Eklampsia

advertisement
Alisya Putri Hannani
Desi Kartika Sari
Nurhatika
R. Bobby Wibisono
Sella Annisa
Septian Hady Putra
Ummi Mukaromah
Yogi Ersandi
Yolanda Yuriati
KASUS II
KAKI SEMBAB
Tutor : dr. Nurmaliza Hasan
Kasus II : Kaki Sembab
Ny. T berusia 31 tahun, G1A0P0 datang ke puskesmas untuk
kontrol kehamilan (K-3). Ia mengeluhkan kakinya sembab sejak
seminggu ini, terutama setelah banyak berdiri. Dokter segera
menanyakan apakah ia merasa sakit kepala atau gangguan
penglihatan. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan
darah 150/90 mmHg. Dokter meminta Ny. T untuk melakukan
pemeriksaan urin. Setelah hasil pemeriksaan keluar, dokter
menganjurkan Ny. T untuk dirawat untuk terapi intensif. Menurut
dokter, bila tidak dikontrol ia berisiko kejang karena kehamilan
dan harus melahirkan bayi premature. Setelah kondisi Ny. T
dirasa cukup aman, ia pun boleh pulang dengan catatan ia akan
segera ke dokter bila mengalami salah satu dari sekian kondisi
yang disampaikan dokter padanya dan tetap meminum obat
antihipertensinya.
STEP 1
Bayi premature : kelahiran janin dari
usia 28-37 minggu, biasanya berat lahir
kurang dari 2500 gram.
STEP 2
1. Bagaimana terjadinya kaki sembab
pada Ny. T dan mengapa meningkat
setelah banyak berdiri?
2. Mengapa dokter menanyakan
adanya sakit kepala dan gangguan
penglihatan?
3. Mengapa dokter menganjurkan
dirawat untuk terapi intensif?
4. Bagaimana mekanisme terjadinya
kejang jika keluhan tidak dikontrol?
5. Apa saja kondisi yang
mengharuskan pasien segera ke
dokter?
6. Mengapa dokter melakukan
pemeriksaan urin? Hasil yang
diharapkan?
7. Apa saja yang diperiksa dan waktu
yang tepat dilakukan kontrol
kehamilan?
8. Mengapa keluhan pasien berisiko
untuk melahirkan bayi premature?
9. Apa obat antihipertensi yang
diberikan saat hamil?
10. Apa saja faktor risiko peningkatan
tekanan darah pada kehamilan?
11. Bagaimana penatalaksanaan pada
kasus ini?
12. Apa saja keadaan yang
mengharuskan pasien dirawat inap
dan kapan pasien boleh
dipulangkan?
13. Apa diagnosis banding dan
kemungkinan diagnosis pada kasus
ini?
14. Apa komplikasi yang berbahaya
jika terjadi peningkatan tekanan
darah pada kehamilan?
STEP 3
BRAINSTORMING
STEP 4
Hipertensi kronis
HIPERTENSI
PADA
KEHAMILAN
Hipertensi kronis dengan
superimposed preeklampsia
Hipertensi gestasional
Preeklampsia-eklampsia
Definisi
HELLP
Syndrome
Komplikasi
Epidemiologi
Kriteria
diagnosis
Etiologi
Patofisiologi
Tatalaksana
Definisi
STEP 5
 Mahasiswa mampu menjelaskan definisi : hipertensi kronik,
hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia dan hipertensi
gestasional
 Mahasiswa mampu menjelaskan definisi preeklampsia dan eklampsia
 Mahasiswa mampu menjelaskan etiologi preeklampsia dan eklampsia
 Mahasiswa mampu menjelaskan epidemiologi preeklampsia dan
eklampsia
 Mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologi preeklampsia dan
eklampsia
 Mahasiswa mampu menjelaskan kriteria diagnosis preeklampsia
(berat dan ringan) dan eklampsia
 Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip tatalaksana dan tatalaksana
awal preeklampsia dan eklampsia
 Mahasiswa mampu komplikasi preeklampsia dan eklampsia
 Mahasiswa mampu menjelaskan definisi dan patogenesis sindrom
HELLP
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
Hipertensi kronik
• Hipertensi yang timbul sebelum umur
kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang
pertama kali didiagnosis setelah umur
kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap
sampai 12 minggu pasca persalinan.
Hipertensi kronik dengan
superimposed preeklampsia
• Hipertensi kronik disertai tanda-tanda
preeklampsia atau hipertensi kronik disertai
protenuria.
Hipertensi gestational
• Hipertensi yang timbul pada kehamilan
tanpa disertai proteinuria dan hipertensi
menghilang setelah 3 bulan pasca
persalinan atau kehamilan dengan tandatanda preeklampsia tetapi tanpa
proteinuria.
Preeklampsia
• Hipertensi yang timbul setelah 20 minggu
kehamilan disertai dengan proteinuria.
DEFINISI
Preeklampsia
 Sekumpulan gejala yang
timbul pada wanita hamil,
bersalin dan nifas yang
terdiri dari hipertensi, edema
dan proteinuria yang muncul
pada kehamilan 20 minggu
sampai akhir minggu
pertama setelah persalinan.
Eklampsia
 Keadaan dimana
ditemukan serangan kejang
tiba-tiba yang dapat disertai
dengan koma pada wanita
hamil, persalinan atau masa
nifas yang menunjukkan
gejala preeklampsia
sebelumnya.
ETIOLOGI
Preeklampsia-eklampsia
 Peran prostasiklin dan tromboksan
 Peran faktor imunologis
 Iskemia plasenta
 Disfungsi dan aktivasi dari endotelial
EPIDEMIOLOGI
• Prevalensi
preeklampsia dan
eklampsia adalah 2,8 %
di negara berkembang,
dan 0,6% di negara
maju.
• Di US dilaporkan
bahwa angka kejadian 5
% dari semua
kehamilan (23,6 kasus
per 1.000 kelahiran.
• Di Indonesia, frekuensi
kejadian sekitar 3-10%.
• Di Indonesia
preeklampsia berat dan
eklampsia penyebab
kematian ibu berkisar
1,5-25 %.
• Kematian bayi antara
45-50%.
• Eklampsia
menyebabkan50.000
kematian/tahun di
seluruh dunia , 10%
dari total kematian
maternal.
PATOFISIOLOGI
Penurunan invasi
trofoblas pada lapisan
desidua dan miometrium
untuk mencapai a.spiralis
Dinding pembuluh darah
tetap kaku dan keras
Lumen a.spiralis tidak
memungkinkan
mengalami distensi dan
dilatasi
Penurunan aliran darah
utero plasenta
Hipoksia dan iskemia
plasenta
Menghasilkan oksidan
(radikal hidroksil)
sVEGFR-1 berikatan dengan
VEGF & PGF
Kegagalan remodeling
a.spiralis
Mencegah ikatan
reseptor sel endotel
Merusak membran sel dan merubah menjadi
peroksida lemak >merusak membran sel
nukleus,nukleus dan protein sel endotel
Disfungsi endotel
Perubahan sel endotel
glomerulus
Proteinuria
Hipoalbuminemia
Peningkatan
permeabilitas
kapiler
Penurunan
tekanan osmotik
Perpindahan cairan
intravascular ke
insterstitium
Edema
Disfungsi endotel
Gangguan
metabolisme
prostaglandin
Penurunan
prostasiklin
Agregasi trombosit
pada sel endotel yang
rusak
Penurunan
tromboksan
Peningkatan
endotelin
Penurunan NO
Mual dan
Muntah
cortical afferent nerves
Dan CTZ
Spasme arteri
retina
Vasokonstriksi
Gangguan visual
Hiperperfusi
otak
Edema serebri
TIK
Kejang
Nyeri Kepala
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Preeklampsia ringan
Diagnosis preeklampsia ringan ditegakkan berdasarkan
adanya dua dari tiga gejala:
Hipertensi  Tekanan darah ≥140/90 mmHg
Proteinuria  Terdapat protein sebanyak 3 gr/24 jam
atau pemeriksaan kualitatif +1 / +2
Edema  Peningkatan berat badan, pembengkakan
kaki, jari tangan dan muka
Preeklampsia berat
Diagnosis preeklampsia berat (PEB) bila ada gejala:
 TD sistolik ≥160 mmHg atau diastolik ≥110 mmHg
 Proteinuria ≥5 gr/24 jam atau +3 pada pemeriksaan kualitatif
 Oligouria (<400 ml dalam 24 jam)
 Edema paru dan sianosis
 Trombositopenia (<100.000 sel/mm3)
 Pertumbuhan janin terhambat (PJT)
 Sakit kepala hebat
 Gangguan penglihatan
Impending
 Nyeri epigastrium
eklampsia
 Mual muntah
 Kenaikan TD yang progresif
Diagnosis eklampsia:
Gejala-gejala preeklampsia disertai kejang
atau koma.
PENATALAKSANAAN
Sikap terhadap penyakit
Medikamentosa :
 Resusitasi cairan
 Pemberian obat-obatan
Antikejang
MgSO4
Dosis
Awal : 4g IV 5-10 menit, diikuti 1g/jam IV selama 24 jam
Berulang : 1,5-2g/jam
Antihipertensi
Dosis
Hydralazine
5-10mg IV/20 menit – dosis max 30mg
Metildopa
250mg – 500mg/oral – dosis max 3g/hari, alternatif 250mg –
500mg/IV tiap 6 jam – dosis max 1g tiap 6 jam untuk krisis
hipertensi
Labetalol
20mg IV dengan dosis berulang 40, 80, 80, dan 80mg setiap 10
menit – dosis max 300mg
Sodium
nitroprusside
Darurat hipertensi
Sikap terhadap kehamilan
Prinsip tatalaksana:
 Aktif : kehamilan segera diakhiri bersamaan dengan
pengobatan medikamentosa.
 Ekspektatif : kehamilan tetap dipertahankan
bersamaan dengan pengobatan medikamentosa.
Preeklamsia ringan
TD > 40/90mmHg - <160/110mmHg
Proteinuria >300mg/24jam
Edema pada tungkai
Rawat jalan: Tirah baring, diet regular,
tidak perlu pemberian diuretik,
antihipertensi & antisedativum,
kunjungan ke RS
Hipertensi menetap >2 minggu,
proteinuria >2 minggu, adanya
gejala/tanda 1 atau lebih preeklamsia
berat, dan hasil tes lab abnormal
Ya
Tidak
Rawat inap: pemeriksaan dan monitoring
ibu, pemeriksaan lab serta pemeriksaan
kesejahteraan janin
Rawat jalan
Terdapat perbaikan gejala preeklamsia
dan usia kehamilan >37 minggu
Ya
Perlu observasi 2-3 hari, kemudian boleh
dipulangkan
Tidak
Rawat inap
Preeklamsia berat
Jtd TD >160/110mmHg, proteinuria >5gr/jumlah urin selama 24 jam, oliguria
<400-500ml/jam, kenaikan kreatinin serum, edema paru dan sianosis,
gangguan otak dan visus, gangguan fungsi hati, trombositopenia
<100.000cell/mm33
Pada kehamilan dengan penyulit
Ya
Dilakukan terapi pada penyulitnya:
terapi medikamentosa dengan
pemberian obat untuk penyulitnya
Bila usia kehamilan > 37 minggu,
kehamilan diakhiri setelah mendapat
terapi medikamentosa untuk
stabilisasi ibu
Tidak
Rencana sikap
terhadap kehamilan
Bila usia kehamilan <37 minggu,
kehamilan dipertahankan selama
mungkin sambil memberikan terapi
medikamentosa
KOMPLIKASI
Ibu
 Eklampsia
 Sindrom HELLP
 Solutio plasenta
 Dissminated
Intravascular
Coagulation (DIC)
 Gangguan organ : hati,
ginjal, paru
 Perdarahan
serebrovaskular (stroke)
Janin
 BBLR-prematur
 Respiratory Distress
Syndrom (RDS)
 Kematian janin
intrauterin
SINDROMA HELLP
Sindroma HELLP ialah preeklampsia-eklampsia
dengan adanya hemolisis, peningkatan enzim,
disfungsi hepar, dan trombositopenia.
H
: Hemolysis
 EL : Elevated Liver Enzym
 LP : Low Platelets Count
Etiologi:
Belum diketahui secara pasti
Hipotesis:
 Disfungsi endotel
 Aktivasi dan agregasi trombosit (platelet)
 Hipertensi arteriol
KESIMPULAN
Preeklampsia
 Sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil,
bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan
proteinuria yang muncul pada kehamilan 20 minggu sampai
akhir minggu pertama setelah persalinan.
Eklampsia
 Keadaan dimana ditemukan serangan kejang tiba-tiba
yang dapat disertai dengan koma pada wanita hamil,
persalinan atau masa nifas yang menunjukkan gejala
preeklampsia sebelumnya.
Referensi
Ilmu Kebidanan ; Sarwono Prawirohardjo
Mayoclinic
Medscape
POGI, 2010
THANK YOU

Pertanyaan
 Artria (5A):
1.Apakah pada kehamilan berikutnya akan berdampak
seperti ini?Bagaimana pemberian resusitasi cairan pada
preeklampsia dan eklampsia?
Guntur(5A)
2.Apakah keadaan yang menyebabkan obat pilihan lain yang
tidak ade kuat?kapan digunakan?
OPI(3A)
3.Bagaimana prinsip tatalaksana anti hipertensi supaya tidak
terjadi hipotensi?Apakah disesuaikan dengan JNC8?
Rahmad(3A)
4.TD 140/90 tetapi kejang apakah diagnosisnya?
Download