Ranc Perpres SPBE kemenpanrb - 17 Juni 2016

advertisement
SDM
KPI
Pembinaan
Pengembangan
Evaluasi
RANCANGAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ... TAHUN ...
TENTANG
PENYELENGGARAAN SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK
Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang
efektif dan efisien perlu dibentuk sistem penyelenggaraan
pemerintahan berbasis elektronik;
b. bahwa dalam rangka pelaksanaan tujuan sebagaimana
pada butir a, diperlukan norma hukum yang mengatur
mengenai kebijakan SPBE, rencana induk, peta jalan dan
tata kelola;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada butir a dan b,
dipandang perlu membentuk Peraturan Presiden tentang
Penyelenggaraan
Sistem
Pemerintahan
Berbasis
Elektronik;
Mengingat
:
1
Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor
58;Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Nomor 4843);
3
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran
Negara
Republik
1
Indonesia
Tahun
2008
Nomor
61;Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4846);
4
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun
2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166;Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
5
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
2004
tentang
sistemPerencanaan
Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004
Nomor
104;Tambahan
Lembaran
Negara
Republik Indonesia Nomor 4421);
6
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82
Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan sistem dan
Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik
Indonesia
Tahun
2012
Nomor
189;Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5348).
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG PENYELENGGARAAN
SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan:
1.
Penyelenggaraan
Sistem
Pemerintahan
Berbasis
Elektronik,
selanjutnya disebut SPBE adalah suatu sistem tata kelola
pemerintahan yang memanfaatkan teknologi informasi secara
menyeluruh dan terpadu dalam pelaksanaan administrasi
pemerintahan dan penyelenggaraan pelayanan publik pada Badan
Pemerintahan.
2.
Badan Pemerintahan adalah lembaga yang melaksanakan fungsi
pemerintahan, baik di lingkungan pemerintah maupun penyelenggara
negara lainnya.
3.
Administrasi Pemerintahan adalah tata laksana dalam pengambilan
keputusan dan/atau tindakan oleh badan dan/atau pejabat
pemerintahan.
4.
Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
2
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.
Kebijakan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik, yang selanjutnya
disebut Kebijakan SPBE adalah pengaturan mengenai sistem tata
kelola pemerintahan yang memanfaatkan teknologi informasi secara
menyeluruh dan terpadu dalam pelaksanaan administrasi
pemerintahan dan penyelenggaraan pelayanan publik pada Badan
Pemerintahan.
Infrastruktur Teknologi Informasi, selanjutnya disebut Infrastruktur,
adalah peranti keras, peranti lunak, jaringan komunikasi data dan
fasilitas pendukung lainnya, yang ketika digunakan bersama menjadi
pondasi dasar untuk mendukung penyelenggaraan SPBE.
Interoperabilitas adalah kemampuan dua sistem atau dua komponen
atau lebih untuk bertukar informasi dan untuk menggunakan
informasi yang telah dipertukarkan.
Naskah Dinas adalah komunikasi tulis sebagai alat komunikasi
kedinasan yang dibuat dan/atau dikeluarkan oleh pejabat yang
berwenang di lingkungan Badan Pemerintahan dalam rangka
penyelenggaraan tugas pemerintahan.
Aplikasi adalah komponen sistem informasi yang digunakan untuk
menjalankan fungsi, proses, dan mekanisme kerja yang mendukung
pelaksanaan SPBE.
Aplikasi Umum adalah aplikasi elektronik yang digunakan oleh
seluruh Badan Pemerintahan.
Aplikasi Khusus adalah aplikasi elektronik yang digunakan sesuai
karakteristik masing-masing Badan Pemerintahan.
Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik,
termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta,
rancangan, foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik
(electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf,
tanda, angka, Kode Akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah,
yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu
memahaminya.
Situs Web adalah kumpulan halaman web yang berisi Informasi
Elektronik.
Teknologi Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan,
menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis,
dan/atau menyebarkan informasi.
Keamanan Informasi adalah proteksi informasi dan sistem informasi
dari akses, penggunaan, penyebaran, pengubahan, penggangguan,
atau penghancuran oleh pihak yang tidak berwenang.
Audit adalah pemeriksaan terhadap Teknologi Informasi dan Tata
Kelola dalam rangka untuk memastikan keabsahan, kehandalan, dan
kesesuaian dengan ketentuan yang berlaku.
Nama Domain adalah alamat internet seseorang, perkumpulan,
organisasi, badan usaha, atau Badan Pemerintahan yang dapat
digunakan untuk berkomunikasi melalui internet yang berupa kode
atau susunan karakter yang bersifat unik.
3
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
Repositori adalah fasilitas untuk menyimpan informasi elektronik
secara terpusat, seperti dokumen elektronik, perangkat lunak, kode
sumber, dan pedoman dengan tujuan untuk memudahkan
penyimpanan, pengaksesan, pemeliharaan, dan pendistribusian.
Tata Kelola Teknologi Informasi adalah kerangka kerja akuntabilitas
untuk mendorong perilaku yang diinginkan dalam penggunaan
Teknologi Informasi, yang melingkupi perencanaan, manajemen
belanja/investasi, realisasi, pengoperasian, dan pemeliharaan sistem.
Rencana Induk SPBE adalah dokumen perencanaan yang menjadi
acuan penyelenggaraan SPBE.
Peta Jalan SPBE adalah tahapan atau kegiatan-kegiatan yang
dilakukan untuk setiap program dalam rentang waktu tertentu untuk
mencapai tujuan yang ada di dalam Rencana Induk Nasional SPBE.
Transaksi Elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan
dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, dan/atau media
elektronik lainnya.
Akses adalah kegiatan melakukan interaksi dengan Sistem Elektronik
yang berdiri sendiri atau dalam jaringan.
Media koneksi adalah sistem elektronik tertentu yang berfungsi
sebagai sarana untuk menyediakan akses terhadap layanan yang
disediakan secara elektronik.
Forum Data dan Konsolidasi Nasional adalah wadah koordinasi bagi
seluruh Unit Kerja pada Badan Pemerintahan.
Unit Kerja adalah unit yang menangani bidang tugas data dan
teknologi informasi, dimana pimpinannya berperan sekaligus sebagai
Government CIO pada setiap Badan Pemerintahan.
Pasal 2
(1) Peraturan Presiden ini dimaksudkan untuk mengatur SPBE secara
nasional.
(2) SPBE diselenggarakan berdasarkan atas asas:
a. kedaulatan
b. optimalisasi;
c. interoperabilitas;
d. akuntabilitas;
e. profesionalitas;
f. partisipatif; dan
g. keberlanjutan.
Pasal 3
SPBE dalam Peraturan Presiden ini bertujuan untuk mewujudkan
pelaksanaan administrasi pemerintahan dan penyelenggaraan pelayanan
publik yang efektif dan efisien, serta dalam rangka meningkatkan kualitas
layanan Badan Pemerintahan dengan:
a. Badan Pemerintahan;
b. kalangan dunia usaha, dan;
4
c. masyarakat.
BAB II
KEBIJAKAN SPBE
Pasal 4
(1) Kebijakan SPBE terdiri atas 2 (dua) bagian, yaitu:
a. Rencana Induk Nasional SPBE; dan
b. Peta Jalan SPBE.
(2) Kebijakan SPBE dilaksanakan pada setiap Badan Pemerintahan sesuai
dengan tugas dan fungsi.
(3) Dalam penyusunan Kebijakan SPBE sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), dilakukan melalui pengharmonisasian peraturan perundangundangan yang berkaitan dengan penyelenggaraan sistem informasi
oleh Badan Pemerintahan.
BAB III
RENCANA INDUK NASIONAL SPBE
Pasal 5
(1)
(2)
Rencana Induk Nasional SPBE disusun dalam rangka memberikan
arah pelaksanaan SPBE agar pengembangan sistem elektronik
pemerintah berjalan terpadu dan berkesinambungan.
Rencana Induk Nasional SPBE terdiri atas 6 (enam) program utama
yaitu:
a. Keamanan Informasi Pemerintah (Government Information Security)
b. Jaringan Intra Pemerintah (Government Internet Exchange)
c. Sistem Penghubung Layanan Pemerintah (Government Service Bus)
d. Pusat Data Elektronik Terpadu (Government Integrated Data Center)
e. Aplikasi Nasional (National Application)
f. Portal Nasional (National Portal)
Bagian Kesatu
Keamanan Informasi Pemerintah
(Government Information Security)
Pasal 6
(1) Pimpinan Badan Pemerintahan menugaskan kepada Unit Kerja untuk
melindungi keamanan SPBE sesuai ketentuan keamanan informasi
5
(2)
(3)
(4)
(5)
pemerintah, serta melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap
pelaksanaan dari tugas tersebut.
Pimpinan Badan Pemerintahan dan personil yang merencanakan,
membuat, dan/atau mengoperasikan sistem elektronik memastikan
arsitektur dan desain teknis sistem elektronik, perangkat keras,
perangkat lunak, dan sistem keamanan, telah lulusuji keamanan atau
sesuai ketentuan keamanan informasi pemerintah.
Pimpinan Badan Pemerintahan menetapkan prosedur keamanan
sistem elektronik dan melakukan uji risiko sebelum menerapkan
prosedur keamanan sistem elektronik agar prosedur tersebut dapat
beroperasi secara efektif dan efisien.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana di maksud dalam ayat (1)
pimpinan Unit Kerja mengacu kepada ketentuan keamanan informasi
pemerintah.
Ketentuan keamanan informasi pemerintah sebagaimana di maksud
dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (4) diatur oleh Menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan
informasi.
Pasal 7
Government CIO Nasional bertanggung jawab terhadap keamanan informasi
penyelenggaraan SPBE secara nasional.
Pasal 8
(1)
(2)
Setiap Unit Kerja bertanggung jawab menjaga keamanan informasi
SPBE di masing-masing Badan Pemerintahan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana di maksud dalam ayat (1),
kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. membangun mekanisme yang berfungsi dan berperan sebagai
CSIRT (Computer Security Incident Response Team);
b. melakukan pemantauan terhadap kinerja teknis dari sistem;
c. menerima laporan gangguan dari pengguna sistem, CSIRT, atau
pihak manapun yang mengetahui adanya gangguan;
d. melakukan penanganan terhadap gangguan teknis yang dilaporkan;
e. meneruskan persoalan gangguan teknis yang tidak berhasil
ditangani sendiri dan melakukan koordinasi lain ke CSIRT pada
jenjang diatasnya dan;
f. melaporkan jenis gangguan, penanganan yang dilakukan, dan hasil
penanganannya kepada Government CIO Nasional;
Bagian Kedua
Jaringan Intra Pemerintah
(Government Internet Exchange)
6
Pasal 9
Jaringan intra pemerintah merupakan infrastruktur dasar yang
menghubungkan semua system elektronik pemerintah melalui sebuah
jaringan terpadu yang aman dan handal.
Pasal 10
Badan Pemerintahan harus berkoordinasi dengan CIO Nasionaldalam
melakukan pengadaan dan pengoperasian semua infrastruktur jaringan.
Pasal 11
(1) Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
komunikasi dan informasi bertugas untuk melakukan koordinasi
penyiapan dan pengelolaan Jaringan Intra Pemerintah.
(2) koordinasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi:
a. Desain Jaringan Intra Pemerintah;
b. Melakukan koordinasi pembangunan Jaringan Intra Pemerintah;
c. mengambil langkah-langkah lain yang diperlukan agar jaringa intra
pemerintah dapat beroperasi secara terpadu, aman, dan handal.
Bagian Ketiga
Sistem Penghubung Layanan Pemerintah
(Government Service Bus)
Pasal 12
Sistem penghubung layanan pemerintah berfungsi melakukan
pengaturan integrasi antar Badan Pemerintah yang menyediakan
layanan informasi tertentu sesuai dengan wewenangnya dengan Badan
Pemerintah maupun non Pemerintah lain yang menjadi pemanfaat
layanan tersebut.
Pasal 13
(1) Setiap Pimpinan Badan Pemerintahan memastikan sistem elektronik
yang dibangunmenggunakan standar teknis terbuka, mempersiapkan
tabel alokasi file untuk kepentingan pertukaran data, dan mencatat log
transaksi pertukaran data.
(2) Mekanisme Pertukaran data dan/atau pemanfaatan data bersama (data
sharing) antara Badan Pemerintahan dilakukan sesuai kewenangan dan
kualifikasi informasi.
(3) Setiap pimpinan Badan Pemerintahan mempersiapkan sarana tatap
muka yang dibutuhkan untuk interkoneksi.
7
(4) Setiap pimpinan Badan Pemerintahan mengatur agar pertukaran data
yang menyangkut data pribadi penduduk dan data aparatur negara
dilakukan dengan memperhatikan terjaganya kerahasiaan dan
keamanan serta sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian Keempat
Pusat Data Elektronik Terpadu
(Government Integrated Data Center)
Pasal 14
Pusat data elektronik terpadu merupakan suatu fasilitas yang digunakan
untuk menampung semua data-data pemerintahan agar setiap Badan
Pemerintahan dapat berbagi data untuk kebutuhan pelayanan masyarakat
yang lebih efektif.
Pasal 15
(1) Setiap Badan Pemerintahan melakukan pendataan terhadap data-data
yang berkaitan dengan penyelenggaraan kegiatan, wilayah dari subyek
atau obyek kerja, atau peristiwa.
(2) Data sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat berupa data statistik,
data geospasial, atau data lain yang jenisnya ditentukan dalam
peraturan perundang-undangan.
(3) Agar data sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memiliki tingkat
keakurasian tinggi dan dapat digunakan dengan mudah untuk kegiatan
perencanaan
pembangunan
nasional,
maka
Menteri
yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perencanaan
pembangunan nasional secara berkala dapat menyampaikan
permintaan data kepada setiap Badan Pemerintahan.
(4) Setiap Badan Pemerintahan mengisi permintaan data sebagaimana di
maksud dalam ayat (3) secara lengkap, menyampaikannya secara tepat
waktu, dan mengacu pada standar teknis data yang telah dibakukan
oleh Lembaga yang menangani statistik dan/atau informasi geospasial.
(5) Pemanfaatan data antar Badan Pemerintahan dilakukan melalui
mekanisme layanan terpadu.
(6) Pengembangan dan pengoperasian layanan terpadu sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) dikoordinasikan oleh Menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Komunikasi dan
Informasi.
Pasal 16
8
(1) Setiap data dan dokumen elektronik yang dibuat oleh Badan
Pemerintahan disimpan dalam format data terbuka.
(2) Badan Pemerintahan melaporkan seluruh basis data elektronik yang
telah dikelola dan rencana pengembangannyasecara elektronik kepada
Government CIO Nasional, paling lama 1 (satu) tahun sejak Peraturan
Presiden ini ditetapkan.
(3) Terhadap laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Government CIO
Nasional berwenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku:
a. menambah, mengurangi, mengubah, dan/atau menghilangkan satu
atau beberapa elemen di dalam basis data elektronik nya, dan/atau;
b. menghubungkan, menggabungkan, atau mengintegrasikan basis
data elektroniknya dengan basis data elektronik di Badan
Pemerintahan lain.
Pasal 17
(1) Setiap Badan Pemerintahan menyediakan data secara elektronik
sebagai informasi publik.
(2) Dalam pelaksanaan keterbukaan informasi publik, setiap pimpinan
Badan Pemerintahan mempertimbangkan perlindungan terhadap aspek
privasi, data pribadi, keselamatan warganegara, dan/atau keamanan
dan keselamatan negara.
Pasal 18
(1) Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
komunikasi dan informasi bertugas untuk membangun Pusat Data
Elektronik Nasional.
(2) Pusat Data Elektronik Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berfungsi sebagai tempat penyimpanan dokumentasi sistem elektronik,
data elektronik, dan basis data elektronik dari seluruh Badan
Pemerintahan yang dimanfaatkan untuk kepentingan administrasi
pemerintahan dan pelayanan publik
Pasal 19
(1) Setiap Badan Pemerintahan menggunakan fasilitas pusat data dan
pusat pemulihan data (data recovery center) yang berupa sarana dan
prasarana terpusat yang berada di wilayah hukum Republik Indonesia
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Komunikasi dan Informasi melakukan koordinasi penyediaan fasilitas
pusat data nasional yang terintegrasi dengan seluruh fasilitas pusat
data sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pusat data elektronik nasional dan
pusat pemulihan data (data recovery center) diatur dengan Peraturan
9
Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Komunikasi dan Informasi.
Pasal 20
Pusat Data Elektronik Nasional diselenggarakan dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. berlokasi di wilayah darat, laut, dan udara Republik Indonesia;
b. perangkat lunak dan keras dari sistem elektronik yang digunakan telah
sesuai dengan standar keamanan informasi pemerintah.
c. personil yang mengoperasikan telah sesuai dengan ketentuan standar
keamanan pemerintah.
d. sistem elektronik dan datanya dilindungi dengan sarana kriptografi yang
mengacu pada standar yang ditetapkan oleh Badan Pemerintahan yang
bertanggungjawab dalam urusan persandian negara;
e. lokasi kedudukan pusat data elektronik dijaga secara fisik,
f. trafik masuk dan keluar dari pusat data elektronik dicatat dalam
sistem; dan
g. area sekitar pusat data elektronik direkam secara terus menerus dengan
perangkat kamera yang memiliki kemampuan merekam dalam gelap.
Bagian Kelima
Aplikasi Nasional
(National Application)
Pasal 21
(1) Aplikasi Nasional terdiri atas
a. aplikasi umum; dan
b. aplikasi khusus.
(2) Aplikasi umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
ditentukan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang komunikasi dan informasi.
(3) Aplikasi umum dapat dikembangkan dan dikendalikan oleh Badan
Pemerintah yang memiliki weweang dalam urusan atau fungsi yang
didukung oleh aplikasi tersebut melalui koordinasi dengan Menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Komunikasi da
Informasi.
(4) Aplikasi khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
dikembangkan dan dioperasikan sesuai tugas dan fungsi Badan
Pemerintahan yang dalam pelaksanaannya berkoordinasi dengan
Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
komunikasi dan informasi.
(5) Ditinjau dari aspek keberlakuannya, maka Aplikasi Umum
dioperasikan secara seragam di seluruh Badan Pemerintahan,
sedangkan Aplikasi Khusus dioperasikan hanya di Badan Pemerintahan
yang membuatnya dan/atau Badan Pemerintahan lain sesuai
fungsinya.
10
(6) Setiap Badan Pemerintahan melaporkan dan mendaftarkan aplikasi
yang digunakannya kepada Menteri yang bertanggungjawab dalam
urusan pemerintahan di bidang Komunikasi dan Informasi.
(7) Setiap Badan Pemerintahan mengoperasikan Aplikasi Umum di Badan
Pemerintahannya sesuai ketentua yang berlaku.
Pasal 22
(1) Aplikasi sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 22 memenuhi
ketentuan interoperabilitas, keamanan sistem informasi, antar muka,
dan akses.
Pasal 23
(1) Pengembangan dan pengoperasian aplikasi menggunakan kode sumber
terbuka (open source) degan lisensi kode sumber sesuai dengan
kebutuhan Badan Pemerintah.
(2) Badan Pemerintahan dapat menggunakan aplikasi dengan kode sumber
tidak terbuka setelah berkoordinasi dan mendapat rekomendasi dari
Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Komunikasi dan Informasi.
Pasal 24
(1) Hak cipta atas aplikasi dan kode sumber yang dibangun oleh Badan
Pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam peraturan presiden ini
menjadi milik negara.
(2) Kode sumber aplikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
dokumen-dokumen teknisnya disampaikan kepada menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Komunikasi dan
Informasiuntuk dapat dimanfaatkan bagi negara sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
(3) Ketentuan mengenai tatakelola hak cipta dan kode sumber
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 25
Pembangunan dan/atau pengembangan aplikasi yang melibatkan lebih dari
satu Badan Pemerintahan dikoordinasikan oleh Menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Komunikasi dan
Informasi.
11
Pasal 26
Aplikasi yang digunakan untuk SPBE dapat diperiksa kesesuaian fungsinya
melalui audit yang dilakukan oleh tenaga ahli yang kompeten yang ditunjuk
Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Komunikasi dan Informasi.
Bagian Keenam
Portal Nasional
(National Portal)
Pasal 27
Portal Nasional merupakan pintu gerbang bagi layanan Pemerintah berbasis
situsweb.
Pasal 28
(1) Situsweb yang merupakan portal nasional dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia adalah Indonesia.go.id
(2) Seluruh administrator situsweb Badan Pemerintahan menghubungkan
situswebnya dengan situsweb indonesia.go.id atau situs induk lainnya
yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(3) Badan Pemerintahan yang melaksanakan fungsi di bidang sekretariat
negara mengelola portal nasional dibawah koordinasi Government CIO
Nasional.
Pasal 29
(1) Setiap administrator situsweb dan fasilitas lain terkait Badan
Pemerintahan menyediakan fitur di situsweb Badan Pemerintahan yang
dapat dengan mudah digunakan oleh masyarakat untuk
menyampaikan saran, keluhan, usulan, pendapat, kritik, atau
gagasannya.
(2) Setiap administrator situsweb dan fasilitas lainterkait mendata seluruh
saran, keluhan, usulan, pendapat, kritik, atau gagasan yang masuk
dan melaporkannya secara elektronik kepada Unit Kerja.
(3) Unit Kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) melakukan analisis
dan menentukan langkah untuk menindaklanjuti saran dan keluhan
tersebut.
Pasal 30
12
(1) Setiap pemilik sistem elektronik privat menjaga keamanan sistem,
pusat data, dan/atau basis data elektroniknya masing-masing.
(2) Administrator keamanan komputer di setiap sistem elektronik privat
berkoordinasi dengan Government CIO Kabupaten/Kota untuk saling
berbagi informasi seputar adanya serangan atau ancaman serangan
terhadap sistem, pusat data, dan/atau basis data elektronik, agar
secara
bersama-sama
dapat
melakukan
upaya
untuk
menanggulanginya.
Pasal 31
(1) Setiap pimpinan Badan Pemerintahan memprioritaskan pemanfaatan
barang, jasa, dan personil dalam negeri dalam pembangunan dan
pengelolaan infrastruktur SPBE dengan memperhatikan ketentuan
perdagangan dunia.
(2) Setiap Penyelenggara SPBE meneliti terlebih dahulu kebutuhan internal
dan spesifikasi teknis dari setiap tawaran bantuan untuk
pembangunan atau pengelolaan infrastruktur dan melakukan kajian
manajemen resiko, uji keamanan terhadap perangkat keras, lunak, dan
prosedurnya sebelum memutuskan untuk menerima bantuan.
Pasal 32
(1) Setiap korporasi dapat bekerjasama dengan Badan Pemerintahan untuk
membangun dan mengelola infrastruktur SPBE.
(2) Badan Pemerintahan bertanggung jawab atas pembangunan dan
pengelolaan infrastruktur SPBE.
(3) Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) mengacu
pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait.
Pasal 33
Rencana Induk Nasional SPBE sebagaimana dimaksud pada Pasal 6
tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Presiden ini.
BAB IV
PETA JALAN
Pasal 34
(1) Peta jalan dan tahapan pengembangan SPBE dibuat untuk memandu
pemerintah dalam mencapai visi dan tujuan yang ada dalam rencana
induk.
(2) Peta jalan dan tahapan pengembangan SPBE dibuat dengan
membandingkan antara kondisi saat ini (existing) dan kondisi ideal
yang terdapat di rencana induk
13
(3) Peta jalan dan tahapan pengembangan SPBE dirumuskan dalam 5
(lima) tahap dengan tema yang berbeda di setiap tahapannya. Tahapantahapan tersebut adalah:
a. Informasi, Mendekatkan informasi ke publik dan pengguna.
b. Interaksi, Publik dan pengguna dapat berinteraksi dengan
pemerintah melalui sistem TIK terpadu.
c. Transaksi, Publik dan pengguna dapat melakukan transaksi
(misalnya perizinan) melalui sistem TIK pemerintah.
d. Kolaborasi, Antar kementerian dan lembaga berkolaborasi untuk
memadukan layanan dalam sistem TIK pemerintah.
e. Optimalisasi, Layanan yang telah terpadu terus dioptimalisasikan
untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi.
(4) Peta Jalan dan tahapan pengembangan SPBE sebagaimana yang
dimaksud dalam ayat (3) tercantum dalam lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Presiden ini.
BAB V
TATA KELOLA
Pasal 35
Tata Kelola SPBE, meliputi:
a. Perencanaan;
b. Organisasi dan Tata Laksana;
c. Penguatan Sumber Daya Manusia;
d. Pembiayaan dan Pengadaan; dan
e. Pengawasan dan Evaluasi.
Bagian Kesatu
Perencanaan
Pasal 36
(1) Seluruh Badan Pemerintahan melakukan perencanaan SPBE untuk
melaksanakan administrasi pemerintahan dan menyelenggarakan
pelayanan publik.
(2) Dalam penyusunan dokumen perencanaan, setiap Pimpinan Badan
Pemerintahan:
a. melaksanakan
inventarisasi
seluruh
kegiatan
administrasi
pemerintahan dan pelayanan publik yang dapat dilakukan secara
elektronik;
b. memastikan sistem elektronik yang akan dioperasikan telah
memenuhi standar kelaikan sistem elektronik pemerintah;
c. memastikan sistem elektronik yang akan dioperasikan dapat
terhubung dengan sistem elektronik di Badan Pemerintahan lain;
d. memastikan data yang dihasilkan dapat diakses oleh Badan
Pemerintahan lain dan/atau masyarakat;
14
e. memastikan sistem elektronik yang dioperasikan dilindungi dengan
sistem keamanan informasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
dan;
f. melaksanakan pengelolaan, perawatan, dan pemutakhiran sistem
elektronik.
(3) Perencanaan sebagaimana di maksud dalam ayat (1) diprioritaskan
untuk melaksanakan indikator kinerja utama SPBE, baik yang bersifat
jangka pendek maupun yang jangka menengah.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme dan tata cara perencanaan
SPBE diatur lebih lanjut oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional.
Bagian Kedua
Organisasi dan Tata Laksana
Pasal 37
(1) Dalam rangka pelaksanaan Kebijakan SPBE, maka menteri yang
menyelenggarakan urusan Pemerintahan di bidang Komunikasi dan
Informasi berperan dan berfungsi serta bertanggung jawab sebagai
Government CIO Nasional.
(2) Government CIO Nasional sebagaimana di maksud dalam ayat (1)
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
a. Melakukan koordinasi, pengendalian keterpaduan, monitoring, dan
evaluasi SPBE secara nasional.
b. mensosialisasikan Kebijakan SPBE ke setiap Badan Pemerintahan;
c. membantu Badan Pemerintahan dalam menyusun rencana
pengimplementasian Kebijakan SPBE
d. membantu Badan Pemerintahan dalam menyusun desain sistem
elektronik sesuai dengan Kebijakan SPBE;
e. membantu Badan Pemerintahan dalam menyusun norma tata kelola
SPBE;
f. membantu Badan Pemerintahan dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia yang diperlukan untuk melaksanakan SPBE,
g. meneliti, mengevaluasi, dan merekomendasikan aplikasi sistem
elektronik di Badan Pemerintahan yang dapat dilanjutkan,
diintegrasikan, dimodifikasi, atau dihentikan pengoperasiannya,
dan;
h. menyelenggarakan secara berkala Forum Data dan Konsolidasi
Nasional.
Pasal 38
(1) Pimpinan Badan Pemerintahan memastikan terlaksananya transformasi
Sistem Pemerintahan Non-elektronik menjadi Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik
(2) Transformasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan
sebagai berikut:
15
a. melakukan perumusan kebijakan, pengendalian, penetapan tahaptahap implementasi.
b. melakukan digitalisasi dokumen atau pengarsipan, administrasi
perkantoran, dan surat menyurat secara elektronik, di lingkungan
Badan Pemerintahan;
c. menggunakan sistem surat elektronik pemerintah bagi Aparatur Sipil
Negara;
d. menetapkan pengelolaan tata naskah dinas secara elektronik pada
Badan Pemerintahan;
e. mengaplikasikan sistem penandatanganan elektronik berbasis
kriptografi untuk naskah dinas, terutama keputusan berbentuk
elektronis;
f. menstandarisasikan pengisian informasi kontak administrator di
setiap situsweb yang dikelola oleh Unit Kerja;
(3) Unit Kerja menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
a. mengkonsolidasikan pengelolaan seluruh sistem informasi yang
tersebar ke dalam satu sistem pengelolaan yang menyeluruh dan
terintegrasi;
b. mengelola, merawat, memperbaiki, dan memutakhirkan sistem
elektronik, yang sekurang-kurangnya meliputi: infrastruktur
jaringan, koneksi internet, sistem informasi, penyimpanan data
elektronik, aplikasi elektronik, keamanan sistem dan data, dan portal
atau situsweb Badan Pemerintahan;
c. melaporkan hasil pencapaian kinerja SPBE beserta kendala dan
usulan perbaikan, secara berkala kepada Pimpinan Badan
Pemerintahan.
Pasal 39
Setiap Badan Pemerintahan memanfaatkan unit kerja yang telah ada,
dengan melakukan langkah-langkah penguatan kapasitas unit kerja
melalui:
a. mengumpulkan data dari berbagai unit kerja lain;
b. memastikan penyajian data, metadata statistik, dan metadata informasi
geospasial dalam format dan struktur yang sudah dibakukan oleh Kepala
Lembaga yang menangani statistik dan/atau informasi geospasial;
c. menyampaikan data dan metadata kepada Unit Kerja lain untuk
digunakan sebagai rujukan pertama dan utama bagi penyusunan
rencana, anggaran, dan evaluasi rencana pembangunan;
d. menyediakan data untuk pemerintah dan masyarakat;
e. melakukan koordinasi penyelenggaraan data melalui Forum Data dan
Konsolidasi Nasional.
Pasal 40
16
Pimpinan Badan Pemerintahan memastikan bahwa penguatan tugas dan
fungsi pada Unit Kerja di lingkungan masing-masing telah dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 41
Struktur kelembagaan pelaksana SPBE sebagaimana terlampir dalam
lampiran Peraturan Presiden ini.
Bagian Ketiga
Penguatan Sumber Daya Manusia
Pasal 42
(1) Setiap Badan Pemerintahan menyiapkan sumber daya manusia dengan
kualifikasi keahlian yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kebijakan
SPBE sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;
(2) Setiap Pimpinan Badan Pemerintahan melakukan perekrutan,
pendidikan, pelatihan, dan pembinaan terhadap sumber daya manusia
agar memiliki kualifikasi keahlian sebagaimana di maksud dalam ayat
(1);
(3) Sumber daya manusia pelaksana SPBE adalah Aparatur Sipil Negara;
(4) Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
komunikasi dan informasi menyusun jabatan fungsional dalam rangka
mendukung pelaksanaan kebijakan SPBE sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
Bagian Keempat
Pembiayaan dan Pengadaan
Pasal 43
(1) Pembiayaan untuk penyelenggaraan SPBE di setiap Badan
Pemerintahan dapat diperoleh dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), atau
sumber lain yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
keuangan dapat menolak pengajuan anggaran pembiayaan dari setiap
Badan Pemerintahan yang tidak sesuai Rencana Induk Nasional SPBE.
Pasal 44
Pembiayaan yang termasuk dalam kelompok anggaran SPBE meliputi:
a. operasional satuan kerja pengelola SPBE;
b. pembuatan dan/atau pengembangan aplikasi khusus sesuai dengan
tugas dan fungsi spesifik setelah disetujui oleh Menteri yang
17
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan
informasi;
c. penyediaan akses internet secara menyeluruh dan terpadu;
d. penyimpanan data elektronik pada pusat data yang telah lulus uji
keamanan;
e. pengadaan perangkat keras dan/atau lunak yang berfungsi untuk
penyelenggaraan sistem elektronik untuk pelayanan publik di Badan
Pemerintahan tersebut yang dapat mengoptimalkan pemanfaatan kartu
tanda penduduk elektronik dan/atau mengautentikasi identitas
penduduk dan data elektronik;
f. pengoperasian
tandatangan
digital
yang
terhubung
dengan
infrastruktur kunci publik pemerintah;
g. penyediaan jasa profesional dalam rangka mendukung pengembangan
dan pelaksanaan SPBE;
h. pengamanan
sistem elektronik dan/atau data elektronik untuk
mendeteksi, mengantisipasi, dan menanggulangi serangan, akses yang
tidak sah, modifikasi yang tidak sah, dan/atau intersepsi yang tidak
sah;
i. penyelenggaraan diklat, kursus, penataran, seminar, lokakarya, atau
penyuluhan yang hasilnya akan meningkatkan kompetensi pengelolaan
SPBE dari personil di Badan Pemerintahan; dan
j. penyelenggaraan kegiatan sosialisasi, promosi, edukasi, atau publikasi
yang dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dan aparatur negara
dalam memanfaatkan SPBE yang diselenggarakan Badan Pemerintahan
tersebut.
Pasal 45
(1) Pengadaan barang dan/atau jasa untuk melaksanakan rencana dan
anggaran di setiap Badan Pemerintahan mengacu pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(2) Khusus untuk pengadaan akses Internet, setiap Badan Pemerintahan
memiliki peta kebutuhan pita lebar pada tiap-tiap unit internal dan
melaksanakan pengadaan akses internet secara terpusat untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
(3) Pengadaan akses internet secara terpusat sebagaimana di maksud
dalam ayat (2) tidak berarti ada 1 (satu) penyedia jasa internet saja
untuk setiap Badan Pemerintahan
Bagian Kelima
Pengawasan dan Evaluasi
Pasal 46
(1) Setiap Pimpinan Badan Pemerintahan bertanggung jawab melakukan
pengawasan dan evaluasi terhadap kinerja pelaksanaan SPBE.
18
(2) Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
aparatur negara bertanggungjawab atas pengawasan dan evaluasi
kebijakan SPBE.
(3) Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
komunikasi dan informasi bertanggung jawab atas pengawasan dan
evaluasi pelaksanaan SPBE.
(4) Setiap Pimpinan Badan Pemerintahan melaporkan kinerja pelaksanaan
SPBE kepada Presiden melalui Menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang komunikasi dan informasi.
BAB VI
KETENTUAN LAIN
Pasal 47
(1) Dalam waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) tahun sejak ditetapkan
Peraturan Presiden ini seluruh Badan Pemerintahan telah
melaksanakan SPBE.
(2) Untuk melaksanakan ketentuansebagaimana dimaksud pada ayat (1),
maka:
a. menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
komunikasi dan informasi bertanggung jawab terhadap penyediaan
aplikasi, hal lain sebagaimana ditetapkan dalam peraturan ini serta
pelaksanaan kebijakan SPBE;
b. menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
perencanaan pembangunan nasional bertanggung jawab terhadap
pengendalian perencanaan SPBE
c. menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
keuangan bertanggung jawab terhadap pembiayaan pelaksanaan
SPBE
d. menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
aparatur negara bertanggungjawab terhadap pengawasan dan
evaluasi kebijakan SPBE
e. menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kesekretariatan negara bertanggung jawab terhadap pengelolaan
portal nasional
f. menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
dalam negeri bertanggung jawab terhadap koordinasi pelaksanaan
kebijakan SPBE di daerah
g. menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pertahanan bertanggung jawab terhadap keamanan informasi
lingkup militer
h. kepala lembaga yang mempunyai tugas di bidang statistik
bertanggung jawab terhadap penetapan standar teknis data yang
terkait dengan bidang tugasnya.
i. kepala lembaga yang mempunyai tugas di bidang informasi
geospasial bertanggung jawab terhadap penetapan standar teknis
data yang terkait dengan bidang tugasnya.
19
j. kepala lembaga yang mempunyai tugas di bidang penerapan dan
pengkajian teknologi bertanggung jawab terhadap kajian teknologi
informasi
k. kepala lembaga yang mempunyai tugas di bidang sandi negara
bertanggung jawab terhadap keamanan informasi publik
l. kepala lembaga yang mempunyai tugas di bidang penanaman modal
bertanggung jawab terhadap tata kelola perizinan penanaman modal
m. kepala lembaga yang mempunyai tugas di bidang kearsipan
bertanggung jawab terhadap pengelolaan penyimpanan dokumen
kearsipan
BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 48
Pada saat berlakunya peraturan presiden ini, semua peraturan perundangundangan di bidang SPBE yang telah ada yang tidak bertentangan dengan
peraturan presiden ini dinyatakan tetap berlaku.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 49
Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan
Presiden ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal ..................................
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
IR. H. JOKO WIDODO
20
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
YASONNA H. LAOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015
21
NOMOR
Download