SDM KPI Pembinaan Pengembangan Evaluasi RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR ... TAHUN ... TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang efektif dan efisien perlu dibentuk sistem penyelenggaraan pemerintahan berbasis elektronik; b. bahwa dalam rangka pelaksanaan tujuan sebagaimana pada butir a, diperlukan norma hukum yang mengatur mengenai kebijakan SPBE, rencana induk, peta jalan dan tata kelola; c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada butir a dan b, dipandang perlu membentuk Peraturan Presiden tentang Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik; Mengingat : 1 Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58;Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843); 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik 1 Indonesia Tahun 2008 Nomor 61;Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166;Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang sistemPerencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104;Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 6 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan sistem dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 189;Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5348). MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan: 1. Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik, selanjutnya disebut SPBE adalah suatu sistem tata kelola pemerintahan yang memanfaatkan teknologi informasi secara menyeluruh dan terpadu dalam pelaksanaan administrasi pemerintahan dan penyelenggaraan pelayanan publik pada Badan Pemerintahan. 2. Badan Pemerintahan adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan, baik di lingkungan pemerintah maupun penyelenggara negara lainnya. 3. Administrasi Pemerintahan adalah tata laksana dalam pengambilan keputusan dan/atau tindakan oleh badan dan/atau pejabat pemerintahan. 4. Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan 2 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Kebijakan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik, yang selanjutnya disebut Kebijakan SPBE adalah pengaturan mengenai sistem tata kelola pemerintahan yang memanfaatkan teknologi informasi secara menyeluruh dan terpadu dalam pelaksanaan administrasi pemerintahan dan penyelenggaraan pelayanan publik pada Badan Pemerintahan. Infrastruktur Teknologi Informasi, selanjutnya disebut Infrastruktur, adalah peranti keras, peranti lunak, jaringan komunikasi data dan fasilitas pendukung lainnya, yang ketika digunakan bersama menjadi pondasi dasar untuk mendukung penyelenggaraan SPBE. Interoperabilitas adalah kemampuan dua sistem atau dua komponen atau lebih untuk bertukar informasi dan untuk menggunakan informasi yang telah dipertukarkan. Naskah Dinas adalah komunikasi tulis sebagai alat komunikasi kedinasan yang dibuat dan/atau dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang di lingkungan Badan Pemerintahan dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan. Aplikasi adalah komponen sistem informasi yang digunakan untuk menjalankan fungsi, proses, dan mekanisme kerja yang mendukung pelaksanaan SPBE. Aplikasi Umum adalah aplikasi elektronik yang digunakan oleh seluruh Badan Pemerintahan. Aplikasi Khusus adalah aplikasi elektronik yang digunakan sesuai karakteristik masing-masing Badan Pemerintahan. Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah, yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya. Situs Web adalah kumpulan halaman web yang berisi Informasi Elektronik. Teknologi Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis, dan/atau menyebarkan informasi. Keamanan Informasi adalah proteksi informasi dan sistem informasi dari akses, penggunaan, penyebaran, pengubahan, penggangguan, atau penghancuran oleh pihak yang tidak berwenang. Audit adalah pemeriksaan terhadap Teknologi Informasi dan Tata Kelola dalam rangka untuk memastikan keabsahan, kehandalan, dan kesesuaian dengan ketentuan yang berlaku. Nama Domain adalah alamat internet seseorang, perkumpulan, organisasi, badan usaha, atau Badan Pemerintahan yang dapat digunakan untuk berkomunikasi melalui internet yang berupa kode atau susunan karakter yang bersifat unik. 3 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. Repositori adalah fasilitas untuk menyimpan informasi elektronik secara terpusat, seperti dokumen elektronik, perangkat lunak, kode sumber, dan pedoman dengan tujuan untuk memudahkan penyimpanan, pengaksesan, pemeliharaan, dan pendistribusian. Tata Kelola Teknologi Informasi adalah kerangka kerja akuntabilitas untuk mendorong perilaku yang diinginkan dalam penggunaan Teknologi Informasi, yang melingkupi perencanaan, manajemen belanja/investasi, realisasi, pengoperasian, dan pemeliharaan sistem. Rencana Induk SPBE adalah dokumen perencanaan yang menjadi acuan penyelenggaraan SPBE. Peta Jalan SPBE adalah tahapan atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk setiap program dalam rentang waktu tertentu untuk mencapai tujuan yang ada di dalam Rencana Induk Nasional SPBE. Transaksi Elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, dan/atau media elektronik lainnya. Akses adalah kegiatan melakukan interaksi dengan Sistem Elektronik yang berdiri sendiri atau dalam jaringan. Media koneksi adalah sistem elektronik tertentu yang berfungsi sebagai sarana untuk menyediakan akses terhadap layanan yang disediakan secara elektronik. Forum Data dan Konsolidasi Nasional adalah wadah koordinasi bagi seluruh Unit Kerja pada Badan Pemerintahan. Unit Kerja adalah unit yang menangani bidang tugas data dan teknologi informasi, dimana pimpinannya berperan sekaligus sebagai Government CIO pada setiap Badan Pemerintahan. Pasal 2 (1) Peraturan Presiden ini dimaksudkan untuk mengatur SPBE secara nasional. (2) SPBE diselenggarakan berdasarkan atas asas: a. kedaulatan b. optimalisasi; c. interoperabilitas; d. akuntabilitas; e. profesionalitas; f. partisipatif; dan g. keberlanjutan. Pasal 3 SPBE dalam Peraturan Presiden ini bertujuan untuk mewujudkan pelaksanaan administrasi pemerintahan dan penyelenggaraan pelayanan publik yang efektif dan efisien, serta dalam rangka meningkatkan kualitas layanan Badan Pemerintahan dengan: a. Badan Pemerintahan; b. kalangan dunia usaha, dan; 4 c. masyarakat. BAB II KEBIJAKAN SPBE Pasal 4 (1) Kebijakan SPBE terdiri atas 2 (dua) bagian, yaitu: a. Rencana Induk Nasional SPBE; dan b. Peta Jalan SPBE. (2) Kebijakan SPBE dilaksanakan pada setiap Badan Pemerintahan sesuai dengan tugas dan fungsi. (3) Dalam penyusunan Kebijakan SPBE sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan melalui pengharmonisasian peraturan perundangundangan yang berkaitan dengan penyelenggaraan sistem informasi oleh Badan Pemerintahan. BAB III RENCANA INDUK NASIONAL SPBE Pasal 5 (1) (2) Rencana Induk Nasional SPBE disusun dalam rangka memberikan arah pelaksanaan SPBE agar pengembangan sistem elektronik pemerintah berjalan terpadu dan berkesinambungan. Rencana Induk Nasional SPBE terdiri atas 6 (enam) program utama yaitu: a. Keamanan Informasi Pemerintah (Government Information Security) b. Jaringan Intra Pemerintah (Government Internet Exchange) c. Sistem Penghubung Layanan Pemerintah (Government Service Bus) d. Pusat Data Elektronik Terpadu (Government Integrated Data Center) e. Aplikasi Nasional (National Application) f. Portal Nasional (National Portal) Bagian Kesatu Keamanan Informasi Pemerintah (Government Information Security) Pasal 6 (1) Pimpinan Badan Pemerintahan menugaskan kepada Unit Kerja untuk melindungi keamanan SPBE sesuai ketentuan keamanan informasi 5 (2) (3) (4) (5) pemerintah, serta melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan dari tugas tersebut. Pimpinan Badan Pemerintahan dan personil yang merencanakan, membuat, dan/atau mengoperasikan sistem elektronik memastikan arsitektur dan desain teknis sistem elektronik, perangkat keras, perangkat lunak, dan sistem keamanan, telah lulusuji keamanan atau sesuai ketentuan keamanan informasi pemerintah. Pimpinan Badan Pemerintahan menetapkan prosedur keamanan sistem elektronik dan melakukan uji risiko sebelum menerapkan prosedur keamanan sistem elektronik agar prosedur tersebut dapat beroperasi secara efektif dan efisien. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana di maksud dalam ayat (1) pimpinan Unit Kerja mengacu kepada ketentuan keamanan informasi pemerintah. Ketentuan keamanan informasi pemerintah sebagaimana di maksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (4) diatur oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan informasi. Pasal 7 Government CIO Nasional bertanggung jawab terhadap keamanan informasi penyelenggaraan SPBE secara nasional. Pasal 8 (1) (2) Setiap Unit Kerja bertanggung jawab menjaga keamanan informasi SPBE di masing-masing Badan Pemerintahan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana di maksud dalam ayat (1), kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. membangun mekanisme yang berfungsi dan berperan sebagai CSIRT (Computer Security Incident Response Team); b. melakukan pemantauan terhadap kinerja teknis dari sistem; c. menerima laporan gangguan dari pengguna sistem, CSIRT, atau pihak manapun yang mengetahui adanya gangguan; d. melakukan penanganan terhadap gangguan teknis yang dilaporkan; e. meneruskan persoalan gangguan teknis yang tidak berhasil ditangani sendiri dan melakukan koordinasi lain ke CSIRT pada jenjang diatasnya dan; f. melaporkan jenis gangguan, penanganan yang dilakukan, dan hasil penanganannya kepada Government CIO Nasional; Bagian Kedua Jaringan Intra Pemerintah (Government Internet Exchange) 6 Pasal 9 Jaringan intra pemerintah merupakan infrastruktur dasar yang menghubungkan semua system elektronik pemerintah melalui sebuah jaringan terpadu yang aman dan handal. Pasal 10 Badan Pemerintahan harus berkoordinasi dengan CIO Nasionaldalam melakukan pengadaan dan pengoperasian semua infrastruktur jaringan. Pasal 11 (1) Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan informasi bertugas untuk melakukan koordinasi penyiapan dan pengelolaan Jaringan Intra Pemerintah. (2) koordinasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi: a. Desain Jaringan Intra Pemerintah; b. Melakukan koordinasi pembangunan Jaringan Intra Pemerintah; c. mengambil langkah-langkah lain yang diperlukan agar jaringa intra pemerintah dapat beroperasi secara terpadu, aman, dan handal. Bagian Ketiga Sistem Penghubung Layanan Pemerintah (Government Service Bus) Pasal 12 Sistem penghubung layanan pemerintah berfungsi melakukan pengaturan integrasi antar Badan Pemerintah yang menyediakan layanan informasi tertentu sesuai dengan wewenangnya dengan Badan Pemerintah maupun non Pemerintah lain yang menjadi pemanfaat layanan tersebut. Pasal 13 (1) Setiap Pimpinan Badan Pemerintahan memastikan sistem elektronik yang dibangunmenggunakan standar teknis terbuka, mempersiapkan tabel alokasi file untuk kepentingan pertukaran data, dan mencatat log transaksi pertukaran data. (2) Mekanisme Pertukaran data dan/atau pemanfaatan data bersama (data sharing) antara Badan Pemerintahan dilakukan sesuai kewenangan dan kualifikasi informasi. (3) Setiap pimpinan Badan Pemerintahan mempersiapkan sarana tatap muka yang dibutuhkan untuk interkoneksi. 7 (4) Setiap pimpinan Badan Pemerintahan mengatur agar pertukaran data yang menyangkut data pribadi penduduk dan data aparatur negara dilakukan dengan memperhatikan terjaganya kerahasiaan dan keamanan serta sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Bagian Keempat Pusat Data Elektronik Terpadu (Government Integrated Data Center) Pasal 14 Pusat data elektronik terpadu merupakan suatu fasilitas yang digunakan untuk menampung semua data-data pemerintahan agar setiap Badan Pemerintahan dapat berbagi data untuk kebutuhan pelayanan masyarakat yang lebih efektif. Pasal 15 (1) Setiap Badan Pemerintahan melakukan pendataan terhadap data-data yang berkaitan dengan penyelenggaraan kegiatan, wilayah dari subyek atau obyek kerja, atau peristiwa. (2) Data sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat berupa data statistik, data geospasial, atau data lain yang jenisnya ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. (3) Agar data sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memiliki tingkat keakurasian tinggi dan dapat digunakan dengan mudah untuk kegiatan perencanaan pembangunan nasional, maka Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional secara berkala dapat menyampaikan permintaan data kepada setiap Badan Pemerintahan. (4) Setiap Badan Pemerintahan mengisi permintaan data sebagaimana di maksud dalam ayat (3) secara lengkap, menyampaikannya secara tepat waktu, dan mengacu pada standar teknis data yang telah dibakukan oleh Lembaga yang menangani statistik dan/atau informasi geospasial. (5) Pemanfaatan data antar Badan Pemerintahan dilakukan melalui mekanisme layanan terpadu. (6) Pengembangan dan pengoperasian layanan terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dikoordinasikan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Komunikasi dan Informasi. Pasal 16 8 (1) Setiap data dan dokumen elektronik yang dibuat oleh Badan Pemerintahan disimpan dalam format data terbuka. (2) Badan Pemerintahan melaporkan seluruh basis data elektronik yang telah dikelola dan rencana pengembangannyasecara elektronik kepada Government CIO Nasional, paling lama 1 (satu) tahun sejak Peraturan Presiden ini ditetapkan. (3) Terhadap laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Government CIO Nasional berwenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku: a. menambah, mengurangi, mengubah, dan/atau menghilangkan satu atau beberapa elemen di dalam basis data elektronik nya, dan/atau; b. menghubungkan, menggabungkan, atau mengintegrasikan basis data elektroniknya dengan basis data elektronik di Badan Pemerintahan lain. Pasal 17 (1) Setiap Badan Pemerintahan menyediakan data secara elektronik sebagai informasi publik. (2) Dalam pelaksanaan keterbukaan informasi publik, setiap pimpinan Badan Pemerintahan mempertimbangkan perlindungan terhadap aspek privasi, data pribadi, keselamatan warganegara, dan/atau keamanan dan keselamatan negara. Pasal 18 (1) Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan informasi bertugas untuk membangun Pusat Data Elektronik Nasional. (2) Pusat Data Elektronik Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi sebagai tempat penyimpanan dokumentasi sistem elektronik, data elektronik, dan basis data elektronik dari seluruh Badan Pemerintahan yang dimanfaatkan untuk kepentingan administrasi pemerintahan dan pelayanan publik Pasal 19 (1) Setiap Badan Pemerintahan menggunakan fasilitas pusat data dan pusat pemulihan data (data recovery center) yang berupa sarana dan prasarana terpusat yang berada di wilayah hukum Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Komunikasi dan Informasi melakukan koordinasi penyediaan fasilitas pusat data nasional yang terintegrasi dengan seluruh fasilitas pusat data sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pusat data elektronik nasional dan pusat pemulihan data (data recovery center) diatur dengan Peraturan 9 Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Komunikasi dan Informasi. Pasal 20 Pusat Data Elektronik Nasional diselenggarakan dengan ketentuan sebagai berikut: a. berlokasi di wilayah darat, laut, dan udara Republik Indonesia; b. perangkat lunak dan keras dari sistem elektronik yang digunakan telah sesuai dengan standar keamanan informasi pemerintah. c. personil yang mengoperasikan telah sesuai dengan ketentuan standar keamanan pemerintah. d. sistem elektronik dan datanya dilindungi dengan sarana kriptografi yang mengacu pada standar yang ditetapkan oleh Badan Pemerintahan yang bertanggungjawab dalam urusan persandian negara; e. lokasi kedudukan pusat data elektronik dijaga secara fisik, f. trafik masuk dan keluar dari pusat data elektronik dicatat dalam sistem; dan g. area sekitar pusat data elektronik direkam secara terus menerus dengan perangkat kamera yang memiliki kemampuan merekam dalam gelap. Bagian Kelima Aplikasi Nasional (National Application) Pasal 21 (1) Aplikasi Nasional terdiri atas a. aplikasi umum; dan b. aplikasi khusus. (2) Aplikasi umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a ditentukan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan informasi. (3) Aplikasi umum dapat dikembangkan dan dikendalikan oleh Badan Pemerintah yang memiliki weweang dalam urusan atau fungsi yang didukung oleh aplikasi tersebut melalui koordinasi dengan Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Komunikasi da Informasi. (4) Aplikasi khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dikembangkan dan dioperasikan sesuai tugas dan fungsi Badan Pemerintahan yang dalam pelaksanaannya berkoordinasi dengan Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan informasi. (5) Ditinjau dari aspek keberlakuannya, maka Aplikasi Umum dioperasikan secara seragam di seluruh Badan Pemerintahan, sedangkan Aplikasi Khusus dioperasikan hanya di Badan Pemerintahan yang membuatnya dan/atau Badan Pemerintahan lain sesuai fungsinya. 10 (6) Setiap Badan Pemerintahan melaporkan dan mendaftarkan aplikasi yang digunakannya kepada Menteri yang bertanggungjawab dalam urusan pemerintahan di bidang Komunikasi dan Informasi. (7) Setiap Badan Pemerintahan mengoperasikan Aplikasi Umum di Badan Pemerintahannya sesuai ketentua yang berlaku. Pasal 22 (1) Aplikasi sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 22 memenuhi ketentuan interoperabilitas, keamanan sistem informasi, antar muka, dan akses. Pasal 23 (1) Pengembangan dan pengoperasian aplikasi menggunakan kode sumber terbuka (open source) degan lisensi kode sumber sesuai dengan kebutuhan Badan Pemerintah. (2) Badan Pemerintahan dapat menggunakan aplikasi dengan kode sumber tidak terbuka setelah berkoordinasi dan mendapat rekomendasi dari Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Komunikasi dan Informasi. Pasal 24 (1) Hak cipta atas aplikasi dan kode sumber yang dibangun oleh Badan Pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam peraturan presiden ini menjadi milik negara. (2) Kode sumber aplikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan dokumen-dokumen teknisnya disampaikan kepada menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Komunikasi dan Informasiuntuk dapat dimanfaatkan bagi negara sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. (3) Ketentuan mengenai tatakelola hak cipta dan kode sumber sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 25 Pembangunan dan/atau pengembangan aplikasi yang melibatkan lebih dari satu Badan Pemerintahan dikoordinasikan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Komunikasi dan Informasi. 11 Pasal 26 Aplikasi yang digunakan untuk SPBE dapat diperiksa kesesuaian fungsinya melalui audit yang dilakukan oleh tenaga ahli yang kompeten yang ditunjuk Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Komunikasi dan Informasi. Bagian Keenam Portal Nasional (National Portal) Pasal 27 Portal Nasional merupakan pintu gerbang bagi layanan Pemerintah berbasis situsweb. Pasal 28 (1) Situsweb yang merupakan portal nasional dari Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Indonesia.go.id (2) Seluruh administrator situsweb Badan Pemerintahan menghubungkan situswebnya dengan situsweb indonesia.go.id atau situs induk lainnya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (3) Badan Pemerintahan yang melaksanakan fungsi di bidang sekretariat negara mengelola portal nasional dibawah koordinasi Government CIO Nasional. Pasal 29 (1) Setiap administrator situsweb dan fasilitas lain terkait Badan Pemerintahan menyediakan fitur di situsweb Badan Pemerintahan yang dapat dengan mudah digunakan oleh masyarakat untuk menyampaikan saran, keluhan, usulan, pendapat, kritik, atau gagasannya. (2) Setiap administrator situsweb dan fasilitas lainterkait mendata seluruh saran, keluhan, usulan, pendapat, kritik, atau gagasan yang masuk dan melaporkannya secara elektronik kepada Unit Kerja. (3) Unit Kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) melakukan analisis dan menentukan langkah untuk menindaklanjuti saran dan keluhan tersebut. Pasal 30 12 (1) Setiap pemilik sistem elektronik privat menjaga keamanan sistem, pusat data, dan/atau basis data elektroniknya masing-masing. (2) Administrator keamanan komputer di setiap sistem elektronik privat berkoordinasi dengan Government CIO Kabupaten/Kota untuk saling berbagi informasi seputar adanya serangan atau ancaman serangan terhadap sistem, pusat data, dan/atau basis data elektronik, agar secara bersama-sama dapat melakukan upaya untuk menanggulanginya. Pasal 31 (1) Setiap pimpinan Badan Pemerintahan memprioritaskan pemanfaatan barang, jasa, dan personil dalam negeri dalam pembangunan dan pengelolaan infrastruktur SPBE dengan memperhatikan ketentuan perdagangan dunia. (2) Setiap Penyelenggara SPBE meneliti terlebih dahulu kebutuhan internal dan spesifikasi teknis dari setiap tawaran bantuan untuk pembangunan atau pengelolaan infrastruktur dan melakukan kajian manajemen resiko, uji keamanan terhadap perangkat keras, lunak, dan prosedurnya sebelum memutuskan untuk menerima bantuan. Pasal 32 (1) Setiap korporasi dapat bekerjasama dengan Badan Pemerintahan untuk membangun dan mengelola infrastruktur SPBE. (2) Badan Pemerintahan bertanggung jawab atas pembangunan dan pengelolaan infrastruktur SPBE. (3) Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait. Pasal 33 Rencana Induk Nasional SPBE sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Presiden ini. BAB IV PETA JALAN Pasal 34 (1) Peta jalan dan tahapan pengembangan SPBE dibuat untuk memandu pemerintah dalam mencapai visi dan tujuan yang ada dalam rencana induk. (2) Peta jalan dan tahapan pengembangan SPBE dibuat dengan membandingkan antara kondisi saat ini (existing) dan kondisi ideal yang terdapat di rencana induk 13 (3) Peta jalan dan tahapan pengembangan SPBE dirumuskan dalam 5 (lima) tahap dengan tema yang berbeda di setiap tahapannya. Tahapantahapan tersebut adalah: a. Informasi, Mendekatkan informasi ke publik dan pengguna. b. Interaksi, Publik dan pengguna dapat berinteraksi dengan pemerintah melalui sistem TIK terpadu. c. Transaksi, Publik dan pengguna dapat melakukan transaksi (misalnya perizinan) melalui sistem TIK pemerintah. d. Kolaborasi, Antar kementerian dan lembaga berkolaborasi untuk memadukan layanan dalam sistem TIK pemerintah. e. Optimalisasi, Layanan yang telah terpadu terus dioptimalisasikan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi. (4) Peta Jalan dan tahapan pengembangan SPBE sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (3) tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Presiden ini. BAB V TATA KELOLA Pasal 35 Tata Kelola SPBE, meliputi: a. Perencanaan; b. Organisasi dan Tata Laksana; c. Penguatan Sumber Daya Manusia; d. Pembiayaan dan Pengadaan; dan e. Pengawasan dan Evaluasi. Bagian Kesatu Perencanaan Pasal 36 (1) Seluruh Badan Pemerintahan melakukan perencanaan SPBE untuk melaksanakan administrasi pemerintahan dan menyelenggarakan pelayanan publik. (2) Dalam penyusunan dokumen perencanaan, setiap Pimpinan Badan Pemerintahan: a. melaksanakan inventarisasi seluruh kegiatan administrasi pemerintahan dan pelayanan publik yang dapat dilakukan secara elektronik; b. memastikan sistem elektronik yang akan dioperasikan telah memenuhi standar kelaikan sistem elektronik pemerintah; c. memastikan sistem elektronik yang akan dioperasikan dapat terhubung dengan sistem elektronik di Badan Pemerintahan lain; d. memastikan data yang dihasilkan dapat diakses oleh Badan Pemerintahan lain dan/atau masyarakat; 14 e. memastikan sistem elektronik yang dioperasikan dilindungi dengan sistem keamanan informasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan; f. melaksanakan pengelolaan, perawatan, dan pemutakhiran sistem elektronik. (3) Perencanaan sebagaimana di maksud dalam ayat (1) diprioritaskan untuk melaksanakan indikator kinerja utama SPBE, baik yang bersifat jangka pendek maupun yang jangka menengah. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme dan tata cara perencanaan SPBE diatur lebih lanjut oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional. Bagian Kedua Organisasi dan Tata Laksana Pasal 37 (1) Dalam rangka pelaksanaan Kebijakan SPBE, maka menteri yang menyelenggarakan urusan Pemerintahan di bidang Komunikasi dan Informasi berperan dan berfungsi serta bertanggung jawab sebagai Government CIO Nasional. (2) Government CIO Nasional sebagaimana di maksud dalam ayat (1) menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. Melakukan koordinasi, pengendalian keterpaduan, monitoring, dan evaluasi SPBE secara nasional. b. mensosialisasikan Kebijakan SPBE ke setiap Badan Pemerintahan; c. membantu Badan Pemerintahan dalam menyusun rencana pengimplementasian Kebijakan SPBE d. membantu Badan Pemerintahan dalam menyusun desain sistem elektronik sesuai dengan Kebijakan SPBE; e. membantu Badan Pemerintahan dalam menyusun norma tata kelola SPBE; f. membantu Badan Pemerintahan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang diperlukan untuk melaksanakan SPBE, g. meneliti, mengevaluasi, dan merekomendasikan aplikasi sistem elektronik di Badan Pemerintahan yang dapat dilanjutkan, diintegrasikan, dimodifikasi, atau dihentikan pengoperasiannya, dan; h. menyelenggarakan secara berkala Forum Data dan Konsolidasi Nasional. Pasal 38 (1) Pimpinan Badan Pemerintahan memastikan terlaksananya transformasi Sistem Pemerintahan Non-elektronik menjadi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (2) Transformasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan sebagai berikut: 15 a. melakukan perumusan kebijakan, pengendalian, penetapan tahaptahap implementasi. b. melakukan digitalisasi dokumen atau pengarsipan, administrasi perkantoran, dan surat menyurat secara elektronik, di lingkungan Badan Pemerintahan; c. menggunakan sistem surat elektronik pemerintah bagi Aparatur Sipil Negara; d. menetapkan pengelolaan tata naskah dinas secara elektronik pada Badan Pemerintahan; e. mengaplikasikan sistem penandatanganan elektronik berbasis kriptografi untuk naskah dinas, terutama keputusan berbentuk elektronis; f. menstandarisasikan pengisian informasi kontak administrator di setiap situsweb yang dikelola oleh Unit Kerja; (3) Unit Kerja menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. mengkonsolidasikan pengelolaan seluruh sistem informasi yang tersebar ke dalam satu sistem pengelolaan yang menyeluruh dan terintegrasi; b. mengelola, merawat, memperbaiki, dan memutakhirkan sistem elektronik, yang sekurang-kurangnya meliputi: infrastruktur jaringan, koneksi internet, sistem informasi, penyimpanan data elektronik, aplikasi elektronik, keamanan sistem dan data, dan portal atau situsweb Badan Pemerintahan; c. melaporkan hasil pencapaian kinerja SPBE beserta kendala dan usulan perbaikan, secara berkala kepada Pimpinan Badan Pemerintahan. Pasal 39 Setiap Badan Pemerintahan memanfaatkan unit kerja yang telah ada, dengan melakukan langkah-langkah penguatan kapasitas unit kerja melalui: a. mengumpulkan data dari berbagai unit kerja lain; b. memastikan penyajian data, metadata statistik, dan metadata informasi geospasial dalam format dan struktur yang sudah dibakukan oleh Kepala Lembaga yang menangani statistik dan/atau informasi geospasial; c. menyampaikan data dan metadata kepada Unit Kerja lain untuk digunakan sebagai rujukan pertama dan utama bagi penyusunan rencana, anggaran, dan evaluasi rencana pembangunan; d. menyediakan data untuk pemerintah dan masyarakat; e. melakukan koordinasi penyelenggaraan data melalui Forum Data dan Konsolidasi Nasional. Pasal 40 16 Pimpinan Badan Pemerintahan memastikan bahwa penguatan tugas dan fungsi pada Unit Kerja di lingkungan masing-masing telah dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 41 Struktur kelembagaan pelaksana SPBE sebagaimana terlampir dalam lampiran Peraturan Presiden ini. Bagian Ketiga Penguatan Sumber Daya Manusia Pasal 42 (1) Setiap Badan Pemerintahan menyiapkan sumber daya manusia dengan kualifikasi keahlian yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kebijakan SPBE sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku; (2) Setiap Pimpinan Badan Pemerintahan melakukan perekrutan, pendidikan, pelatihan, dan pembinaan terhadap sumber daya manusia agar memiliki kualifikasi keahlian sebagaimana di maksud dalam ayat (1); (3) Sumber daya manusia pelaksana SPBE adalah Aparatur Sipil Negara; (4) Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan informasi menyusun jabatan fungsional dalam rangka mendukung pelaksanaan kebijakan SPBE sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Bagian Keempat Pembiayaan dan Pengadaan Pasal 43 (1) Pembiayaan untuk penyelenggaraan SPBE di setiap Badan Pemerintahan dapat diperoleh dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), atau sumber lain yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (2) Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan dapat menolak pengajuan anggaran pembiayaan dari setiap Badan Pemerintahan yang tidak sesuai Rencana Induk Nasional SPBE. Pasal 44 Pembiayaan yang termasuk dalam kelompok anggaran SPBE meliputi: a. operasional satuan kerja pengelola SPBE; b. pembuatan dan/atau pengembangan aplikasi khusus sesuai dengan tugas dan fungsi spesifik setelah disetujui oleh Menteri yang 17 menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan informasi; c. penyediaan akses internet secara menyeluruh dan terpadu; d. penyimpanan data elektronik pada pusat data yang telah lulus uji keamanan; e. pengadaan perangkat keras dan/atau lunak yang berfungsi untuk penyelenggaraan sistem elektronik untuk pelayanan publik di Badan Pemerintahan tersebut yang dapat mengoptimalkan pemanfaatan kartu tanda penduduk elektronik dan/atau mengautentikasi identitas penduduk dan data elektronik; f. pengoperasian tandatangan digital yang terhubung dengan infrastruktur kunci publik pemerintah; g. penyediaan jasa profesional dalam rangka mendukung pengembangan dan pelaksanaan SPBE; h. pengamanan sistem elektronik dan/atau data elektronik untuk mendeteksi, mengantisipasi, dan menanggulangi serangan, akses yang tidak sah, modifikasi yang tidak sah, dan/atau intersepsi yang tidak sah; i. penyelenggaraan diklat, kursus, penataran, seminar, lokakarya, atau penyuluhan yang hasilnya akan meningkatkan kompetensi pengelolaan SPBE dari personil di Badan Pemerintahan; dan j. penyelenggaraan kegiatan sosialisasi, promosi, edukasi, atau publikasi yang dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dan aparatur negara dalam memanfaatkan SPBE yang diselenggarakan Badan Pemerintahan tersebut. Pasal 45 (1) Pengadaan barang dan/atau jasa untuk melaksanakan rencana dan anggaran di setiap Badan Pemerintahan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Khusus untuk pengadaan akses Internet, setiap Badan Pemerintahan memiliki peta kebutuhan pita lebar pada tiap-tiap unit internal dan melaksanakan pengadaan akses internet secara terpusat untuk memenuhi kebutuhan tersebut. (3) Pengadaan akses internet secara terpusat sebagaimana di maksud dalam ayat (2) tidak berarti ada 1 (satu) penyedia jasa internet saja untuk setiap Badan Pemerintahan Bagian Kelima Pengawasan dan Evaluasi Pasal 46 (1) Setiap Pimpinan Badan Pemerintahan bertanggung jawab melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap kinerja pelaksanaan SPBE. 18 (2) Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur negara bertanggungjawab atas pengawasan dan evaluasi kebijakan SPBE. (3) Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan informasi bertanggung jawab atas pengawasan dan evaluasi pelaksanaan SPBE. (4) Setiap Pimpinan Badan Pemerintahan melaporkan kinerja pelaksanaan SPBE kepada Presiden melalui Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan informasi. BAB VI KETENTUAN LAIN Pasal 47 (1) Dalam waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) tahun sejak ditetapkan Peraturan Presiden ini seluruh Badan Pemerintahan telah melaksanakan SPBE. (2) Untuk melaksanakan ketentuansebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka: a. menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan informasi bertanggung jawab terhadap penyediaan aplikasi, hal lain sebagaimana ditetapkan dalam peraturan ini serta pelaksanaan kebijakan SPBE; b. menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional bertanggung jawab terhadap pengendalian perencanaan SPBE c. menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan bertanggung jawab terhadap pembiayaan pelaksanaan SPBE d. menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur negara bertanggungjawab terhadap pengawasan dan evaluasi kebijakan SPBE e. menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesekretariatan negara bertanggung jawab terhadap pengelolaan portal nasional f. menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang dalam negeri bertanggung jawab terhadap koordinasi pelaksanaan kebijakan SPBE di daerah g. menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertahanan bertanggung jawab terhadap keamanan informasi lingkup militer h. kepala lembaga yang mempunyai tugas di bidang statistik bertanggung jawab terhadap penetapan standar teknis data yang terkait dengan bidang tugasnya. i. kepala lembaga yang mempunyai tugas di bidang informasi geospasial bertanggung jawab terhadap penetapan standar teknis data yang terkait dengan bidang tugasnya. 19 j. kepala lembaga yang mempunyai tugas di bidang penerapan dan pengkajian teknologi bertanggung jawab terhadap kajian teknologi informasi k. kepala lembaga yang mempunyai tugas di bidang sandi negara bertanggung jawab terhadap keamanan informasi publik l. kepala lembaga yang mempunyai tugas di bidang penanaman modal bertanggung jawab terhadap tata kelola perizinan penanaman modal m. kepala lembaga yang mempunyai tugas di bidang kearsipan bertanggung jawab terhadap pengelolaan penyimpanan dokumen kearsipan BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 48 Pada saat berlakunya peraturan presiden ini, semua peraturan perundangundangan di bidang SPBE yang telah ada yang tidak bertentangan dengan peraturan presiden ini dinyatakan tetap berlaku. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 49 Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Presiden ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal .................................. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, IR. H. JOKO WIDODO 20 Diundangkan di Jakarta pada tanggal MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, YASONNA H. LAOLY LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 21 NOMOR