1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tonsil terdiri atas

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tonsil terdiri atas jaringan limfatik dan terletak pada kedua sisi orofaring.
Keduanya sering menjadi tempat terjangkitnya infeksi akut. Streptokokus group A
adalah organisme paling umum yang berkaitan dengan tonsilitis dan adenoid.
Tonsilitis kronik kurang umum dan mungkin disalah artikan dengan kelainan lain
seperti alergi, asma, dan sinusitis (Smeltzer & Bare, 2001).
Tonsillitis merupakan inflamasi atau pembengkakan akut pada tonsil atau
amandel. Organisme penyebabnya yang utama meliputi streptococcus atau
staphylococcus. Infeksi terjadi pada hidung atau pharinx menyebar melalui sistem
limpa ke tonsil. Hiphertropi yang disebabkan oleh infeksi, bisa menyebabkan
tonsil membengkak sehingga bisa menghambat keluar masuknya udara. Biasanya
penderita tonsilitis ini mengalami sakit tenggorokan, sakit ketika menelan, parinx
mengalami edema dan berwarna merah. Selain itu juga muncul abses pada tonsil.
Komplikasi ini disebut dengan ”sakit tenggorokan quinsy atau peritonsilian
abses”(Reeves, 2001).
Manajemen therapeutik meliputi penerapan strep cepat (quick or rapid
strep screen), dan kultur tenggorokan bersama dengan sensitifitas obat. Antibiotic
yang sama bisa digunakan baik untuk tonsillitis maupun pharingitis. Jika ada
abses peritinsilar, maka harus dilakukan langkah seperti insisi dan drainase selama
bertahun-tahun, operasi klinik pengangkatan amandel ataupun adenoid telah
banyak mengalami perubahan. Hal tersebut tidak lagi di anggap sebagai suatu
keharusan, kriteria untuk bisa dilakukannya tonsilektomi sekarang adalah bila
terjadi 3 hingga 4 episode tonsilitis ataupun pharyngitis selama satu atau dua
tahun. Tonsilitis perlu diambil 4 – 6 minggu setelah abses peritonsillar muncul
(Reeves, 2001).
1
Berbagai banyak kasus, saat alergi dikendalikan maka daya tahan tubuh
membaik sehinga resiko terjadinya infeksi saluran napas atas baik berupa batuk,
pilek, demam (infeksi tenggorokan, tonsilitis dan sebagainya) akan semakin
berkurang. Sebaliknya bila alergi sulit dikendalikan maka infeksi berulang akan
sering terjadi mengakibatkan salah satu tonsil membesar (amandel). Tonsil
dikalangan masyarakat awam menyebut dengan istilah penyakit amandel.
Tonsilitis adalah infeksi (radang) tonsil (amandel) yang pada umumnya
disebabkan oleh mikro-organisme (bakteri dan virus). Radang akut tonsil dapat
disebabkan kuman streptococcus hemoliticus, bakteri ini dapat ditemukan dalam
susu sapi sehingga dapat menimbulkan epidemi, selain dari bakteri yang
ditemukan didalam susu sapi ada juga bakteri spinachaeta atau triponema yang
didapatkan pada penderita dengan kebersihan mulut yang kurang sehingga dapat
menimbulkan pembengkakan pada tonsil.
Selain dari bakteri maupun virus, perilaku yang disebabkan oleh manusia
sendiri adalah kebiasaan pola hidup sehat yang kurang, seperti tidak sering
berolahraga atau bahkan tidak pernah berolahraga, kurangnya menjaga kebersihan
mulut dan anggota tubuh yang lain seperti kebiasaan mencuci tangan sebelum
makan, mengkonsumsi makanan-makanan yang kurang bergizi. Pola hidup sehat
dapat diterapkan mulai sekarang, seperti makan makanan yang bergizi dan
mengandung banyak serat, tidak mengkonsumsi makanan yang cepat saji, tidak
mempunyai kebiasaan merokok, dan dapat menjaga kebersihan tubuh terutama
kebersihan mulut. Apabila hygiene mulut kurang akan berdampak pada tonsil
karena disebabkan oleh suatu bakteri yaitu bakteri triponema (dr. Widodo, Sp.A,
2012 ).
Berdasarkan hasil jurnal penelitian menurut cermin dunia kedokteran no:
155, 2007 di Semarang dari jumlah 301 individu yang memenuhi kriteria
penelitian 145 (48,2%)laki-laki ; 156 (51,8%)perempuan ; 145 (48,2%)individu
yang mengalami tonsillitis kronik. Uji kuadrat menunjukkan terdapat hubungan
bermakna antara tonsillitis dengan aktivitas sehari-hari. Tonsilitis kronik tertinggi
2
setelah nasofaringitis akut (4,6%)yaitu sebesar 3,8%. Semarang 23,36% dan 47%
diantaranya pada usia 6-15 tahun. Pada bulan April 1997 sampai dengan Maret
1998 ditemukan 1024 pasien tonsilitis kronik atau 6,75% dari seluruh jumlah
kunjungan (Farokah, Suprihati, 2007). Berdasarkan banyaknya masalah diatas,
maka penulis tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan klien dengan
tonsilitis, sebagai tugas akhir dengan judul asuhan keperawatan klien dengan
tonsilitis.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum :
1. Mendiskripsikan asuhan keperawatan pada pasien Nn. A dengan tonsilitis di
ruang Anggrek RSUD Tugurejo.
Tujuan khusus :
1. Mendiskripsikan pengkajian secara menyeluruh pada pasien tonsilitis.
2. Mendiskripsikan diagnosa keperawatan yang muncul berdasarkan hasil
pengkajian.
3. Mendiskripsikan rencana keperawatan pada pasien tonsilitis.
4. Mendiskripsikan tindakan keperawatan pada pasien tonsilitis.
5. Mendiskripsikan evaluasi pada pasien tonsilitis.
C. Metode Teknik Penulisan
Metode penulisan yang dipakai dalam pembuatan karya tulis adalah deskriftif
studi kasus dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi
pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang kemudian disajikan
dalam bentuk narasi.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan karya
tulis ilmiah ini adalah :
1. Interview / wawancara
3
Pengumpulan data yang diperoleh malalui wawancara tatap muka antara
pasien dan keluarga pasien.
2. Observasi partisipasi
Mengadakan pengamatan langsung terhadap pasien dan melakukan suhan
keperawatan.
3. Dokumentasi
Metode penyelidikan untuk memperoleh keterangan atau inflamasi dari
catatan peristiwa masa lalu.
4. Literatur
Dengan mempelajari buku-buku medis dan internet serta jurnal kesehatan
yang ada kaitannya dengan karya tulis ilmiah ini sehingga mendapat data
teoritis.
D. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambar yang jelas dalam penulisan karya tulis ilmiah ini,
penulis menggunakan sistematika, metode, teknik penulisan, dan sistematika
penulisan yang terdiri dari 5 bab, yaitu :
BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, tujuan
penulisan, metode dan teknik penulisan, serta sistematika penulisan.
BAB II
: Tinjauan kasus dan teori yang terdiri dari pengertian, anatomi
fisiologi, etiologi, Patofisiologi, manifestasi klinik, komplikasi,
penatalaksanaan, pengkajian Fokus, pathways, fokus intervensi.
BAB III
: Tinjauan kasus merupakan laporan kasus yang penulis ambil.
BAB IV
: Pembahasan dan kasus yang diambil.
BAB V
: Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
4
Download