Hubungan Preeklampsia dan Hipertensi Gestasional dengan Berat Badan Lahir Bayi di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2012 Dara Wulan Sari Afandy1, Hanif M Noor2, Adriani3 1. 2. 3. Mahasiswa fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mataher Jambi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Jambi Abstract Background: Maternal mortality rate along with the infant mortality rate has been an indicator of success in the development of the health sector. One cause of morbidity and mortality fetal and maternal are hypertension in pregnancy. In Indonesia mortality and morbidity of hypertension in pregnancy are still high enough for both mother and fetus. Women with hypertension in pregnancy are at risk for having a baby with low birth weight. This study aims to determine the relationship between preeclampsia (proteinuria+) and gestational hypertension (proteinuria - ) with a birth weight infants in Raden Mattaher Jambi hospital period 2012. Methods: This study used cross-sectional study design. The study was conducted in the Obstetrics and Gynecology section of Raden Mattaher Jambi hospital period January to December 2012. Study sample were pregnant women who had hypertension in pregnancy, preeclampsia and gestational hypertension types who were hospitalized in the Obstetrics and Gynecology section of Raden Mattaher Jambi hospital period January to December 2012. Total sample in this study were 80 samples. Data collection instrument in this study were medical records. Data were analyzed using Chi Square test analysis. Results: Characteristic of patients with preeclampsia and gestational hypertension in RSUD Raden Mattaher Jambi, most patients were in the age group 21-35 years (66.3%), gestational age 39 weeks (32.5%) and the diagnosis of severe preeclampsia (52.5%). Birth weight of 63 mothers with preeclampsia were obtained 48 (76.2%) had a normal birth weight (2500-4000 g), 13 (20.6%) had low birth weight (<2500 grams) and 2 (3.2%) had large birth-weight (> 4000 grams). Whereas birth weight of 17 mothers with gestational hypertension were obtained 16 (94.1%) had a normal birth weight (2500-4000 g) and 1 (5.9%) had a large birth weight (> 4000 g). Results of chi square analysis found no significant association between preeclampsia and gestational hypertension with birth weight infants (p = 0.094) Conclusions: There is no significant correlation (0.094) between preeclampsia and gestational hypertension with birth weight infants in Raden Mattaher Jambi hospital period 2012. Key words: Preeclampsia, Gestational Hypertension, Birth Weight Infants PENDAHULUAN 1980. Salah satu dari delapan Millennium Upaya meningkatkan kesehatan ibu dan Development menurunkan angka kematian ibu (AKI) meningkatkan kesehatan ibu (MDG 5). telah menjadi topik pembicaraan penting Komunitas internasional telah berkomitmen dalam konferensi internasional sejak tahun untuk menurunkan AKI di negara masing- Goals (MDGs) adalah masing sebanyak 75% antara tahun 1999 dalam kehamilan dengan proteinuria yaitu sampai tahun 2015.1 preeklampsia-eklampsia Angka kematian ibu bersama dengan dan hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia. angka kematian bayi senantiasa menjadi Dimana indikator keberhasilan pembangunan pada kehamilan secara nyata meningkatkan risiko sektor kesehatan. Menurut World Health mortalitas Organization Hipertensi (WHO), diperkirakan kombinasi dan proteinuria morbiditas saja selama perinatal. berkaitan dengan kematian maternal terjadi lebih dari 500.000 peningkatan angka kematian janin sebesar kasus per tahun di seluruh dunia, yang tiga kali lipat.5 terjadi akibat proses reproduksi. Salah satu Memburuknya hipertensi terutama apa penyebab morbiditas dan mortalitas ibu dan bila disertai proteinuria merupakan pertanda janin adalah preeklamsia dengan angka buruk. kejadiannya berkisar antara 0,51% - 38,4%. hipertensi Menurut Depkes RI, pada tahun 2005 kasus keseluruhan preeklamsia kematian bayi.5 dan eklamsia memiliki Sebaliknya hanya yang proteinuria tanpa menimbulkan efek kecil pada angka persentase kasus sebesar 4,91% dari seluruh Selain menyebabkan mortalitas pada kasus obstetri di rumah sakit di Indonesia, janin. Hipertensi dalam kehamilan juga bisa dengan Case Fatality Rate sebesar 2,35% mempengaruhi berat badan lahir bayi. Berat yang merupakan penyebab kematian ibu badan terbesar.3 ditimbang dalam waktu 1 jam pertama lahir bayi adalah berat yang Hipertensi dalam kehamilan merupakan setelah lahir. Ada beberapa klasifikasi untuk 5-15% penyulit kehamilan dan merupakan bayi baru lahir diantaranya klasifikasi salah satu dari tiga penyebab tertinggi menurut berat lahir dan klasifikasi menurut mortalitas dan morbiditas ibu bersalin. Di usia gestasi atau umur kehamilan. Wanita Indonesia morbiditas dengan hipertensi dalam kehamilan berisiko hipertensi dalam kehamilan juga masih untuk melahirkan bayi dengan berat badan cukup tinggi. Hal ini disebabkan selain lahir rendah. Berat badan lahir rendah etiologi tidak jelas, juga oleh perawatan adalah bayi yang dilahirkan dengan berat < dalam persalinan masih ditangani oleh 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. petugas non medis dan sistem rujukan yang Pada belum sempurna.4 uteroplasenta mortalitas dan Ada 2 hipertensi dalam kehamilan tanpa preeklampsia berat, berkurang perfusi sehingga menyebabkan peningkatan insiden Intra proteinuria yaitu hipertensi kronik dan Uterine Growth Retardation (IUGR), hipertensi gestasional dan ada 2 hipertensi hipoksia janin dan kematian perinatal. Dimana, intra uterine growth retardation pernah diteliti oleh Wardhani di Rumah ini Sakit Karyadi tahun 2007 sebanyak 36 ibu bisa mempengaruhi setiap organ walaupun efeknya pada tiap organ tidak dengan sama. Jika gangguan pertumbuhan terjadi preeklampsia (72%) akan melahirkan bayi pada akhir kehamilan, pertumbuhan jantung, dengan berat badan lahir rendah.10 otak dan tulang rangka tampak paling sedikit terpengaruh. Sedangkan ukuran hipertensi gestasional dan Mengingat bahwa penelitian tersebut dilakukan di Pulau Jawa dengan perbedaan hati,limpa dan timus sangat berkurang. keadaan, Keadaan masyarakatnya, selain itu belum ada data klinis ini disebut gangguan tempat, maupun hidup pertumbuhan asimetris yang biasanya terjadi apakah gestasional dan pada bayi yang dilahirkan dari wanita preeklampsia berhubungan dengan berat penderita kehamilan. badan lahir bayi di Rumah Sakit Raden Selain itu berat lahir ditentukan oleh kedua Mattaher Jambi maka penulis menganggap durasi kehamilan dan laju pertumbuhan perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui janin. hubungan hipertensi dalam Preeklampsia secara signifikan hipertensi pola preeklampsia dan hipertensi meningkatkan risiko kelahiran prematur gestasional dengan berat badan lahir bayi di iatrogenik (delivery) untuk indikasi ibu.7,8,9 RSUD Raden Mattaher Jambi tahun 2012. Pada tahun 2012 di RSUD Raden METODE PENELITIAN Mattaher didapatkan data dari rekam medis Penelitian ini merupakan penelitian analitik yaitu jumlah kasus hipertensi kehamilan yaitu menjelaskan hubungan antara jenis sebanyak 92 dari 135 ibu hamil dan hipertensi dalam kehamilan dengan berat merupakan salah satu kasus tersering. Masih lahir bayi di RSUD R. Mattaher Jambi. besarnya Rancangan angka kejadian hipertensi penelitian yang digunakan kehamilan di RSUD Raden Mattaher, adalah rancangan cross sectional. membuat peneliti berniat untuk melakukan Pengambilan sampel dalam penelitian ini penelitian dengan mencari hubungan antara menggunakan total sampling yaitu pasien hipertensi dengan proteinuria positif dan yang hipertensi dengan proteinuria negatif dengan kehamilan jenis preeklampsia dan hipertensi berat setelah gestasional yang memenuhi kriteria inklusi dilakukan survei awal dari data yang ada di di RSUD R. Mattaher Jambi Periode RSUD Sakit Raden Mattaher, hipertensi Januari- Desember 2012. dalam kehamilan yang banyak terdiagnosa Instrumen penelitian berbentuk rekam medis adalah hipertensi pasien periode januari- desember 2012. gestasional. Penelitian yang hampir sama Kemudian dilakukan Analisis data secara lahir bayi. Kemudian preeklampsia dan mengalami hipertensi dalam univariat dengan gambaran distribusi dari Rahmayanti di RSUP Dr. M. D Jamil semua variabel dan analisis bivariat untuk Padang dimana Lebih dari separuh (65,3%) melihat hubungan antar variabel. ibu mengalami preeklampsia berat pada usia HASIL DAN PEMBAHASAN 20-35 tahun.16 Selain itu penelitian Wardani Karakteristik sampel dalam penelitian di RSUD dr. M. Soewandhie Surabaya ini meliputi; umur, usia kehamilan diagnosis didapatkan hasil sebagian besar 160 (71,1%) masuk, tekanan darah sistolik, berat badan ibu hamil di poli hamil RSUD dr. M lahir bayi dan proteinuria. Hasil penelitian Soewandhie Surabaya periode Januari-Juni menemukan bahwa karakteristik sampel 2011 berusia 20-35 tahun.27 penelitian didominasi oleh kelompok umur Hal ini sesuai dengan teori yang 21-35 tahun (66,3%), usia kehamilan 39 menyatakan minggu predisposisi dari hipertensi dalam kehamilan (32,5%), dan diagnosis bahwa salah preeklampsia berat (52,5%). adalah usia 20-30 tahun.16 4.1.1 Umur Ibu 4.1.2 Usia Kehamilan Distribusi frekuensi umur ibu yang satu faktor Distribusi frekuensi usia kehamilan ibu mengalami preeklampsia dan hipertensi yang gestasional di RSUD Raden Mattaher Jambi hipertensi gestasional di RSUD Raden Tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 4.1. Mattaher Jambi Tahun 2012 dapat dilihat Tabel 4.1 Distribusi frekuensi umur Ibu yang mengalami preeklampsia dan hipertensi gestasional di RSUD Raden Mattaher Jambi Umur Ibu N % pada Tabel 4.2. <20 tahun 6 7,5 21-35 tahun 53 66,3 >35 tahun 21 26,3 Jumlah 80 100 mengalami preeklampsia dan Tabel 4.2 Distribusi frekuensi usia Kehamilan ibu yang mengalami preeklampsia dan hipertensi gestasional di RSUD Raden Mattaher Jambi Usia Kehamilan N % 37-41 minggu 78 97,5 >42 minggu 2 2,5 Jumlah 80 100 Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa dari 80 sampel dengan preeklampsia dan hipertensi gestasional di RSUD Raden Mattaher Jambi paling banyak adalah usia 21-35 tahun (53%) dan presentase terkecil (7,5%) pada usia <20 tahun. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Tabel 4.2 diatas menunjukkan usia kehamilan ibu yang mengalami preeklampsia dan hipertensi gestasional di RSUD Raden Mattaher Jambi terbanyak adalah pada usia kehamilan 37-41 minggu dan presentase terkecil pada usia kehamilan > 42 minggu. Hasil yang sama juga preeklampsia dan 12 ibu yang mengalami didapatkan dari penelitian Yani dimana usia hipertensi gestasional.10 kehamilan 4.1.5 terbanyak terjadinya preekalmpsia adalah pada trimester III Tekanan Darah Distribusi frekuensi tekanan darah Kehamilan.28 Kondisi ini diduga karena sistolik reaktivitas vaskular dimulai umur kehamilan mengalami preeklampsia dan hipertensi 20 minggu. Meskipun terdeteksi umumya gestasional di RSUD Raden Mattaher Jambi pada trimester II kehamilan.4 Tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 4.5. 4.1.3 Diagnosis Pertama pada Ibu yang Tabel 4.4 Distribusi frekuensi tekanan darah sistolik dan diastolik pada ibu yang mengalami preeklampsia dan hipertensi gestasional di RSUD Raden Mattaher Jambi Tekanan Tekanan Tekanan mengalami Preeklampsia dan Hipertensi Gestasional Distribusi frekuensi diagnosis pertama ibu yang mengalami preeklampsia dan dan diastolik darah pada darah sistolik hipertensi gestasional di RSUD Raden Tabel 4.3 Distribusi frekuensi diagnosis pertama ibu yang mengalami preeklampsia dan hipertensi gestasional di RSUD raden Mattaher Jambi Tahun 2012 Diagnosis masuk N % yang darah diastolik Mattaher Jambi Tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 4.3. ibu N % N % ≥140/ ≥90 28 34,6 46 56,8 ≥160/≥ 52 64,2 33 40,7 80 100 80 100 110 Jumlah PER 24 30 PEB 42 52,5 (64,2%) memiliki tekanan darah sistolik Hipertensi Gestasional 14 17,5 lebih dari 160 mmHg dan tekanan darah Jumlah 80 100 diastolik ≥ 90 mmHg (56,8%). Hasil Tabel 4.4 menunjukkan 52 responden Penelitian yang sama juga didapatkan oleh Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 80 sampel didapatkan masuk ibu Tekanan sistolik subyek 158,20 ±16,53 terbanyak adalah preeklampsia berat 42 mmHg (rentang 140-210), tekanan diastolik (52,5%) dan diagnosis masuk terkecil subyek rata-rata 101,20 ±9,56 mmHg adalah hipertensi gestasional 14 (17,5%). (rentang 90 – 120 mmHg).10 Peningkatan Hasil yang sama juga didapat dari penelitian tekanan Wardhani terjadinya invasi trofoblas pada lapisan otot bahwa diagnosis Wardhani dimana rata-rata tekanan darah 32 ibu mengalami darah ini diakibatkan tidak arteri spiralis akibatnya arteri spiralis tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri dan 1 (5,9%) memiliki berat badan lahir spiralis tidak memungkinkan mengalami lebih distensi dan vasodilatasi akibatnya terjadi dikatakan bahwa kelainan vaskularisasi peningkatan tekanan darah.4 plasenta 4.1.6 Berat Badan Lahir Bayi kegagalan (>4000 gram). pada Didalam hipertensi remodeling teori menyebabkan arteri spiralis, Distribusi frekuensi berat badan lahir sehingga terjadilah penurunan uteroplasenta bayi pada ibu yang mengalami preeklampsia yang dampaknya menyebabkan intrauterine dan hipertensi gestasional di RSUD Raden growth retardation.4 Namun hasil yang Mattaher Jambi Tahun 2012 dapat dilihat didapat pada penelitian ini tidak semua bayi pada Tabel 4.5. yang lahir dari ibu preeklampsia akan Tabel 4.5 Distribusi frekuensi berat badan lahir bayi pada ibu yang mengalami preeklampsia dan hipertensi gestasional di RSUD Raden Mattaher Jambi Berat badan Diagnosis lahir bayi preeklamps Hipertensi ia Gestasional N % N % < 2500 gram 13 20,6 0 0 2500-4000 48 76,2 16 94,1 memiliki berat badan lahir rendah. Kondisi ini diduga karena responden yang diambil dalam penelitian ini adalah ibu yang mengalami hipertensi kehamilan dengan usia kehamilan > 37 minggu (aterm). 4.2 Hubungan hipertensi preeklampsia gestasional dengan dan berat badan lahir bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi tahun 2012 gram >4000 gram 2 3,2 1 5,9 Jumlah 63 100 17 100 Hasil penelitian menemukan bahwa Ibu yang hipertensi dengan proteinuria negatif melahirkan bayi normal 100% dibandingkan dengan Tabel 4.5 menunjukkan bahwa berat badan lahir bayi dari 63 sampel ibu yang mengalami preeklampsia didapatkan 48 (76,2%) memiliki berat badan lahir normal (2000-4000 gram) dan 13 (20,6%) memiliki berat badan lahir rendah ( <2500 gram). Sedangkan, berat badan lahir bayi dari 17 sampel ibu yang mengalami hipertensi gestasional didapatkan 16 (94,1%) memiliki berat badan lahir normal (2000-4000 gram) ibu yang hipertensi dengan proteinuria positif melahirkan bayi normal 79,4%. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan dengan Wardhani di Rumah Sakit dr. Kariadi tahun 2007 dimana 36 ibu hamil (72%) yang mengalami preeklampsia dan hipertensi gestasional melahirkan bayi dengan berat badan rendah dan 14 ibu hamil (28%) dengan preeklampsia dan hipertensi gestasional melahirkan bayi dengan berat badan normal.10 Selain itu Xiong dkk, 2000 durasi kehamilan dan laju pertumbuhan menemukan dari hasil penelitian mereka janin. didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang meningkatkan risiko kelahiran prematur signifikan antara ibu normotensi dengan ibu iatrogenik (delivery) untuk indikasi ibu.7,4 hipertensi gestasional dengan berat badan KESIMPULAN lahir bayi dan juga tidak ada hubungan yang Karakteristik penderita preeklampsia dan signifikan antara ibu normotensi dengan ibu hipertensi gestasional di Rumah Sakit preeklampsia dengan berat badan lahir Umum Daerah Raden Mattaher Jambi bayi.8 Hasil yang sama juga diperoleh dari kelompok umur 21-35 tahun (66,3%), usia penelitian Ratih dkk, Berdasarkan penelitian kehamilan 39 minggu (32,5%), diagnosis ini didapatkan bahwa walaupun kadar Preeklampsia berat (52,5%), pada ibu albumin urin pada ibu hamil dengan preeklampsia berat bayi lahir dari 63 sampel preeklampsia berat lebih tinggi dibanding didapatkan ibu hamil normotensi namun tidak terdapat badan lahir normal (2500-4000 gram), 13 perbedaan berat badan lahir bayi yang (20,6%) mengalami BBLR (<2500 gram) dilahirkan serta tidak terdapat hubungan dan 2 (3,2%) memiliki berat badan lahir antara kadar albumin urin dengan berat lebih (>4000 gram). Sedangkan pada ibu badan hipertensi gestasional dari 17 sampel di lahir bayi pada ibu dengan preeklampsia berat. Preeklampsia secara signifikan 48 (76,2 %) memiliki berat dapatkan 16 (94,1%) memiliki berat badan Hasil uji Chi square diperoleh nilai (P- lahir normal (2500-4000 gram) dan 1 Value 0,094) ini berarti bahwa tidak (5,9%) memiliki berat badan lahir lebih terdapat hubungan yang signifikan antara (>4000 gram). Tidak terdapat hubungan preeklampsia dan hipertensi gestasional yang signifikan (0,094) antara preeklampsia dengan berat badan lahir bayi di Rumah dan hipertensi gestasional dengan berat Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi badan lahir bayi di Rumah Sakit Umum tahun 2012. Hal ini berbeda dengan teori Daerah Raden Mattaher Jambi tahun 2012. wanita dengan hipertensi dalam kehamilan DAFTAR PUSTAKA berisiko untuk melahirkan bayi dengan berat 1. badan lahir rendah. Pada preeklampsia berat, perfusi uteroplasenta berkurang 2. 3. sehingga menyebabkan peningkatan insiden 4. Intra Uterine Growth Retardation (IUGR), hipoksia janin dan kematian perinatal. Selain itu berat lahir ditentukan oleh kedua 5. World Health Organization, 2007. Maternal Mortality in 2005 : Estimates Developed by WHO, UNICEF, UNFPA, and the World Bank. Geneva: WHO Press: 1. World Health Organization, 2010. Trends in Maternal Mortality: 1990 to 2008.Geneva: WHO Press: 1-2. Hasnawati, Sugito, Purwanto H, Brahim R, editors. Pofil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2009. Saifuddin AB, Rachimhadhi T. Pre-eklampsia dan eklampsia. In : Winkjaosastro H, editor. Ilmu Kebidanan. Edisi ketiga. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka;2010. Leveno KJ, Cunningham FG,Gant NF; Alecander JM, Bloom SL, Dashe JS, et al. Obstetri Williams . Edisi 21. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. Taber B M.D, Melfiawadi, Supriyadi T,Gunawan J, Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Cetakan :1. Jakarta. EGC;1994 Gezginc K, Acar, Peru H, Karatayli R, Celik C, and Capar M. 2008. How to Manage Intrauterine Growth Restriction Associated with Severe Preecalmpsia at 28-34 weeks of Gestation?. Eur J Gen Med 5 (4) Xu X N. Demianczuk,L. Duncan S, Fu-Lin W, and William D. Fraser. Impact of Preeclampsia and Gestational Hypertension on Birth Weight by Gestational Age. J Mol Epidemiol. Vol 155 :3 Kosim MS, Yunanto A, Dewi R, Sarosa GI,Usman A. Buku Ajar Neonatologi. Edisi 1. Jakarta : IDAI; 2010. Wardhani I Y, Gambaran berat bayi lahir pada ibu penderita hipertensi gestasional dan preeklampsia di Rumah Sakit Dr. Kariadi periode Januari sampai Desember 2007. (online) 2007 (diakses 29 Februari 2013) di unduh dari URL : http://eprints.undip.ac.id/26094/ Fauci AS, Braunwald E, Isselbacher KJ, Wilson JD, Martin JB, Kasper DL, et al.,editors. Harrison Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 13. Jakarta. EGC ; 1999 Winkjosastro H, Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pusstaka Sarwono Prawirohardjo;2002 Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia.2006. Protap hipertensi kehamilan.(online)2006 (diakses 29 Februari2013) di unduh dari URL : http://www.pogi.or.id/pogi/upload/downloadfile/b885ca787 fde10fe1b84f6747fd2992c_protaphipertensidalamkehamila nprotaphipertensidalamkehamilan.pdf Royal College of Obstetricians and Gynaecologists. 2010. Hypertension in Pregnancy: The Management of Hypertensive Disorders During Pregnancy.NICE Clinical Guideline. National Collaborating Centre for Women’s and Children’s Health. Corwin E J, Yudha E K, Wahyuningsih E, Yulianti D, Karyuni P E. Buku Saku Patofisiologi. Cetakan :1. Jakarta.EGC ;2009 Manuaba, Ida Bagus Gede. Pengantar kuliah obsterti. Jakarta: EGC; 2007. Rahmayanti R. Faktor- faktor risiko maternal yang berhubungan dengan kejadian pereeklampsia berat pada ibu d RSUP Dr. M. D jamil Padang. Fakultas Keperawatan Universitas Andalas.( online) 2010 ( diakses ( 12 maret 2013). Di unduh dari URL : http://repository.unand.ac.id/18097/118. Mochtar, R,.Sinopsis Obstetri, Jilid 1. Jakarta; EGC;1998 Winknjosastro H G, Kosim M S, Shantiadi N K, DesmarnitaN U, Suryaningsih D, Pritasari K, et al., editors. Paket Pelatihan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED).Edisi kelima ;2008 Surasmi A, Handayani S, Kusuma H N, Ester M, Rusmi. Perawatan Bayi Risiko Tinggi. Cetakan:1. Jakarta. EGC;2003 Rozikhan. Faktor-Faktor Risiko Terjadinya Preeklampsia Berat di Rumah Sakit DR. Soewanto Kendal. Program Magister Epidemiologi UNDIP Semarang 2007. (online) 2007 (diakses 12 maret 2013). Diunduh dari URL : http://eprints.undip.ac.id/18342/1/ROZIKHAN.pdf. Hull D, Jhonston D.I, Yusna D, Hartanto H, Editor. DasarDasar Pediatri. Edisi ke-3. Jakarta: EGC; 2008 Sastroasmojo, Sudigdo. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi ke-empat. Jakarta: Sagung Seto; 2011. Notoadmodjo, Soekidjo. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010. Budiman. Penelitian kesehatan. Jakarta: Refika Aditama; 2011. Dahlan, M. Sopiyudin. Besar sampel dan cara pengambilan sampel dalam penelitian kedokteran dan kesehatan. Edisi ke-tiga. Jakarta: Salemba Medika; 2010. Riyanto, Agus. Aplikasi metodologi dan penelitian kesehatan. Yogyakrta: Nuha Medika; 2011. Hubungan Usia dan Gravida Ibu dengan Kejadian PreEklampsia di Poli Hamil RSUD dr. M. Soewandhie Surabaya.(online)2011(di akses 20 agustus 2013).Diunduh dari URL: 29. 30. alumni.unair.ac.id/kumpulanfile/59119815066_abs.pdf Yani DP, Dewi YI, Erwin, Hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap penatalaksanaan preeklampsia di poli kebidanan RSUD Arifin Achmad Pekan Baru. (online) ( diakses 27 juli 2013) di unduh dari URL : http://repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/1915/1/ma nuscirpt.pdf Ratih D, Hadisaputro H, Kristanto H,Hubungan kadar albumin urine dengan berat badan lahir bayi pada preeklampsia berat. Maj obstet Ginekol indones 2009;331:8-13