PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA Tujuan utama perusahaan adalah mencapai laba dengan menggunakan sumber daya yang dimilikinya. Tujuan perusahaan ditentukan di dalam perencaan yang berupa anggaran. Pengendalian biaya dapat dipakai untuk menganalisa efisiensi dan efektifitas biaya produksi yang terjadi dengan cara membandingkan antara anggaran dengan taksiran atau standarnya. A. Perencanaan dan Penganggaran Perencanaan adalah perumusan tujuan perusahaan dan penentuan strategi yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan perusahaan. Penganggaran merupakan perencanaan keuangan perusahaan yang dipakai sebagai dasar pengendalian keuangan perusahaan untuk periode yang akan datang. Cara penyusunan anggaran dapat digolongkan sebagai berikut: 1. Anggaran tetap atau anggaran statis (fixed atau static budget) Anggaran tetap didasarkan pada estimasi satu tingkatan volume kapasitas tertentu yang sifatnya konstan yang akan dicapai oleh perusahaan dalam periode tertentu. 2. Anggaran fleksibel atau anggaran skala turun-naik (flexible budget atau sliding scale budget) Anggaran fleksibel disusun berderet (berseri) yang merupakan perbandingan antara beberapa tingkatan volume kapasitas dimana anggaran digolongkan ke dalam anggaran biaya tetap dan anggaran biaya variabel. Periode anggaran disusun atas dasar berikut ini: 1. Anggaran jangka panjang merupakan anggaran yang disusun oleh perusahaan untuk jangka waktu beberapa tahun, mislnya 3 atau 5 tahun. 2. Anggaran tahunan merupakan anggaran yang disusun oleh perusahaan untuk jangka waktu satu tahun atau satu periode akuntansi. 3. Anggaran bulanan merupakan anggaran tahunan yang disusun lebih terinci untuk setiap bulan di dalam tahun anggaran yang bersangkutan. Keuntungan pemakaian anggaran adalah sebagai berikut: 1. Penyusunan anggaran merupakan kekuatan manajemen dalam menyusun perencanaan. 2. Anggaran dapat digunakan sebagai alat koordinasi berbagai kegiatan perusahaan. 3. Implementasi anggaran dapat menciptakan alat untuk pengawasan kegiatan perusahaan. 4. Berdarkan anggaran manajemen dapat memeriksa dengan seksama penggunaan sumber daya perusahaan. 5. Pemakaian anggaran mengakibatkan timbulnya suasana yang bersemangat untuk memperoleh laba, timbul kesadaran tentang pentingnya biaya sebelum dana disediakan. 6. Pemakaian anggaran dapat mendorong dipakainya standar sebagai alat pengukur prestasi suatu bagian atau individu di dalam perusahaan. 7. Pemakaian anggaran dapat membantu manajemen di dalam pengambilan keputusan untuk memilih beberapa alternatif yang mungkin dilaksanakan. Keterbatasan anggaran adalah sebagai berikut: 1. Anggaran didasarkan pada estimasi atas kegiatan yang akan datang, ketepatan dari estimasi sangat tergantung pada pengalaman dan kemampuan dari estimator, ketidaktepatan anggaran berakibat tidak dapat dipakai sebagai alat perencanaan, koordinasi, dan pengawasan dengan baik. 2. Anggaran harus selalu disesuaikan dengan perubahan kondisi dan asumsi. 3. Anggaran dapat dipakai sebagai alat oleh manajemen hanya apabila semua pihak, terutama manajer-manajer perusahaan, secara terus menerus dan terkoordinasi berusaha dan bertanggungjawab atau tercapainya tujuan yang telah ditentukan di dalam anggaran. 4. Anggaran adalah alat untuk membantu manajemen, akan tetapi tidak dapat menggantikan fungsi manajemen dan “judgement” manajemen masih diperlukan atas dasar pengetahuan dan pengalaman. B. Sistem Harga Pokok Taksiran Sistem harga pokok taksiran adalah salah satu sistem harga pokok yang ditentukan di muka untuk mengolah produk atau jasa tertentu dengan jalan menentukan besarnya taksiran biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang diperlukan untuk mengolah produk atau jasa di waktu yang akan datang. Kebaikan sistem harga pokok taksiran adalah sebagai berikut: 1. Dapat mengurangi atau menekan biaya administrasi Penggunaan beberapa dokumen dasar dapat dikurangi dan perhitungan harga pokok produk atau jasa dapat dengan cepat diadakan, sehingga mengurangi besarnya biaya administrasi. 2. Dapat menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan Manajemen memerlukan informasi biaya untuk pengambilan keputusan tentang produk atau jasa sebelum produk atau jasa tersebut diolah. 3. Mengantar ke pamakaian sistem harga pokok standar Pada sistem harga pokok taksiran selisih biaya mulai dihitung, sehingga suatu bagian perusahaan akan tahu apakah mereka telah menyerap biaya sesungguhnya lebih tinggi atau lebih rendah dibanding taksiran. Oleh karena itu, apabila masa yang akan datang digunakan sistem harga pokok standar maka para pelaksana tidak mengalami kejutan atau frustasi. Kelemahan sistem harga pokok taksiran adalah sebagai berikut: Harga pokok taksiran yang ditentukan kurang teliti baru dapat dikoreksi pada akhir periode setelah selisih biaya dihitung dan dialokasikan. Di lain pihak pengambilan keputusan oleh manajemen telah dilakukan sebelum produk atau jasa diolah, sehingga terjadinya selisih biaya yang besar dapat mengakibatkan pengambilan keputusan yang keliru. Penentuan besarnya harga pokok taksiran Harga pokok taksiran untuk setiap elemen biaya produksi ditentukan sebagai berikut: 1. Taksiran biaya bahan baku meliputi taksiran kuantitas setiap jenis bahan baku yang diperlukan untuk mengolah setiap satuan produk tertentu dan taksiran harga setiap jenis bahan baku yang diperlukan tersebut. 2. Taksiran biaya tenaga kerja langsung dipengaruhi oleh sistem pengupahan yang berlaku di perusahaan. a. Apabila sistem pengupahan yang digunakan perusahaan sistem upah per potong (buah produk) yang dihasilkan, maka besarnya taksiran biaya tenaga kerja langsung dapat diperoleh dari penentuan taksiran upah per potang yang akan digunakan untuk waktu yang akan datang. b. Apabila sistem pengupahan yang digunakan perusahaan sistem upah per jam kerja langsung, maka besarnya taksiran biaya tenaga kerja langsung dapat ditentukan dengan menaksir waktu (jam kerja) yang diperlukan untuk mengolah satu satuan produk dan menaksir besarnya tarip biaya tenaga kerja langsung per jam yang akan berlaku untuk waktu yang akan datang. c. Apabila sistem pengupahan yang digunakan perusahaan sistem upah tetap per bulan, maka besarnya taksiran biaya tenaga kerja langsung ditentukan dengan menjumlahkan total biaya tenaga kerja langsung didalam satu periode dibagi volume produksi yang ditaksir (direncanakan) akan dihasilkan didalam periode tersebut. 3. Taksiran biaya overhead pabrik ditentukan dengan cara menaksir besarnya setiap elemen biaya overhead pabrik dalam periode tertentu yang dikelompokkan ke dalam biaya tetap dan biaya variabel sehingga diketahui besarnya taksiran biaya overhead pabrik. Penentuan biaya taksiran setiap unit produk yang dihasilkan dilakukan dengan cara membagi antara jumlah taksiran biaya overhead pabrik dengan taksiran kapasitas yang akan dipakai sebagi dasar pembebanan biaya overhead pabrik. C. Sistem Harga Pokok Standar Sistem harga pokok standar adalah salah satu sistem harga pokok yang ditentukan di muka untuk mengolah produk atau jasa tertentu dengan cara menentukan besarnya biaya standar dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik untuk mengolah satu satuan produk atau jasa tertentu. Penggunaan biaya standar di dalam penyusunan anggaran akan dapt dipakai sebagai alat perencanaan dan pengendalian biaya dengan baik dan teliti. Manfaat harga pokok standar adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan Penetapan harga pokok standar dapat dipakai sebagai dasar yang kuat untuk menyusun rencana kegiatan perusahaan dengan efisien, ekonomis, dan teliti. 2. Koordinasi Penetapan dan pemakaian harga pokok standar akan membiasakan adanya koordinasi antar bagian didalam organisasi yang berhubungan dengan standar tersebut. 3. Pengambilan keputusan Pemakaian harga pokok standar menentukan harga pokok yang seharusnya terjadi sebelum produk atau jasa mulai diolah atau dikerjakan. Informasi harga pokok standar tersebut sangat bermanfaat bagi manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan. 4. Pengendalian biaya Harga pokok standar dapat dipakai oleh manajemen sebagai alat pengendalian biaya dan menilai prestasi pelaksana dengan baik. Biaya sesungguhnya dibandingkan dengan biaya standar, sehingga dapat dilakukan penentuan efisiensi setiap elemen biaya pada setiap departemen dimana produk diolah. Penentuan besarnya selisih biaya yang timbul akan menunjukkan elemen biaya apa, pada departemen mana, dan tanggung jawab siapa selisih biaya tersebut. 5. Memungkinkan diterapkan “Prinsip Pengecualian” (Principle of Exception) Pada perusahaan besar, eksekutif atau pengawas tidak dapat menilai efisiensi dan produktivitas setiap individu. Penggunaan “prisip pengecualian” dapat mengatasi masalah tersebut dengan cara menitikkan perhatiannya kepada hal-hal yang menyimpang disbanding dengan standar yang sudah ditetapkan. 6. Penentuan insentif kepada personal Apabila standar dikaitkan dengan pemberian insentif kepada karyawan yang dapat berprestasi lebih baik dibandingkan standar, maka karyawan akan memperoleh motivasi untuk berprestasi. 7. Mengurangi biaya administrasi Pemakaian harga pokok standar dapat menekan atau mengurangi waktu, tenaga, dan biaya administrasi. Jenis-jenis standar Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penggunaan standar oleh perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Faktor tingkat harga Beberapa konsep tingkat harga yang dapat dipakai untuk menentukan harga pokok standar adalah sebagai berikut: a. Standar ideal (ideal standard) mendasarkan anggapan kepada tinggat harga bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang paling rendah. b. Standar normal (normal standard) mendasarkan anggapan kepada tingkat harga rata-rata yang diharapkan terjadi dalam siklus perusahaan c. Current standard mendasarkan anggapan kepada tingkat harga yang diharapkan akan terjadi di dalam periode akuntansi pemakaian standar. d. Standar dasar (basic standard) mendasarkan anggapan kepada tingkat harga yang diharapkan terjadi pada tahun pertama penggunaan standar. 2. Faktor tingkat prestasi Penentuan tingkat prestasi standar mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut: a. Standar prestasi teoritis (theoretical performance standard) mendasarkan anggapan bahwa semua pelaksana akan dapat bekerja dengan tingkat yang paling efisien. Standar ini tidak memperhitungkan hambatan-hambatan prestasi yang tidak dapat dihindari terjadinya. b. Standar prestasi terbaik yang dicapai (attainable good performance standard) mendasarkan kepada standar prestasi teoritis dengan memperhitungkan hambatanhambatan prestasi yang tidak dapat dihindari terjadinya. c. Standar prestasi rata-rata masa lalu (average past performance standard) mendasarkan kepada rata-rata prestasi masa lalu untuk menentukan standar prestasi yang akan datang. d. Standar prestasi normal (normal performance standard) mendasarkan pada taksiran prestasi dan efisiensi yang normal dapat dicapai oleh para pelaksana di waktu yang akan datang. 3. Faktor tingkat produksi Tingkat produksi yang dapat dipertimbankan didalam penentuan standar adalah sebagai berikut: a. Standar kapasitas teoritis (theoretical capacity standard) mendasarkan kepada kemampuan produksi suatu departemen atau pabrik pada kecepatan penuh tanpa berhenti. Standar kapasitas teoritis tidak memperhitungkan hambatan-hambatan atau pemberhentian kegiatan produksi yang tidak dapat dihindari, baik yang disebagkan faktor internal atau eksternal perusahaan. b. Standar kapasitas praktis (practical capacity standard) mendasarkan kepada tingkatan produksi teoritis dikurangi dengan hambatan-hambatan kegiatan produksi yang tidak dapat dihindari karena faktor internal perusahaan. c. Standar kapasitas normal (normal capacity standard) mendasarkan kepada tingkatan produksi teoritis dikurangi hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindari baik yang datangnya dari faktor internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. d. Standar kapasitas yang diharapkan (expected capacity standard) mendasarkan kepada kegiatan produksi yang diharapkan dapat dicapai pada periode akuntansi pemakaian standar. Besarnya tingkat produksi yang diharapkan dipengaruhi oleh ramalan penjualan pada periode akuntansi yang akan datang dan perubahan persediaan produk yang dikehendaki. Penentuan harga pokok standar 1. Standar biaya bahan baku adalah biaya bahan baku yang seharusnya terjadi dalam pengolahan satu satuan produk. Faktor-faktor yang menentukan standar biaya bahan baku untuk mengolah produk adalah sebagai berikut: a. Standar kuantitas bahan baku adalah jumlah kuantitas bahan baku yang seharusnya dipakai didalam pengolahan satu satuan produk tertentu. Penetapan standar kuantitas bahan bku didasarkan atas: (1)spesifikasi kualitas bahan baku; (2)spesifikasi produk yang dihasilkan; (3)ukuran bahan baku setiap satuan; (4)spesifikasi teknis. b. Standar harga bahan baku adalah harga bahan baku per satuan yang seharusnya terjadi didalam pembelian bahan baku. Penentuan standar harga bahan baku dapat menggunakan dasar tingkar harga ideal, normal, dan current. Standar harga bahan baku meliputi harga faktur bahan baku dikurangi potongan pembelian bahan baku apabila ada, ditambah biaya-biaya lainnya dalam rangka pengadaan bahan baku sampai siap dipakai. 2. Standar biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja langsung yang seharusnya terjadi didalam pengolahan satu satuan produk. Faktor-faktor yang menentukan standar biaya tenaga kerja langsung adalah sebagai berikut: a. Standar tarip upah langsung adalah tarip upah langsung yang seharusnya terjadi untuk setiap satuan pengupahan (misalnya: upah per jam, upahper potong) didalam pengolahan produk tertentu. Penentuan standar tarip upah langsung dapat didasarkan atas: (1)sistem pengupahan yang dilaksanakan oleh perusahaan’ (2)perjanjian kerja kolektif yang diadakan oleh organisasi buruh atau karyawan dengan perusahaan; (3)tarip upah langsung yang dibayarkan pada masa lalu disesuaikan dengan tingkat upah yang diharapkan akan terjadi pada periode penggunaan standar; (4)berdasarkan pasaran tenaga kerja yang bersaing sesuai dengan kondisi dan tempat atau lokasi perusahaan b. Standar waktu (jam) kerja langsung adalah jam atau waktu kerja yang seharusnya dipakai didalam pengolahan satu satuan produk. Penetapan standar waktu kerja didasarkan pada faktor berikut: (1)kegiatan apa yang dilaksanakan oleh tenaga kerja langsung; (2)berapa waktu yang seharusnya diserap untuk setiap kegiatan atau setiap unit produk yang dikerjakan. 3. Standar biaya overhead pabrik adalah biaya oeverhead pabrik yang seharusnya terjadi didalam mengolah satu satuan produk. Langkah-langkah penentuan standar biaya overhead pabrik tidak berbeda dengan langkah-langkah penentuan tarip biaya overhead pabrik. Penetuan tarip tunggal standar biaya overhead pabrik ditentukan dengan langkahlangkah sebagai berikut: (1)penentuan anggaran biaya overhead pabrik; (2)penentuan dasar pembebanan dan tingkat kapasitas; (3)perhitungan tarip standar biaya overhead pabrik. Penentuan tarip standar biaya overhead pabrik departemenisasi adalah melalui proses distribusi dan alokasi yang pada akhirnya tarip standar biaya overhead pabrik dapat dihitung untuk setiap departemen produksi, dimana tarip tersebut dihitung tarip total, tarip tetap, tarip variabel untuk setiap departemen produksi.