969. Kamus LatinIndonesia. Semarang: Jajasan Kanisius. Semiun, A. 2011. Semantics. Bahan Ajar Mandiri. Kupang: FKIP UNDANA (unpublished) Semiun, A. 2011. Discourse Analysis. Teaching Materials. Kupang: FKIP UNDANA (unpublished) Sir, D. 2012. Ragam Bahasa Politik dalam Rubrik Opini Surat Kabar Suara Pembaharuan- Sebuah Analisis Teks Media. Unpublished Thesis. Kupang: Nusa Cendana University. Subiakto, H. and Ida, R. 2012. KOMUNIKASI: Politik, Media, & Demokrasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Thomas, L. and Wareing, S. 1999. Bahasa, Masyarakat dan Kekuasaan. Translation by Sunoto, et al. 2007. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR. Wahab, A. 1990. Butir-butir Linguistik. Surabaya: Airlangga University Press. Wijana, I D Putu & Rohmadi, M. 2008. Semantik: Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka. Yosef, Jani. 2009. To Be A Journalist. Yogyakarta: Graha Ilmu. Halligan, N. A Short Course on Writing Technical Reports. (http://www.technical-writingcourse/index.html. retrieved on March 31, 2012) Saussure, Ferdinand de. Course in General Linguistics. (http://www.colorado.edu/English/ENGL2 012Klages/saussure.html) http://alamattugas.blogspot.com/2012/11/v -behaviorurldefaultvmlo_22.html, retrieved on 22 February 2013 http://en.wikipedia.org/wiki/The_Jakarta_ Post, retrieved on 22 February 2013 http://en.wikipedia.org/wiki/Economy, retrieved on 22 February 2013 JIPB, Vol. 01, No. 02, Mei 2014 http://en.wikipedia.org/wiki/Politics, retrieved on 22 February 2013 http//id.en.wikipedia.org./wiki/newspaper, retrieved on 22 February 2013 ISSN: 2303-2820 http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_news papers_in_Indonesia, retrieved on 22 February 2013 http://en.wikipedia.org/wiki/Loanword, retrieved on 15 March 2013 151 Bentuk dan Makna Jargon Politik dan Ekonomi pada Sub Bagian Reader’s Forum dalam Harian the Jakarta Post: Sebuah Kajian Wacana (Alfin Malelak; Fransiskus Bustan; Maria F. Sutini) 152 JIPB, Vol. 01, No. 02, Mei 2014 ISSN: 2303-2820 153